SP 2 - Jembatan Tipe Rangka Baja

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 147

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MALANG

LAPORAN TUGAS

STUDIO PERANCANGAN 2
SEMESTER : TUJUH (GANJIL)

DISUSUN OLEH :

NAMA : LUH LETA MILLEILA NURSANTI

NIM : 175060101111003

NAMA : QISTHINA TAMIMI N.P.

NIM : 175060100111012

DOSEN : Dr. Eng. Ir. Eva Arifi, ST., MT

TAHUN AJARAN
2019/2020
MATA KULIAH : STUDIO PERANCANGAN II
KODE MATA KULIAH : TKS 4026
BEBAN STUDI : 2 SKS
SEMESTER : Genap 2020/2021

NAMA : Qisthina Tamimi Nurfidiani P. NIM : 175060100111012


NAMA : Luh Leta Milleilia N. NIM : 175060101111003
NO MATERI NILAI
A. DESAIN BANGUNAN ATAS
1 Perhitungan Lantai Kendaraan dan Sandaran
2 Perhitungan Gelagar Memanjang
3 Perhitungan Gelagar Melintang (Diafragma)
4 Perhitungan Gelagar Induk
5 Perhitungan Sambungan
6 Perhitungan Dudukan Gelagar
7 Perhitungan Pelat Injak
8 Gambar Desain Bangunan ATas
JUMLAH (A)
B. STRUKTUR BETON
1 Perhitungan Abutmen
2 Perhitungan Desain Pondasi
3 Gambar Desain Bangunan Bawah
JUMLAH (B)
C. LAIN-LAIN
1
2
3
JUMLAH (C)
JUMLAH (A)+(B)+(C)
Lembar Monitoring Studio Perancangan II
Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Nama : Luh Leta Milleilia N.


Qisthina Tamimi Nurfidiani P.
Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Eva Arifi, ST., MT

TANGGAL CATATAN DOSEN PARAF


Perbaiki Sketsa Jembatan. lengkapi gambar potongan
24/09/2020
melintang
Revisi gambar muka air banjir, lanjut perhitungan pipa
1/10/2020
sandaran
Perhitungan Trotoar dan kerb, Gambar Penulangan
8/10/2020
Trotoar
15/10/2020 Perhitungan Pelat Lantai Kendaraan

19/10/2020 Revisi beban hidup

22/10/2020 Perhitungan Gelagar Memanjang

12/11/2020 Perhitungan Gelagar Melintang

26/11/2020 Revisi gelagar melintang, perhitungan ikatan angin

3/12/2020 Perhitungan Gelagar Induk

10/12/2020 Gambarkan Detail Sambungan Baut

17/12/2020 Perhitungan Elastomer dan Pelat Injak

31/12/2020 Perhitungan Abutmen dan Pondasi

2/01/2021 Lengkapi Gambar Detail


PERENCANAAN PIPA SANDARAN

650
25
167,5
Trotoar
Pelat Lantai Kendaraan
Gelagar memanjang

25
500
𝐿𝑠 6,5 − 1,675
=
5 6,5

𝐿𝑠 = 3,712 𝑚
A. Data Perencanaan
Fy = 240 Mpa
E = 200000 Mpa

B. Data Teknis

D t A W Ix=Iy ix=iy Wx=Wy


(mm) (mm) (cm2) (kg/m’) (cm4) (mm) (cm3)
101,6 4 12,26 9,63 146 3,45 28,8
C. Pembebanan pada pipa sandaran
 Beban horizontal (H) = 100 kg/m
 Beban vertikal (V) = 9,63 kg/m (berat sendiri pipa sandaran)

Sandaran direncanakan menggunakan pipa  101,6


V= 9,63 Kg/m

Resultan = √9,632 + 1002 = 100,46 kg/m

D. Analisa Struktur
100.23 kg/m
100,46 kg/m

3,712 m
323.1 cm
346,15

 Reaksi
1
𝑅𝑎𝑣 = × 𝑞 × 𝐿𝑠
2
1
Rav = 2 × 100,46 × 3,712
= 186,435 Kg
 Momen
1
𝑀𝑢 = × 𝑞 × 𝐿𝑠 2
8
1
𝑀𝑢 = × 100,46 × 3,7122
8
𝑀𝑢 = 172,991 𝐾𝑔𝑚
 Geser
1
𝐷 = × 𝑞 × 𝐿𝑠
2
1
D = 2 × 100,46 × 3,712
= 186,435 Kg
E. Kontrol Kapasitas Profil
Mu = 172,991 kgm
D (diameter) = 101,6 mm
Ketebalan (t) = 4 mm

a. Kontrol Tekuk Lokal


D 101,6
λ = = = 25,4
tf 4
0,11 x E 0,11 x 200000
λp = = = 91,667
fy 240
Karena flens λ < λp, maka penampang kompak.
 Sesuai SNI Pasal 8.2.3, dapat disimpulkan bahwa penampang kompak.
Maka, Mn = Mp
- Mn = Mp
= Zx x Fy
(𝐷−𝑡)3
= x 240 x 10−4
6
(101,6 − 4)3
= x 240 x 10−4
6

= 3719 kgm
- Mn = 1,5 My
= 1,5 . Sx. fy
= 1,5. 28800. 240 x 10−4
= 1036,8 kgm
- ϕMn = 0,9 × Mn
= 0,9 x 1036,8
= 933,12 kgm
Mu < ϕMn
172,991 Kgm < 933,12 kgm …… (OK!)
 Pipa Galvanis Ø 101,6 mm aman terhadap pengaruh tekuk lokal.
b. Kontrol Geser
h' D − tw 101,6 − 4
= = = 24,4
tw tw 4
1.100 1.100
= = 71,005
√f y √240

h' 1.100
Karena < , maka (SNI Pasal 8.8.3-b):
tw √f y

Vn = 0,6 × fy × Ae
1
= 0,6 × 240 × 4 л (101,6 – 4)2

= 1.007.772 N
= 107.777,17 kg
ϕ.Vn = 0,75 × Vn
= 0,75 × 107.777,17
= 80.832,88 kg
Vu < ϕVn
186,44 Kg < 80.832,88 Kg …… (OK!)

 Pipa Galvanis Ø 101,6 mm aman terhadap pengaruh geser.

c. Kontrol Lendutan
L
Lendutan maksimum yang diijinkan = 300
L 3,712
δ ijin = 300
= 300
= 0,0124m
5 × qtotal × L4
δx = 384 × E × Ix

5 . 100,46 . 3,7124
= 384 .2 .1010 . 146 .10−8

= 0,0085 m
δx < δ ijin
𝟎, 𝟎𝟎𝟖𝟓 m < 0,0124 m …… (OK!)
 Pipa Galvanis Ø 101,6 mm aman terhadap lendutan
 Maka, dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa Pipa Galvanis Ø 101,6 mm
dapat digunakan.
Perencanaan Trotoar dan kerb Jembatan

Data yang diketahui


• Kelas Jembatan = 1
Data Dimensi Struktur :
• Bentang Jembatan = 40 m
• Lebar Jembatan = 10.5 m
• Lebar Trotoar =2x1m
• Lebar kerb = 0.1 m = 10 cm
• Tebal trotoar = 0.2 m = 20 cm
• Tebal kerb = 0.2 m = 20 cm
• Tebal lantai = 0.25 m = 25 cm
• Lebar lantai = 1.1 m = 110 cm
Mutu Beton :
• f'’c = 30 Mpa
• Berat Jenis Beton bertulang = 2400 kg/m3
• Berat Jenis Beton = 2200 kg/m3

Pembebanan Struktur

10
100
230
25 20

100
• Menurut PPPJJR ’ 87 Bab III Pasal 1 (2) 2.5 Beban pada trotoar, kerb dan sandaran :
➢ Konstruksi trotoar harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar 500 kg/m2. Dalam
perhitungan kekuatan gelagar karena pengaruh beban hidup pada trotoir, diperhitungkan
beban sebesar 60% beban hidup trotoir.
➢ Kerb yang terdapat pada tepi-tepi lantai kendaraan harus diperhitungkan untuk dapat
menahan satu beban horisontal ke arah melintang jembatan sebesar 500 kg/m1 yang bekerja
pada puncak kerb atau pada tinggi 25 cm di atas permukaan lantai kendaraan apabila tinggi
kerb yang bersangkutan lebih tinggi dari 25 cm.
➢ Tiang-tiang sandaran pada setiap tepi trotoar harus diperhitungkan untuk dapat menahan
beban horisontal sebesar 100 kg/m1 yang bekerja pada tinggi 90 cm di atas trotoar.

• Beban Hidup yang bekerja pada trotoar dan kerb adalah :

1. Beban hidup pada trotoar dan kerb


q1 = 500 kg/m2

2. Beban hidup horizontal pada kerb


H2 = 500 kg/m

Skema pembebanan :

10
20
230

100

P1 P2
25

P3
A

❖ Pembebanan yang ada

- Beban P1 (trotoar) = tebal x lebar trotoar x panjang x BJ beton Bertulang


= 0,2 m x 1 m x 1 m x 2400 kg/m3
= 480 kg
- Beban P2 (Kerb) = tebal x lebar kerb x panjang x BJ beton
= 0,2 m x 0,1 m x 1 m x 2200 kg/m3
= 44 kg
- Beban P3 (Plat lantai) = tebal x lebar lantai x Panjang x BJ beton bertulang
= 0.25 m x 1.1 m x 1 m x 2400 kg/m3
= 660 kg

❖ Mencari Momen maksimum di titik A akibat beban

- Akibat beban hidup (ditinjau arah 1 m memanjang)


1. MH2 = 500 kg/m x 1 m x 0.45 m = 225 kgm
2
2. Mq1 = 500 kg/m x 1 m x 1 m x 0.5 m = 250 kgm
Momen total beban hidup = 475 kgm

- Akibat beban mati


1. MP1 = 480 kg x 0.6 m = 288 kgm
2. MP2 = 44 kg x 0.05 m = 2.2 kgm
3. MP3 = 660 kg x 0.55 m = 363 kgm
Momen total beban mati = 653.2 kgm

❖ Kombinasi Desain :
1. 1.4D = 1.4 x 653.2 kgm
= 914.48 kgm
2. 1.2D + 1.6L = 1.2 x 653.2 kgm + 1.6 x 475 kgm
= 1543.84 kgm

 Diambil momen ultimate sebesar 1543.84 kgm sebagai desain penulangan trotoar
❖ Penulangan
Trotoar diasumsikan sebagai struktur pelat satu arah dengan tumpuan jepit bebas

❖ Data :
Tebal trotoar = 200 mm

Tebal selimut beton = d’ = 40 mm

Lebar trotoar (ditinjau tiap 1 meter) = b = 1000 mm

Fy φ = 240 MPa

Fy D = 320 MPa

F’c = 30 MPa

d = h – d’ = 200 – 40 mm = 160 mm

φ = 0.8 (Factor desain untuk menahan lentur)

(SNI – 03 – 2847 – 2002)

Mu = 1543.84 kgm

Mn = Mu/ φ = 1543.84 /0.8 = 1929.8 kgm

1.4 1.4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0.004375
𝑓𝑦 320
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0.75 𝜌𝑏
0.85𝑥𝑓 ′ 𝑐 600
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0.75 (𝛽1 𝑥 )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0.85 𝑥 30 600
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0.75 (0.85 𝑥 )
320 600 + 320
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0.038978
𝑀𝑛 1543.84 kgm 𝑥 104
𝑅𝑛 = = = 0.942285 𝑀𝑃𝑎
∅ . 𝑏 . 𝑑2 0.8 𝑥 1000 𝑥 1602
𝑓𝑦 320
𝑚= = = 12.54902
0.85 𝑓′𝑐 0.85 𝑥 30
1 2 . 𝑚 . 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦

1 2 𝑥 12.54902 𝑥 0.942285
𝜌= (1 − √1 − )
12.54902 320

= 0,003001

𝜌 lebih kecil daripada ρmin, maka digunakan ρmin sebagai desain tulangan
As = ρmin x b x d =0.004375x 1000 x 160 = 700 mm2

Menurut SK-SNI 2847-2002, kriteria tulangan bagi adalah sebagai berikut

Diketahui fy
tulangan polos sebesar 240 MPa, sehingga tulangan bagi diambil sebesar 0.0020 daripada luasan
balok
As’ = 0.0020 x b x d = 0.002 x 1000 x 160 = 320 mm2

Dipilih profil tulangan :


Tulangan pokok = D13-150 ; As = 885 mm2
Tulangan bagi = D13-250 ; As' = 531 mm2
❖ Kontrol Kapasitas Nominal Penampang
Keseimbangan gaya
C =T
Cc =T
0.85 x fc’ x b x a = As.Fy
0.85 x 30 x 1000 x a = 885 x 320
a = 11,1059 mm

Letak garis netral (c) = a/β = a/0.85 = 11.1059 mm / 0.85 = 13.06574 mm


Kontrol regangan Tarik baja
𝑑−𝑐 (160 − 13.06574)
ɛ𝑠 = . ɛ𝑐 = 𝑥 0.003 = 0.033737
𝑐 13.06574

❖ Tegangan baja Tarik :


Fs = ɛ𝑠. 𝐸𝑠 = 0.033737x 210000 MPa = 7084.831 MPa > 350 MPa
❖ Momen lentur nominal :
Mn = As.fy (d – a/2) = 885 x 320 x (160 – 11,1059 /2) = 43739407 Nmm

Mn =43739407 Nmm > 1543.84kgm

Mn = 43739407 Nmm > 1543840 Nmm

 Penampang mampu menahan beban


20

D13-150 D13-250
kerb
25
Refrensi untuk kerb :
PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN

Data Perencanaan :
• Kelas Jembatan =I
• Lebar jembatan = 10.5 m
• Lebar lantai kendaraan = 9.5 m
• Jarak antar gelagar memanjang = 1.5 m
• Jarak antar gelagar melintang =5m
• Mutu beton (f'c) = 30 MPa
• Tebal pelat = 25 cm = 0.25 m
• Tebal perkerasan aspal = 10 cm = 0.1 m
• Tebal air hujan = 5 cm = 0.05 m
• Tebal trotoar dan kerb = 25 cm = 0.25 m
• Lebar trotoar = 100 cm =1m
• Lebar kerb = 15 cm = 0.15 cm
• fy tulangan BJ-37 = 240 MPa
• Berat jenis beton bertulang ( γc ) = 2320 kg/m3
• Berat jenis beton pracetak = 2200 kg/m3
• Berat jenis aspal ( γa ) = 2245 kg/m3

Penentuan Tipe Pelat


Ly / Lx = 5 m / 1.5 m = 3.3 (Pelat Satu Arah)

1. Akibat Beban Mati


Faktor beban ultimit = 1.3
a) Beban Merata pada Jalan
per pias 1 meter panjang gelagar memanjang
- berat lantai kendaraan = 0.25 m × 1 m × 2320 kg/m3 = 580 kg/m
- berat perkerasan jalan = 0.1 m × 1 m × 2245 kg/m3 = 224.5 kg/m
Berat total (q1) = 804.5 kg/m
b) Beban Merata pada Trotoar
- berat lantai kendaraan = 0.25 m × 1 m × 2320 kg/m3 = 580 kg/m
- berat trotoar = 0.25 m × 1 m × 2320 kg/m3 = 580 kg/m
Berat total (q2) = 1160 kg/m
Total Akibat Beban Mati = q1 + q2
= 804.5 kg/m + 1160 kg/m
= 1964.5 kg/m

2. Akibat Beban Hidup ( T ) :


Faktor Beban Ultimit = 1.8

a) Beban Muatan T
Untuk perhitungan kekuatan lantai kendaraan atau sistem lantai kendaraan jembatan harus
digunakan beban ” T ” pada Standart Nasional Indonesia tentang Pembebanan Jembatan Tahun
2016, beban yang merupakan kendaraan truck yang mempunyai beban roda ganda ( Dual Wheel
Load ) sebesar 112,5 kN (11,468 ton).

gambar 1 peraturan pembebanan jembatan


Sumber : SNI Pembebanan Jembatan 1725:2016

11,468 ton 25 cm

75 cm

0,5 × 0,25 = 0,125 m


0,5 × 0,25 = 0,125 m
0,75 + 2 (0,125) = 1 m
m
T = 11468 kg
Untuk jalan kelas I beban maksimum 100% dari beban yang tercantum di SNI 1725:2016,
sehingga T = 100 % × 11468 kg = 11468 kg
𝑇 11468 𝑘𝑔
q= = = 11468 kg/m2
(𝐿+(2 × 0,125)) × (𝐵+(2 × 0,125)) (0.75+0,25)× (0.25+0,25)

q = 11468 kg/m2 × 0.5 m = 11468 kg/m


b) Beban Hidup Trotoar
Beban Pejalan Kaki = 5 kPa = 509.68 kg/m2
= 509.68 kg/m2 × 1m = 509.68 kg/m
c) Beban Hidup Kerb
Menurut RSNI T 02-2005
Q = 15 kN/meter
= 1529.05 kg/meter
Untuk tiap pias 1 meter
M1 =q×L×h
= 1529.05 x 1 x (0.25+(0.25/2))
= 573.394 Kgm

d) Beban Hujan
Berat Hujan per Pias 1 meter
Q = b × h × gamma air
= 1 m × 0.05 m × 1000 kg/m3
= 50 kg/m

PERHITUNGAN MOMEN (SAP)

Akibat Beban Mati

1160 kg/m 804.5 kg/m 1160 kg/m

100 150 150 150 150 150 100

950
Akibat Beban Hidup
I. Kondisi 1

50 50 175 50 50 50 50 175 50

11468 kg/m 11468 kg/m 11468 kg/m 11468 kg/m

509.68 kg/m 509.68 kg/m


50 kg/m

573.4 kgm
573.4 kgm

100 150 150 150 150 150 100

950

II. Kondisi 2
50 175 50 50 175 50

11468 kg/m 11468 kg/m 11468 kg/m 11468 kg/m

509.68 kg/m 509.68 kg/m


50 kg/m

573.4 kgm
573.4 kgm

100 150 150 150 150 150 100

950

III. Kondisi 3

50 175 50

11468 kg/m 11468 kg/m

509.68 kg/m 509.68 kg/m


50 kg/m

573.4 kgm
573.4 kgm

100 150 150 150 150 150 100

950
IV. Kondisi IV
50 175 50

11468 kg/m 11468 kg/m

509.68 kg/m 509.68 kg/m


50 kg/m

573.4 kgm
573.4 kgm

100 150 150 150 150 150 100

950

Hasil Perhitungan Momen (SAP)


I. Kondisi 1

Mu = 3702.23 Kgm

II. Kondisi 2

Mu = 2960.65 Kgm

III. Kondisi 3

Mu = 2889.17 Kgm

IV. Kondisi 4

Mu = 3732.3 Kgm
Data Penampang Struktur
b =1m = 1000 mm
h = 0.25 = 250 mm
f’c = 30 Mpa
fy ulir = 320 Mpa
d’ = 40 mm
β1 = 0.85 (untuk f’c ≤ 30 Mpa)

Perhitungan Tulangan Lantai Kendaraan

Mu = 3732.3 kgm
b =1m = 1000 mm
d = 250 mm – 40 mm = 21 cm = 210 mm
4
𝑀𝑢 3732.3 . 10
Rn =  .𝑏. 𝑑2 = 0,8 .1000 . = 1,0579 Mpa
2102

𝑓𝑦 320
m = = = 12.549
0,85 .𝑓′𝑐 0,85 . 30
1,4 1,4
𝜌 min = = = 0,004375
𝑓𝑦 320

𝜌 max = 0,75 x 𝜌 b
0,85 .𝑓′𝑐 600
= 0,75 x 1 . . (untuk 0 < f’c < 30 MPa, 1 = 0,85)
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦
0,85 .30 600
= 0,75 . 0,85 . .
320 600+320
= 0,03313

1 2 . 𝑚 . 𝑅𝑛
𝜌 = (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦

1 2 . 12.549 . 1,0579
= (1 − √1 − )
12.549 320

= 0,00338
Syarat, ρ min < ρ < ρ max , maka digunakan :
𝜌 min = 0,004375
• As = ρ . b. d = 0,004375 x 1000 x 210 = 918.75 mm2 = 9.1875 cm2
• As' = 0,5 x As = 0,5 x 918.75 = 459.375 mm2 = 459.375 cm2

Dari tabel tulangan dipakai


• Tulangan Utama = D16 – 200 (As = 10.05 cm2)
• Tulangan Bagi = D13 – 250 (As = 5.31 cm2)

D13-250
D25-200 D16-200
D25-100
PERENCANAAN GELAGAR MEMANJANG

650
PIPA SANDARAN
TROTOAR
PELAT LANTAI KENDARAAN
KERB

25 25
PERKERASAN JALAN

90
167,5 GELAGAR MEMANJANG

GELAGAR MELINTANG

100
150 150 150 150 150 150 150
950
1050

1. Data yang diketahui :


 Tebal pelat lantai = 25 cm
 Tebal perkerasan aspal = 10 cm
 Tinggi air hujan = 5 cm
 Tebal trotoar = 25 cm
 Jarak gelagar memanjang = 1,5 m
 Jarak gelagar melintang =5m
 Bentang jembatan = 40 m
 Lebar jembatan = 10,5 m
 Lebar lantai kendaraan = 9,5 m
 Lebar trotoar =1m

2. Data bahan struktur :


 f’c = 30 MPa
 Digunakan Mutu baja BJ-37
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
 beton bertulang = 2320 kg/m3 (SNI 1725 2016)
 beton = 2200 kg/m3 (SNI 1725 2016)
 aspal = 2245 kg/m3 (SNI 1725 2016)
 air = 1000 kg/m3 (SNI 1725 2016)
 dek baja = 11.35 kg/m2 (SNI 1725 2016)
3. Direncanakan gelagar memanjang dengan Profil Baja WF 350.250.9.14
 Berat profil baja = 79,7 kg/m
 Tinggi (d) = 340 mm
 Lebar (b) = 250 mm
 Tebal badan (tw) =9 mm
 Tebal sayap (tf) = 14 mm
 Corner radius = 20 mm
 Luas penampang (A) = 101,5 cm2
 Modulus penampang (Sx) = 1280000 mm3 (tabel)
 Momen inersia (Ix) = 217000000 mm4
 Momen inersia (Iy) = 36500000 mm4
 Radius girasi (ry) = 60 mm
Perhitungan Zx
Zx = b × tf × (d - tf) + 0,25 × tw × ( d – 2 tf )2
= 250×14×(340 - 14) + 0,25×9×(340 – 2×14)2
= 1360024 mm3

4. Pembebanan :
a. BEBAN MATI STRUKTUR
- Gelagar Memanjang Tepi
Faktor beban ultimit : 1,3
o Trotoar = 0,25 × 1 × 2320 = 580 kg/m
o Pelat Lantai = 0,25 × (1+(1.5/2)) × 2320 = 1015 kg/m
qD1 = 1595 kg/m
Faktor beban ultimit : 1,1
o Dek baja = (1+(1.5/2)) × 11,35 = 19,863 kg/m
qD2 =19,863 kg/m
Total qD gelagar memanjang tepi = qD1 x 1,3 +qD2 x 1,1
= 1595 x 1,3 + 19,863 x 1,1
= 2095,349 kg/m
- Gelagar Memanjang Tengah
Faktor beban ultimit : 1,3
o Pelat Lantai = 0,25 × 1.5 × 2320 = 870 kg/m
qD3 = 870 kg/m
Faktor beban ultimit : 1,1
o Dek baja = 1,5 × 11,35 = 17,025 kg/m
qD4 = 17,025 kg/m

Total qD gelagar memanjang tengah = qD3 x 1,3 + qD4 x 1,1


= 870 x 1,3 + 17,025 x 1,1
= 1149,7275 kg/m
- Beban yang digunakan adalah yang terbesar. Maka qD = 2095,349 kg/m

b. BEBAN MATI AKIBAT BERAT SENDIRI


Faktor beban ultimit : 1,1
Menggunakan profil WF 350.250.9.14
Berat sendiri (qD5) = 79,7 kg/m
qD5 = 79,7 x 1,1
= 87,67 kg/m

c. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


- Gelagar Memanjang Tepi
Faktor beban ultimit : 2
 Beban mati akibat lantai kendaraan
o Air hujan = 0,05 × (1+(1,5/2)) × 1000 = 87,5 kg/m
o Lapis Perkerasan = 0,1 × (1.5/2) × 2245 = 168,38 kg/m
qD6 =255,88 kg/m
Total qD gelagar memanjang tepi = qD6 x 2
= 255,88 x 2
= 511,75 Kg/m
- Gelagar Memanjang Tengah
Faktor beban ultimit : 2
 Beban mati akibat lantai kendaraan
o Air hujan = 0,05 × 1,5/2 × 1000 = 75 kg/m
o Lapis Perkerasan = 0,1 × 1.5 × 2245 = 336,75 kg/m
qD7 = 411,75 kg/m
Total qD gelagar memanjang tepi = qD7 x 2
= 411,75 x 2 = 823,5 kg/m
- Beban yang digunakan adalah yang terbesar. Maka qD = 823,5 kg/m

d. BEBAN HIDUP
Faktor beban ultimit : 1,8
- Beban Garis “P”

Beban garis terpusat (BGT) dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan


tegak lurus terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p
adalah sebesar 49,0 kN/m. (SNI 1725-2016, Pembebanan untuk Jembatan)
(SNI 1725 2016 pasal 8.3)
P = 49 kn/m
= 4900 kg/m x 1,5
= 7350 kg
- Beban Terbagi Rata “q”
Pada SNI 1725:2016 tentang Pembebanan untuk Jembatan, Beban terbagi
rata tergantung pada panjang total yang dibebani L sebagai berikut :
Jika L ≤ 30 m : q = 9,0 kPa
15
Karena L> 30 m : q = 9,0 (0,5 + ) kPa
𝐿
15
q = 9 (0,5+40) kPa

= 7,875 kPa
= 803,01 kg/m2
q = 803,01 x 1,5
= 1204,521 kg/m
- Beban Rem
Pengaruh gaya dalam arah memanjang jembatan akibat gaya rem, harus
ditinjau gaya rem sebesar 5% dari beban “D” tanpa koefisien kejut. Gaya
rem bekerja horisontal dalam arah sumbu jembatan dengan titik tangkap
setinggi 1,8 meter diatas permukaan lantai kendaraan. (SNI 1725 2016
pembebanan jembatan pasal 8.7)
 Jarak antar titik dimana rem bekerja dengan tepi atas gelagar :
z = 1,80 + 0,1 + 0,25 = 2,15 m
 Beban merata (q)
q = 5% x beban D (q)
= 5% x 1204,521 = 60,23 kg/m
 Beban tepusat (P)
P = 5% x beban D (P)
= 5% x 7350 = 367,5 kg
Beban Hidup terpusat total (P) = 7350 +367,5 = 7717,5 Kg
Beban Hidup merata Total (q) = 1204,52 + 60,3 = 1264,75 Kg/m

e. BEBAN ANGIN
1. Jembatan harus direncanakan memikul gaya akibat tekanan angin pada
kendaraan, dimana tekanan tersebut harus diasumsikan sebagai tekanan
menerus sebesar 146 kg/m (SNI 1725 2016 pembebanan jembatan
pasal 9.6)
2. Tekanan angin pada struktur
VDZ = 2,5 Vo (V10/VB) ln(Z/Zo)
= 2,5.19,3 km/jam (126/126) ln(12000 mm/2500 mm)
= 75,7 km/jam
PD = PB (VDZ/VB)2
= 0,0024 (75,7/126)2
= 0,000865 mpa
= 87 kg/m2 x 5m
= 432,98 kg/m
VDZ = kecepatan angin rencana pada elevasi rencana,Z (km/jam)
Vo = kecepatan gesekan angin (SNI 1725 2016 tabel 28)
V10 = kecepatan angin pada elevasi 10 m diatas permukaan air
(km/jam)
VB = Kecepatan angin dasar (90 – 126)km/jam
Z = elevasi struktur dimana angin dihitung diatas permukaan air (Z>10
m)
Zo = panjang gesekan di hulu jembatan (SNI 1725 2016 tabel 28)
PD = tekanan angin struktur
PB = tekanan angin dasar (SNI 1725 2016 tabel 29)
Jadi, qW = 75,7 + 432,98 = 508,66 kg/m

5. Ilustrasi beban
a. Beban Mati yang Dipikul Gelagar Memanjang

b. Beban Mati Akibat Berat Sendiri

c. Beban Mati Tambahan (MA)

d. Beban hidup

e. Beban Angin
6. Hasil Analisis SAP
a. Momen

b. Gaya Lintang

Mu = 26108.86 kgm
Du = 26646,83 kg

7. Kontrol Penampang :
Kontrol kelangsingan penampang (RSNI T-03-2005 Tabel 4)
 Tekuk Lokal Sayap (flange)
𝑏𝑓 250
𝜆= = = 8,929
2. 𝑡𝑓 2 . 14
170 170
𝜆𝑝 = = = 10,97
√𝑓𝑦 √240
370 370
𝜆𝑟 = = = 28,38
√𝑓𝑦 − 𝑓𝑟 √240 − 70
Check:
λ < λp < λr  PENAMPANG KOMPAK !!
 Tekuk Lokal Badan (web)
ℎ 340 − (2 × (14 + 20))
𝜆= = = 30,22
𝑡𝑤 9
1680 1680
𝜆𝑝 = = = 108,44
√𝑓𝑦 √240
2550 2550
𝜆𝑟 = = = 164,6
√𝑓𝑦 √240
Check:
λ < λp < λr  PENAMPANG KOMPAK !!
Jadi, penampang kompak terhadap sayap dan badan, sehingga Mn = Mp.
Kontrol pengaruh tekuk lokal (RSNI T-03-2005 pasal 7.2.3)
Mn = Mp
= fy x Zx
= 240 x 1360024
= 326405760 Nmm
= 32640.576 Kgm
Kontrol momen terhadap tekuk lokal:
 Mn > Mu
0,9 Mn > Mu
29376.5184kgm > 26108.86 kgm  OK !!
Jadi, profil kuat menahan momen terhadap tekuk lokal.

Kontrol pengaruh tekuk lateral (RSNI T-03-2005 pasal 7.3.1)


Diketahui :
o Mutu baja
o fy = 240 MPa
o fr = 70 Mpa (Profil Hotrolled)
o E = 200000 Mpa
o G = 80000 Mpa

1
J = (( 2 × b × tf3 ) + ( (d – 2(tf) × tw3 ))
3
1
= (( 2 × 250 × 143 ) + ( (340 – 2(14) × 93 )) = 533149.33 mm4
3
1
𝐼𝑓 ×ℎ2 ×14×2503 ×[(340 – 2(14+20)) ]2
12
Cw = = = 337.166.666.667mm6
4 4
FL = fy – fr = 240 – 70 = 170 MPa

 E xG x J x A
X1 =
Sx 2

𝜋 2.105 ×8.104 ×533149.33 ×10150


= ×√ = 16148,88 MPa
1740000 2
S x 2 Cw
X2 =4x ( )
G xJ Iy
1280000 337.166.666.667
=4x( )2 = 3,3278 ×10-5 mm
8.104 ×533149.33 36500000

Lp = ry 790
fy
790
= 60 x = 3059,66 mm = 3,059 m
√240
L = 5 m = 5000 mm
ry x X 1
Lr = 1  1  X 2 ( FL ) 2
FL

60 × 16148,88
= √1 + √1 + 3,3278 × 10 − 5 (170)2
170

= 8830,92 mm
= 8,83 m

Lp ≤ L ≤ Lr  Bentang Menengah (RSNI T-03-2005 pasal 7.3.4)


Ma (L= ¼ L) = 15548,33 Kgm
Mb (L = ½ L) = 22409,08 Kgm
Mc (L= ¾ L) = 2493,9 Kgm
Mmaks = 26108,86 Kgm

12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5M max  3M a  4M b  3M c
12,5(26108,86)
= ≤ 2,3
2,5(26108,86)+3(15548,33)+4(22409,08 )+3(2493,9)

= 1,57 ≤ 2,3  Cb yang digunakan = 1,57

Mp = fy x Zx
= 240 x 1360024
= 326405760 Nmm
= 32640,576 Kgm
Mr = (fy-fr) x Sx
= (240-70) x 1280000
= 217600000 Nmm
= 21760 kgm
(RSNI T-03-2005 pasal 7.3.4)
 Lr  L 
Mn = Cb M r  (M p  M r ) Mp
 Lr  L p 
8,831 −𝟓
= 1,57 [21760 + ( 32640,576 − 21760) 8,831 −3,0597 ] ≤ 𝑴𝒑

= 45249.47982 kgm > 32640,576 kgm  Gunakan Mn = Mp

Kontrol momen terhadap tekuk lateral:


 Mn > Mu
0,9 Mp > Mu
0,9 x 32640,576kgm > 26108,86 kgm
29376,5184 kgm > 29649.16 kgm  OK !!
Jadi, profil kuat menahan momen terhadap tekuk lateral.

Kontrol pengaruh geser (RSNI T-03-2005 pasal 7.8.2)


ℎ 1100

𝑡𝑤 √𝑓𝑦
340 − 2 × (14 + 20) 1100

9 √240
30,22 < 71  OK !!
Vn = 0,6 x fy x Aw  Aw = Luas kotor pelat badan = h x tw
= 0,6 x 240 x (272 x 9) (RSNI T-03-2005 pasal 7.8.3)
= 352512 N
= 35251,2 Kg
Kontrol terhadap pengaruh geser:
 Vn > Vu
0,9 Vn > Vu
31726,08 > 26646,83 kg  OK !!
Jadi, profil kuat menahan pengaruh geser.
Kontrol pengaruh lendutan (SNI 03-1729-2002 pasal 6.4.3)
Syarat lendutan maksimum balok biasa :
L 5000
 = 20,83 mm
240 240
4
5 qL 1 PL L3
Δ = 
384 EI x 48 EI x
5 (87,67+1204,52)×54 7350×53
=384 × + 48×2×1010 ×2,17
2×1010 ×2,17

= 0,00242 + 0,004
= 0,00683 m
= 6,83 mm

Kontrol terhadap pengaruh lendutan :


Δ 
L
240

6,83 mm < 20,83 mm  OK !!


Jadi, profil kuat menahan pengaruh lendutan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa profil WF 350 . 250 . 9 . 14 dapat


digunakan pada gelagar memanjang.
Perencanaan Gelagar Melintang

Data yang diketahui :


• Tebal pelat lantai = 25 cm
• Tebal perkerasan aspal = 10 cm
• Tinggi air hujan = 5 cm
• Tebal trotoar = 25 cm
• Jarak gelagar memanjang = 1.5 m
• Jarak gelagar melintang =5m
• Bentang jembatan = 40 m
• Lebar jembatan = 10.5 m
• Lebar lantai kendaraan = 7.5 m
• Lebar trotoar =1m

Data bahan struktur :


• Digunakan Mutu baja BJ-37
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
• beton = 2200 kg/m3 (SNI 1725 2016)
• baja = 7850 kg/m3
• Modulus Elastisitas Bahan (E) = 200000 Mpa
• G = 80000 Mpa
Direncanakan gelagar melintang dengan Profil Baja WF 1000.400.18.34
• Berat profil baja = 345,21 kg/m
• Tinggi (d) = 1000 mm
• Lebar (b) = 400 mm
• Tebal badan (tw) = 18 mm
• Tebal sayap (tf) = 34 mm
• Luas penampang (A) = 43976 mm2
• Modulus penampang (Sx) = 15124834,84 mm3
• Momen inersia (Ix) = 7562417418,67 mm4
• Momen inersia (Iy) = 363119618,7 mm4
• Radius girasi (ry) = 9,08 mm

Perhitungan Zx
Menurut buku LRFD :

Zx = b . tf (d - tf) + 0,25 tw ( d – 2 tf )2
= 400. 34 (1000 - 34) + 0,25 . 18 (1000 - 2 . 34)2
= 17046408 mm3

Pembebanan :
a. Berat Sendiri
Faktor beban ultimit = 1.1
• Berat Sendiri Profil = qD = 345,21 kg/m

b. Beban Mati
• Berat gel.memanjang tepi = 2095,4 kg/m × 5 m PD1 = 10476,744 kg
• Berat gel.memanjang tengah = 1149,72 kg/m × 5 m PD2 = 5748,63 kg
c. Beban Hidup
Faktor beban ultimit = 1.8
- Beban Garis “P”
Beban garis terpusat (BGT) dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus
terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah sebesar 49,0 kN/m.
(SNI 1725-2016, Pembebanan untuk Jembatan) (SNI 1725 2016 pasal 8.3)

P = 49 kN/m
= 4900 kg/m

Faktor Beban Dinamis untuk bentang 40 meter adalah 40% sehingga diambil FBD = 1,4
Maka P = 4900 kg/m × 1.4
= 6860 kg/m

- Beban Terbagi Rata “q”


Pada SNI 1725:2016 tentang Pembebanan untuk Jembatan, Beban terbagi rata tergantung
pada panjang total yang dibebani L sebagai berikut :

Jika L ≤ 30 m : q = 9,0 kPa


15
Karena L> 30 m : q = 9,0 (0,5 + ) kPa
𝐿

15
Q = 9 (0,5+ ) kPa
40
= 7,875 kPa
= 803,01 kg/m2 × 5 m
= 4015,07 kg/m

½q = 2007,53 kg/m
1. Analisa Pembebanan :

a. Berat sendiri

b. Beban akibat gelagar memanjang

c. Beban Hidup BGT

d. Beban Hidup BTR


e. Momen

f. Gaya Lintang

Vmax total = 103701,33 kg

Momen maksimum total = 319703,96 kgm


Kontrol Penampang :

A. Kontrol kelangsingan penampang (RSNI T-03-2005 Tabel 4)

• Tekuk Lokal Sayap (flange)


𝑏𝑓 400
𝜆= = = 5,88
2. 𝑡𝑓 2 . 34
170 170
𝜆𝑝 = = = 10,97
√𝑓𝑦 √240
370 370
𝜆𝑟 = = = 28,37
√𝑓𝑦 − 𝑓𝑟 √240 − 70
Kontrol:
λ < λp < λr → PENAMPANG KOMPAK !!
• Tekuk Lokal Badan (web)
ℎ 932
𝜆= = = 51,78
𝑡𝑤 18
1680 1680
𝜆𝑝 = = = 108,44
√𝑓𝑦 √240
2550 2550
𝜆𝑟 = = = 164,6
√𝑓𝑦 √240
Kontrol:
λ < λp < λr → PENAMPANG KOMPAK !!
Jadi, penampang kompak terhadap sayap dan badan, sehingga Mn = Mp.

B. Kontrol pengaruh tekuk lokal (RSNI T-03-2005 pasal 7.2.3)


Mn = Mp
= fy × Zx
= 240 × 17046408
= 4091137920 Nmm = 409113,79 kgm
Kontrol momen terhadap tekuk lokal:
 Mn > Mu
0,9 Mn > Mu
0,9 × 409113,79 > 319703,96 kgm
368202.,41 kgm > 319703,96 kgm → OK!! Maka momen tahanan profil dapat
menahan momen ultimit

Jadi, profil kuat menahan momen terhadap tekuk lokal.

C. Kontrol pengaruh tekuk lateral (RSNI T-03-2005 pasal 7.3.1)


Diketahui :
o fy = 240 MPa
o fr = 70 MPa
o E = 200000 Mpa
o G = 80000 Mpa
L = 10,5 m
790 790
Lp = = = 4,63 m
√𝑓𝑦 ×𝑟𝑦 √240 ×9,08

Karena L < Lp maka syarat tidak memenuhi, check kontrol kedua apakah L < Lr

J = 1 (( 2 × b × tf3 ) + ( d × tw3 ))
3

= 1 (( 2 × 400 × 343 ) + ( 1000 × 183 )) = 12292874,67 mm4


3
𝐼𝑦 × ℎ2 363119618,7 × [(1000−2(34)]2
Iw = = = 78853603911179 mm6
4 4
FL = fy – fr = 240 – 70 = 170 MPa

𝜋 𝐸×𝐺×𝐽×𝐴
X1 = √
𝑆𝑥 2

𝜋 2.105 × 8.104 × 12292874,67 × 43976


= √ = 13659,62 mm
15124834,84 2
𝑆𝑥 2 𝐼𝑤
X2 =4×( )
𝐺×𝐽 𝐼𝑦
15124834,84 78853603911179
=4 ×( )2 = 0,0002054594991 mm
8.105 × 12292874,67 363119618,7
𝑟𝑦 × 𝑋1
Lr = √1 + √1 + 𝑋2 (𝐹𝐿 )2
𝐹𝐿

9,03 × 13659,62
= √1 + √1 + 0,0002054594991 (170)2
170
= 13,918 m
Lp < L < Lr (bentang menengah), maka gunakan nilai Mn apabila Mn ≤ Mp
Mmax = 319703,96 kgm
Ma = 236256,29 kgm
Mb = 319703,96 kgm
Mc = 236256,29 kgm
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5M max + 3M a + 4M b + 3M c
12,5(319703,96 )
= ≤ 2,3
2,5(319703,96 )+3(236256,29 )+4(319703,96 )+3(236256,29 )

= 1,143 ≤ 2.3 → maka digunakan nilai Cb


Mp = fy × Zx
= 240 x 17046408
= 4091137920 Nmm = 409113,79 kgm
Mr = Sx (fy – fr)
= 15124834,84 (240 – 70)
= 2571221922 Nmm = 257122,19 kgm

(RSNI T-03-2005 pasal 7.3.4)

 
Mn = C b  M r + ( M p − M r ) Lr − L   M p
 Lr − L p 

13,918 −𝟏𝟎,𝟓
= 1,143 [257122,19 + ( 409113,79 − 257122,19) 13,918 − 4,63 ] ≤ 𝑴𝒑

= 357929,149 kgm ≤ 409113,79 kgm → maka digunakan Mn


Kontrol momen terhadap tekuk lateral:

 Mn > Mu

0,9 Mn > Mu

0,9 x 357929,149 kgm > 319703,96 kgm

322136.23 kgm > 319703,96 kgm → OK !! Maka momen tahanan profil


dapat menahan momen ultimit

Jadi, profil kuat menahan momen terhadap tekuk lateral.

D. Kontrol pengaruh geser (RSNI T-03-2005 pasal 7.8.2)


h 1100

tw fy
932 1100

18 √240
51,78 < 71 → OK !!
Vn = 0,6 x fy x Aw → Aw = Luas kotor pelat badan = h x tw
= 0,6 x 240 x (1000 x 18) (RSNI T-03-2005 pasal 7.8.3)
= 259200 kg
Kontrol terhadap pengaruh geser:
 Vn > Vu
0,9 Vn > Vu
233280 kg > 103701.33 kg → OK !!
Jadi, profil kuat menahan pengaruh geser.

E. Kontrol pengaruh lendutan (SNI 03-1729-2002 pasal 6.4.3)


Syarat lendutan maksimum balok biasa :
𝐿 10500
= = 43.75 mm
240 240
𝟓 𝒒𝒅𝑳𝟒 𝟏 𝑷𝑰𝟑
Δ =𝟑𝟖𝟒 + 𝟒𝟖
𝑬𝑰𝑿 𝑬𝑰𝑿
= 11,412 mm

Kontrol terhadap pengaruh lendutan :


L
> Δ
240
43,75 mm > 11,412 mm → OK !!
Jadi, profil kuat menahan pengaruh lendutan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa profil WF 1000.400.18.34 dapat digunakan pada


gelagar melintang.
Perencanaan Ikatan Angin

Data Perencanaan :
• Tebal pelat lantai = 25 cm
• Tebal perkerasan aspal = 10 cm
• Tinggi air hujan =5 cm
• Tebal trotoar = 25 cm
• Jarak gelagar memanjang = 1,5 m
• Jarak gelagar melintang =5 m
• Bentang jembatan = 40 m
• Lebar jembatan = 10,5 m
• Lebar lantai kendaraan = 7,5 m
• Lebar trotoar =1 m
• Tinggi Struktur = 6,5 m
• Mutu baja = BJ-37 (fu = 370 Mpa dan fy = 240 Mpa)
Pembebanan :

• Jembatan harus direncanakan memikul gaya akibat tekanan angin pada kendaraan, dimana
tekanan tersebut harus diasumsikan sebagai tekanan menerus sebesar 126 kg/m (SNI 1725
2016 pembebanan jembatan pasal 9.6.1)

• Nilai Vo dan Zo diambil dari SNI 1725 2016 pembebanan jembatan tabel 28 dimana
diasumsikan hulu pada wilayah kota, sehingga nilai Vo = 19,3 km/jam dan Zo = 2500 m

• Nilai PB diperoleh dari tabel 29, untuk jembatan rangka nilai PB = 0,0024 MPa (tekan)
dan PB = 0,0012 MPa (hisap)

➢ Jarak permukaan air sampai ikatan angin atas Z = 12 m

Tekanan angin pada struktur

VDZ = 2,5 Vo (V10/VB) ln(Z/Zo)

= 2,5.19,3 km/jam (126/126) ln(12/2,5)

= 75,685 km/jam
➢ Beban angin pada sisi rangka langsung terkena angin (tekan) :

PD = PB (VDZ/VB)2

= 0,0024 (75,685 /126)2

= 0,0008659 mpa

= 86,59 kg/m2

PD = 86,59 kg/m2 x 40 m

= 3463,84 kg/m

➢ Beban angin pada sisi rangka tidak langsung terkena angin (hisap) :

PD = PB (VDZ/VB)2

= 0,0012 (75,685 /126)2

= 0,0004329 mpa

= 43,29 kg/m2

PD = 43,29 kg/m2 x 40

= 1731,92 kg/m

➢ Beban angin yang bekerja pada bangunan bawah:


Menurut SNI 1725 2016 pembebanan jembatan pasal 9.6.1.1 tekanan angin dasar
(PB) untuk struktur bawah adalah 0,0019 Mpa

PD = PB (VDZ/VB)2

= 0,0019 (75,685 /126)2

= 0,0006855 mpa

= 68,55 kg/m2

PD = 68,55 kg/m2 x 40
= 2742,207 kg/m

Keterangan:

VDZ = kecepatan angin rencana pada elevasi rencana,Z (km/jam)

Vo = kecepatan gesekan angin (SNI 1725 2016 tabel 28)

V10 = kecepatan angin pada elevasi 10 m diatas permukaan air (km/jam)

VB = Kecepatan angin dasar (90 – 126)km/jam

Z = elevasi struktur dimana angin dihitung diatas permukaan air (Z>10 m)

Zo = panjang gesekan di hulu jembatan (SNI 1725 2016 tabel 28)

PD = tekanan angin struktur

PB = tekanan angin dasar (SNI 1725 2016 tabel 29)

• Berdasarkan SNI 1725 2016 pembebanan jembatan pasal 9.6.1.2 Gaya angin pada
kendaraan “Tekanan angin rencana harus dikerjakan baik pada struktur jembatan maupun
pada kendaraan yang melintasi jembatan.”

Jembatan harus direncanakan memikul gaya akibat tekanan angin pada kendaraan, dimana
tekanan tersebut harus diasumsikan sebagai tekanan menerus sebesar 1,46 N/mm, tegak
lurus dan bekerja 1800 mm diatas permukaan jalan.

• Distribusi beban angin yang diterima ikatan angin atas :


 MB = 0
(VA × 6,5) – (3463,84 × 6,5 × 3,25) – (146 × 1,8 × 1,75) = 0
(VA × 6) – (73173,62) – (459,9) = 0
VA = 11326,22 kg
𝑉𝐴 11326,24
P1 = = = 1618,32 kg
7 7
• Distribusi beban angin yang diterima ikatan angin bawah :
 MA = 0
(VB × 6,5) – (2742,21 × 6,5 × 3,25) – (146 × 1,8 × 4,8) = 0
(VB × 6) – (57929,186) – (1261,44) = 0
VB = 9106,24 kg
𝑉𝐵 9106,24
P2 = = = 1138,28 kg
8 8

• Distribusi beban angin yang diterima ikatan angin hisap atas :


 MD = 0
(VC × 6,5) – (1731,92 × 6,5 x 3,25) = 0
(VC × 6,5) – (36586,81) = 0
VC = 5628,742 kg
𝑉𝐶 5628,742
P3 = = = 804,11 kg
7 7

• Distribusi beban angin yang diterima ikatan angin hisap bawah :


 MC = 0
(VD × 6,5) – (1731,92 × 6,5 x 3,25) = 0
(VD × 6,5) – (36586,81) = 0
VD = 5628,742 kg
𝑉𝐵 5628,742
P4 = = = 703,59 kg
8 8
Analisa Pembebanan:

a. Gaya Pada Ikatan Angin Atas

Posisi Tumpuan di Atas

• Beban

• Hasil Analisis SAP


Posisi Tumpuan di Bawah

• Beban

• Hasil Analisis SAP

Dari hasil perhitungan SAP 2000 diperoleh:

a) Batang Tegak

Batang tarik maks = 7508,34 kg (batang L = 5,25 m)

Batang tekan maks = 7911,1 kg (batang L = 10,5 m)

Batang Terpanjang adalah 10,5 m


b) Batang Diagonal

Batang tarik maks = 5147,97 kg (batang L = 7,25 m)

Batang tekan maks = 5154,87 kg (batang L = 7,25 m)

Batang Terpanjang adalah 7,25 m

b. Gaya Pada Ikatan Angin Bawah

Posisi Tumpuan di Atas


• Beban

• Hasil Analisis SAP


Posisi Tumpuan di Bawah
• Beban

• Hasil Analisis SAP

Dari hasil perhitungan SAP 2000 diperoleh:

Batang Tegak

Batang tarik maks = 4527,93 kg (batang L = 11,63 m)

Batang tekan maks = 4647,75 kg (batang L = 11,63 m)

Batang Terpanjang adalah 11,63 m


• PROFIL L.180.180.16

Profil Siku digunakan pada diagonal ikatan


angin atas

b = 180 mm

d = 16 mm

rx = ry = 5,51 cm

imin = iy’ = 1680 cm4

imax = ix’ = 1680 cm4

Ag = 55,4 cm2 = 5540 mm2

Berat = 43,5 kg/m

o fy = 240 MPa

o fu = 370 MPa

o E = 200000 Mpa

1. Kontrol batang tarik

Diketahui :

o L = 7250 mm

o Gaya batang maksimum, Nu = 5147,97 kg

Cek kelangsingan: (RSNI 2005 pasal 5.3.4)

λx < 300

𝐿
< 300
𝑟

7250
< 300
55,1
131,58 < 300 (OK)

Kondisi leleh:

Φ = 0,9 (RSNI T-03 2005 Pasal 5.1)

Nu ≤ ϕ Nn

Nu ≤ ϕ Ag fy

5147,97 ≤ 0,9 × 5540 × 240

5147,97 < 1196640 N

5147,97 < 119664 kg (OK)

Kondisi fraktur:

Φ = 0,75 (RSNI T-03 2005 Pasal 5.1)

U = 0,75 (2 Baut Per baris, Menurut AISC)

d = 21,05 mm

tebal plat = 10 mm

n =2

An ≤ 0,85 Ag

Ag – n x d x t ≤ 0,85 x 5540

5540 – 2 x 21,05 x 20 ≤ 4709 mm2

4618 ≤ 4709 mm2

Nu ≤ ϕ Nn

Nu ≤ ϕ Ae fu
Nu ≤ ϕ An U fu

5147,97 ≤ 0,75 x 4618 x 0,75 x 370

5147,97 ≤ 961121,25 kg (OK)

Profil Baja L 180.180.16 kuat menahan tarik.

2. Kontrol batang tekan

Diketahui :

o fy = 240 MPa

o fr = 70 MPa

o E = 200000 MPa

o L = 7250 mm (batang terpanjang)

o K = 1 (sendi-sendi)

o Gaya batang maksimum, Nu = 5154,87 kg

Tekuk Lokal
𝑏 200
<
𝑡 √𝑓𝑦
180 200
<
16 √240
11,25 < 12,91 => Penampang Kompak

Kelangsingan Penampang

Kelangsingan Penampang diperiksa berdasarkan RSNI T-03 2005 Pasal 6.1

• Kontrol Kelangsingan Batang Tekan dengan Gaya Terbesar :


▪ Kelangsingan Komponen Struktur tekan
7250
≤ 140
55,1

131,58 ≤ 140 → OK

▪ Kuat Tekan Nominal


(Menurut RSNI T-03 2005 persamaan 6.2-3a) :

7250 240
= √
55,1 𝑥 π 200000

= 1,45 < 1,5 → maka digunakan persamaan 6.2-1

(RSNI T-03 2005 persamaan 6.2-1 dan 6.2-2) :

2
Nn = (0,661,45 ) x 5540 x 240

Nn = 554836,03 N

= 55483,603 kg

ϕ = 0,85 (Menurut RSNI T-03 2005 Pasal 4.5.2 Tabel 3)

Nu ≤ ϕ Nn

5154,87 kg ≤ 0,85 x 55483,603

5154,87 kg ≤ 47161,06 kg → OK

Jadi, dapat disimpulkan bahwa profil L 180.180.16 dapat digunakan pada diagonat Ikatan
Angin Atas
• PROFIL WF 200.200.10.16

Profil WF digunakan pada dan ikatan angina bawah dan batang melintang ikatan
angin atas

• Berat profil baja = 65,7 kg/m

• Tinggi (d) = 208 mm

• Lebar (b) = 202 mm

• Tebal badan (tw) = 10 mm

• Tebal sayap (tf) = 16 mm

• Luas penampang (Ag) = 8369 mm2

• Modulus penampang (Sx) = 627884,62 mm3

• Momen inersia (Ix) = 65,300,000 mm4

• Momen inersia (Iy) = 22000000 mm4

• Radius girasi (ry) = 88,3 mm

o fy = 240 MPa

o fu = 370 MPa

o E = 200000 MPa

1. Kontrol batang tarik

Diketahui :

o L = 5250 mm

o Gaya batang maksimum, Nu = 7508,34 kg

Cek kelangsingan: (RSNI 2005 pasal 5.3.4)

λx < 300
𝐿
< 300
𝑟

5250
< 300
88,3

59,46 < 300 (OK)

Kondisi leleh:

Φ = 0,9 (RSNI T-03 2005 Pasal 5.1)

Nu ≤ ϕ Nn

Nu ≤ ϕ Ag fy

7508,34 ≤ 0,9 × 8369 × 240

7508,34 < 1807704 N

7508,34 < 180770,4 kg (OK)

Kondisi fraktur:

Φ = 0,75 (RSNI T-03 2005 Pasal 5.1)

U = 0,9 (3 Baut Per baris, Menurut AISC)

d = 21,05 mm

tebal plat = 20 mm

n =3

An ≤ 0,85 Ag

Ag – n x d x t ≤ 0,85 x 8369
8369 – 3 x 21,05 x 20 ≤ 7113,65 mm2

6986 ≤ 7113,65 mm2

Nu ≤ ϕ Nn

Nu ≤ ϕ Ae fu

Nu ≤ ϕ An U fu

7508,34 ≤ 0,75 x 6986 x 0,9 x 370

7508,34 ≤ 1744753,5 kg (OK)

Profil Baja WF.200.200.10.16 kuat menahan tarik.

2. Kontrol batang tekan

Diketahui :

o fy = 240 MPa

o fr = 70 MPa

o E = 200000 MPa

o L = 10500 mm (batang terpanjang)

o K = 1 (sendi-sendi)

o Gaya batang maksimum, Nu = 7911,1 kg

Kelangsingan Elemen Penampang


• Tekuk Lokal Sayap
𝑏 180
 = 𝑡𝑓 = = 12,625
16
170 170
p = = = 10,97
√𝑓𝑦 √240
370 370
r = = = 28,38
√𝑓𝑦−𝑓𝑟 √240−70

p< < r → Penampang Tidak Kompak


• Tekuk Lokal Badan
ℎ 150
 =𝑡= = 15
10
1680 1680
p = = = 108,44
√𝑓𝑦 √240

2550 2550
r = = = 164,6
√𝑓𝑦 √240

 < p → Penampang Kompak

Kelangsingan Komponen Struktur Tekan

Kelangsingan Penampang diperiksa berdasarkan RSNI T-03 2005 Pasal 6.1

• Kontrol Kelangsingan Batang Tekan dengan Gaya Terbesar :


▪ Kelangsingan Komponen Struktur tekan

10500
≤ 140
88,3

118,91 ≤ 140 → OK

▪ Kuat tekan nominal


(Menurut RSNI T-03 2005 persamaan 6.2-3a) :

10500 240
= √
88,3 𝑥 π 200000

= 1,31 < 1,5 → maka digunakan persamaan 6.2-1

(RSNI T-03 2005 persamaan 6.2-1 dan 6.2-2) :


2
Nn = (0,661,31 ) x 8369 x 240

Nn = 983751,85 N

= 98375,19 kg

ϕ = 0,85 (Menurut RSNI T-03 2005 Pasal 4.5.2 Tabel 3)

Nu ≤ ϕ Nn

5147,97 kg ≤ 0,85 x 98375,19

5147,97 kg ≤ 83618,91 kg → OK

• Kontrol Kelangsingan Batang Tekan pada batang terpanjang


L = 11,63 m
▪ Kelangsingan Komponen Struktur tekan

11630
≤ 140
88,3

131,71 ≤ 140 → OK

▪ Kuat Tekan Nominal

(Menurut RSNI T-03 2005 persamaan 6.2-3a) :

11360 240
= √
88,3 𝑥 π 200000

= 1,45 < 1,5 → maka digunakan persamaan 6.2-1

(RSNI T-03 2005 persamaan 6.2-1 dan 6.2-2) :


2
Nn = (0,661,45 ) x 8369 x 240

Nn = 836703,43 N

= 83670,343 kg

ϕ = 0,85 (Menurut RSNI T-03 2005 Pasal 4.5.2 Tabel 3)

Nu ≤ ϕ Nn

4527,93 kg ≤ 0,85 x 83670,343

4527,93 kg ≤ 71119,79 kg → OK

Jadi, dapat disimpulkan bahwa profil WF 200.200.10.16 dapat digunakan pada Ikatan
Angin bawah dan batang melintang Ikatan Angin atas
Perencanaan Gelagar Induk

Data yang diketahui :


• Tebal pelat lantai = 25 cm
• Tebal perkerasan aspal = 10 cm
• Tebal trotoar = 25 cm
• Jarak gelagar memanjang = 1,5 m
• Jarak gelagar melintang =5m
• Bentang jembatan = 40 m
• Lebar jembatan = 10,5 m
• Lebar lantai kendaraan = 7,5 m
• Lebar trotoar =1m

Data bahan struktur :


• f’c = 30 MPa
• Digunakan Mutu baja BJ-37
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
• beton bertulang = 2400 kg/m3 (SNI 1725 2016)
• beton = 2200 kg/m3 (SNI 1725 2016)
• aspal = 2200 kg/m3 (SNI 1725 2016)
Direncanakan gelagar induk dengan Profil Baja WF 400.400.18.28
• Berat profil baja = 232 kg/m
• Tinggi (d) = 414 mm
• Lebar (b) = 405 mm
• Tebal badan (tw) = 18 mm
• Tebal sayap (tf) = 28 mm
• Luas penampang (A) = 29540 mm2
• Modulus penampang (Sx) = 4480000 mm3
• Momen inersia (Ix) = 928000000 mm4
• Momen inersia (Iy) = 310000000 mm4
• Radius girasi (ry) = 177 mm
• Radius girasi (rx) = 102 mm
Perhitungan Sx dan Zx
Menurut buku LRFD :
Zx = b . tf (d - tf) + 0,25 tw ( d – 2 tf )2
= 414. 28 (414 - 28) + 0,25 . 18 (414 - 2 . 28)2
= 4953978 mm3

Pembebanan :
• Beban gel.melintang tengah bentang = 103701,33 kg
• Beban gel.melintang = 51222,33 kg
• Berat ikatan angin atas
Ikatan angin atas Profil L = 43,5 kg/m
Ikatan angin atas Profil WF = 65,7 kg/m

Jumlah Batang Panjang (m) Beban Mati Terpusat (kg)


8 10,5 5518,8
14 7,25 4415,25
14 3,62069 2205,00021
Total 6620,25021
• Berat ikatan angin bawah = 65,7 kg/m

Jumlah Batang Panjang (m) Beban Mati Terpusat (kg)


16 11,63 12225,456
Total 12225,456

• Berat Sendiri Profil = 232 kg/m

Jumlah Batang Panjang (m) Beban Mati Terpusat (kg)


15 5 17400
16 6,964 25850,368
Total 43250,368

• Beban Sambungan = 0,2 x berat gel.induk


= 0,2 x 43250,368 kg
= 8650,0736 kg
• Beban mati terpusat titik buhul tengah bentang
PD = 103701,33 + [(6620,25021 + 12225,456 + 43250,368 + 8650,0736) / 9]
= 111562,0131 kg
Beban mati terpusat titik buhul
PD = 51222,33 + [(6620,25021 + 12225,456 + 43250,368 + 8650,0736) / 9]
= 59083,013 kg
½ PD = ½ × 59083,013 kg
= 29541,506 kg
Analisa Pembebanan :
Dari SAP2000, didapatkan gaya-gaya batang seperti berikut ini:
Nama Panjang P
Batang m Kg
1-1 5 -189004.9
2-1 5 -32778.92
3-1 5 78189.73
4-1 5 143594.1
5-1 5 143594.1
6-1 5 78189.73
7-1 5 -32778.92
8-1 5 -189004.9
9-1 5 -179043.6
10-1 5 -312619.2
11-1 5 -400873.3
12-1 5 -443522.5
13-1 5 -400873.3
14-1 5 -312619.2
15-1 5 -179043.6
16-1 6.96 -249511.4
17-1 6.96 -185949.1
18-1 6.96 -122973.2
19-1 6.96 -59321.56
20-1 6.96 59485.44
21-1 6.96 122874
22-1 6.96 186149.7
23-1 6.96 249246.2
24-1 6.96 249246.2
25-1 6.96 186149.7
26-1 6.96 122874
27-1 6.96 59485.44
28-1 6.96 -59321.56
29-1 6.96 -122973.2
30-1 6.96 -185949.1
31-1 6.96 -249511.4

(-) = Batang Tekan


(+) = Batang Tarik
Kontrol Penampang :
Kontrol batang tarik (RSNI T-03-2005 pasal 5)
Diketahui :
o fy = 240 MPa
o fu = 370 MPa
o E = 200000 MPa
o L = 6964,19 mm
o Gaya batang maksimum, Nu = 249246,2 kg
Cek kelangsingan:
λ = L / ry
6964,19 / 102 < 240
68,27 < 240 → OK !!
Kondisi leleh:
Nu ≤ ϕ Nn
Nu ≤ ϕ Ag fy
249246,2 kg ≤ 0,9 x 29540 x 240
249246,2 kg ≤ 6380640 N
249246,2 kg < 638064 kg → OK !!

Kondisi fraktur:
Asumsi diameter baut = 24 mm
Tebal pelat sambung = 50 mm
n =4
0,85 Ag = 0,85 × 29540
= 25109 mm2
An = Ag – n d t
= 29540 – 4 (24 + 3) 50 = 24140 mm2
U = 0,9
Nu ≤ ϕ Nn
Nu ≤ ϕ Ae fu
Nu ≤ ϕ An U fu
249246,2 kg ≤ 0,75 × 24140 × 0,9 × 370
249246,2 kg ≤ 6028965 N
249246,2 kg ≤ 602896,5 kg → OK !!
Jadi, profil WF 400.400.18.28 dapat menahan gaya Tarik maksimum.

Kontrol batang tekan (RSNI T-03-2005 pasal 6.2)


Diketahui :
o fy = 370 MPa
o fr = 70 MPa
o E = 200000 MPa
o L = 5000 mm
o k = 1 (sendi-sendi)
o Gaya batang maksimum, Nu = 443522,47 kg

Kontrol Kelangsingan Penampang


• Tekuk Lokal Sayap (flange)
𝑏𝑓 414
𝜆= = = 7,23
2. 𝑡𝑓 2 . 28
170 170
𝜆𝑝 = = = 10,97
√𝑓𝑦 √240
370 370
𝜆𝑟 = = = 28,37
√𝑓𝑦 − 𝑓𝑟 √240 − 70
Kontrol:
λ < λp < λr → PENAMPANG KOMPAK !!

• Tekuk Lokal Badan (web)


ℎ 414 − (2 × (18 + 28))
𝜆= = = 17,44
𝑡𝑤 30
1680 1680
𝜆𝑝 = = = 108,4
√𝑓𝑦 √240
2550 2550
𝜆𝑟 = = = 164,6
√𝑓𝑦 √240
Kontrol:
λ < λp < λr → PENAMPANG KOMPAK !!

Kontrol Kelangsingan Komponen Struktur Tekan


Kelangsingan Penampang diperiksa berdasarkan RSNI T-03 2005 Pasal 6.1

• Kontrol Kelangsingan Batang Tekan dengan Gaya Terbesar :


▪ Kelangsingan Komponen Struktur tekan

5000
≤ 140
102

49,019 ≤ 140 → OK

▪ Kuat tekan nominal


(Menurut RSNI T-03 2005 persamaan 6.2-3a) :

5000 ×1 240
= √
102 𝑥 π 200000

= 0,5403 < 1,5 → maka digunakan persamaan 6.2-1

(RSNI T-03 2005 persamaan 6.2-1 dan 6.2-2) :

2
Nn = (0,660,54 ) x 29540 x 240

Nn = 6279745,66 N
= 627974,566 kg

ϕ = 0,85 (Menurut RSNI T-03 2005 Pasal 4.5.2 Tabel 3)

Nu ≤ ϕ Nn

443522,47 kg ≤ 0,85 x 627974,566

443522,47 kg ≤ 533778,38 kg → OK

• Kontrol Kelangsingan Batang Tekan pada batang terpanjang


L = 6,964 m
Nu = 249511,43 kg
▪ Kelangsingan Komponen Struktur tekan

6964,19
≤ 140
102

68,27 ≤ 140 → OK

▪ Kuat Tekan Nominal

(Menurut RSNI T-03 2005 persamaan 6.2-3a) :

6964,19 240
= √
102 𝑥 π 200000

= 0,752 < 1,5 → maka digunakan persamaan 6.2-1

(RSNI T-03 2005 persamaan 6.2-1 dan 6.2-2) :


2
Nn = (0,660,752 ) x 29540 x 240

Nn = 5603034,272 N

= 560303,4272 kg

ϕ = 0,85 (Menurut RSNI T-03 2005 Pasal 4.5.2 Tabel 3)

Nu ≤ ϕ Nn

249511,43 kg ≤ 0,85 x 560303,4272

249511,43 kg ≤ 476257,91 kg → OK

Jadi, dapat disimpulkan bahwa profil WF 400.400.18.28 dapat digunakan pada


Gelagar Induk
PERENCANAAN SAMBUNGAN

A. Sambungan Gelagar Memanjang – Gelagar Melintang


Dari perhitungan gelagar memanjang didapat
Vu maks = 26646.83 kg
Mu maks = 26108,86 kg

Direncanakan:
a) Baut
• dengan baut tipe A325
• Diameter baut (db) = 1 inch = 25,4 mm
• Ae = 324 mm2 (Luas Inti Baut)
• As = 353 mm2 (Luas untuk menghitung kekuatan tarik)
• A0 = 452 mm2 (Luas bagian polos nominal baut)
• Mutu baut (fub) = 825 Mpa
b) Pelat Sambung
• Pelat sambung tp = 20 mm
• Mutu pelat sambung (BJ-37) fup = 370 MPa

Detail Perencanaan Baut


• Jarak lubang tepi terdekat dengan sisi pelat (RSNI t-03-2005 pasal 11.5.2
dan 11.5.4)
o 1,75db < S1 < 12tp atau 150 mm
o 44,45 mm < S1 < 240 mm atau 150 mm
• Jarak antar lubang (RSNI t-03-2005 pasal 11.5.1 dan 11.5.3)
o 2,5db < S < 15tp atau 200 mm
o 63,5 mm < S < 300 mm atau 200 mm
⸫ digunakan jarak tepi (s1) adalah 50 mm dan jarak antar baut (s) adalah 80 mm
Kekuatan Nominal Baut
Faktor Reduksi (Ø) = 0,75 (Sambungan Baut, RSNI t-03-2005 Tabel 3)
a) Kekuatan geser nominal baut
Nn =2 (Jumlah bidang geser melalui bagian baut)
Kr =1 (Faktor Reduksi, RSNI t-03-2005 tabel 12)
Vf = 0,62 x f ub x Kr (Nn x Ac + nx x Ao)

= 0,62 x 825 x 1 (2 x 324 + 2 x 452)


= 793848 N
= 79384,8 Kg
Ø Vf = 0,75 x 79384,8 Kg
= 59538,6 Kg

b) Kekuatan tarik nominal baut


Ntf = As f ub

= 353 x 825
= 291225 N
= 29122,5 Kg
Ø Ntf = 0,75 x 29122,5
= 21841,875 Kg

c) Kekuatan tumpu nominal baut


ae = 50 mm (Jarak minimum dari ujung lubang ke ujung pelat)
(persamaan 11.3-3, RSNI t-03-2005)
Vb = 3,2 x df x tp x fup
= 3,2 x 25,4 x 20 x 370
= 601472 N
= 60147,2 Kg
(persamaan 11.3-4, RSNI t-03-2005)
Vb = ae x tp x fup
= 50 x 20 x 370
= 370000 N
= 37000 Kg

Kekuatan tumpu nominal pelat yang diambil adalah nilai terkecil dari
rumus (11.3-3) dan rumus (11.3-4). Maka,
Vb = 37000 Kg
Ø Vb = 0,75 x 37000
= 27750 Kg

Menghitung Kebutuhan Jumlah Baut


Tahanan Baut yang digunakan adalah nilai terkecil dari tahanan Tumpu, geser
dan tarik. Maka, Rn = 21841,875 Kg
𝑉𝑢
Jumlah Baut =
𝑅𝑛
26646,83
=
21841,875

= 1,21998 ≈ 2
⸫ digunakan 2 baut

Kontrol Kombinasi geser dan Tarik


Dicoba menggunakan 4 baut (2 baut per baris)

- Kontrol Geser
Syarat
fut < ϕVf
𝑉𝑢
fut =
𝑛
26646,83
= = 6661,7075 kg
4
fut (= 6661,7075 kg) < ϕVf (= 59538,6 Kg) → OK!

- Kontrol Interaksi Geser dan Tarik


Syarat
Tu < ϕRnt
Menghitung Tu
n total =4
n per baris =2
∑ y2 = 1(1602 + 802)
= 64000 mm2
𝑀𝑢 .𝑦
Tu =
∑𝑦 2
26108,86 . (2 ×80)
=
64000
= 65272,15 kg (fu tatas)
ϕRnt = ϕft × Ab
(menurut Tabel 6.2 nilai Øft untuk berbagai tipe baut) digunakan baut tipe
A325 tanpa ulir di bidang geser, maka digunakan persamaan berikut :
Φft (= ϕ(807-1,5fut)) < Φ621 MPa
807−1,5×66617,07 N
Φft (= ϕ( 1 22 )) < Φ621 MPa
(4).( 7 )25,4 2

Φft (= 609,873 MPa) < Φ621 MPa


→ maka digunakan nilai ft
ϕRnt = ϕft × Ab
= 0,75 × 609,873 × (0,25 . (22/7) . 25,4 . 25,4 )
= 231863,93 kg

Tu < ϕRnt
Tu (= 65272,15 kg) < ϕRnt (=231863,93 kg) → OK!
B. Sambungan Gelagar Melintang – Rangka Induk
Dari perhitungan gelagar memanjang didapat
Vu Maks = 103701,33 Kg
Direncanakan:
c) Baut
• dengan baut tipe A325
• Diameter baut (db) = 25,4 mm
• Ae = 324 mm2 (Luas Inti Baut)
• As = 353 mm2 (Luas untuk menghitung kekuatan tarik)
• A0 = 452 mm2 (Luas bagian polos nominal baut)
• Mutu baut (fub) = 825 Mpa
d) Pelat Sambung
• Pelat sambung tp = 20 mm
• Mutu pelat sambung (BJ-37) fup = 370 MPa
• Fy Plat = 240 Mpa

Detail Perencanaan Baut


• Jarak lubang tepi terdekat dengan sisi pelat (RSNI t-03-2005 pasal 11.5.2
dan 11.5.4)
o 1,75db < S1 < 12tp atau 150 mm
o 44,45 mm < S1 < 240 mm atau 150 mm
• Jarak antar lubang (RSNI t-03-2005 pasal 11.5.1 dan 11.5.3)
o 2,5db < S < 15tp atau 200 mm
o 63,5 mm < S < 300 mm atau 200 mm
⸫ digunakan jarak tepi (s1) adalah 50 mm dan jarak antar baut (s) adalah 80 mm

Kekuatan Nominal Baut


Faktor Reduksi (Ø) = 0,75 (Sambungan Baut, RSNI t-03-2005 Tabel 3)
d) Kekuatan geser nominal baut
Nn =2 (Jumlah bidang geser melalui bagian baut)
Kr =1 (Faktor Reduksi, RSNI t-03-2005 tabel 12)
Vf = 0,62 x f ub x Kr (Nn x Ac + nx x Ao)

= 0,62 x 825 x 1 (2 x 324 + 2 x 452)


= 793848 N
= 79384,8 Kg
Ø Vf = 0,75 x 79384,8 Kg
= 59538,6 Kg

e) Kekuatan tarik nominal baut


Ntf = As f ub

= 353 x 825
= 291225 N
= 29122,5 Kg
Ø Ntf = 0,75 x 29122,5
= 21841,875 Kg

f) Kekuatan tumpu nominal baut


ae = 50 mm (Jarak minimum dari ujung lupang ke ujung pelat)
(persamaan 11.3-3, RSNI t-03-2005)
Vb = 3,2 x df x tp x fup
= 3,2 x 25,4 x 20 x 370
= 601472 N
= 60147,2 Kg
(persamaan 11.3-4, RSNI t-03-2005)
Vb = ae x tp x fup
= 50 x 20 x 370
=370000 N
= 37000 Kg
Kekuatan tumpu nominal pelat yang diambil adalah nilai terkecil dari
rumus (11.3-3) dan rumus (11.3-4). Maka,
Vb = 37000 Kg
Ø Vb = 0,75 x 37000
= 27750 Kg
Menghitung Kebutuhan Jumlah Baut
Tahanan Baut yang digunakan adalah nilai terkecil dari tahanan Tumpu, geser
dan tarik. Maka, Rn = 21841,875 Kg
𝑉𝑢
Jumlah Baut =
𝑅𝑛
103701,33
=
21841,875

= 4,748 ≈ 6
⸫ digunakan 6 baut
C. Sambungan Ikatan Angin
Dari perhitungan gelagar memanjang didapat
Vu Maks = 7508,34 Kg

Direncanakan:
e) Baut
• dengan baut tipe A325
• Diameter baut (db) = 16 mm
• Ae = 144 mm2 (Luas Inti Baut)
• As = 157 mm2 (Luas untuk menghitung kekuatan tarik)
• A0 = 201 mm2 (Luas bagian polos nominal baut)
• Mutu baut (fub) = 825 Mpa
f) Pelat Sambung
• Pelat sambung tp = 16 mm
• Mutu pelat sambung (BJ-37) fup = 370 MPa
• Fy Plat = 240 Mpa

Detail Perencanaan Baut


• Jarak lubang tepi terdekat dengan sisi pelat (RSNI t-03-2005 pasal 11.5.2
dan 11.5.4)
o 1,75db < S1 < 12tp atau 150 mm
o 28 mm < S1 < 192 mm atau 150 m
• Jarak antar lubang (RSNI t-03-2005 pasal 11.5.1 dan 11.5.3)
o 2,5db < S < 15tp atau 200 mm
o 40 mm < S < 240 mm atau 200 mm
digunakan jarak tepi (s1) adalah 40 mm dan jarak antar baut (s) adalah 50 mm

Kekuatan Nominal Baut


Faktor Reduksi (Ø) = 0,75 (Sambungan Baut, RSNI t-03-2005 Tabel 3)
g) Kekuatan geser nominal baut
Nn =2 (Jumlah bidang geser melalui bagian baut)
Kr =1 (Faktor Reduksi, RSNI t-03-2005 tabel 12)
Vf = 0,62 x f ub x Kr (Nn x Ac + nx x Ao)

= 0,62 x 825 x 1 (2 x 144 + 2 x 201)


= 352935 N
= 35293,5 Kg
Ø Vf = 0,75 x 35293,5Kg
= 26470,125 Kg

h) Kekuatan tarik nominal baut


Ntf = As f ub

= 157 x 825
= 129525 N
= 12952,5 Kg
Ø Ntf = 0,75 x 12952,5
= 9714,375 Kg

i) Kekuatan tumpu nominal baut


ae = 40 mm (Jarak minimum dari ujung lubang ke ujung pelat)
(persamaan 11.3-3, RSNI t-03-2005)
Vb = 3,2 x df x tp x fup
= 3,2 x 16 x 16 x 370
= 303104 N
= 30310,4 Kg
(persamaan 11.3-4, RSNI t-03-2005)
Vb = ae x tp x fup
= 40 x 20 x 370
= 236800 N
= 23680 Kg

Kekuatan tumpu nominal pelat yang diambil adalah nilai terkecil dari
rumus (11.3-3) dan rumus (11.3-4). Maka,
Vb = 23680 Kg
Ø Vb = 0,75 x 23680
= 17760 Kg

Menghitung Kebutuhan Jumlah Baut


Tahanan Baut yang digunakan adalah nilai terkecil dari tahanan Tumpu, geser
dan tarik. Maka, Rn = 9714,375 Kg
𝑉𝑢
Jumlah Baut =
𝑅𝑛
7508,34
=
9174,375

= 0,77 ≈ 2
⸫ digunakan 2 baut
D. Sambungan Rangka Induk

Direncanakan:
a) Baut
• dengan baut tipe A325
• Diameter baut (db) = 25,4 mm
• Ae = 324 mm2 (Luas Inti Baut)
• As = 353 mm2 (Luas untuk menghitung kekuatan tarik)
• A0 = 452 mm2 (Luas bagian polos nominal baut)
• Mutu baut (fub) = 825 Mpa
b) Pelat Sambung
• Pelat sambung tp = 20 mm
• Mutu pelat sambung (BJ-37) fup = 370 MPa
• Fy Plat = 240 Mpa

Detail Perencanaan Baut


• Jarak lubang tepi terdekat dengan sisi pelat (RSNI t-03-2005 pasal 11.5.2
dan 11.5.4)
o 1,75db < S1 < 12tp atau 150 mm
o 44,45 mm < S1 < 240 mm atau 150 mm
• Jarak antar lubang (RSNI t-03-2005 pasal 11.5.1 dan 11.5.3)
o 2,5db < S < 15tp atau 200 mm
o 63,5 mm < S < 300 mm atau 200 mm
⸫ digunakan jarak tepi (s1) adalah 50 mm dan jarak antar baut (s) adalah 80 mm

Kekuatan Nominal Baut


Faktor Reduksi (Ø) = 0,75 (Sambungan Baut, RSNI t-03-2005 Tabel 3)
j) Kekuatan geser nominal baut
Nn =2 (Jumlah bidang geser melalui bagian baut)
Kr =1 (Faktor Reduksi, RSNI t-03-2005 tabel 12)
Vf = 0,62 x f ub x Kr (Nn x Ac + nx x Ao)

= 0,62 x 825 x 1 (2 x 324 + 2 x 452)


= 793848 N
= 79384,8 Kg
Ø Vf = 0,75 x 79384,8 Kg
= 59538,6 Kg

k) Kekuatan tarik nominal baut


Ntf = As f ub

= 353 x 825
= 291225 N
= 29122,5 Kg
Ø Ntf = 0,75 x 29122,5
= 21841,875 Kg

l) Kekuatan tumpu nominal baut


ae = 50 mm (Jarak minimum dari ujung lupang ke ujung pelat)
(persamaan 11.3-3, RSNI t-03-2005)
Vb = 3,2 x df x tp x fup
= 3,2 x 25,4 x 20 x 370
= 601472 N
= 60147,2 kg
(persamaan 11.3-4, RSNI t-03-2005)
Vb = ae x tp x fup
= 50 x 20 x 370
=370000 N
= 37000 Kg

Kekuatan tumpu nominal pelat yang diambil adalah nilai terkecil dari
rumus (11.3-3) dan rumus (11.3-4). Maka,
Vb = 37000 Kg
Ø Vb = 0,75 x 37000
= 27750 Kg
Menghitung Kebutuhan Jumlah Baut
Tahanan Baut yang digunakan adalah nilai terkecil dari tahanan Tumpu, geser
dan tarik. Maka, Rn = 21841,875 Kg
𝑉𝑢
Jumlah Baut =
𝑅𝑛

Panjang P
Nama Batang jumlah baut Pembulatan baut
m Kg
1-1 5 -189004.9 8.65332761 9
2-1 5 -32778.92 1.50073746 2
3-1 5 78189.73 3.57980851 4
4-1 5 143594.1 6.574257018 7
5-1 5 143594.1 6.574257018 7
6-1 5 78189.73 3.57980851 4
7-1 5 -32778.92 1.50073746 2
8-1 5 -189004.9 8.65332761 9
9-1 5 -179043.6 8.197263284 9
10-1 5 -312619.2 14.31283715 15
11-1 5 -400873.3 18.35342891 19
12-1 5 -443522.5 20.30606347 21
13-1 5 -400873.3 18.35342891 19
14-1 5 -312619.2 14.31283715 15
15-1 5 -179043.6 8.197263284 9
16-1 6.96 -249511.4 11.42353392 12
17-1 6.96 -185949.1 8.513422039 9
18-1 6.96 -122973.2 5.630157667 6
19-1 6.96 -59321.56 2.715955475 3
20-1 6.96 59485.44 2.723458494 3
21-1 6.96 122874 5.625615933 6
22-1 6.96 186149.7 8.522606232 9
23-1 6.96 249246.2 11.41139211 12
24-1 6.96 249246.2 11.41139211 12
25-1 6.96 186149.7 8.522606232 9
26-1 6.96 122874 5.625615933 6
27-1 6.96 59485.44 2.723458494 3
28-1 6.96 -59321.56 2.715955475 3
29-1 6.96 -122973.2 5.630157667 6
30-1 6.96 -185949.1 8.513422039 9
31-1 6.96 -249511.4 11.42353392 12
Perencanaan Dudukan Gelagar (Elastomer)

Perhitungan Dudukan Gelagar (Elastomer)


Data elastomer :
o Karet alam = 60 duro(Tabel 1, SNI 03-3967-2008)
o Koefisien susut defleksi (Cd) = 0,25
o Kekuatan pelat baja (fy) = 240 Mpa
o Panjang dudukan (Lpad) = 750 mm
o Lebar dudukan (Wpad) = 750 mm

o Tebal lapis luar karet (hrcover) =9 mm


o Tebal lapis dalam karet (hrdalam) = 18 mm
o Jumlah lapis karet (nr) = 9 buah
o Tebal perkuatan pelat baja (ts) =5 mm
o Jumlah pelat baja (ns) = 4 buah
o Tebal lapis tepi = 10 mm
o Reaksi tumpuan gelagar induk = 262571,55 kg

o Dudukan gelagar direncanakan menggunakan perletakan elastomeric menurut Peraturan


BMS 1992 Bagian 8 untuk perletakan laminasi. Tumpuan elastomer yang dipakai
menggunakan karet alam 60 duro dengan spesifikasi sebagai berikut (berdasarkan SNI 03-
3967-2008 Tabel 1):

Tabel A.4.1 Spesifikasi Elastomer dari Karet

Pembebanan

Tumpuan elastomer diletakkan pada kedua ujung dari setiap gelagar induk, sehingga beban yang
ditahan oleh elastomer berasal dari gelagar induk.

• Reaksi tumpuan :
RA = RB = 262571,55 kg
Faktor bentuk :
Syarat yang harus dipenuhi untuk menghitung faktor bentuk elastomer lapis baja:
- Seluruh tebal lapisan elastomer bagian dalam harus memiliki ketebalan yang sama
- Tebal lapisan luar tidak boleh melebihi 70% tebal lapisan bagian dalam
Jika tebal lapisan dalam elastomer dipakai hrdalam = 18 mm, maka:
hrcover≤ 0,7 hrdalam
hrcover ≤ 0,7 x 18
hrcover ≤ 12,6 mm
Jadi, hrcover dipakai 9 mm.
Untuk tumpuan tanpa baut, faktor bentuk untuk setiap lapisan:
L.W
Si =
2.hri .(L+W)

(menurut Surat Edaran-Menteri 2015 tentangPedoman Perancangan Bantalan


Elastomer untuk Perletakan Jembatan)
Faktor bentuk untuk lapisan dalam:
750 × 750
Sinternal = = 10,4167
2 × 18 × (750 + 750)

Menurut Peraturan BMS pasal 8.3.5 (b) faktor bentuk untuk perletakan laminasi harus
memenuhi 4 < 𝑆 ≤ 12, sehingga memenuhi syarat. Untuk perhitungan berikutnya digunakan
faktor bentuk untuk lapis dalam yang sesuai (10,42)

Kontrol Tegangan Tekan :


Tegangan tekan yang terjadi pada elastomer harus memenuhi syarat:
σs ≤ σijin = 7 MPa
Dan σs ≤ 1.0 x G x Sdalam
(menurut Surat Edaran-Menteri 2015 tentangPedoman Perancangan Bantalan
Elastomer untuk Perletakan Jembatan)
Maka, diambil nilai G = 0,8 MPa
σs ≤ σijin = 7 MPa
σs ≤ 1.0 × G × Sdalam
σs ≤ 1 × 0,8 × 10,4167
σs ≤ 8,3333 MPa

Tegangan yang terjadi:


Vu 262571,55
σs = =
L × W 750 × 750
= 4,6679 MPa < σijin = 7 MPa → Ok

Kontrol Kombinasi Tekan dan Rotasi :


Rotasi dikontrol untuk memastikan tidak ada gaya angkat pada tumpuan.

θijin = 0,005 rad


(menurut Surat Edaran-Menteri 2015 tentangPedoman Perancangan Bantalan
Elastomer untuk Perletakan Jembatan)
Maka, diambil:
θsx = 0,003 rad
n = jumlah lapis elastomer = 9 buah
L 2 θsx
σs ≥ 0,5 × G × S × ( ) ×
hri n
750 2 0,003
σs ≥ 0,5 × 0,8 × 10,4167 × ( ) ×
18 9
σs ≥ 2,4113 MPa
(σs = 4,6679 MPa) ≥ 2,4113 Mpa → OK

Kontrol Stabilitas :
Tebal total dudukan tidak boleh melebihi L/3 dan W/3
H = L/3
= 750/3
= 250 mm
H = W/3
= 750/3
= 250 mm
Tebal total dudukan :
htotal = (2 hrcover) + (9 hrdalam) + (10 x hs)
= (2 × 9) + (9 × 18) + (10 × 5)
htotal = 230 mm < L/3 atau W/3 → OK

Kontrol Pelat Baja :


Tebal dari pelat baja harus mampu menahan tarik akibat tekanan pada tumpuan.
Tebal dari pelat harus memenuhi syarat :
3 × hmax × σs
hs ≥
𝑓𝑦
(menurut Surat Edaran-Menteri 2015 tentangPedoman Perancangan Bantalan
Elastomer untuk Perletakan Jembatan)
3 × hmax × σs
hs ≥
𝑓𝑦
3 × 18 × 4,6679
5 mm ≥
240
5 mm ≥ 1,0503 mm → OK
Untuk batas fatik:
Vu 262571,55
σL = = = 4,6679 MPa
L × W 750 × 750
∆FTH = 24 ksi = 165,36 Mpa (Tabel AASHTO 6.6.1.2.5 – 3)
2 × hmax × σL
hs ≥
∆FTH
(menurut Surat Edaran-Menteri 2015 tentangPedoman Perancangan Bantalan
Elastomer untuk Perletakan Jembatan)
2 x 18 x 4,6679
5 mm ≥
165,36
5 mm ≥ 1,0162 mm → OK

Dimensi perletakan elastomer:

L = 750 mm
mm

H = 230 mm
mmmmm

W = 750 mm
mm

Hcover = 9 mm
Atas & bawah

Lapisan internal
Hri = 18 mm
H = 230 mm n = 9 buah
G = 0,8 MPa

Pelat Baja
Hs = 5 mm
n = 10 buah
Fy = 240 MPa
Perencanaan Pelat Injak
250 50 25

25
123
350
100 50
200 160 200

DATA PERENCANAAN :
Berat Isi Beton Bertulang = 2400 kg/m3
Aspal Beton = 2200 kg/m3
Air = 1000 kg/m3
Tebal pelat injak = 25 cm = 0,25 m
Tebal lapisan aspal + overlay = 10 cm = 0,1 m
Tebal genangan air hujan =5 cm = 0,05 m
Lebar pelat injak =3 m
Lebar jembatan total = 10,5 m
PEMBEBANAN
Analisis beban yang terjadi :
(Beban dihitung per pias 1 meter)

a. Beban Mati :
(Faktor Beban Ultimit = 1.3)
Berat sendiri pelat beton = 0,25 meter × 1 meter × 2400 kg/m3 = 600 kg/m
Total beban mati = 600 kg/m

b. Beban Hidup :
(Faktor Beban Ultimit = 1.8)

Untuk perhitungan kekuatan lantai kendaraan atau sistem lantai kendaraan jembatan harus
digunakan beban ” T ” pada Standart Nasional Indonesia tentang Pembebanan Jembatan
Tahun 2016, beban yang merupakan kendaraan truck yang mempunyai beban roda ganda (
Dual Wheel Load ) sebesar 112,5 kN (11,468 ton).
0,5 × 0,25 = 0,125 m
0,5 × 0,25 = 0,125 m
0,75 + 2 (0,125) = 1 m
m
T = 11468 kg

Untuk jalan kelas I beban maksimum 100% dari beban yang tercantum di SNI 1725:2016,
sehingga T = 100 % × 11468 kg = 11468 kg

𝑇 11468 𝑘𝑔
q= = = 11468 kg/m2
(𝐿+(2 × 0,125)) × (𝐵+(2 × 0,125)) (0.75+0,25)× (0.25+0,25)

q = 11468 kg/m2 × 0.5 m = 11468 kg/m

c. Beban Mati Tambahan


(Faktor Beban Ultimit = 2,0)
- Air hujan = 0,05 m × 1 m × 1000 kg/m3 = 50 kg/m
- Lapis Perkerasan = 0,1 m × 1 m × 2200 kg/m3 = 220 kg/m

Total beban mati = 270 kg/m


SKETSA PEMBEBANAN :

- Beban mati

- Beban hidup

- Beban Mati Tambahan


- Momen dari SAP 2000

- Reaksi Tumpuan dari SAP 2000

Maka didapatkan dari analisis SAP 2000

- Reaksi Tumpuan
Ra = Rb = 7140,55 kg
- Mmaks = 8580,76 kgm
PENULANGAN
Data :
f’c beton = 30 MPa
fy (ulir) = 370 MPa
b = 1000 mm (tinjauan tiap 1 meter)
h = 250 mm
d’ = 40 mm
d = 210 mm
M = 8580,76 kgm
1,4 1,4
ρmin = = = 0,003783
fy 370

f ′c 600
ρmax = 0,75 (0,85 β1 )
fy fy + 600

30 600
= 0,75 (0,85 0,85 )
370 370 + 600
= 0,02717
Mu = 8580,76 kgm
Mu 8580,76 × 104
𝑅𝑛 = = = 2,4322 MPa
 b . 𝑑2 0,8 × 1000 × 2102
fy 370
𝑚= = = 14,5098
0,85 f′c 0,85 × 30

1 2 . 𝑚 . 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦

1 2 × 14,5098 × 2,4322
= (1 − √1 − )
14,5098 370

= 0,006921
min = 0,003783 <  = 0,006921< maks = 0,02717
Maka → digunakan ρ = 0,006921

As = ρ .b .d

= 0,006921 × 1000 × 210

= 1453,41 mm2

Menurut SK-SNI-2847-2002, kriteria tulangan bagi adalah sebagai berikut

Sehingga tulangan bagi (As’) yaitu :

As’ = 0.002 × 1000 × 210

= 420 mm2

Digunakan tulangan = Tulangan utama D19-150 (As = 1890 mm2)

Tulangan bagi D13-250 (As’ = 531 mm2)


PERENCANAAN ABUTMEN

250 50 25

25
123
350
100 50
200 160 200

Data Perencanaan
Tanah Asli
γs = 1690 kg/m3
Ø = 30o
c = 50 kPa = 5098,5 kg/m2 = 5,0985 kg/cm2
γw = 1000 kg/m3
Tanah Timbunan
γs = 1630 kg/m3
Ø = 35o
c = 0 kPa
2
δ = ×Ø
3
2
= × 35o = 23,333
3
Data Jembatan
• Bentang jembatan = 40 m
• Lebar jembatan = 10,5 m
• Fc’ = 30 MPa
• Fy = 240 MPa (polos)
= 370 MPa (ulir)

Pembebanan
• Beban Struktur
Beban dari struktur atas diambil dari reaksi pada gelagar induk.
P = 262571,55 kg
• Beban Horizontal Memanjang
Beban horisontal diambil dari beban rem pada gelagar induk
Berdasarkan SNI 1726 2016, 8.7 Gaya rem (TB) Gaya rem diambil yang terbesar dari:
• 25% dari berat gandar truk desain atau,
o 25% × (11468 × 100%) = 2866,9724 kg
• 5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR
o 5% × [(11468 × 4) + (2548,419 × 2) = 2548,419 kg
Jadi Gaya rem yang diambil sebesar (diambil yang terbesar) :
H = 2866,9724 kg
• Beban Akibat Berat Sendiri Abutment, Tanah dan Pelat Injak (Beban Vertikal)

250 50 25
25

P
123

W1 H

W2
350
623

T1

T3 W3
100 50

T2 W5 T4
W4
W6
50 200 160 200
Tabel Beban Vertikal

Berat Gaya
b h Lebar Faktor
Notasi Isi Vertikal
Bentuk
kg/m3 m m m kg
W1 2400 0.25 0.25 10.5 1 1575
W2 2400 0.75 1.23 10.5 1 23247
W3 2400 1.6 4 10.5 1 80640
W4 2400 2 0.5 10.5 0.5 12600
W5 2400 2 0.5 10.5 0.5 6300
W6 2400 5.6 1 10.5 1 70560
T1 1630 2 4.73 10.5 1 80953.95
T2 1630 2 0.5 10.5 0.5 8557.5
T3 1630 0.5 6.23 10.5 1 26656.613
T4 1630 2 0.5 10.5 0.5 8557.5
Total Gaya Vertikal 319647.56

• Beban Akibat Tekanan Tanah (Beban Horizontal)


Tekanan tanah yang terjadi pada abutment:

250 50 25

25
P

123
W1 H

W2

350
623

P1 T1

T3 W3
100 50

P2
T2 W5 T4 P3
W4
W6
50 200 160 200

Koefisien Tanah Aktif Menurut Rankine


Ø
Ka = tan2 ( 45 − )
2
35
= tan2 ( 45 − )
2
= 0,2709
1 1
Kp = = = 3,6901
𝐾𝑎 0,2709
Beban Horizontal
• P1 (akibat plat injak)
P1 = Ka × q(plat injak) × h
= 0,2709 × 600 kg/m × 6,23 m
= 1012,9608 kg
• P2 (akibat tanah aktif di belakang abutmen)

P2 = ½ × (Ka. γ . h) × h
= 0,5 × 0,2709 × 1630 kg/m3 × 6,23 m × 6,23 m
= 8572,0965 kg/m
• P3 (akibat tanah pasif di depan abutmen)

P3 = ½ × (Kp. γ . h) × h
= 0,5 × 3,6901× 1630 kg/m3 × 1,5 m × 1,5 m
= 6766,8535 kg/m
Perhitungan Stabilitas Abutmen
momen penahan
Berat Faktor Gaya Gaya Jarak lengan Momen
Notasi b / Kp h Lebar
Isi Bentuk Vertikal Horizontal ke titik Gaya
W1 2400 0.25 0.25 10.5 1 1575 2.975 4685.625
W2 2400 0.75 1.23 10.5 1 23247 3.225 74971.575
W3 2400 1.6 4 10.5 1 80640 2.8 225792
W4 2400 2 0.5 10.5 0.5 12600 4.2666 53759.16
W5 2400 2 0.5 10.5 0.5 6300 1.3333 8399.79
W6 2400 5.6 1 10.5 1 70560 2.8 197568
T1 1630 2 4.73 10.5 1 80953.95 4.6 372388.17
T2 1630 2 0.5 10.5 0.5 8557.5 4.9333 42216.7148
T3 1630 0.5 6.23 10.5 1 26656.6125 5.85 155941.183
T4 1630 2 0.5 10.5 0.5 8557.5 0.6667 5705.28525
P 262571.55 2.425 636736.009
H 2866.97248 5 14334.8624
P3 1630 3.6902 1.5 10.5 0.5 47367.9746 0.5 23683.9873
Total Gaya 582219.113 50234.9471 ∑ momen 1816182.36
momen penyebab guling
Berat Faktor Gaya Gaya Jarak lengan Momen
Notasi ka h Lebar
Isi Bentuk Vertikal Horizontal ke titik Gaya
kg/m3 m m m kg kg m kgm
P1 1630 0.2710 6.23 10.5 1 17336.8245 3.115 54004.2082
P2 1630 0.2710 6.23 10.5 0.5 14447.3537 2.0766 30001.3748
Total Gaya 31784.1782 ∑ momen 84005.583
Rekap Hasil Perhitungan Stabilitas
Gaya Penahan
- Gaya Vertikal (VT) = 582219,113 kg
- Gaya Horizontal (HT) = 50234,9471 kg
- Momen Penahan (MT) = 1816182,36 kgm
Gaya Penyebab
- Gaya Horizontal (HG) = 31784,1782 kg
- Momen Penyebab (MG) = 84005,5819 kgm

Kontrol Stabilitas Abutment

• Stabilitas Guling
Momen penahan guling (MT) = 1816182,36 kgm
Momen penyebab guling (MG) = 84005,5819 kgm
Angka keamanan (SF) =2
MT 1816182,36
SF = =
MG 84005,5819
= 21,6197 > 2 → OK!!

• Stabilitas Geser/ Gelincir


tan  = tan 35o
= 0,7002
V = 582219,113 kg
c = 5,0985 kg/cm2 = 5098,5 kg/m2
B = 6,5 m
Gaya penahan geser
∑FR' = V.tan  + B. c + P3
= (582219,113 × 0,7002) + (6,5 × 5098,5) + 47367,9746
= 455070,7377 kg
Gaya penyebab geser
∑Fd = P1 + P2
= 17336,8245 + 14447,3537
= 31784,1782 kg
∑FR′ 455070,7377 kg
SF = =
∑Fd 31784,1782 kg
= 14,3175 > 2 → OK!!

• Stabilitas abutment terhadap gaya dukung tanah


L ΣV 6e
- Kasus 1 → jika e < 6 maka, fmax/min = [1 ± ] < fijin
A L
L 2ΣV
- Kasus 2 →jika e > 6 maka, fmax/min = L < fijin
3[ −𝑒]𝐵
2

ΣM L L 5.6
dimana : e = | ΣV − 2| dengan 6 = = 0,933
6

M = MT - MG
= 1816182,36 - 84005,5819
= 1732176,779 kgm
V = 582219,113 kg
L = Bx = 5,6 m
ΣM L 1732176,779 5,6
e=| − |=| − |
ΣV 2 582219,113 2
= 0,1751 < 0,933 → Kasus 1

Diketahui tanah asli :


 = 1690 kg/m3
 = 30o
c = 50 kPa = 5098,5 kg/m2 = 5,0985 kg/cm2
w = 1000 kg/m3
SF =5

Dalam menghitung daya dukung tanah, perlu diperhatikan mengenai nilai-nilai


faktor kapasitas daya dukung yang dipengaruhi oleh sudut geser dalam tanah (). Dalam
ilmu pondasi Terzaghi memberikan tabel acuan nilai-nilai kapasitas dukung tanah
sebagai berikut :
Dari tabel, untuk Ø = 30o didapatkan nilai Nc, Nq, dan Nγ , masing-masing :
Nc = 30,14
Nq = 18,4
Nᵧ = 22,4

Beban kendaraan di belakang bangunan penahan tanah diperhitungkan senilai muatan tanah
setinggi 0,7 m. (SNI 2016 7.4 Beban akibat tekanan tanah (TA))
q1 = 0,7 x γ2 = 0,7 x 1690 = 1183 kg/m2
Jika diketahui data :
B = 5,6 m
1
Tegangan ijin tanah (fijin) = cNc + qNq + 2 γBNγ
1
fult = c . Nc + q. Nq + γ . B . Nγ
2
1
fult = (5098,5 × 30,14) + 1183 × 18,4 + 2 × 1690 × 5,6 × 22,4

= 281432,79 kg/m²
f𝑢𝑙𝑡 281432,79
fijin = = = 56286,558 kg/m²
SF 2

ΣV 6𝑒 582219,113 6 × 0,1751
fmax = [1 + ]= [1 + ]
𝐴 𝐿 5,6 × 10,5 5,6
= 11759,6167 kg/m²
= 11759,6167 kg/m² < 𝟓𝟔𝟐𝟖𝟔, 𝟓𝟓𝟖 𝐤𝐠/𝐦² → OK!!
ΣV 6𝑒 582219,113 6 × 0,437
fmin = [1 − ]= [1 − ]
𝐴 𝐿 5,6 × 10,5 5,6
= 8043,7543 kg/m²
= 8043,7543 kg/m² < 𝟓𝟔𝟐𝟖𝟔, 𝟓𝟓𝟖 𝐤𝐠/𝐦² → OK!!
Perencanaan Penulangan Abutment

250 50 25

25
123
350
100 50
200 160 200

• Penulangan Abutment Kepala

250 50 25

25
P1 W1 123
P2
T1 W2
Tabel momen pada abutmen kepala
Jarak
Berat Gaya Gaya Momen
b h Lebar Faktor lengan
Notasi Isi Vertikal Horizontal Gaya
Bentuk ke titik
kg/m3 m m m kg kg m kgm
W1 2400 0.25 0.25 10.5 1 1575 0.125 196.875
W2 2400 0.75 1.23 10.5 1 23247 0.375 8717.625
T1 1630 2.5 1.23 10.5 1 52628.625 2 105257.25

Total Gaya 77450.625 114171.75
momen
Jarak
Berat Gaya Gaya Momen
Ka h Lebar Faktor lengan
Notasi Isi Vertikal Horizontal Gaya
Bentuk ke titik
kg/m3 m m m kg kg m kgm
P1 1630 0.27099 1.23 10.5 1 3422.8401 0.615 2105.04669
P2 1630 0.27099 1.23 10.5 0.5 2852.3668 0.41 1169.47038

Total Gaya 6275.2069 3274.51707
momen
∑ momen 117446.267
Data perencanaan :

• Mu = 117446,2671 kgm
• Vu = 77450,625 kg
• fc’ = 30 Mpa
• fy = 370 Mpa
• h = 1000 mm
• b = 750 mm
• d’ = 40 mm
• d = 1000 – 40 = 960 mm
• 𝛽1 = 0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa (SNI – 03 – 2487 – 2002)
• ∅ = 0,8 untuk lentur tanpa beban aksial (SK SNI T – 15 – 1991 – 03)
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,00378
𝑓𝑦 370
𝑓′𝑐 600
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 (0,85 𝛽1 )
𝑓𝑦 𝑓𝑦 + 600
30 600
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 (0,85 0,8357 )
370 370 + 600
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,01619
𝑀𝑢 117446,2671
𝑀𝑛 = = = 146807,8338 kgm
∅ 0,8
𝑀𝑛 146807,8338 × 10 × 1000
𝑅𝑛 = = = 2,1239 Mpa
𝑏. 𝑑2 750 . 9602
𝑓𝑦 370
𝑚= = = 14,5098
0,85 𝑓′𝑐 0,85 𝑥 30

1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦

1 2 × 14,5098 × 2,1239
𝜌= (1 − √1 − )
14,5098 370

𝜌 = 0,006001
(0,00378 < 0,006001 < 0,01619) ρmin < ρ < ρ maks (digunakan ρ = 0,006001)

As = ρ . b . d = 0,006001 × 750 × 960 = 4321,26 mm2 = 43,21 cm2


As’ = 0,002. b. h = 0,002 × 750 × 1000 = 1500 mm2 = 15 cm2
Dipakai : Tulangan utama 𝐃𝟐𝟓 − 𝟏𝟎𝟎 As = 49,09 cm2
Tulangan bagi 𝐃𝟏𝟗 − 150 As’ = 18,9 cm2

Tulangan geser
Vu = Ø . Vn
Vn = Vc + Vs
𝑉𝑢
= 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠

Vn = (77450,625/0.75) kg = 103267,5 kg
√𝑓𝑐′ √30
V𝐶 = bd= × 750 × 960 = 657267,069 N = 65726,7069 kg
6 6

ø Vc = 0,75 × 65726,7069 kg = 49295,03 kg


Vu = 77450,625 kg
Vu (77450,625 kg) ≥ Ø Vc (49295,03 kg)
sehingga diperlukan tulangan geser
𝑉𝑢
Vs = − 𝑉𝑐

= 103267,5 – 65726,7069 = 37540,79 kg


√𝑓 ′ 𝑐
Nilai Vs harus lebih kecil dari [2 × ] × 𝑏𝑤 × 𝑑
3

√𝑓 ′ 𝑐 √30
[2 × ] × 𝑏𝑤 × 𝑑 = [2 × ] × 750 × 960 = 262906,82 kg
3 3

Dicoba dipakai sengkang 10 mm (As = 78,57 mm2)


Av= 2 x As = 2 x 78,57 = 157,142 mm2
Dipakai sengkang vertikal :
𝐴𝑣.𝑓𝑦.𝑑
Vn =
𝑠
157,142 . 370 . 960
103267,5 =
𝑠
S = 54,05 mm
1 1
× 𝑏𝑤 × 𝑑 × √𝑓′𝑐 = × 750 × 960 × √30 = 131453,4138 kg
3 3
37540,79 kg < 131453,4138 kg …… OK!
jarak sengkang maksimum adalah d/2 = 960/2 = 430 mm
Di pasang sengkang 10 mm dengan jarak 100 mm ( 10 – 100 mm)
• Penulangan Badan Abutment
250 50 25

25
P

123
W1

W2 H
473

P1

350
236.5

P2 T2 T1
W3

50 200 160

Tabel momen pada badan abutmen


berat gaya gaya lengan momen
b h lebar faktor
Notasi isi vertikal horizontal ke titik o gaya
bentuk
kg/m3 m m m kg kg m kgm
W1 2400 0.25 0.25 10.5 1 1575 0.975 1535.625
W2 2400 0.75 1.23 10.5 1 23247 1.225 28477.575
W3 2400 1.6 3.5 10.5 1 141120 0.8 112896
T1 1630 2 4.73 10.5 1 161907.9 2.6 420960.54
T2 1630 0.5 4.73 10.5 1 40476.975 3.85 155836.354
P 262571.55 0.425 111592.909

Total Gaya 630898.43 563869.74
momen
berat gaya gaya lengan momen
Ka h lebar faktor
Notasi isi vertikal horizontal ke titik o gaya
bentuk
kg/m3 m m m kg kg m kgm
H 2866.9725 3.5 10034.4037
W1 1630 0.271 4.73 10.5 1 13162.629 2.365 31129.618
W2 1630 0.271 4.73 10.5 0.5 10968.858 157.6667 1729423.59

Total Gaya 24131.487 1760553.21
momen
∑ momen 2324422.95

Data perencanaan :

• Mu = 2324422,95 kgm
• Vu = 24131,487 kg
• Pu = 630898,43 kg
• fc’ = 30 Mpa
• fy = 370 Mpa
• h = 1000 mm
• b = 1600 mm
• d’ = 40 mm
• d = 1000 – 40 = 960 mm
• 𝛽1 = 0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa (SNI – 03 – 2487 – 2002)
• ∅ = 0,65 (SK SNI T – 15 – 1991 – 03)

Pemeriksaan eksentrisitas kolom :

Mu 2324422,95
e= = = 3,684 m = 3684 mm
Pu 630898,43
emin = 0,1 × h = 0,1 × 1000 = 100 mm
e > emin → kolom dengan beban eksentris

Letak garis netral pada kondisi balance :

600 × d 600 × 960 mm


Cb = = = 593,8143 mm
600 + 𝑓𝑦 600 + 370 MPa

Direncanakan menggunakan tulangan :


As = 4909 mm2 (D25-100)

As’ = 0,002 . b . h

= 0,002 × 1000 × 1000

= 2000 mm2

a =  × Cb

= 0,85 × 593,8143

= 496,2592 mm
Pnb = 0,85 f’c b a + As fy– As’ fy
= (0,85 × 30 × 1600 × 496,2592 ) + (4909 × 370) – (2000 × 370)
= 22803705,55 N = 2280370,555 kg
Pub =  × Pnb
= 0,65 × 2280370,555 kg
= 1482240,861 kg
1
0,85 𝑓𝑐 ′ b h (d − 2 h) + As ′ 𝑓𝑦(d − d′ )
d" =
0,85 𝑓𝑐 ′ b h + (As + As′ ) 𝑓𝑦
1
0,85 × 30 × 1600 × 1000 (960 − 1000) + 2000 × 370 × (960 − 60)
= 2
0,85 × 30 × 1600 × 1000 + (4909 + 2000) 370
= 448,5804 mm
a
Mnb = 0,85 fc ′ b a (d − d" − ) + As ′ fy(d − d′ − d") + As fy d"
2
496,259
= 0,85 × 30 × 1600 × 496,259 (960 − 448,5804 − )
2
+ 2000 × 370(960 − 40 − 448,5804) + 4909 × 370 × 448,5804)
= 6494551939 Nmm
Mnb 6494551939
eb = = = 284,8024 mm
Pnb 2280370,555
Pub = 1482240,861 kg > Pu = 630898,43 kg → OK!!
e = 3684 mm > eb = 284,8024 mm → OK!!

Sehingga kolom mengalami keruntuhan tarik, Pemeriksaan kapasitas penampang


Persamaan Whitney untuk kolom persegi gagal tekan menentukan :
𝑓𝑦 370
m= = = 14,5098
0,85 × fc′ 0,85 ×30
m’ = m – 1 = 14,5098 – 1 = 13,5098
𝐴𝑠 4909
𝜌 = 𝜌′ = = = 0,003195
bd 1600 × 960
ℎ 1000
𝑒 ′ = 𝑒 + (𝑑 − 2) = 3684 + (960 − ) = 4128,754
2

2 1/2
𝑒′ 𝑒′ 𝑒′ 𝑒′
𝑃𝑛 = 0,85𝑓′𝑐 𝑏𝑑 [𝜌′ 𝑚′ − 𝜌𝑚 + 1 − + {(1 − ) + 2 ( (𝜌𝑚 − 𝜌′ 𝑚′ ) + 𝜌′ 𝑚′ (1 − ))} ]
𝑑 𝑑 𝑑 𝑑

𝑃𝑛 = 298357955,9 𝑁
= 29835795,59 𝑘𝑔
 x Pn = 0.65 x 29835795,59
= 19393267,14 kg > Pu = 630898,43 kg → OK!!

Tulangan utama : D25 – 100 As = 49,09 cm2, dan


Tulangan bagi : D16 – 100 As’ = 20,11 cm2 dapat digunakan
Tulangan geser

Vu = Ø . Vn
Vn = Vc + Vs
𝑉𝑢
= 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠

Vn = (24131,486/0.75) kg = 30164,358 kg = 301,64358 kN
√𝑓𝑐′ √30
V𝐶 = bd= × 1600 × 960 = 1402169,747 N = 1402,169 kN
6 6

ø Vc = 0,75 × 140216,9747 kg = 112173,579 kg


ø Vc (112173,579 kg) ≤ Vu (24131,486 kg)
sehingga diperlukan tulangan geser praktis
digunakan sengkang Ø-8mm dengan jarak 200 mm
Penulangan Kaki Abutmen

250 50 25

25
P

123
W1 H

W2

350
623

P1 T1

T3 W3
P2

100 50
T2 W5
W4
W6
50 200 160 200

Tabel momen pada kaki abutmen

Jarak
Berat Gaya Gaya Momen
b kp h Lebar Faktor lengan
Notasi Isi Vertikal Horizontal Gaya
Bentuk ke titik
kg/m3 m m m kg m kg kgm
W1 2400 0.25 0.25 10.51 1575
2.975 4685.625
W2 2400 0.75 1.23 10.51 23247
3.225 74971.575
W3 2400 1.6 4 10.51 80640 2.8 225792
W4 2400 2 0.5 10.5
0.5 12600
4.2666 53759.16
W5 2400 2 0.5 10.5
0.5 6300
1.3333 8399.79
W6 2400 5.6 1 10.51 70560 2.8 197568
T1 1630 2 4.73 10.51 80953.95
4.6 372388.17
T2 1630 2 0.5 10.5
0.5 8557.5
4.9333 42216.7148
T3 1630 0.5 6.23 10.51 26656.613
5.85 155941.183
P 262571.55
2.425 636736.009

Total Gaya 573661.61 1772458.23
momen
Jarak
Berat Gaya Gaya Momen
ka h Lebar Faktor lengan
Notasi Isi Vertikal Horizontal Gaya
Bentuk ke titik
kg/m3 m m m kg kg m kgm
H 2866.9725 5 14334.8624
P1 1630 0.271 6.23 10.5 1 17336.824 3.115 54004.2082
P2 1630 0.271 6.23 10.5 0.5 14447.354 2.0766 30001.3748

Total Gaya 31784.178 84005.583
momen
∑ momen 1856463.81
Data perencanaan :

• Mu = 1856463,81 kg
• Vu = 573661,61kg
• fc’ = 30 Mpa
• fy = 370 Mpa
• h = 1000 mm
• b = 6500 mm
• d’ = 40 mm
• d = 1000 – 40 = 960 mm
• 𝛽1 = 0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa (SNI – 03 – 2487 – 2002)
• ∅ = 0,8 untuk lentur tanpa beban aksial (SK SNI T – 15 – 1991 – 03)

1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,003783
𝑓𝑦 370
𝑓′𝑐 600
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 (0,85 𝛽1 )
𝑓𝑦 𝑓𝑦 + 600
30 600
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 (0,85 0,8357 ) = 0,01619
370 370 + 600
𝑀𝑢 1856463,81
𝑀𝑛 = = = 2320579,762 kgm
∅ 0,8
𝑀𝑛 2320579,762 × 104
𝑅𝑛 = = = 3,8738 MPa
𝑏. 𝑑2 6500 . 9602
𝑓𝑦 370
𝑚= = = 14,509
0,85 𝑓′𝑐 0,85 × 30

1 2. 𝑚. 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑚 𝑓𝑦

1 2 × 14,509 × 3,8738
𝜌= (1 − √1 − )
14,509 370

𝜌 = 0,0114
(0,00378 < 0,0114 < 0,01619) ρmin < ρ < ρ maks (digunakan ρ = 0,0114)
As = ρ . b . d = 0,0114 × 1000 × 960 = 10958,56 mm2 = 109,58 cm2
As’= 0,002 b h = 0,002 × 1000 × 960 = 2000 mm2 = 20 cm2

Dipakai : Tulangan utama 𝐃𝟐𝟗 − 𝟓𝟎 As = 132,1 cm2


Tulangan bagi 𝐃𝟏𝟔 − 𝟏𝟎𝟎 As’ = 20,11 cm2

Tulangan geser
Vu = Ø . Vn
Vn = Vc + Vs
𝑉𝑢
= 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠

Vu = 573661,6126 kg
Vn = (573661,6126 / 0,75) kg = 764882,15 kg
√𝑓𝑐′ √30
V𝐶 = bd= × 6500 × 960 = 569631,45 kg
6 6

ø Vc = 0,75 × 569631,45 kg = 427223,59 kg


Vu (573661,6126 kg) ≥ ø Vc (427223,59 kg)

Sehingga diperlukan tulangan geser


𝑉𝑢
Vs = − 𝑉𝑐

= 573661,6126 – 569631,45 = 195250,6902 kg


√𝑓 ′ 𝑐
Nilai Vs harus lebih kecil dari [2 × ] × 𝑏𝑤 × 𝑑
3

√𝑓 ′ 𝑐 √30
[2 × ] × 𝑏𝑤 × 𝑑 = [2 × ] × 6500 × 960 = 2278525,839 kg
3 3

Dicoba dipakai sengkang 25 mm (As = 491,07 mm2)


Av = 2 × As = 2 × 491,07 = 982,142 mm2
Dipakai sengkang vertikal :
𝐴𝑣.𝑓𝑦.𝑑
Vn =
𝑠
982,142 . 370 . 960
764882,15 =
𝑠
S = 45,609 mm
1 1
× 𝑏𝑤 × 𝑑 × √𝑓′𝑐 = × 6500 × 960 × √30 = 1139262,92 kg
3 3
195250,6902 kg < 1139262,92 kg …… OK!
jarak sengkang maksimum adalah d/2 = 960/2 = 430 mm
Di pasang sengkang 25 mm dengan jarak 100 mm ( 25 – 100 mm)
PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR (STROUSS)

 BATASAN PERENCANAAN
1. Pembebanan
Gaya vertikal dan gaya horizontal dari total gaya yang terjadi pada struktur abutment.
2. Pilecap merupakan bagian dari kaki abutment.

 DATA PERENCANAAN
Data Teknis
 f’c = 30 Mpa
 fy = 390 MPa (ulir)
= 240 MPa (polos)
 Es = 200000 MPa
 β1 = 0,85
Data Sondir
 PONDASI ABUTMENT
Pembebanan
 Pu = 573661,6 kg = 573,66 ton
 Hu= 2866,97 kg = 2,866 ton

Data Bor Pile


Diameter lubang bor (D) = 80 cm
Luas lubang bor (Ag) = 5028,57 cm2
Keliling lubang (O) = 251,43 cm
Tulangan bore pile = 6 – D16
Luas tulangan (As) = 12,06 cm2

 Daya dukung tiang (single pile)


Berdasarkan kekuatan tanah
Atiang .q c O. f
Qtiang = 
3 5
dimana :
harga konus pada kedalaman 7,8 m adalah qc = 210 kg/cm2 tahanan geser dinding
atau jumlah hambatan lekat pada kedalaman 7,8 m adalah f = 278,874 kg/cm
5028,57 x 210 251,43 x 278,874
Qtiang = +
3 5
= 366023,38 kg
= 366,02 ton
Jadi daya dukung ijin tiang (single pile) :
Qa = 366,02 ton

 Kebutuhan jumlah tiang


Pu
n.tiang =
Qa
573,66
=
366,02
= 1,567 ≈ 2 (digunakan 2 buah bore pile)
 Jarak antar tiang
Syarat :
s = 2,5 D s/d 3 D = 2,5 (0,8) s/d 3 (0,8) = 1,76 m s/d 2,4 m
digunakan
s (jarak antar tiang) =2m
Berdasarkan perencanaan, diketahui:
m =1
n =2
Lg = (n-1) s + 2 (D/2) Bg = (m-1) s + 2 (D/2)
= (2-1) 2 + 2 (0,8/2) = (1-1) 2 + 2 (0,8/2)
= 2,8 m = 0,8 m
Syarat = Lg ≥ Bg = 2,8 m ≥ 0,8 m (OK !)

 Daya dukung grup


Efesiensi kelompok tiang bor (η) :
n = banyak tiang bor dalam baris =2
m = banyaknya baris tiang =1
d = diameter dari tiang = 0,8 m
s = spacing (jarak antar tiang) =2m

θ = tan-1.(d/s) = tan-1.(0,8/2) = 21,8 o


(m − 1) n + (n − 1) m
η =1−[ ]𝜃
90. m. n
(1 − 1) 2 + (2 − 1) 1
=1−[ ] 21,9
90. 1. 2
= 0,8789
Qgrup = Qtiang . n. η
= 366,02 x 2 x 0,8789
= 643,388 ton > Pu = 573,66 ton ……… (OK)
 Daya dukung pondasi grup mencukupi yaitu dengan menggunakan 4 tiang.

Keefektifan
Pu
≤1
Qgroup
573,66
≤1
643,388
𝟎, 𝟖𝟗 ≤ 𝟏 (OK!)
Berikut ini merupakan gambar peretakan pondasi pada struktur abutment

1050
425 200 425

280
80

560
280
PONDASI BOR
Ø 0,8 m
 Penulangan tiang bor
Luas lubang bor (Ag) = 5028,57 cm2
Tulangan bore pile = 6 – D16
Luas tulangan (As) = 12,06 cm2

Pn = 0,85 x 0,7 x (β1 x f’c x (Ag – As) + As x fy)


= 0,85 x 0,7 x (0,85 x 300 x (5028,57– 12,06 ) + 12,06 x 3900)
= 789115,43 kg
= 789,115 ton
Pu (tiap pilar) = Pu / jumlah tiang = 573,66: 2 = 286,83 ton

Pn 789,115
= = 𝟓𝟐𝟔, 𝟎𝟕𝟕 𝐭𝐨𝐧 ≥ 𝟐𝟖𝟔, 𝟖𝟑 𝐭𝐨𝐧 (𝐎𝐊!)
1,5 1,5
Tulangan 6 – D16 dapat digunakan.

 Penulangan geser (sengkang spiral)


Beban tiap tiang
Ag = 5028,57 cm2
Nu = 286,83 ton = 286830 kg
Hu = 2866,97 kg
Vu = Hu/2 = 2866,97 / 2 = 1433,49 kg
Untuk komponen struktur yang dikenai tahan aksial
Nu
Vc = 0,17 x (1 + ) x λ x √f′c x 0,85 b2
14 x Ag
286830
Vc = 0,17 x (1 + ) x 1 x √300 x 0,85 x 802
14 x 5028,57
Vc = 81280,19 kg
∅Vc = 0,75 x 81280,19
= 60960,14 kg ≥ Vu = 1433,49 kg

 Tidak perlu tulangan geser, maka digunakan tulangan geser (sengkang spiral)
praktis φ8 – 200.
Gambar penulangan bore pile

80
6D-16

Ø8-200
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil

ABUTMENT
MATA KULIAH

Studio Perancangan 2
500 500 500 500 500 500 500
JUDUL GAMBAR

650
SKETSA TAMPAK SAMPING
JEMBATAN

500 500 500 500 500 500 500 500


MENGETAHUI
4000

1115
DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

M.A.B.
DISETUJUI TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
TAMPAK SAMPING Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 300
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil
4000
500 500 500 500 500 500 500 500
MATA KULIAH

150 150 150 150 150 150 150


Studio Perancangan 2

JUDUL GAMBAR

1050
TAMPAH BAWAH
JEMBATAN

MENGETAHUI

DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.


RANGKA INDUK
GELAGAR MELINTANG
DISETUJUI TTD

GELAGAR MEMANJANG IKATAN ANGIN Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
TAMPAK BAWAH Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 200
PIPA SANDARAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
TROTOAR Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil

PERKERASAN JALAN IKATAN ANGIN


MATA KULIAH

Studio Perancangan 2

100
JUDUL GAMBAR

1050
950
Tampak Atas Jembatan

50
MENGETAHUI

DIPERIKSA TTD

250 500 500 500 500 500 500 500 250 Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DISETUJUI TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
Tampak Atas Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 200
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil

MATA KULIAH

Studio Perancangan 2

JUDUL GAMBAR

650
PIPA SANDARAN

TROTOAR POTONGAN MELINTANG


JEMBATAN
PELAT LANTAI KENDARAAN
PERKERASAN JALAN KERB
90
167,5
25 25

GELAGAR MEMANJANG
MENGETAHUI

DIPERIKSA TTD
GELAGAR MELINTANG

50 15 Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

TTD
150 150 150 150 150 150 150 DISETUJUI

1050 Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
POT. MELINTANG Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 100
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil

PELAT LANTAI KENDARAAN MATA KULIAH


TROTOAR PIPA SANDARAN Studio Perancangan 2
3500
500 500 500 500 500 500 500 JUDUL GAMBAR

POTONGAN MEMANJANG

650
MENGETAHUI

167,5
DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.


500 500 500 500 500 500 500 500
4000 TTD
DISETUJUI

GELAGAR MEMANJANG Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

GELAGAR MELINTANG DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
POT. MEMANJANG Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 200
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil
IKATAN ANGIN
WF.200.200.10.16
MATA KULIAH

RANGKA INDUK Studio Perancangan 2


TUL. UTAMA TROTOAR WF.400.400.18.28
D13-150
JUDUL GAMBAR
650

TUL. BAGI TROTOAR PIPA SANDARAN


D13-250
TROTOAR
PERKERASAN ASPAL t=10 cm PENULANGAN PLAT LANTAI
KERB DAN TROTOAR
GELAGAR
TUL. UTAMA PLAT LANTAI TUL. BAGI PLAT LANTAI MEMANJANG
30 D16-200 D13-250 WF. 350.250.9.14
167.5

25

25
MENGETAHUI

DIPERIKSA TTD

GELAGAR MELINTANG Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.


PLATE GIRDER
150 150 150 150 150 150 150 WF. 1000.400.18.34
50 950 50 DISETUJUI TTD

1050
Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
PENULANGAN TROTOAR DAN PLAT LANTAI Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 100
3500
500 500 500 500 500 500 500

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

72
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik

5
Jurusan Teknik Sipil

5
2,
36
1050

MATA KULIAH

Studio Perancangan 2

JUDUL GAMBAR

TAMPAK IKATAN ANGIN


ATAS
IKATAN ANGIN ATAS
SKALA 1 : 200
MENGETAHUI

DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

405 DISETUJUI TTD

202 16
Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

16
208
414

180
16

DIGAMBAR NIM
28

10 180
18 Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri
(175060100111012)
WF.400.400.18.28 WF.200.200.10.16 L.180.180.16
Luh Leta Milleila Nursanti
PROFIL GELAGAR INDUK (175060101111003)
PROFIL Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 25
4000
500 500 500 500 500 500 500 500 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil

MATA KULIAH

Studio Perancangan 2
1050

116
JUDUL GAMBAR

3
116
3
TAMPAK IKATAN ANGIN
BAWAH

MENGETAHUI
GELAGAR MEMANJANG
GELAGAR MELINTANG GELAGAR INDUK IKATAN ANGIN BAWAH DIPERIKSA TTD

TAMPAK BAWAH Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

SKALA 1 : 200
DISETUJUI TTD
400
405 250 16 Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.
34

414

16
350

180
14
1000

180
28

18 9 DIGAMBAR NIM
18 WF.400.400.18.28 WF.350.250.9.14 L.180.180.16
Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri
400 (175060100111012)

PLATE GIRDER
DETAIL PROFIL
Luh Leta Milleila Nursanti
WF.1000.400.18.34 SKALA 1 : 50 (175060101111003)

Kode Nomor lembar Jumlah lembar


4000
500 500 500 500 500 500 500 500

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Universitas Brawijaya
1050

Fakultas Teknik

116

3
Jurusan Teknik Sipil

116
3
A A
MATA KULIAH

Studio Perancangan 2

JUDUL GAMBAR
GELAGAR MEMANJANG
GELAGAR MELINTANG GELAGAR INDUK IKATAN ANGIN BAWAH
TAMPAK BAWAH
TAMPAK BAWAH
SKALA 1 : 200
MENGETAHUI

DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DISETUJUI TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

GELAGAR MELINTANG
GELAGAR MEMANJANG
PLATE GIRDER DIGAMBAR NIM
WF.1000.400.18.34 WF.350.250.9.14

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


POTONGAN A-A (175060100111012)

SKALA 1 : 50 Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)

Kode Nomor lembar Jumlah lembar


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil

500 500
MATA KULIAH

Studio Perancangan 2

JUDUL GAMBAR
650

Profil Gelagar Induk

500 500
MENGETAHUI
GELAGAR INDUK GELAGAR INDUK
DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DISETUJUI TTD
405
28

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.


414

GELAGAR INDUK
DIGAMBAR NIM

18
Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri
WF. 400.400.18.28 (175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
Profil Gelagar Induk Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 200
Rangka Utama
WF 400.400.18.28

Plat sambung
konfigurasi baut c
t = 20 mm

Rangka Utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


konfigurasi baut d Universitas Brawijaya
WF 400.400.18.28 Fakultas Teknik
konfigurasi baut a Jurusan Teknik Sipil

MATA KULIAH

Studio Perancangan 2

Detail JUDUL GAMBAR

Sambungan
DETAIL SAMBUNGAN A & B
A RANGKA INDUK

MENGETAHUI

DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DISETUJUI TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
Sambungan A & B Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 5
Ikatan angin melintang
WF 200.200.10.16
Ikatan angin diagonal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya

L 180.180.16
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil

MATA KULIAH

Studio Perancangan 2

Pelat sambung JUDUL GAMBAR

t = 16 mm
Detail Sambungan Ikatan

Ikatan angin diagonal Angin Atas C

L 180.180.16 MENGETAHUI

DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DISETUJUI TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


Detail Sambungan Ikatan (175060101111003)
Angin Atas C Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 20
Ikatan angin melintang
Pelat sambung WF 200.200.10.16
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik

t =16 mm Jurusan Teknik Sipil

Ikatan angin diagonal MATA KULIAH

L 180.180.16 Studio Perancangan 2

JUDUL GAMBAR

Ikatan angin diagonal Detail Sambungan Ikatan

L 180.180.16 Angin Atas D

Ikatan angin diagonal


MENGETAHUI
L 180.180.16 TTD
DIPERIKSA

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

Ikatan angin diagonal


Ikatan angin melintang L 180.180.16 DISETUJUI TTD

WF 200.200.10.16 Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


Detail Sambungan Ikatan (175060101111003)
Angin Atas D Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 20
Pelat sambung
t =16 mm Ikatan angin
diagonal
L 180.180.16
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya

Ikatan angin Fakultas Teknik


Jurusan Teknik Sipil

diagonal
tampak MATA KULIAH
L 180.180.16
bawah Studio Perancangan 2

JUDUL GAMBAR

Detail Sambungan Ikatan


Angin Atas E

MENGETAHUI

Pelat sambung konfigurasi DIPERIKSA TTD

L 90.90.16 baut e Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DISETUJUI TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

Ikatan angin DIGAMBAR NIM

diagonal Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)
tampak L 180.180.16 Detail sambungan ikatan Luh Leta Milleila Nursanti
(175060101111003)
samping angin atas E Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 20
PRODUCED BY AN AUTODESK STUDENT VERSION

..\..\..\logo-2731-international-journal-of-accounting-and-business-society_uqatscd.jpg

konfigurasi baut a
Pelat sambung Rangka Utama

PRODUCED BY AN AUTODESK STUDENT VERSION


PRODUCED BY AN AUTODESK STUDENT VERSION

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Universitas Brawijaya

t = 20 mm WF 400.400.18.28 Fakultas Teknik


Jurusan Teknik Sipil

MATA KULIAH

Studio Perancangan 2
Pelat sambung
JUDUL GAMBAR
t = 16 mm
konfigurasi baut e Detail Sambungan Ikatan

konfigurasi baut d Ikatan angin melintang


Angin Bawah

WF 200.200.10.16 MENGETAHUI

DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

Gelagar melintang DISETUJUI TTD

Ikatan angin diagonal WF 1000.400.18.34 Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

WF 200.200.10.16 DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


Detail Sambungan Ikatan (175060101111003)
Angin Bawah Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 20

PRODUCED BY AN AUTODESK STUDENT VERSION


250 50 25

25
ELASTOMER

123
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
WING Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil

WALL

350

648
TANAH TIMBUNAN MATA KULIAH

Studio Perancangan 2

100 50
JUDUL GAMBAR
TANAH
ABUTMEN TIMBUNAN
safafasfaa

MENGETAHUI

780
DIPERIKSA TTD

TANAH ASLI Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

TTD
240 80 240 DISETUJUI

560 Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
SKETSA ABUTMEN, PONDASI Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 100
PRODUCED BY AN AUTODESK STUDENT VERSION

TUL. UTAMA
D19-150 ..\..\..\logo-2731-international-journal-of-accounting-and-business-society_uqatscd.jpg

TUL. BAGI
D13-250

PRODUCED BY AN AUTODESK STUDENT VERSION


PRODUCED BY AN AUTODESK STUDENT VERSION

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil

250 50 25 MATA KULIAH

Studio Perancangan 2

JUDUL GAMBAR

25
Penulangan Pelat Injak

MENGETAHUI

DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DISETUJUI TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
Penulangan Pelat Injak
Kode

SKALA 1 : 20
Nomor lembar Jumlah lembar

PRODUCED BY AN AUTODESK STUDENT VERSION


TUL. UTAMA KEPALA ABUTMEN
D25-100
TUL. BAGI KEPALA
ABUTMEN TUL. GESER KEPALA ABUTMEN
D16-100 Ø8-200
250 50 25
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

25
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik

TUL. GESER
Jurusan Teknik Sipil

BADAN ABUTMEN

123
MATA KULIAH
TUL. BAGI BADAN ABUTMEN Ø8-200 Studio Perancangan 2
D16-100
JUDUL GAMBAR

safafasfaa
TUL. UTAMA BADAN ABUTMEN
D25-100

350
MENGETAHUI
TUL. BAGI KAKI ABUTMEN TUL. UTAMA
DIPERIKSA TTD
D16-100 KAKI ABUTMEN
D29-50 Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DISETUJUI TTD

TUL. GESER Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

BADAN ABUTMEN

50
DIGAMBAR NIM
Ø8-200
Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri

100
(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
200 160 200 Penulangan Abutmen Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 50
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
Fakultas Teknik

1050 Jurusan Teknik Sipil

425 200 425 MATA KULIAH

Studio Perancangan 2

JUDUL GAMBAR

280
80 TAMPAK BAWAH ABUTMEN

560
MENGETAHUI

280
DIPERIKSA TTD

Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DISETUJUI TTD

PONDASI BOR Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

Ø 0,8 m DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)

Luh Leta Milleila Nursanti


(175060101111003)
TAMPAK BAWAH ABUTMEN Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 100
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

D16-100 D25-100 Universitas Brawijaya


Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil

D16-100
80
100 50

MATA KULIAH

Studio Perancangan 2
6D-16
JUDUL GAMBAR

D29-50 PONDASI ABUTMEN

6D-16
Ø8-200 MENGETAHUI
780

DIPERIKSA TTD

A A Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.


POTONGAN A-A
SKALA 1 : 50 DISETUJUI TTD

Ø8-200 Dr.Eng Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.

DIGAMBAR NIM

Qisthina Tamimi Nurfidiani Putri


(175060100111012)
80
Luh Leta Milleila Nursanti
(175060101111003)
PONDASI ABUTMEN
Kode Nomor lembar Jumlah lembar

SKALA 1 : 200

Anda mungkin juga menyukai