Asih Aryani - Hakikat Modern, Modernitas, Modernisas & Sejarah Modernisasi Di Dunia Barat 6C

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HAKIKAT MODERN, MODERNITAS, MODERNISASI SERTA SEJARAH


MODERNISASI DI DUNIA BARAT

MATA KULIAH: SEJARAH & ALIRAN PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM

Dosen Pengampu: M. Riza Fahmi, M.S.I.

Disusun Oleh:
ASIH ARYANI
NIM 12109064

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2024 M/1445 H
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pemikiran modern telah menjadi salah satu konsep yang paling dominan dalam
pemikiran filosofis, sosial, dan budaya sejak abad ke-17. Fenomena ini tidak hanya mencakup
perkembangan intelektual, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia,
mulai dari politik, ekonomi, hingga kebudayaan. Untuk memahami sepenuhnya implikasi dan
konsekuensi dari pemikiran modern, penting untuk menyelidiki konsep-konsep seperti
modernitas dan modernisasi. Modernitas merujuk pada kondisi atau karakteristik masyarakat
yang dipengaruhi oleh pemikiran modern. Ini mencakup pergeseran dari tradisionalisme ke
rasionalitas, individualisme, dan sekularisme. Modernitas sering kali diidentifikasi dengan
perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan kapitalisme. Namun, modernitas juga
melibatkan pertanyaan-pertanyaan tentang identitas, nilai-nilai, dan tujuan hidup manusia
dalam masyarakat yang terus berubah.

Di sisi lain, modernisasi adalah proses di mana masyarakat berusaha untuk mencapai
kondisi modernitas. Ini melibatkan transformasi sosial, ekonomi, dan politik yang bertujuan
untuk mencapai standar kehidupan yang lebih tinggi, sering kali diukur dengan parameter
seperti tingkat industrialisasi, urbanisasi, dan tingkat pendidikan. Modernisasi sering kali
menjadi pusat perhatian bagi banyak negara di seluruh dunia, dengan keyakinan bahwa melalui
modernisasi, mereka dapat mencapai kemajuan ekonomi dan sosial yang signifikan.

2. Rumusan Masalah

2.1. Apa yang dimaksud dengan pemikiran modern, modernitas, dan modernisasi?

2.2. Bagaimana sejarah modernisasi di Dunia Barat?

2.3. Apa perbedaan antara modernisasi dan westernisasi?

3. Tujuan Penulisan

3.1. Guna mengetahui definisi pemikiran modern, modernitas, dan modernisasi.

3.2. Mengetahui terkait sejarah modernisasi di Dunia Barat.

3.3. Mengetahui perbedaan modernisasi dan westernisasi


Pembahasan
1. Pengertian Pemikiran Modern, Modernitas, dan Modernisasi

Istilah "modern" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merujuk pada konsep yang
menggambarkan sesuatu yang terkini, paling mutakhir, dan merangkul sikap serta cara
berpikir yang sesuai dengan perkembangan zaman. Proses penundaan zaman atau
modernisasi menjadi kunci penting dalam transformasi sikap dan mentalitas individu
sebagai anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman yang terus
berkembang. Bukan hanya sekadar istilah, "modernisasi" mencerminkan suatu perubahan
yang melibatkan adopsi terhadap nilai-nilai dan norma-norma baru yang mengakar dari
konteks sejarah dan budaya tertentu. Asal usul istilah-istilah seperti modern, modernisasi,
dan modernisme sendiri banyak dipengaruhi oleh perkembangan di Eropa Barat, terutama
melalui proses Renaissance yang berlangsung dari abad keempat belas hingga abad keenam
belas di negara-negara seperti Italia dan Prancis. Renaissance menjadi pangkal dari
perkembangan ideologi dan gerakan modernisme di Barat, menciptakan landasan filosofis
dan estetis yang memengaruhi berbagai bidang kehidupan. (Nurdin, dkk, 2020: 12)

Modernitas ialah suatu hal yang bersifat modern. Modernitas bukan hanya sekadar
konsep yang mengacu pada keadaan yang aktual atau kontemporer. Ia mencakup kisaran
yang lebih luas, menjadi simbol era historis tertentu yang dicirikan oleh kemajuan,
perubahan sosial, dan penyebaran ide-ide baru. Modernitas menandai transisi dari
masyarakat agraris tradisional ke masyarakat industri yang lebih kompleks, di mana nilai-
nilai budaya, sistem politik, dan struktur ekonomi berubah secara signifikan. Di dalamnya
terkandung elemen-elemen seperti peningkatan sekularisasi, perkembangan kapitalisme,
dan perubahan dalam pola pikir manusia terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring
dengan perkembangan globalisasi, konsep modernitas telah menyebar ke seluruh penjuru
dunia, membawa dampak yang beragam terhadap berbagai aspek kehidupan manusia,
termasuk hubungan antarmanusia, sistem nilai, dan pola perilaku (Hasanah, dkk, 2023:310).

Pada hakikatnya, konsep modernisasi merujuk pada proses transformasi menyeluruh


dari pola hidup yang tradisional menuju struktur ekonomi dan politik yang menggambarkan
ciri khas negara-negara Barat yang stabil secara sosial dan politis. Proses ini tidak hanya
terbatas pada aspek ekonomi dan politik, tetapi juga meliputi perubahan dalam bidang
sosial, budaya, dan teknologi, yang secara keseluruhan mempengaruhi cara hidup dan pola
pikir masyarakat. Dengan demikian, modernisasi tidak hanya merupakan evolusi materiil,
tetapi juga mencakup perubahan nilai, norma, dan institusi dalam masyarakat yang berusaha
mengikuti jejak negara-negara Barat dalam mencapai tingkat kemajuan yang lebih tinggi
(terj. Basoski dan Boeken, 1965:129).

Proses modernisasi merupakan fenomena yang sangat kompleks dan meluas, seringkali
sulit untuk menetapkan batas-batasnya secara mutlak. Terkadang, ruang lingkup
modernisasi dapat bervariasi tergantung pada konteks geografis dan sosial tertentu.
Misalnya, di beberapa daerah, modernisasi mungkin mencakup upaya-upaya untuk
memberantas buta huruf, sementara di tempat lain, proses tersebut dapat melibatkan inisiatif
untuk mengatasi masalah kesehatan dengan menyemprotkan rawa-rawa menggunakan DDT
guna mengurangi penyebaran penyakit, atau bahkan diinterpretasikan sebagai upaya
membangun infrastruktur pembangkit listrik. Di Indonesia, sebagai contoh, fokus
modernisasi terutama ditekankan pada sektor pertanian, selain upaya-upaya modernisasi di
sektor lainnya (Soekanto, 1990:383).

2. Sejarah Modernisasi di Dunia Barat

Ketika kita membicarakan modernisasi, cakupannya tidak terbatas hanya pada


perkembangan teknologi dalam zaman kontemporer. Secara historis, konsep modernisasi
merujuk pada proses evolusi yang dimulai sejak abad ke-18, ketika inovasi-inovasi
revolusioner seperti mesin Fourdrinier untuk pembuatan kertas dan mesin pemintal menjadi
tonggak awal bagi perkembangan teknik industrialisasi. Melalui upaya-upaya ini,
masyarakat mulai menanamkan fondasi bagi kemajuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
dan ekonomi kapitalis, yang pada gilirannya membawa perubahan mendalam sebagai ciri
khas dari masyarakat modern. Dengan demikian, konsep modernisasi mencakup lebih dari
sekadar teknologi saat ini, melainkan juga mencerminkan perjalanan panjang perubahan dan
kemajuan yang telah membentuk dunia seperti yang kita kenal saat ini (Alamsyah,
2022:148).

Konsep modernisasi mulai mencuat pada tahun 1950-an di Amerika Serikat sebagai
tanggapan dari kalangan intelektual terhadap gejolak Perang Dingin, di mana evolusi
dipandang sebagai jalur optimis menuju perubahan. Perang Dingin memunculkan
pertarungan ideologi dan teori antara kapitalisme dan sosialisme, setelah berakhirnya
Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi dua kekuatan utama yang
bersaing dan memicu perang ideologi tersebut. Dalam kompetisi tidak langsung melalui
perlombaan senjata dan eksplorasi angkasa, kebijakan luar negeri Amerika Serikat bertujuan
untuk menahan penyebaran komunisme, terlibat dalam konflik seperti perang di Korea dan
Vietnam. Meskipun Liberalisme meraih banyak kemajuan terutama melalui program New
Deal, pada pertengahan 1960-an, terutama dalam perjuangan hak sipil, namun
konservatisme kembali muncul pada tahun 1980-an di bawah pemerintahan Ronald Reagan
(Hasanah, dkk, 2023:314).

Pada masa Perang Dingin, terjadi pembentukan tiga istilah klasifikasi negara di dunia.
Pertama, terdapat Dunia Pertama yang mencakup negara-negara industri maju seperti Eropa
Barat, Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang, yang berhasil pulih dan berkembang setelah
berakhirnya Perang Dunia Kedua. Kedua, terdapat Dunia Kedua yang terdiri dari negara-
negara sosialis seperti Uni Soviet, Tiongkok, dan Kuba. Ketiga, terdapat Dunia Ketiga yang
meliputi negara-negara yang tidak memihak pada salah satu kubu dalam Perang Dingin,
serta negara-negara pasca-kolonial yang baru merdeka dan masih tertinggal dalam hal
industri dan pembangunan (Ansyari, 2021:3).

Para tokoh di Amerika Serikat telah menegaskan bahwa proses sejarah modernisasi
melalui tiga fase penting di dunia setelah berakhirnya Perang Dunia II. Pertama, fase ini
terjadi pada tahun 1950-an hingga 1960-an, di mana Amerika Serikat muncul sebagai
kekuatan dominan yang mempengaruhi banyak aspek dalam dunia internasional. Fase
kedua terjadi pada tahun 1970-an hingga 1980-an, ketika terjadi perluasan gerakan
komunisme di seluruh dunia dengan Uni Soviet memperluas pengaruh politiknya terutama
di Eropa Timur dan Asia. Fase ketiga kemudian terjadi pada tahun 1990-an, di mana terjadi
lahirnya negara-negara baru yang merdeka di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang
sebelumnya merupakan jajahan dari negara-negara Eropa. Teori modernisasi lahir sebagai
upaya untuk menjelaskan dan mengkaji perkembangan tiga peristiwa signifikan tersebut,
yang secara kolektif membentuk lanskap politik, ekonomi, dan sosial pasca-Perang Dunia
II (Alamsyah, 2022:149-150).

Zaman modern ditandai oleh tiga karakteristik utama, yaitu subjektivitas, kritik, dan
kemajuan. Subjektivitas mencerminkan kesadaran manusia akan dirinya sendiri sebagai
pusat realitas, di mana segala ukuran dan penilaian didasarkan pada perspektif individu
tersebut. Selain itu, kritik menggarisbawahi bahwa rasionalitas tidak hanya berfungsi
sebagai sumber pengetahuan, tetapi juga sebagai alat praktis yang memungkinkan individu
untuk membebaskan diri dari otoritas tradisi yang telah mapan. Dan yang terakhir,
munculnya perubahan-perubahan signifikan dalam berbagai bidang kehidupan manusia
yang menghasilkan kemajuan, baik dalam konteks ilmiah, teknologi, maupun sosial, yang
secara keseluruhan memberikan dampak positif bagi perkembangan manusia dan wilayah-
wilayahnya (Hasanah, dkk, 2023:315).

3. Perbedaan Modernisasi dan Westernisasi

Menurut pandangan historis, konsep modernisasi seringkali dianggap setara dengan


proses westernisasi atau Amerikanisasi, yang menyoroti pengaruh kuat dari budaya Barat,
terutama Amerika Serikat, dalam mempengaruhi perkembangan sosial, ekonomi, dan
politik di berbagai belahan dunia. Dalam konteks ini, modernisasi sering dilihat sebagai
upaya untuk meniru atau mengadopsi model atau nilai-nilai Barat dalam upaya mencapai
kemajuan dan modernitas. Namun, pandangan ini juga menjadi subjek perdebatan, karena
modernisasi sebenarnya mencakup spektrum yang lebih luas, termasuk upaya untuk
mengembangkan masyarakat secara holistik sesuai dengan tuntutan zaman, tanpa selalu
bergantung pada model Barat (Sztompka, 2004:153).

Modernisasi dan westernisasi adalah konsep yang memiliki perbedaan mendasar.


Sementara westernisasi cenderung merujuk pada proses peniruan atau adopsi aspek-aspek
budaya dari negara-negara Barat yang dianggap lebih maju, modernisasi merupakan
fenomena yang jauh lebih kompleks, mencakup transformasi menyeluruh dalam berbagai
aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik, yang bertujuan untuk mencapai kemajuan dan
modernitas dalam masyarakat. Dengan demikian, walaupun sering kali disamakan,
perbedaan esensial antara keduanya memerlukan analisis yang cermat dalam memahami
implikasi dan dampaknya dalam konteks perkembangan sosial dan budaya (Abdulsyani,
1994:177). Penulis contohkan dari keduanya pada perilaku orang-orang Indonesia saat ini.
Contoh dari modernisasi ialah perpindahan minat belanja orang-orang Indonesia yang
dahulunya langsung ke lapangan tempat orang berjualan, sekarang cenderung berbelanja
melalui online. Hal tersebut dinilai lebih efektif karena menjawab kebutuhan masyarakat
dalam hal efisiensi waktu dengan catatan belanja sesuai kebutuhan. Sedangkan westernisasi
lebih ke arah hedonisme yakni perilaku mengedepankan kesenangan dan kenikmatan
(Larasati, 2018:109) misalnya suka berbelanja barang-barang mewah dan lazimnya hanya
sekedar untuk bergaya bukan didorong kebutuhan hidup. Budaya hedonisme didukung oleh
adanya berbagai tempat yang merupakan produk dari westernisasi, seperti restoran cepat
saji, pusat perbelanjaan besar (mall), kafe, klub, dan sebagainya, yang sering kali
menawarkan barang dan layanan dengan harga yang cenderung tinggi.
Berikut struktur perbedaan antara modernisasi dan westernisasi dalam bentuk tabel.

Modernisasi Westernisasi

Tidak mutlak sebagai westernisasi. Mutlak pembaratan.

Menurut Schoorl, bahwa paham


westernisasi beranggapan semua bentuk
kehidupan akan sama, artinya
westernisasi itu ada, karena
Tidak mempersoalkan atau
perkembangan masyarakat modern itu
mengenyampingkan nilai-nilai keagamaan.
terjadi di dalam kebudayaan barat dan
disajikan dalam bentuk barat, sedangkan
bentuk barat itu sering dipandang sebagai
satu-satunya kemungkinan yang ada.
Tidak mempersoalkan atau tidak
Proses perkembangannya bersifat lebih
mempetentangkan kebudayaan barat
umum dari pada westernisasi.
dengan kebudayaan sendiri.

Modernisasi mutlak bagi setiap Negara.

Modernisasi tidak hanya mencakup pembaharuan pikiran, sikap, dan karakter


masyarakat sebagai respons terhadap kemajuan zaman dan perkembangan ilmu
pengetahuan, tetapi juga melibatkan transformasi dalam struktur sosial, ekonomi, dan
politik. Di sisi lain, westernisasi merupakan fenomena yang menandai pengaruh budaya
Barat yang meresap ke dalam pola masyarakat, dipicu oleh interaksi antarbangsa dan
kemajuan teknologi komunikasi. Meskipun modernisasi sering kali dianggap memiliki
dampak positif terhadap perilaku masyarakat, namun bagi mereka yang kesulitan
beradaptasi dengan perubahan tersebut, dampaknya dapat berpotensi merugikan.
Sebaliknya, westernisasi sering kali disoroti dengan konotasi negatif karena dapat
menghasilkan imitasi buta terhadap gaya hidup Barat tanpa melalui proses seleksi yang
memadai, yang pada gilirannya dapat mengganggu identitas dan nilai-nilai budaya asli suatu
masyarakat.
Kesimpulan

Materi tentang hakikat modern, modernitas, dan modernisasi menggambarkan


fenomena yang kompleks dan beragam dalam perkembangan sosial, budaya, dan ekonomi
manusia. Hakikat modern menyoroti kondisi atau karakteristik dari zaman atau era yang
berkaitan dengan kemajuan dan transformasi dalam berbagai aspek kehidupan manusia,
sering kali ditandai oleh rasionalitas, individualisme, dan kemajuan teknologi. Modernitas,
di sisi lain, merujuk pada kondisi atau ciri-ciri kehidupan modern yang berkembang dalam
masyarakat tertentu, seringkali diidentifikasi dengan perubahan dalam nilai-nilai budaya,
struktur sosial, dan pola pikir manusia. Modernisasi adalah proses atau perubahan yang
terjadi dalam masyarakat sebagai respons terhadap modernitas, yang melibatkan
transformasi dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, dan sosial.

Sejarah modernisasi di dunia Barat menyoroti perjalanan panjang transformasi sosial,


ekonomi, dan politik yang membentuk masyarakat modern seperti yang kita kenal hari ini.
Dari awalnya sebagai reaksi terhadap revolusi industri dan perubahan struktural yang
dihasilkannya pada abad ke-18 hingga abad ke-20, modernisasi di dunia Barat
mencerminkan pergeseran besar dalam nilai-nilai budaya, sistem ekonomi, dan pola pikir
masyarakat. Perjalanan ini ditandai oleh berbagai inovasi teknologi yang mempercepat
proses produksi, perubahan dalam struktur sosial yang memengaruhi pola kerja dan
kehidupan sehari-hari, serta transformasi politik yang mencakup munculnya ide-ide
demokrasi dan hak asasi manusia.

Perbedaan antara modernisasi dan westernisasi menggambarkan dua fenomena yang


berbeda namun saling terkait dalam proses globalisasi dan transformasi sosial-budaya.
Modernisasi merujuk pada proses perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat,
termasuk ekonomi, politik, dan sosial, sebagai respons terhadap perkembangan zaman dan
ilmu pengetahuan. Di sisi lain, westernisasi adalah fenomena di mana pengaruh budaya
Barat meresap ke dalam pola pikir, gaya hidup, dan nilai-nilai masyarakat di luar dunia
Barat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. (2004). Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara

Alamsyah, Syarifuddin. (2022). “Modernisasi Dalam Perspektif Samuel P. Huntington”,


Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember

Ansyari, Rudi Resnawan. (2019). Sejarah Modernisasi Dan Pengaruhnya Terhadap


Berbagai Bidang Kehidupan Masyarakat, Banjarmasin

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka.

Hasanah, Mahbubah, dkk. (2023). HAKIKAT MODERN, MODERNITAS DAN


MODERNISASI SERTA SEJARAH MODERNISASI DI DUNIA BARAT. Jurnal
Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Volume 1, Nomor 2

Larasati, D. (2018). Pengaruh dan Eksistensi Hallyu (KoreanWave) versus Westernisasi di


Indonesia. Jurnal Hubungan Internasional 11

Moore, Wibert E. (1965). Sociale Verandering dalam Social Change, diterjemahkan oleh A.
Basoski, Prisma Boeken. Antwepen: Utrecht

Nurdin, M. Amin, dkk. (2020). SATU ISLAM, BANYAK JALAN: Corak Pemikiran Modern
dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sztompka, Piotr. (2004). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media

Anda mungkin juga menyukai