KEL 4 - Layanan Pendidikan ABK
KEL 4 - Layanan Pendidikan ABK
KEL 4 - Layanan Pendidikan ABK
Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus
1. Bentuk Layanan Pendidikan Segregrasi,adalah sistem pendidikan yang terpisah dari sistem
pendidikan anak normal. Misalnya, untuk anak tunanetra, mereka memerlukan layanan
khusus berupa braille, orientasi mobilitas. Ada empat bentuk penyelenggaraan pendidikan
dengan sistem segregasi, yaitu:
a. Sekolah Luar Biasa (SLB)
b.Sekolah Luar Biasa Berasrama
c.Kelas jauh/Kelas Kunjung
d.Sekolah Dasar Luar Biasa,
Sejalan dengan perbaikan sistem perundangan di RI, yaitu UU RI No. 2 tahun 1989 dan PP No.
72 tahun 1991, dalam pasal 4 PP No. 72 tahun 1991 satuan pendidikan luar biasa terdiri dari: a)
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) minimal 6 tahun; b) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar
Biasa (SLTPLB) minimal 3 tahun; c) Sekolah Menengah Luar Biasa (SNILB) minimal 3 tahun.
Lanjutan
2. Bentuk Layanan Pendidikan Terpadu atau Terintegrasi adalah sistem pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama
dengan anak biasa (normal) di sekolah umum. Ada tiga bentuk keterpaduan dalam layanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus menurut Depdiknas (1986),yaitu :
1. Bentuk Kelas Biasa
2. Kelas Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus
3. Bentuk Kelas Khusus
PENANGANAN
1. Anak berkebutuhan khusus adalah amanah Tuhan Yang Maha
Kuasa yang harus dijaga, dirawat, dan dipenuhi haknya. Untuk itu,
orangtua, keluarga, dan masyarakat perlu menerima keberadaan
anak tersebut dengan ikhlas. Hindarkan dari perasaan cemas,
kecewa, khawatir, marah, menyalahkan diri sendiri dan orang lain,
serta putus asa yang berlarut larut.
2. Menelantarkan anak berkebutuhan khusus merupakan perilaku yang
melanggar Hak Asasi Manusia. Untuk itu, orangtua, keluarga, dan
masyarakat tidak diperbolehkan menyembunyikan atau
menelantarkan anak tersebut.
3. Anak berkebutuhan khusus mempunyai hak yang sama dengan
anak lain dan dapat hidup mandiri, berprestasi sesuai dengan minat
dan potensi yang dimiliki. Untuk itu, orangtua, keluarga, dan
masyarakat wajib bertanggungjawab memenuhi hak-hak anak dalam
segala aspek kehidupan, seperti bersosialisasi di lingkungan,
berekreasi, dan berkegiatan lain yang bertujuan memperkenalkan
anak berkebutuhan khusus dengan kehidupan di luar rumah.
Lanjutan
Hajar, S., & Mulyani, M. S. R. (2017). Analisis Kajian Teoritis Perbedaan, Persamaan Dan
Inklusi Dalam Pelayanan Pendidikan Dasar Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Jurnal
Mitra Swara Ganesha, 4(2).
Nisa, K., Mambela, S., & Badiah, L. I. (2018). Karakteristik dan kebutuhan anak
berkebutuhan khusus. Jurnal Abadimas Adi Buana, 2(1), 33-40.
Suparno S, 2010, Pendidikan inklusif untuk anak usia dini JPK : jurnal pendidikan khusus.