Asfiksia Mekanik, Non Mekanik & Tenggelam. NR
Asfiksia Mekanik, Non Mekanik & Tenggelam. NR
Asfiksia Mekanik, Non Mekanik & Tenggelam. NR
01
Ilmiah
03
Keracunan
02
Trauma/Mekanik
Etiologi Asfiksia
▪ Penyakit
✓ Gangguan masuknya oksigen ke dalam paru-paru.
✓ ex : edema laring, laringitis difteri, abses, tumor
▪ Trauma Mekanik
✓ Obstruksi mekanik saluran napas
✓ Ex : Strangulasi, sufokasi, drowning, asfiksia traumatik
▪ Intoksikasi (Keracunan)
✓ Keracunan morfin & barbiturat >> Pergerakan otot pernapasan terhenti
✓ Keracunan sianida >> terhalangnya penggunaan oksigen oleh darah
Patofisiologi Asfiksia
Secara klinis keadaan asfiksia sering disebut anoksia atau hipoksia. Pembagian anoksia meliputi :
01 03
Anoxic Anoxia Anemic Anoxcia
Oksigen tak dapat masuk aliran Darah tidak mampu mengangkut
darah atau tidak cukup bisa oksigen yang cukup
mencapai aliran darah
02 04
Anoxia Anoxia
Gangguan dari sirkulasi darah Sel-sel tidak dapat
misal adanya embolism udara, mempergunakan oksigen
trombosis dan jerat pada dengan baik
pembuluh darah
Patofisiologi Asfiksia
1) Anoksia Anoksik (Anoxic anoxia)
1)Fase Dispnea
2)Fase Konvulsi
3)Fase Apnea
4)Fase Terminal
Fase/Stadium Asfiksia
DKAT
3). Sianosis
Sianosis merupakan warna kebiru-biruan yang terdapat pada kulit dan
selaput lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb
tereduksi (Hb yang tidak berikatan dengan O2), pada kuku jari tangan
dan kaki serta pada daerah bibir .
4). Tetap cairnya darah
Terjadi karena peningkatan fibrinolisis pasca kematian
Pemeriksaan Luar Korban Asfiksia
• Terdapat sianosis, mudah terlihat pada daerah bibir dan ujung-
ujung jari.
• Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap dan terbentuk lebih
cepat.
• Busa halus pada hidung dan mulut
• Gambaran bendungan pada mata berupa pelebaran pembuluh
darah konjungtiva bulbi dan palpebral
• Tampak bintik perdarahan >> Tardieu’s Spot
Pemeriksaan Bedah Jenazah
Korban Asfiksia
•Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer, karena fibrinolysis
darah yang meningkat pasca mati.
•Busa halus di dalam saluran pernapasan
•Bendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam tubuh sehingga
berwarna lebih gelap & pada pengirisan banyak mengeluarkan darah.
•Petekie
•Edema paru sering terjadi pada kematian yang berhubungan
dengan hipoksia.
01
ASFIKSIA
MEKANIK
Hanging
Penggantungan adalah suatu
keadaan dimana terjadi konstriksi dari
leher oleh alat penjerat yang
ditimbulkan oleh berat badan korban
sendiri baik seluruh ataupun sebagian.
Dengan demikian alat penjerat bersifat
pasif sedangkan berat badan bersifat
aktif sehingga terjadi kosntriksi pada
leher.
Mekanisme Kematian Hanging : Mekanisme Kematian :
• Asfiksia Saluran udara tertutup karena
• Gangguan sirkulasi darah ke otak pangkal lidah terdorong keatas
karna tertekannya vena jugularis belakang, ke arah dinding
dan atau arteri carotis sehingga posterior faring. Palatum molle
terjadi cerebral hipoksia. dan uvula terdorong ke atas,
• Syok karena terjadi refleks vagal menekan epiglottis sehingga
• Kerusakan batang otak atau menutup lubang faring.
sumsum tulang belakang
Cara Kematian :
▪Bunuh diri (Suicidal). Kejadian paling banyak dijumpai
▪Pembunuhan (Homicidal Hanging). Biasanya sebelum digantung
dibunuh terlebih dahulu dengan cara lain. Cara ini dapat dilakukan bila
korban anak-anak atau orang dewasa yang kondisinya lemah.
▪Kecelakaan (Accidental Hanging)
Penggantungan yang terjadi akibat tidak sengaja dapat dibagi
ke dalam dua kelompok :
✓ Terjadi sewaktu bermain atau bekerja
✓ Terjadi sewaktu melampiaskan nafsu seksual yang menyimpang
(auto erotic hanging).
Pemeriksaan Jenazah :
• Jejas jerat (biasanya bentuk V) relatif terletak lebih tinggi pada leher
dan tidak mendatar, melainkan lebih meninggi di bagian simpul, kulit
mencekung ke dalam sesuai dengan bahan penjeratnya, berwarna coklat,
perabaan kaku, dan akibat bergesekan dengan kulit leher, maka pada tepi
jejas dapat ditemukan luka lecet.
• Distribusi lebam mayat pada kasus gantung, mengarah ke bawah yaitu
pada kaki, tangan dan genitalia eksterna, bila korban tergantung cukup
lama.
• Pada kasus gantung diri, kebanyakan wajah jenazah tampak pucat, lidah
menjulur keluar dan kering
Alur jejas jerat menuju ke belakang Sianosis pada bibir, lidah
kiri pada regio cervical (titik simpul menjulur ke luar
dibawah telinga kiri/atypical hanging)
Penjeratan
(Strangulation by ligature)
•Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur, dan benda-benda
asing lain yang terdapat dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air.
•Penurunan suhu mayat (algor mortis)
•Lebam mayat (livor mortis) akan tampak jelas pada dada bagian depan, leher dan
kepala. Lebam mayat berwarna merah terang (air dingin).
•Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang berdarah.
•Kutis anserine, kontraksi m.erector pilli
•Washer woman’s hand
•Cadaveric spasme
•Luka-luka lecet dan pembusukan
Kutis anserina Washer woman’s hand Cadaveric spasme
Pemeriksaan Bedah Jenazah