Bagian-Bagian Jembatan
Bagian-Bagian Jembatan
Bagian-Bagian Jembatan
Keterangan :
1. Bangunan atas
2. Landasan ( Biasanya terletak pada pilar/abdument )
3. Bangunan Bawas ( memikul beban )
4. Pondasi
5. Optrit, ( terletak di belakang abdument )
6. Bangunan pengaman
Trotoar
berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati
jembatan agar tidak mengganggu lalu lintas kendaraan. Konstruksi
trotoar direncanakan sebagai pelat beton yang diletakkan pada samping
lantai jembatan yang diasumsikan sebagai pelat yang tertumpu
sederhana pada pelat jalan. Trotoar terbagi atas :
• Sandaran (Hand Rail), biasanya dari pipa besi, kayu dan beton
bertulang.
• Tiang Sandaran (Rail Post), biasanya dibuat dari beton bertulang
untuk jembatan girder beton, sedangkan untuk jembatan rangka
tiang sandaran menyatu dengan struktur rangka tersebut.
• Peninggian Trotoar (Kerb)
• Slab Lantai Trotoar
Balok Diafragma
Andas
Andas bisa disebut juga sendi, yaitu sendi yang diletakkan dibawah
jembatan sebagai tumpuan beban dari bentangan jembatan.
andas ada 3 bagian yaitu andas hidup, andas mati dan rol, andas hidup
adalah bagian yang bisa bergerak dan nempel di bentangan jembatan,
andas mati adalah yang tertanam di tanah dan rol sebagai poros bearing.
Tumpuan (Bearing)
Pondasi
Abutment bekerja dengan menerima beban-beban yang berasal dari bangunan atasnya dan kemudian
menyalurkan beban-beban yang diterimanya tersebut ke pondasi. Selanjutnya pondasi yang juga
berfungsi sebagai penahan tanah akan meneruskan beban tersebut ke tanah dengan aman sehingga
kestabilan tanah terjaga.
Beban bangunan jembatan terdiri dari beban hidup (terpaan angin, kendaraan, dll) dan beban mati (beban
gelagar, dll) pada jembatan. Selain itu, fungsi abutment jembatan ini adalah sebagai penahan tanah
timbunan oprit jembatan (jalan pendekat).
Model struktur abutmen jembatan lama ataupun jembatan baru umumnya pada prinsipnya semua
sama yaitu sebagai pendukung bangunan atas. Yang menjadi perhatian dalam pembangunan
struktur abutment adalah kondisi lapangan seperti daya dukung tanah dasar dan level penurunan
(seatlement) yang kemungkinan terjadi.
Struktur abutment dapat dibuat dari bahan seperti batu atau beton bertulang dengan konstruksi
yang dibungun mirip dinding penahan tanah. Akan tetapi untuk perencanaannya harus
memperhitungkan beban yang bekerja diatasnya.
Dalam perencanaan struktur abutment selain beban-beban yang bekerja juga harus diperhatikan
pengaruh kondisi lingkungan seperti kecepatan terpaan angin, aliran air, gempa, dan penyebab-
penyebab alam lainnya.
Kontraktor juga harus memperhatikan pemilihan bentuk atau jenis abutment yang akan
digunakan. Dalam memilih harus menimbang beberapa kaktor kondisi lapangan secara teliti.
Jenis-Jenis Abutment
Jenis abutment cukup bermacam-macam bentuknya. Kontraktor harus memperhatikan beberapa hal
dalam pemilihan jenis abutment, seperti bentuk bangunan atas yang akan digunakan, kondisi tanah yang
akan dipasang pondasi, dan kondisi bangunannya.
Jenis abutment gravitasi ini bekerja dengan menggunakan berat sendiri sehingga memperoleh kekuatan
dan ketahanan untuk menahan beban-beban di atasnya.
Banyak kontraktor memilih tipe abutment ini karena bentuknya yang sederhana dan pelaksanaan
pemasangan yang tidak begitu rumit.
Abutment jenis gravitiasi ini cocok digunakan pada struktur yang tidak terlalu tinggi dengan bentang yang
tidak terlalu panjang, serta memiliki tanah keras yang baik untuk peletakkan pondasinya.
Material yang digunakan untuk pembuatan abutment ini adalah pasangan batu kali atau beton tumbuk.
2. Abutment T Terbalik
Abutment jenis T terbalik merupakan abutment yang dilengkapi dengan balok kantilever tersusun dari
suatu dinding memanjang. Balok ini berfungsi sebagai suatu plat kekuatan dari dinding.
Beban-beban yang bekerja berasal dari berat abutment itu sendiri serta beban tanah diatas pelat
tumpuan/tumit.
Abutment tipe T terbalik memiliki struktur lebih langsing dibandingkan abutment tipe gravitasi.
Material yang digunakan berasal beton bertulang sehingga mampu digunakan pada konstruksi jembatan
yang lebih tinggi dibandingkan abutment jenis gravitasi.
3. Abutment Tipe dengan Penopang
Struktur abutment tipe ini memiliki kemiripan dengan abutment tipe T terbalik. Bedanya, pada sisi
belakangnya (counterfort) dilengkapi penopang sehingga mampu memperkecil gaya yang bekerja pada
dinding yang memanjang dan pada tumpuannya.
Material penyusunnya juga sama dengan abutment tipe T terbalik, yaitu menggunakan material beton
bertulang. Abutment tipe penopang ini digunakan pada struktur jembatan yang tinggi.
Itulah ulasan mengenai apa itu abutment jembatan dan jenis-jenisnya. Pekerjaan konstruksi abutment
jembatan ini sangat perlu diperhatikan dan dikerjakan sesuai dengan standar yang ada, agar abutment
jembatan yang dihasilkan nantinya dapat aman dan kuat sesuai dengan umur rencana yang telah
ditentukan.
Abutment Jembatan
Konstruksi bagian bawah jembatan meliputi :
Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung
pilar – pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (Angin,
kendaraan, dll) dan mati (beban gelagar, dll) pada jembatan.
• End Dam = Akhir jembatan
• Top of Roadway = Jalan
• Bearing Seat = Pengunci
• Battered pile = Tumpuan / Penyangga
• Pile = Penyangga
Pelaksanaan pembuatan pier head/ pile cap dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
pembuatan bekisting, pembesian, dan pengecoran. Pengecoran dilakukan dalam
dua tahap, yaitu bagian bawah pier dan bagian atas pier.
Loading dari dek diterapkan untuk abutment melalui bantalan. Maksimum beban
bantalan vertikal diperoleh dari analisis dek. Beban ini, bersama-sama dengan
jenis pengekangan yang dibutuhkan untuk mendukung geladak, akan
menentukan jenis bantalan yang disediakan.
Elastomer Bearing Pads / Bantalan adalah karet jembatan yang merupakan salah
satu komponen utama dalam pembuatan jembatan, yang berfungsi sebagai alat
peredam benturan antara jembatan dengan pondasi utama.
Sifat elastomer ‘utama’ ini tidak mutlak berperilaku sebagai ‘sendi’ atau ‘roll’
murni, tapi dalam aktual fisik di lapangan, jembatan yang menggunakan tipe
tumpuan seperti ini berperilaku layaknya bertumpuan sendi-roll murni dalam
pemodelan (komputer). Memang ada banyak ‘tambahan’ komponen selain
tumpuan utama untuk mencapai keadaan tersebut dan perilakunya menyerupai
mekanika sendi-roll.
Set lengkap tumpuan elastomeric untuk jembatan antara lain sbb :
Biasanya tumpuan karet tersebut dipasang setelah pengecoran slab beton untuk
lantai selesai (setelah beton kering), guna menghindari translasi dan rotasi awal
yang timbul akibat deformasi struktur jembatan oleh beban mati tambahan.
Karena sifat karet yang lebih rentan terhadap panas dan fluktuasi cuaca, biasanya
dalam kurun waktu tertentu tumpuan2 ini dicek oleh pemilik dan bila perlu di
replace dengan unit yang baru.
Untuk jembatan baja dengan bentang lebih dari 60 meter biasanya tipe ini sudah
jarang digunakan karena keterbatasannya.