536-Article Text-892-1-10-20230724

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

www.ejournal.annadwahkualatungkal.ac.

id
At-Tadabbur : Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,
e-ISSN: 2656-9183, p-ISSN: 2338-8889 Volume 13, Edisi I (Juli 2023)

TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

SUPRIONO
Dosen Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nadwah Kuala Tungkal
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Email: [email protected]

ABSTRAK

This article aims to discuss the theory of leadership in understanding how


approaches or theories of nature function in leadership. the writer hopes to
provide a general view as well as a foundation on important things related to
leadership to manage an organization. To know what is the advantage of the
theorie of nature in management, and whatever criticism of academics and
practitioners to such theory then this qualitative research is a library study that
uses books and other literature-literature as the main object.
Keyword : Traits Theory, Leadership

Pendahuluan
I. Definisi Kepemimpinan
Selama lebih dari satu abad para akademisi dan praktisi telah membuat
definisi tentang kepemimpinan. Tiap tahun penelitian tentang kepemimpinan yang
mengeksplorasi setiap aspeknya pun dipublikasikan. Masing-masing merumuskan
pengertian yang berbeda dan belum ada kesepakatan yang universal. Meskipun
demikian, dapat diambil beberapa kata kunci yang jika disusun dapat
menghasilkan definisi kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok menuju pencapaian sebuah tujuan1. Sedangkan Filley dan House
mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses di mana seseorang menggunakan
pengaruh sosial kepada anggota-anggota sebuah kelompok. Oleh karena itu,
pemimpin ialah orang yang memiliki kekuatan dibanding orang yang lain di mana
ia memanfaatkan kekuatannya tersebut dengan tujuan mempengaruhi perilaku

1
. Robbins, S. P. (1984). Essentials of Organizational Behavior. Englewood Cliffs, New
Jersey: Prentice-Hall, In

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 76
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

mereka2. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan


setidaknya mengandung 3 komponen penting yaitu: (1) seseorang yang memiliki
kekuatan; (2) mampu mempengaruhi; dan (3) adanya sekelompok orang yang
dipengaruhi atau pengikut.
Kita telah menerima dan menyetujui bahwa “kepemimpinan yang baik
sangatlah penting untuk bisnis, pemerintahan, serta bagi organisasi” sebagai satu
pernyataan yang benar. Berbagai usaha dan minat penelitian di bidang
kepemimpinan juga mengindikasikan bahwa kini para manajer menyadari
pentingnya proses manajerial. Akan tetapi menurut Rue dan Byars hal ini tidak
benar karena banyak manajer yang dalam prakteknya kesulitan memainkan peran
sebagai pemimpin. Dengan demikian kepemimpinan hendaknya menjadi
perhatian penting oleh masyarakat luas dan juga dalam organisasi3. Selanjutnya
muncullah pertanyaan “apakah yang membuat seseorang menjadi pemimpin yang
efektif?”. Bisa jadi kita menganggap bahwa pengikut yang hebat menjadikan
seseorang pemimpin yang hebat pula. Walaupun ini ada benarnya, namun
kepemimpinan ternyata memiliki permasalahan yang lebih kompleks dari sekedar
pempimpin – pengikut (leader – follower).
II. Kepemimpinan Vs Manajemen
Sebelum menguraikan lebih jauh tentang teori sifat dalam kepemimpinan,
penulis merasa perlu menjelaskan beberapa hal yang berbeda antara
kepemimpinan dengan manajemen. Perbedaan yang paling ekstrim melibatkan
asumsi bahwa kepemimpinan dan manajemen tidak dapat terjadi dalam diri 1
orang yang sama. Dengan kata lain seseorang adalah pemimpin, dan seorang yang
lain adalah manajer. Menurut Bennis dan Nanus pemimpin dan manajer memiliki
nilai (value) dan kepribadian yang berbeda. Bagi manajer, stabilitas, ketertiban,
serta efisiensi adalah penting. Mereka juga dikatakan berfokus pada hasil jangka
pendek. Di sisi lain pemimpin menghargai fleksibilitas, inovasi, dan adaptasi.
Mereka peduli dengan orang-orang yang dipimpinnya, dan mereka memiliki

2
. Filley, A. C., & House, R. J. (1969). Managerial Process and Oranizational Behavior.
Glenview: Scott Foresman and Co.
3
. Rue, L. W., & Byars, Ll. L. (1977). Management Theory and Application. Homewood:
Richard D. Irwin, Inc

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 77
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

perspektif jangka panjang berkenaan dengan tujuan dan strategi. Kemudian


menurut Yukl, manajer selalu berpikir tentang bagaimana segala sesuatu hal dapat
diselesaikan, dan mereka berusaha membuat orang tampil lebih baik. Sedangkan
pemimpin peduli dengan hal-hal apa saja yang berarti bagi orang yang
dipimpinnya, dan mereka berusaha membuat orang menyetujui hal-hal terpenting
yang harus dilakukan4.
John Paul Kotter menyatakan bahwa kedua peran tersebut diperlukan
dalam organisasi, tetapi dapat timbul masalah jika keseimbangan yang tepat
antara kepemimpinan dengan manajemen tidak dipelihara. Terlalu banyak
penekanan pada peran manajemen dapat mencegah pengambilan risiko dan
menciptakan birokrasi tanpa tujuan yang jelas. Sedangkan terlalu banyak
penekanan pada peran kepemimpinan bisa mengganggu ketertiban dan
menciptakan perubahan yang tidak praktis. Masih menurut Kotter, pentingnya
leading dan managing tergantung pada situasi. Saat sebuah organisasi tumbuh
menjadi lebih besar dan kompleks, meningkatlah pentingnya manging. Ketika
lingkungan eksternal menjadi lebih dinamis dan tidak pasti, maka meningkatlah
pentingnya leading. Kedua peran tersebut penting bagi eksekutif di organisasi
besar dengan lingkungan yang dinamis. Pada kesempatan yang lain saat Kotter
mensurvei perusahaan besar besar di lingkungan yang dinamis, ia menemukan
sangat sedikit eksekutif yang mampu menjalankan kedua peran tersebut secara
efektif5.
Setelah mengetahui definisi kepemimpinan dan juga memahami perbedaan
kepemimpinan dengan manajemen, penulis dapat mengungkapkan bahwa
kepemimpinan tidak melibatkan paksaan. Seorang manajer yang bertumpu pada
pemaksaan untuk mengarahkan atau mempengaruhi perilaku bawahannya
dipandang tidak mempraktekkan kepemimpinan. Oleh sebab itu sebagaimana
yang telah diuraikan di atas, manajer bisa jadi adalah seorang pemimpin, atau bisa
pula bukan. Maka perlu diingat bahwa kepemimpinan dimungkinkan berupa

4
. Yukl, G. (2010). Leadership in Organizations (Seventh). Upper Saddle River: Pearson
Prentice Hall
5
. Kotter, J. P. (1990). A Force for Change: How Leadership Differs from Management.
New York: Free Press

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 78
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

sekumpulan karakteristik yang betul-betul dimiliki seseorang atau yang dipandang


dimiliki oleh seseorang.
Pembahasan
Menurut Judd, dkk. terdapat dua dimensi dasar yang melandasi semua sifat
dan penilaian tentang diri seseorang. Dimensi pertama ialah dimensi sifat (traits)
seperti kecerdasan, keaktifan, dan motivasi, sedangkan dimensi kedua adalah
dimensi warmth atau kehangatan yang mengacu pada sifat-sifat yang berkaitan
dengan bersosialisasi, ramah, dan perhatian6. Pada penelitian terdahulu Judge,
dkk. mengutip ahli sejarah Thomas Carlyle yang menyatakan dalam The Great
Men Theory bahwa sejarah dunia ini terbentuk dari biografi orang-orang yang
hebat7.
Melalui teori tersebut dipercaya bahwa orang-orang luar biasa terlahir
dengan kepribadian istimewa, dan hanyalah orang hebat yang memiliki
kepribadian tersebut. Dari fenomena sederetan orang hebat seperti Julius Caesar,
Napoleon Bonaparte, Washington, Roosevelt, dan sebagainya maka mudah bagi
kita memahami mengapa para ahli psikologi terpukau dengan sifat-sifat dan
kepribadian lalu tertarik untuk menelitinya. Karena itulah teori-teori awal tentang
kepemimpinan didasarkan pada premis bahwa pemimpin-pemimpin istimewa
memang berbeda dalam cara-cara yang penting yang memisahkan mereka dengan
orang pada umumnya karena kepribadian mereka yang luar biasa. Hal ini juga
memisahkan antara pemimpin dengan pengikut8.
Pemimpin mempunyai peran yang sangat penting, karena dialah orang
yang menentukan ke arah mana organisasi atau kelompok tersebut akan dibawa,
dan dia pula yang akan memimpin seluruh anggota organisasi menuju arah yang
telah ditentukan tersebut. Berbagai pemikiran dan teori telah dibangun, penelitian
empirik telah dilakukan, kebanyakan dari semuanya ini bertujuan untuk

6
. Judd, C. M., James-Hawkins, L., Yzerbyt, V., & Kashima, Y. (2005). Fundamental
dimensions of social judgment: Understanding the relations between judgments of competence and
warmth. Journal of Personality and Social Psychology, 89(6)
7
.Judge, T. A., Bono, J. E., Ilies, R., & Gerhardt, M. W. (2002). Personality and leadership:
A qualitative and quantitative review. Journal of Applied Psychology, 87(4), 765–780.
https://doi.org/10.1037//0021-9010.87.4.765
8
. Humphrey, R. H. (2014). Effective Leadership. Thousand Oaks, Califoria: Sage
Publications, Inc

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 79
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

mengetahui ciri-ciri pemimpin, perilaku pemimpin atau hal-hal lainnya yang


menentukan efektivitas atau keberhasilan pemimpin dalam mencapai tujuan
kelompoknya atau organisasinya. Oleh karena itu teori kepemimpinan dibagi
menjadi tiga kelompok besar, yaitu kelompok teori sifat (fraif), perilaku
(behavioral), dan kontigensi (conti ngency).
I. Teori Sifat dalam Kepemimpinan
Teori sifat termasuk teori awal yang dihasilkan dari penelitian-penelitian
pertama tentang kepempinan. Teori kepemimpinan ini memiliki dasar dari
beberapa perspektif yang berbeda. Arthur Jago dalam sebuah telaahnya di tahun
1982 mengembangkan suatu kerangka untuk mengorganisir perspektif-perspektif
utama dalam kepemimpinan yang terdiri atas dua dimensi, yaitu: (1) fokus; dan
(2) pendekatan. Fokus mengacu pada keputusan para peneliti untuk memandang
kepemimpinan sebagai kumpulan sifat (perspektif sifat) atau sebagai kumpulan
perilaku (perspektif behavior). Peneliti yang berdiri pada perspektif sifat atau
trait meyakini kepemimpinan dari segi karakteristik individual yang relatif stabil
dan bertahan. Di sisi lain, pendukung perspektif behavioral menekankan pada
perilaku pemimpin yang dapat diamati, yaitu tindakan-tindakan seorang
pemimpin. Menurut pendukung perspektif behavior, memandang kepemimpinan
dari perspektif sifat itu kurang tepat karena tidak dapat diamati dan kerena sifat
adalah bawaan yang melekat pada diri seseorang9.
Dimensi kedua dari kerangka Jago adalah pendekatan. Dimensi ini
mendefinisikan apakah kepemimpinan mengadopsi sudut pandang universal
maupun contingent (bergantung pada hal-hal yang mungkin terjadi). Sudut
pandang universal mengasumsikan bahwa ada satu cara yang paling baik dalam
memimpin. Kepemimpinan selalu memenuhi bentuk ideal ini, di mana
kepemimpinan yang efektif dalam satu situasi juga pasti akan efektif dalam situasi
lainnya. Sedangkan sudut pandang contingent berasumsi bahwa situasi di mana
kepemimpinan itu dilatih amat penting. Karena kepemimpinan yang efektif
tergantung pada situasinya, maka kepemimpinan bergantung pada faktor-faktor

9
. Griffin, R. W., & Moorhead, G. (1986). Organizational Behavior. Boston: Houghton
Mifflin Company

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 80
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

contingent10. Ketika kedua dimensi ini dikombinasikan maka akan menghasilkan


empat cara memandang kepemimpinan seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 1: Kerangka Perspektif Kepemimpinan


Pendekatan
Universal Contingent
Leader Traits Tipe I Tipe III
(Sifat-sifat
pemimpin) Teori Sifat Model Kontingensi
(Penelitian awal tentang Fiedler
kepemimpinan) (Sifat kepemimpinan
Fokus berbeda dengan situasi)
Leader Behaviors Tipe II Tipe IV
(Perilaku-perilaku
pemimpin) Michigan Studies Path-Goal Theory
Ohio Studies Model Vroom-Yetton
(Behavior) (Bergantung pada faktor-
faktor situasional)
Diadaptasi dari Arthur Jago (1982)“Leadership in Theory and Research”
doi: http://dx.doi.org/10.1287/mnsc.28.3.315

Meskipun para pemimpin dan kepemimpinan telah sejak lama


mempengaruhi kehidupan manusia dengan hebatnya, penelitian ilmiah tentang
kepemimpinan baru dimulai pada abad ke-20an. Pendekatan yang pertama
memeriksa sifat atau karakteristik personal dari seorang pemimpin. Karena
penelitian ini tidak menghasilkan temuan yang konsisten dan kadang mengalami
kemerosotan ke arah spekulasi yang tidak jelas, maka peneliti meninggalkan teori
sifat dan mulai memeriksa perilaku pemimpin. Oleh sebab itulah fase kedua
penelitian-penelitian kepemimpinan memusatkan pada pendekatan behavioral.
Menurut Robbins, jika konsep sifat terbukti valid, pasti ada ciri-ciri
spesifik yang dimiliki oleh semua pemimpin. Namun upaya-upaya penelitian
dalam memisahkan sifat ini berujung pada sejumlah kebuntuan. Jika penelitiannya
bertujuan mengindentifikasi kumpulan sifat yang akan selalu membedakan
pemimpin dari pengikut, dan membedakan pemimpin yang efektif dengan yang
tidak, penelitian tersebut gagal. Akan tetapi jika penelitiannya bertujuan
mengidentifikasi sifat-sifat yang secara konsisten diasosiasikan dengan

10
. Jago, A. G. (1982). Leadership: Perspectives in Theory and Research. Management
Science, 28(3), 315–336. https://doi.org/10.1287/mnsc.28.3.315

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 81
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

kepemimpinan, maka hasilnya dapat diinterpretasikan dalam keterangan yang


lebih jelas. Contohnya, kecerdasan, dominasi, kerpercayaan diri, tingkat energi
yang tinggi, dan pengetahuan yang berhubungan dengan tugas adalah 5 sifat yang
menunjukkan korelasi positif yang konsisten dengan kepemimpinan. Namun
korelasi positif antara sifat-sifat tersebut dengan kepemimpinan hanya berkisar
antara 0,25 hingga 0,35. Temuan ini menarik tetapi tidak mengejutkan. Hasil
tersebut merepresentasikan kesimpulan berdasarkan lebih dari 70 tahun penelitian
tentang sifat11.
II. Karakteristik yang Sering Diasosiasikan dengan Kepemimpinan Efektif
Studi tentang sifat pemimpin memiliki sejarah panjang dan kontroversial.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan ciri-ciri tertentu saja tidak
menjamin kesuksesan kepemimpinan. Kata ‘sifat’ di sini digunakan secara luas
untuk mengacu pada karakteristik umum masyarakat, termasuk misalnya
kapasitas, motif, atau pola perilaku. Teori sifat tidak berasumsi tentang apakah
sifat kepemimpinan diwariskan atau diperoleh. Mereka hanya menegaskan bahwa
karakteristik pemimpin berbeda dari pengikut. Karakteristik seperti tinggi badan,
berat badan, dan fisik sangat bergantung pada faktor keturunan. Sedangkan yang
lain seperti pengetahuan tentang tugas yang diemban bergantung pada
pengalaman dan belajar.
Teori sifat mulai dipertanyakan ketika Ralph Stogdill setelah meninjau
literatur secara menyeluruh menyimpulkan bahwa seseorang tidak menjadi
pemimpin karena ia memiliki kombinasi dari beberapa sifat. Stogdill
mempercayai hal ini karena berdasarkan penelitiannya ia menemukan bahwa tidak
ada sifat yang terkait secara universal dengan kepemimpinan efektif, dan bahwa
faktor situasional juga berpengaruh terhadap efektifnya suatu kepemimpinan.
Misalnya, pemimpin militer tidak memiliki karakteristik sifat yang sama dengan
pemimpin bisnis.
Sejak tinjauan awal Stogdill, kini teori sifat telah kembali meski telah
berubah bentuknya. Penelitian terbaru dengan menggunakan berbagai metode

11
. Robbins, S. P. (1984). Essentials of Organizational Behavior. Englewood Cliffs, New
Jersey: Prentice-Hall, Inc

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 82
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

telah memperjelas bahwa pemimpin yang sukses memang tidak sama dengan
orang lain. Bukti menunjukkan bahwa ada beberapa sifat inti yang secara
signifikan berkontribusi pada kesuksesan para pemimpin bisnis 12. Berikut adalah
ringkasan sifat dan karakter yang sering diasosiakan dengan kepemimpinan
efektif berdasarkan penelitian beberapa ahli:

Tabel 2: Sifat dan Karakteristik Kepemimpinan


Stogdill Mann Stogdill
1948 1959 1974
1. Kecerdasan 1. Kecerdasan 1. Orientasi pada
2. Kepekaan 2. Maskulinitas keberhasilan
3. Wawasan 3. Penyesuaian 2. Ketekunan
4. Tanggung jawab 4. Kekuasaan 3. Pemahaman
5. Inisiatif 5. Extrovert 4. Inisiatif
6. Ketekunan 6. Konservatif 5. Keyakinan diri
7. Keyakinan diri 6. Tanggung jawab
8. Kemampuan bersosialisasi 7. Suka bekerja sama
8. Toleransi
9. Pengaruh
10. Kemampuan bersosialisasi
Lord, DeVader, & Alliger Kirkpatrick & Zaccaro, Kemp, & Bader
1986 Locke 2004
1991
1. Kecerdasan 1. Hasrat 1. Kemampuan kognitif
2. Maskulinitas 2. Motivasi 2. Extrovert
3. Kekuasaan 3. Integritas 3. Kehati-hatian
4. Keyakinan diri 4. Kestabilan emosi
5. Kemampuan 5. Sikap terbuka
kognitif 6. Kemampuan bersosialisasi
6. Pengetahuan 7. Motivasi
akan tugas 8. Kecerdasan sosial
yang diemban 9. Kontrol diri
10.Kecerdasan emosional
11.Problem-solving
Diadaptasi dari “Kepemimpinan” oleh Peter G. Northouse (2013) hal.23
III. Fungsi Teori Sifat dalam Kepemimpinan

12
. Kirkpatrick, S. A., & Locke, E. A. (1991). Leadership: do traits matter? Executive, 5(2),
48–60. https://doi.org/10.5465/AME.1991.4274679

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 83
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

Karena teori sifat sangat berfokus pada diri pemimpin (tidak


memperhatikan faktor situasional maupun adanya pengikut) maka pada tataran
teoritis ia lebih sederhana dibanding teori ataupun pendekatan-pendekatan
lainnya dalam kepemimpinan. Teori sifat juga tidak memunculkan prinsip tentang
pemimpin seperti apa yang dibutuhkan dalam situasi tertentu atau apa yang harus
dilakukan seorang pemimpin dalam situasi tertentu13. Karena pada dasarnya diri
pemimpin itu sendiri dengan kepribadiannya adalah inti dari proses
kepemimpinan.
Setelah membaca berbagai literatur yang ada, penulis menyimpulkan
bahwa teori sifat dalam kepemimpinan dapat difungsikan sebagai berikut:
1. Untuk menemukan orang yang tepat (rekrutmen) dalam organisasi.
Dengan instrumen penilaian kepribadian, organisasi dapat
mengidentifikasi sifat dan kepribadian sekumpulan orang tertentu.
Orang yang tepat akan terpilih dan diasumsikan dapat meningkatkan
efektifitas organisasi.
2. Untuk pemahaman dan pengembangan pribadi. Ketika menganalisis
kekuatan dan kelemahan masing-masing, manajer dalam suatu
organisasi dapat memperoleh gambaran tentang kekuatan organisasi
mereka. Manajer juga dapat menentukan apakah orang-orang dibawah
kepemimpinannya sudah berada pada posisi yang tepat ataukah harus
dipindah.
IV. Kelebihan dan Kritik terhadap Teori Sifat dalam Kepemimpinan
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, dan kepribadian khas dan unik,
sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang membedakan dirinya dengan orang
lain menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu:-
Berorientasi tugas (task orientation),- Berorientasi hubungan kerja (relationship
orientation),- Berorientasi hasil yang efektif (effecivess orientation).
Kelebihan dari teori sifat ini, adalah dengan adanya sifat-sifat yang
berbeda antara pemimpin satu dengan yang lain, maka kebutuhan seorang
13
. Northhouse, P. G. (2013). Kepemimpinan: Teori dan Praktik. (Tim Indeks, Ed.) (6th
ed.). Jakarta: Indeks.

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 84
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

pemipin akan keefektifan seorang pemimpin pada suatu bidang pekerjaan tertentu
dapat diukur. Yaitu bagaimana sifat pemimpin yang lebih efektif dengan model
sifat yang mampu memimpin pada situasi dan kondisi yang sesuai dengan
kebutuhan suatu bidang pekerjaan tertentu. Sehingga pada instansi tersebut dapat
membuat sebuah kebijakan dalam rekrutmen seorang pemimpin yang ideal.
Namun seiring perkembangan waktu, teori ini mendapat kritik karena sifat
kepempimpinan para tokoh besar hanya berlaku bagi komunitas/kelompok yang
dipimpinnya. Sehingga lahirlah teori sifat. Berbagai kelemahan teori sifat tersebut
ialah :
1. Tidak selalu ada relevensi antara sifat-sifat yang dianggap tersebut
dengan efektivitas kepemimpinan.
2. Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur masing-masing sifat
yang sangat berbeda-beda satu daripada yang lain.
3. Situasi dan kondisi tertentu dimana kepemimpinan dilaksanakan
memerlukan sifat-sifat pemimpin tertentu pula.
4. Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak memberikan analisis
bagaimana sifat-sifat itu kaitannya dengan keberhasilan seorang
pemimpin.
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi suatu
kelompok menuju pencapaian sebuah tujuan. Perspektif-perspektif utama dalam
kepemimpinan yang terdiri atas dua dimensi, yaitu: (1) fokus; dan (2) pendekatan.
Fokus mengacu pada keputusan para peneliti untuk memandang kepemimpinan
sebagai kumpulan sifat (perspektif sifat) atau sebagai kumpulan perilaku
(perspektif behavior). Pendekatan mendefinisikan apakah kepemimpinan
mengadopsi sudut pandang universal maupun contingent. Sudut pandang
universal mengasumsikan bahwa ada satu cara yang paling baik dalam memimpin
di mana kepemimpinan yang efektif dalam satu situasi juga pasti akan efektif
dalam situasi lainnya. Sedangkan sudut pandang contingent berasumsi bahwa
situasi di mana kepemimpinan itu dilatih amat penting. Karena kepemimpinan

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 85
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP

yang efektif tergantung pada situasinya, maka kepemimpinan bergantung pada


faktor-faktor contingent..
Teori sifat tidak berasumsi tentang apakah sifat kepemimpinan diwariskan
atau diperoleh. Mereka hanya menegaskan bahwa karakteristik pemimpin berbeda
dari pengikut. Karakteristik seperti tinggi badan, berat badan, dan fisik sangat
bergantung pada faktor keturunan. Sedangkan yang lain seperti pengetahuan
tentang tugas yang diemban bergantung pada pengalaman dan belajar.
REFERENSI
Filley, A. C., & House, R. J. (1969). Managerial Process and Oranizational
Behavior. Glenview: Scott Foresman and Co.
Griffin, R. W., & Moorhead, G. (1986). Organizational Behavior. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Humphrey, R. H. (2014). Effective Leadership. Thousand Oaks, Califoria: Sage
Publications, Inc.
Jago, A. G. (1982). Leadership: Perspectives in Theory and Research.
Management Science, 28(3), 315–336. https://doi.org/10.1287/mnsc.28.3.315
Judd, C. M., James-Hawkins, L., Yzerbyt, V., & Kashima, Y. (2005).
Fundamental dimensions of social judgment: Understanding the relations
between judgments of competence and warmth. Journal of Personality and
Social Psychology, 89(6), 899–913. https://doi.org/10.1037/0022-
3514.89.6.899
Judge, T. A., Bono, J. E., Ilies, R., & Gerhardt, M. W. (2002). Personality and
leadership: A qualitative and quantitative review. Journal of Applied
Psychology, 87(4), 765–780. https://doi.org/10.1037//0021-9010.87.4.765
Kirkpatrick, S. A., & Locke, E. A. (1991). Leadership: do traits matter? Executive,
5(2), 48–60. https://doi.org/10.5465/AME.1991.4274679
Kotter, J. P. (1990). A Force for Change: How Leadership Differs from
Management. New York: Free Press.
Northhouse, P. G. (2013). Kepemimpinan: Teori dan Praktik. (Tim Indeks, Ed.)
(6th ed.). Jakarta: Indeks.
Robbins, S. P. (1984). Essentials of Organizational Behavior. Englewood Cliffs,
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Rue, L. W., & Byars, Ll. L. (1977). Management Theory and Application.
Homewood: Richard D. Irwin, Inc.
Yukl, G. (2010). Leadership in Organizations (Seventh). Upper Saddle River:
Pearson Prentice Hall.
Reddin. W. J., An Integration of Leader-Behavior Typologies.
https://doi.org/10.1177/105960117700200303#
Marianti. M. M., 2009. Teori Kepemimpinan Sifat.
http://journal.unpar.ac.id/index.php/BinaEkonomi/article/view/712

www.ejournal.an-nadwah.ac.id Page | 86

Anda mungkin juga menyukai