Askep Oral Thrush
Askep Oral Thrush
Askep Oral Thrush
ORAL THRUSH
Di susun oleh :
Nama : Windayona Hadi Prasetya
NIM : 1002108
Prodi : SI/ IIA
1. LATAR BELAKANG
Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang
sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai
moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga
mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa
gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan angka
kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang
dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal,
dan sebagainya.
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi
merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana
Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama.
Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM,
yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan oleh genus
Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes, dan tujuh
diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C.
glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat menjadi patogen, dan C.
albicanmerupakan jamur terbanyak yang terisolasi dari tubuh manusia sebagai
flora normal dan penyebab infeksi oportunistik. Terdapat sekitar 30-40% Kandida
albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada neonatus, 45-65%
pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-
88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada
pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS
Penyakit ini kemudian diteliti lagi oleh Pepy. Beliau melihat jamur itu pada
moniliasis/candidiasis/sariawan pada bayi yang disebutnya oral thrush, sehingga
ia menamakan jamur itu thrush fungus. Veron (1835) menghubungkan penyakit
pada bayi tersebut dengan infeksi pada saat dilahirkan dengan sumber infeksi
dari alat kandungan ibunya. Berg (1840) berkesimpulan bahwa alat minum yang
tidak bersih dan tangan perawat yang tercemar jamur merupakan faktor penting
dalam penyebarab infeksi ini. Berdasarkan bentuknya yang bulat lonjong dan
berwarna putih diberikanlah nama Oidium Albicans. Nama oidium kemudian
berubah menjadi monilia. Beberapa nama peneliti mencoba mempelajarinya,
antara lain Wilkinson yang menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya
Berkhout (1923) menamakan jamur itu dalam genus candida.
3. DEFINISI
Oral trush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit – langit dan pipi bagian
dalam (Wong : 1995). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa
untuk diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral Trush ini sering
disebut juga denagn oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada
masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang,
kecuali pada bayi yang mendapatkan pengobatan antibiotik atau imunosupresif
(Nelson, 1994: 638)
Oral Trush ini kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang
mendapatkan susu formula (Pengganti air Susu Ibu – PASI). Sisa susu yang
berupa lapisan endapan putih tebal pada lidah bayi ini dapat dibersihkan dengan
kapas lidi yang dibasahi dengan air hangat.
Oral trush ini juga harus denagn stomatitis. Stomatitis merupakan inflamasi dan
ulserasi pada membran mukosa mulut. Anak yang mengalami stomatitius
biasanya tidak mau makan atau minum (M. Scharin, 1994: 448).
4. ETIOLOGI
Oral thrush dan infeksi Candida lainnya dapat terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menjadi lemah oleh karena penyakit atau obat-obatan seperti prednison,
atau ketika antibiotik mengganggu keseimbangan alami mikroorganisme dalam
tubuh.
1. HIV/AIDS
Virus human immunodeficiency (HIV) merupakan virus penyebab AIDS, yang
dapat menimbulkan kerusakan atau menghancurkan sel-sel sistem kekebalan
tubuh. Sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi oportunistik yang
biasanya tubuh akan menolak. Serangan berulang dari oral trush mungkin
merupakan tanda pertama dari infeksi HIV.
2. Kanker
Jika seseorang menderita kanker, sistem kekebalan tubuhnya mungkin akan
melemah oleh karena penyakit kanker tersebut dan karena perawatan penyakit,
seperti kemoterapi dan radiasi. Penyakit kanker dan perawatan penyakit ini
dapat meningkatkan risiko infeksi Candida seperti oral thrush
3. Diabetes mellitus
Jika seseorang menderita diabetes yang tidak diobati atau diabetes yang tidak
terkontrol dengan baik, air liur (saliva) mungkin akan mengandung sejumlah
besar gula, sehingga dapat mendorong pertumbuhan candida.
5. GEJALA KLINIS
Awalnya, seseorang mungkin tidak menyadari gejala oral trush. Tergantung pada penyebab,
tanda dan gejala dapat terjadi tiba-tiba dan bertahan untuk waktu yang lama. Gejala-gejala
tersebut, antara lain:
a. Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut, gusi, dan
amandel (tonsil)
b. Lesi menyerupai keju
c. Nyeri
d. Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
e. Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut (terutama pada pemakai gigi
tiruan)
f. Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
g. Kehilangan selera makan
Pada kasus yang berat, lesi dapat menyebar ke bawah ke kerongkongan dan
esofagus (Candida esophagitis). Jika hal ini terjadi, pasien mungkin akan
mengalami kesulitan menelan atau merasa seolah-olah makanan terjebak di
tenggorokan.
6. PATOFISIOLOGI
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina.
Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida
lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik yang
mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga
memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp. juga mengeluarkan
mikotoksin –diantaranya gliotoksin– yang mampu menghambat aktivitas
fagositosis dan menekan sistem imun lokal. Terbentuknya kolonisasi Candida sp.
memudahkan proses invasi tersebut berlangsung sehingga menimbulkan gejala
pada pejamu.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Berikan makanan yang bertekstur lembut dan cair, pada intinya yang mudah
ditelan dan disuapi. Hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, agar
tidak menambah luka.
Makanan yang banyak mengandung vitamin C dan B serta zat besi, dapat
memercepat proses penyembuhan. Misalnya buah-buahan dan sayuran hijau.
Kekurangan vitamin C dapat memudahkan si kecil mengalami sariawan.
Olesi bagian yang sariawan dengan madu.Jika telah diberi obat, biasanya obat
kumur, tetapi tak juga sembuh, kemungkinan ada penyebab lain. Misalnya kuman
yang telah bertambah, pemakaian obat dengan dosis tak tepat, atau cara
memberi makanan yang membuat sariawan si kecil kembali mengalami trauma
di lidah.
Bisa juga lantaran daya tahan tubuh anak yang rendah. Biasanya anak yang
sering sariawan, lebih banyak akibat daya tahan tubuhnya rendah dan
kebersihan mulut dan gigi yang tak terjaga.
9. PENCEGAHAN
Tidak ada cara untuk mencegah terpajan pada kandida. Obat-obatan tidak biasa
dipakai untuk mencegah kandidiasis. Ada beberapa alasan: Penyakit tersebut
tidak begitu bahaya. Ada obat-obatan yang efektif untuk mengobati penyakit
tersebut. Ragi dapat menjadi kebal (resistan) terhadap obat-obatan. Memperkuat
sistem kekebalan tubuh dengan terapi antiretroviral (ART) adalah cara terbaik
untuk mencegah jangkitan kandidiasis.
10. EPIDEMIOLOGI
Kolonisasi candida oral telah dilaporkan berkisar dari sekitar 40% sampai 70%
dari anak yang sehat dan dewasa, dengan tingkat lebih tinggi diamati antara
anak-anak dengan gigi karies dan orang dewasa yang lebih tua memakai gigi
palsu. Candida kereta tingkat telah terbukti juga meningkatkan dengan terapi
radiasi kanker, diabetes, dan infeksi HIV. kolonisasi Candida dapat
menyebabkan infeksi oportunistik mukosa serta disebarluaskan dan multi-sistem
keterlibatan organ dalam immunocompromised orang.Tingkat infeksi telah
dilaporkan sebagai 50% selama kemoterapi, 70% selama terapi radiasi, dan 90%
pada infeksi HIV.
Agen antijamur yang sering digunakan selama radiasi dan kemoterapi untuk
mencegah infeksi oportunistik di antara pasien di bawah perawatan untuk
kanker. Selain itu, pengenalan yang sangat aktif anti-retroviral telah
menyebabkan penurunan kejadian kandidiasis oral dan dalam kasus penyakit
refrakter antara orang yang terinfeksi HIV. Efek menguntungkan dari ARV
mungkin melalui efeknya pada pemulihan kekebalan dan kolonisasi orofaringeal
lebih rendah dari spesies Candida atau efek penghambatan langsung pada
organisme ragi.
11. KOMPLIKASI
Apabila oral thrush tidak segera ditangani atau diobati maka akan menebabkan
kesukaran minum(menghisap puting susu atau dot) sehingga akan berakibat bayi
kekurangan makanan.Oral thrush tersebut dapat mengakibatkan diare karena
jamur dapat tertelan dan menimbulkan infeksi usus yang bila dibiarkan dan tidak
diobati maka bayi akan terserang diare.
Diare juga dapat terjadi apabila masukan susu kurang pada waktu yang lama.
12. ASKEP
3.1 Pengkajian
Anamnesa
Identitas Anak
Nama : An. N
Umur : 18 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal MRS : 15 Desember 2010
Alamat : Surabaya
Identitas Orang tua
Nama Ayah : Tn. R
Nama Ibu : Ny. P
Pekerjaan Ayah/Ibu : PNS
Pendidikan Ayah/Ibu : S.1
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
Riwayat Sakit dan Kesehatan
Keluhan utama
Anak N menangis terus (kemungkinan dikarenakan rasa nyeri di mulut dan
tubuhnya yang panas).
Riwayat penyakit saat ini
Anak N menangis terus sejak kemarin, suhu tubuhnya meningkat, pada mulut
terdapat bercak putih serta tidak mau minum ASI.
Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Anak N tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.
Riwayat Nutrisi
Minum ASI hanya sedikit.
Riwayat Pertumbuhan
BB sebelum sakit : 12 kg
BB saat sakit : 10 kg
Riwayat Perkembangan
Psikoseksual : Toileting : anak lebih sering mengompol
Psikososial : Anak sering menangis dan sulit bicara
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital : Suhu : 38,5oC
Nadi : 110x/menit
RR : 30 x/menit
Tekanan darah : 99/65 mmHg
B1 (breathing) : normal
B2 (blood) : normal
B3 (brain) : normal
B4 (bladder) : normal
B5 (bowel) : Timbul rasa nyeri dan perih di sekitar mulut, anak tidak mau minum
ASI.
B6 (bone) : normal
3.2 Analisa Data
pelepasan medaitor
inflamasi: bradikinin,
histamine, dan
prostatglandin
Timbul bercak
kemerahan dan
mengandung eksudat
Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan
berwarna merah dan mengandung eksudat
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu
makan
Intervensi Keperawatan
Diagnosa : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal
Kriteria hasil : -Anak tidak menangis
-Suhu tubuh normal : 36,5-37,5oC
Intervensi Rasional
Berikan kompres dingin di sekitar Di ketiak dan lipatan paha
lipatan misalnya ketiak, lipatan terdapat banyak pembuluh
paha darah besar. Hipertermi
mengalami vasodilatasi
sehingga harus diberi kompres
dingin agar terjadi
Beri anak banyak minum air putih vasokonstriksi
atau susu lebih dari 1000 cc/hari Peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan penguapan
tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan
Ciptakan suasana yang nyaman cairan yang banyak.
(atur ventilasi) Suhu ruangan harus diubah
untuk mempertahankan suhu
Anjurkan keluarga untuk tidak mendekati normal
memakaikan selimut dan Pakaian tipis membantu
pakaian yang tebal pada anak mengurangi penguapan tubuh
Kolaborasi : pemberian obat anti
mikroba, antipiretik pemberian Digunakan untuk mengurangi
cairan parenteral demam dengan aksi sentralnya
pada hipotalamus, meskipun
demam mungkin dapat berguna
dalam membatasi pertumbuhan
organisme dan meningkatkan
autodestruksi dari sel-sel yang
Evaluasi tanda vital (suhu, nadi, terinfeksi
tensi, pernafasan) setiap 3 jam Tanda vital merupakan acuan
untuk mengetahui keadaan
anak setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
• Fidelity (setia)
Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimikili
oleh seseorang.
• Veracity (kebenaran)
Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Sebagian besar anak-anak
diajarkan untuk selalu berkata jujur, tetapi bagi orang dewasa, pilihannya sering
kali kurang jelas.
14. PENDKES
C. Materi
1. Pengertian oral thrush
2. Patofisiologi penyakit oral thrush
3. Faktor penyebab dari oral thrush
4. Tanda/gejala penyakit oral thrush
5. Penatalaksanaan penyakit oral thrush
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Kegiatan Penyuluhan
Menyimpulkan Mendengarkan
3. Penutup 5 Menit
Salam penutup Menjawab salam
F. Media
1. Leaflet : Tentang penyakit oral thrush
2. Poster tentang penyakit oral thrush
G. Sumber/Referensi
a. Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta.
b. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.
c. FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta.
d. Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta.
H. Evaluasi
Formatif :
Klien dapat menjelaskan pengertian oral thrush
Klien mampu menjelaskan faktor penyebab dari penyakit oral thrush
Klien dapat menjelaskan tanda/gejala penyakit oral thrush