Kelompok 5 TSF
Kelompok 5 TSF
Kelompok 5 TSF
KELOMPOK 5:
Tujuan emulsi adalah untuk membuat suatu sediaan yang stabil dan
rata dari dua cairan yang tidak dapat bercampur, untuk pemberian obat
yang mempunyai rasa lebih enak, serta memudahkan absorpsi obat
(Ansel, 1989).
disebut emulsi air dalam minyak. (Depkes RI, 2020).
TEORI EMULSIFIKASI
Beberapa teori emulsifikasi berikut menjelaskan bagaimana zat pengemulsi bekerja dalam menjaga
stabilitas dari dua zat yang tidak saling bercampur
Emulsi terjadi bila ditambahkan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan
TEORI TEGANGAN antarmuka di antara dua cairan yang tidak tercampurkan, sehingga
mengurangi tolak-menolak antara kedua cairan tersebut dan mengurangi
PERMUKAAN tarik-menarik antar molekul dari masing-masing cairan, atau menyebabkan
cairan menjadi tetesan-tetesan yang lebih kecil.
● Zat pengemulsi yang lazim digunakan untuk pembentukan emulsi dibagi menjadi 4 kelompok yaitu
Elektrolit
Surfaktan
Koloid hidrofil
• Ukuran partikel.
• Perbedaan bobot jenis kedua fase.
• Viskositas fase kontinu.
• Muatan partikel.
• Sifat efektivitas dan jumlah emulgator yang digunakan.
• Kondisi penyimpanan: suhu (dengan berubahnya suhu, emulgator rusak emulsi
rusak), ada/tidaknya agitasi dan vibrasi.
• Penguapan atau pengenceran selama penyimpanan.
• Adanya kontaminasi dan pertumbuhan mikroorganisme (bakteri akan
menghasilkan produk yang akan bisa merusak emulsi
Ketidakstabilan Emulsi
(Lund, 1994).
Keuntungan dan Kerugian Emulsi
Keuntungan sediaan emulsi
• Sediaan emulsi dapat menutupi rasa yang
tidak enak pada bahan obat.
• Lebih mudah dicerna dan dabsorpsi karena
ukuran partikel minyak diperkecil Kerugian Emulsi
• Meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai
katalisator bila diberikan dalam emulsi
(minyak mineral sebagai katartik). Emulsi farmasi secara
• Ada beberapa obat yang lebih mudah
diabsorpsi oleh tubuh jika obat tersebut
termodinamik tidak stabil dan
diberikan secara oral dalam bentuk sediaan karena itu harus diformulasikan
emulsi. untuk menstabilkan emulsi dari
• Penampilan fisik, viskositas dan kekasaran
dari sediaan emulsi dapat dikontrol dengan pemisahan dua fase. Ini tidak
baik. berarti mudah
• Memperbaiki penamilan sediaan karena
merupakan campuran homogen secara visual
• Meningkatkan stabilitas obat yang lebih (Tungadi, 2020).
mudah terhidrolisa dalam air
Hardani,dkk., 2021
Tipe-Tipe Emulsi
Emulsi tipe O/W Emulsi tipe W/O
(oil in water) atau (water in oil) atau
M/A (minyak dalam A/M (air dalam
air) minyak)
Gambar tipe-tipe
emulsi
:
Menentukan jenis emulsi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu
1 2 3
• Antioksidan
• Humektan
• Pengawet
• Pemberi rasa
• Pewarna
• Pendapar
studi pengembangan formulasi
sediaan emulsi
Formulasi dan Uji stabilitas Fisik sediaan oral Emulsi Virgin Coconut Oil (Formulation and
Physical Stability Test of Virgin Coconut Oil Emulsion Oral Preparation)
Emulsi dengan formula 15, 13, 18, 17, dan 4 dibuat sebanyak 150 gram dengan rincian
keperluan untuk pengujian pemisahan fasa dengan metode freeze thaw sebanyak 100 gram,
pengukuran viskositas dan pH sebanyak 20 gram, untuk pengamatan pada temperatur ruang
sebanyak 20 gram, dan sisanya sebanyak 10 gram untuk keperluan evaluasi homogenitas,
penentuan tipe emulsi dan pengujian pemisahan fasa dengan metode sentrifugasi. Cara yang
digunakan untuk membuat emulsi formula akhir adalah sama dengan cara pembuatan emulsi
pada saat orientasi
Evaluasi dan Uji Stabilita Fisik Sediaan
Emulsi
• Pengamatan Organoleptik
Pengamatan organoleptik dilakukan selama satu bulan terhadap masing-masing sediaan emulsi yang meliputi
perubahan bau, warna, dan pertumbuhan jamur. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan
warna, bau, maupun pertumbuhan jamur pada semua formula
• Evaluasi Homogenitas
Sejumlah kecil sediaan emulsi yang telah jadi dioleskan tipis-tipis pada permukaan kaca objek yang kemudian diamati
homogenitas sediaan dengan cara menggeser sediaan pada permukaan kaca objek tersebut dari ujung yang satu ke
ujung yang lainnya dengan menggunakan bantuan kaca objek lain. Hasil pengamatan homogenitas menunjukkan
bahwa semua sediaan homogen
• Pengukuran pH Sediaan
Berdasarkan pengukuran terlihat bahwa pH sediaan 15, 13, 18, dan 17 relatif stabil yaitu
berkisar antara 6,5-7,30 dan sekitar 5 untuk sediaan 4.
Pengukuran Viskositas dan Reologi Sediaan
Viskositas masing-masing sediaan emulsi diukur pada tiap
selang waktu selama satu bulan menggunakan viskometer
Brookfield
Keterangan :
υ adalah kecepatan sedimentasi (cm/s),
r adalah jari-jari partikel (cm),
ρ1 adalah bobot jenis fasa terdispersi (kg/cm3 ),
ρ2 adalah bobot jenis fasa pendispersi (kg/cm3 ),
g adalah percepatan gravitasi (cm/s2 ), dan
η adalah viskositas cairan (poise).
Semakin tinggi viskositas dan semakin kecil jari-jari globul maka kecepatan pengendapan semakin kecil.
• Rheogram tersebut menunjukkan bahwa
formula emulsi 15, 13, 18, 17, dan 4 memiliki
aliran tiksotropi.
Pengujian stabilitas fisik terhadap sediaan emulsi yang sudah jadi dilakukan dengan
menggunakan dua metode :
• metode sentrifugasi
Pengamatan uji pemisahan fasa menggunakan metode sentrifugasi menunjukkan bahwa
semua sediaan stabil setelah disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm, 3750 rpm, dan 5000
rpm kecuali sediaan 4 yang menunjukkan ketidakstabilan saat disentrifugasi dengan
kecepatan 3750 rpm
bahwa formula emulsi oral minyak kelapa murni dengan penampilan dan
stabilitas fisik yang paling baik adalah formula menggunakan emulgator PGA
20% pada Formula 4.
TERIMA KASIH