Felaga Akbar 1920302033 UTS MK Perbandingan Aliran Kalam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Nama : Felaga Akbar

NIM : 1920302033
Kelas : AFI 2 Semester 3
Mata Kuliah : Perbandingan Aliran Kalam (UTS)
Dosen Pengampu : Murtiningsih, M.Pd.I

1. Khawarij
a. Pengertian
Secara bahasa kata Khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu kharaja yang
berarti keluar, mucul, timbul atau memberontak. Berdasarkan pengertian bahasa ini pula,
khawarij berarti setiap muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat Islam.
Secara istilah Khawarij adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin
Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap
keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang siffin pada tahun 37
H/657 M, dengan kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal
persengketaan khilafah.1

b. Kenapa aliran ini muncul


Aliran ini muncul sebab terjadinya persoalan politik yang berubah kemudian
menjadi soal kepercayaan atau dogmatis teologi. Mereka menuduh Khalifah Ali bin Abi
Thalib lebih percaya pada putusan musuh dan mengenyampingkan putusan Allah yaitu
menerima tahkim yang menjadi sebab perpecahan dan perbedaan pendapat sampai
tingkat dogmatis teologi. Jadi, setelah menerima prinsip arbitrase yang merugikan pihak
Ali, sebagian pengikut-pengikutnya keluar dari golongan Ali dan menamakan diri
mereka dengan golongan Khawarij dan merupakan sekte pertama lahir dalam Islam.
Mereka menentang arbitrase dengan prisip la hukma Illa Lillah.2

c. Peristiwa Tahkim
Peristiwa Tahkim atau Arbitrase adalah sebuah istilah untuk sebuah kejadian
sejarah yang berhubungan dengan Perang Shiffin Dalam kejadian ini Abu Musa Al
Asy’ri merupakan perwakilan dan juri bagi pasukan Kufah (pasukan Imam Ali)
dan Amru bin Ash merupakan perwakilan dari pihak pasukan Syam (pasukan

1
Saleh, “ Khawarij sejarah dan perkembangan “.El-Afkar. Vol 7 No.11, 2018, hal. 26
2
Saleh, “ Khawarij sejarah dan perkembangan “.El-Afkar. Vol 7 No.11, 2018, hal. 29
Muawiyah). Kedua perwakilan ini melakukan perundingan untuk menyelesaikan
perbedaan antara kaum Muslimin satu dengan lainnya dan kedua pihak sepakat untuk
memberikan pendapat sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis. Usulan perundingan
diajukan dengan tipu daya Amru bin 'Ash dan Muawiyah dalam rangka menyelamatkan
pasukan mereka dari pasukan Imam Ali as. Sebenarnya Imam Ali as dari awal sudah
menentang perundingan ini. Pasukan Syam ketika melihat mereka mulai terdesak dan
hampir mengalami kekalahan, mereka menancapkan Alquran di ujung tombak dan
meneriakkan syiar-syiar; bahwa hendaklah Alquran harus menjadi hakim bagi kedua
pihak. Mengingat Amru bin 'Ash perwakilan dari Syam berhasil dan mampu
mengelabui Abu Musa al-Asy'ari serta melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
kesepakatan dengan memperkenalkan Muawiyah sebagai khalifah, maka perundingan
pun tidak memberikan hasil dan hanya bisa menyelamatkan pasukan Syam dari
kekalahan.

d. Ajaran pokok kaum Khawarij


Ajaran-ajaran pokok Khawarij ialah khilafah, dosa, dan imam. Pandangan
Khawarij terdapat khalifah Sayyidina Ali dan Mu‟awiyah adalah: “Asal mula
ajaran Khawarij adalah hal-hal yang berkaitan dengan khalifah.mereka
berpendapat sahnya khalifah Abu Bakar dan Umar. Karena sahnya pemilihan
keduanya, dan sahnya khalifah Utsman pada beberapa tahun awal
pemerintahannya. Tatkala dia berubah dan menyimpang kebijakannya dan tidak
mengikuti jejak Abu Bakar dan Umar, dan berbuat hal-hal yang telah diperbuatnya
(menyimpang), maka dia wajib dipecat. Mereka mengakui sahnya khalifah Ali,
tetapi selanjutnya mereka berpendapat bahwa dia bersalah dalam masalah
tahkim.mereka menghukuminya kafir karena menerima tahkim. Mereka juga
mengutuk (mengkafirkan pengikut) orang-orang yang terlibat perang jamal:
Thalhah, Zubair, dan Aisyah, sebagaimana pula mereka mengkafirkan Abu Musa
Al-Asy‟ari, dan Amr bin Ash.”3
Dosa yang ada hanyalah dosa besar saja,tidak ada pembagian dosa besar dan
dosa kecil. Semua pendurhaka terhadap Allah SWT adalah berakibat dosa besar.
Latar belakang Khawarij menetapkan dosa itu hanya satu macamnya, yaitu hanya

3
Saleh, “ Khawarij sejarah dan perkembangan “.El-Afkar. Vol 7 No.11, 2018, hal.30
dosa besar saja, agar orang Islam yang tidak sejalan dengan pendiriannya dapat
diperangi dan dapat dirampas harta bendanya, dengan dalih mereka berdosa dan
setiap yang berdosa adalah kafir.
Sekalipun asal mula gerakan khawarij itu masalah politik semata, namun
kemudian berkembang menjadi corak keagamaan. Mereka berwatak keras, tanpa
perhitungan taktik strategi, tanpa berpikir panjang atas kekuatan yang ada padanya
sendiri dan kekuatan yang ada pada pihak lawan. Kemudian menurut golongan
Khawarij iman itu bukan hanya membenarkan dalam hati dan ikrar lisan saja tetapi
amal ibadah menjadi bagian dari iman.barang siapa tidak mengamalkan ibadah
(amal bil arkan) seperti sholat, puasa, zakat, dan lain-lain, maka kafirlah dia
1. Di bidang Teologi
Orang mukmin yang berbuat dosa besar (murtakib al-kaba’ir atau capital
sinner) adalah kafir dan telah keluar dari Islam dan wajib dibunuh.Ibadah
termasuk rukun iman, maka orang yang tarikush shalat dinyatakan kafir Anak-
anak orang kafir yang mati waktu kecilnya juga masuk neraka.
2. Dalam bidang ketatanegaraan
Kaum Khawarij lebih bersifat demokratis karena syarat untuk menjadi
pemimpin umat (imam atau khalifah) tidak harus dari ahlul bait Rosulullah dan
berbangsa Quraisy. Siapapun bisa, asal disepakati bersama. Hanya saja ada
syarat kualitas kepribadian, yakni harus seoraang yang wira‟i. zuhud, taqwa,
tidak berbuat dosa dan kesalahan. Boleh tidak mematuhi aturan-aturan kepala
Negara bila ternyata ia seorang yang dhalim.4

e. Enam Sekte Aliran Khawarij, pendiri beserta Ajarannya


Khawarij pada umumnya terdiri dari orang-orang Arab Badui yang hidup
sederhana di padang pasir yang tandus, bersifat keras hati dan berani dan merdeka
tidak tergantung pada orang lain. Diantara sekte yang terkenal dalam kaum
khawarij yaitu :
1. Kaum Al-Muhakimmah
Sekte Al Muhakimmah merupakan generasi pertama dan terdiri dari
pengikut ali dalam perang shifin, mereka kemudian keluar dari barisan Ali dan

4
Saleh, “ Khawarij sejarah dan perkembangan “.El-Afkar. Vol 7 No.11, 2018, hal.31
berkumpul di Harurah dekat Khufah untuk menyusun kekuatan guna melakukan
pemberontakan terhadap ali bin abi thalib. Mereka disebut Al Muhakimmah
sesuai dengan prinsip dari golongan mereka: la hukma illa Allah15 (tidak ada
hukum selain hukum Allah) dengan prinsip tersebut, mereka berpandangan
tidak sah menetapkan hukum selain hukum Allah yaitu Alquran Menurut ajaran
Muhakimmah semua orang yang melakukan dosa besar termasuk kafir.
Sedangkan yang mereka maksudkan dengan dosa besar tersebut adalah berzina
dan membunuh tanpa sebab.

2. Al Azariqah
Pemberian nama sekte ini dinisbahkan pada pendirinya Abi Rasyid Nai
bin al Azraq.menurut para ahli sejarah sekte ini dikenal paling ekstrim dan
radikal dari pada sekte lainnya dikalangan khawarij. Hal ini ditandai dengan
dipergunakannya term musyrik bagi orang yang melakukan dosa besar
sedangkan sekte lain hanya menggunakan term kafir. Term musyrik dalam
Islam merupakan dosa yang paling besar melebihi dosa kafir.
3. Al Najdah
Nama sekte ini berasal dari nama pemimpinnya Najdah bin Amir Al
Hanafi. Sekte ini merupakan sepaham dengan Al Azariqah karena mereka tidak
setuju dengan term musyrik yang diberikan kepada orang yang tidak mengikuti
paham Al Azariqah dan halal dibunuhnya perempuan dan anak-anak orang
Islam yang tidak sepaham dengan mereka dengan alasan musyrik
4. Al Ajaridah
Ajaridah adalah pengikut Adul Karim bin Ajrad. Menurut mereka
hijrah bukan merupakan kewajiban tetapi kebajikan sehinggga bila pengikutnya
tinggal diluar kekuasaan mereka tidak dianggap kafir.5
5. Ash Sufriyah
Sekte ini adalah pengikut Ziyad bin Al Ashfar. Menurut kelompok ini
orang yang melakukan dosa besar dikenakan had sebagaimana yang telah
ditentukan oleh Allah. Seperti pencuri, pezina dan sebagainya. Sedangkan peaku
dosa besar yang tidak ada hadnya maka disebut kafir namun demikian ada yang

5
Saleh, “ Khawarij sejarah dan perkembangan “.El-Afkar. Vol 7 No.11, 2018, hal.32
berpendapat bahwa pelaku dosa besar yang tidak ada hadnya tidak boleh
dikafirkan kecuali atas keputusan hakim.
6. Al Ibadiyah
Aliran ini dipimpin oleh Abdullah ibn Ibadh. Mereka merupakan
penganut paham Khawarij yang paling moderat dan luwes serta paling dekat
dengan paham Sunni. Sehingga aliran ini masih bertahan sampai sekarang.
Ajarannya seperti Orang islam yang berbeda paham dengan mereka bukan
musyrik, bukan pula kafir.

f. Ciri-ciri kaum Khawarij


1. Mudah mengkafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka, walaupun
orang tersebut adalah penganut agama Islam.
2. Islam yang benar adalah Islam yang mereka pahami dan amalkan. Islam
sebagaimana yang dipahami dan diamalkan golongan Islam lain tidak benar.
3. Orang-orang Islam yang tersesat dan telah menjadi kafir itu perlu dibawa
kembali ke Islam yang sebenarnya, yaitu Islam seperti yang mereka pahami dan
amalkan.
4. Karena pemerintahan dan ulama yang tidak sepaham dengan mereka adalah
sesat, maka mereka memilih imam dari golongan mereka sendiri. Imam dalam
arti pemuka agama dan pemuka pemerintahan.
5. Mereka bersikap fanatik dalam paham dan tidak segan-segan menggunakan
kekerasan dan pembunuhan untuk mencapai tujuan mereka.6

g. Kekeliruan dalam khawarij


Mereka itu suka mengafirkan para Muslim yang melakukan dosa besar.
Di sinilah letak kesalahan kaum khawarij itu. Menurut akidah mereka, Muslim
yang berbohong adalah kafir, Muslim yang mencuri pun adalah kafir. Begitu pula
dengan Muslim yang berzina, juga disebut kafir dan keluar dari Islam oleh
mereka.7
Kekeliruan dalam Aliran Khawarij yang lain adalah mereka menyatakan
diri keluar dari pemerintahan yang sah yang dipimpin oleh kaum Muslim. Tidak

6
Saleh, “ Khawarij sejarah dan perkembangan “.El-Afkar. Vol 7 No.11, 2018, hal.27
7
Republika co.id fitnah kaum Khawarij diakhir zaman.
hanya itu, mereka juga tidak segan-segan menghalalkan darah kaum Muslim yang
tidak sepemahaman dengan mereka.

2. Murji’ah
a. Pengertian
Secara Bahasa, Murji’ah diambil dari kata irja’ atau arja’a yang bermakna
penundaan, penangguhan, dan pengharapan yang artinya memberi harapan kepada
pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat dari Allah.
Secara Istilah, Murji’ah artinya kelompok dalam Islam yang berkeyakinan
bahwa kemaksiatan tidak akan mempengaruhi keimanan seorang Muslim,
sebagaimana kekafiran tidak akan mempengaruhi ketaatan.
b. Ciri-ciri ajaran Murjiah
a. Mereka berpendapat bahwa iman hanya sebatas pengucapan dengan lisan atau
sebatas pembenaran dengan hati atau hanya peneapan dan pembenaran.
b. Mereka berpendapat iman tidak bertambah dan tidak berkurang
c. Mereka berpendapat, orang yang meninggalkan kewajiban dan melakukan
perbuatan haram (dosa dan maksiat) tidk mengurangi imanya dan tidak
mengubah imanya
d. Orang yang selalu memberikan pengharapan
e. Tidak mau bermar ma’ruf nahimungkar dan tidak mau di amar ma’rufi,
f. Mereka membatasi kekufuran hanya pada pendustaan dengan hati8
c. . Pokok-pokok ajaran murji'ah
1. Golongan Murji’ah Moderat disebut juga Murji’ah Sunnah yang pada umumnya
terdiri dari para fuqaha’ dan muhadditsin. Mereka berpendapat bahwa orang
yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka, ia akan
dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya dan ada
kemungkinan Allah akan mengampuni dosanya.
2. Di dalam aliran Murji’ah ekstrem ini terdapat beberapa subsekte seperti al-
Yunusiah, al-‘Ubaidiah, al-Ghasaniah, al-Tsaubaniah, al-Tumainiah, dan al-
Shalihiah.
a. Yunusiyah

8
Muhammaddin dan Murtiningsih, Teologi Islam(Palembang : RAFAHPRESS,2018)
Tokohnya adalah Yunuw bin ‘Aun al-Numairi yang mengajarkan : (1). iman
adalah mengenal Allah, tunduk kepada-Nya, tidak sombong kepada-Nya, dan
mencintaiNya melalui hati.(2). Seorang mukmin bisa masuk surga hanyalah
karena keikhlasan dan cintanya kepada allah saja, bukan karena perbjatan-
perbuatan dan kepatuhan.
b. Ubaidiyah
Tokohnya adalah Ubaid bin al-makta’ib yang mengajarkan bahwa:(1). Segala
dosa selain syirik, yakin akan di maafkan. (2). Seseorang yang dalam iman,
dosa-dosa dan perbuatan jahat yang di kerjakan tidak akan merugikan bagi yang
bersangkutan
c. Ghassaniyah
Tokohnya adalah Ghassaniyah al-kufi, yang mengajarkan bahwa: (1). Iman
adalah mengenal Allah dn rasul-Nya serta mengakui apa-apa yang di turunkan
Allah dan yang dibawa Rasul-Nya. (2). Iman adalah keyakinan dalam hati. (3).
Iman tidak bertambah dan tidak berkurang
d. Tsaubaniyah
Tokohnya adalah Abu Tsauban yang mengajarkan :(1) iman adalah mengetahui
dan menerima atau mengakui Allah dan para utusa-Nya. (2). Mengakui bahwa
tiap sesuatu yang tidak di bolehkan oleh akal untuk di lakukan jangan di
lakukan. (3). Apa saja yang dibuktikan oleh akal sebagai sesuatu yang wajib,
hal itu bukan iman. (4). Perbuatan hanyalah bersifat skunder terhadap iman. (5).
Allah mengampuni seseorang yang berdosa di hari pengafilan, bebrarti ia juga
akan mengampunj setiap mukmin yang berdoaa yang berada pada posisi yang
sama
e. Taumaniyah
Tokohnya adalah Abu Mu’adz at-taumani yang mengajarkan : (1) iman adalah
sesuatu yangcmenjaga atau melindungi kita dari kekafiran. (2) ilmu, keyakinan,
cinta, keikhlasan dan apengakuan terhadap apa yang telah diwahyukan Allah
melalui nabi, merupaka. Kualitas pembentukn iman. (3). Iman adalah
pengakuan dengan dan dalam hati serta lidah sedangkan kekafiran adalah suatu
penolakan terhadapnya
f. Shalihiyah
Tokihnya adalah shalih bin Umar Al-shalihvyang mengajarkan bahwa: (1).
Keimanan adalah mengetahui allah secara umum yakni mengetahui bahwa alam
semesta ini memiliki satu pencipta saja. (2). Kekafiran hanyalah kebogohan (ketidk
tajuan) Akan Allah saja. (3). Shalat bukanlah menyembah Allah(4) tidak ada
menyembah Allah selain beriman kepadanya (5). Iman tidak bertambah dan tidaj
berkurang.

d. apa kekeliruan aliran murji’ah


1. Iman itu tidak bertambah dan kurang
2. Iman itu terletak di dalam hati saja
3. Murjia’ah tidak amarma’ruf nahi mungkar dan di amar ma;rufkan
4. Orang yang selalu memberi pengharapan

3. Analisalah serta uraikanlah letak perbedaan serta kesamaan antara faham aliran
Khawarij dan aliran Murji’ah!
Persamaan
Seperti halnya dengan kelompok Khawarij, golongan Murji’ah muncul
disebabkan masalah politik. Namun bedannya adalah golongan khawarij muncul
disebabkan oleh masalah politik secara langsung, sedangkan Murji’ah muncul
disebabkan oleh masalah politik secara tidak langsung. Golongan Murji’ah lebih
bersikap netral dan pasif terhadap masalah yang berkembang ketika itu, terutama dalam
penilan pelaku dosa besar, apabila pelaku dosa besar itu sudah menjadi kafir atau masih
tergolong mukmin. Murji’ah menilai bahwa pelaku dosa besar masih tetap mukmin,
masalah dosa besar yang dilakukannya ditangguhkan dan diserahkan kepada Allah.
Dosa tidak bisa merusak keimanan seseorang sebagai mana amal baik tidak membentuk
kekufuran. Kelihatannya yang melatar belakangi mereka berpaham demikian, karena
secara sosial mereka termasuk kelompok yang sudah mampu dari segi ekonomi,
sehingga lebih mengutamakan suasana kedamaian tanpa ingin mengambil resiko
dengan mendiskreditakan orang lain.
Perbedaannya ,
Khawarij: mengkafirkan Ali bin Abi Tholib, keputusan hanya datang dari Allah dgn
kembali kpd hokum-hukum dalam Al Quran.
Sedangkan
Murji'ah: orang yg berbuat dosa besar masih dikatakan mukmin dan bukan kafir, soal
dosa terserah Allah, memberi harapan bagi orang berbuat dosa besar dengan harapan
masih mau tobat, yg dilakukan manusia tdk menentukan posisi di dunia ia mukmin ta
kafir. Persamaan, Tidak punya ilmu dan lemah dlm agama, Jauhnya dari sunnah dan
keluarnya mereka dari pemimpin dan jama'ah kaum muslimin, Mengkafirkan orang yg
bukan dari golongan mereka, Berlebihan, Enggan beramal dgn dasar hadits dan atsar
salaf, dan Rusaknya pemahaman mereka tentang para sahabat.

Referensi : STAI YAPTIP dan UIN IB, dan risekdikti.go.id

4. Apa pengertian Mu‟tazilah? Cari lima pokok ajaran Mu‟tazilah dan jelaskan! Apa
kekeliruan dari aliran Mu‟tazilah?
Jawab:
Pengertian Mu’tazilah
1. Mu‟tazilah berasal dari kata i‟tizal yang artinya memisahkan diri, pada mulanya nama
ini diberikan oleh orang dari luar Mu‟tazilah karena pendirinya, Washil bin Atha‟,
tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Bashri. Dalam
perkembangan selanjutnya, nama ini kemudian disetujui oleh pengikut Mu‟tazilah dan
digunakan sebagai nama dari aliran mereka. Aliran Mu‟tazilah merupakan salah satu
aliran teologi dalam islam yang dapat dikelompokkan sebagai kaum rasionalis Islam.
(Referensi: https://www.bacaanmadani.com/2018/02/pengertian-mutazilah-tokoh-
aliran.html)
Pokok Ajaran Mu’tazilah
5 pokok ajaran Mu‟tazilah adalah:

(1) At-Tauḥid (Keesaan Allah)


Meyakini sepenuhnya hanya Allah Swt. yang Maha Esa. Tidak ada yang serupa dengan-Nya.
Mereka menganggap konsep tauhid ini yang paling murni sehingga mereka senang disebut
ahlut tauḥīd (pembela tauhid). Dalam mempertahankan paham keesaan Allah Swt., mereka
meniadakan segala sifat Allah, yaitu bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat yang berdiri di luar
Dzat-Nya. Kaum Mu‟tazilah enggan mengakui adanya sifat Tuhan dalam pengertian sesuatu
yang melekat pada Dzat Tuhan. Jika Tuhan dikatakan Maha Mengetahui maka itu bukan sifat-
Nya tapi Dzat-Nya. Mu‟tazilah juga meyakini bahwa al-Quran adalah mahluk.

(2) Al-„Adl (Keadlilan Tuhan)


Paham keadilan yang dikehendaki Mu‟tazilah adalah bahwa Allah Swt. tidak menghendaki
keburukan, tidak menciptakan perbuatan manusia dan manusia dapat mengerjakan perintah-
perintah-Nya dan meninggalkan larangan-laranganNya dengan qudrah (kekuasaan) yang
ditetapkan Allah Swt. pada diri manusia itu. Allah tidak memerintahkan sesuatu kecuali
menurut apa yang dikehendakiNya. Ia hanya menguasai kebaikan-kebaikan yang
diperintahkan-Nya dan tidak tahu menahu
(bebas) dari keburukan-keburukan yang dilarang-Nya. Dengan pemahaman demikian, maka
tidaklah adil bagi Allah Swt. seandainya Ia menyiksa manusia karena perbuatan dosanya,
sementara perbuatan dosanya itu dilakukan karena diperintah Tuhan. Tuhan dikatakan adil jika
menghukum orang yang berbuat buruk atas kemauannya sendiri.

(3) Al-Wa‟d wa al-Wa‟id (Janji dan Ancaman)


Al-wa‟du wa al-wa‟īd (janji dan ancaman), bahwa wajib bagi Allah Swt. untuk memenuhi
janji-Nya (al-wa‟d) bagi pelaku kebaikan agar dimasukkan ke dalam surga, dan melaksanakan
ancaman-Nya (al-wa‟īd) bagi pelaku dosa besar (walaupun di bawah syirik) agar dimasukkan
ke dalam neraka, kekal abadi di dalamnya, dan tidak boleh bagi Allah Swt. untuk
menyelisihinya. Karena inilah mereka disebut dengan Wa‟idiyyah.

(4) Al-Manzilah bain al-Manzilatain (Posisi diantara dua tempat).


Adalah suatu tempat antara surga dan neraka sebagai konsekwensi dari pemahaman yang
mengatakan bahwa pelaku dosa besar adalah fasiq, tidak dikatakan beriman dan tidak pula
dikatakan kafir, dia tidak berhak dihukumkan mukmin dan tidak pula dihukumkan Kafir.

(5) Amar Ma‟ruf dan Nahi Munkar.


Dalam pandangan Mu‟tazilah, dalam keadaan normal pelaksanaan al-amru bil ma‟ruf wan
nahyu „anil munkar itu cukup dengan seruan saja, tetapi dalam keadaan tertentu perlu dengan
kekerasan.

Kekeliruan Mu’tazilah
Kekeliruan Mu‟tazilah adalah:
1Menolak semua sifat Allah.
2 Dalam masalah takdir, Mu'tazilah adalah Qadariyyah yaitu menolak takdir.
3 Punya pendapat yang hampir sama dengan Jahmiyyah yaitu meniadakah kalau Allah dapat
dilihat pada hari kiamat, yang disebut Al-Qur'an itu makhluk (bukan kalamullah).
4 Menganggap bahwa semua ilmu itu kembali pada akal untuk bisa menerimanya.
5Mirip dengan Khawarij yang menganggap pelaku dosa besar kekal dalam nera ka, namun
mereka tidak berani mencap kafir. Itulah mengapa Mu'tazilah yang disebut “bancinya
Khawarij” (Mukhanits Al-Khawarij).
5 Orang mukmin mengatakan tidak masuk neraka, namun cuma mendatangi saja, karena kalau
masuk neraka, tak mungkin keluar lagi dari neraka sama sekali.
6Menganggap bahwa neraka dan neraka tidak kekal (akan fana).
7 Menyatakan Allah di mana-mana, di setiap tempat (Allah bi kulli makan).
8Mengingkari adanya siksa kubur.

5.Pengertian Jabariyah, Ajaran Jabariyah, Di mana letak kekeliruan Jabariyah, Apa itu
jabariyah Moderat, Apa itu jabariyah ekstrem?

Pengertian
Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung pengertian memaksa. Di
dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang
mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat dari
Allah adalah al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa.
Sedangkan secara istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan
menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan
perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).
Menurut Harun Nasution Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan
manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah. Maksudnya adalah bahwa
setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan
oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, di sini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam
berbuat, karena tidak memiliki kemampuan.
Pokok;pokok ajaran
1) Manusia tidak mampu berbuat apa-apa. Bahwa segala perbuatan manusia merupakan
paksaan dari Tuhan dan merupakan kehendak-Nya yang tidak bisa ditolak oleh manusia.
Manusia tidak punya kehendak dan pilihan. Ajaran ini dikemukakan oleh jahm bin shofwan.
2) Surga dan neraka tidak kekal, begitu pun dengan yang lainnya, hanya Tuhan yang kekal.
3) Iman adalah ma’rifat dalam hati dengan hanya membenarkan dalam hati. Artinya, bahwa
manusia tetap dikatakan beriman meskipun ia meninggalkan fardhu dan melalkukan dosa
besar, tetap dikatakan beriman walaupun tanpa amal. 9
4) Kalam Tuhan adalah makhluk, Allah SWT mahasuci dari segala sifat keserupaan dengan
makhluk-Nya, maka Allah tidak dapat dilihat meskipun di akhirat kelak, oleh karena itu Al-
Qur’an sebagai makhluk adalah baru dan terpisah dari Allah, tidak dapat disifatkan kepada
Allah SWT.
5) Allah tidak mempunyai sifat serupa makhluk seperti berbicara, melihat, dan mendengar.
6) Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia berperan dalam mewujudkan
perbuatan itu. Teori ini dikemukakan oleh Al-Asy’ari yang disebut teori kasah, sementara An-
najjar mengaplikasikannya dengan ide bahwa manusia tidak lagi seperti wayang yang
digerakkan, sebab tenaga yang diciptakan Tuhan dalam diri manusia mempunyai efek untuk
mewujudkan perbuatannya.7
di kehidupan ini.
1. Jahm bin Shofwan
Pendapat Jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi adalah:
a.Manusia tidak mempu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai
kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan.
b. Surga den neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain Allah.
c. Iman adalah ma'rifat untuk membenarkan dalam hati.
d.Kalam Tuhan adalah makhluk.
2. Ja'ad bin Dirham
Pendapat Ja’ad secara umum sama dengan pendapat Jahm, yaitu:
a. Alquran adalah makhluk dan sesuatu yang baru dan tidak dapat disifatkan kepada Allah.
b. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk, seperti berbicara, melihat dan
mendengar.
c. Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala hal

e) Diantara Pemuka moderat dan pendapat-pendapatnya adalah:


1.Husain bin Muhammad an-Najjar
a.Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran
dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.

9
Nata, Alaudin, ilmu Kalam, filsafat dan tasawuf (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993
b.Tuhan tidak dapat dilihat di akherat. Akan tetapi An-Najjar menyatakan bahwa Tuhan dapat saja
memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat Tuhan.
2. Adh-Dhirar
Pendapatnya adalah bahwa manusia tidak hanya merupakan wayang yang digerakkan dalang.
Manusia mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatan dan tidak semata-mata dipaksa dalam
melakukan perbuatan. Secara tegas Dhihar mengatakan bahwa satu perbuatan dapat dilakukan oleh
dua pelaku secara bersamaan. Artinya, perbuatan manusia tidak anya ditimbulkan oleh Tuhan,
tetapi juga oleh manusia itu sendiri. Manusia mempunyai peran dalam perbuatan-perbuatan yang
dilakukannya. Mengenai melihat Tuhan, Dhihar berpendapat bahwa Tuhan dapat saja dilihat
dengan indera keenam dan perbuatan dapat ditimbulkan oleh dua pihak.
Letak kekeliruan
Menurut saya, Letak kekeliruan Jabariyah itu terdapat pada diri mereka yang sangat
mudah berputus asa, mereka hanya bisa berpasrah kepada Allah SWT dan mereka seperti
dikekang tidak memiliki kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya karena
menurut mereka semua sudah di tentukan oleh Allah SWT karena mereka tidak mau berusaha
untuk mengubah takdir yang di janjikan Allah swt, dan seakan akan mereka malas menjalani
hidup

Anda mungkin juga menyukai