A - Sistem Imun Pada Hewan - 4
A - Sistem Imun Pada Hewan - 4
A - Sistem Imun Pada Hewan - 4
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan
Dosen pengampu: Tika Mayang Sari, M.Pd.
Di susun:
Kelompok 4
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan kasih sayang dan
ridhanya, sehingga tugas makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa shalawat
beriringakan salam semoga selalu kita sanjung agungkan kepada junjunan kita
Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami sampaikan kepada Ibu Tika
Mayang Sari selaku dosen mata kuliah Fisiologi Hewan serta teman-teman yang
telah membantu kami dalam menyumbangkan buah pikirannya untuk
menyelesaikan makalah ini. Terakhir kami memohon maaf yang sebesar-besarnya
dan saya pun menyadari di dunia ini tak ada yang sempurna, begitu pula dengan
makalah kami masih jauh dari kata sempurna untuk itu saya membuka lembar-
lembar kritik dan saran yang bersifat membangun.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Limfatik Pada Hewan...............................................................3
B. Sistem Kekebalan Pada Hewan............................................................5
C. Antigen Pada Hewan............................................................................15
D. Antibodi Pada Hewan...........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
imun nonspesifik dan spesifik. Sistem pertahanan diri sebagai 2
contoh pada ikan (terutama kelompok teleostei) terhadap patogen
dapat berupa lendir, sisik, dan kulit. Untuk lebih memahami tentang
sistem pertahanan tubuh ikan yang terkait dengan kesehatannya, perlu
dipahami bahwa kesehatan ikan tergantung pada hubungan beberapa
komponen utama system yang perlu ditelaah dan dibahas kembali.
Maka dari itu kelompok kami akan menjelaskan secara singkat
megenai perbandingan imun pada hewan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Limfatik
Sistem limfatik adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh yang
berperan sebagai sistem sirkulasi sekunder (aksesori). Sistem limfatik
adalah suatu sistem yang berperan dalam mengalirkan cairan interstisial
dari duodenum menuju ke darah, selain itu juga mempunyai fungsi-fungsi
lain seperti sirkulasi cairan pada jaringan. Sistem limfatik pada hewan adalah
bagian dari sistem kekebalan tubuh yang penting dalam menjaga kesehatan dan
melindungi tubuh dari infeksi, peradangan, dan penyakit. Sistem limfatik terdiri
dari jaringan limfatik, organ limfatik, dan zat-zat dalam tubuh yang berperan
dalam produksi sel-sel kekebalan. Sistem limfatik memiliki beberapa fungsi
utama, termasuk:
1. Produksi Sel-sel Kekebalan: Organ-organ limfatik seperti sumsum
tulang, limpa, dan kelenjar timus berperan dalam pembentukan
sel-sel darah putih atau leukosit. Sel-sel ini memiliki peran kunci
dalam mengenali dan melawan patogen (mikroorganisme
penyebab penyakit) seperti bakteri, virus, dan jamur.
2. Transportasi Limf: Sistem limfatik membantu dalam pergerakan
limf, yaitu cairan bening yang mengandung sel-sel darah putih,
dari jaringan-jaringan tubuh kembali ke aliran darah. Limf
berperan dalam membersihkan jaringan tubuh dari bakteri, sel-sel
mati, dan zat-zat asing.
3. Filtrasi dan Detoksifikasi: Organ-organ limfatik seperti limpa
berfungsi sebagai filter yang membersihkan limf dari patogen dan
bahan-bahan berbahaya. Limpa juga berperan dalam detoksifikasi
zat-zat tertentu dalam tubuh.
3
4. Produksi Antibodi: Sel-sel B yang terdapat dalam sistem limfatik
menghasilkan antibodi, yang merupakan protein yang membantu
tubuh melawan infeksi. Antibodi ini mengenali dan menetralkan
patogen dengan berbagai cara.
Gambar 1. Limfatik.
1
“CONTENT Fisiologi Hewan.pdf,” t.t.
4
B. Sistem Kekebalan Pada Hewan
5
tubuh untuk meningkatkan repons kebal terhadapnya. Antigen yang paling
umum adalah protein yang mengandung substansi dari organisme lain,
seperti toksin yang dihasilkan oleh bakteri atau lapisan protein penutup
virus.2
Mikroba yang menyerang masuk ke dalam tubuh harus menembus
rintangan eksternal yang dibentuk oleh kulit dan membrane mukosa, yang
menutupi permukaan dan melapisi pembukaan padatubuh hewan. Jika
berhasil melewati barier tersebut, pathogen harus menghadapi garis
pertahanan non spesifik kedua, yaitu mekanisme yang saling berinteraksi
dan meliputi fagositosis, respon peradangan, dan protein antimikroba.
2
“Anatomi Hewan 2.pdf,” t.t., HL 207.
6
Berdasarkan urutan mekanisme sistem pertahanan tubuh seperti
yang diungkapkan di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
7
Kulit merupakan rintangan yang pertama dihadapi oleh
pathogen. Kulit diibaratkan sebagai benteng pertama pertahanan
tubuh. Fungsi perlindungan utama dari kulit diwujudkan lewat
lapisan sel mati yang merupakan bagian terluar kulit. Setiap sel
baru yang dihasilkan daripembelahan sel bergerak dari bagiand
alam kulit menuju ke permukaan kulit. Selain itu kulit
menghasilkan protein yang sangat kuat, yaitu keratin. Senyawa
keratin mempunyai struktur yang sangat kuat dan keras sehingga
sulit didekomposisi oleh mikroorganisme pathogen. Kulit dan
membrane mukosa juga menghasilkan kelenjar minyak dan
keringat yang memberikan pH kulit berkisar antara 3-5 yang cukup
asam untuk mencegah kolonisasi oleh mikroba. Kolonisasi
mikroba juga dapat dihambat oleh kelenjar saliva, air mata, dan
sekresi mukosa yang terus menerus membahasahi permukaan yang
terpapar. Sekresi tersebut juga mengandung lisozim, yaitu enzim
yang mampu merusak dinding sel bakteri yang berusaha masuk
melalui sistem respirasi dan pembukaan disekitar mata. Mucus
merupakan cairan kental yang disekresikan oleh sel-sel membrane
mukosa. Di trakea, sel epithelium bersilia menyapu keluar mucus
dengan mikroba yang terjerat di dalamnya, sehingga mencegah
mikroba memasuki paru-paru. Mikroba yang masuk melalui
makanan akan menghadapi HCl yang sangat asam yang dapat
membunuh bakteri (Campbell, 2004).
8
1) Fagositosis
9
Selain neutrofil dan monosit, terdapat juga eosinofil
yang berperan dalam sistem pertahan nonspesifik internal.
Sekitar 1,5% sel darah putih merupakan eosinofil. Eosinofil
memiliki aktivitas fagositosit yang terbatas, namun
mengandung enzim penghancur di dalam granul
sitoplasmanya. Eosinofil berperan dalam pertahanan tubuh
terhadap cacing parasit. Eosinofil memposisikan diri di
permukaan cacing dan menyekresikan enzim dari granul
untuk menghancurkan cacing tersebut.
10
keras. Pada proses ini dipengaruhi oleh Histamin dan
prostalgidin. Histamin yang dihasilkan oleh sel tubuh
berperan untuk meningkatkan konsentrasi otot dan
permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler di sekitar
areal yang terinfeksi. Peningkatan aliran darah akan
memudahkan perpindahan sel – sel fagosit dari darah ke
dalam jaringan yang terluka. Netrofil merupakan fagosit
pertama yang menyelubungi luka selanjutnya monosit
berperan dengan berkembang menjadi makrofag yang akan
membersihkan sel – sel jaringan yang rusak.
11
molekul yang teraktifkan, akan mengaktifkan jenis protein
komplemen lain dan begitu seterusnya. Aktivasi protein
komplemen terjadi jika protein komplemen tersebut
berikatan dengan protein yang disebut antigen. Antigen
telah dimiliki oleh patogen. Aktivasi dapat terjadi ketika
protein komplemen berikatan langsung dengan permukaan
bakteri. Beberapa protein komplemen dapat bersatu
membentuk pori kompleks yang menginduksi lisis
(kematian sel) pada patogen. Beberapa protein komplemen
yang teraktifkan juga menyebabkan respons pertahanan
tubuh nonspesifik yang disebut peradangan (inflamasi).
Selain itu, “menarik” sel-sel fagosit menuju sel atau
jaringan yang rusak.
12
dengan membentuk antibodi. Sel B dapat dibedakan menjadi 3
jenis berikut.
a. Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat (memori).
b. Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi.
c. Sel B pengingat (memori), berfungsi mengingat antigen yang
pernah masuk ke tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B
plasma jika terjadi infeksi kedua.
2) Sel T
"T" berasal dari kata timus, yaitu suatu kelenjar dalam
rongga dada di atas jantung yang berperan dalam pematangan
limfosit T setelah diproduksi di sumsum tulang. Sel T berperan
dalam pembentukan kekebalan seluler yaitu dengan cara
menyerang sel penghasil antigen secara langsung. Sel T juga ikut
membantu produksi antibodi oleh sel B plasma. Sel T dapat
dibedakan menjadi tiga jenis berikut.
a. Sel T sitotoksik, berfungsi menyerang patogen yang masuk ke
tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, serta sel kanker secara
langsung.
b. Sel T helper, berfungsi menstimulasi pembentukan jenis sel T
lainnya dan sel B plasma serta mengaktivasi makrofag untuk
melakukan fagositosis.
c. Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan
respon imun dengan cara menurunkan produksi antibodi dan
mengurangi aktivitas sel T sitotoksik. Sel T supresor akan
bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.
13
Gambar 5: Respon Imun
Sumber: (Campbell, 2011)
C. Antigen
14
Pada umumnya suatu antigen dapat dikatakan sebagai antigen yang
kuat apabila berat molekulnya melebihi 10.000. Namun demikian ada
kekecualian bagi hormon polipeptin glukagon yang memiliki berat
molekul 4.600, dan insulin yang mempunyai berat molekul 5.000 dapat
berfungsi sebagai immunogen.
Kandungan kimia dari suatu bahan merupakan faktor penting untuk
menentukan keimunogenan. Pada umumnya protein merupakan imunogen
yang baik. Makro molekul seperti polisakarid dapat juga dianggap sebagai
antigen kuat, sedangkan lipid dan asam nukleat biasanya merupakan antigen
lemah. Tetapi apabila lipid atau asam nukleat digabungkan dengan dengan
protein terlebih dahulu sehingga terbentuk makro molekul (lipo protein atau
nukleo protein) maka akan dapat menghasilkan zat anti dengan level yang
tinggi. Lipopolisakarid yang terdapat pada permukaan dinding sel bakteri
gram negatif mempunyai keimunogenan yang tinggi.3
3
Ayu Syilvita Amanda, “Limfoma pada anjing Golden Retriever,” ARSHI Veterinary Letters 3,
no. 2 (29 Mei 2019): 21–22, https://doi.org/10.29244/avl.3.2.21-22.
15
Gambar 6: Antigen
Berdasarkan respon imunnya,antigen dapdi bedakan menjadi:
a. Tidak lengkap antigen (kebetulan)
Adalah molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenik
(molekul karier) yang termasuk oleh Molekul besar (imunogen).
Namun terjadi ini tidak dapat memacu produksi antibody jika tidak
berikatan dengan molekul besar sampai disebut misalnya lagi
molekulnon-imtidakasli.
b. Lengkap antigen (imunogen).
Imunogen adalah Moekul besar darisebuah antigen dan bersifat
sebagai moekul pembawa karena membawa molekul kecil (terjadi)
dari suatu antigen. Imunogen ini dapat dikenal oleh antibodi dan
pembentukan emacu antibodi (imunogenik).
16
tubuh atau makanan tertentu. Contohnya adalah antigen pada protein sel
darah merah yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
6. Antigen Kimia: Senyawa kimia seperti obat-obatan, toksin, atau bahan
kimia tertentu juga dapat berfungsi sebagai antigen jika sistem kekebalan
tubuh mengenali mereka sebagai benda asing.
7. Antigen Transplantasi: Dalam transplantasi organ atau jaringan, antigen
yang paling penting adalah antigen histokompatibilitas manusia (HLA)
yang ada pada permukaan sel tubuh dan harus sesuai dengan penerima
untuk menghindari penolakan organ.
8. Antigen Kanker (Antigen Tumor): Beberapa sel kanker menghasilkan
antigen unik yang tidak ditemukan pada sel sehat. Ini disebut antigen
tumor dan dapat menjadi target terapi imunologi kanker.
D. Antibodi
Antibodi, juga dikenal sebagai immunoglobulin, adalah protein yang
diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh hewan (dan manusia) sebagai
respons terhadap masuknya zat asing seperti bakteri, virus, parasit, atau
bahan kimia berbahaya lainnya ke dalam tubuh. Fungsi utama antibodi
adalah melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit dengan mengenali dan
mengikat zat asing tersebut, sehingga memfasilitasi penghapusan mereka
oleh sistem kekebalan tubuh. Berikut adalah beberapa poin penting tentang
antibodi pada hewan:4
Antibodi merupakan biomolekul yang tersusun atas protein da
dibentuk sebagai respons terhadap keberadaan benda-benda asing yang
4
“FISIOLOGI HEWAN. RISA PURNAMASARI, S.Si., M.Si DWI RUKMA SANTI, S.ST.,
M.Kes PENERBIT PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UIN SUNAN AMPEL,” t.t.
17
tidak dikehendaki di dalam tubuh kita. Benda-benda asing itu isebut
antigen. Tiap kali ada benda-bendaasing yang masuk ke dalam tubuh
diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi.Antibodi dihasilkan oleh
limfosit B atau sel-sel B. Antibodi digunakan untuk menetralkan atau
menghancurkan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Setiap detik sekitar
2.000 molekul antibodi diproduksi oleh sel-sel B. Salah satu contoh
peristiwa yang melibatkan antibodi adalah ketika kulit kita terkena infeksi
karena luka maka akan timbul nanah. Nanah itu merupakan limfosit atau
sel-sel B yang mati setelah berperang melawan antigen. Antibodi dapat
ditemukan pada aliran darah dan cairan nonseluler. Antibodi memiliki
struktur molekul yang bersesuaian dengan antigen secara sempurna,
seperti anak kunci dengan lubangnya. Tiap jenis antibodi spesifik terhadap
antigen jenis tertentu.
1. Jenis-jenis Antibodi
Antibodi disebut juga immunoglobulin (Ig) atau serum protein
globulin, karena berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses
kekebalan (immune). Ada lima macam immunoglobulin, yaitu IgG,
IgM, IgA, IgE, dan IgD.
a) Immunoglobulin G (IgG)
IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya
meninggi dalam satu bulan, menurun perlahan-lahan, dan terdapat
selama bertahun-tahun dengan kadar yang rendah. IgG beredar
dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening,
dan usus. Senyawa ini akan terbawa aliran darah langsung menuju
tempat antigen berada dan menghambatnya begitu terdeteksi.
Senyawa ini memiliki efek kuat antibakteri maupun virus, serta
menetralkan racun. IgG juga mampu menyelinap diantara sel-sel
danmenyingkirkan mikroorganisme yang masuk ke dalam sel-sel
dan kulit. Karena kemampuan serta ukurannya yang kecil, IgG
merupakan satu-satunya antibodi yang dapat dipindahkan melalui
plasenta dari ibu hamil ke janin dalam kandungannya untuk
melindungi janin dari kemungkinannya infeksi yang menyebabkan
18
kematian bayi sebelum lahir. Selanjutnya immunoglobulin dalam
kolostrum (air susu ibu atau ASI yang pertama kali keluar),
memberikan perlindungan kepada bayi terhadap infeksi sampai
sistem kekebalan bayi dapat menghasilkan antibodi sendiri.
b) Immunoglobulin A (IgA)
19
e) Immunoglobulin E (IgE)
Immunglobulin E atau IgE merupakan antibodi yang
beredar dalam aliran darah. Antibodi ini kadang juga menimbulkan
reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena itu, tubuh seorang yang
sedang mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE
pentingmelawan infeksi parasit, misalnya skistosomiasis, yang
banayk ditemukan di negara-negara berkembang (Pujiyanto, 2012).
20
melalui proses aglutinasi yang akan memudahkan
fagositosis makrofag.
Presipitasi (pengendapan) yaitu proses dimana molekul
molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh akan
diendapkan oleh antibody. Proses ini akan memudahkan
proses pengeluaran dan pembuangan antigen oleh
fagositosis.
Fiksasi komplemen (aktivasi) yaitu mengaktivasikan
komplemen dengan adanya kompleks antigen – antibody.
Apabila ada infeksi maka protein yang pertama dalam
rangkaian protein komplemen akan diaktifkan, reaksi
komplemen ini akan mengakibatkan lisisnya banyak jenis
virus dan sel – sel pathogen.
c. Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T Yang bertugas
menyerang sel – sel asing ataujaringan tubuh yang
terinfeksi secara langsung. Berdasarkan cara
memperolehnya kekebalan tubuh digolongkan menjadi dua
kelompok yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
Kekebalan Aktif Kekebalan aktif merupakan kekebalan
yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri, Tubuh membentuk
antibodi sendiri karena infeksi antigen. Kekebalan ini
dapatdiperoleh secara alami dan buatan sebagai contoh
secara alami melalui penyakit seperti halnya penyakit cacar
dan secara langsung tubuh membentuk vaksinasi virus
cacar dengan cara didalam tubuh penderita dikembangkan
kekebalan humoral dan kekebalan seluler, setelah mengidap
penyakit cacar penderita tidak akan terkena dua kali
penyakit cacar. Sedangkan cara buatan dengan adanya
vaksinasi (imunisasi) terhadap mikroorganisme tertentu
dengan cara dimasukkan antigen yang telah dilemahkan
atau telah mati kedalam tubuh.
21
Penting untuk diingat bahwa antibodi merupakan salah satu komponen
penting dalam sistem kekebalan tubuh hewan dan manusia, yang bekerja
sama dengan sel-sel lainnya untuk melindungi tubuh dari infeksi dan
penyakit.
Gambar 7: Antibodi
a. Paparan Virus
Misalnya, seseorang terpapar oleh virus influenza. Virus ini
memasuki tubuh dan mulai berkembang biak.
b. Pengenalan Virus oleh Sel-Sel Kekebalan
Sistem kekebalan tubuh mengandalkan sel-sel spesifik yan disebut
sel-sel antigen-presenting seperti makrofag atau dendritik yang
mendeteksi kehadiran virus. Mereka menangkap dan memproses virus.
c. Aktivasi Sel T-Helper
Sel-sel antigen-presenting mengaktifkan sel T-helper (T-CD4+),
yang merespon dengan mengenali fragmen antigen dari virus yang
dipresentasikan oleh sel antigen-presenting.
d. Aktivasi Sel B dan Produksi Antibodi
22
Sel T-helper kemudian merangsang sel B untuk menghasilkan
antibodi spesifik yang disebut IgM. Antibodi ini akan mengikat virus
dan membantu dalam penghancuran atau netralisasi virus.
e. Pembentukan Sel Memori
Sel B juga menghasilkan sel memori B, yang memiliki kemampuan
untuk "mengingat" virus tersebut. Ini adalah bagian penting dari
respons kekebalan adaptif, karena jika individu tersebut terpapar
kembali oleh virus yang sama, sel-sel memori akan segera
memproduksi antibodi IgG yang lebih kuat dan lebih cepat.
f. Penghancuran Virus
Antibodi yang dihasilkan oleh sel B akan mengikat virus,
membantu dalam penghancuran virus atau menghalangi virus agar
tidak dapat masuk ke sel-sel tubuh.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26