Evan Hardianto - 4200232006 - #Teori Tektonik Lempeng - Filsafat Ilmu Dan Teknologi
Evan Hardianto - 4200232006 - #Teori Tektonik Lempeng - Filsafat Ilmu Dan Teknologi
Evan Hardianto - 4200232006 - #Teori Tektonik Lempeng - Filsafat Ilmu Dan Teknologi
Oleh :
EVAN HARDIANTO
4200232006
PROGRAM STUDI
MAGISTER TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2024
BAB I
PEMBAHASAN
TEKTONIK TEKTONIK LEMPENG
Pada tahun 1912, Alferd Wegener, seorang ahli klimatologi dan geofisika, menerbitkan
bukunya yang berjudul "The Origin of Continents and Oceans". Pada bukunya ini Wegener
mengemukakan empat teori dasar yang berhubungan dengan hipotesis radikalnya tentang
Pengapungan Kontinen.
Salah satu dalilnya mengatakan bahwa dulunya ada sebuah superkontinen yang kemudian
disebut "Pangea" (berarti benua secara keseluruhan), berada dalam satu kesatuan. Kemudian
dia menghipotesis bahwa sekitar 200 juta tahun yang lalu superkontinen ini mulai terpecah-
pecah menjadi kontinen-kontinen yang lebih kecil, yang kemudian berpindah secara
mengapung dan menempati posisinya seperti sekarang ini.
Wegener dan para ahli lainnya yang sependapat dengan teori ini, kemudian mengumpulkan
sejumlah bukti untuk mendukung pendapatnya. Bukti-bukti tersebut adalah adanya kesesuaian
antara Amerika Selatan dan Afrika, baik dari segi paleoklimatik, fosil, maupun struktur batuan,
yang kesemuanya menunjukkan bahwa kedua benua tersebut pernah menjadi satu.
Wegener dan para ahli lainnya yang sependapat dengan teori ini, kemudian mengumpulkan
sejumlah bukti untuk mendukung pendapatnya. Bukti-bukti tersebut adalah adanya kesesuaian
antara Amerika Selatan dan Afrika, baik dari segi paleoklimatik, fosil, maupun struktur batuan,
yang kesemuanya menunjukkan bahwa kedua benua tersebut pernah menjadi satu.
Bukti 4: Paleoklimatik
Dari hasil penelitiannya, Wegener menemukan bahwa pada Akhir Paleozoikum,
sebagian besar daerah di belahan bumi bagian selatan telah ditutupi oleh lempengan-
lempengan es yang tebal. Daerah-daerah tersebut adalah Afrika bagian Selatan,
Amerika Selatan, India dan Australia.
Wegener juga menemukan bukti bahwa pada saat yang sama (Paleozoikum Akhir), daerah-
daerah sekitar 30 derajat di dekat khatulistiwa yang mempunyai iklim tropis dan subtropis juga
ditutupi oleh es.
Hal ini terbukti karena adanya lapisan es yang ditemukan di daerah sekitar khatulstiwa tersebut.
Wegener menyimpulkan hal ini, karena secara logis tidak mungkin terbentuk lapisan es yang
luas dan tebal di daerah khatulistiwa, yang diketahui beriklim tropis dan subtropis.
Sejak tahun 1924 hingga tahun 1930 banyak kritikan yang diajukan oleh para ahli untuk
menentang teori yang dikemukakan oleh Wegener. Salah satu keberatan yang paling utama
tentang teori ini adalah tidak mampunya Wegener untuk menjelaskan atau menggambarkan
bagaimana mekanisme dari proses pengapungan kontinen ini.
Untuk menjawab kritikan ini, Wegener mengajukan dua usulan tentang kemungkinan
sumber energi yang menjadi penyebab terjadinya pengapungan. Salah satunya adalah
proses pasang-surut, yang oleh Wegener dianggap mampu untuk menyebabkan terjadinya
pergerakan pada kontinen.
Tetapi, seorang ahli fisika yang bernama Harold Jeffreys dengan cepat menentang argumen
tersebut, dengan mengajukan alasan bahwa pergeseran pasang-surut yang besar yang
diperlukan untuk memindahkan tempatkan kontinen, tentu saja akan menyebabkan
terhentinya proses rotasi bumi hanya dalam beberapa tahun saja.
Kemudian Wegener juga mengajukan usulan kedua, yaitu bahwa sebuah kontinen yang
besar dan luas akan mampu untuk memecahkan lempeng samudera menjadi pecahan-
pecahan yang lebih kecil, seperti es yang terpotong-potong. Tetapi, tidak ada bukti yang
memuaskan yang mampu untuk menjelaskan apakah kerak atau lantai samudera cukup
lemah untuk mampu dipecah oleh kontinen, tanpa menyebabkan terjadinya deformasi pada
kontinen maupun lempeng samudera itu sendiri.
Sampai tahun 1929, kritikan-kritikan yang diterima oleh Wegener sudah sangat gencar dan
datang dari berbagai ahli di berbagai tempat. Untuk menjawab serangan kritikan ini,
Wegener menyelesaikan edisi keempat sekaligus edisi terakhir dari bukunya, yang secara
khusus memuat dasar-dasar hipotesisnya yang ditambah dengan berbagai bukti untuk
mendukung hipotesis tersebut.
Sampai tahun 1968, perkembangan teknologi ini sedemikian pesatnya, hingga pada saat itu
dikemukakan sebuah teori yang lebih memuaskan dari pada teori pengapungan kontinen.
Teori ini kemudian dinamakan Teori Tektonik Lempeng.
Teori ini menyatakan bahwa bagian luar dari bumi, yaitu pada bagian litosfer, terdapat
sekitar 20 segmen yang padat yang dinamakan lempeng. Dari semua itu, yang terbesar
adalah lempeng Pasifik, yang menempati sebagian besar lautan, kecuali pada sebagian
kecil dari Amerika Utara yang meliputi Kalifornia bagian Baratdaya dan Semenanjung
Baja.
Semua lempeng besar lainnya dapat berupa kerak-kerak kontinen maupun kerak samudera.
Sedang lempeng-lempeng yang lebih kecil umumnya hanya sebagai kerak samudera,
contohnya lempeng Nazca yang terdapat di lepas pantai Barat Amerika Selatan.
Litosfer terletak di atas zona atau material yang lebih lemah dan lebih panas, yang disebut
astenosfer. Dengan demikian, lempeng-lempeng litosfer yang sifatnya padat dilapis bawahi
oleh material yang lebih "plastis". Nampaknya ada hubungan antara ketebalan dari
lempeng-lempeng litosfer dengan sifat dari material kerak bumi yang menutupinya.
Evan Hardianto_4200232006_ - Tugas Filsafat Ilmu dan Teknologi 4
Lempeng-lempeng samudera sifatnya lebih tipis, dengan variasi ketebalan antara 80
sampai 100 km atau lempeng atau blok kontinen mempunyai ketebalan 100 km atau lebih,
bahkan pada beberapa daerah dapat mencapai 400 km.
Salah satu prinsip utama dari teori tektonik lempeng adalah bahwa setiap lempeng
bergerak-gerak sebagai satu unit terhadap unit lempeng lainnya. Jika sebuah lempeng
bergerak, maka jarak antara dua kota yang berada dalam satu lempeng, seperti New York
dan Denver, akan tetap sama, sedangkan jarak antara New York dan London yang berada
pada dua lempeng yang berbeda, akan berubah.
2.1. Kesimpulan
1. Kesimpulan yang dapat di ambil bahwa para ahli geologi sejak dulu telah menduga bahwa
kerak bumi yang kita tempati seperti sekarang ini terns bergerak. Dimulai dari teori
kontraksi sampai dengan teori tektonik yang kini dipercaya kebenarannya. Teori ini terus
berkembang saling melengkapi sehingga tercipta teori modern seperti sekarang ini.
2. Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif
terbadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berbubungan dengan fenomena
yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
a. Batas Divergen / Konstruktif (divergent/constructive boundaries)
b. Batas Konvergen / destruktif (convergent/destructive boundaries)
c. Batas Transform (transform boundaries)