Makalah RBG
Makalah RBG
Makalah RBG
DOSEN PENGAMPU :
FERDINANDUS, S.T., M.T
DISUSUN OLEH :
ANISA 213010504008
EKA TAUFIQUR RAHMAN 213020504027
JUNSEN ROLEXLIN SIRAT 213020504041
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa yang maha pengasih lagi maha
penyanyang, penuulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah,Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
merampungkan penyusunan makalah mata kuliah “Rekayasa Bahan Galian” dengan judul
”Makalah Rekayasa Bahan Galian Batuan Malihan” tepat pada waktunya.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
ii
DAFTAR ISI
2.2 Bahan Galian Industri Batuan Malihan Serta Senyawa Pembentuknya .................. 3
2.5 Produk Industri Yang Dihasilkan Dan Kegunaan Dari Batuan Malihan ................. 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan malihan, atau yang lebih dikenal dengan istilah metamorf, adalah jenis batuan yang
mengalami perubahan fisik, kimia, atau kedua-duanya sebagai akibat dari tekanan dan suhu
tinggi yang berlangsung dalam waktu yang lama di dalam kerak bumi. Proses metamorfisme
ini dapat mengubah batuan sedimen, batuan beku, atau batuan malihan lainnya menjadi batuan
metamorf. Faktor-faktor seperti tekanan, suhu, dan perubahan komposisi kimia di dalam kerak
bumi dapat menyebabkan metamorfisme. Hasilnya adalah batuan dengan struktur, tekstur, dan
mineral baru yang berbeda dari batuan asalnya. Batuan metamorf sering kali memiliki kristal
yang lebih besar dan lebih teratur dibandingkan dengan batuan asalnya, serta sering
menunjukkan pola foliasi atau penataan mineral yang berorientasi. Proses metamorfisme dapat
terjadi di berbagai kedalaman di dalam kerak bumi, mulai dari yang dangkal hingga yang
dalam, dan dapat terjadi di zona kontak antara dua tubuh batuan yang berbeda atau di zona
tektonik yang aktif.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Pembentukan Bahan Galian Industri Batuan
Malihan ?
1
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Bahan Galian Industri Batuan Malihan Serta Senyawa
Pembentuknya?
3. Untuk Mengetahui Dimana Saja Sebaran Bahan Galian Industri Batuan Malihan Di
Indonesia ?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Penambangan Bahan Galian Industri Batuan
Malihan ?
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Produk Industri Yang Dihasilkan Dan Kegunaan Dari
Batuan Malihan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan galian industri batuan malihan atau batuan metamorf merupakan batuan hasil
malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat
(solid rate) akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi.
Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses
metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat
perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari
ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak
terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa.
Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa melalui fase cair.
Rekayasa bahan galian batuan malihan memiliki peran penting dalam memenuhi
kebutuhan industri konstruksi dan mempertahankan ketersediaan sumber daya alam.
Berikut beberapa bahan galian industri batuan malihan beserta senyawa pembentuknya :
1. Marmer
Terbentuk dari batuan sedimen kapur yang mengalami metamorfosis. Proses ini
mengubah struktur mineral kapur menjadi kristal-kristal yang lebih besar dan
menghasilkan marmer yang kuat dan bersinar
2. Kuarsit
Kuarsit adalah hasil metamorfosis dari batuan sedimen pasir kuarsa. Proses ini
meningkatkan ketebalan butiran kuarsa dan menghasilkan batuan yang keras dan
tahan lama. Senyawa pembentuk kuarsit terdiri hampir seluruhnya dari mineral kuarsa
(SiO₂).
3. Batusabak
Senyawa pembentuk batu sabak utamanya terdiri dari mineral lempung atau
mika, tergantung pada tingkat metamorfisme. Selain mineral lempung dan mika, batu
sabak juga mengandung mineral kuarsa, feldspar, kalsit, pirit, hematit, dan mineral-
mineral lainnya.
3
4. Batugamping
Batu gamping (limestone) terbentuk secara kimia dan organik melalui endapan
sisa organisme, seperti cangkang binatang laut, foraminifera, ganggang, atau kerangka
binatang karang, yang mengalami proses diagenesis dan metamorfisme. Batu
gamping sebagian besar terdiri dari mineral kalsit (CaCO3).
5. Grafit
Grafit terdiri dari unsur karbon yang terikat bersama dalam struktur kristal kuat.
Atom karbon memiliki gaya tarik yang kuat sehingga membentuk struktur planar yang
membentuk lembaran tipis yang saling terikat satu sama lain.
1. Marmer
Bahan galian marmer di Indonesia Sebagian besar terdapat di pulau Jawa, yaitu
terdapat di Provinsi Lampung, Jawa Barat, Tulungagung Jawa timur dan Magelang
Jawa Tengah.
2. Kuarsit
Sebaran daerah penghasil kuarsit di Indonesia yaitu Daerah Istimewa Aceh
3. Batusabak
Di Indonesia batuan sabak tersebar luas terutama di daerah-daerah dengan
aktivitas tektonik yang tinggi. Beberapa daerah yang dikenal memiliki sebaran batuan
sabak antara lain Pegunungan Barat (Sumatra Barat), Pulau Jawa, Sulawesi, Papua,
Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
4. Batugamping
Di Indonesia batugamping tersebar luas di berbagai wilayah, terutama di
daerah-daerah dengan geologi yang terkait erat dengan proses sedimentasi laut.
Beberapa daerah sebaran batugamping di Indonesia antara lain Pulau Jawa, Pulau Bali
dan Lombok, Pulau Sumatra, Pulau Sulawesi,
5. Grafit
Bahan Galian Grafit tersebar di tiga Pulau di Indonesia yaitu dipulau
Kalimantan, Pulau Kalimantan, Pulau Papua, Sulawesi dan Sumatera.
4
2.4 Cara Penambangan Bahan Galian Industri Batuan Malihan
1. Marmer
Penambangan marmer biasanya dilakukan dengan metode tambang terbuka. Ini
melibatkan pembukaan pit atau galian terbuka yang luas untuk mengakses lapisan
marmer di bawah permukaan tanah. Setelah lokasi penambangan ditentukan, batuan
dipecah menggunakan mesin pemotong berdaya tinggi atau peledakan dengan bahan
peledak yang aman dan terkontrol. Setelah batuan dipisahkan, blok-blok besar marmer
diekstraksi dan diangkut menggunakan alat berat seperti derek, truk, atau konveyor.
Batuan marmer kemudian diangkut ke pabrik pengolahan untuk dipotong, diasah, dan
diolah menjadi produk jadi seperti ubin, balok, atau piringan.
2. Kuarsit
Kuarsit sering kali ditambang dengan metode tambang terbuka atau tambang
terowongan, tergantung pada kedalaman dan letak geografisnya. Metode
penambangan meliputi peledakan batuan menggunakan bahan peledak, diikuti dengan
pengangkutan dan pemrosesan batuan menggunakan alat berat.
3. Batusabak
Penambangan batusabak biasanya dilakukan dengan metode tambang terbuka
karena batuan ini sering ditemukan dalam lapisan yang luas dan dangkal. Proses
penambangan meliputi penggunaan alat berat seperti ekskavator dan bulldozer untuk
menggali dan memindahkan batuan. Setelah batuan diekstraksi, mereka dipecah
menjadi ukuran yang sesuai dan diangkut menggunakan truk atau konveyor ke tempat
pengolahan. Di tempat pengolahan, batusabak dipecah lebih lanjut dan diolah menjadi
berbagai produk konstruksi seperti kerikil, pasir, atau agregat
4. Batugamping
Penambangan batugamping dapat dilakukan dengan metode tambang terbuka
atau tambang bawah tanah, tergantung pada karakteristik geologi lokasi tersebut.
Metode penambangan melibatkan peledakan batuan, pengangkutan menggunakan alat
berat, dan pemrosesan batuan di tempat pengolahan.
5
5. Grafit
Penambangan grafit sering kali dilakukan dengan metode tambang terbuka atau
tambang bawah tanah, bergantung pada kedalaman dan kemudahan akses ke deposit
grafit. Proses penambangan melibatkan peledakan batuan, pengangkutan
menggunakan alat berat, dan pemrosesan batuan di tempat pengolahan.
2.5 Produk Industri Yang Dihasilkan Dan Kegunaan Dari Batuan Malihan
Berikut adalah beberapa produk yang dihasilkan dari pengolahan bahan galian industri
batuan malihan
1. Marmer
Bahan galian industri marmer biasanya dapat diolam menjadi berbagai macam
produk contohnya adalah sebagai berikut:
a. Ubin dan lantai marmer, Marmer diolah menjadi ubin dan lantai yang
digunakan dalam konstruksi interior maupun eksterior bangunan.
b. Patung dan relief, marmer sering digunakan untuk membuat patung, relief, dan
dekorasi artistik lainnya karena kemudahan dalam dipahat dan keindahan
estetikanya.
c. Meja dan countertop, marmer juga digunakan untuk membuat meja,
countertop, dan permukaan lainnya dalam desain interior karena daya tahan
dan penampilan yang elegan.
2. Kuarsit
Bahan galian industri biasanya dapat diolam menjadi berbagai macam produk
contohnya adalah sebagai berikut:
a. Keramik dan porselen, Kuarsit digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan keramik, porselen, dan lapisan permukaan keramik lainnya karena
kekuatan dan ketahanannya terhadap abrasi.
b. Material konstruksi, Kuarsit diolah menjadi agregat dan bahan campuran
dalam konstruksi jalan, bangunan, dan proyek infrastruktur lainnya.
c. Bahan pasir dan kerikil, Kuarsit juga digunakan sebagai sumber pasir dan
kerikil dalam industri konstruksi dan rekayasa sipil.
3. Batusabak
Bahan galian industri batusabak biasanya dapat diolam menjadi berbagai
macam produk contohnya adalah sebagai berikut:
6
a. Agregat konstruksi, Batusabak dipecah dan diayak menjadi agregat untuk
pembuatan beton dan aspal dalam konstruksi jalan, bangunan, dan proyek
infrastruktur lainnya.
b. Material drainase, Batusabak digunakan sebagai bahan dasar dalam konstruksi
saluran air, drainase, dan pengaman pantai untuk memperbaiki sistem drainase
dan mencegah erosi tanah.
c. Lapisan permukaan, Batusabak juga digunakan sebagai lapisan permukaan di
jalan setapak, taman, dan area pejalan kaki untuk memberikan penampilan
yang rapi dan kokoh.
4. Batugamping
Bahan galian industri batugamping biasanya dapat diolam menjadi berbagai
macam produk contohnya adalah sebagai berikut:
a. Kapur pertanian, Batugamping diolah menjadi kapur pertanian yang
digunakan sebagai pupuk untuk menetralkan tanah yang bersifat asam dan
memperbaiki struktur tanah.
b. Kapur industri, Batugamping digunakan dalam industri kimia untuk
memproduksi kapur hidrat, kapur tohor, kapur dolomit, dan berbagai produk
kimia lainnya.
c. Batu bangunan, Batugamping juga digunakan sebagai batu bangunan dalam
konstruksi gedung, dinding, dan struktur bangunan lainnya karena sifatnya
yang tahan lama dan mudah diolah.
5. Grafit
Bahan galian industri grafit biasanya dapat diolam menjadi berbagai macam
produk contohnya adalah sebagai berikut:
a. Baterai, Grafit digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan elektroda
baterai untuk aplikasi di berbagai industri, termasuk industri mobil listrik,
ponsel, dan peralatan elektronik.
b. Pelapis dan peminyakan, Grafit diolah menjadi pelapis yang digunakan dalam
pembuatan kemasan makanan, peralatan olahraga, dan perlengkapan industri
untuk mengurangi gesekan dan memberikan perlindungan.
c. Alat tulis, Grafit digunakan sebagai inti pensil dan pensil mekanik dalam
pembuatan alat tulis untuk menulis dan menggambar
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rekayasa bahan galian merupakan disiplin teknik yang fokus pada pengelolaan,
pemanfaatan, dan pengembangan bahan galian untuk keperluan industri. Rekayasa bahan
galian industri melibatkan aspek teknis, ekonomi, dan lingkungan dalam mengoptimalkan
penggunaan dan manajemen sumber daya alam, termasuk bahan galian batuan malihan
seperti diantaranya marmer, kuarsit, batugamping dan lain sebagainya. Bahan galian
industri batuan malihan atau batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan
yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi
mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya
perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi. Beberapa contoh bahan
galian industri batuan malihan adalah :
1. Marmer
2. Kuarsit
3. Batusabak
4. Batugamping
5. Grafit
3.2 Saran
Saran yang penulis ingin berikan kepada pembaca adalah agar pembaca dapat
memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun kepada penulis, sehingga penulis
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi kedepan hari karena makalah ini masih jauh
dari kata sempurna.
8
DAFTAR PUSTAKA
BOTJING, M. U., SUPARDI, N., HAMAD, H., IKHSAN, I., & DJAINAL, H. (2022).
KARAKTERISTIK BATUAN MARMER PADA DAERAH KELEI KABUPATEN
POSO SULAWESI TENGAH. DINTEK, 15(1), 88-95.