Diskusi 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI 5

PDGK4108
Bahan Diskusi 5 adalah Tentukanlah Ruang sampel dan Peluang jika 2 mata dadu
dilemparkan bersamaan jumlahnya 8.
Jawaban : Sudah

PDGK4503

Bu Eni sedang mengajarkan penurunan sifat pada siswa kelas 2 SD. Salah satu cara yang dilakukan Bu
Eni adalah dengan mengidentifikasi kemiripan anggota keluarga para siswa setelah itu Bu
Eni menjelaskan berkaitan dengan materi penurunan sifat tersebut. Menurut Anda apakah cara yang dil
akukan oleh Bu Eni sudah tepat?
Jika sudah berikan alasannya dan jika belum cara apa yang dapat Anda tawarkan untuk membelajarkan c
ara penurunan sifat kepada siswa sekolah dasar!

Jawab :

Menurut saya, cara yang dilakukan oleh Bu Eni sudah tepat. Mengidentifikasi kemiripan anggota
keluarga para siswa dan menjelaskan berkaitan dengan materi penurunan sifat tersebut dapat
membantu siswa memahami konsep tersebut dengan lebih baik. Dalam pembelajaran, mengaitkan
materi dengan pengalaman atau hal yang sudah dikenal oleh siswa dapat membantu siswa
memahami materi dengan lebih mudah dan cepat. Selain itu, cara ini juga dapat membantu siswa
untuk lebih memahami dan mengingat materi yang diajarkan.

PDGK4504

Pada buku materi pokok, ada 3 jenis pendekatan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, yakni Pendekatan Whole Language, Pendekatan komunikatif, dan
Pendekatan kontekstual.

Dari ketiga pendekatan tersebut, pendekatan mana yang menurut anda masih revelan
dengan pembelajaran bahasa di sekolah dasar saat ini dan apa alasannya?

Jawaban :

Menurut saya, ketiga pendekatan tersebut masih relevan dalam pembelajaran bahasa di sekolah dasar
saat ini. Namun, pendekatan yang paling relevan adalah Pendekatan Komunikatif. Pendekatan ini
memungkinkan siswa untuk belajar bahasa Indonesia dengan cara yang lebih menyenangkan dan efektif.
Dalam pendekatan ini, siswa diajak untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia sejak
awal pembelajaran. Hal ini dapat membantu siswa untuk lebih cepat memahami dan menguasai bahasa
Indonesia. Selain itu, pendekatan komunikatif juga memungkinkan siswa untuk belajar bahasa Indonesia
dengan cara yang lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pendekatan ini,
siswa diajak untuk belajar bahasa Indonesia melalui situasi-situasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dan mengingat materi yang diajarkan. Semoga
jawaban saya dapat membantu Anda!

PDGK4502

Diskusi pada Sesi 5: Pembelajaran Inklusif di SD

Pengantar: Setiap siswa memiliki keunikan dan kebutuhan tersendiri. Pembelajaran inklusif memastikan
semua siswa mendapatkan akses yang sama dalam pendidikan. Melalui pendekatan ini, pendidikan
menjadi lebih inklusif dan menerima keberagaman siswa dengan latar belakang yang berbeda.
1. Bagaimana sekolah dapat memastikan bahwa kebutuhan setiap siswa terpenuhi di kelas
inklusif?

2. Apa saja tantangan yang dihadapi guru dalam menerapkan pembelajaran inklusif dan
bagaimana mengatasinya?

Jawab :

1. Menurut Saya, sekolah dapat memastikan bahwa kebutuhan setiap siswa terpenuhi
di kelas inklusif dengan berbagai cara seperti di bawah ini :

a. Identifikasi Kebutuhan Individu: Kegiatan ini melibatkan pengumpulan


informasi tentang kekuatan dan kelemahan siswa, serta kebutuhan khusus yang
mungkin dimilikinya. Ini bisa melalui asesmen formal, pengamatan guru, atau
konsultasi dengan ahli terkait seperti psikolog maupun terapis.

b. Pembelajaran Berbasis Inklusi: Dalam pendekatan ini, siswa diajak untuk


berinteraksi dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia sejak awal pembelajaran.
Hal ini dapat membantu siswa untuk lebih cepat memahami dan menguasai bahasa
Indonesia.

c. Kolaborasi Guru: Memfasilitasi kerjasama antara guru reguler dan guru


pendidikan khusus.

d. Dukungan Sumber Daya: Sekolah perlu menyediakan akses ke dukungan


spesialis seperti terapis fisik, terapis wicara, atau konselor.

e. Pelatihan Guru: Guru di kelas inklusif harus diberikan pelatihan yang memadai
tentang bagaimana mendukung beragam kebutuhan siswa, sehingga mereka dapat
memahami strategi pengajaran yang berbeda, berbagai kebutuhan khusus, serta cara
mengelola kelas dengan efektif dalam konteks inklusif.

f. Lingkungan Fisik yang Mendukung: Sekolah harus menciptakan lingkungan


yang mendukung kebutuhan siswa, mencakup fasilitas yang ramah anak, seperti
aksesibilitas yang baik, fasilitas toilet yang bersih, dan fasilitas yang memadai
untuk siswa dengan kebutuhan khusus.

2. Berikut ini adalah tantangan yang dihadapi guru dalam menerapkan pembelajaran inklusif dan solusi
dalam mengatasinya, antara lain :

a. Kurangnya Motivasi Siswa

Tantangan: Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti penilaian pembelajaran.


Solusi: Melakukan pendekatan yang baik untuk menumbuhkan semangat belajar siswa.

b. Kesulitan Identifikasi Kebutuhan Siswa

Tantangan: Kesulitan mengidentifikasi jenis kebutuhan khusus siswa.

Solusi: Mencari sumber daya alternatif, berkolaborasi dengan spesialis pendidikan inklusif, dan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia dapat membantu mengatasi keterbatasan ini.

c. Penilaian

Tantangan: Kurang memahami cara memodifikasi teknik penilaian pembelajaran yang tepat bagi siswa
di kelas inklusi.
Solusi: Penggunaan metode penilaian yang beragam, fleksibel, dan mengakomodasi kebutuhan khusus
siswa. Melibatkan siswa dalam menetapkan tujuan dan mengevaluasi kemajuan mereka.

d. Manajemen Waktu Terbatas

Tantangan: Kurangnya waktu yang tersedia untuk melakukan penilaian di kelas inklusif.

Solusi: Perencanaan waktu dengan cermat, kolaborasi antar guru untuk menyelaraskan kurikulum, dan
pengelolaan kelas yang efisien.

e. Kurangnya Dukungan Administratif

Tantangan: Kurangnya dukungan dan pemahaman dari pihak administratif dapat menjadi hambatan.

Solusi: Komunikasi terbuka dengan pihak administratif, penyediaan dukungan profesional, dan
mengadvokasi kebijakan inklusif di tingkat sekolah dapat membantu menciptakan lingkungan yang
mendukung.

PDGK4500

Setelah Anda mempelajari teori dan pendekatan serta prinsip penerapan Pembelajaran Aktif,
Kreatif, dan Produktif, menurut Anda apa hubungannya prinsip pembelajaran ini dengan
kemampuan 4C (critical thinking, creative thinking, collaborative, comunication) yang harus
dikuasai oleh pembelajar abad 21?

Jawab:

Prinsip penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Produktif (PAKP) sangat berkaitan dengan
pengembangan kemampuan 4C (Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration, Communication)
yang harus dikuasai oleh pembelajar abad ke-21. Berikut adalah hubungan antara prinsip PAKP dan
kemampuan 4C:

1. Critical Thinking (Berpikir Kritis): PAKP mendorong peserta didik untuk menjadi aktif dalam
pembelajaran mereka. Ini mencakup mendorong mereka untuk mengajukan pertanyaan,
merumuskan masalah, dan menganalisis informasi. Dalam konteks PAKP, peserta didik sering
kali diminta untuk merumuskan argumen, memecahkan masalah, dan membuat keputusan
secara mandiri, yang semuanya merupakan aspek dari berpikir kritis.

2. Creative Thinking (Berpikir Kreatif): Prinsip kreativitas dalam PAKP menggugah peserta didik
untuk berpikir di luar kotak, menghasilkan ide-ide baru, dan mengembangkan solusi inovatif.
PAKP memberi peserta didik kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui
proyek-proyek dan tugas-tugas yang mendorong pemikiran kreatif.

3. Collaboration (Kolaborasi): PAKP sering melibatkan kerja sama antarpeserta didik. Mereka
diajarkan untuk bekerja bersama dalam kelompok, berbagi ide, dan memecahkan masalah
secara bersama-sama. Kolaborasi adalah inti dari PAKP, dan ini memungkinkan peserta didik
mengembangkan keterampilan kolaborasi yang diperlukan untuk bekerja dalam tim, berbagi
tanggung jawab, dan merespons pendapat dan kontribusi dari anggota tim lainnya.

4. Communication (Komunikasi): PAKP juga mengembangkan kemampuan komunikasi peserta


didik. Mereka diajarkan untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, dan hasil kerja mereka dengan
jelas dan efektif kepada orang lain. Kemampuan komunikasi yang baik diperlukan dalam
berbagai aspek pembelajaran PAKP, seperti berdiskusi dalam kelompok, menyajikan proyek, dan
berbagi pengetahuan dengan teman-teman sejawat.
Jadi, prinsip PAKP memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan kemampuan 4C yang sangat
penting dalam konteks pendidikan abad ke-21. Dengan menerapkan PAKP, pembelajar dapat mengasah
keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikasi yang penting untuk berhasil dalam
dunia yang terus berubah dan kompleks.

Sumber : Model Pembelajaran Kreatif Produktif Lengkap - IrfanMalikA (pengetahuanku13.net)

Anda mungkin juga menyukai