Resum Patologi - Yuni Maulidia - G0B019051

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MATA KULIAH “PATOLOGI MANUSIA”

Nama : Yuni Maulidia

NIM : G0B019051

Prodi : D3 Gizi / semester 3

MERESUME PATOLOGI PENYAKIT

FLUSINGAPURA, EBOLA, LEPTOSPIROSIS, DAN LUKA BAKAR

A. Flusingapura
Flu Singapore adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal Sebagai Hand,
Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau dalam bahasa indonesia Penyakit Tangan, Kaki,
dan Mulut (PTKM).Flu ini adalah penyakit berjangkit infeksi yang disebabkan oleh virus
RNA yang masuk alam famili Picornaviridae,Genus Enterovirus (non polio).
1) Terdapat beberbagai faktor tertentu yang bisa meningkatkan seseorang terserang
flu Singapura. Contohnya:
 Tak menjaga kebersihan diri dengan baik. Kebersihan diri yang buruk
memberikan peluang virus untuk menginfeksi tubuh.
 Usia, flu Singapura lebih sering menyerang balita.
 Sering melakukan kegiatan atau bekerja di tempat umum. Kontak atau
berada di tengah-tengah banyak orang dalam waktu lama, bisa
meningkatkan risiko terserang virus ini.
2) ETIOLOGI
HFMD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang
masuk dalam famili Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ), Genus Enterovirus
(non Polio). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus.Di
dalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus,
Echovirus dan Enterovirus. Penyebab PTKM yang paling sering pada pasien
rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan
karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah
Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.
3) Patofisiologi
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. Orang
yang belum pernah terinfeksi oleh virus yang menyebabkan HFMD beresiko
untuk terinfeksi, tapi tidak semua orang yang terinfeksi virus ini menderita
HFMD. Anak-anak lebih beeresiko untuk terkena penyakit ini karena system
imun dalam tubuh mereka masih lemah bila dibandingkan dengan orang dewasa.
4) Cara Penularan
 Penularannya melalui jalur fekal-oral (pencernaan) dan saluran
pernapasan, yaitu dari droplet (butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan
vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi cairan) atau ekskreta.
 Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan
makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu.
 Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoa
5) Gejala
 Demam tidak tinggi±38,3 derajat C selama 2-3 hari
 Anoreksia
 Malaise (feeling sick)
 Nyeri perut
 Sakit pada mulut dan tenggorokan
 Batuk
 Kadang-kadang : demam tinggi, sangat lemah, diare, atralgia, miokarditis
dan pneumonia, meaningoencephalitis
6) Hal yang Perlu Dihindari
 Menghindari kontak dengan anak-anak yang terinfeksi
 Tidak membawa anak yang sakit ke tempat yang padat pengunjung
 Tidak menggunakan peralatan makan,pakaian,sepatu anak yang sakit.
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, buang air besar dan kontak
dengan penderita
 Bintik yang melepuh/vesikel sebaiknya dibiarkan mengering alami, jangan
dipecah karena mengandung virus.
B. Ebola
Ebola adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan virus ebola. Penyakit ini
dikenal dengan Ebola Virus Disease (EVD) atau Ebola Hemorrhagic Fever (EHF).
Ebolavirus adalah salah satu virus dari sekitar 30 virus yang diketahui menyebabkan
sindrom demam berdarah (Hemorrhagic Fever Syndrome).
1) Etiologi
Terdapat lima macam genus virus ebola penyebab penyakit ini, yaitu
Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Reston Ebolavirus , Sudan ebolavirus (SUDV),
Zaire ebolavirus, dan Tai Forest virus (TAFV) yang dulu dikenal dengan Ivory
Coast Ebolavirus (CIEBOV).Virus mungkin ditularkan melalui kontak
melalui darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi (biasanya monyet atau
kelelawar).
2) Masa Inkubasi
Masa inkubasi (rentang waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh
hingga muncul gejala pertama) dari penyakit Ebola adalah sekitar 2 hingga 21
hari. Penularan virus Ebola hanya mulai terjadi pada saat gejala sudah muncul.
3) Gejala
 Gejala awal
 Demam
 Sakit kepala
 Merasa sangat lemas
 Nyeri pada otot dan sendi
 Sakit tenggorokan
 Setelah gejala awal muncul gejala lanjutan
 Muntah
 Sakit perut
 Diare
 Ruam
 Gangguan fungsi hati dan ginjal
 Pendarahan dlaam tubuh
4) Pengobatan Ebola
Belum ditemukan obat untuk memberantas virus Ebola. Tetapi penelitian
terus dilanjutkan untuk menemukan vaksin dan obat yang efektif untuk
menangani penyakit ini. Perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk
mendukung kekebalan tubuh pasien dalam melawan virus. Pasien umumnya akan
menerima cairan melalui infus untuk mencegah dehidrasi. Selama tubuh
memerangi penyakit Ebola, tekanan darah, kadar oksigen dalam darah, serta
fungsi organ-organ tubuh pasien harus dipertahankan semaksimal mungkin.
C. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh suatu
mikrorganisme Leptopsiro interogans.
1) Etiologi
Beberapa serovar L. interrogans yang menginfeksi manusia diantaranya:
L. icterohaemorrhagica dengan reservoir tikus.
L. canicola dengan reservoir anjing.
L. Pomona dengan reservoir sapi dan babi.
2) Patofisiologi
Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir,
memasuki aliran darah dan berkembang, lalu menyebar ke seluruh jaringan tubuh.
Masa inkubasinya sekitar 2-26 hari, biasanya 7-13 hari dan rata-rata 10 hari.
Klinis leptospirosis dibagi menjadi dua fase (bifasik), yaitu fase leptospiremia
(fase akut/fase septikemi) serta fase imun.
3) Tanda dan Gejala
Mual, muntah, meriang, sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, kulit atau area
putih pada mata yang menguning, demam tinggi, ruam, iritasi atau kemerahan di
area mata, batuk, flu, kehilangan nafsu makan, diare.
4) Pengobatan Leptospirosis
Infeksi leptospirosis diobati dengan suntikan antibiotik untuk membasmi
bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat kondisi ini. Obat-
obatan antibiotik yang umumnya digunakan adalah penisilin dan tetracycline.
D. Luka Bakar
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi
yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.
1) Etiologi
Paparan api (flame dan benda panas), aie panas, uap panas, gas panas, aliran
listrik, zat kimia,radiasi, dan sunburn.
2) Klasifikasi Luka Bakar
 Derajat 1
o Kerusakan terbatas/kematian pada bagian epidermis kulit yang
dsertai pelebaran pembuluh darah
o Kulit kering
o eritema (kulit kemerahan)
o Nyeri
o Tidak ada bula (gelembung)
 Derajat 2
o Meliputi epidermis dan dermis
o Pembuluh darah di bawah kulit menumpuk dan mengeras
o Eritema dan timbul gelembung (bula)
o Dasar luka berwarna merah/pucat
o Nyeri
 Derajat 3
o Kerusakan meliputi seluruh sel epitel kulit (epidermis, dermis dan
lapisan yg lebih dalam/subkutis)
o Tidak ada bula
o Kulit berwarna abu-abu dan pucat
o Kering
o Pembuluh darah trombosis
o Tidak nyeri
3) Luas Luka Bakar
Estimasi menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan = 1%
luas permukaan tubuh.
 Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa
o Kepala = 9%
o Tubuh bagian depan = 18%
o Tubuh bagian belakang = 18%
o Ekstremitas atas = 18%
o Ekstremitas bawah kanan = 18%
o Ekstremitas atas = 18%
o Daerah genitalia = 1%.
 Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan
kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil.
Rumus 10 untuk bayi
Rumus 10-15-20 untuk anak.
4) Pembagian Luka Bakar
 Luka bakar berat (major burn)
o Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di
atas usia 50 tahun
o Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada
butir pertama
o Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
o Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa
memperhitungkan luas luka bakar
 Luka bakar sedang (moderate burn)
o Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka
bakar derajat III kurang dari 10 %
o Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau
dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
o Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa
yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
 Luka bakar ringan
o Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
o Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
o Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai
muka, tangan, kaki, dan perineum
5) Patofisiologi
 PD yg terpajan suhu tinggi rusak& permeabilitas↑  sel darah rusak 
anemia
 Permeabilitas↑  edema  bula yang mengandung banyak elektrolit 
volume cairan intravaskuler ↓
 Kerusakan kulit akibat luka bakar  cairan ↓ akibat penguapan yang
berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar
derajat II, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat III.
6) Fase Luka bakar
 Fase awal, fase akut, fase syok
Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau trauma
multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan
cairan elektrolit, syok hipovolemia.
 Fase setelah syok berakhir, fase sub akut
Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system
Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.
 Fase lanjut
Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan.
Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut
hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain
7) Tatalaksana resusitasi cairan
 Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah
cairan hari kedua.
 Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah
cairan hari kedua.

Anda mungkin juga menyukai