Modul Perawatan EMS

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MODUL

PERAWATAN BERKALA Ppg daljab 2020

ENGINE MANAGEMENT SISTEM

PENYUSUN :
ABD. GHOFUR FAZA, s.T Kelas
XII
smk
tkro SEMESTER 5
VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini Sabtu tanggal 26 bulan September tahun 2020 Bahan Ajar Mata Pelajaran
Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan Kompetensi Keahlian Teknik kendaraan Ringan
Otomotif Sekolah SMK Syafi’I Akrom Pekalongan telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/Ketua
Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.

Pekalongan, 26 September 2020

Ketua Jurusan/ KKK TKRO Penulis

Tomi Kumoro, S.Pd. Abdul Ghofur Faza, ST.


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Alhamdulillahi Rabbil
’Aalamin, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan modul
ini. Shalawat dan salam dengan ucapan Allahumma sholli ’ala Muhammad wa’ala ali Muhammad
penulis sampaikan untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Modul ini disusun untuk memenuhi tugas pada lokakarya peserta pendidikan profesi guru
pra jabatan (PPG-PRAJAB) dalam rangka untuk meraih sertifikat guru profesional. Karena peserta
PPG-PRAJAB ini terdiri dari lulusan universitas dengan teknik keahlian otomotif, maka modul ini
disusun dengan kualifikasi merangkum semua materi bidang studi teknik otomotif kendaraan
ringan. Teknik penyajiannya dilakukan secara terpadu tanpa pemilahan berdasarkan jenjang
pendidikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengulangan sebuah topik hanya karena
penyajian yang berbeda berdasarkan jenjang pendidikan.
Seperti layaknya sebuah modul, maka pembahasan dimulai dengan deskripsi singkat
tentang materi yang akan diajarkan, menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dan disertai dengan
soal yang mengukur tingkat penguasaan materi setiap topik. Dengan demikian pengguna modul ini
secara mandiri dapat mengukur tingkat ketuntasan yang dicapainya. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa modul ini masih memiliki kekurangan, untuk itu penulis dengan berlapang dada
menerima masukan dan kritikan konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaannya di masa
yang akan datang. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Pekalongan, 26 September 2020

Penulis
DESKRIPSI MATA PELAJARAN

A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi


Inti:
3. Menerapkan, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Kendaraan
Ringan Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Indikator KD pada KI pengetahuan
3.6.1. Menjelaskan cara perawatan engine management system.
3.6.1. Menentukan cara perawatan engine management system.
2. Indikator KD pada KI keterampilan
4.6.1. Melaksanakan perawatan engine management system.

4.6.1. Mengontrol hasil perawatan engine management system.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran pada materi ini peserta didik dapat :
1. Melalui diskusi dan penggalian informasi Peserta didik diharapkan dapat:
a. Mengemukakan komponen dan cara kerja engine management system secara cermat,
santun, dan menghargai pendapat pihak lain.
b. Menentukan cara perawatan engine management system secara cermat, santun, dan
menghargai pendapat pihak lain.
2. Melalui diskusi dan penggalian informasi Peserta didik diharapkan dapat:
a. Melaksanakan pemeriksaan dan perawatan sistem induksi udara (intake line) engine
management system secara cermat, santun, dan menghargai pendapat pihak lain.
b. Mengontrol pemeriksaan dan perawatan engine management system secara cermat,
santun, dan menghargai pendapat pihak lain.
DAFTAR ISI

Verifik asi Bahan Ajar Ii


Iii
Kata Pengantar
Deskripsi Mata Pelajaran Iv
Daftar Isi vi
KEGIATAN BELAJAR 1
A. Deskripsi Singkat 1
B. Tujuan Pembelajaran 1
C. Uraian Materi 1
EVALUASI 23
A. Pertanyaan 23
B. Kunci jawaban 23
C. Kriteria Kelulusan 24
PENUTUP 25
DAFTAR PUSTAKA 26
KEGIATAN BELAJAR I
PERWATAN DAN MEMPERBAIKI ENGINE MANAGEMENT SISTEM

A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memelihara Memelihara/servis dan
memperbaiki Engine Management System kendaraan.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Memelihara/servis dan
Memperbaiki Engine Management System ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir
diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memelihara/servis dan memperbaiki Engine Management System berikut
komponen -komponennya dilakukan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap
komponen atau system lainnya.
b. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
c. Menguji pada injeksi bahan bakar secara elektronik engine management system
dilakukan untuk menentukan kesalahan/kerusakan dengan dengan menggunakan
peralatan teknik yang sesuai
d. Pemeliharaan/servis perbaikan,penggantian komponen dan penyetalan
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan teknik dan metereal yang sesuai.
e. Seluruh kegiatan pemeliharaan sistem dan komponen dilakukan berdasarkan
berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), peraturan K3 (Keselamatan,
Kesehatan Kerja,), dan prosedur/kebijakan perusahaan.atau yang tepat dilengkapi
sesuai dengan hasil pemeliharaan.

B. URAIAN MATERI 1. Engine Manajemen Sistem


EMS system (engine management system) mengatur secara luas agaroperasional mesin
bisa tetap bekerja secara optimal setiap saat melalui pengaturanelemen mesin seperti sensor,
actuator, controller, dst.
EMS system (engine managementsystem) mengatur secara luas agar operasional mesin
bisa tetap bekerja secara optimal setiapsaat melalui pengaturan elemen mesin seperti
sensor,actuator dan controller. Sistem pengaturan mesin melibatkan pengaturan bahan bakar,
air intake dan juga waktu pengapian,agar diperoleh momen dan tenaga sesuai spesifikasi.
Pengemudi dapat mengatur bukaanthrottle valve secara manual dengan sistem koneksi
mekanis, yang kemudian mengatur rasioudara/bahan bakar ke dalam mesin, selanjutnya
campuran udara/bahan bakar yang masuk ituakan menentukan tenaga dan momen yang
dihasilkah oleh mesin.Pengaturan momen mesin biasanya menggunakan sistem kontrol secara
mekanis dan tekanan hampa, misalnyaeva porator yang menghasilkan campuran bahan
bakar/udara untuk pembakaran, pemakaian peralatan yang sudah sesuai dengan aturan
international untuk memperoleh energi pengapian yang tepat, distributor, centrifugal dan
sistem oscilation vacuum. Sistem konfigurasi kontrolsecara mekanis dapat dikatakan sangat
rumit, susah dalam pembuatan, dan sulit untuk mendapatkan hasil yang optimal dan efisiens,
sehingga mengakibatkan emisi buangnya
tidak bisa mengikuti aturan yang telah ditetapkan.Sistem pengontrolan secara elektroni untuk
sistem injeksi bahan bakar (Bosch’s DJetronic dan L-Jetronic) sudah diperkenalkan untuk
menggantikan sistem konvesional karburator atau injeksi mekanis, dan selanjutnya teknologi
pengaturan secara elektronic untuk aplikasi mesin dan keseluruhan sistem pada ken daraan
berkembang dengan pesat. Penggunaan teknologi pengaturan secara elektronik akanm
emungkinkan sistem pengontrolan berjalan secara akurat dan tahan lama, serta dapat
mengurangi polusi lingkungan karena emisinya lebih baik, hemat bahan bakar, stabilitas
dankontrol sistem juga lebih baik. Perkembangan teknologi elektronika yang sangat
pesat,termasuk di dalamnya semi conductor dan komputer sejak tahun 1970 juga berperan
dalam meningkatkan tingkat kestabilan kendaraan dan harganya juga sudah semakin
terjangkau. Ada tiga alasan dasar penggunaan kontrol mesin secara elektrik yaitu:
a. Kontrol emisi yang ramah lingkungan sesuai dengan peraturan pemerintahan. Emisi buang
adalah hasil dari proses pembakaran antara campuran bahan bakar dan udara. Bensin
mengandung HC yang bisa mengeluarkan carbon dan hydrogen. Pembakaran di dalam
mesin merupakan reaksioksidasi antara oksigen dan bensin yang membangkitkan energy
panas dalam bentuk majemuk. Untuk pembakaran yang sempurna gas buangnya adalah
C02 dan H2O.
Namun pembakaran sempura tidak sepenuhnya bisa diwujudkan, karena reaksi pembakar
an itu menghasilkan zat N2, 02, CO, HC yang tidak terbakar, bermacam NOx, dsb, begitu
juga C02 dan H2O. diantara gas buang zat CO, HC, dan NOx diketahui dapat
membahayakan manusia, dan sudah menjadi standar baku peraturan pembatasan gas,
buang disetiap negara. Emisi C02 merupakan hal pokok yang harus dikurangi
pengeluarannya untuk mencegah terjadinya reaksi pemanasan global.
b. Hemat bahan bakar
Kilometer per liter digunakan untuk menentukan jarak tempuh kendaraan per liter bahan
bakar,dan biasanya dihitung dalam km/jam. Jarak tempuh per liternya akan beragam
tergantung dariukuran kendaraan, bentuk, berat dan pola orang yangmembawa kendaraan.
Jarak termpuh per liter sudah menjadi isu sejak awal tahun1970an dikarenakan adanya
krisis minyak, yang memerlukan pengurangankonsumsi bahan bakar pada kendaraan. Dan
perlu diketahui bahwa akhir-akhir ini pemanasan cahaya global oleh C02 meningkat,
sehingga kontrol zat C02yangterdapat di dalam gas buang semakin diperketat.Selama
bahan bakar jenis HCdipakai pada mesin kendaraan, meskipun pembakarannya sempurna,
namun tidak bisa mencegah pembentukan C02. oleh karena itulah untuk mengurangi
peredaranC02, maka mobil mobil mutlak harus yang hemat bahan bakar. Salah
satulembaga yang mengatur pemakaian bahan bakar adalah CAFE (CorporateAverage
Fuel Economy) yang mengatur rata-rata pemakaian bahan bakar padakendaraan per tahun
yang diproduksi oleh para pembuat kendaraan, kemudianmembuat tipe mobil yang hemat
bahan bakar.

2. Dasar Kontrol Pada Mesin Elektronik Fuel Ijection


a. Kontrol Sistem Bahan Bakar
Tujuan dari penggunaan sistem kontrol pada engine adalah untuk menyajikan dan
memberikan daya mesin yang optimal melalui sistem kerja yang akuratyang disesuaikan
untuk menghasilkan emisi gas buang yang seminimalmungkin, pengunaan bahan bakar
yang efisien, menghasilkan pengendaraanyang optimal untuk semua kondisi kerja mesin,
meminimalkan penguapan bahan bakar serta menyediakan sistem diagnosis untuk
mengevaluasi sistemkerja dan kondisi perangkat perangkat pendukungnya bila terjadi
permasalahan-permasalahan yang tidak dikehendaki pada sistem ini.Pengontrolan Mesin
yang dilakukan secara elektronik terdiri atas peralatan- peralatan sensor yang secara terus
menerus memantau kondisi kerja mesin.Unit pengontrol elektronik yang dikenal dengan
ECU bekerja mengevaluasidata-data masukan dari berbagai sensor yang terpasang pada
engine. Denganmembandingkan data pada memorinya dan melakukan perhitungan
yangakurat, ECU mengaktifkan perangkat-perangkat penggerak/actuator
untukmenghasilkan sistem kerja mesin yang baik.Dalam menginjeksikan bahan bakar,
terdapat tiga pekerjaan utama(pengontrolan) yang akan dilakukan oleh ECU (khususnya
system yangmenggunakan model EMS), yaitu perhitungan kuantitas penginjeksian,
pemilihan mode injeksi dan fuel cut.Perhitungan kuantitas dilaksanakan atas pertimbangan
kondisi kerja mesin yaitu pada saat bekerja normal atau padasaat starter. Control unit
mangkalkulasi waktu pembukaan bagi injector agarsesuai dengan perbandingan
stoichiometric dan kebutuhan mesin pada saat itu.Disamping itu juga diperhitungkan mode
injeksi yang sedangdilaksanakan. Adapun mode injeksi dapat digolongkan menjadi tiga
bagianyaitu mode simultan / serempak, group / kelompok dan sequential. Pada
modelsimultan, bahan bakar dinjeksikan dalam waktu yang bersamaan untuk
semuasilinder. Mode ini merupakan metode penyemprotan model lama dan untukmodel
baru diaplikasikan pada saat start dan kondisi temperatur air pendinginmasih rendah.
b. Kontrol sistem induksi udara
Pada awalnya, fungsi piranti elektronik yang ada pada system induksi udaraadalah
hanya sebagai sensor, guna mengetahui jumlah atau volume udara yangmasuk ke intake
manifold dan temperatur udara agar ECU dapat menghitungmassa udara yang dimasukkan
ke ruang bakar. Dewasa ini pengontrolan telahdapat dilakukan khususnya pada putaran
rendah untuk mengontrol putaran idledan putaran tinggi guna meningkatkan efisiensi
volumetric. Sistem aliran udara dimulai dari filter udara untuk menyaring dari kotoran,
airmetering (berupa sensor temperature dan air flow meter) menuju throttle body, intake
manifold dan ke ruang bakar. Fungsi dan prinsip kerja sensor danactuator didalam system
ini dapat anda pelajari pada modul berikutnya yaitu pada modul sensor dan actuator. Tujuan
yang diharapkan dari sistem control engine pada saat engine bekerja pada putaran idle
adalah:
• Untuk menyeimbangkan torsi yang dihasilkan dengan perubahan beban engine,
sehingga mesin dapat tetap berputar secara stabilmeskipun ada penambahan
bebanbeban asesories (seperti AC, powersteering, beban-beban listrik lain) dan proses
terhubungnya transmisi otomatis.
• Untuk menyajikan putaran rendah yang halus dengan emisi gas buangdan konsumsi
bahan bakar yang rendah mengingat lebih dari 30% pemakaian bahan bakar didalam
kota digunakan pada putaran idle.
• Untuk mengontrol putaran idle, ECU menggunakan input dari watertemperature
sensor, throtle position sensor, air conditioner /AC,transmisi otomatis, power steering,
sistem pengisian (charging system), putaran mesin dan kecepatan mesin. Ada dua cara
yang digunakan dalam mengontrol putaran idle yaitu dengan pengontrolan udara dan
pengontrolantiming. Jumlah udara yang masuk melalui intake manifold oleh katup
bypass atau oleh sebuah actuator. Katup bypass menggunakan motor listrik yang
dikontrol oleh ECU yang bekerjamembuka dan menutup saluran dengan besar
pembukaan sesuai dengan nilaiyang telah ditetapkan. Dengan katup throttle yang besar,
maka pembukaannyaakan sangat sensitif terhadap putaran mesin sehingga kecepatan
idle susahdikontrol. Untuk itu digunakan katup bypass. Dengan menggunakan
umpanbalik dari rpm engine, ECU dapat menyetel jumlah udara yang mengalir
untukmenambah atau mengurangi putaran idle. Kelemahan pada kontrol udara
iniadalah relatif lebih lambat dalam merespon perubahan beban. Untukmengatasi
masalah ini, sistem kontrol udara sering dikombinasikan dengankontrol sistem
pengapian agar diperoleh putaran idle yang sesuai. Kebutuhan bahan bakar pada saat
putaran idle ditentukan oleh beban dan putaran mesin. Dalam operasi kerja closed loop
sistem nilai atau jumlah bahan bakar inidioptimalkan oleh lambda close loop control.
c. Kontrol Sistem Pengapian
Tujuan pengontrolan mesin pada sistem pengapiannya adalah untuk dapatmemberikan
sistem pengapian yang optimal hingga dapat tercapai torsi yangoptimum, emisi gas buang
yang rendah, irit bahan bakar dan pengendaraan/pengendalian yang baik serta
meminimalkan engine knock.Data dasar untuk timing pengapian (Base Engine Timing
Value) yang mengacu pada beban dan putaran mesin tersimpan dalam ROM padaElectronic
Control Unit (ECU). Data-data yang diterima ECU diolah untukmencapai tujuan yang
diharapkan seperti diatas. Koreksi terhadap waktu pengapian juga dibutuhkan guna
mengakomodir efek temperatur, EGR, start pada saat panas, tekanan udara dan engine
knock. Pada kendaraan yangmenggunakan transmisi otomatis, timing ignition digunakan
untukmemvariasikan torsi mesin agar memudahkan dalam pemindahan kecepatanataupun
pengontrolan putaran idle. Flow chart berikut menggambarkanmetode perhitungan untuk
ignition timing.
3. EMS Toyota Avanza
Engine management sistem yang ada di dalam kendaraan merupakan gabungan dari system
pengapian dan sistem bahan bakar yang dikontrol oleh sebuah Engine Control Modul
(Kontrol Unit). Dalam bekerjanya sistem pengapian (Ignition System) dan sistem bahan
bakar (Fuel System) dikontrol oleh sebuah kontrol unit (Engine Control Modul). Masukan
berupa besaran listrik dari sensor-sensor yang dipekerjakan dan diolah oleh ecm/ecu yang
kemudian besaran kuantitas nilai tersebut akan mampu menggerakan actuator untuk
bekerja. Untuk system bahan bakar sendiri dalam hal ini adalah injector dikenal dengan
Single point injector (SPI) dan Multi Point Injector (MPI). Penyemprotan bahan bakarnya
dapat dilakukan sebelum ruang bahan bakar/intake manifold atau langsung diruang bakar
yang dikenal dengan Gasoline Direct Injection (GDI). Kapan penyemprotan bahan bakar
dilakukan?, penyemprotan bahan bakar dilakukan sesuai Firing Oeder (FO) pada saat
langkah hisap dengan urutan1,3,4,2 ( 4 silinder ). Artinya penyemprotan dilakukan dari
silinder nomor satu, tiga, empat dan yang terakhir silinder dua dengan kuantitas volume
bahan yang disemprotkan sama pada tiap tiap silinder.

Gambar 1. Injektor Toyota Avanza


ECU Mengolah data masukan dari sensor sensor yang ada sehingga tidak akan terjadi
kesalahan saat penyemprotan dan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk tiap kali
siklus pembakaran.Sensor water temperature sensor dipasangkan pada saluran sambungan
air (water ) di dalam engine, dimana tugas dari sensor ini adalah memindai temperature
terkini dan tetap menjaga kondisi mesin tidak terjadi over heating, dengan demikian sensor
ini memberikan input ke ecu dan memerintahkan actuator (injector) untuk menyemprotkan
bahan bakar sesui volumenya ditiap silinder.
Gambar 2. MAP Sensor Toyota Avanza
Manifold Absolute Pressure sensor bertugas memindai kondisi kevakumanatau besarnya
tekanan absolute yang ada di intake manifold setelah Throttle body yang berfungsi
mengetahui tekanan udara masuk campuran bahan bakardan kapan saat waktu pengapian

Gambar 3. WTS Sensor Toyota Avanza


Tentunya masukan informasi ke ecu tidak lain adalah berupa tegangan listrikyang dirubah
oleh ecu menjadi sinyal, dimana tegangan paling tinggi yangdihasilkan adalah pada saat
kunci kontak pada posisi ON mesin mati dan saatakselerasi yaitu dengan menginjak katup
gas secara tiba tiba, begitusebaliknya saat deselerasi tegangan ada ditegangan paling
rendah.
Gambar 4. Throtlle body ASS. Toyota Avanza
Tugas dari Intake Air temperature sensor adalah mendeteksi suhu udara masukyang dapat
bekerja pada temperature -40C S.d +12̊ 0C̊

Gambar 5. IAT sensor Toyota Avanza


Pemasangan dari oksigen sensor adalah disaluran gas buang .secara umum penggunaan
oksigen sensor pada kendaraan yang menggunakan bahan bakartanpa timbale (Pertamax),
sementara penggunaan bahan bakar premiumhanya menggunakan resistor variable yang
juga bertujuan untuk mengaturemisi saat putaran idle.

Gambar 6. Oxygen sensor Toyota Avanza


Fungsi dari oksigen sensor adalah mengetahui keluaran gas buang, dimana jika didapat rasio
oksigen yang terbakar akan dapat dipindai oleh sensor dankarena sensor ini bereaksi dengan
oksigen dan menghasilkan tegangan yangakan diolah oleh ECU, perubahan tegangan secara
drastic yang diakibatkan pembakaran tidak sempurna misalnya atau nilai AFR diluar batas
kewajaranmaka dengan segera ECU akan mengubah timing pengapian dan jumlahkwantitas
bahan bakar untuk dapat mempertahankan rasio yang tepat.Throtlle Position Sensor akan
mendeteksi pembukaan katup gas darisini sini diketahui kwantitas udara yang masuk, yang
selanjutnya sinyaltegangan akan dikirim ke ECU untuk kemudian penyemprotan bahan
akansegera dilakukan.

Gambar 7. TPS sensor Toyota Avanza


Sensor variable Valve Timing Intelligent difungsikan untuk mengetahui bukaan katup
masuk tentunya disesuaikan dengan kebutuhan campuran Bahan bakar saat kendaraan idle,
akselerasi juga deselerasi. Saat mesin dingin tidakdiperlukan overlapping atau kedua katup
membuka bersaan saat langkah buang , peran sensor ini akan memberikan masukan ke ECU
dan mengirimkan perintah kepada VVTI untuk memberikan tekanan fluida terhadap oil
control valve.

Gambar 8. VVTI sensor Toyota Avanza


Sensor Knocking berfungsi mengetahui adanya knocking, knocking akan menimbulkan
noise yang dapat terbaca oleh ECU, ECU akan memerintahkan kepada system pengapian
untuk memundurkan saat pengapian 2 kali sampai detonasi tidak terjadi lagi.
Gambar 9. Knocking sensor Toyota Avanza
Camshaft sensor berfungsi untuk mengontrol waktu pengapian dan waktu penyemprotan
bahan bakar

Gambar 10. CMP dan CKP sensor Toyota Avanza


Posisi relative piston terhadap TMA maka selanjutnya tegangan koil akanditembakkan
sesuai posisi relative tersebut.
1. Membaca Hasil Diagnostic Toyota Avanza
Para siswa sekalian tahap berikutnya pembelejaran dilanjutkan seperti apa pelaksanaan cara
membaca hasil diagnostic dari serangkain kegiatan pembelajaranmengenai fungsi dan tugas
komponen sensor dan actuator khususnya kendaraandengan model EMS dari mobil Toyota
avanza dengan cara lebih mudah difahamimenggunakan simulasi berupa papan antar muka
siswa dan pebelajar .Ada dua cara yang dikenal dalam pelaksanaan service mobil EFI ,
sepertimenggunakan Scanner, alat ini sangat memabantu mekanik servis, hasil yang
dapatdibaca dari alat ini secara umum memuat informasi
mengenai kecepatan mesin, waktu pengapian,
putaran mesin, kecepatan penyemprotan bahan bakar oleh
injector dansebagainya. Penggunaan alat ini sangat
mudah seperti kita akan menggunakan HP
danmenghubungkannya ke komputer . Kabel connector
dari Scanner dihubungkan langsung dengan menancapkan connector ke connector
diagnostiknya(Scaner)

Gambar 11. Connector diagnostic Toyota Avanza K3-VE


Cara yang kedua dapat digunakan seutas kabel atau lebih dikenal dengan kabel jumper.
namun cara ini diperlukan kehatian hatian dan pengetahuanyang baik mengenai mobil
system EFI sebagai langkah prasyarat sebelummelanjutkan ke EMS. Kabel jumper
dihubungkan dengan connector sepertiyang terlihat pada gambar 12

Gambar 12. Arah Hitung Jumlah PIN dan Kunci Kontak Toyota Avanza
Untuk Avanza digunakan standar OBD 2 dengan jumlah pin sebanyak16 PIN. Kabel jamper
dihubungkan dengan lubang no urut 4 atau 5 sebagaigroundnya yang dikoneksikan dengan
lubang atas dengan nomor urut 12sebagai EFI T_nya. Setelah kita hubungkan dengan kabel
jumper maka lampuMIL akan menyala yang menampilkan kode sejumlah kedipan yang
berhubungan dengan kegaglan fungsi dari sensor sensor
Gambar 13. Check Engine Lamp/MIL Pada Dashboard
a. Cara membaca kode diagnostic pada MIL ( Malfunction IndicatorLamp)
Kedipan yang terjadi pada MIL/ lampu check Enggine menyerupai kodesandi morse.
Pada saat tidak ada DTC ( Data Trouble Code) / datakesalahan yang tersimpan pada
ECU, maka lampu MIL/ Check Enggineakan mengedip dengan Interval0,25 detik

Gambar 14. Kedipan lampu enggine normal


Sedangkan jika ada ketidaknormalan yang tersimpan pada ECU, makaketika DLC kita
jumper antar terminal T dan E yang terjadi adalahkedipan MIL/lampu check enggine
akan berkedip dengan interval yang berbeda jika dibandingkan dengan kondisi normal

Gambar 15. Kedipan lampu enggine tidak normal


b. Cara membaca kode DTC ( Data Trouble Code)/ kode kesalahan kode DTC yang
terdapat didalam buku perbaikan (repair manual) terdapatdua jenis, yaitu seperti yang
ditunjukan pada gambar dibawah ini.Kode DTC sirkuit tekanan absolut manifold
(PIM)/tekanan barometricyang tertulis didalam tabel.

Gambar 18: Kode DTC


P0105 ( kode didepan garis miring)Kode ini hanya akan muncul jika kita menggunakan
Scan Tool /Intelegent Tester 13 ( kode dibelakang garis miring)Kode ini hanya akan
muncul jika dibaca secara manual (menggunakankabel jumper) yaitu berupa kedipan
lampu.Setelah mengetahui kode kerusakan pada DTC, maka selanjutnya kitalihat kode
kerusakan tersebut pada manual book ( buku perbaikan). Di bawah ini contoh Kode
kerusakan pada buku perbaikan.

Gambar 19. Engine Management System Toyota Avanza VVT-I K3-VE


Daftar Kode Manual DTC pada mesin VVT-I K3-VE
• Kode 13 Malfungsi Sirkuit “A” Sensor Posisi Crankshaft Kode 14 Sirkuit “A”
Sensor Posisi Camshaft (Bank 1 atau Single Sensor)
• Kode 16 Sirkuit Primer/ Sekunder “A” Koil Pengapian
• Kode 18 Sirkuit Sensor Knock 1
• Kode 21 Sirkuit Sensor Oksigen (Bank 1 Sensor 1)
• Kode 23 Sirkuit Heater Sensor O2 (Bank 1 Sensor 1)
• Kode 25 Sistem Terlalu Kurus (Malfungsi A/F Kurus, Bank 1)
• Kode 26 Sistem Terlalu Gemuk (Malfungsi A/F Gemuk, Bank 1)
• Kode 31 Sirkuit MAP Sensor
• Kode 41 Malfungsi Sirkuit Sensor Posisi Pedal Throttle di Throttle Body
• Kode 42 Sensor temperatur air pendingin mesin
• Kode 43 Intake Air Temperature (bahasa inggris) atau sensor suhu udara intake
manifold
• Kode 44 Sistem Sinyal Sensor Temperatur Evaporator Air Conditioner
• Kode 51 Sirkuit Switch A/C Malfungsi
• Kode 52 Sensor Kecepatan Kendaraan
• Kode 54 Sirkuit Sinyal Starter
• Kode 71 Malfungsi pada Sistem Kontrol Idle (ISC)
• Kode 73 Malfungsi pada Sistem VVT (Bank 1)
• Kode 74 Malfungsi pada Sikuit OCV (Bank 1)
• Kode 75 Sensor VVT / Range Sirkuit sensor Posisi Camshaft / Problem
Performance (Bank1)
• Kode 76 Malfungsi pada Sirkuit Purge Control Valve Sistem Evaporative
Emission Controlatau VSV valve
C. Rangkuman
Setelah mempelajari materi di atas, dapat ditolak bahwa:
Engine Management System pada motor bensin terdiri atas pengaturan yang
dilakukan oleh Electronic Control Unit terhadap aktuator berdasarkan masukan
dari berbagai sensor yang ada.
Sistem bahan bakar untuk mensuplai bahan bakar agar dapat memenuhi kebutuhan
injeksi bahan bakar pada semua kondisi putaran dan pembebanan mesin. Bahan
bakar diinjeksikan melalui injector sehingga diperoleh butiran yang halus dan
sistem pembakaran yang optimal. Berdasarkan aliran bahan bakar, penyaluran
pada sistem ini menggunakan dua jenis yaitu Return flow dan Return-less.
Sistem induksi udara mengukur dan menyuplai udara yang melewati intake
manifold. Pengotrolan udara pada putaran idle dilakukan melalui jalur Idle Speed
Control valve. ECU mengotrol jalur udara sesuai dengan kebutuhan putaran idle
yang efektif. Sistem model pemasukan udara yang digunakan pada EMS adalah L
jetronik yang peduli dengan pemakaian sensor aliran Udara Massa, sedangkan
model berikutnya adalah D Jetronik yang ditani dengan penggunaan sensor
Tekanan Absolut Manifold dan Sensor Suhu Udara Masuk.
Sistem pengapian memberikan aliran listrik tegangan tinggi pada busi. Timing
pengapian dan dwell ditentukan oleh ECU berdasarkan putaran dan pembebanan
mesin. Model yang banyak digunakan pada akhir-akhir ini adalah Distributorless
Ignition dan Direct Ignition.

EVALUASI
Formatif Tes
Soal
1. Jelaskan yang dimaksud dengan K-Jetronik ?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan L-Jetronik ?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan D-Jetronik ?
4. Jelaskan yang dimaksud dengan TBI ?
5. Jelaskan yang dimaksud dengan MPI ?

Jawaban
1. K-Jetronik atau K-EFI merupakan tipe mesin EFI yang sistem injeksinya
dikontrol secara mekanik, belum secara elektronik dan sistem penginjeksiannya
dilakukan secara kontinyu (terus-menerus).
2. L-Jetronik atau L-EFI merupakan tipe mesin EFI yang sistem injeksinya
dikontrol secara elektronik dengan menggunakan sensor Air Flow Meter (Mass
Air Flow). Dimana Air Flow ini berfungsi untuk mendeteksi jumlah udara yang
masuk ke dalam silinder.
3. D-Jetronik atau D-EFI merupakan tipe mesin EFI yang sistem injeksinya
dikontrol secara elektronik dengan menggunakan sensor MAP (Manifold
Absolute Pressure). Dimana sensor MAP ini berfungsi untuk mendeteksi jumlah
udara yang masuk ke dalam silinder berdasarkan kevakuman yang terjadi di
dalam intake manifold.
4. TBI atau Throttle Body Injector merupakan tipe EFI yang penempatan
injektornya terletak di throttle body. Jumlah injektor pada tipe TBI ini adalah 1,
dan digunakan untuk melayani semua silinder yang ada pada mesin.
5. Jawaban : MPI atau Multi Point Injection merupakan tipe EFI yang
penempatan injektornya terletak di intake manifold. Jumlah injektor pada tipe
MPI ini adalah sama banyaknya dengan jumlah silinder pada mesin
c. Keteria Penilaian

Skor
Aspek (1-10) Bobot Nilai Keterangan

Kognitif (soal no 1 s.d 5) 5

Ketepatan prosedur 2
perbaikan Syarat lulus nilai
Hasil pemeriksaan 1 minimal 70
dengan skor
Ketepatan waktu 1 setiap aspek
minimal 7
Keselamatan kerja 1

Nilai Akhir

a. Keterangan:
b. Tidak = 0 (nol) (tidak lulus)
c. Ya = 70 s.d. 100 (lulus)
d. Kategori kelulusan:
e. 70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
f. 80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
g. 90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan
PENUTUP

Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke
modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta
diklat tersebut harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil
modul selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://tkr020.wordpress.com/2014/08/10/engine-management-system/ CD repair
manual Toyota Avanza – PT Toyota Manufacturing Indonesia
https://situsoto.com/daftar-kode-manual-dtc-toyota-avanza-dan-daihatsu-xenia/
http://lksotomotif.blogspot.com/2017/01/cara-memunculkan-kode-diagnostic-
pada.html

Anda mungkin juga menyukai