4 Bop

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENGANGGARAN PERUSAHAAN

“BIAYA OVERHEAD PABRIK”

( Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah penganggaran perusahaan pada prodi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam )

Dosen Pengampuh : Rusdi Prayoga, S.E.,M.M

Disusun Oleh Kelompok 4 :

HAMRIANA : 90200121003

KASMILA NUR :90200121023

AHMAD FAUZI :90200121013

ST. MUASYARAH :90200121009

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “biaya overhead pabrik”
ini dapat tersusun, guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah penganggaran
perusahaan . Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarganya dan para sahabatnya. Pada Kesempatan ini kami menyampaikan ucapan
terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah penganggaran perusahaan bapak Rusdi
Prayoga, SE.,MM. Semoga apa yang beliau ajarkan dapat menjadi manfaat dan amal jariyah
bagi beliau di akhirat kelak. Tidaklupa juga kami mengucapkan terima kasih atas bantuan
dari semua pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan sumbangan pikiran maupun
materinya.

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang
terdapat didalamnya, untuk itu demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik dari para pembaca. Demikian makalah ini, semoga
dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca.

Gowa, 31 Maret 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................2

C. MANFAAT.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. PENGERTIAN ANGGARAN BOP.................................................................3

B. TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BOP...............................................4

C. PENGGOLONGAN BOP.................................................................................5

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN BOP............................6

E. MENGHITUNG TARIF BOP...........................................................................8

F. METODE ALOKASI BOP...............................................................................11

G. STUDI KASUS.................................................................................................12

BAB III PENUTUP...........................................................................................................17

A. KESIMPULAN.................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
pada umumnya sebuah perusahaan memiliki tujuan atau sasaran yang harus dicapai. l l l l l l l l l l l

Salah satu tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan keuntungan yang besar dengan l l l l l l l l l l l l l l

meminimalkan biaya yang terlibat dalam proses produksi. Laba atau rugi sering digunakan
l l l l l l l l

untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Komponen penghasil laba adalah pendapatan dan
l l l l l l l l l l l

biaya.
Biaya adalah salah satu sumber informasi terpenting dalam analisis strategis l l l l l l

perusahaan. Proses penentuan dan analisis biaya bisnis dapat me nggambarkan kinerja bisnis
l l l l l l l l

di masa mendatang. Pada dasarnya permasalahan yang sering terjadi di perusahaan adalah l l l l l l

perencanaan biaya yang dilakukan perusahaan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya
l l l l l l l l l l l

(realisasi biaya). Oleh karena itu, untuk mencapai produksi yang efisien, diperlukan
l l l l l l l l l l l l

pengendalian biaya produksi yang terlibat.


l l l l

Pengendalian biaya penting bagi perusahaan karena biaya produksi merupakan bagian
l l l l l l l l l

dari biaya produksi yang digunakan untuk menentukan harga barang yang dijual untuk l l l l l l l l l l

produk manufaktur. Banyak perusahaan yang kesulitan mendapatkan bahan baku karena
l l l l l l l l l l

harga yang tiba-tiba naik atau tidak sesuai dengan harga bahan baku yang ditetapkan l l l l l l

manajemen. Biaya bahan baku adalah salah satu dari tiga faktor biaya produ k dan biasanya
l l l l l

merupakan bagian besar dan signifikan dari total biaya produksi perusahaan.
l l l l l l

Dalam dunia manajemen, sangat penting untuk melacak berbagai kegiatan yang l l l l l l l l l

dilakukan, terutama dalam hal-hal yang melebihi harapan, seperti biaya BOP (Pabrik
l l l l l l l

Overhead). Menurut Abdul Halim (2010:90) Biaya overhead pabrik (BOP) adalah semua
l l l l l l l l l l

biaya produksi yang tidak dapat digolongkan se bagai biaya bahan langsung atau biaya l l l l

tenaga kerja langsung. Perusahaan juga perlu mengoptimalkan biaya overhead manufaktur
l l l l l l l l l l l l l

untuk keuntungan maksimum dengan menganalisis varians biaya overhead manufaktur.


l l l l l l l l l l l l

Menurut Abdul Halim (2010:293) "Varian biaya overhead pabrik adalah perbedaan biaya
l l l l l l l l

karena perbedaan antara biaya overhead pabrik aktual dan biaya overhead pabrik standar."
l l l l l l l l

Efisiensi biaya overhead pabrik dapat ditentukan dengan membandingkan hasil analisis
l l l l l l l l

selisih biaya overhead pabrik dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya.


l l l l l l l l l

1
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud anggaran biaya overhead pabrik l l l

2. Apa saja tujuan penyusunan biaya overhead pabrik


l l l l l l l

3. Apa saja golongan yang termasud biaya overhead pabrik l l l l

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi anggaran biaya overhead pabrik l l l l l

5. Bagaimana langkah menghitung tarif biaya overhead pabrik l l l l

6. Metode apa saja yang digunakan untuk mengalokasi biaya overhead pabrik
l l l l l l l l

7. Studi kasus biaya overhead pabrik


l l l l

C.MANFAAT PEMBELAJARAN

Dengan disusunya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat memperluas
l l l l l l l l l

wawasan serta dapat menjadi bahan pembelajaran yang bermanfaat bagi kita semua
l l l l l l l

khususnya mengenai biaya overhead pabrik pada perusahaan


l l l l l l l l

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang te rkait dengan proses produksi di pabrik, l l l l l l

tidak termasuk biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Karena ada terlalu
l l l l l l l l l

banyak jenis biaya yang terlibat dalam operasi manufaktur, diperlukan perhatian khusus. l l l l l l l l l l

Anggaran biaya overhead pabrik merupakan rencana rinci biaya tidak langsung yang l l l l l l

berhubungan dengan proses produksi pada periode berikutnya, meliputi jenis biaya, waktu dan
l l l l l l l l l l l l l l

tempat (departemen) dimana biaya tersebut akan dikeluarkan.


l l l l l l l l l

Biaya overhead pabrik atau disingkat BOP, menyatakan bagian dari biaya tidak l l l l

langsung yang terkait dengan pembuatan produk, yaitu biaya pendukung yang dikeluarkan
l l l l l l l l l l l l

dalam pembuatan produk tersebut. Biaya ini menjadi bagian dari produk dan dialokasikan ke
l l l l l l l l l

produk dengan cara yang berbeda. Dalam akuntansi, biaya manufaktur atau BOP sering
l l l l l l l l l

dianggap sebagai biaya produksi tidak langsung. l l l

Biaya overhead pada dasarnya adalah biaya atau pengeluaran yang tidak mudah l l l l l l l

dilacak dan sulit untuk ditetapkan ke unit biaya tertentu dan oleh karena itu tidak dapat l l l l l l l l l l l l

dikaitkan langsung dengan produk dan jasa yang dihasilkan. Namu n, biaya overhead sangat l l l l l l

penting untuk produksi dan bisnis karena berperan penting dalam membantu produksi dan
l l l l l l l l l l l

operasi bisnis menghasilkan laba perusahaan. Dapat dikatakan bahwa tanpa biaya produksi
l l l l l

tersebut, akan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk menjalankan operasinya.
l l l l l l l l l l

Misalnya, untuk memproduksi suatu produk, Anda jelas membutuhkan gedung dan l l l l l l l l l l l l l

listrik atau utilitas lain untuk melakukan kegiatan produksi. Biaya sewa bangunan dan listrik l l l l l l l l l l

dikeluarkan untuk kebutuhan operasi umum perusahaan, bukan untuk pesanan. atau hanya
l l l l l l l l l l l l l l l l l

untuk beberapa produk. Sebuah perusahaan harus membayar biaya overhead berkelanjutan
l l l l l l l l l l l l l l l l

terlepas dari apakah perusahaan memproduksi sejumlah besar produk (volume tinggi) atau
l l l l l l l l l l l l l

jumlah kecil (volume rendah).


l l l l l

Misalnya, perusahaan masih harus membayar sewa gedung sebesar Rp. 50 juta, l l l l l l l l l l

meskipun jumlah unit yang diproduksi hanya 1000 unit (low volume) atau secara massal
l l l l l l l l l l

hingga 10.000 unit (high volume). l l l

 Definisi biaya overhead pabrik menurut Salman (2013:26) Overhead adalah biaya produksi
l l l l l l l l l

yang dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. l l l l l l l l l

Biaya pabrik meliputi biaya utilitas atau bahan tambahan, penyusutan peralatan pabrik, l l l l l l l l

1
biaya sewa bangunan pabrik, dan biaya overhead lainnya.
l l l l

 Definisi overhead pabrik menurut Garrison et al. (2013:56), biaya overhead pabrik adalah
l l l l l l l l l

semua biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja
l l l l l l l l

langsung.” l

 Definisi biaya overhead manufaktur menurut Halim (2005:90) Biaya Overhead Manufaktur
l l l l l l l l l l l l

adalah semua biaya produksi yang tidak dapat digolongkan se bagai biaya bahan langsung
l l l l l

atau biaya tenaga kerja langsung.


l l l l

Tidak ada hadits yang secara khusus membahas tentang overhead atau pengendalian l l l l l l l l l l

produksi di pabrik-pabrik. Hadits atau Sunnah Nabi Muhammad SAW merupakan sumber
l l l l l l l l

ajaran dan pedoman bagi umat Islam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam urusan l l l l l l l l l

bisnis dan keuangan. Namun, Hadits lebih banyak tentang etika bisnis dan moralitas, seperti
l l l l l l l l

prinsip kejujuran, keadilan dan kepercayaan dalam transaksi bisnis.


l l l l l l

Salah satu hadits yang berkaitan dengan prinsip tersebut adalah hadits yang l l l l l l

diriwayatkan oleh Abu Hurairah di mana Rasulullah SAW bersabda: l l l l l l

“Barangsiapa yang melakukan penipuan dalam jual beli, maka ia akan tetap berada di l l l l l l l l

bawah kutukan Allah sampai dia meninggalkan tindakan penipuan ini.” (HR Bukhari dan
l l l l l l

Muslim). l

Dari hadits ini kita dapat be lajar bahwa dalam berbisnis, umat Islam harus bertindak l l l l l

jujur dan tidak curang. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya
l l l l l l l l l l

keadilan dalam berbisnis. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi
l l l l l l l

Muhammad SAW bersabda:


l l

"Jangan menghina dirimu sendiri dan jangan biarkan dirimu dianiaya." (HR.Muslim). l l l l l

Dari hadits tersebut dapat dipelajari bahwa pengusaha muslim harus menghormati l l l l l l l l l

hak-hak pekerja dan lingkungan serta menjalankan bisnisnya secara adil tanpa merugikan
l l l l l l l l

pihak lain. Prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam mengelola produksi pabrik, meskipun l l l l l l

tidak disebutkan secara khusus dalam perhitungan biaya pabrik.


l l l l l l l

‫َوَء اِت َذ ا ٱْلُقْر َبٰى َح َّق ۥُه َو ٱْلِم ْس ِكيَن َو ٱْبَن ٱلَّس ِبيِل َو اَل ُتَبِّذ ْر َتْبِذ يًرا‬

Arab-Latin: wa āti żal-qurbā ḥaqqahụ wal-miskīna wabnas-sabīli wa lā tubażżir tabżīrā l l

Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang l l l l l l l l

miskin dan orang yang dalam pe rjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan l l l l l

(hartamu) secara boros. l l

2
— Surat Al-Isra Ayat 26 l

‫ِإَّن ٱْلُمَبِّذ ِريَن َك اُنٓو ۟ا ِإْخ َٰو َن ٱلَّش َٰي ِط يِن ۖ َو َك اَن ٱلَّش ْيَٰط ُن ِلَر ِّبِهۦ َك ُفوًرا‬

Arab-Latin: innal-mubażżirīna kānū ikhwānasy-syayāṭīn, wa kānasy-syaiṭānu lirabbihī l l

kafụrā
Artinya: Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan l l l l l l l l

itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.


l l l

B. TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Anggaran biaya overhead pabrik umumnya dibuat dengan tujuan sebagai berikut. l l l l l l l l l l l

1. Tujuan umum BOP adalah sebagai alat pengendalian kerja, koordinasi kerja dan
l l l l l l l l l

pengendalian kerja, yang dapat membantu manajemen dalam operasional perusahaan.


l l l l l l l l l l

2. Tujuan khusus program neraca pembayaran, antara lain sebagai berikut. A. Ketahui cara
l l l l l l l l l l l

menggunakan biaya secara lebih efektif.


l l l l l l

3. Lebih spesifik tentang harga produk. Pengetahuan tentang distribusi BOP tergantung pada
l l l l l l l l l l l

tempat penyelesaian (departemen) pembayaran.


l l l l l l l l

4.Sebagai alat pemantauan BOP.


l l l

C. PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya overhead manufaktur dibagi menjadi tiga kategori: l l l l l l

1. Penggolongan biaya overhead menurut jenisnya. l l l l l l l

Sebuah perusahaan yang membuat produk sesuai pesanan. Oleh karena itu BOP adalah biaya
l l l l l l l l l l l l l

produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi yang
l l l l l l l

termasuk dalam biaya BOP dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut.
l l l l l l l l l

1. biaya persediaan. l l

2. biaya perbaikan dan pemeliharaan. l l l

3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung. l l l

4. Biaya yang timbul dari penilaian aktiva tetap l l l

5. Biaya yang timbul dari waktu ke waktu. l l l l

3
6. Biaya produksi lainnya yang secara langsung memerlukan biaya tunai. l l l l l l l

2. Klasifikasi biaya overhead manufaktur menurut perilakunya sehubungan dengan l l l l l l l l l l l l l

perubahan volume produksi.


l l l l l

Biaya overhead dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: l l l l l

1. Overhead produksi tetap l l l l

2. Overhead variabel di pabrik; Dan l l l

3. Overhead Semi-variabel. l l l l

1. Biaya tetap l

Biaya tetap adalah biaya yang cenderung tetap konstan dari bulan ke bulan, terlepas
l l l l l l l l l l

dari volume aktivitas dan berdasarkan asumsi tertentu seperti praktik manajemen, periode
l l l l l l l l l l l l l

waktu dan lain-lain. Pengeluaran yang termasuk dalam kategori biaya tetap ini meliputi
l l l l l l l l l l

gaji, pajak properti, asuransi dan penyusutan (tidak termasuk yang dihitung dengan metode l l l l l l l l l l l

pendapatan).
l

Biaya tetap hanya ditentukan dalam kaitannya dengan periode anggaran tertentu dan
l l l l l l l l l

bidang yang relevan. Daerah yang bersangkutan adalah daerah operasi normal dalam artian l l l l l l l

perusahaan bermaksud untuk beroperasi di daerah operasi tersebut. Biaya tetap dapat
l l l l l l l l l l l l l l

berubah dari tahun fiskal ke fiskal karena premi (seperti tarif asuransi, tarif gaji manajerial,
l l l l l l l l l l

atau tarif pajak properti dan bangunan) atau kebijakan manajemen (aset tambahan yang
l l l l l l l l

memengaruhi jumlah biaya penyusutan) berubah. ).


l l l l l l l l l

2. harga variabel l

Biaya variabel adalah biaya yang be rvariasi secara keseluruhan dalam kaitannya l l l l l l l

dengan perubahan volume operasi, tetapi spesifik per unit. Dengan demikian, variabel
l l l l l l l l l l l l l

BOP adalah neraca pembayaran, yang berubah sebanding dengan perubahan volume l l l l l l l l l l

kegiatan. Semakin besar volume kegiatan, semakin besar neraca pembayaran. Sebaliknya,
l l l l l l l l l l l

semakin kecil volume kegiatan, semakin kecil pula neraca pembayaran. Dalam hal ini
l l l l l l l l l l

tingkat kegiatan usaha dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity base), seperti B. jam
l l l l l l l

tenaga kerja langsung (DLH), jam mesin (DMH) dan satuan barang (kg, liter, dll). Biaya
l l l l l l

yang termasuk dalam kategori biaya variabel Jain meliputi biaya bahan baku langsung,
l l l l l l l l

biaya tenaga kerja langsung dan listrik. Karena otoritas anggaran, setiap departemen
l l l l l l l l

menentukan tingkat biaya variabel ini (volume), sedangkan tarif (harga) ditetapkan oleh
l l l l l l l l l

4
pusat (direktur).
l l l

3. Biaya semi variabel l l

Biaya semi variabel bersifat campuran, yaitu antara biaya tetap dan biaya variabel. l l l l l l l

BOP semi variabel adalah BOP yang mengalami perubahan, tetapi perubahan tersebut
l l l l l l l l l l l

tidak sebanding dengan perubahan volume operasi. Untuk menentukan persentase neraca
l l l l l l l l l l l l l l l l

pembayaran dan pengelolaan biaya, setengah perubahan neraca pembayaran dibagi


l l l l l l l l l

menjadi dua bagian: biaya tetap dan biaya variabel. Biaya yang termasuk dalam kategori
l l l l l l l

biaya semivariabel antara lain biaya te naga kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan,
l l l l l l l

biaya peralatan, bahan baku tidak langsung dan lain-lain. Sebagai contoh harga listrik.
l l l l

Biaya ini bersifat tetap karena perusahaan harus membayar biaya langganan jasa listrik l l l l l l l

setiap bulannya yang bersifat tetap, dan juga memiliki bagian yang variabel karena biaya
l l l l l l l l

ini meningkat ketika volume usaha perusahaan meningkat.


l l l l l l l l

Jenis biaya yang termasuk dalam overhead pabrik (BOP). Jenis pembayaran berikut
l l l l l l l l l

diklasifikasikan sebagai gambar pembayaran. l l

A. Biaya baku tidak langsung (indirect materials) l l l l

Bahan pembantu adalah bahan yang bukan merupakan bagian dari produk akhir, atau l l l l l l l

bahan yang nilainya, meskipun merupakan bagian dari produk akhir, relatif kecil l l l l l l l

dibandingkan dengan biaya produksi. l l

B. Biaya tenaga kerja tidak langsung (termasuk gaji) l l l l l

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat dihitung
l l l l l l l

langsung dari produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari
l l l l l l l l l l l

upah, tunjangan dan biaya sosial yang dikeluarkan melalui tenaga kerja tidak langsung.
l l l l l l l l l

Pekerjaan tidak langsung terdiri dari berikut ini. A. Karyawan yang bekerja di departemen
l l l l l l l l l l l

pembantu seperti pembangkit listrik, uap, teknik dan penyimpanan


l l l l l l l l

B. Beberapa pegawai yang bekerja di bagian produksi, seperti kepala bagian produksi,
l l l l l l l l l l

pegawai manajemen pabrik dan mandor.


l l l

C. Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan l l l

Biaya perbaikan dan pemeliharaan, yang terdiri dari biaya suku cadang, bahan habis pakai
l l l l l l

(perlengkapan pabrik) dan biaya jasa alih daya u ntuk perbaikan dan pemeliharaan
l l l l l l l

5
pekarangan, perumahan, bangunan pabrik, mesin dan peralatan, kendaraan, laboratorium
l l l l l l l l

perkakas dan aset tetap lain yang digunakan. untuk keperluan manufaktur. D. Ada biaya
l l l l l l l l l l l

yang terkait dengan penilaian aset tetap l l l l l

Golongan ini mencakup penyusutan tanah pabrik, bangunan pabrik, mesin dan peralatan, l l l l l l l l

alat laboratorium, peralatan kerja dan aktiva tetap lainnya yang digunakan di pabrik. l l l l l

E. Biaya timbul dari waktu ke waktu


l l l l l

Beban yang termasuk dalam kelompok ini meliputi asuransi gedung dan properti, asuransi
l l l l l l l l l l l

mesin dan peralatan, asuransi mobil, asuransi kecelakaan dan biaya amortisasi kerugian
l l l l l l l l

pengujian. l l

F Biaya pembuatan lainnya yang harus dipulangkan langsung l l l l l

Biaya overhead manufaktur yang termasuk dalam kelompok ini meliputi biaya perbaikan
l l l l l l l l l l

yang dialihdayakan, biaya listrik di PLN, dll. Karena banyak sekali jenis biaya dalam suatu l l l l l

pabrik, maka diperlukan perhatian khusus. Dalam merencanakan dana yang termasuk l l l l l l l l l

dalam anggaran overhead operasi, ada dua hal utama yang harus diperhatikan, yaitu orang l l l l l l l l

yang bertanggung jawab atas perencanaan biaya. l l l l

Implementasi anggaran yang komprehensif membutuhkan sistem akuntansi yang


l l l l l l l l l

bertanggung jawab atau prinsip biaya langsung yang terkenal. Setiap pusat
l l l l l l l l

pertanggungjawaban memiliki tanggung jawab dan sumber dayanya sendiri. Setiap Pusat
l l l l l l l l l

Tanggung Jawab adalah sub-unit perusahaan dan dikendalikan oleh seorang manajer.
l l l l l l l l l

Dengan membandingkan rencana (anggaran) dengan implementasi, manajer yang


l l l l l l l

memimpin pusat tanggung jawab dapat mengetahui apakah subunitnya telah mencapai
l l l l l l l l l l

tujuannya dan menggunakan sumber daya secara efektif.


l l l l l l l l l

D. Faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya overad pabrik.

Agar anggaran dapat berfungsi dengan baik, perkiraan yang dikandungnya harus l l l l l l

benar, sehingga tidak jauh berbeda dengan yang direalisasikan kemudian. Penilaian yang
l l l l l l l l l l

lebih akurat membutuhkan pengetahuan, informasi dan pengalaman. Dalam menyusun


l l l l l l l l l l l l

anggaran biaya overhead pabrik, faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan: l l l l l l

6
a) Menganggarkan (budgetary) unit yang akan diproduksi, terutama rencana jenis, kualitas
l l l l l l l l l l

dan jumlah barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu. Semakin banyak unit yang
l l l l l l l

diproduksi, semakin tinggi beban biaya overhead pabrik. l l l l l

b) Berbagai standar yang ditetapkan oleh perusahaan atas biaya overhead manufaktur
l l l l l l l l l

seperti biaya bahan pembantu, konsumsi listrik standar dan juga biaya-biaya lain di dalam
l l l l l l

perusahaan yang termasuk dalam biaya overhead manufaktur.


l l l l l l l l

c) Sistem pembayaran gaji yang digunakan oleh perusahaan, terutama gaji karyawan tidak
l l l l l l l l

langsung. d) Metode penyusutan (depresiasi) yang digunakan oleh perusahaan, khususnya


l l l l l l l l l l l l l l

penyusutan aktiva tetap di lingkungan pabrik.


l l l l l

e) Metode alokasi biaya, dimana perusahaan membagi biaya yang awalnya dikeluarkan
l l l l l l l l

sebagai satu unit (biaya terpisah) menjadi beberapa kelompok biaya tergantung dari mana
l l l l l l l l l l

biaya tersebut dinaikkan, yaitu. B. Biaya listrik di lingkungan kantor tata usaha, biaya
l l l l l l

listrik di bagian penjualan, pembayaran listrik di lingkungan produksi, biaya listrik di l l l l l

lingkungan pendukung. l l l l

Dengan kata lain, metode alokasi biaya adalah metode yang menentukan bagaimana biaya
l l l l l l l l

yang semula satu unit dibagi menjadi beberapa kelompok biaya. l l l l l l l l

Kapasitas Anggaran Overhead Pabrik Ada tiga jenis kapasitas yang perlu dipertimbangkan l l l l l l

saat membuat anggaran overhead pabrik: l l l l

• Kemampuan praktis atau teoretis


l l l l l

Ini adalah kemampuan pabrik untuk menghasilkan produk dengan kecepatan penuh tanpa l l l l l l l l l l l

henti untuk jangka waktu tertentu, dikurangi waktu yang hilang karena kendala internal.
l l l l l l l l l l l l

• Kemampuan normal
l l

Yaitu kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka
l l l l l l l l l l l l

panjang.

• Kemampuan aktual. l l l

Ini adalah kapasitas sebenarnya yang diharapkan dapat dicapai di musim mendatang l l l l

E. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik /Bop

Tarif BOP diperlukan untuk menentukan biaya produksi. Berdasarkan penentuan l l l l l l l l l l l l

7
neraca pembayaran masing-masing departemen, persentase neraca pembayaran dapat
l l l l l l l l l l

dihitung dengan membagi anggaran neraca pembayaran dengan tingkat operasional


l l l l l l l

masing-masing departemen (departemen). Biaya tenaga kerja ditentukan dalam tiga l l l l l l l l l l

langkah berikut. l l

1. Buat anggaran neraca pembayaran l l l

Saat menyusun anggaran neraca pembayaran, penting untuk memperhatikan tingkat


l l l l l l l l l l

aktivitas apa yang digunakan dalam perkiraan BOP. Ada tiga jenis kapasitas yang dapat l l l

dijadikan dasar pembuatan anggaran BOP, antara lain sebagai berikut. l l l l l

A. keterampilan praktis l l

Untuk menentukan kapasitas praktis dan kapasitas normal, pe rtama-tama perlu ditentukan
l l l l l l l l l l

kapasitas teoritisnya, yaitu produksi pabrik yang maksimal. Kapasitas teoretis dapat
l l l l l

didefinisikan sebagai kemampuan pabrik atau departemen untuk menghasilkan produk


l l l l l l l l l l l l

dengan kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu. Kapasitas praktis
l l l l l l l l l l l l

adalah kapasitas teoretis dikurangi hilangnya waktu yang tak terelakkan karena kendala l l l l l l l l

internal perusahaan. Kapasitas praktis ini harus ditentukan karena sangat tidak mungkin
l l l l l l l l

sistem akan beroperasi pada kapasitas teoritis. Oleh karena itu, saat menentukan kapasitas,
l l l l l l l l l l

spesifikasi waktu harus diperhitungkan, seperti downtime pabrik yang tidak dapat
l l l l l l l l

dihindari karena kerusakan mesin. l l l l

B. Kemampuan normal l l

Kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka


l l l l l l l l l l l

panjang. Jika hanya cadangan waktu yang dihasilkan dari faktor internal perusahaan yang l l l l

dipertimbangkan saat menentukan utilisasi, maka potensi penjualan jangka panjang juga
l l l l l l l l l

dipertimbangkan saat menentukan utilisasi normal. C. Kapasitas Aktual yang Diharapkan


l l l l l l

Kapasitas sebenarnya diharapkan tahun depan. Jika anggaran BOP didasarkan pada l l l l

kapasitas aktual yang diharapkan, ini berarti ramalan penjualan tahun depan digunakan l l l l l l l

sebagai dasar untuk menentukan kapasitas; Sebaliknya, ketika anggaran didasarkan pada
l l l l l l l l

kapasitas praktis dan normal, fokusnya adalah pada kapasitas fisik pabrik. l

8
Penentuan tarif pembayaran berdasarkan kapasitas aktual yang diharapkan merupakan
l l l l l l l l

pendekatan jangka pendek dan cara ini cenderung menghasilkan harga yang berbeda dari
l l l l l l l l l l

waktu ke waktu. Penentuan neraca berdasarkan kapasitas praktis atau kapasitas normal
l l l l l l l l l

merupakan pendekatan jangka panjang yang menghubungkan tingkat aktivitas perusahaan


l l l l l l l l l

dengan kapasitas fisik pabrik dan tidak te rpengaruh oleh perubahan penjualan yang
l l l l l l l l l

bersifat sementara. Dengan pendekatan ini, suku bunga neraca pembayaran tetap relatif
l l l l l l l l l l l l l

konstan dalam jangka waktu yang relatif lama. l l

1. Pilih basis pembayaran BOP dari produk l l

Setelah neraca pembayaran dibuat, langkah selanjutnya adalah memilih dasar untuk
l l l l l l l l l l

menghitung neraca pembayaran produk secara adil. Dasar tugas ini disebut unit aktivitas
l l l l l l l l l l

atau unit hitung, yaitu. unit untuk menentukan jumlah kegiatan yang dilakukan oleh
l l l l l l l l l l l l l l

departemen produksi dan jasa sehubungan dengan proses produksi. Satuan kegiatan ini
l l l l l l l l l l l l

sangat penting dalam penyusunan anggaran BOP karena pada dasarnya saldo merupakan l l l l l l l

hasil perkalian antara satuan kegiatan dengan persentase BOP. Di bawah ini adalah l l l l l l l

beberapa dasar yang dapat digunakan sebagai unit aktif untuk produk neraca pembayaran.
l l l l l l l l l l

A unit produksi l l

Metode ini merupakan metode yang paling mudah dan menempatkan BOP langsung pada
l l l l l l l l l l

produk. Beban BOP masing-masing produk dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
l l l l l l l l l l l

Tingkat pembayaran per unit = perkiraan tingkat pembayaran + perkiraan jumlah unit l l l l l l l l

produksi l

Metode ini cocok untuk perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Jika
l l l l l l l l l l l

sebuah perusahaan memproduksi lebih dari beberapa produk yang serupa dan terkait erat,
l l l l l l l l l l l l l l

itu ditagih berdasarkan berat atau nilai.


l l l l

B. biaya bahan baku l

Ketika gambaran pembayaran yang berlaku bervariasi tergantung pada nilai barang
l l l l l l l

(misalnya biaya asuransi komoditas), harga barang yang digunakan digunakan sebagai l l l l

dasar akuntansi. Rumus perhitungan bunga BOP adalah sebagai berikut. l l l l l l l l l

9
Jumlah pembayaran satuan = perkiraan neraca pembayaran + perkiraan harga bahan baku
l l l l l l l l

yang digunakan l

C. Biaya Tenaga Kerja Langsung l l l

Ketika sebagian besar item BOP terkait erat dengan jumlah upah TKL (misalnya pajak
l l l l l l l l l

penghasilan yang dibayarkan oleh perusahaan atas gaji karyawan), biaya TKL digunakan
l l l l l

sebagai dasar penagihan.


l l

Rumus perhitungan bunga BOP adalah sebagai berikut. Neraca pembayaran asosiasi =
l l l l l l l l l l

perkiraan tingkat pembayaran + perkiraan biaya tenaga kerja langsung


l l l l l l

D. Jam Kerja Langsung (JTKL) l l

Karena ada hubungan yang sangat erat antara biaya TKL dengan jumlah jam tenaga kerja
l l l l l l l l

langsung, maka BOP dihitung berdasarkan jam tenaga kerja langsung.


l l l l l l

Rumus perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut.


l l l l l l l

Tarif BOP Asosiasi = Peringkat BOP + Peringkat Energi Per Jam l l l l l

e. mesin jam
l l

Jika BOP bervariasi dengan waktu mesin bekerja (misalnya bahan bakar atau listrik l l l l l l l

digunakan untuk menjalankan mesin), perhitungan didasarkan pada jam mesin. Rumus
l l l l l l l l l l

perhitungan bunga BOP adalah sebagai berikut.


l l l l l l

Tingkat Pembayaran Unit = Perkiraan Tingkat Pembayaran + Perkiraan Jam Mesin l l l l l l

2. Perhitungan tarif BOP l l

Setelah anggaran BOP dibuat dan ukuran unit operasi ditentukan, langkah terakhir adalah
l l l l l l l l l l

menghitung persentase saldo dengan menggunakan rumus berikut.


l l l l l l l l l l l l

Rumus: l l

Anggaran Neraca Pembayaran Jumlah Persentase BOP + Rencana Operasional Kursus l l l l l l l l l l

F. Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Pendirian pabrik di atas konsep biaya murni merupakan metode alokasi BOP, dimana BOP
l l l l l l l

10
jasa dialokasikan langsung ke departemen produksi sesuai dengan rasio penggunaan jasa. l l l l l l l l l l l

1, metode alokasi langsung (metode alokasi langsung)


l l l l l l

Dalam metode ini, BOP dari departemen jasa didistribusikan ke setiap departemen produksi
l l l l l l l l l l l l

yang mendapat keuntungan darinya. Metode alokasi langsung digunakan ketika layanan yang
l l l l l l l l l

disediakan oleh departemen layanan digunakan/digunakan hanya oleh departemen produksi


l l l l l l l l l l l l

dan tidak ada departemen lain yang menggunakan layanan tersebut (departemen layanan tidak l l l l l l l l l l l

menggunakan layanannya).
l l

2, metode alokasi (metode langkah)


l l l l

Metode ini digunakan ketika jasa yang diberikan oleh departemen jasa tidak hanya digunakan
l l l l l l l l l l

oleh departemen produksi, tetapi juga oleh departemen jasa lainnya. Misalnya, departemen
l l l l l l l l l l l l l l

pemeliharaan terdiri dari departemen pembangkit listrik dan departemen perbaikan.


l l l l l l l l l l l

Departemen pembangkit listrik menggunakan sebagian dari layanan departemen perbaikan


l l l l l l l l l l l

untuk perbaikan mesin diesel. Di sisi lain, departemen perbaikan juga menggunakan sebagian
l l l l l l l l l l l l l l

dari layanan departemen produksi listrik untuk pengoperasian fasilitas perbaikan. Metode l l l l l l l l l l l

pengalokasian biaya overhead produksi suatu jasa dalam hal ini dapat dilakukan dengan
l l l l l l l l

menggunakan metode aljabar. Dengan cara diatas


l l l l l

G. STUDI KASUS
1. Kasus 1 l

BOP tahun 2018 pada departemen produksi dan departemen jasa sebesar Rp40.000.000
l l l l l l l l l l

dengan rincian sebagai berikut.


l l l l

a. BOP Departemen Produksi l l l l

Departemen l l l Jumlah l

Departemen Produksi I
l l l l Rp15.000.000
Departemen Produksi II
l l l l Rp10.000.000
Departemen Produksi III
l l l l Rp5.000.000
Total Rp30.000.000

b. BOP Departemen Jasa l l l

Departemen l l l Jumlah l

11
Departemen Jasa A
l l l Rp6.000.000
Departemen Jasa B
l l l Rp4.000.000
Total Rp10.000.000

c.Penggunaan Jasa
l l

Pemberi Pemakai Jasa Produksi Produksi Produksi


Jasa Jasa A Jasa B I II III
Jasa A - 10% 20% 30% 40%
Jasa B - - 30% 30% 40%

d. Jumlah produksi adalah sebanyak 1.000 unit.


l l l l

Instruksi
Hitunglah besarnya tarif BOP Departemen Produksi I, II, III!
l l l l l l

Penyelesaian
l l l

 Perhitungan tarif BOP pada departemen l l l l l

Pemberi Pemakai Departemen Produksi


Jasa Jasa Produksi I Produksi II Produksi
Jasa A Jasa B III
BOP sebelum alokasi 6.000.000 4.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000
l l l

 Alokasi dari:

Jasa A - 600.000 1.200.000 1.800.000 2.400.000


Jasa B - 4.600.000 1.380.000 1.380.000 1.840.000
Total 17.580.000 13.180.000 9.240.000

Penjelasan:
l l

 Alokasi dari Jasa A ke: l

Jasa B : 10% x 6.000.000 = 600.000


Produksi I : 20% x 6.000.000 = 1.200.000
l

Produksi II : 30% x 6.000.000 = 1.800.000


l

Produksi III : 40% x 6.000.000 = 2.400.000


l

 Alokasi dari Jasa B ke: l

Produksi I : 30% x 4.600.000 = 1.380.000


l

Produksi II : 30% x 4.600.000 = 1.380.000


l

Produksi III : 40% x 4.600.000 = 1.840.000


l

12
 BOP departemen produksi setelah alokasi Produksi I
l l l l l l l : 17.580.000
Produksi II : 13.180.000 l

Produksi III : 9.240.000 l

Total : 40.000.000

Tarif BOP per unit: l l

a. Departemen I l l l :

b. Departemen II l l l :

c. Departemen III l l l :

2. Kasus 2
Biaya overhead pada masing-masing departemen selama tahun 2018 dirincikan sebagai
l l l l l l l l

berikut. l l

Departemen Produksi Il l l l : Rp10.000.000


Departemen Produksi II
l l l l : Rp12.000.000
Departemen Pembantu X : Rp5.000.000
l l l l l

Departemen Pembantu Yl l l l l : Rp3.000.000


Total Rp30.000.000

Pemakaian jasa departemen pembantu dapat dilihat pada tabel berikut ini.
l l l l l l l l l

Pemberi Jasa Pemakai Jasa


X Y Produksi I Produksi II
X - 20% 30% 50%
Y 10% - 40% 50%

Adapun banyaknya produksi pada tahun 2000 diketahui sebesar 1.000 unit.
l l l l l l l l

Instruksi
Berdasarkan data-data di atas, Saudara diminta untuk:
l l l l

a. Menentukan besarnya tarif BOP departemen produksi I dan II tahun 2018 bila pada
l l l l l l l l l

tahun 2018 BOP diperkirakan naik 10%; serta


l l l

b. Menghitung besarnya total BOP tahun 2018 bila produksinya mengalami kenaikan
l l l l l l l

sebesar 20%.
l l

13
Penyelesaian
Besarnya BOP departemen pembantu/jasa setelah alokasi jasa
l l l l l l l l

 Departemen Pembantu X
l l l l l : X = 5.000.000 + 0,1Y
 Departemen Pembantu Y
l l l l l : Y = 3.000.000 + 0,2X
Menghitung X l l

X = 5.000.000 + 0,1Y
X = 5.000.000 + 0,1(3.000.000 + 0,2X)
X = 5.000.000 + 300.000 + 0,02X
X - 0,02X = 5.000.000 + 300.000
0,98X = 5.300.000
X = 5.408.163

Menghitung Y l l

Y = 3.000.000 + 0,2X
Y = 3.000.000 + 0,2 (5.408.163)
Y = 4.081.637

Pembebanan BOP tahun 2018


l l l

Departemen Departemen
Keterangan
Produksi I Produksi II
BOP sebelum alokasi l10.000.000
l l 12.000.000
Alokasi dari departemen: l l l

X 1.622.448 2.704.080
Y 1.632.655 2.040.817
BOP setelah Alokasi 13.255.103 16.744.887

Penjelasan:
l l

 Alokasi Departemen Pembantu X ke: l l l l l l

Produksi I : 30% x 5.408.163 = 1.622.448


l

Produksi II: 50% x 5.408.163 = 2.704.080


l

 Alokasi Departemen Pembantu Y ke: l l l l l l

Produksi I : 40% x 4.081.637 = 1.632.655


l

Produksi II: 50% x 4.081.637 = 2.040.817


l

 BOP departemen produksi setelah alokasi l l l l l l

Produksi I l = 13.255.103
Produksi II l = 16.744.897

14
30.000.000

a. Tarif BOP masing-masing departemen pada tahun 2001


l l l l

Produksi I :
l

Produksi II:
l

Tarif BOP departemen produksi


l l l l

b. BOP total tahun 2001 bila produksi naik 20%


l l

BOP total : 33.000.000 x 1.000 x 120% = 39.600.000

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang terkait dengan proses produksi di pabrik, tidak
l l l l l l

termasuk biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Anggaran biaya overhead
l l l l l l l l

pabrik merupakan rencana rinci biaya tidak langsung yang berhubungan dengan proses
l l l l l l l l l

produksi pada periode berikutnya, meliputi jenis biaya, waktu dan tempat (departemen)
l l l l l l l l l l l l l

dimana biaya tersebut akan dikeluarkan. Biaya produksi yang termasuk dalam biaya BOP
l l l l l l l l

dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut. Biaya tetap adalah biaya yang
l l l l l l l l

cenderung tetap konstan dari bulan ke bulan, terlepas dari volume aktivitas dan
l l l l l l l l l l l

berdasarkan asumsi tertentu seperti praktik manajemen, periode waktu dan lain-lain.
l l l l l l l l l l l l

Biaya tetap dapat berubah dari tahun fiskal ke tahun fiskal karena premi (misalnya tarif
l l l l l l l l

asuransi, tarif gaji manajemen atau pungutan pajak properti dan bangunan) atau kebijakan
l l l l l l l l l l

manajemen (aset tambahan yang memengaruhi jumlah biaya penyusutan) berubah. ).


l l l l l l l l l l l l

Biaya yang termasuk dalam kategori biaya variabel Jain meliputi biaya bahan baku
l l l l l l l

langsung, biaya tenaga kerja langsung dan listrik. Biaya yang te rmasuk dalam kategori
l l l l l l l

biaya semivariabel antara lain biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan,
l l l l l l l

biaya peralatan, bahan baku tidak langsung dan lain-lain. Biaya overhead manufaktur yang
l l l l l l l

termasuk dalam kelompok ini meliputi biaya perbaikan yang dialihdayakan, biaya listrik di
l l l l l l

PLN, dll.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, M. (2020). Penganggaran Perusahaan. Jakarta Selatan.


l l l l

Eko Sudarmanto, A. F. (2021). Penganggaran Perusahaan. Bandung.


l l l l l l

Herispon. (2015). Anggaran Perusahaan Analisis Dan Aplikasi. Jakarta.


l l l

Raprayogha, R. (2022). Anggaran Perusahaan Dalam Perspektif Ekonomi Islam Analisis


l l l l l

Dan Anplikasi. Depok.


l

https://tafsirweb.com/37728-surat-al-isra-ayat-26-27.html
l l

17

Anda mungkin juga menyukai