MAKALAH AKHLAK TASAWUF KELOMPOK 1 SEMESTER 2 Clear

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKHLAK TASAWUF
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu: Bapak Aliwan,M.Pd.I

Disusun Oleh:

1. Siti Arina sofiyanur (12310077)


2. Ainun Najib (12310095)
3. Ahmad Badri (12310002)
4. Nurma Rahmawati Hidayah ( ……….)

PROGRAM STUDI PAI/HKI/PGMI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALISEMBILAN
SEMARANG TAHUN 2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................i

BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………........ii

A. Latar Belakang………………………………………………...............................1

B. Rumusan Masalah ............................................................ ................................2

C .Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN

A . Pengertian Akhlak menurut para Ahli dan Pengertian Istilah lainya akhlak yaitu
etika,moral,susila atau sopan.........................................................................................3

B Sumber dasar Akhlak dari Al Qur’an Al Hadist,Rosulullah,Sahabat,Ulama atau


tokoh islam.....................................................................................................................4

C.Macam-macam Akhlak yaitu Akhlak terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat,


Negara, Agama, Alam sekitar……………..............................................................5.6.7

D. Ruang lingkup Akhlak meliputi iman,islam,ihsan, akhlak baik akhlak


buruk..............................................................................................................................8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................9

Daftar
Pustaka........................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi
umatnya. Akhlak menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Menurut Imam Ghozali, akhlak
adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah tidak memerlukan pertimbangan pikiran
lebih dahulu.1 Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur sedetail-
detailnya segala sesuatu. Islam adalah agama yang selamat dan juga
menyelamatkan. Islam adalah agama yang sempurna dan agama yang
mengatatkan bagi siapa yang mengikuti ajarannya dengan benar sesuai yang
diperintahkan Allah dan Rasulnya. Islam sendiri berarti istislam penyerahan
diri kepada yang pemberi selamat, dan Islam juga berati salâm yang berarti
keselamatan. Keselamatan yang diberikan Allah kepada umat Islam bukan
hanya sekedar keselamatan di dunia semata akan tetapi keselamatan yang
kekal abadi juga Allah berikan kepada umat Islam, yaitu keselamatan di
akhirat. Islam bukan hanya sekedar penyerahan diri dan tunduksaja, tapi Islam
juga memiliki konsekwensi yang harusdilaksanakan oleh pemeluknya.2
Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa akhlaq merupakan sifat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sedangkan Al-Ghozali,
mengatakan bahwa akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa yang
meinimbulkan macam-macam perbuatan dengan gamblang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.3
Pendidikan adalah salah satu sarana untuk membentuk kepribadian
manusia, sebagaimana tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia.
Dengan kata lain, manusia adalah khalifah di muka bumi ini yang memiliki
tanggung jawab untuk memakmurkan bumi dan menjadi manusia
sebaikbaiknya. Sebagaimana Firman Allah dalam al-Qur’an:
ٰۤ
ُ‫ض َخ ٍِ ْيفَةً ۗ لَاٌُ ْْٓىا اَتَجْ عَ ًُ فِ ْي َها َِ ْٓ يُّ ْف ِسدُ فِ ْي َها َويَ ْس ِفه‬ ِ ‫َواِ ْذ لَا َي َربُّهَ ٌِ ٍْ ٍَّ ِٕى َى ِة اِ ِّٔ ْي َجا ِع ًٌ فِى ْاْلَ ْر‬
َْ‫ِّس ٌَهَ ۗ لَا َي اِ ِّٔ ْْٓي ا َ ْعٍَ ُُ َِا َْل ت َ ْعٍَ ُّ ْى‬
ُ ‫سبِّ ُح ِب َح ّْدِنَ َؤُمَد‬ َ ُٔ ُٓ ْ‫اٌ ِدّ َِ ٰۤا َۚ َء َؤَح‬
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah

1
Erwin Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam (Ponorogo: STAIN PO Press,
2009), h. 181.
2
Ishom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin, (Kairo: Dar al-Hadist, 1998),
vol. 1, h. 183-184.
3
Beni Ahmad Saebeni dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 14.
Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan
darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan
nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 30)4
Pendidikan karakter sendiri merupakan nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum,
tata krama, budaya, dan adat istiadat. Karakter dapat juga diartikan sama
dengan akhlak dan budi pekerti, sehingga karakter bangsa identik dengan
akhlak bangsa atau budi pekerti bangsa.5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamanakah pengertian Akhlak menurut para Ahli.?
2. Apa saja sumber dasar Akhlak.?
3. Apa saja Macam-macam Akhlak.?
4. Bagaimanakah Ruang lingkup Akhlak.?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian Akhlak menurut para Ahli.
2. Untuk mengetahui sumber dasar Akhlak.
3. Untuk mengetahui Macam-macam Akhlak.
4. Untuk mengetahui Ruang lingkup Akhlak.

4
Al-Qur’an terjemahan Departement Agama RI special for women, (Bandung: PT Sygma
Examedia Arkanleema, 2009), h. 30.
5
Fitri, Reiventing Humen Character, h. 20.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak dan Menurut Para Ahli


Menurut istilah etimology (bahasa) perkataan akhlak berasal dari
bahasa Arab yaitu, Akhlak yang mengandung arti “budi pekerti, tingkah laku,
perangai, dan tabiat”. Sedangkan secara terminologi (istilah), makna akhlak
adalah suatu sifat yang melekat dalam jiwa dan menjadi kepribadian, dari
situlah memunculkan perilaku yang spontan, mudah, tanpa memerlukan
pertimbangan.6
Berdasarkan makna diatas, dapat dipahami bahwa apa yang konkrit
dari setiap aktivitas, sangat dientukan oleh kondisi jiwa pelakunya yang
berupa tingkah laku, perangai, dan tabiat. Disinilah kemudian Imam
AlGhozali berfikir, sebagimana yang telah dikutip oleh M. Hasyim Syamhudi
dalam bukunya yang berjudul “Akhlak Tasawuf” bahwa:
“Jika kondisi jiwa itu melahirkan aktivitas indah dan terpuji, baik
menurut akal dan syara‟, maka hal tersebut dinamai akhlak yang baik,
namun bila yang keluar itu adalah aktivitas yang jelek, maka dinamai
akhlak yang jelek”.7

Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan pengertian


akhlak sebagai berikut :
1. Menurut Ibnu Mazkawaih, akhlak merupakan keadaan jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa melalui
pertimbangan pikiran dan perencanaan.
2. Menurut Al-Ghozali: “fakhluqu baratu’an haiatin fin nafsi raasikhatun
„anha tashdurul af‟alu bisuhuulatin wa yusrin min ghairi hajaatin ila
fikrin wa ru‟yatin”. (akhlak adalah sifat tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dilakukan tanpa perlu
kepada pemikiran dan pertimbangan).
3. Menurut Rosihan Anwar, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan dan
pilihan terlebih dahulu.
4. Asnil Aida Ritonga berpendapat bahwa “Akhlak adalah suatu keadaan
yang melekat pada jiwa yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan yang
mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan dan penelitian.”8

6
Adjat Sudrajat dkk, Din Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum,
(Yogyakarta: UNY Perss, 2008), h. 88.
7
M. Hasyim Syamhudi, Akhlak Taswuf., h. 2.
8
Asnil Aidah Ritonga, Irwan, (2013), Tafsir Tarbawi, Bandung : Cita Pustaka Media, h. 309.

3
5. Mahmud Syaltut juga mempertegas pengertian kata akhlak lebih spesifik
lagi yaitu : Akhlak itu adalah karakter, moral, kesusilaan dan budi baik
yang ada dalam jiwa dan memberikan pengaruh langsung kepada
perbuatan. Diperbuatnya mana yang diperbuat dan ditinggalkannya mana
yang patut ditinggal. Jadi akidah dengan seluruh cabangnya tanpa akhlak
adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat dijadikan tempat
berlindung kepanasan, untuk berteduh kehujanan dan tidak ada pula
buahnya yang dapat dipetik. Sebaliknya akhlak tanpa akidah hanya
merupakan bayangan-bayangan bagi benda yang tidak tetap dan selalu
bergerak.9
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa akhak
merupakan keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut
benar-benar telah melekat sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.

B. Sumber Dasar Akhlak


Yang dimaksud dengan sumber dasar akhlak adalah yang menjadi
ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan
ajaran Islam, dasar sumber akhlak adalah al-Qur’an dan sunnah.10 Tingkah
laku nabi Muhammad SAW merupakan contoh suri teladan bagi umat
manusia semua. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an:
ٍُْ ‫ع ِظي‬ ٍ ٍُ‫غي َْر َِ ُّْٕ ْى َۚ ٍْ َوأَِّهَ ٌَ َعٍى ُخ‬
َ ‫ك‬ َ ‫َوا َِّْ ٌَهَ َْلَجْ ًرا‬
“Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang
tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu (Nabi Muhammad)
benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al-Qalam: 3-4).

Ayat diatas menginformasikan kepada umat manusia, bahwa nabi


Muhammad SAW, memiliki pahala dan kebajikan yang tidak pernah
putusputusnya. Dan Muhammad Saw itu benar-benar memiliki akhlak yang
paling agung. Karena itulah, Muhammad Saw dijadikan sebagai uswah (suri
teladan).

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam agama Islam.


Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat dari berbagai sunnah qouliyah
(sunnah dalam bentuk perkataan) Rasulullah seperti yang telah diuraikan
Yunahar Ilyas, Rasulullah Saw., menempatkan penyempurnaan akhlak yang
mulia sebagai misi dalam sejarah penyampaian Islam di muka bumi ini.
Seperti yang yang terdapat dalam hadist yaitu :

ِ ‫ِإَّٔ َّا بُ ِعثْتُ ألُت ِ َّّ َُ َِ َى‬


ِ ‫ار ََ األ َ ْخال‬
‫ق‬
9
Syaltut, Mahmud, (1985), Akidah dan Syari’ah Islam, Jakarta : Bina Aksara, hal. 190.
10
Yunhar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007), h. 10.

4
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan
akhlak.” (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah)11

Aminuddin juga menjelaskan sumber akhlak yaitu : Sumber akhlak


adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.
Sebagaimana keseluruhan ajaran agama Islam, sumber akhlak adalah al-Quran
dan sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada
pandangan konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk
dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu’tazilah.12
Sedangkan menurut para ahli dasar akhlak itu adalah adat kebiasaan,
yang harus dinilai dengan norma-norma yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunah
Rasul kalau sesuai dikembangkan kalau tidak harus ditinggalkan.13 Sedangkan
tujuan dari akhlak itu sendiri adalah menanam tumbuhkan rasa keimanan yang
kuat, menanam kembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah, amal
soleh, dan akhlak yang mulia. Menumbuh kembangkan semangat untuk
mengolah dan sekitar sebagai anugrah Allah SWT kepada manusia.14

C. Macam-macam Akhlak
Melihat demikian luasnya interaksi yang terjadi pada setiap individu,
maka penulis melihat bahwa macam-macam akhlak terbagi dari beberapa
bagian sebagaimana yang telah dijelaskan Muhammad Daud Ali yaitu :
1. Akhlak terhadap Allah atau Pencipta (Kholik)
Akhlak terhadap Allah (Kholid) dapat diaplikasikan dalam bentuk
sebagai berikut :
a. Mentauhidkan Allah Mentauhidkan Allah yaitu mengesakan Allah
dan tidak menduakannya. Mencintai allah melebihi cinta kepada apa
dan siapapun juga dengan mempergunakan firman-firman_Nya
dalam al-Quran sebagai pedoman hidup dan kehidupan.
b. Taqwa Artinya melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala
larangan_Nya.
c. Senantiasa berdoa dan hanya meminta kepada Allah.;
d. Tawakkal (berserah diri) kepada Allah.
2. Akhlak terhadap Diri Sendiri Akhlak terhadap diri sendiri berupa :
a. Memelihara kesucian diri,

11
HR. Al-Bukhari al-Adabul Mufrada no. 273 (shahiihah Adabul Mufrad no. 207) Ahmad
(11/381 dan al-Hakim (11/613), dari Abu Hurairah r.a. dishahihkan oleh Syaikh al-Albani (no. 45).
12
Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Graha Ilmu, h. 96.
13
Mudhor Ahmad, Etika dalam Islam, t.t h. 15.
14
Association for Supervision and Curriculum Developement, “Moral Education in The
Life of School,” ASCD Panel on Moral Education (1998), h. 4-5.

5
b. Menutup „aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut
hukum dan akhlak Islam),
c. Jujur dalam perkataan dan perbuatan,
d. Malu melakukan perbuatan jahat ,
e. Ikhlas,
f. Sabar,
g. Rendah hati ,
h. Menjauhi dengki,
i. Menjauhi dendam,
j. Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain,
k. Menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.
Jadi dapat dipahami bahwa akhlak terhadap diri sendiri adalah
pemenuhan semua urusan kita sepenuhnya kepada_Nya, baik yang
menyangkut jasmani maupun rohani.
3. Akhlak terhadap Keluarga dan Karib Kerabat
Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat antara lain :
a. Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan
keluarga,
b. Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak,
c. Berbakti kepada Ibu Bapak,
d. Mendidik anak-anak dengan kasih sayang,
e. Memelihara hubungan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah
meninggal dunia,
f. Memelihara keturunan.
4. Akhlak terhadap Masyarakat
Adapun Akhlak terhadap masyarakat menurut Abu Ahmadi dan Noor
salimi antara lain :
a. Memuliakan tamu,
b. Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
bersangkutan,
c. Saling menolong dan melakukan kebajikan dan takwa,
d. Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri dan orang
lain agar tidak melakukan perbuatan jahat (mungkar),
e. Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan
kehidupannya,
f. Bermusyawarah dalam segala urusan dan mengenaikan kepentingan
bersama,
g. Mentaati keputusan yang telah diambil,
h. Menepati janji.

6
5. Akhlak Dalam Bernegara
Akhlak dalam bernegara perlu untuk disadari oleh kita agar kita dapat
menjadi semakin sensitif terhadap persoalan yang terjadi pada bangsa dan
negara kita. Bukan hanya hal ini didorong dengan kekhawatiran akan
bobroknya generasi kita, apabila tidak dibekali dengan pengetahuan
tentang akhlak yang cukup, untuk menjalani kehidupan kedepannya.
Berikut merupakan akhlak dalam bernegara:
a Musyawarah
b Menegakkan keadilan
c Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
d Hubungan Pemimpin dan yang dipimpin
6. Akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan hidup) antara lain :
A. Sadar memelihara kelestarian lingkungan hidup ;
B. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna
dan flora (hewan dan tumbuhan) yang sengaja diciptakan Tuhan
untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya. Hal ini juga
terdapat dalam al-Quran surat Yunus : 101 dan al-Baqarah : 60 .
Karena itu Tuhan telah menundukkan kepada manusia matahari dan
bulan, malam dan siang, lautan dan sungai, bumi dan gunung-gunung
dan seluruh angkasa luas. Pendeknya semua dihidangkan dihadapan
manusia untuk dipergunakan, diselidiki, digali, dicari rahasianya dan
dinikmati hasilnya dengan sebaik-baiknya ;
C. Sayang pada sesama makhluk.

Jadi, akhlak terhadap lingkungan sebagaimana yang diajarkan dalam


al-Quran bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
Cara berakhlak terhadap lingkungan diantaranya, memelihara kelestarian
lingkungan, menjaga kebersihan lingkungan, dan menyayangi mahkluk hidup.
Sedangkan menurut Aminuddin akhlak terbagi pada dua macam yaitu
akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) dan akhlak tercela (akhlakul
madzmumah).
a. Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji adalah sikap sederhana yang lurus sikap sedang tidak
berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur, tepat
janji, istiqamah, berkemaan, berani, sabar, syukur, lemah lembut dan lain-
lain.
b. Akhlak Tercela

7
Akhlak tercela yaitu semua apa-apa yang telah jelas dilarang dan
dibenci oleh Allah swt yang merupakan segala perbuatan yang
bertentangan dengan akhlak terpuji.15

D. Ruang Lingkup Akhlak


Berdasarkan berbagai macam definisi akhlak, maka akhlak tidak
memiliki pembatasnya, ia melingkupi dan mencakup semua kegiatan, usaha,
dan upaya manusia, yaitu dengan nilai-nilai perbuatan. Dalam perspektif
Islam, akhlak itu komprehensif dan holistik, dimana dan kapan saja mesti
berakhlak. Oleh sebab itulah merupakan tingkah laku manusia dan tidak akan
pernah berpisah dengan aktivitas manusia.
Jadi, ruang lingkup akhlak Islam adalah seluas kehidupan manusia itu
sendiri yang mesti diaplikasikan fi kulli al-makan wa fi kulli al zaman.
Akhlak Islam meliputi:
1. Hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya. Bersyukur
kepada Allah. Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuandan
kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Adapun akhlak kepada
Allah meliputi selalu menjaga tubuh dan pikiran dalam keadaan bersih,
menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar, dan menyadari bahwa
semua manusia sederajat.
2. Akhlak terhadap sesama manusia. Banyak sekali rincian tentang
perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal itu tidak
hanya berbentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif seperti
membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang
benar, melainkan juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib
sesama. Akan tetapi akhlak kepada sesama manusia meliputi menjaga
kenormalan pikiran orang lain, menjaga kehormatannya, bertenggang
rasa dengan keyakinan yang dianutnya, saling tolong menolong dan
lain-lain.
3. Akhlak terhadap lingkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan
makhluk hidup lainnya, termasuk air, udara, tanah, tumbuh-tumbuhan,
dan hewan. Jangan membuat kerusakan dimuka bunmi ini.
Perhatikanlah firman Allah SWT:

ُّ‫ّٰللاُ َْل ي ُِحب‬ َ ‫ض ٌِيُ ْف ِسدَ فِ ْي َها َويُ ْهٍِهَ ْاٌ َح ْر‬
ّٰ ‫ث َوإٌَّ ْس ًَ ۗ َو‬ َ ‫َواِذَا ت ََىٌّٰى‬
ِ ‫سعى فِى ْاْلَ ْر‬
َ َ‫ْاٌف‬
َ‫ساد‬
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanamtanaman dan

15
Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan
Agama Islam, Jakarta: Graha Ilmu, h. 96.

8
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”.(QS. Al-
Baqarah: 205).

Ruang lingkup akhlak itu dapat berupa seluruh aspek kehidupan


seseorang sebagai individu, yang bersinggungan dengan sesuatu yang ada di
luar dirinya. Karena sebagai individu, dia pasti berinteraksi dengan
lingkungan alam sekitarnya, dan juga berinteraksi dengan berbagai kelompok
kehidupan manusia secara sosiologis, dan juga berinteraksi secara
methaphisik dengan Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta.
Dari pengertian diatas menunjukan bahwa akhlak adalah kebiasaan
atau sikap yang mendalam dalam jiwa manusia dimana timbul perbuatan
dengan mudah dan gampang tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu yang
dilakukan berulangulang hingga menjadi kebiasaan dan perbuatan itu bisa
mengarah pada perbuatan yang baik atau buruk.16 Rasulullah SAW bersabda:

َ ْ‫إِ َّْ أ َ ْو َّ ًَ ْاٌ ُّؤْ ِِِٕيٓ إِي َّأًا أَح‬


‫سُٕ ُه ُْ ُخٍُمًا‬
“Sesunggihnya orang-orang mukmin yang sempurna imannya adalah
yang paling baik akhlaknya.” (HR, Tirmidzi)17

Kesadaran bahwa manusia dalam hidupnya membutuhkan manusia


lainnya menimbulkan perasaan bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk
berbuat yang terbaik bagi orang lain, karena Islam mengajarkan bahwa
sebaikbaik manusia adalah yang banyak mendatangkan kebaikan bagi orang
lain. Dan kesadaran manusia untuk berbuat baik sebanyak mungkin tersebut
akan melahirkan sikap peduli kepada orang lain karena Islam mengajarkan
untuk berbuat baik dalam segala hal dan melarang perbuatan yang jahat atau
tercela. Karena pada dasarnya baik atau buruknya perbuatan seseorang akan
kembali kepada dirinya masing-masing.
Oleh karena itu akhlak sangat diperlukan dalam pergaulan sehari-hari
karena itu pelajaran akidah akhlak sangatlah dibutuhkan terutama bagi pelajar
disekolah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi Berdasarkan tulisan di atas
diketahui bahwa antara akhlak dengan etika, dan moral memiliki
kesamaan arti, cakupan dan tujuan. Namunpun demikian, juga memiliki
perbedaan satu sama lainnya. Dalam perspektif Islam akhlak dan tasawuf

16
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 81.
17
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta, LPPI, 2000), h. 8.

9
sangat berkaitan erat karena samasama bertujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Serta dapat pula disimpulkan 4 hal yaitu bahwa
Akhlak, etika dan moral adalah suatu disiplin ilmu yang membicarakan
tentang persoalan baik dan buruk, Antara akhlak, etika dan moral,
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama
mengkaji masalah baik dan buruk, sedangkan perbedaanya adalah terletak
pada landasan yang dipakai, Dalam konteks sejarah, antara akhlak dan
tasawuf memiliki tujuan dan esensi yang sama, yaitu sebagai jalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta Indikator orang berakhlak
adalah beriman atau tidaknya seseorang. Salah satu karakter seseorang
dikatakan beriman adalah ketika ia mampu melahirkan kedamaian dan
ketenteraman bagi alam lingkungannya

10
DAFTAR PUSTAKA

Erwin Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam (Ponorogo: STAIN PO


Press, 2009), h. 181.

Ishom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin, (Kairo: Dar al-Hadist,


1998), vol. 1, h. 183-184.

Beni Ahmad Saebeni dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Setia,
2012), h. 14.

Al-Qur’an terjemahan Departement Agama RI special for women, (Bandung: PT


Sygma Examedia Arkanleema, 2009), h. 30.

Fitri, Reiventing Humen Character, h. 20.

Adjat Sudrajat dkk, Din Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum, (Yogyakarta: UNY Perss, 2008), h. 88.

M. Hasyim Syamhudi, Akhlak Taswuf., h. 2.

Asnil Aidah Ritonga, Irwan, (2013), Tafsir Tarbawi, Bandung : Cita Pustaka Media,
h. 309.

Syaltut, Mahmud, (1985), Akidah dan Syari’ah Islam, Jakarta : Bina Aksara, hal. 190.

Yunhar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007), h. 10.

HR. Al-Bukhari al-Adabul Mufrada no. 273 (shahiihah Adabul Mufrad no. 207)
Ahmad (11/381 dan al-Hakim (11/613), dari Abu Hurairah r.a. dishahihkan
oleh Syaikh al-Albani (no. 45).

Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan


Agama Islam, Jakarta: Graha Ilmu, h. 96.

Mudhor Ahmad, Etika dalam Islam, t.t h. 15.

Association for Supervision and Curriculum Developement, “Moral Education in The


Life of School,” ASCD Panel on Moral Education (1998), h. 4-5.

Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan


Agama Islam, Jakarta: Graha Ilmu, h. 96.

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 81.

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta, LPPI, 2000), h. 8.

11

Anda mungkin juga menyukai