Makalah Hubungan Kurikulum Dan Proses Belajar Mengajar

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUBUNGAN KURIKULUM DAN

PROSES BELAJAR MENGAJAR

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengenmbangan Kurikulum

Dosen Pengampu : M. Ilham Khalid al-Faraby, M.Pd.

Disusun Oleh :

Dina

Evi Rismawani

Rahma Amalia

Susi Indah Purnamasari

STAI-PUI MAJALENGKA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AJARAN 2024-2025


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Hubungan kurikulum dan Proses belajar mengajar”. Shalawat dan salam
semoga dilimpahkan atas junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan sekalian umatnya yang bertaqwa.

Ucapan terima kasih pula kami tujukan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini, baik bantuan materil
maupun nonmateril.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.

Talaga, 08 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. Pengertian Kurikulum ...............................................................................3

B. Hubungan Kurikulum Dan Pembelajaran ...............................................4

BAB III PENUTUP ..............................................................................................11

A. Kesimpulan ................................................................................................11

B. Saran ..........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu


bangsa di kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh
anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di
sekolah. Apa yang akan dicapai di sekolah, ditentukan oleh kurikulum
sekolah itu. Jadi barang siapa yang menguasai kurikulum memegang nasib
bangsa dan negara. Maka dapat dipahami bahwa kurikulum sebagai alat
yang begitu vital bagi perkembangan bangsa dipegang oleh pemerintahan
suatu negara. Dapat pula dipahami betapa pentingnya usaha
mengembangkan kurikulum itu. Oleh sebab itu, setiap guru merupakan
kunci utama dalam pelaksanaan kurikulum, maka ia harus pula memahami
seluk beluk kurikulum. Hingga batas tertentu, dalam skal mikro, guru juga
merupakan pengembang kurikulum bagi kelasnya.

Setiap pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas, selalu


berangkat dari landasan-landasan pembelajaran yang tertulis dalam
kurikulum. Setiap pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru merupakan
bagian utama dari pendidikan formal yang syarat wajib dari pelaksanaannya
adalah adanyakurikulum sebagai pedoman atau kitab suci dari terlaksananya
proses belajar dan mengajar di kelas. Proses pembelajaran akan selalu
berpedoman teguh pada kurikulum yang telah ditetapkan. Sehingga Guru
dapat dikatakan sebagai pemegang peranan penting dalam
mengimplementasian kurikulum, baik dalam rancangan maupun dalam
tindakannya. . Oleh karena itu, penulis mencoba memahami lebih dalam apa
dan bagaimana hubungan kurikulum dengan proses belajar mengajar
melalui penulisan makalah ini.

1
2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat membuat rumusan


masalah sebagai berikut.
• Apa pengertian kurikulum?
• Bagaimana hubungan kurikulum dan pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penulisan dari makalah ini
adalah sebagai berikut.
• Mengetahui apa itu Kurikulum
• MengetahuiHubungan kurikulum dan pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Istilah Kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan
dalam duni olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari mulari start sampai finish untuk memperoleh
medali atau penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam
dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subjek) yang harus
ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran
untuk memperoleh ijazah.

Para Ahli Pendidikan belum sepakat tentang definisi kurikulum, namun


demikian ada beberapa tokoh yang sependapat tentang pengertian kurikum
antara lain :

1. ( Hilda Taba, 1962 ). Kurikulum lebih luas dari pada sekedar rencana
pelajaran, tetapi meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang
direncanakan di bawah bimbingan satuan pendidikan. Artinya bahwa
kurikulum bukan hanya berupa dokumen bahan cetak melainkan rangkaian
aktivitas siswa yang dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di laboratorium,
di lapangan maupun di lingkungan masyarakat yang direncanakan serta
dibimbing oleh sekolah.
2. ( Schubert,1986 ) Kurikulum harus memuat pernyataan tujuan,
menunjukkan pemilihan dan pengorganisasian bahan pelajaran serta
rancangan penilaian hasil belajar Kurikulum merupakan bahan pelajaran
atau mata pelajaran yang dipelajari siswa, program pembelajaran, hasil
pembelajaran yang diharapkan, reproduksi kebudayaan, tugas dan konsep

3
4

yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, agenda untuk rekontruksi social, serta


memberikan bekal untuk kecakapan hidup
Sementara itu, Abdullah Idi berpendapat bahwa kurikulum
memiliki beberapa pengertian yang memiliki perbedaan satu sama lain.
karena menurutnya, kurikulum bisa diartikan sesuai dengan konteks dari
1
mana kurikulum itu diimplementasikan. Adapun beberapa pengertian
tersebut adalah sebagai berikut;
1. Kurikulum sebagai bahan pelajaran (curriculum as subject matter)
Pengertian ini berimplikasi pada kurikulum yang diaktualisasikan
sebagai bahan ajar (subject matter). Pengertian ini merupakan
pengertian kurikulum yang paling tradisional dan sederhana.
Kurikulum dalam konteks ini digambarkan sebagai kombinasi dan
komposisi bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta didik.
2. Kurikulum sebagai pengalaman (curriculum as experience)
Dalam pengertian ini, kurikulum dideskripsikan sebagai seperangkat
pengalaman yang telah dirancang oleh pendidik untuk proses
pembelajaran peserta didik.
Penjelesan di atas dapat diambil sebuah simpulan bahwa kurikulum
merupakan desain bahan pelajaran yang tujuannya untuk mempermudah siswa
dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam
melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dapat mempengaruhi desain
kurikulum, karena tujuan tersebut dapat menentukan \kerangka untuk memilih,
merencanakan dan melaksanakan segala pengalaman dan kegiatan belajar di
sekolah atau madrasah .

B. Hubungan Kurikulum Dan Pembelajaran

1
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010),
5

Dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga pengertian dari


Kaitan adalah hubungan (sangkutan): mungkin hal itu ada (Departemen
Pendidikan Nasional, 2005: 491). Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran
yang diajarkan pada lembaga pendidikan, perangkat mata kuliah mengenai
bidang keahlian khusus (Departemen Pendidikan Nasional, 2005: 617).
Pelaksanaan kurikulum tidak akan pernah terlepas dari kegiatan pembelajaran
karena kurikulummerupakan usaha untuk mensukseskan tujuan pendidikan.
Diperlukan pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang
sejenis yang masih berkaitan dengan pendidikan guna mengembangkan
sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan pendidikan seoptimal
mungkin. Artinya, pembelajaran tanpa kurikulum sebagai rencana tidak akan
efektif, atau bahkan bisa keluar dari tujuan yang telah dirumuskan. Kurikulum
tanpa pembelajaran, maka kurikulum tersebut tidak akan berguna.
Kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan
gagasan-gagasan yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Rencana
tertulis itu kemudian menjadi dokumen kurikulum yang membentuk suatu
sistem kurikulum yang terdiri dari komponen-komponen yang saling
mempengaruhi satu sama lain, seperti misalnya komponen tujuan yang
menjadi arah tujuan dan komponen evaluasi. Komponen-komponen yang
membentuk sistem kurikulum selanjutnya melahirkan sistem pembelajaran,
dan sistem pembelajaran itulah yang menjadi pedoman guru dalam
pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas.Dengan demikian maka
dapat dikatakan sistem pembelajaran merupakan pengembangan dari sistem
kurikulum yang digunakan (Wina Sanjaya, 2008: 16).
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan
sebagai pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar.
Namun, dalam memahami hakikat kurikulum sering terjadi perbedaan persepsi
dan pemahaman. Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang
berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus
dilaksanakan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu maka dapat juga dikatakan
6

bahwa tindakan-tindakan itu pada dasarnya implementasi dari kurikulum,


yang selanjutnya implementasi itu akan memberikan masukan dalam proses
perbaikan kurikulum. Demikian terus menerus, sehingga proses
pengembangan kurikulum membentuk siklus yang tanpa ujung (Wina
Sanjaya, 2008: 17).
Hubungan kurikulum dan pembelajaran dalam tercapainya tujuan
pendidikan, dilukiskan dengan kurikulum sebagai program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang mencakup seluruh
pengalaman belajar yang diorganisasikan dan dikembangkan dengan baik serta
disiapkan bagi murid untuk mengatasi situasi kehidupan yang sebenarnya.
Sedangkan pengertian lainnya ditafsirkan secara sempit yang hanya
menekankan kepada kemanfaatannya dalam merencanakan tujuan
pembelajaran, pengalaman- pengalaman belajar dan pembelajaran, alat-alat
pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam
kegiatan belajar dan pembelajaran (Sholeh Hidayat, 2013: 24).
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda. Kurikulum
berfungsi sebagai pedoman uang memberikan arah dan tujuan pendidikan,
serta isi yang harus dipelajari, sedangkan pembelajaran adalah proses yang
terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antara guru dan murid. Hubungan
kurikulum dan pembelajaran ini diungkapkan Saylor (1981):
"The terms curriculum and instruction are interlocked almost as
inextricable as name Tristan and Isoled or Romeo and Juliet.
Without a curriculum or plan, there can be no effective
instruction and without instruction the curriculum has little
meaning" (Wina Sanjaya, 2008: 17).

Walaupun antara kurikulum dan pembelajaran merupakan dua sisi


yang tidak dapat dipisahkan, namun dalam proses pembelajaran dapat terjadi
berbagai kemungkinan hubungan anatara keduanya. Peter F. Oliva (1992)
7

menggambarkan kemungkinan hubungan antara kurikulum dengan pengajaran


dalam beberapa model sebagai berikut:2
1. Model Dualistis (The Dualistic Model).
Pada model ini kurikulum dan pembelajaran terpisah. Keduanya tidak
bertemu. Kurikulum yang seharusnya menjadi imput dalam menata
sistem pengajaran tidak tampak. Demikian juga pembelajaran yang
semestinya memberikan balikan dalam proses penyempurnaan kurikulum
tidak terjadi, karena kurikulum dan pembelajaran berjalan sendiri. Adapun
kelebihan dari model ini adalah dengan adanya pemisahan pada model
dualistic ini, kurikulum dan pembelajaran dapat lebih leluasa
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Pembelajaran tidak
kaku karena bisa digerakan tanpa harus mengacu pada kurikulum.
Kekurangan dari model ini terdapat pemisahan kurikulum dan
pembelajaran. Dengan demikian tentu tidak akan ada kesamaan dan
keseiringan laju kurikulum dan pembelajaran sehingga tentu program
pembelajaran dan prakteknya akan berlainan.Model ini digambarkan

Kurikulum Pembelajaran

sebagai berikut:

Gambar 1.1

ModelDualistis

2. Model Berkaitan (The Interlocking Model).


Dalam model ini kurikulum dan pembelajaran dianggap sebagai suatu
sistem yang keduanya memiliki hubungan. Kurikulum dan pembelajaran
maupun sebaliknya pembelajaran dan kurikulum ada bagian yang
berkaitan, sehingga keduanya memiliki hubungan. Kelebihan model ini

2
Peter F. Olivia, 54. (Wina Sanjaya, 2008: 20-22)
8

mengaitkan kurikulum dan pembelajaran, memandang antara keduanya


tidak bisa dipisahkan. Hal ini tentu membuat proses pendidikan menjadi
selaras, dimana program dan praktek pembelajaran menjadi saling terkait
dan mempengaruhi.

Sedangkan Kekurangan dengan model ini, dikhawatirkan akan adanya


proses pendidikan yang kaku. Artinya, pengembangan kurikulum dan
pelaksaa pembelajaran dipaksakan untuk selaras sehingga pembuat
kurikulum tidak dengan leluasa mengembangkan kurikulumnya, dan

Kurikulum Pembelajara
n
pelaksana pembelajaran terlalu berfokus pada program yang telah ditulis
dalam dokumen kurikulumDigambarkan sebagai berikut:

Gambar1.2
Model Berkaitan
3. Model Konsentris (The Concentric Model).
Pada model ini kurikulum dan pembelajaran memiliki hubungan dengan
kemungkinan kurikulum bagian dari pembelajaran atau pembelajaran
bagian dari kurikulum. Di sini ada ketergantungan satu dengan yang lain.
Pada model ini banyak ahli berpendapat bahwa kurikulum lebih dominan
dan pembelajaran sebagai subordinatnya. Sementara para ahli yang lain
mengatakan bahwa pembelajaran lebih dominan dan kurikulum sebagai
subordinatnya. Dengan adanya lingkup besar dan kecil (dominan dan
subordinat) dari kurikulum dan pembelajaran ini, memberikan batasan
lingkup kajian masing-masing. Terlepas dari kurikulum atau pembelajaran
yang menjadi dominan, namun keduanya akan bergerak sesuai dengan
wilayah cakupannya masing-masing. Namun penulis dalam makalah ini
memandang bahwa kurikulum lebih dominan dibanding pembelajaran.
Dengan demikian kurikulum memberikan kontrol atas pelaksanaan
pembelajaran. Model konsentris ini digambarkan sebagai berikut:
9

A B

Kurikulum Pembelajara
n
Kurikulum

4. Model Siklus (The Ciclical Model).

Model ini menggambarkan hubungantimbal balik antara kurikulum


dan pembelajaran. Keduanya dianggap saling mempengaruhi. Segala
yang ditentukan dalam kurikulum akan menjadi dasar dalam proses
pelaksanaan pembelajaran. Sebaliknya yang terjadi dalam pengajaran dapat
memengaruhi keputusan kurikulum selanjutnya.Dalam model ini hubungan
keduanya sangat erat meski kedudukannya terpisah yang berarti dalam analisis
juga terpisah. Digambarkan sebagai berikut:

Kurikulum Pembelajara
n

Gambar 1.4
Model Siklus
Dari beberapa penjelasan diatas, maka dapat dipahami bahwa
kurikulum dan pembelajaran memiliki hubungan yang sangat erat, dengan
kurikulum sebagai bahan tertulis atau program pendidikan dengan lebih
menekankan pada operasional proses pembelajaran. Kurikulum berhubungan
dengan isi ataupun materi yang harus dipelajari sedangkan pembelajaran
berkaitan dengan bagaimanacara mempelajarinya. Tanpa kurikulum sebagai
rencana, maka pembelajaran tidak akan efektif, demikian juga sebaliknya
10

tanpa pembelajaran sebagai implementasi sebuah rencana, maka kurikulum


tidak akan memiliki arti apa-apa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum dan pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkanwalaupun keduanya memiliki kedudukan yang berbeda. Kurikulum
berfungsi sebagai landasan yang memberikan arah dan tujuan pendidikan,
serta isi yang harus dipelajari, sedangkan pembelajaran adalah proses yang
terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antara guru dan siswa. Dengan
demikian, pendidikan tanpa kurikulum sebagai sebuah rencana, maka
pembelajaran ataupengajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien.
Maka dapat diartikan juga bahwa tanpa pembelajaran sebagai implementasi
sebuah perencanaan dari pendidikan disekolah, maka kurikulum tidak akan
memiliki arti apa-apa.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas
segala kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
karena kami sebagai manusia sadar akan banyaknya kesalahan dari materi dan
makalah yang kami angkat sebagai bahan makalah kami. Sekian dan terima
kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali,Moh, Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Jakarta : CV. Sinar Baru,


1992.
Banks, James .A, “Multikultural Educatian: Historical Development,
Dimentions and Practrice” In Review of Research in
Education, vol. 19, edited by L. Darling- Hammond.
Washington, D.C : American Educational Research
Association, 1993.
Perspectives” In Theory and Reseach in Social Education, 1992.
Farris, P.J & S.M Cooper, Elementary Social Studies: a Whole language
Approach. Iowa: Brown & Benchmark Publishers, 1994.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2011.
Idi, Abdullah Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek,. Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media, 2011.

Mu’arif, Syamsul, Pendidikan Pluralisme di Indonesia. Jogjakarta: Rake


Sarasin, 2000. Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam. Jakarta : Rajawali Pers,
2010.
Nasution, Pengembangan Kurikulum. Bandung: Alumni, 1988.
Oliva, Peter F. Developing the Curriculum, third edition. New
York. Harper Collins Publishers, 1992.

12

Anda mungkin juga menyukai