Bju 042900154 Manajemen
Bju 042900154 Manajemen
Bju 042900154 Manajemen
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Jakarta, 08 Juli 2023
Rafi Faturrahman
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Direksi baru, sebelumnya pengalaman kerja 8 tahun di perusahaan multinasional. Melihat dari
pengalamannya bahwa untuk memotivasi karyawan untuk mencapai kinerja tinggi tidak hanya dengan
pengawasan.
Karyawan bisa berkinerja tinggi meskipun tidak diawasi namun harus diberi partisipasi dalam kemajuan
perusahaan.
Direktur pun meminta manajer untuk mengubah persepsi selama ini tentang motivasi. Dari
1. Pada saat ini perusahaan Q menerapkan pendekatan motivasi apa, harus diubah menjadi apa dan
mengapa?
2. Jelaskan asumsi yang digunakan dalam pendekatan motivasi PT. Q
3. Jelaskan kebijakan dan pengharapan yang digunakan dalam pendekatan motivasi PT. Q
2. A adalah UMKM peternakan bebek, di mana proses saat ini adalah. Melakukan pembibitan sendiri, 30
pembesaran sendiri serta mencari pemasaran sendiri. Berdasarkan pengalaman A selama 10 Tahun ini.
Usaha A stagnan.
Adakalanya bebek yang dibesarkan tidak laris di pasaran, hanya laris pada saat tertentu saja serta
seringkali ada tengkulak yang menawar bebek dengan harga murah di saat bebek A sedang tidak laku.
Selain itu kulitas bebek peternakan A pun tidak stabil, karena A beternak hanya berdasarkan pengalaman
dan tidak pernah mendapatkan pembinaan.
Dalam kondisi stagnan seperti ini, A pun mendapatkan penawaran kemitraan dari perusahaan besar yang
bergerak di bidang industri unggas (PT. B). Dalam perjanjian kemitraan tersebut A akan dijadikan peternak
untuk PT,B.
Dari fenomena yang terjadi pada peternakan A dan PT. B , menurut Saudara :
1. Apa jenis kemitraan yang terjadi pada A dengan PT. B dan jelaskan baik PT.B dan peternak A sebagai
apa dalam konsep kemitraan ini?
2. Jelaskan Kewajiban masing masing pihak yang bekerjasama dalam jenis kemitraan di atas?
3. Jelaskan keuntungan dan resiko dari peternakan A jika memilih jenis kemitraan di atas?
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
3. Setiap akhir tahun PT.Z sebuah perusahaan yang bergerak industri minuman, rutin melakukan rapat dengan 40
agenda evaluasi pencapaian target di tahun tersebut
Pada akhir 2021. Dari hasil perbandingan antara pencapaian dan target yang direncanakan, diperoleh
seluruh target baik target perusahaan atau pun target departemen tercapai.
Bulan Juni 2021 tercatat penjualan tidak tercapai, namun PT. Z rutin melakukan pengawasan untuk
memastikan target tercapai dan proyeksi ke depan nya. Dari hasil pengawasan tersebut, dilakukan
perbaikan sehingga target 2021 pun tercapai.
Hal ini tidak hanya dilakukan di bagian penjualan namun seluruh lingkup organisasi, keuangan, operasional,
kepuasan pelanggan dan lainya, Manajer puncak tidak harus memperhatikan semua bagian secara detail,
namun cukup melihat variabel yang dianggap kritis/penting untuk melihat apakah organisasi berjalan
lancar.
JAWABAN :
JAWABAN NOMOR 1:
1). Berdasarkan fenomena yang teramati di PT. Q, tampaknya perusahaan tersebut menerapkan
pendekatan motivasi yang bersifat tradisional, yang melibatkan pandangan bahwa karyawan cenderung
pasif-reaktif dan membutuhkan insentif dan ancaman untuk dapat bekerja dengan baik. Pendekatan
semacam ini seringkali mengabaikan kebutuhan psikologis dan sosial dari karyawan, serta tidak
memberikan peluang kepada mereka untuk berpartisipasi aktif dan berkembang. Agar perusahaan Q
dapat mencapai potensi penuhnya, sangatlah dianjurkan agar perusahaan tersebut mengubah
pendekatan motivasinya menjadi pendekatan yang lebih modern. Pendekatan motivasi modern ini
mengakui bahwa karyawan memiliki potensi yang besar dan keinginan yang kuat untuk memberikan
kontribusi yang positif bagi perusahaan. Dalam pendekatan ini, karyawan diberikan peran yang lebih aktif
dalam proses pengambilan keputusan, mereka diberikan umpan balik yang membangun dan
penghargaan yang pantas, serta pekerjaan yang menantang dan bermakna.
Ada beberapa alasan yang kuat mengapa perusahaan Q sebaiknya mengubah pendekatan
motivasinya. Pertama, pendekatan motivasi modern telah terbukti meningkatkan kinerja karyawan
secara signifikan. Dengan memberikan karyawan kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pengambilan keputusan dan memberikan umpan balik yang membangun, mereka merasa dihargai dan
terlibat secara emosional dengan pekerjaan mereka. Hal ini mengarah pada peningkatan produktivitas
dan dedikasi yang lebih tinggi terhadap tujuan perusahaan. Selain itu, pendekatan motivasi modern juga
dapat memperkuat loyalitas karyawan. Ketika karyawan merasa dihargai, diberdayakan, dan memiliki
peran aktif dalam pengambilan keputusan, mereka cenderung merasa lebih terikat dengan perusahaan
dan lebih mungkin untuk tetap tinggal dalam jangka panjang. Hal ini mengurangi tingkat pergantian
karyawan yang dapat mengganggu stabilitas perusahaan dan mengurangi biaya pelatihan dan rekrutmen.
Selanjutnya, pendekatan motivasi modern menciptakan iklim kerja yang lebih harmonis dan inovatif.
Dengan mendorong partisipasi karyawan dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang,
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
perusahaan Q dapat menciptakan budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif. Hal ini mendorong
pertukaran ide dan gagasan baru, yang pada gilirannya mendorong inovasi dan kreativitas. Terakhir,
pendekatan motivasi modern dapat membantu perusahaan Q mencapai tujuan dan visinya dengan lebih
efektif dan efisien. Dengan memanfaatkan potensi penuh dari karyawan, perusahaan dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia dan mencapai hasil yang lebih baik. Karyawan yang
termotivasi dan terlibat cenderung bekerja dengan antusiasme dan dedikasi, yang pada gilirannya
berkontribusi pada pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan.
Secara keseluruhan, mengubah pendekatan motivasi menjadi pendekatan modern merupakan langkah
yang bijaksana bagi perusahaan Q. Dengan melibatkan karyawan secara aktif, memberikan umpan balik
yang membangun, dan merancang pekerjaan yang menantang dan bermakna, perusahaan dapat
meningkatkan kinerja, produktivitas, loyalitas, dan kepuasan karyawan. Selain itu, perusahaan juga dapat
menciptakan iklim kerja yang harmonis, inovatif, dan kompetitif, yang berkontribusi pada pencapaian
tujuan dan visi perusahaan dengan cara yang lebih efektif dan efisien.
2). Asumsi yang digunakan dalam pendekatan motivasi PT. Q adalah bahwa pengawasan ketat
dan memberikan gaji yang sesuai akan memotivasi karyawan untuk memberikan hasil yang bagus. Asumsi
ini didasarkan pada pengalaman 10 tahun manajer produksi yang mengatakan bahwa pengawasan dan
gaji yang sesuai mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan. Namun, asumsi ini tidak
mempertimbangkan faktor motivasi intrinsik dan partisipasi karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja
yang lebih tinggi.
Asumsi yang digunakan dalam pendekatan motivasi PT. Q saat ini adalah bahwa kinerja dan
produktivitas karyawan hanya dapat dicapai melalui pengawasan yang ketat. Manajer produksi
berpendapat bahwa karyawan akan memberikan hasil yang bagus jika mereka diawasi saat bekerja.
Asumsi ini juga mengindikasikan bahwa tingkat motivasi karyawan tergantung pada tingkat pengawasan
yang diterapkan. Namun, pengalaman direktur baru menunjukkan adanya asumsi alternatif, yaitu bahwa
partisipasi karyawan dalam kemajuan perusahaan juga merupakan faktor penting dalam meningkatkan
motivasi dan kinerja.
Dalam pendekatan motivasi yang digunakan oleh PT. Q, terdapat beberapa asumsi yang
mendasari praktik mereka, di antaranya:
a) Karyawan dianggap bersifat pasif-reaktif dan kurang memiliki keinginan untuk mengambil
inisiatif dan berpartisipasi secara aktif dalam pekerjaan mereka. Pendekatan ini mungkin
didasarkan pada anggapan bahwa karyawan hanya melaksanakan tugas yang diberikan
tanpa menunjukkan motivasi intrinsik.
b) Karyawan dianggap membutuhkan pengawasan dan pengarahan yang ketat dalam
melaksanakan pekerjaan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Q
berpendapat bahwa karyawan tidak mampu bekerja secara mandiri dan membutuhkan
pengawasan terus-menerus.
c) Insentif dan ancaman yang bersifat finansial atau material dianggap sebagai satu-satunya
faktor motivasi yang efektif bagi karyawan. Asumsi ini mengabaikan pentingnya faktor-
faktor lain seperti pengakuan, umpan balik positif, dan kesempatan pengembangan
pribadi yang dapat meningkatkan motivasi intrinsik karyawan.
d) Perusahaan Q mungkin tidak memberikan perhatian yang cukup pada kebutuhan
psikologis dan sosial karyawan. Aspek-aspek seperti otonomi dalam bekerja, merasa
kompeten dalam tugas-tugas yang dilakukan, dan memiliki koneksi dengan rekan kerja
dan lingkungan kerja seringkali diabaikan dalam pendekatan motivasi mereka.
Namun, asumsi-asumsi tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah bagi karyawan dan
perusahaan. Keterbatasan dalam keterlibatan karyawan dapat mengakibatkan kurangnya motivasi,
kepuasan kerja yang rendah, dan kurangnya loyalitas terhadap perusahaan. Selain itu, kurangnya
perhatian terhadap kebutuhan psikologis dan sosial karyawan dapat menyebabkan penurunan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
produktivitas, kurangnya inovasi, dan kurangnya kualitas kerja yang dihasilkan. Oleh karena itu, sangat
penting bagi perusahaan Q untuk mengubah pendekatan motivasinya menjadi lebih modern dan
humanis. Pendekatan motivasi modern mengakui bahwa karyawan memiliki potensi yang besar dan
keinginan untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi perusahaan. Melibatkan karyawan dalam
pengambilan keputusan, memberikan pengakuan yang tepat, umpan balik yang membangun, dan
kesempatan pengembangan yang relevan dapat meningkatkan motivasi intrinsik karyawan.
Dalam pendekatan motivasi modern, perusahaan Q juga dapat merancang pekerjaan yang
menantang dan bermakna, memberikan otonomi kepada karyawan dalam mengatur cara mereka
melakukan pekerjaan, dan membangun lingkungan kerja yang mendorong kolaborasi dan saling dukung.
Dengan demikian, perusahaan Q dapat meningkatkan keterlibatan karyawan, meningkatkan kepuasan
kerja, memperkuat loyalitas, mendorong inovasi, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Dalam mengubah pendekatan motivasinya, perusahaan Q dapat mencapai hasil yang lebih baik dan
menciptakan lingkungan kerja yang lebih seimbang dan produktif.
3). Dalam pendekatan motivasi PT. Q yang diubah, kebijakan dan pengharapan yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut:
Memberikan partisipasi kepada karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan
perencanaan perusahaan. Hal ini dapat dilakukan melalui pertemuan reguler dengan karyawan,
diskusi kelompok, atau melibatkan mereka dalam proyek-proyek strategis. Dengan demikian,
karyawan merasa memiliki peran dalam kemajuan perusahaan dan memiliki tanggung jawab
yang lebih besar terhadap hasilnya.
Memberikan otonomi kepada karyawan dalam menjalankan tugas mereka. Memberikan
kebebasan dan tanggung jawab kepada karyawan untuk mengatur waktu dan metode kerja
mereka sendiri dapat meningkatkan motivasi intrinsik dan memungkinkan mereka untuk
mengeluarkan potensi terbaik mereka.
Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kolaborasi, komunikasi terbuka, dan
pengakuan atas kontribusi karyawan. Menghargai dan mengakui upaya karyawan akan
meningkatkan rasa dihargai dan kepuasan kerja mereka.
Memberikan peluang pengembangan dan pelatihan kepada karyawan. Karyawan perlu melihat
adanya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam perusahaan. Pelatihan, program
pengembangan karir, atau promosi internal dapat menjadi faktor motivasi yang kuat.
Dengan mengadopsi kebijakan dan pengharapan ini, PT. Q dapat menciptakan budaya kerja yang lebih
inklusif, berorientasi pada partisipasi, dan mendorong motivasi intrinsik karyawan. Hal ini diharapkan
akan meningkatkan kinerja perusahaan dan daya saing di industri garmen yang kompetitif.
Adapun PT. Q juga menerapkan kebijakan dan memiliki harapan tertentu dalam pendekatan motivasinya,
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Kebijakan perencanaan dan pelaksanaan kerja yang menetapkan batasan yang tegas. Para
eksekutif atau karyawan di tingkat manajemen bertanggung jawab sebagai perencana,
sementara karyawan di bawah manajemen dianggap sebagai pelaksana. Hal ini menggambarkan
struktur hierarkis yang memisahkan peran dan tanggung jawab di perusahaan.
b) Kebijakan penggunaan insentif dan ancaman finansial atau material sebagai alat motivasi bagi
karyawan. Insentif yang diberikan bisa berupa gaji, bonus, atau hadiah, sementara ancaman
dapat berupa sanksi, pemecatan, atau penurunan jabatan. Dalam pendekatan ini, perusahaan
mengandalkan kompensasi ekonomi untuk mendorong karyawan dalam mencapai hasil yang
diharapkan.
c) Kebijakan pengawasan dan pengarahan yang ketat terhadap karyawan, bertujuan untuk
memastikan bahwa mereka bekerja sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
Dalam pendekatan ini, ada pemantauan dan pengawasan yang cermat terhadap kinerja
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN NOMOR 2:
1). Berdasarkan pengamatan pada peternakan A dan PT. B, terlihat bahwa jenis kemitraan yang terbentuk
antara kedua pihak adalah kemitraan usaha atau kemitraan pemasok. Kemitraan usaha ini melibatkan
kerja sama antara dua pihak yang berbeda dengan tujuan mencapai kesuksesan bersama, yaitu:
a) Pihak inti, yang dalam hal ini adalah PT. B, perusahaan besar di industri unggas. Pihak inti
memiliki modal, teknologi, dan pasar yang lebih besar dan lebih maju dibandingkan dengan pihak
plasma.
b) Pihak plasma, yang dalam hal ini adalah peternakan A, sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) yang berfokus pada peternakan bebek. Pihak plasma memiliki sumber daya alam dan
tenaga kerja yang lebih
Dalam kerangka kemitraan usaha, pihak inti memberikan dukungan dan fasilitas kepada pihak
plasma, seperti pasokan bibit bebek berkualitas dan berkelanjutan, pasokan pakan yang sesuai
dengan potensi genetik bebek, serta panduan budi daya ternak melalui seminar, pelatihan,
kunjungan, dan konsultasi. Selain itu, pihak inti juga memberikan kepastian pemasaran hasil
panen dengan harga yang adil. Di sisi lain, pihak plasma memberikan kontribusi kepada pihak inti,
seperti menyediakan lahan dan tenaga kerja untuk beternak bebek, melaksanakan budi daya
ternak sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan, serta menjual hasil panen kepada
pihak inti atau pasar lain sesuai kesepakatan yang telah disepakati.
Melalui kemitraan usaha ini, kedua pihak dapat memperoleh berbagai manfaat, antara lain:
a) Meningkatkan skala dan efisiensi usaha peternakan, karena pihak inti menyediakan
sumber daya yang lebih besar dan lebih maju, sedangkan pihak plasma menyumbangkan
sumber daya alam dan tenaga kerja yang melimpah.
b) Meningkatkan kemampuan ekonomi peternak atau pelaku usaha, karena melalui kerja
sama ini, mereka dapat mengoptimalkan potensi dan kesempatan pasar yang lebih luas.
c) Meningkatkan akses pasar, daya saing, dan sinergi saling menguntungkan. Dengan
adanya kemitraan, pihak inti dapat memperoleh pasokan stabil dan berkualitas,
sementara pihak plasma mendapatkan akses pasar yang lebih luas melalui pemasaran
hasil panen kepada pihak inti atau pasar lain yang telah ditentukan.
d) Meningkatkan kualitas dan produktivitas bebek, karena adanya panduan dan dukungan
teknis dari pihak inti serta pelaksanaan budi daya yang sesuai dengan standar dan
prosedur yang ditetapkan.
Secara keseluruhan, kemitraan usaha antara peternakan A dengan PT. B dapat memberikan
manfaat yang signifikan bagi kedua belah pihak. Dengan kerja sama ini, skala usaha dapat
diperluas, efisiensi dapat ditingkatkan, dan akses pasar yang lebih luas dapat diakses. Selain itu,
kemitraan ini juga berpotensi untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas bebek, serta
memberikan dampak positif terhadap perekonomian peternak dan pelaku usaha yang terlibat
dalam kemitraan ini.
2). Dalam jenis kemitraan usaha peternakan antara pihak A dan PT. B, terdapat kewajiban yang harus
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Kesimpulan dari Kewajiban masing-masing pihak dalam jenis kemitraan ini adalah sebagai berikut:
PT. B memiliki kewajiban untuk menyediakan dukungan finansial, sumber daya, dan
pengetahuan teknis dalam pengelolaan peternakan bebek. Mereka juga bertanggung jawab
untuk memberikan bimbingan dan pembinaan kepada peternak A agar dapat meningkatkan
kualitas dan produktivitas peternakan.
Peternak A memiliki kewajiban untuk menjalankan operasional sehari-hari peternakan bebek
sesuai dengan panduan dan standar yang ditetapkan oleh PT. B. Mereka juga diharapkan untuk
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
menghasilkan bebek dengan kualitas yang baik, mematuhi prosedur yang ditetapkan, dan
mengikuti perjanjian kemitraan yang telah disepakati.
3). Keuntungan dari peternakan A jika memilih jenis kemitraan ini adalah:
Dukungan finansial dan sumber daya yang disediakan oleh PT. B dapat membantu peternakan A
meningkatkan kualitas peternakan dan meningkatkan produktivitas.
Peternakan A dapat memanfaatkan pengetahuan teknis dan pengalaman PT. B dalam
pengelolaan peternakan bebek untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kesalahan.
Melalui kemitraan ini, peternakan A memiliki akses ke pasar yang lebih luas melalui jaringan
pemasaran PT. B, sehingga dapat meningkatkan peluang penjualan dan keuntungan.
Namun, ada juga beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan:
Peternakan A mungkin akan kehilangan sebagian kontrol atas operasional peternakan dan
keputusan bisnis karena harus mengikuti panduan dan standar yang ditetapkan oleh PT. B.
Kemungkinan terjadinya perubahan kebijakan atau strategi bisnis dari PT. B yang dapat
mempengaruhi peternakan A.
Peternakan A masih perlu mempertimbangkan kemungkinan fluktuasi harga atau permintaan
pasar yang dapat mempengaruhi keuntungan mereka.
Keuntungan dan risiko tersebut perlu dipertimbangkan dengan cermat oleh peternakan A sebelum
memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan PT. B.
JAWABAN NOMOR 3:
1). Berdasarkan fenomena yang terjadi pada PT. Z, dapat diketahui bahwa salah satu fungsi manajemen
yang rutin dilakukan oleh perusahaan adalah fungsi pengendalian (controlling). Fungsi pengendalian ini
memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengendalikan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan, seperti karyawan, keuangan, operasional, dan kepuasan pelanggan. Tujuan utama dari
fungsi pengendalian adalah memastikan bahwa aktivitas organisasi berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dengan melakukan pengendalian, perusahaan dapat mengukur dan
mengevaluasi kinerja organisasi serta mengidentifikasi dan memperbaiki masalah atau penyimpangan
yang terjadi dalam proses pencapaian tujuan.
Proses fungsi pengendalian melibatkan beberapa langkah yang perlu dilakukan secara berkelanjutan,
antara lain:
a) Menetapkan standar atau kriteria kinerja yang diharapkan. Perusahaan perlu menetapkan
standar atau kriteria yang jelas untuk setiap aspek kinerja yang ingin dicapai. Misalnya, standar
penjualan, standar kepuasan pelanggan, atau standar produktivitas karyawan.
b) Mengukur kinerja aktual yang telah dicapai. Perusahaan perlu mengumpulkan data dan informasi
terkait kinerja aktual dalam mencapai tujuan. Misalnya, pengukuran penjualan, analisis kepuasan
pelanggan, atau evaluasi kinerja karyawan.
c) Membandingkan kinerja aktual dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Dalam langkah ini,
perusahaan melakukan perbandingan antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana perusahaan berhasil mencapai
target yang telah ditetapkan.
d) Mengambil tindakan korektif jika terdapat perbedaan atau penyimpangan. Jika terdapat
perbedaan antara kinerja aktual dan standar yang ditetapkan, perusahaan perlu mengambil
tindakan perbaikan atau korektif. Tindakan tersebut dapat berupa penyesuaian strategi,
perbaikan proses, pelatihan karyawan, atau perubahan kebijakan.
Sebagai contoh, PT. Z melakukan fungsi pengendalian dengan beberapa langkah konkret, seperti:
- Menetapkan target penjualan bulanan dan tahunan untuk setiap departemen dalam perusahaan.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
2). PT. Z, pada bulan Juni 2021, melaksanakan pengendalian manajemen dengan fokus pada
pengendalian operasional (operational control). Pengendalian operasional merupakan suatu proses
pengawasan yang dilakukan untuk memastikan pelaksanaan program-program yang telah ditetapkan,
dengan menggunakan alat berupa anggaran. Tujuan utama dari pengendalian operasional adalah untuk
memastikan bahwa aktivitas operasional berjalan sesuai dengan rencana anggaran yang telah ditetapkan,
sekaligus mengukur dan mengevaluasi efisiensi serta efektivitas dari kegiatan operasional yang dilakukan.
Salah satu contoh nyata dari pengendalian operasional yang diimplementasikan oleh PT. Z adalah sebagai
berikut:
- Menetapkan anggaran penjualan bulanan dan tahunan untuk setiap departemen di dalam
perusahaan. Dalam hal ini, PT. Z menetapkan target penjualan yang diharapkan untuk setiap
departemen dalam jangka waktu tertentu.
- Melakukan pengukuran terhadap penjualan aktual yang telah dicapai oleh masing-masing
departemen. PT. Z mengumpulkan data dan informasi yang relevan mengenai penjualan yang
terjadi selama periode tersebut.
- Membandingkan angka penjualan aktual dengan anggaran penjualan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam langkah ini, PT. Z melakukan perbandingan antara angka penjualan yang
tercapai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya.
- Jika terdapat selisih antara angka penjualan aktual dan anggaran penjualan yang ditetapkan, PT. Z
akan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan
adalah meningkatkan strategi promosi, memberikan diskon atau penawaran khusus kepada
pelanggan, atau bahkan mengembangkan produk baru yang dapat menarik minat pasar.
Selain pengendalian operasional, terdapat juga tipe pengendalian manajemen lainnya yang dapat
diterapkan oleh PT. Z, di antaranya adalah pengendalian preventif (preventive control) dan pengendalian
kinerja (performance control). Pengendalian preventif merupakan suatu proses perencanaan dasar dalam
manajemen yang melibatkan langkah-langkah yang dirancang untuk mencegah terjadinya penyimpangan
atau masalah sebelum kegiatan dilakukan. Proses pengendalian preventif mencakup penetapan tujuan
dan target yang jelas, perumusan strategi, penetapan standar kinerja, serta penentuan sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Sementara itu, pengendalian kinerja merupakan suatu proses yang berfokus pada pengukuran
dan evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai oleh organisasi, baik secara keseluruhan maupun per unit
kerja. Tujuan dari pengendalian kinerja adalah untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan
organisasi, serta memberikan umpan balik dan penghargaan kepada karyawan atau unit kerja yang
berhasil mencapai kinerja yang baik. Dengan menerapkan pengendalian preventif, PT. Z dapat
memastikan bahwa kegiatan operasional yang dilakukan sudah direncanakan dengan baik sebelum
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
dilaksanakan, sehingga risiko terjadinya masalah atau penyimpangan dapat diminimalkan. Sedangkan
pengendalian kinerja akan membantu PT. Z dalam memantau pencapaian tujuan organisasi secara
menyeluruh, serta memberikan penghargaan atau umpan balik kepada karyawan atau unit kerja yang
berhasil mencapai kinerja yang baik. Dengan menggabungkan berbagai tipe pengendalian manajemen
tersebut, PT. Z dapat memperkuat kemampuannya dalam mengendalikan dan memonitor kegiatan
operasional, mencegah terjadinya penyimpangan atau masalah, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dalam mencapai tujuan organisasi.
3). Variabel yang dianggap kritis atau penting dalam suatu sistem manajemen dikenal sebagai variabel
kunci (key variables). Variabel kunci ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi,
sehingga penting untuk terus memantau dan mengendalikannya. Variabel kunci dapat mencakup
berbagai aspek seperti input, proses, output, atau outcome yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
Variabel kunci memiliki peran yang sangat penting dalam mengukur dan memantau pencapaian tujuan
organisasi, serta dalam mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Dengan
memperhatikan variabel kunci, manajemen dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
mengendalikan dan memperbaiki kinerja organisasi secara keseluruhan.
Sebagai contoh, beberapa contoh variabel kunci dalam sistem manajemen adalah sebagai berikut:
- Variabel kunci input, seperti biaya produksi, jumlah karyawan, tingkat pendidikan karyawan,
sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Variabel kunci ini memiliki pengaruh signifikan
terhadap efisiensi dan efektivitas operasional organisasi.
- Variabel kunci proses, seperti efisiensi produksi, kualitas produk, waktu siklus, tingkat kepuasan
pelanggan, dan lain sebagainya. Variabel kunci ini berhubungan dengan kualitas dan efektivitas
dari proses yang dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi.
- Variabel kunci output, seperti jumlah produk yang dihasilkan, pendapatan penjualan, laba bersih,
dan tingkat kepuasan pelanggan. Variabel kunci ini menggambarkan hasil akhir dari aktivitas
organisasi yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
- Variabel kunci outcome, seperti loyalitas pelanggan, reputasi perusahaan, nilai saham, dan
keberlanjutan lingkungan. Variabel kunci ini mencerminkan dampak atau manfaat yang dirasakan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi.
Untuk melaksanakan sistem pengendalian manajemen dengan menggunakan variabel kunci, beberapa
langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan organisasi secara jelas dan spesifik. Tujuan yang ditetapkan harus dapat
diukur dan terkait dengan variabel kunci yang relevan.
2. Mengidentifikasi variabel kunci yang paling berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Variabel ini harus dipilih berdasarkan relevansi dan pengaruhnya terhadap keseluruhan kinerja
organisasi.
3. Menetapkan standar atau target untuk setiap variabel kunci yang telah diidentifikasi. Standar ini
akan menjadi ukuran untuk mengevaluasi kinerja aktual.
4. Mengukur kinerja aktual dari setiap variabel kunci dengan menggunakan metode dan alat
pengukuran yang sesuai. Pengukuran ini harus dilakukan secara berkala untuk memantau
perubahan kinerja.
5. Membandingkan kinerja aktual dengan standar atau target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Perbandingan ini akan membantu dalam mengidentifikasi apakah terdapat penyimpangan atau
perbaikan yang perlu dilakukan.
6. Mengambil tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan atau masalah dalam pencapaian
tujuan. Tindakan ini dapat berupa penyesuaian strategi, perubahan proses, peningkatan kualitas,
atau tindakan lain yang sesuai dengan situasi yang dihadapi.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dan menggunakan variabel kunci sebagai panduan,
organisasi dapat secara efektif mengendalikan dan meningkatkan kinerja mereka. Melalui pengawasan
yang berkelanjutan terhadap variabel kunci, perusahaan dapat merespons perubahan pasar dan
mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Tips Motivasi. (2012, April 11). Motivasi karyawan: Pendekatan tradisional dan modern.
https://tipsmotivasi.com/2012/04/11/motivasi-karyawan-pendekatan-tradisional-dan-modern/
Tips Motivasi. (2012, April 11). Motivasi karyawan: Pendekatan tradisional dan modern.
https://tipsmotivasi.com/2012/04/11/motivasi-karyawan-pendekatan-tradisional-dan-modern/
Tips Motivasi. (2012, April 11). Motivasi karyawan: Pendekatan tradisional dan modern.
https://tipsmotivasi.com/2012/04/11/motivasi-karyawan-pendekatan-tradisional-dan-modern/
Dikasihinfo.com. (2021, Oktober 30). Terjawab! A adalah UMKM peternakan bebek, di mana
proses saat ini adalah melakukan pembibitan sendiri.
https://www.dikasihinfo.com/pendidikan/9809401112/terjawab-a-adalah-umkm-peternakan-bebek-
di-mana-proses-saat-ini-adalah-melakukan-pembibitan-sendiri?page=2
Agromedia.net. (2020, November 9). Mengenal kemitraan bebek Gunsi 888, solusi bisnis bagi
peternak bebek. https://agromedia.net/mengenal-kemitraan-bebek-gunsi-888-solusi-bisnis-bagi-
peternak-bebek/
Quena.id. (2023, Juli 8). Jawaban variabel yang dianggap kritis atau penting itu dikenal juga
dengan apa? https://www.quena.id/pendidikan/6659400682/jawaban-variabel-yang-dianggap-kritis-
atau-penting-itu-dikenal-juga-dengan-apa