Makalah Keanekaragaman Makhluk Hidup
Makalah Keanekaragaman Makhluk Hidup
Makalah Keanekaragaman Makhluk Hidup
PEMBAHASAN
A. Keanekaragaman Individu
Kata Individu berasal dari bahasa Latin : in = tidak + dividuus = dapat dibagi. Di bumi
ini tidak ada dua individu makhluk hidup apa pun yang benar-benar sama. Setiap individu
makhluk hidup memiiki ciri-ciri antara individu makhluk tersebut. Ciri-ciri khusus yang
dimiliki makhluk hidup itu merupakan “faktor pembeda” antara individu-individu makhluk
hidup lain. Keanekaragaman individu ini mencakup ;
Keanekaraman tingkat gen : merupakan tingkat keanekaragaman paling rendah. Gen
adalah materi hereditas di dalam kromosom yang mengendalikan sifat makhluk hidup.
Gen terdapat di setiap inti sel makhluk hidup. Gen pada makhluk hidup memiliki
perangkat dasar yang sama, tetapi memiliki susunan yang berbeda. Hal ini menyebabkan
setiap makhluk hidup memiliki fenotipe maupun genotipe yang berbeda.
Keanekaragaman gen juga dapat dikemukakan melaui hibridisasi atau perkawinan silang
antara species satu dengan species yang berbeda sifat atau melaui proses domestikasi.
Contoh : perbedaan warna pada bunga, variasi kelapa (kelapa kopyor, kelapa
gading, kelapa hijau), variasi mangga (mangga golek, mangga arum manis, mangga
kuini).
Keanekaragaman tingkat jenis : Adanya perbedaan yang bisa ditemukan pada
kelompok atau komunitas pada berbagai spesies yang hidup disuatu habitat tertentu.
Umumnya tingkat spesies dianggap sebagai yang paling alami untuk melihat keragaman
seluruh organisme. Selain itu spesies juga merupakan focus utama dari mekanisme
evolusi, dan asal muasal. Kepunahan spesies adalah agen utama dalam mengatur
keanekaragaman hayati yang ada. Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan
keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk
hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut
terdapat perbedaan-perbedaan sifat.
Contoh : Famili Fellidae : kucing, harimau, singa. Famili Palmae : kelapa, aren,
palem, siwalan, lontar. Famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang
panjang, kacang kapri. Familia graminae : rumput teki, padi, jagung. Genus
Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis).
Genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes).
B. Keanekaragaman Populasi
Kata Populasi berasal dari bahasa Latin : populus = rakyat, penduduk .Populasi itu suatu
kelompok individu sejenis atau se-spesies. Di dunia ini terdapat banyak sekali populasi
makhluk hidup yang bervariasi (beranekaragam) jenis atau spesiesnya. Apabila berbicara
tentang populasi makhluk hidup, kita harus menyebutkan nama jenis individu makhluk
hidup yang merupakan anggota populasi itu, dan kita membatasi mengenai waktu dan
tempatnya. Populasi makhluk hidup selalu menyangkut tentang nama jenis individu, waktu
dan tempat(ekosistem).
Dalam keanekaragaman makhluk hidup terdapat kurva bentuk bel (Genta) atau disebut
Kurva Normal, adalah suatu kurva yang menggambarkan (menunjukkan) wilayah distribusi
frekuensi variasi (keanekaragaman) dalam suatu populasi. Melihat bentuknya yang demikian
itu, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa nilai variabel di ujung-ujung kurva
distribusi,memperoleh frekuensi yang paling rendah (sedikit). Sedang nilai variabel yang
ditengah-tengah kurva distribusi, memperoleh frekuensi yang tinggi (banyak).
1.2 Klasifikasi Makluk Hidup
Klasifikasi merupakan suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi
golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi yang sekarang digunakan dari tingkat tertinggi
ke rendah adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerjaan), Phylum/ Divisio, Class (Kelas),
Ordo (Bangsa), Family (Suku), Genus (Marga), Species (Jenis).
5. Berdasarkan manfaat
B. Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup.
Sistem ini mengklasifikasikan makhluk hidup atas 2, yiatu tumbuhan dan hewan, yang
merupakan klasifikasi paling kuno. Aristosteles (384 SM - 322 SM), mengelompokkan
hewan dalam bukunya “Sejarah Hewan”, dan muridnya Theophrastus (sekitar 371 SM – 287
SM) secara bersamaan menulis tentang klasifikasi tumbuhan.
Makhluk Hidup
Pada tahun 1674, Antonie van Leeuwenhoek, yaitu "bapak mikroskopi", mengirim copy
dari pengamatan perdananya tentang organisme mikroskopik bersel tunggal kepada Royal
Society, di London. Hingga saat ini, keberadaan organisme mikroskopik tersebut tidak
diketahui. Pada awalnya organisme-organisme ini diklasifikasikan menjadi hewan dan
tumbuhan. Lalu, di pertengahan tahun 1800-an dikotomi kingdom tumbuhan dan hewan
semakin buram batasannya dan ketinggalan zaman. Pada tahun 1866, setelah proposal yang
diajukan Richard Owen dan John Hogg, Ernst Haeckel mengajukan kingdom ketiga. Haeckel
merevisi kandungan kingdom ini berkali-kali sebelum akhirnya memutuskan dasar
klasifikasinya, yaitu apakah bersel tunggal (Protista) atau bersel banyak (hewan dan
tumbuhan).
Kingdom Animalia
Kingdom Monera
Empire Prokaryote
Kingdom Protista
Makhluk hidup
Empire Eukaryote Kingdom Plantae
Kingdom Animalia
Perbedaan antara fungi dan organisme lain tumbuhan semakin mencolok. Di satu sisi
Haeckel pernah memindah fungi ke dalam Protista. Robert Whittaker menambahkan
fungi sebagai kingdom tambahan. Sistem lima kingdom diusulkan pada tahun 1969, dan
modifikasinya masih digunakan di sebagian kecil publikasi saat ini.
Kingdom Plantae
Kingdom Animalia
Makhluk Hidup
Prokaryote Eukaryote
Kingdom Eubacteria
Kingdom Archaebacteria
Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain
dari University of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariota dibandingkan
bakteri lain yang merupakan prokariota. Hal itu menyebabkan sistem klasifikasi 6 kingdom
pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang disebut
Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah
sistem lima kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.
Makhluk hidup di kingdom Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di
kingdom Eubacteria karena mereka dulunya satu kingdom. Namun Archaebacteria umumnya
tahan di lingkungan yang lebih ekstrem.
Kingdom Protista
Makhluk hidup yang ada dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik. Protista
memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi.
Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari
Protista menyerupai tumbuhan (ganggang atau Protophyta), Protista menyerupai jamur, dan
Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa mempunyai
klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk,
contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma,
dan Trichomonas), Cilliata/ Infusiora (rambut getar,
contoh Paramaecium), Rhizopoda/ Sarcodina (kaki semu, contohAmoeba),
dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium). Ganggang dikelompokkan
berdasarkan pigmen / jenis chlorophyl, yaitu Chrolophyta (warn; hijau), Euglenoid,
Chrysophyta (warna; keemasan/kuning), Rhodophyta (warna; merah), Phaeophyta (warna;
coklat), dan Phyropyta (warna; api).
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tidak bisa membuat makanan sendiri. Cara
makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga
hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur
lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara lain:
b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopus oryzae, mucor
mue)dan spesies jamur lainnya
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang berdiferensiasi
membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya
sendiri (bersifat autotrof).
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri
sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak
bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
Sejak pertengahan 1970-an, semakin banyak riset di bidang komparasi gen pada level
molekular (dimulai dengan gen ribosomal RNA) sebagai faktor utama dalam klasifikasi;
kemiripan genetik ditekankan terhadap penampilan luar dan perilaku. Tingakatan taxonomi,
termasuk kingdom, adalah kelompok organisme dengan nenek moyang yang sama,
baik monofilik (semua keturunan dari satu nenek moyang yang sama) atau parafilik (hanya
beberapa keturunan dari satu nenek moyang yang sama).
Berdasarkan studi RNA, Carl Woese membagi prokaryote (Kingdom Monera) menjadi
dua kelompok, yaitu Eubacteria dan Archaebacteria, karena ada banyak perbedaan genetik
antara dua kelompok ini. Eukaryote , seperti tumbuhan, fungi dan hewan mungkin nampak
serupa, tapi mirip dalam genetiknya di tingkatan molekular dibandingkan Eubacteria atau
Archaebacteria. (Ditemukan juga bahwa eukaryote lebih dekat secara genetik dengan
Archaebacteria daripada dengan Eubacteria.) Woese menciptakan sistem "tiga kingdom
utama" atau "urkingdom".
Kingdom Bacteria
Kingdom Fungi
Domain Eukarya
Kingdom Plantae
Kingdom Animalia
Kingdom
Phylum/ Divisio
Class
Ordo
Family
Genus
Species
Setiap takson memiliki persamaan dan perbedaan ciri. Makin tinggi takson makin
sedikit persamaan ciri yang dimilikinya dan dengan demikian makin banyak pula
perbedaannya. Sebaliknya makin rendah takson, maka makin banyak
persamaannya dan makin sedikit perbedaanya.
e. Konsep Spesies
Konsep spesies menurut para ahli taksonomi merupakan gabungan populasi alami
yang secara morfologi dan ekologi serupa dan yang dapat melakukan perkawinan
(interbreeding) serta menghasilkan keturunan yang fertile. Contohnya, kuda dan
kedelai dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan bagal, tetapi bagal ini
mandul maka kuda dan kedelai bukan termasuk satu spesies.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman mahluk hidup dimuka bumi ini ditunjukkan dengan adanya berbagai
variasi bentuk, ukuran ,warna dan sifat mahluk hidup lainnya. Indonesia terletak didaerah
tropis yang memiliki karakteristik keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi di
bandingkan dengan daerah subtropik dan kutub.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
genetic dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetic dan faktor
lingkungan dalam mempengaruhi sifat mahluk hidup.
Adanya sistem klasifiksi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup, serta
adanya sistem penamaan kita dapat mengetahui nama-nama makhluk hidup sesuai
ketentuan.
3.2 Saran
Isi makalah dan beberapa pembahasan di atas tiadak sepenuhnya sempurna, untuk itu
penulis mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang baik.
Harap mahklum jika terdapat adanya beberapa kejanggalan dan ketidaksempurnaan
makalah. Atas perhatian para pembaca, penulis mengucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
iii