Sop Notaris

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN

ANTI PENCUCIAN UANG DAN

PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

NOTARIS (NAMA NOTARIS)


BAB I

PENDAHULUA

A. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan pemberantasan tindak


pidanan dan pencucian uang;

2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan pemberantasan tindak


pidana pendanaan terorisme;

3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun 2017 tentang
Penerapan PMPJ Bagi Profesi;

4. Peraturan Kepala PPATK Nomor 3 Tahun 2021 tentang Tatacara Penyampaian


Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan Melalui Aplikasi Go AML Bagi Profesi;
dan

5. Surat Edaran Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.UM.01.01- 1232
Tanggal 16 September 2019 tentang Panduan Penerapan PMPJ Bagi Notaris.

B. LATAR BELAKANG

Pencucian uang merupakan perbuatan menempatkan, mentransfer, mengalihkan,


membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri,
mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain
atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan
sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah. Dengan menjauhkan para pelaku
kejahatan dari hasil kejahatannya, pelaku kejahatan dapat menikmati hasil kejahatan
tanpa adanya kecurigaan kepadanya, ataupun melakukan reinvestasi hasil kejahatan untuk
aksi kejahatan selanjutnya atau ke dalam bisnis yang sah.

Sebagai upaya untuk melindungi Notaris (nama notaris). akan hal tersebut, maka Notaris
(nama notaris). menyusun, menetapkan, dan menerapkan kebijakan dan prosedur Anti
Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.
BAB II

PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA

A. Identifikasi Jasa Notaris Yang Digunakan Oleh Pengguna Jasa

Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ) dilakukan dalam hal Notaris
memberikan jasa berupa mempersiapkan dan melakukan transaksi untuk kepentingan
atau untuk dan atas nama Pengguna Jasa, mengenai:

1. Pembelian dan penjualan properti;

2. Pengelolaan terhadap uang, efek, dan/atau produk jasa keuangan lainnya;

3. Pengelolaan rekening giro, rekening tabungan, rekening deposito, dan/atau rekening


efek;

4. Pengoperasian dan pengelolaan perusahaan; dan/atau

5. Pendirian, pembelian, dan penjualan badan hukum.

Penerapan PMPJ dilakukan pada saat Notaris:

1. Melakukan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa;

2. Terdapat Transaksi Keuangan dengan mata uang rupiah dan/atau mata uang asing
yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah);

3. Terdapat Transaksi Keuangan Mencurigakan yang terkait tindak pidana Pencucian


Uang dan tindak pidana pendanaan terorisme; atau

4. Notaris meragukan kebenaran informasi yang dilaporkan Pengguna Jasa.

B. Prosedur Identifikasi dan Verifikasi Bagi Calon Pengguna Jasa

Dalam memulai hubungan usaha dengan calon Pengguna Jasa, Petugas wajib
melaksanakan prosedur Identifikasi dan Verifikasi dengan berpedoman pada ketentuan
APU-PPT mengenai Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ). Identifikasi terhadap
calon Pengguna Jasa untuk mendapatkan informasi mengenai identitas dan profil calon
Pengguna Jasa bertujuan agar Notaris dapat
meyakini mengenai profil Pengguna Jasa. Prosedur Identifikasi dan Verifikasi dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Terhadap calon Pengguna Jasa perseorangan

a. Meminta bukti Identitas Pengguna Jasa berupa KTP/SIM/Passport.

b. Meminta dokumen pendukung kepada calon Pengguna Jasa berupa:

1) Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak; dan

2) Spesimen Tanda Tangan.

c. Meminta Pengguna Jasa untuk melakukan pengisian formulir Costumer Due


Dilligence (CDD) yang memuat sekurangnya:

1) Identitas Pengguna Jasa atau yang mewakili seperti: nama lengkap, nomor
KTP/SIM/Passport, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, alamat
tempat tinggal yang tercantum dalam kartu identitas, alamat tempat tinggal
terkini termasuk nomor telepon bila ada, dan alamat di negara asal dalam
hal warga asing;

2) Pekerjaan;

3) Sumber Dana;

4) Hubungan Usaha dan tujuan Transaksi yang akan dilakukan Pengguna Jasa
dengan Notaris;

5) Nomor Pokok Wajib Pajak; dan

6) Informasi lain untuk mengetahui profil Pengguna Jasa lebih dalam,


termasuk informasi yang diperintahkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

d. Melakukan verifikasi terhadap identitas calon Pengguna Jasa dengan meneliti


kesesuaian informasi dan Dokumen yang disampaikan, antara lain sebagai
berikut:

1) Perhatikan masa berlaku dan instansi yang berwenang yang mengeluarkan


bukti identitas calon Pengguna Jasa;

2) Cocokkan tanda tangan calon Pengguna Jasa pada formulir CDD dengan
tanda tangan yang terdapat pada dokumen identitas;
3) Cocokkan kesesuaian wajah calon Pengguna Jasa atau yang mewakili
dengan foto yang terdapat pada dokumen identitas; dsbnya.

e. Apabila terdapat keraguan pada dokumen identitas yang diberikan maka agar
dimintakan dokumen identitas lainnya untuk dilakukan pengecekan silang;

f. Memastikan bahwa calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna Jasa dan


pemilik manfaat/ Beneficial Owner (jika ada) tidak memiliki rekam jejak
negatif dengan melakukan verifikasi identitas calon Pengguna Jasa/yang
mewakili Pengguna Jasa menggunakan database negara berisiko tinggi daftar
terduga teroris dan organisasi teroris, dan daftar targeted financial sanction
lainnya yang dipublikasikan oleh Pemerintah atau organisasi internasional.
Apabila terdapat kesamaan maka Notaris wajib melaporkan kepada PPATK
sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan.

g. Apabila berdasarkan identifikasi calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna


Jasa dan pemilik manfaat/Beneficial Owner (jika ada) memenuhi kriteria
berisiko tinggi (termasuk Politically Exposed Person/PEP atau berasal dari
Negara berisiko tinggi), maka wajib dilakukan Identifikasi Lebih Mendalam.

h. Dalam hal Pengguna Jasa perorangan diwakilkan oleh pihak lain, maka terhadap
yang bersangkutan diterapkan prosedur identifikasi dan verifikasi yang sama
dengan Pengguna Jasa.

i. Identifikasi Lebih Mendalam dilakukan dengan meminta tambahan informasi


mengenai sumber kekayaan, tujuan Transaksi, dan tujuan hubungan usaha
dengan pihak yang terkait Pengguna Jasa, Setiap Orang yang bewenang
mewakili Pengguna Jasa dan melakukan verifikasi yang didasarkan pada
kebenaran informasi, kebenaran sumber informasi, dan jenis informasi yang
terkait.

2. Terhadap calon Pengguna Jasa korporasi

a. Meminta bukti Identitas Pengguna Jasa dan setiap orang yang berwenang
mewakili Pengguna Jasa Korporasi yang memuat: nama Korporasi, nomor surat
keputusan pengesahan Korporasi dalam hal telah berbadan hukum,
bentuk Korporasi, bidang usaha, nomor izin usaha dari instansi berwenang, dan
alamat Korporasi yang terdaftar dan nomor telepon, serta alamat domisili apabila
terdapat perbedaan dengan alamat Korporasi yang terdaftar;

b. Meminta dokumen pendukung kepada Pengguna Jasa dan yang mewakili


Pengguna Jasa berupa:

1) Korporasi yang tergolong Usaha Mikro dan usaha kecil:

a) Spesimen tanda tangan dan fotokopi surat kuasa kepada pihak yang
ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama
Korporasi dalam melakukan hubungan usaha dengan Notaris;

b) Kartu nomor pokok wajib pajak pihak yang ditunjuk;

c) Surat izin tempat usaha atau dokumen lain yang dipersyaratkan oleh
instansi yang berwenang; dan

d) Dokumen identitas pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak


untuk dan atas nama korporasi dalam melakukan hubungan usaha dengan
Notaris; dan

e) Dokumen identitas Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) atas korporasi


yang tergolong usaha mikro dan usaha kecil, jika diketahui terdapat
Pemilik Manfaat.

2) Korporasi yang tergolong Yayasan:

a) Izin bidang kegiatan yayasan;

b) Surat Keputusan pengesahan badan hukum yayasan;

c) Nomor Pokok Wajib Pajak;

d) Deskripsi kegiatan yayasan;

e) Nama dari organ yayasan;

f) Dokumen identitas organ yayasan yang berwenang mewakili yayasan


untuk melakukan hubungan usaha dengan Notaris; dan
g) Dokumen identitas pemilik Manfaat (Beneficial Owner) atas korporasi
yang tergolong yayasan, jika diketahui terdapat Pemilik Manfaat.

3) Korporasi yang tergolong Perkumpulan

a) Surat Keputusan pengesahan pada instansi yang berwenang;

b) Nama pengurus;

c) Pihak yang berwenang mewakili perkumpulan dalam melakukan


hubungan usaha dengan Notaris.; dan

d) Dokumen identitas pemilik manfaat (Beneficial Owner) atas korporasi


yang tergolong perkumpulan, jika diketahui terdapat Pemilik Manfaat.

4) Korporasi yang tidak tergolong Usaha mikro dan usaha kecil, yayasan dan
perkumpulan:

a) Spesimen tanda tangan dan fotokopi surat kuasa atas pihak-pihak yang
ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama Korporasi
dalam melakukan hubungan usaha dengan Notaris

b) Nomor Pokok Wajib Pajak;

c) SITU (Surat Izin Tempat Usaha) atau Dokumen lain yang dipersyaratkan
soleh instansi berwenang;

d) Laporan keuangan atau deskripsi kegiatan usaha korporasi;

e) Dokumen struktur manajemen korporasi;

f) Dokumen struktur kepemilikan korporasi;

g) Dokumen identitas pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak


untuk dan atas nama korporasi dalam melakukan hubungan usaha dengan
Notaris; dan

h) Dokumen identitas pemilik manfaat (Beneficial Owner) atas korporasi


yang tergolong tidak tergolong Usaha mikro dan usaha kecil, yayasan
dan perkumpulan, jika diketahui terdapat Pemilik Manfaat.
5) Korporasi yang tidak tergolong Penyedia Jasa Keuangan

a) Akte pendirian/anggaran dasar Penyedia Jasa Keuangan;

b) Izin usaha dari instansi yang berwenang;

c) Spesimen tanda tangan dan kuasa kepada pihak yang ditunjuk


mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama Bank dalam
melakukan hubungan usaha dengan Penyedia Jasa Keuangan; dan

d) Dokumen identitas pemilik manfaat (Beneficial Owner) atas korporasi


yang tergolong tidak tergolong Usaha mikro dan usaha kecil, yayasan
dan perkumpulan, jika diketahui terdapat Pemilik Manfaat.

c. Meminta Pengguna Jasa dan/atau yang mewakili Pengguna Jasa untuk


melakukan pengisian formulir CDD yang memuat sekurangnya:

1) Identitas Pengguna Jasa atau yang mewakili Pengguna Jasa Korporasi yang
memuat: nama Korporasi, nomor surat keputusan pengesahan Korporasi
dalam hal telah berbadan hukum, bentuk Korporasi, bidang usaha, nomor
izin usaha dari instansi berwenang; dan alamat Korporasi yang terdaftar, dan
alamat domisili apabila terdapat perbedaan dengan alamat Korporasi yang
terdaftar;

2) Sumber dana;

3) Hubungan usaha dan tujuan transaksi;

4) Informasi pihak-pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak


untuk dan atas nama korporasi;

5) Identitas Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) atas Korporasi, dalam hal


tidak mendapatkan informasi mengenai hal tersebut maka Notaris wajib
menetapkan orang perseorangan yang memiliki jabatan sebagai Direksi, atau
yang dipersamakan dengan jabatan Direksi sebagai Beneficial Owner;

6) Nomor Pokok Wajib Pajak; dan


7) Informasi lain untuk mengetahui profil Pengguna Jasa lebih dalam,
termasuk informasi yang diperintahkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

d. Melakukan verifikasi terhadap identitas calon Pengguna Jasa dan yang mewakili
Pengguna Jasa dengan meneliti kesesuaian informasi dan Dokumen yang
disampaikan dengan pertemuan langsung, antara lain sebagai berikut:

1) Perhatikan masa berlaku dan instansi yang yang berwenang yang


mengeluarkan bukti identitas calon Pengguna Jasa;

2) Cocokkan tanda tangan calon Pengguna Jasa pada formulir CDD dengan
tanda tangan yang terdapat pada dokumen identitas;

3) Cocokkan kesesuaian wajah calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna


Jasa dengan foto yang terdapat pada dokumen identitas; dsbnya.

e. Apabila terdapat keraguan pada dokumen identitas yang diberikan maka agar
dimintakan dokumen identitas lainnya untuk dilakukan pengecekan silang;

f. Memastikan bahwa calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna Jasa dan


pemilik manfaat/ Beneficial Owner (jika ada) tidak memiliki rekam jejak
negatif dengan melakukan verifikasi identitas calon Pengguna Jasa/yang
mewakili Pengguna Jasa menggunakan database negara berisiko tinggi daftar
terduga teroris dan organisasi teroris, dan daftar targeted financial sanction
lainnya yang dipublikasikan oleh Pemerintah atau organisasi internasional.
Apabila terdapat kesamaan maka Notaris wajib melaporkan kepada PPATK
sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan.

g. Apabila berdasarkan identifikasi calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna


Jasa dan pemilik manfaat (Beneficial Owner) memenuhi kriteria berisiko tinggi
(termasuk Politically Exposed Person/PEP atau berasal dari Negara berisiko
tinggi), maka wajib dilakukan Identifikasi Lebih Mendalam.
h. Dalam hal Pengguna Jasa korporasi diwakilkan oleh pihak lain, maka terhadap
yang bersangkutan diterapkan prosedur identifikasi dan verifikasi yang sama
dengan Pengguna Jasa.

i. Identifikasi Lebih Mendalam dilakukan dengan meminta tambahan informasi


mengenai sumber dana, sumber kekayaan, tujuan Transaksi, dan tujuan
hubungan usaha dengan pihak yang terkait Pengguna Jasa, Setiap Orang yang
bewenang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau Pemilik Manfaat (Beneficial
Owner) dan melakukan verifikasi yang didasarkan pada kebenaran informasi,
kebenaran sumber informasi, dan jenis informasi yang terkait.

3. Terhadap calon Pengguna Jasa berupa Perikatan Lainnya (Legal


Arrangement).

a. Meminta bukti Identitas Pengguna Jasa dan setiap orang yang berwenang
mewakili Pengguna Jasa yang memuat: nama, nomor izin atau izin usaha dari
instansi berwenang (jika ada), alamat yang terdaftar atau alamat domisili apabila
terdapat perbedaan dengan alamat yang terdaftar;

b. Meminta dokumen pendukung kepada Pengguna Jasa dan yang mewakili


Pengguna Jasa berupa:

a) Spesimen tanda tangan dan fotokopi surat kuasa atas pihak-pihak yang
ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama Pengguna
Jasa dalam melakukan hubungan usaha dengan Notaris;

b) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak;

c) SITU (Surat Izin Tempat Usaha) atau Dokumen lain yang dipersyaratkan
oleh instansi berwenang;

d) Dokumen identitas Pengguna Jasa, pendiri, dan/atau pihak lain yang


mempunyai wewenang untuk mengendalikan Korporasi;

e) Dokumen identitas pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak


untuk dan atas nama Pengguna Jasa dalam melakukan hubungan usaha
dengan Notaris; dan
f) Dokumen identitas Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) atas Pengguna
Jasa, jika diketahui terdapat Pemilik Manfaat.

c. Meminta Pengguna Jasa dan/atau yang mewakili Pengguna Jasa untuk


melakukan pengisian formulir CDD yang memuat sekurangnya:

1) Identitas Pengguna Jasa atau yang mewakili Pengguna Jasa yang memuat:
nama, nomor izin atau izin usaha dari instansi berwenang,, alamat yang
terdaftar, dan alamat domisili apabila terdapat perbedaan dengan alamat
yang terdaftar;

2) Sumber dana;

3) Hubungan usaha dan tujuan transaksi;

4) Informasi pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan


atas nama perikatan lainnya;

5) Identitas Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) atas perikatan lainnya


(Legal Arrangements). Dalam hal tidak mendapatkan informasi mengenai
hal tersebut maka Notaris wajib menetapkan orang perseorangan yang
memiliki jabatan sebagai Direksi, atau yang dipersamakan dengan jabatan
Direksi sebagai Beneficial Owner;

6) Nomor Pokok Wajib Pajak;

7) Jenis Perikatan Lainnya; dan

8) Informasi lain untuk mengetahui profil Pengguna Jasa lebih dalam,


termasuk informasi yang diperintahkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

d. Melakukan verifikasi terhadap identitas calon Pengguna Jasa dan yang mewakili
Pengguna Jasa dengan meneliti kesesuaian informasi dan Dokumen yang
disampaikan dengan pertemuan langsung, antara lain sebagai berikut:

1) Perhatikan masa berlaku dan instansi yang yang berwenang yang


mengeluarkan bukti identitas calon Pengguna Jasa;

2) Cocokkan tanda tangan calon Pengguna Jasa pada formulir CDD dengan
tanda tangan yang terdapat pada dokumen identitas;
3) Cocokkan kesesuaian wajah calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna
Jasa dengan foto yang terdapat pada dokumen identitas; dsbnya.

e. Apabila terdapat keraguan pada dokumen identitas yang diberikan maka agar
dimintakan dokumen identitas lainnya untuk dilakukan pengecekan silang;

f. Memastikan bahwa calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna Jasa dan


pemilik manfaat/ Beneficial Owner (jika ada) tidak memiliki rekam jejak
negatif dengan melakukan verifikasi identitas calon Pengguna Jasa/yang
mewakili Pengguna Jasa menggunakan database negara berisiko tinggi daftar
terduga teroris dan organisasi teroris, dan daftar targeted financial sanction
lainnya yang dipublikasikan oleh Pemerintah atau organisasi internasional.
Apabila terdapat kesamaan maka Notaris wajib melaporkan kepada PPATK
sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan.

g. Apabila berdasarkan identifikasi calon Pengguna Jasa/ yang mewakili Pengguna


Jasa dan pemilik manfaat (Beneficial Owner) memenuhi kriteria berisiko tinggi
(termasuk Politically Exposed Person/PEP atau berasal dari Negara berisiko
tinggi), maka wajib dilakukan Identifikasi Lebih Mendalam.

h. Dalam hal Pengguna Jasa diwakilkan oleh pihak lain, maka terhadap yang
bersangkutan diterapkan prosedur identifikasi dan verifikasi yang sama dengan
Pengguna Jasa.

i. Identifikasi Lebih Mendalam dilakukan dengan meminta tambahan informasi


mengenai sumber dana, sumber kekayaan, tujuan Transaksi, dan tujuan
hubungan usaha dengan pihak yang terkait Pengguna Jasa, Setiap Orang yang
bewenang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau Pemilik Manfaat (Beneficial
Owner) dan melakukan verifikasi yang didasarkan pada kebenaran informasi,
kebenaran sumber informasi, dan jenis informasi yang terkait.

4. Terhadap calon Pengguna Jasa berupa lembaga yang memiliki


kewenangan dibidang eksekutif, yudikatif, legislatif, lembaga
internasional, dan perwakilan negara asing.
Terhadap calon Pengguna Jasa berupa lembaga yang memiliki kewenangan dibidang
eksekutif, yudikatif, legislatif, lembaga internasional, dan perwakilan negara asing,
Notaris wajib meminta informasi mengenai: nama dan alamat kedudukan lembaga,
instansi atau perwakilan.

Notaris wajib meminta dokumen pendukung kepada Pengguna Jasa/yang mewakili


Pengguna Jasa berupa:

a. Surat penunjukan bagi pihak yang berwenang mewakili lembaga, instansi atau
perwakilan dalam melakukan hubungan usaha dengan Notaris; dan

b. Spesimen tanda tangan pihak yang berwenang mewakili

5. Terhadap calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna Jasa dan


berisiko rendah diterapkan PMPJ Sederhana.

Terhadap calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna Jasa dan atau pemilik
manfaat (Beneficial Owner) yang termasuk dalam tingkat risiko rendah maka dapat
menerapkan prinsip PMPJ Sederhana dengan langkah sebagai berikut:

a. Untuk calon Pengguna Jasa/ yang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau Pemilik
Manfaat (Beneficial Owner) berupa Orang Perseorangan, Petugas meminta:

1) Mengisi formulir CDD yang sekurang kurangnya memuat Informasi berupa


Nama Lengkap, Tempat dan tanggal Lahir dan Nomor identitas
kependudukan, surat izin mengemudi, atau paspor, dan Alamat kedudukan.

2) Dokumen Pendukung berupa Dokumen yang memuat informasi


sebagaimana dimaksud di atas.

b. Untuk calon Pengguna Jasa/ yang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau Pemilik
Manfaat (Beneficial Owner) berupa Korporasi, Petugas meminta:

1) Mengisi formulir CDD yang sekurang kurangnya memuat Informasi berupa


Nama korporasi, Alamat Kedudukan Korporasi, Identitas pihak yang
ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama korporasi.
2) Dokumen Pendukung berupa Dokumen yang memuat informasi
sebagaimana dimaksud di atas.

c. Untuk calon Pengguna Jasa/ yang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau Pemilik
Manfaat (Beneficial Owner) berupa Perikatan Lain (Legal Arrangements),
Petugas meminta:

1) Mengisi formulir CDD yang sekurang kurangnya memuat Informasi berupa:


jenis perikatan lainnya (Legal Arrangements), alamat pihak yang
melakukan pengelolaan harta kekayaan, dan identitas pihak yang ditunjuk
mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama pemilik harta
kekayaan.

2) Dokumen Pendukung berupa Dokumen yang memuat informasi


sebagaimana dimaksud di atas.

d. Melakukan verifikasi terhadap identitas calon Pengguna Jasa dengan meneliti


kesesuaian informasi dan Dokumen yang disampaikan dengan pertemuan
langsung, antara lain sebagai berikut:

1) Perhatikan masa berlaku dan instansi yang yang berwenang yang


mengeluarkan bukti identitas calon Pengguna Jasa;

2) Cocokkan tanda tangan calon Pengguna Jasa pada formulir CDD dengan
tanda tangan yang terdapat pada dokumen identitas;

3) Cocokkan kesesuaian wajah calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna


Jasa dengan foto yang terdapat pada dokumen identitas; dsbnya.

e. Apabila terdapat keraguan pada dokumen identitas yang diberikan maka agar
dimintakan dokumen identitas lainnya untuk dilakukan pengecekan silang;

f. Memastikan bahwa calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau
pemilik manfaat (Beneficial Owner) tidak memiliki rekam jejak negatif dengan
melakukan verifikasi identitas calon Pengguna Jasa/ yang mewakili Pengguna
Jasa menggunakan database negara berisiko tinggi daftar terduga teroris dan
organisasi teroris, dan daftar targeted financial sanction lainnya yang
dipublikasikan oleh Pemerintah atau organisasi
internasional. Apabila terdapat kesamaan maka wajib dilaporkan ke Pimpinan
kantor/Pejabat yang ditunjuk untuk dilakukan pelaporan ke PPATK sebagai
Transaksi Keuangan Mencurigakan.

g. Apabila berdasarkan identifikasi calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna


Jasa dan pemilik manfaat (Beneficial Owner) memenuhi kriteria berisiko tinggi
(termasuk Politically Exposed Person/PEP atau berasal dari Negara berisiko
tinggi), maka wajib dilakukan Identifikasi Lebih Mendalam.

h. Identifikasi Lebih Mendalam dilakukan dengan meminta tambahan informasi


mengenai sumber dana, sumber kekayaan, tujuan Transaksi, dan tujuan
hubungan usaha dengan pihak yang terkait Pengguna Jasa, Setiap Orang yang
bewenang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau Pemilik Manfaat (Beneficial
Owner) dan melakukan verifikasi yang didasarkan pada kebenaran informasi,
kebenaran sumber informasi, dan jenis informasi yang terkait.

5. Terhadap Calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna Jasa dan


berisiko tinggi diterapkan PMPJ Lebih Mendalam.

Dalam hal terdapat Pengguna Jasa atau Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) yang
memiliki tingkat risiko terjadinya tindak pidana pencucian uang atau pendanaan
terorisme tergolong berisiko tinggi yaitu merupakan PEP dan/atau bertransaksi dari
dan/atau ditujukan ke negara yang berisiko tinggi, Notaris wajib melakukan
identifikasi lebih mendalam, meliputi:

a. Meminta tambahan informasi mengenai Pengguna Jasa dan Pemilik Manfaat


(Beneficial Owner) dan melakukan verifikasi yang didasarkan pada kebenaran
informasi, kebenaran sumber informasi, dan jenis informasi yang terkait;

b. Meminta tambahan informasi mengenai sumber dana, sumber kekayaan, tujuan


transaksi, dan tujuan hubungan usaha dengan pihak yang terkait Pengguna Jasa
dan Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) dan melakukan verifikasi yang
didasarkan pada kebenaran informasi, kebenaran sumber informasi, dan jenis
informasi yang terkait; dan
c. Pengawasan lebih lanjut atas hubungan usaha melalui peningkatan jumlah dan
frekuensi pengawasan dan pemilihan pola transaksi yang memerlukan
penelaahan lebih lanjut.

6. Prosedur Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa

Notaris wajib melakukan pemantauan terhadap Transaksi Pengguna Jasa atau yang
mewakili. Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa sebagaimana termasuk untuk
meneliti kesesuaian antara Transaksi Pengguna Jasa dengan profil Pengguna Jasa,
jenis usaha Pengguna Jasa, tingkat risiko Pengguna Jasa, dan sumber dana. Prosedur
Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

a. Petugas Pemantauan melakukan penelitian terhadap transaksi apakah sesuai


dengan profil Pengguna Jasa, jenis usaha Pengguna Jasa, Tingkat risiko
Pengguna Jasa dan sumber dana, tata cara pembayaran transaksi, pelaku
transaksi, nominal transaksi, dan/atau tanggal transaksi.

b. Jika terdapat ketidaksesuaian maka petugas melakukan upaya pengkinian data,


informasi, dan/atau dokumen pendukung jika terdapat perubahan.

c. Pemantauan dilakukan terhadap transaksi yang masih terikat hak dan kewajiban
dengan Notaris.

d. Dalam hal transaksi telah selesai, maka kegiatan pemantauan berakhir.

7. Prosedur Penatausahaan Dokumen

a. Petugas menatausahakan seluruh Dokumen Pengguna Jasa paling sedikit 5


(lima) tahun sejak:

1) Selesainya Transaksi Pengguna Jasa; atau

2) Berakhirnya hubungan usaha dengan Pengguna Jasa.

b. Dokumen Pengguna Jasa paling sedikit meliputi Dokumen:

1) Dokumen Transaksi Pengguna Jasa;


2) Dokumen Pengguna Jasa dan Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) yang
diperoleh Notaris dalam rangka penerapan prinsip mengenali Pengguna
Jasa; dan

3) Dokumen korespondensi dengan Pengguna Jasa.

c. Petugas menyiapkan dan menyampaikan informasi yang diminta instansi penegak


hukum dan otoritas berwenang paling lambat 3 (tiga) hari sejak Notaris menerima
permintaan.

8. Prosedur Pencatatan Transaksi

a. Notaris menyediakan sistem informasi dan/atau pencatatan Transaksi mengenai


identifikasi, pemantauan, dan penyediaan laporan mengenai Transaksi Pengguna
Jasa.

b. Sistem informasi dan/atau pencatatan Transaksi dilaksanakan baik secara


elektronik maupun non-elektronik.

c. Notaris menyediakan sistem informasi untuk menelusuri setiap Transaksi, baik


untuk keperluan intern, instansi penegak hukum, dan otoritas berwenang.

9. Tidak Melanjutkan prosedur Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ)

Notaris dapat tidak melanjutkan prosedur Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ)
jika:

a. Menduga adanya Transaksi Keuangan terkait dengan Tindak Pidana Pencucian


Uang dan Pendanaan Terorisme; atau

b. Notaris meyakini bahwa proses Prinsip Mengenali Pengguna Jasa yang tengah
dilakukan akan melanggar ketentuan anti tipping-off sebagaimana diatur dalam
perundang-undangan.

Notaris akan melaporkan hal tersebut kepada PPATK sebagai Transaksi


Keuangan Mencurigakan.

10. Pemutusan Hubungan Usaha dengan Pengguna Jasa

Notaris dapat memutuskan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa atau yang
mewakili jika:
c. Pengguna Jasa menolak untuk mematuhi PMPJ; atau

d. Notaris meragukan kebenaran informasi yang disampaikan oleh


Pengguna Jasa.

Notaris akan melaporkan hal tersebut kepada PPATK sebagai Transaksi


Keuangan Mencurigakan.

11. Pelaporan ke PPATK

Notaris atau pejabat berwenang melakukan penelitian terhadap transaksi apakah


memenuhi unsur- unsur sebagai:

a. Transaksi yang wajib dilaporkan sebagai Laporan Transaksi Keuangan


Mencurigakan (LTKM) ke PPATK;

b. Transaksi yang wajib dilaporkan sebagai Aktivitas Keuangan


Mencurigakan ke PPATK; dan

c. Transaksi yang tidak memenuhi unsur-unsur dilaporkan ke PPATK.

Transaksi yang memenuhi kriteria Laporan Transaksi Keuangan


Mencurigakan (LTKM) dilaporkan kepada PPATK melalui aplikasi goAML.

Rincian tata cara pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan diatur dalam Peraturan
Kepala PPATK Nomor 3 Tahun 2021.

BAB III

PENGENDALIAN INTERNAL

Efektifitas Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Penerapan Pendanaan Terorisme
(APU dan PPT ditentukan oleh peranan aktif dari Pimpinan Kantor Notaris. Pengawasan
Aktif Pimpinan Kantor Notaris meliputi pengawasan kepatuhan terhadap penerapan Prinsip
Mengenali Pengguna Jasa termasuk penunjukan pejabat/pegawai yang menangani Pengguna
Jasa yang memenuhi kriteria berisiko tinggi, penyaringan dalam rangka penerimaan karyawan
baru, pengenalan profil karyawan, dan program pelatihan bagi pegawai.
Pejabat yang menangani Pengguna Jasa yang memenuhi kriteria berisiko tinggi adalah
Notaris (nama notaris).

BAB IV

MITIGASI

RISIKO

Dengan semakin meningkatnya risiko pemanfaatan Profesi sebagai sarana pencucian uang,
maka perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas penerapan Program APU dan PPT dengan
berdasakan pada pendekatan berbasis risiko sesuai dengan prinsip- prinsip umum yang
berlaku secara internasional dengan memperhatikan hasil National Risk Asessment (NRA)
yang dilakukan oleh PPATK. Pendekatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
memetakan berbagai faktor risiko TPPU dan TPPT sehingga setiap risiko pencucian
uang/pendanaan terorisme dapat dievaluasi dan dimitigasi secara optimal. Langkah-langkah
untuk memitigasi risiko adalah sebagai berikut:

A. Penilaian Risiko Notaris

Identifikasi Risiko Bawaan dilakukan dengan mempertimbangkan kerentanan Notaris


sebagai sarana pencucian uang dan/ atau pendanaan Terorisme. Adapun faktor-faktor
terkait risiko Notaris adalah sebagai berikut:

1. Profil Pengguna Jasa;

2. Bisnis Pengguna Jasa;

3. Wilayah Asal Pengguna Jasa;

4. Jenis Jasa yang Diberikan;

5. Negara Asal Pengguna Jasa, dan

6. Jumlah Pengguna Jasa.

Setelah melakukan identifkasi maka Notaris menentukan tingkat Toleransi Risiko yang
dibagi dalam tiga kelompok yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Kemudian Notaris
menerapkan pengendalian risiko atas risiko yang telah diidentifikasi melalui pembuatan
prosedur dan pengendalian internal.
B. Penilaian Risiko Pengguna Jasa

Identifikasi Risiko Pengguna Jasa juga periu dilakukan terkait tingkat kerentanan
Pengguna Jasa dalam melakukan tindak pidana pencucian uang/ pendanaan terorisme.
Adapun faktor-faktor terkait Risiko Pengguna Jasa adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan Pengguna Jasa;

2. Bisnis Pengguna Jasa;

3. Wilayah Asal Pengguna Jasa;

4. Jenis Jasa yang Diberikan; dan

5. Negara Asal Pengguna Jasa.

Setelah melakukan identifkasi maka Petugas PMPJ menentukan tingkat Toleransi Risiko
yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi. Kemudian Petugas
PMPJ menerapkan pengendalian risiko berupa penerapan tingkat PMPJ yaitu PMPJ,
PMPJ Lebih Mendalam, atau PMPJ sederhana.

C. Evaluasi dan Dokumentasi Mitigasi Risiko

Notaris secara berkala melakukan peninjauan dan evaluasi terhadap prosedur mitigasi
risiko Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.

Dalam hal terhadap perubahan strategi bisnis terkait kegiatan usaha dan/atau terdapat
penambahan produk dan jasa baru, Notaris harus melakukan pengkinian kebijakan dan
prosedur dalam rangka pengendalian risiko.

Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
ditetapkan dan berlaku sejak (tanggal bulan tahun) agar seluruh pegawai mengetahuinya.

Pesisir Selatan,………………….

Ditetapkan oleh

(nama notaris)
KOP
FORMULIR CUSTOMER DUE DILIGENCE PERORANGAN
(PP No. 43 Tahun 2015 dan Permenkumham No. 9 Tahun
2017)
A. Informasi Dasar Pengguna Jasa
1 Nama Lengkap :
2 Nama Alias (jika ada) :
3 No. Identitas : KTP Paspor SIM
4 Nomor Pendapatan Wajib Pajak :
5 Tempat dan tanggal lahir :
6 Kewarganegaraan :
7 Alamat tempat tinggal :

8 Alamat domisili :

9 Alamat di negara asal (jika WNA) :


10 Nomor telepon : Rumah HP
11 Jenis kelamin : Laki-Laki Perempuan
12 Status pernikahan : Belum Menikah Menikah Lainnya,

B. Informasi Pekerjaan dan Sumber Pendapatan


1 Sumber Pendapatan/Kekayaan : Pekerjaan (Gaji, Bonus, Pensiun, Saham)
Profesi (Pengacara, Dokter, Akuntan, dll)
Kepemilikan Usaha
Lainnya (jelaskan)
2 Bidang Usaha :
3 Pekerjaan :
- Nama Kantor :
- Alamat Kantor :

- Nomor Telepon Kantor :


- Jabatan :
4 Pendapatan Rata-Rata per Tahun : ≤ 12 juta >12 juta - 120 juta >120 juta - 1.2 M >1.2 M
5 Tujuan Transaksi :

C. Informasi Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) *)


*) Jika ada (diatur lebih lanjut dalam Perpres No. 13 Tahun 2018 dan Permenkumham No. 15 Tahun 2019)
1 Nama Lengkap :
2 Nama Alias (jika ada) :
3 No. Identitas : KTP Paspor SIM
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Kewarganegaraan :
6 Alamat tempat tinggal :

7 Alamat di negara asal (jika


:
Warga Negara Asing)
8 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) :

Hubungan hukum antara Pengguna


9 :
Jasa dengan Pemilik Manfaat

D. Informasi Jasa Yang Diberikan


1 Nama Notaris :
2 Jasa yang diberikan :

Bahwa seluruh data tersebut di atas adalah benar dan lengkap.


,
KOP NOTARIS
FORMULIR CUSTOMER DUE DILIGENCE KORPORASI
(PP No. 43 Tahun 2015 dan Permenkumham No. 9 Tahun 2017)
A. Informasi Dasar Pengguna Jasa
1 Nama Korporasi :
2 Bentuk Korporasi No. :
3 SK Pengesahan No. : Tanggal
4 Ijin Usaha : Tanggal
5 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) :
6 Alamat Korporasi sesuai Akta :

7 Alamat Lokasi Usaha :

8 Nomor Telepon Korporasi :


9 Nomor Faksimili (jika ada) :
10 Bidang usaha :
11 No. Akta Pendirian atau Akta
:
Kepengurusan Terakhir

B. Informasi Kekayaan Korporasi


1 Sumber Dana :
2 Bidang Usaha :
3 Pendapatan Rata-Rata per Tahun :
4 Tujuan Transaksi :

C. Informasi Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) *)


*) Jika ada (diatur lebih lanjut dalam Perpres No. 13 Tahun 2018 dan Permenkumham No. 15 Tahun 2019)
1 Nama Lengkap :
2 Nama Alias (jika ada) :
3 No. Identitas : KTP Paspor SIM
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Kewarganegaraan Alamat :
6 tempat tinggal :

7 Alamat di negara asal (jika


:
Warga Negara Asing)
8 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) :
9 Hubungan antara Korporasi dengan
:
Pemilik Manfaat

D. Informasi Kuasa Korporasi


1 Hubungan Hukum Pengguna jasa : Direktur Utama Komisaris Utama
Direktur Komisaris
Pemegang Saham Lainnya
2 No. Surat Kuasa Penandatangan : Tanggal
3 Surat Kuasa Nama Lengkap : Jabatan
4 Pengguna Jasa Nama Alias (jika :
5 ada) :
6 No. Identitas Pengguna Jasa : KTP Paspor SIM
7 Tempat dan tanggal lahir :
8 Kewarganegaraan :
9 Alamat tempat tinggal :

E. Informasi Jasa Yang Diberikan


1 Nama Notaris :
2 Jasa yang diberikan :

Bahwa seluruh data tersebut di atas adalah benar dan lengkap.


,
KOP NOTARIS
FORMULIR CUSTOMER DUE DILIGENCE UNTUK PERIKATAN LAINNYA (LEGAL ARRANGEMENT )
(PP No. 43 Tahun 2015 dan Permenkumham No. 9 Tahun 2017)
A. Informasi Dasar Pengguna Jasa
1 Nama :
2 No. Identitas : KTP Paspor SIM
3 No. SK Pengesahan (jika Korporasi) : Tanggal
4 No. Ijin Usaha (jika Korporasi) : Tanggal
5 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) :
6 Alamat :
8 Nomor Telepon :
9 Nomor Faksimili (jika ada) :
10 Bidang usaha (jika Korporasi) :
11 No. Akta Pendirian atau Akta :
Kepengurusan Terakhir (jika
Korporasi)

B. Informasi Kekayaan
1 Sumber Dana :
2 Bidang Usaha :
3 Pendapatan Rata-Rata per Tahun :
4 Tujuan Transaksi :

C. Informasi Pemilik Manfaat (Beneficial Owner )


1 Nama Lengkap Nama Alias (jika ada) :
2 No. Identitas :
3 Tempat dan tanggal lahir Kewarganegaraan Alamat
: tempat tinggal KTP Paspor SIM
4 :
5 :
6 :

7 Alamat di negara asal


:
(jika Warga Negara Asing)
:
8 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Informasi Pemilik Manfaat atas Perikatan Lainnya
:
9 Pemilik Manfaat Penerima Manfaat Lainnya,
Pengelola Harta Kekayaan Penjamin

D. Informasi Pihak dalam Legal Arrangement


1 Nama Lengkap :
2 Nama Alias (jika ada) :
3 No. Identitas : KTP Paspor
SIM
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Kewarganegaraan :
6 Alamat tempat tinggal :

7 Hubungan Hukum Pengguna Jasa :


8 No. Perjanjian : Tanggal
9 Penandatangan Perjanjian :

E. Informasi Jasa Yang Diberikan


1 Nama Notaris :
2 Jasa yang diberikan :

Bahwa seluruh data tersebut di atas adalah benar dan lengkap.


,
KOP SURAT NOTARIS
Penilaian Tingkat Risiko
(diisi oleh Notaris dan satu kesatuan dengan Form CDD)
1 Nama Pengguna Jasa
2 Nomor Identitas (untuk perorangan)

Analisa Orang yang Populer secara Politik (Analisis Politically Exposed Person (PEP) )
(Berdasarkan Permenkumham No. 9 Tahun 2017)
1 Apakah Pengguna Jasa adalah PEP? Ya Tidak
2 Nama Lengkap PEP?

3 PEP Lokal atau Asing Lokal Asing


4 Warga Negara PEP
Ya Tidak
5 Apakah terdapat berita negatif terkait PEP (lampirkan
berita)

6 Jabatan PEP Eksekutif


Yudikatif
Legislatif
Negara asing/yurisdiksi asing
Organisasi internasional

7 Hubungan Pengguna Jasa dengan PEP Klien sendiri


Anggota keluarga Sampai dengan derajat kedua Pihak
yang terkait atau Close Associate dari PEP

A. Profil Pengguna Jasa dan/atau BO


1 Pengusaha/Wiraswasta 8
2 Pengurus Parpol 8
3 Pegawai Swasta 8
4 Pedagang 8
7
5 Pejabat Lembaga Legislatif dan Pemerintah
7
6 Pegawai BI/BUMN/BUMD (termasuk Pensiunan) 7
7 Bertindak berdasarkan Kuasa 6
8 TNI/POLRI (termasuk Pensiunan) 6
9 Profesional dan Konsultan 6
10 Korporasi Perkumpulan TidakBadan Hukum 6
11 Korporasi Perkumpulan Badan Hukum 6
12 Korporasi CV, Firma, dan Maatschap 5
13 Pegawai Money Changer 5
14 Korporasi Perseroan Terbatas 5
4
15 Korporasi Koperasi
4
16 PNS (termasuk Pensiunan) 3
17 Pegawai Bank 3
18 Petani 3
19 Pengajar dan Dosen 3
20 Pelajar/Mahasiswa 3
21 Korporasi Yayasan 3
22 Ibu Rumah Tangga
23 Lain-Lain
B. Profil Bisnis Pengguna Jasa dan/atau BO
1 Perdagangan 9
2 Pertambangan 7
3 Kontraktor 7
4 Transportasi barang dan orang 6
5 Perindustrian 6
6 Pembiayaan 5
7 Pembangunan Properti 5
8 Pertanian 4
9 Perkebunan 4
10 Perikanan 4
11 Konsultan 4
12 Usaha sewa menyewa 3
13 Perbankan 3
14 Lain-lain 2
C. Profil Wilayah Pengguna Jasa dan/atau BO
1 DKI Jakarta 8
2 Jawa Barat 7
3 Jawa Timur 6
4 Bali 5
5 Banten 5
6 Jawa Tengah 5
7 Kalimantan Timur 5
8 Kepulauan Riau 5
9 Lampung 5
10 Riau 5
11 Sulawasi Selatan 5
12 Sumatera Utara 5
13 Aceh 4
14 Bangka Belitung 4
15 Bengkulu 4
16 Kalimantan Barat 4
17 Kalimantan Tengah 4
18 Maluku Utara 4
19 Nusa Tenggara Timur 4
20 Papua 4
21 Sulawesi Barat 4
22 Sulawesi Tengah 4
23 Sulawasi Tenggara 4
24 Sulawesi Utara 4
25 Sumatera Selatan 4
26 DI Yogyakarta 3
27 Gorontalo 3
28 Jambi 3
29 Kalimantan Selatan 3
30 Kalimantan Utara 3
31 Maluku 3
32 Nusa Tenggara Barat 3
33 Papua Barat 3
34 Sumatera Barat 2
D. Profil Negara Asal Pengguna Jasa dan/atau BO
1 Tax Haven Country 7
2 Amerika 7
3 RRT (Tiongkok) 5
4 Malaysia 5
5 Asia lainnya 5
6 Australia dan Selandia Baru 5
7 Eropa 4
8 Singapura 3
9 Afrika 3
E. Profil Jasa yang diberikan oleh Notaris
Pengelolaan terhadap Uang, Efek, dan/atau Produk Jasa
1 8
Keuangan lainnya
2 Pengoperasian dan Pengelolaan Perusahaan 8
Pengelolaan Rekening Giro, Rekening Tabungan, Rekening
3 7
Deposito, dan/atau Rekening Efek
4 Pembelian dan Penjualan Properti 6
5 Pengurusan Pembelian dan Penjualan Badan Usaha 6
6 Penitipan Pembayaran Pajak terkait Pengalihan Property 4
7 Pengurusan Perizinan Badan Usaha 3
8 Lain-lain 2
*) Berdasarkan hasil SRA Notaris 2018

Keterangan Penilaian Nilai


Profil Pengguna Jasa
Bisnis pengguna jasa
Wilayah asal pengguna jasa
Negara asal pengguna jasa
Jasa Notaris yang digunakan oleh pengguna jasa
Total Nilai

Tinggi
Kategori Risiko Pengguna Jasa Sedang
Rendah
Range Nilai Tinggi = 32 - 40
Range Nilai Sedang = 22 - 31
Range Nilai Rendah = 12 - 21
Lampiran IX Sur
Lampiran VIII Surat
Lampiran
Nomor•: : Surat
Nomor VIII

KOP SURAT NOTARIS


Nomor :
AHU.2.UM.01.01-
AHU.2.UM.01.01-
AHU.2.UM.01.01-

KOP SURAT NOTARIS

Anda mungkin juga menyukai