Edaran Netralitas ASN

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

t^f
V,
SEKRETARIAT DAERAH
U If

JL. ONJE Nomor 1-B TELP.(0281)891012-891059-891430-891452


FAX (0281)891271PURBALINGGA 53311

Purbalingga, 27 Februari 2023

Kepada
Yth.Kepala Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten
Purbalingga
di-

PURBALINGGA

SURAT EDARAN
NOMOR 800/3871

TENTANG

NETRALITAS BAGI APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PEMILIHAN UMUM


DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH

Dalam rangka pembinaan dan penegakan disiplin pegawai Aparatur Sipil


Negara (ASN) khususnya untuk menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pemilihan
Umum dan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024, diharap kesediasinnya
menegaskan kembali kepada Pegawai ASN di lingkungan Perangkat Daerah masing-
masing untuk menaati beberapa ketentuan sebagai berikut:
A.DASAR:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubemur,
Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun
2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubemur, Bupati dan Wali Kota;
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri
Sipil Menjadi An^ota Partai Politik;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps
dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Pembahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil;
9. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 6 Tahun 2022 tentang
paraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
10. Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Kepala Badan Kepegawaian
Negara, Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara, dan Ketua Badan Pengawas
Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2022, Nomor 800-5474 Tahun 2022,
Nomor 246 Tahun 2022, Nomor 30 Tahun 2022, dan Nomor
1447.1/PM.Ol/K.1/09/2022 tanggal 22 September 2022 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil
Negara dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan.

B. KETENTUAN NORMATIF:
1. Setiap Pegawai ASN wajib menjunjung tinggi prinsip dan asas netralitas
sebagaimana diatur dalam ketentuan sebagai berikut;
a. Salah satu asas dalam penyelenggaraan kebijakan dan manajemen
ASN yaitu "netralitas", yang berarti bahwa setiap pegawai ASN tidak
berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak
kepada kepentingan siapapun.
b. Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik.
c. Nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh Pegawai Negeri Sipil yaitu:
1). mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan;
2). ketaatan kepada peraturan perundang-undangan; dan
3). profesionalisme, netralitas dan bermoral tinggi.

2. Pegawai ASN wajib menjaga netralitas dalam proses pelaksanaan


Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah, dengan ketentuan:
a. Setiap Pegawai ASN dilarang memberikan dukungan kepada calon
Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu
Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundang-undangan.
b. Setiap Pegawai ASN dilarang memberikan dukungan kepada calon
Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
dengan cara:
1). terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah;
2). menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye;
3). membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu calon/pasangan calon selama masa
kampanye; dan/atau
4). mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada Pegawai ASN dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
e. Dalam kampanye, pasangan calon dUarang melibatkan Pegawai ASN,
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan anggota Tentara
Nasional Indonesia, serta Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah dan
perangkat desa atau sebutan lain/perangkat kelurahan.
d. Pejabat negara, pejabat daerah, pejabat ASN, anggota TNl/Polri dan
Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah dilarang membuat keputusan
dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon.
3. Bagi Pegawai ASN yang akan mencalonkan diri menjadi kepala daerah
wajib mengundurkan diri, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
yang akan menealonkan diri menjadi gubernur dan wakil gubemur,
bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota wajib menyatakan
pengunduran diri secara tertulis dari PNS sejak mendaftar sebagai
calon, sebagaimana telah dilakukan pengujian dan telah diputuskan
berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 41/PUU-XI11/2014
tanggal 6 Juli 2015 sehingga dimaknai, "PNS yang mencalonkan diri
atau dicalonkan menjadi Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil
Bupati, Walikota/Wakil Walikota wajib menyatakan pengunduran diri
secara tertulis sebagai PNS sejak ditetapkan sebagai calon peserta
Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, j
Walikota/Wakil Walikota."
b. Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib mengundurkan diri sebagai PNS pada
saat ditetapkan sebagai ealon Gubemur dan Wakil Gubemur, atau
Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota oleh lembaga
penyelenggara pemilihan umum dan pemyataan pengundurari diri
dimaksud tidak dapat ditarik kembali.

C.SANKSI:
1. Hukuman disiplin tingkat sedang dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap
larangan memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil
Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon Dewan
Perwakilan Rakyat, calon Dewan Perwakilan Daerah, atau calon Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dengan cara menjadi peserta kampanye
dengan menggunakan atribut partai atau atribut Pegawai ASN.
2. Hukuman disiplin tingkat berat dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap
larangan memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil
Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon Dewan
Perwakilan Rakyat, calon Dewan Perwakilan Daerah, atau calon Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dengan eara:
a. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan ASN yang lain;
b. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas Negara;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah
kampanye;
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
peserta Pemilu atau peserta Pemilihan sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,
atau pemberian barang kepada Pegawai ASN dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
e. memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Penduduk.

D.KEBIJAKAN DAN PENGAWASAN:


1. Pegawai ASN wajib menghindari konflik kepentingan pribadi,
kelompok, golongan maupun partai politik, sehingga Pegawai ASN
dilarang melakukan perbuatan yang mengarah pada keberpihakan
salah satu calon atau pasangan calon dalam pemilu Presiden/Wakil
Presiden atau pasangan calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
atau perbuatan yang mengindikasikan terlibat dalam politik
praktis/berafiliasi dengan partai politik, semisal:
a. dilarang melakukan pendekatan terhadap partai politik terkait
rencana pengusulan dirinya ataupun orang lain sebagai bakal calon
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Kepala daerah/Wakil Kepala
Daerah;
b. dilarang memasang spanduk/baliho yang mempromosikan dirinya j
ataupun orang lain sebagai bakal calon Presiden/Wakil Presiden,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan 1
Perwakilan Rakyat Daerah, atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala I
Daerah;
c. dilarang mendeklarasikan dirinya sebagai bakal calon
Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, atau calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
d. dilarang menghadiri deklarasi bakal calon/pasangan calon Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, calon Presiden/Wakil Presiden atau
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan atau tanpa
menggunakan atribut bakal pasangan calon/atribut partai politik;
e. dilarang mengunggah, menanggapi (seperti like, komentar dan
sejenisnya) atau menyebarluaskan gambar/foto bakal calon/bakal
pasangan calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, atau
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, visi misi bakal
calon/bakal pasangan calon Kepala Daerah, maupun keterkaitan
lain dengan bakal calon/bakal pasangan calon Kepala Daerah
melalui media online maupun media sosial;
f. dilarang melakukan foto bersama dengan bakal calon
Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Ral^at, Dewan
Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, atau calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan mengikuti simbol
tangan/gerakan yang digunakan sebagai bentuk keberpihakan;
g. dilarang menjadi pembicara/narasumber pada kegiatan pertemuan
partai politik.

2. Pegawai ASN wajib memastikan namanya tidak tercatat dalam


kepengurusan keanggotaan Partai Politik Peserta Pemilu dengan cara
mengeceknya melalui link
https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Cari_nik. Apabila tidak pemah
mendaftar namun namanya tercatat sebagai anggota Partai Politik
Peserta Pemilu agar segera melaporkan kepada KPU/Bawaslu
Kabupaten.

3. Terhadap perilaku Pegawai ASN yang mengarah pada keberpihakan


salah satu partai politik atau salah satu bakal calon peserta Pemilu
atau pemilihan Kepala Daerah serta konflik kepentingan yang teijadi
dalam lingkungan keija birokrasi yang dilakukan oleh oknum Pegawai
ASN yang mengarah kepada aktivitas politik/politik praktis, apabila
dilakukan sebelum adanya penetapan pasangan calon dan masa
kampanye, maka sudah dapat dikategorikan pelanggaran terhadap
nilai dasar, kode etik dan kode perilaku ASN, sehingga terhadap
oknum ASN tersebut dapat dikenakan sanksi moral sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS, bahkan
dapat dijatuhi tindakan administratif hukuman disiplin sesuai
peraturan perundang-undangan, atas rekomendasi majelis kode etik.

4. Sesuai ketentuan Pasal 133A Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016,


bahwa Pemerintahan Daerah bertanggung jawab mengembangkan
kehidupan demokrasi di daerah, khususnya meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam menggunakan hak pilih, mendasarkan hal tersebut
agar masing-masing pimpinan wajib:
a. selalu menjaga iklim kondusif di lingkungan keija dan
memberikan kesempatan untuk melaksanakan hak pilih Pegawai
ASN secara bebas dengan tetap menjaga netralitas, serta tidak
menghalang-halangi atau melakukan mobilisasi ASN di
lingkungan keijanya;
b. melakukan pengawasan terhadap baweihannya sebelum, selama
dan sesudah masa kampanye Pemilu Presiden/Wakil Presiden,
Dewan Perwakilan Ral^at, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan
Perwakilan Ralq^at Daerah, dan Pemilihan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah agar tetap mentaati peraturan perundang-
undangan dan ketentuan kedinasan yang berlaku;
c. mengambil tindakan dengan melaporkan dan mengkoordinasikan
kepada lembaga Pengawas Pemilihan Umum serta memproses
penjatuhan sanksi hukuman disiplin atau tindakan administratif,
apabila mengetahui adanya Pegawai ASN yang melakukan
pelanggaran.
5. Semua ASN tetap menjaga kebersamaan dan jiwa korps dalam menyikapi
situasi politik dan tidak terpengaruh untuk melakukan kegiatan yang
mengarah pada keberpihakan pada salah satu pasangan Calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah.
6. ASN yang ditunjuk sebagai an^ota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK),
Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP), Panitia Pemungutan Suara
(PPS), atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), wajib
mendapat izin tertulis dari pimpinan instansi atau atasan langsung yang
bersangkutan serendah-rendahnya eselon III (contoh format terlampir).
7. Kepala Perangkat Daerah wajib melakukan pembinaan dan pengawasan
netralitas Pegawai ASN meliputi:
a. melakukan sosialisasi peraturan terkait netralitas Pegawai ASN dalam
penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan;
b. melakukan ikrar bersama dan penemdatanganan Pakta Integritas
netralitas Pegawai ASN di lingkungan instansi masing-masing:
c. membentuk Tim Internal yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap netralitas Pegawai ASN; dan
d. mengidentifikasi titik-titik rawan terjadinya pelanggaran netralitas
Pegawai ASN pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu dan
Pemilihan sesuai dengan yang tercantum pada peraturan Komisi
Pemilihan Umum tentang Tahapan Pemilu dan Pemilihan.

Demikian untuk menjadikan perhatian dan dipedomani.

PATI PURBALINGGA
^ARIS DAERAH,

lAr~HERNl ST^STll SH. MH. CFrA


^[^la Utama Madya
.LV
670610 199503 2 002

Tembusan surat ini disampaikan kepada Yth :


1. Bupati Purbalingga;
2. Wakil Bupati Purbalingga;
(angka 1 dan angka 2 sebagai laporan).
LAMPIRAN
SURAT EDARAN BUPATI PURBALINGGA
NOMOR 3.5 71 TAHUN 2023
TENTANG
NETRALITAS BAGI APARATUR SIPIL NEGARA
DALAM PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN
KEPALA DAERAH

SURAT IZIN
Nomor:

*)
Menunjuk surat keputusan
yang bertanda tangan di bawah ini;
Nama
NIP
Pangkat / Gol. Ruang
Jabatan
Unit Keija
Memberikan izin Kepada
Nama
NIP
Pangkat / Gol. Ruang
Jabatan
Unit Keija
Pemilihan
iintuk meniadi anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)/Panitia
su^a
prunS(PPsT/Petugafpemutakhiran Data Pemilih
suara(KPPS)dalam kegiatan (PPDP)/Kelompok
Pemilihan Pcnyelenggara
Umum dan Pemthhan Kej^a
Daerah^ahun 2024, dengan ketentuan tidak mengganggu pelaksanaan tugas
kedTimsandS wajib mjaga netralitas dalam memberikan pelay^an kepada
“rXt“rta bdak memihak kepada salah satu peserta Pemthhan Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah.
Demikian surat izin ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Kepala

*) Cantumkan surat keputusan penunjukan sebagai anggota PPK/PPS/PPDP/KPPS


PURBALINGGA
'ARIS DAERAH,
JO

‘"[SETDA
sh. MH. CFrA
^^l-f^jttaUtamd Madya
^-^!^670610 199503 2 002

Anda mungkin juga menyukai