Asfiksia Mekanik, Non Mekanik & Tenggelam. NR

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 53

ASFIKSIA MEKANIK,

NON MEKANIK &


TENGGELAM

dr. Nur Rafni Rafid, Sp. FM


Ilmu Kedokteran Forensik dan MEdikolegal
ASFIKSIA
• Asfiksia berasal dari bahasa Yunani. Kata
asfiksia terdiri atas kata a yang artinya tidak,
dan fixtion yang artinya denyut. Jadi, asfiksia
artinya tidak ada denyut.

• Ditandai : Gangguan pertukaran udara


pernapasan, mengakibatkan O2 darah berkurang,
disertai dengan peningkatan CO2

• Kekurangan oksigen Kematian


Klasifikasi (Etiologi)

01
Ilmiah
03
Keracunan

02
Trauma/Mekanik
Etiologi Asfiksia
▪ Penyakit
✓ Gangguan masuknya oksigen ke dalam paru-paru.
✓ ex : edema laring, laringitis difteri, abses, tumor
▪ Trauma Mekanik
✓ Obstruksi mekanik saluran napas
✓ Ex : Strangulasi, sufokasi, drowning, asfiksia traumatik
▪ Intoksikasi (Keracunan)
✓ Keracunan morfin & barbiturat >> Pergerakan otot pernapasan terhenti
✓ Keracunan sianida >> terhalangnya penggunaan oksigen oleh darah
Patofisiologi Asfiksia
Secara klinis keadaan asfiksia sering disebut anoksia atau hipoksia. Pembagian anoksia meliputi :

01 03
Anoxic Anoxia Anemic Anoxcia
Oksigen tak dapat masuk aliran Darah tidak mampu mengangkut
darah atau tidak cukup bisa oksigen yang cukup
mencapai aliran darah

Stagnant Circulatory Histotoxic 'Tissue

02 04
Anoxia Anoxia
Gangguan dari sirkulasi darah Sel-sel tidak dapat
misal adanya embolism udara, mempergunakan oksigen
trombosis dan jerat pada dengan baik
pembuluh darah
Patofisiologi Asfiksia
1) Anoksia Anoksik (Anoxic anoxia)

Oksigen tidak dapat masuk ke dalam paru-paru, karena :


a.Tidak ada atau tidak cukup oksigen (asfiksia murni)
✓ Bernapas dalam ruangan tertutup
✓ Kepala ditutupi kantong plastik
✓ Udara yang kotor atau busuk
✓ Bernapas dalam selokan tertutup
✓ Berada di pegunungan yang tinggi
a.Hambatan mekanik dari luar/dalam jalan napas (asfiksia mekanik)
ex : Pembekapan, gantung diri, penjeratan, pencekikan, benda asing sal. napas
2). Anoksia Anemia (Anemia anoxia)
✓ Oksigen tidak dapat dibawa karena kadar hemoglobin rendah
✓ Ex : Anemia berat, perdarahan mendadak
3). Anoksia Hambatan (Anemia anoxia)
✓ Sirkulasi darah yang membawa oksigen tidak lancar
✓ Ex : Gagal jantung, syok
4). Anoksia Jaringan (Hystotoxic anoxia)
✓ Jaringan tidak dapat menggunakan oksigen secara efektif
✓ Jenis-jenis : Ekstraseluler, Intraselluler, hasil metabolisme, zat
yang diubah oleh enzim.
Stadium Asfiksia
(DKAT)

1)Fase Dispnea
2)Fase Konvulsi
3)Fase Apnea
4)Fase Terminal
Fase/Stadium Asfiksia
DKAT

Fase Dispnea Fase Apnea


Pada fase ini aktivitas Terjadi penurunan tekanan darah
pernapasan meningkat, terjadi atau hipotensi, takikardia
stridor dan sianosis. berlanjut, danapnea atau henti
napas

Fase Konvulsi Fase Terminal


Terjadi kejang tonik-klonik, Tidak ada pergerakan udara, napas pelan-
peningkatan denyut jantung atau pelan kemudian berhenti. Terjadi paralisis
takikardia, dll. Kekurangan oksigen pusat pernapasan yang lengkap
tetap berlanjut sampai henti nafas
Tanda Klasik Asfiksia

1) Pethecial hemorrages (Tardieu’s Spot)


Peningkatan tekanan vena secara akut >> overdistensi dan ruptur dinding perifer
vena
Tanda Klasik
Asfiksia
2) . Injected / Kongesti
✓ Bendungan pembuluh darah >>
akumulasi darah dalam organ >>
pelebaran pemb. darah.
✓ Bendungan vena >> ↑ tek.
hidrostatik intravaskular >>
perembesan cairan plasma ke
ruang interstisium >> edema.
Tanda Klasik Asfiksia

3). Sianosis
Sianosis merupakan warna kebiru-biruan yang terdapat pada kulit dan
selaput lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb
tereduksi (Hb yang tidak berikatan dengan O2), pada kuku jari tangan
dan kaki serta pada daerah bibir .
4). Tetap cairnya darah
Terjadi karena peningkatan fibrinolisis pasca kematian
Pemeriksaan Luar Korban Asfiksia
• Terdapat sianosis, mudah terlihat pada daerah bibir dan ujung-
ujung jari.
• Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap dan terbentuk lebih
cepat.
• Busa halus pada hidung dan mulut
• Gambaran bendungan pada mata berupa pelebaran pembuluh
darah konjungtiva bulbi dan palpebral
• Tampak bintik perdarahan >> Tardieu’s Spot
Pemeriksaan Bedah Jenazah
Korban Asfiksia
•Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer, karena fibrinolysis
darah yang meningkat pasca mati.
•Busa halus di dalam saluran pernapasan
•Bendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam tubuh sehingga
berwarna lebih gelap & pada pengirisan banyak mengeluarkan darah.
•Petekie
•Edema paru sering terjadi pada kematian yang berhubungan
dengan hipoksia.
01
ASFIKSIA
MEKANIK
Hanging
Penggantungan adalah suatu
keadaan dimana terjadi konstriksi dari
leher oleh alat penjerat yang
ditimbulkan oleh berat badan korban
sendiri baik seluruh ataupun sebagian.
Dengan demikian alat penjerat bersifat
pasif sedangkan berat badan bersifat
aktif sehingga terjadi kosntriksi pada
leher.
Mekanisme Kematian Hanging : Mekanisme Kematian :
• Asfiksia Saluran udara tertutup karena
• Gangguan sirkulasi darah ke otak pangkal lidah terdorong keatas
karna tertekannya vena jugularis belakang, ke arah dinding
dan atau arteri carotis sehingga posterior faring. Palatum molle
terjadi cerebral hipoksia. dan uvula terdorong ke atas,
• Syok karena terjadi refleks vagal menekan epiglottis sehingga
• Kerusakan batang otak atau menutup lubang faring.
sumsum tulang belakang
Cara Kematian :
▪Bunuh diri (Suicidal). Kejadian paling banyak dijumpai
▪Pembunuhan (Homicidal Hanging). Biasanya sebelum digantung
dibunuh terlebih dahulu dengan cara lain. Cara ini dapat dilakukan bila
korban anak-anak atau orang dewasa yang kondisinya lemah.
▪Kecelakaan (Accidental Hanging)
Penggantungan yang terjadi akibat tidak sengaja dapat dibagi
ke dalam dua kelompok :
✓ Terjadi sewaktu bermain atau bekerja
✓ Terjadi sewaktu melampiaskan nafsu seksual yang menyimpang
(auto erotic hanging).
Pemeriksaan Jenazah :
• Jejas jerat (biasanya bentuk V) relatif terletak lebih tinggi pada leher
dan tidak mendatar, melainkan lebih meninggi di bagian simpul, kulit
mencekung ke dalam sesuai dengan bahan penjeratnya, berwarna coklat,
perabaan kaku, dan akibat bergesekan dengan kulit leher, maka pada tepi
jejas dapat ditemukan luka lecet.
• Distribusi lebam mayat pada kasus gantung, mengarah ke bawah yaitu
pada kaki, tangan dan genitalia eksterna, bila korban tergantung cukup
lama.
• Pada kasus gantung diri, kebanyakan wajah jenazah tampak pucat, lidah
menjulur keluar dan kering
Alur jejas jerat menuju ke belakang Sianosis pada bibir, lidah
kiri pada regio cervical (titik simpul menjulur ke luar
dibawah telinga kiri/atypical hanging)
Penjeratan
(Strangulation by ligature)

Penjeratan adalah penekanan benda


asing berupa tali, ikat pinggang, rantai,
stagen, kawat, kabel, kaos kaki, dan
sebagainya, melingkari atau mengikat leher
yang semakin lama semakin kuat sehingga
saluran pernapasan tertutup.
Pada penjeratan, kekuatan berasal
dari tarikan kedua ujung alat penjerat.
Mekanisme Kematian Mekanisme Kematian :
✓Tertutupnya jalan napas akibat
Penjeratan/Strangulation : laring yang tertekan ke belakang ke
• Tertutupnya jalan napas sehingga timbul arah dinding faring sehingga lumen
tertutup oleh karena mendapat
hipoksia tekanan dari samping dan depan.
• Refleks vagal Tekanan dari depan akan menutup
jalan napas, sedangkan dari samping
• Tertutupnya arteri karotis sehingga akan menutup pembuluh darah
jaringan otak kekurangan darah disamping leher

✓Karena tekanan tidak sekeras


hanging sehingga muka tidak sianosis.
Tekanan pada vena jugularis dan
tekanan tidak komplit pada arteri
karotis menyebabkan perdarahan
kecil pada wajah, konjungtiva, scalp
dan fascia diatas m.temporalis
Cara Kematian :
▪Bunuh diri (Self strangulation). Jarang terjadi
▪Pembunuhan. Biasanya dengan simpul mati dan sering terlihat
bekas luka pada leher (paling sering terjadi)
▪Kecelakaan. Dapat terjadi pada orang yang sedang bekerja
dengan selendang di leher dan tertarik masuk kedalam mesin
atau bayi yang terjerat oleh tali pakaian sendiri
Pemeriksaan Jenazah
• Jejas jerat pada leher biasanya mendatar, melingkari leher dan terdapat lebih
rendah daripada jejas jerat pada kasus penggantungan.
• Bila alat yang digunakan untuk menjerat bersifat lunak dan lebar seperti
handuk atau selendang sutera, maka jejas mungkin tidak ditemukan dan pada
otot leher sebelah dalam dapat atau tidak ditemuka sedikit resapan darah.
• Bila alat yang digunakan untuk menjerat bersifat kasar seperti tali, maka bila
tali bergesekan pada saat korban melawan akan menyebabkan luka lecet
disekitar jejas jerat, yang tampak jelas berupa kulit yang mencekung berwarna
coklat dengan perabaan kaku, pada otot leher sebelah dalam tampak banyak
resapan darah
Contoh luka lecet tekan pada regio cervical
Pencekikan
(Manual strangulation)

Pencekikan adalah penekanan


leher dengan menggunakan tangan,
yang menyebabkan dinding saluran
napas bagian atas tertekan dan
terjadi penyempitan saluran napas
sehingga udara pernapasan tidak
dapat lewat.
Mekanisme Kematian Penjekikan: Mekanisme Kematian :
• Tertutupnya jalan napas Tertutupnya jalan napas
sehingga timbul hipoksia dengan satu atau dua tangan
• Refleks vagal menekan leher sehingga
• Tertutupnya arteri karotis menekan sisi-sisi laring dan
sehingga terjadi gangguan menutup glotis
sirkulasi darah ke otak
Cara Kematian :
▪Pembunuhan (paling sering terjadi)
▪Kecelakaan
Pemeriksaan Jenazah
• Luka lecet berbentuk bulan sabit yang disebabkan oleh tekanan kuku
pelaku; dimana dari distribusi luka tersebut dapat diketahui apakah
korban dicekik dengan tangan kanan, kiri, atau keduanya
• Patahnya tulang lidah disertai dengan resapan darah pada jaringan ikat
dan otot di sekitarnya merupakan petunjuk yang hampir pasti bahwa
korban pasti bahwa korban mati dicekik
• Bila mekanisme kematian karena asfiksia, maka pada korban akan
ditemukan tanda-tanda asfiksia
• Bila mekanisme kematian karena refleks vagal, tidak ada edema paru,
dan pada otot leher bagian dalam tidak ditemukan perdarahan
Kiri : Posisi tangan pelaku saat mencekik;
Kanan : Reaksi korban untuk mencoba
melepaskan cekikan tangan pelaku
Pembekapan
(Smothering)
Pembekapan adalah penutupan
lubang-lubang eksternal seperti
lubang hidung dan mulut sehingga
menghambat pemasukan udara ke
paru-paru.
Asfiksia jenis smothering
disebabkan oleh adanya sumbatan
mekanik di jalan napas bagian luar,
seperti hidung dan mulut.
Cara Kematian :
▪Bunuh diri (Self smothering). Biasa pada pasien sakit jiwa dan orang
tahanan, menggunakan gulungan kasur, bantal, dan pakaian.
▪Pembunuhan. Biasanya terjadi pada kasus pembunuhan anak sendiri.
▪Kecelakaan
✓ Bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya, terutama bayi
prematur bila hidung dan mulut tertutup oleh bantal atau selimut.
✓ Anak-anak dan dewasa muda yang terkurung dalam suatu tempat yang
sempit dengan sedikit udara, misalnya terbekap dengan atau dalam
kantung plastik.
Pemeriksaan Jenazah
•Korban umumnya wanita gemuk, orang tua yang lemah, orang dewasa
yang berada di bawah pengaruh obat-obatan, dan anak-anak
•Kelainan yang ditemukan berupa luka lecet atau luka memar terdapat
pada mulut, hidung, dan daerah sekitarnya
•Sering didapatkan memar dan robekan pada bibir khususnya bagian
dalam yang berhadapan dengan gigi
•Pada anak-anak, oleh karena tenaga untuk melakukan pebekapan tidak
terlalu besar maka kelainan biasanya minimal; yaitu luka lecet tekan
dan atau memar pada bibir bagian dalam yang berhadapan dengan gigi
dan rahang
•Pembekapan dapat pula dilakukan dengan bantuan benda lunak
misalnya bantal, seringkali tidak ditemukan luka disekitar mulut
Luka memar pada bibir bawah Luka lecet pada bibir
bagian dalam bagian dalam
Penyumbatan
(Gagging & Choking)

Pada keadaan ini, terjadi sumbatan


jalan napas oleh benda asing, yag
mengakibatkan hambatan udara masuk
ke paru-paru.
Gagging : sumbatan terdapat dalam
orofaring,
choking : sumbatan pada laringofaring.
Mekanisme Kematian :
Asfiksia atau refleks vagal akibat rangsangan pada
reseptor nervus vagus yang menimbulkan inhibisi kerja
jantung sehingga menimbulkan cardiac arrest dan
kematian.
Cara Kematian :
▪Bunuh diri (Suicide). Jarang terjadi karena sulit sulit untuk memasukkan
benda asing ke dalam mulut sendiri disebabkan adanya refleks batuk dan
muntah. Umumnya korban adalah penderita sakit mental atau tahanan.
▪Pembunuhan (Homicidal choking). Umumnya korban adalah bayi, orang dengan
fisik lemah atau tidak berdaya
▪Kecelakaan
✓ Tertawa atau menangis saat makan, sehingga makanan masuk ke dalam
saluran pernapasan
✓ Regurgitasi makanan yang kemudian masuk ke dalam saluran
pernapasan.
Pemeriksaan Jenazah
• Pada pemeriksaan jenazah dapat ditemukan tanda-tanda asfiksia baik pada
pemeriksaan luar maupun pembedahan jenazah. Dalam rongga mulut
(orofaring atau laringofaring) ditemukan sumbatan berupa sapu tangan,
kertas koran, gigi palsu, bahkan pernah ditemukan arang, batu dan
sebagainya. Bila benda asing tidak ditemukan, cari kemungkinan adanya
tanda kekerasan yang diakibatkan oleh benda asing.
Asfiksia Traumatik
Terjadi karena penekanan dari luar pada dinding dada yang menyebabkan
dada terfiksasi dan menimbulkan gangguan gerak pernapasan misalnya
tertimbun pasir, tanah, runtuhan tembok atau tergencet saat saling
berdesakan.
Mekanisme kematian dapat diakibatkan oleh kegagalan pernapasan dan
sirkulasi. Pada mayat ditemukan sianosis dan bendungan hebat. Perbendungan
pada muka menyebabkan muka membengkak dan penuh dengan petekie, edema
konjungtiva dan perdarahan sub-konjungtiva. Petekie terdapat pula pada leher,
bokong, dan kaki.
02
ASFIKSIA
NON-MEKANIK
Keracunan
1. Karbon Monoksida (CO)
• Karbon monoksida (CO) adalah gas, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna yang merupakan produk sampingan dari pembakaran tidak
sempurna bahan yang mengandung karbon
• CO berikatan dengan hemoglobin (Hb)
• Dengan afinitas 240 kali lebih kuat daripada oksigen, CO menghambat
penyerapan dan pengangkutan oksigen oleh darah sehingga terjadi hipok-
sia jaringan. CO juga berikatan kuat dengan mioglobin (substansi yang
mengikat oksigen dalam jaringan otot) sehingga menyebabkan hipoksia pada
otot
• Post Moterm : Jumlah hemoglobin yang berikatan dengan CO (COHb) pada
saat kematian Orang normal memiliki COHb kurang dari 5%. Seorang
perokok mungkin memiliki hingga 10%, meskipun bebe- rapa perokok berat
bisa mencapai 15% saturasi hemoglobin
Keracunan
2. Sianida
• Racun sianida (CN) adalah racun kuat
• Racun ini terdapat dalam beberapa macam umbi (misalnya, ketela pohon
tertentu, kentang, dan sebagainya) atau pada biji buah apel, kacang-kacangan
tertentu, dan sebagainya.
• Pada keadaan sehari-hari, racun sianida dalam dosis kecil yang masuk tubuh
akan segera diubah menjadi tiosianat dengan bantuan enzim rbodanase.
• Jika racun tersebut masuk ke dalam tubuh dalam jumlah besar, maka
kemampuan detoksikasi ini jauh terlampaui sehingga timbul gangguan
kesehatan, (
• Sianida mempunyai kemampuan yang besar untuk bergabung dengan ion ferri
(Fe"), yang juga banyak terdapat pada sitokrom oksidase, yang berfungsi
penting dalam pemindahan oksigen ke dalam sel. Dengan ter ikatnya Fe pada
sitokrom oksidasi oleh sianida, maka enzim itu kehilangan fungsinya, sehingga
mengakibatkan hipoksia jaringan.
03
TENGGELAM
Definisi
Tenggelam Merupakan salah satu
bentuk hambatan jalan napas
(suffocation) yang menyebabkan
asfiksia yang disebabkan karena
masuknya atau terhisap masuknya
cairan atau air kedalam jalan napas
hingga kedalam alveoli paru
Klasifikasi
Primary drowing Dry drowning:
01 Korban meninggal dalam beberapa
menit setelah kejadian tenggelam
(kurang dari 30 menit) tanpa ada
03 Tenggelam yang tanpa ditemukan
cairan atau air masuk kedalam organ
pernapasan maupun organ pencernaar
pertolongan pernapasan buatan Pada kondisi ini tidak ditemukan
banyak kelainan yang bermakna

Secondary drowning Wet drowning


02 Korban meninggal dalam waktu > 30
menit sampai beberapa hari setelah
kejadian tengggelam dan sempat
04 Tenggelam yang pada pemeriksaan
ditemukan cairar atau air dalam
organ pernapasan dan atau organ
dilakukan pernapasan buatan pencernaan
Mekanisme Kematian :
✓Asfiksia akibat spasme laring
✓Asfiksia karena gagging dan choking
✓Refleks vagal
✓Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)
✓Edema pulmoner (dalam air asin)
Mekanisme kematian akibat tenggelam :
Asfiksia disebabkan oleh air yang di aspirasi → mengganggu
pertukaran gas alveolar.
Kematian terjadi akibat pengurangan jumlah udara segar yang
memasuki alveoli paru karena paru mengalami aspirasi air, dan
asfiksia disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida yang dilepaskan pada lapisan kapiler alveoli paru.
Keadaan ini disertai dengan gagal jantung akut yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan elektrolit darah karena tekanan osmotik
dari air yang telah memasuki sirkulasi darah.
Cara Kematian :
▪ Bunuh diri (Suicide). Biasanya korban yang akan bunuh diri meninggalkan
perlengkapannya dan diletakkan dengan rapi sebelum terjun ke air. Mungkin
juga ditemukan luka percobaan bunuh diri pada tubuhnya.
▪ Pembunuhan
✓ Korban akan diikat oleh pembunuh, ikatan ini tidak mungkin dilakukan
oleh korban sendiri.
✓ Dapat ditemukan tanda kekerasan lain, misalnya dipukul atau ditembak.
▪ Kecelakaan
▪ Undertermine. Bila korban ditemukan dalam air sudah dalam keadaan
membusuk sehingga tidak dapat diketahui cara kematiannya.
Pemeriksaan Luar Korban Tenggelam

•Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur, dan benda-benda
asing lain yang terdapat dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air.
•Penurunan suhu mayat (algor mortis)
•Lebam mayat (livor mortis) akan tampak jelas pada dada bagian depan, leher dan
kepala. Lebam mayat berwarna merah terang (air dingin).
•Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang berdarah.
•Kutis anserine, kontraksi m.erector pilli
•Washer woman’s hand
•Cadaveric spasme
•Luka-luka lecet dan pembusukan
Kutis anserina Washer woman’s hand Cadaveric spasme
Pemeriksaan Bedah Jenazah

• Busa halus dan benda asing (pasir, tumbuh-tumbuhan air) dalam


saluran pernapasan (trakea dan percabangannya).
• Paru-paru membesar seperti balon, lebih berat, sampai menutupi
jantung. Pada pengirisan banyak keluar cairan. Keadaan ini terutama
terjadi pada kasus tenggelam di laut.
• Petekie sedikit sekali karena kapiler terjepit diantara septum
interalveolar. Mungkin terdapat bercak-bercak perdarahan yang
disebut bercak Paltauf akibat robeknya penyekat alveoli (Polsin).
• Otak, ginjal, hati dan limpa mengalami bendungan.
• Lambung dapat sangat membesar, berisi air, lumpur dan sebagainya
yang mungkin pula terdapat dalam usus halus.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Diatom
2. Pemeriksaan Darah Jantung
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai