Sop Notaris
Sop Notaris
Sop Notaris
PENDAHULUA
A. DASAR HUKUM
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun 2017 tentang
Penerapan PMPJ Bagi Profesi;
5. Surat Edaran Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.UM.01.01- 1232
Tanggal 16 September 2019 tentang Panduan Penerapan PMPJ Bagi Notaris.
B. LATAR BELAKANG
Sebagai upaya untuk melindungi Notaris (nama notaris). akan hal tersebut, maka Notaris
(nama notaris). menyusun, menetapkan, dan menerapkan kebijakan dan prosedur Anti
Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.
BAB II
Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ) dilakukan dalam hal Notaris
memberikan jasa berupa mempersiapkan dan melakukan transaksi untuk kepentingan
atau untuk dan atas nama Pengguna Jasa, mengenai:
2. Terdapat Transaksi Keuangan dengan mata uang rupiah dan/atau mata uang asing
yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah);
Dalam memulai hubungan usaha dengan calon Pengguna Jasa, Petugas wajib
melaksanakan prosedur Identifikasi dan Verifikasi dengan berpedoman pada ketentuan
APU-PPT mengenai Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ). Identifikasi terhadap
calon Pengguna Jasa untuk mendapatkan informasi mengenai identitas dan profil calon
Pengguna Jasa bertujuan agar Notaris dapat
meyakini mengenai profil Pengguna Jasa. Prosedur Identifikasi dan Verifikasi dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Identitas Pengguna Jasa atau yang mewakili seperti: nama lengkap, nomor
KTP/SIM/Passport, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, alamat
tempat tinggal yang tercantum dalam kartu identitas, alamat tempat tinggal
terkini termasuk nomor telepon bila ada, dan alamat di negara asal dalam
hal warga asing;
2) Pekerjaan;
3) Sumber Dana;
4) Hubungan Usaha dan tujuan Transaksi yang akan dilakukan Pengguna Jasa
dengan Notaris;
2) Cocokkan tanda tangan calon Pengguna Jasa pada formulir CDD dengan
tanda tangan yang terdapat pada dokumen identitas;
3) Cocokkan kesesuaian wajah calon Pengguna Jasa atau yang mewakili
dengan foto yang terdapat pada dokumen identitas; dsbnya.
e. Apabila terdapat keraguan pada dokumen identitas yang diberikan maka agar
dimintakan dokumen identitas lainnya untuk dilakukan pengecekan silang;
h. Dalam hal Pengguna Jasa perorangan diwakilkan oleh pihak lain, maka terhadap
yang bersangkutan diterapkan prosedur identifikasi dan verifikasi yang sama
dengan Pengguna Jasa.
a. Meminta bukti Identitas Pengguna Jasa dan setiap orang yang berwenang
mewakili Pengguna Jasa Korporasi yang memuat: nama Korporasi, nomor surat
keputusan pengesahan Korporasi dalam hal telah berbadan hukum,
bentuk Korporasi, bidang usaha, nomor izin usaha dari instansi berwenang, dan
alamat Korporasi yang terdaftar dan nomor telepon, serta alamat domisili apabila
terdapat perbedaan dengan alamat Korporasi yang terdaftar;
a) Spesimen tanda tangan dan fotokopi surat kuasa kepada pihak yang
ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama
Korporasi dalam melakukan hubungan usaha dengan Notaris;
c) Surat izin tempat usaha atau dokumen lain yang dipersyaratkan oleh
instansi yang berwenang; dan
b) Nama pengurus;
4) Korporasi yang tidak tergolong Usaha mikro dan usaha kecil, yayasan dan
perkumpulan:
a) Spesimen tanda tangan dan fotokopi surat kuasa atas pihak-pihak yang
ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama Korporasi
dalam melakukan hubungan usaha dengan Notaris
c) SITU (Surat Izin Tempat Usaha) atau Dokumen lain yang dipersyaratkan
soleh instansi berwenang;
1) Identitas Pengguna Jasa atau yang mewakili Pengguna Jasa Korporasi yang
memuat: nama Korporasi, nomor surat keputusan pengesahan Korporasi
dalam hal telah berbadan hukum, bentuk Korporasi, bidang usaha, nomor
izin usaha dari instansi berwenang; dan alamat Korporasi yang terdaftar, dan
alamat domisili apabila terdapat perbedaan dengan alamat Korporasi yang
terdaftar;
2) Sumber dana;
d. Melakukan verifikasi terhadap identitas calon Pengguna Jasa dan yang mewakili
Pengguna Jasa dengan meneliti kesesuaian informasi dan Dokumen yang
disampaikan dengan pertemuan langsung, antara lain sebagai berikut:
2) Cocokkan tanda tangan calon Pengguna Jasa pada formulir CDD dengan
tanda tangan yang terdapat pada dokumen identitas;
e. Apabila terdapat keraguan pada dokumen identitas yang diberikan maka agar
dimintakan dokumen identitas lainnya untuk dilakukan pengecekan silang;
a. Meminta bukti Identitas Pengguna Jasa dan setiap orang yang berwenang
mewakili Pengguna Jasa yang memuat: nama, nomor izin atau izin usaha dari
instansi berwenang (jika ada), alamat yang terdaftar atau alamat domisili apabila
terdapat perbedaan dengan alamat yang terdaftar;
a) Spesimen tanda tangan dan fotokopi surat kuasa atas pihak-pihak yang
ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama Pengguna
Jasa dalam melakukan hubungan usaha dengan Notaris;
c) SITU (Surat Izin Tempat Usaha) atau Dokumen lain yang dipersyaratkan
oleh instansi berwenang;
1) Identitas Pengguna Jasa atau yang mewakili Pengguna Jasa yang memuat:
nama, nomor izin atau izin usaha dari instansi berwenang,, alamat yang
terdaftar, dan alamat domisili apabila terdapat perbedaan dengan alamat
yang terdaftar;
2) Sumber dana;
d. Melakukan verifikasi terhadap identitas calon Pengguna Jasa dan yang mewakili
Pengguna Jasa dengan meneliti kesesuaian informasi dan Dokumen yang
disampaikan dengan pertemuan langsung, antara lain sebagai berikut:
2) Cocokkan tanda tangan calon Pengguna Jasa pada formulir CDD dengan
tanda tangan yang terdapat pada dokumen identitas;
3) Cocokkan kesesuaian wajah calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna
Jasa dengan foto yang terdapat pada dokumen identitas; dsbnya.
e. Apabila terdapat keraguan pada dokumen identitas yang diberikan maka agar
dimintakan dokumen identitas lainnya untuk dilakukan pengecekan silang;
h. Dalam hal Pengguna Jasa diwakilkan oleh pihak lain, maka terhadap yang
bersangkutan diterapkan prosedur identifikasi dan verifikasi yang sama dengan
Pengguna Jasa.
a. Surat penunjukan bagi pihak yang berwenang mewakili lembaga, instansi atau
perwakilan dalam melakukan hubungan usaha dengan Notaris; dan
Terhadap calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna Jasa dan atau pemilik
manfaat (Beneficial Owner) yang termasuk dalam tingkat risiko rendah maka dapat
menerapkan prinsip PMPJ Sederhana dengan langkah sebagai berikut:
a. Untuk calon Pengguna Jasa/ yang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau Pemilik
Manfaat (Beneficial Owner) berupa Orang Perseorangan, Petugas meminta:
b. Untuk calon Pengguna Jasa/ yang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau Pemilik
Manfaat (Beneficial Owner) berupa Korporasi, Petugas meminta:
c. Untuk calon Pengguna Jasa/ yang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau Pemilik
Manfaat (Beneficial Owner) berupa Perikatan Lain (Legal Arrangements),
Petugas meminta:
2) Cocokkan tanda tangan calon Pengguna Jasa pada formulir CDD dengan
tanda tangan yang terdapat pada dokumen identitas;
e. Apabila terdapat keraguan pada dokumen identitas yang diberikan maka agar
dimintakan dokumen identitas lainnya untuk dilakukan pengecekan silang;
f. Memastikan bahwa calon Pengguna Jasa/yang mewakili Pengguna Jasa dan/ atau
pemilik manfaat (Beneficial Owner) tidak memiliki rekam jejak negatif dengan
melakukan verifikasi identitas calon Pengguna Jasa/ yang mewakili Pengguna
Jasa menggunakan database negara berisiko tinggi daftar terduga teroris dan
organisasi teroris, dan daftar targeted financial sanction lainnya yang
dipublikasikan oleh Pemerintah atau organisasi
internasional. Apabila terdapat kesamaan maka wajib dilaporkan ke Pimpinan
kantor/Pejabat yang ditunjuk untuk dilakukan pelaporan ke PPATK sebagai
Transaksi Keuangan Mencurigakan.
Dalam hal terdapat Pengguna Jasa atau Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) yang
memiliki tingkat risiko terjadinya tindak pidana pencucian uang atau pendanaan
terorisme tergolong berisiko tinggi yaitu merupakan PEP dan/atau bertransaksi dari
dan/atau ditujukan ke negara yang berisiko tinggi, Notaris wajib melakukan
identifikasi lebih mendalam, meliputi:
Notaris wajib melakukan pemantauan terhadap Transaksi Pengguna Jasa atau yang
mewakili. Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa sebagaimana termasuk untuk
meneliti kesesuaian antara Transaksi Pengguna Jasa dengan profil Pengguna Jasa,
jenis usaha Pengguna Jasa, tingkat risiko Pengguna Jasa, dan sumber dana. Prosedur
Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
c. Pemantauan dilakukan terhadap transaksi yang masih terikat hak dan kewajiban
dengan Notaris.
Notaris dapat tidak melanjutkan prosedur Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ)
jika:
b. Notaris meyakini bahwa proses Prinsip Mengenali Pengguna Jasa yang tengah
dilakukan akan melanggar ketentuan anti tipping-off sebagaimana diatur dalam
perundang-undangan.
Notaris dapat memutuskan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa atau yang
mewakili jika:
c. Pengguna Jasa menolak untuk mematuhi PMPJ; atau
Rincian tata cara pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan diatur dalam Peraturan
Kepala PPATK Nomor 3 Tahun 2021.
BAB III
PENGENDALIAN INTERNAL
Efektifitas Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Penerapan Pendanaan Terorisme
(APU dan PPT ditentukan oleh peranan aktif dari Pimpinan Kantor Notaris. Pengawasan
Aktif Pimpinan Kantor Notaris meliputi pengawasan kepatuhan terhadap penerapan Prinsip
Mengenali Pengguna Jasa termasuk penunjukan pejabat/pegawai yang menangani Pengguna
Jasa yang memenuhi kriteria berisiko tinggi, penyaringan dalam rangka penerimaan karyawan
baru, pengenalan profil karyawan, dan program pelatihan bagi pegawai.
Pejabat yang menangani Pengguna Jasa yang memenuhi kriteria berisiko tinggi adalah
Notaris (nama notaris).
BAB IV
MITIGASI
RISIKO
Dengan semakin meningkatnya risiko pemanfaatan Profesi sebagai sarana pencucian uang,
maka perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas penerapan Program APU dan PPT dengan
berdasakan pada pendekatan berbasis risiko sesuai dengan prinsip- prinsip umum yang
berlaku secara internasional dengan memperhatikan hasil National Risk Asessment (NRA)
yang dilakukan oleh PPATK. Pendekatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
memetakan berbagai faktor risiko TPPU dan TPPT sehingga setiap risiko pencucian
uang/pendanaan terorisme dapat dievaluasi dan dimitigasi secara optimal. Langkah-langkah
untuk memitigasi risiko adalah sebagai berikut:
Setelah melakukan identifkasi maka Notaris menentukan tingkat Toleransi Risiko yang
dibagi dalam tiga kelompok yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Kemudian Notaris
menerapkan pengendalian risiko atas risiko yang telah diidentifikasi melalui pembuatan
prosedur dan pengendalian internal.
B. Penilaian Risiko Pengguna Jasa
Identifikasi Risiko Pengguna Jasa juga periu dilakukan terkait tingkat kerentanan
Pengguna Jasa dalam melakukan tindak pidana pencucian uang/ pendanaan terorisme.
Adapun faktor-faktor terkait Risiko Pengguna Jasa adalah sebagai berikut:
Setelah melakukan identifkasi maka Petugas PMPJ menentukan tingkat Toleransi Risiko
yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi. Kemudian Petugas
PMPJ menerapkan pengendalian risiko berupa penerapan tingkat PMPJ yaitu PMPJ,
PMPJ Lebih Mendalam, atau PMPJ sederhana.
Notaris secara berkala melakukan peninjauan dan evaluasi terhadap prosedur mitigasi
risiko Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.
Dalam hal terhadap perubahan strategi bisnis terkait kegiatan usaha dan/atau terdapat
penambahan produk dan jasa baru, Notaris harus melakukan pengkinian kebijakan dan
prosedur dalam rangka pengendalian risiko.
Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
ditetapkan dan berlaku sejak (tanggal bulan tahun) agar seluruh pegawai mengetahuinya.
Pesisir Selatan,………………….
Ditetapkan oleh
(nama notaris)
KOP
FORMULIR CUSTOMER DUE DILIGENCE PERORANGAN
(PP No. 43 Tahun 2015 dan Permenkumham No. 9 Tahun
2017)
A. Informasi Dasar Pengguna Jasa
1 Nama Lengkap :
2 Nama Alias (jika ada) :
3 No. Identitas : KTP Paspor SIM
4 Nomor Pendapatan Wajib Pajak :
5 Tempat dan tanggal lahir :
6 Kewarganegaraan :
7 Alamat tempat tinggal :
8 Alamat domisili :
B. Informasi Kekayaan
1 Sumber Dana :
2 Bidang Usaha :
3 Pendapatan Rata-Rata per Tahun :
4 Tujuan Transaksi :
Analisa Orang yang Populer secara Politik (Analisis Politically Exposed Person (PEP) )
(Berdasarkan Permenkumham No. 9 Tahun 2017)
1 Apakah Pengguna Jasa adalah PEP? Ya Tidak
2 Nama Lengkap PEP?
Tinggi
Kategori Risiko Pengguna Jasa Sedang
Rendah
Range Nilai Tinggi = 32 - 40
Range Nilai Sedang = 22 - 31
Range Nilai Rendah = 12 - 21
Lampiran IX Sur
Lampiran VIII Surat
Lampiran
Nomor•: : Surat
Nomor VIII