3510 7621 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pertanian Agros Vol.25 No.

4, Oktober 2023: 3743-3750

IDENTIFIKASI Ca, Mg, K, Na, KTK SETELAH PENERAPAN KOMBINASI


MEDIA TANAM DAN IRIGASI TETES
IDENTIFICATION OF Ca, Mg, K, Na, KTK AFTER APPLYING A
COMBINATION OF PLANTING MEDIA AND DRIP IRRIGATION

Maria Angelina Tuas1, Magdalena Sunarty Pareira2, Natalia Desy Djata Ndua3
1,2,3
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Timor

ABSTRACT
Agricultural cultivation activities in Sekon Village are limited by soil conditions and water
availability which then affects soil fertility and plant growth. Horticultural plants cultivated by
the community have yellow-brown leaves, small leaf and stem sizes and stunted growth. Soil
conservation strategy that can be implemented in this condition is the use of natural fertilizer
(organic material). Meanwhile, water conservation efforts to overcome low water availability
can be carried out by regulating watering through the application of a drip irrigation system.
This research is a qualitative descriptive study which aims to identify the availability of Ca,
Mg, K, Na and KTK in planting media samples after application of biochar compost and cow
manure as well as implementation of watering regulations. The results of laboratory analysis
show the average contents of Ca, Mg, K and Na respectively, namely 25.59 me 100 g soil-1
(very high), 2.66 me 100 g soil-1 (high), 0.96 me 100 g soil-1 (high) and 0.16 me 100 g soil-1
(low). The average KTK is 38.02 me 100 g soil-1 and is classified as high.
Key-words: cations, planting media, soil and water conservation
INTISARI
Kegiatan budidaya pertanian di Desa Sekon dibatasi dengan kondisi tanah dan ketersediaan air
yang kemudian mempengaruhi kesuburan tanah serta pertumbuhan tanaman. Tanaman
hortikultura yang dibudidayakan masyarakat memiliki warna daun yang kuning-kecokelatan,
ukurandaun dan batang yang kecil serta pertumbuhannya kerdil. Strategi konservasi tanah yang
dapat dilakukan pada kondisi ini yaitu penggunaan pupuk alami (bahan organik). Sedangkan
upaya konservasi air yang dilakukan dalam mengatasi ketersediaan air yang rendah dapat
dilakukan dengan pengaturan penyiraman melalui aplikasi penggunaansistem irigasi tetes.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan mengidentifikasi
ketersediaan Ca, Mg, K dan Na serta KTK pada sampel media tanam setelah aplikasi kompos
biochar dan pupuk kandang sapi serta penerapan pengaturan penyiraman. Hasil analisis
laboratorium menunjukkan rata-rata kandungan Ca, Mg, K dan Na berturut-turut yaitu 25,59
me 100 g tanah-1 (sangat tinggi), 2,66 me 100 g tanah-1 (tinggi), 0,96 me 100 g tanah-1 (tinggi)
dan 0,16 me 100 g tanah-1 (rendah). Rata-rata KTK sebesar rata-rata 38,02 me 100 g tanah-1
dan tergolong tinggi.
Kata kunci: kation, konservasi tanah dan air, media tanam

1
Corresponding author: Maria Angelina Tuas, Universitas Timor. Email : [email protected]
3744 Jurnal Pertanian Agros Vol.25 No.4, Oktober 2023: 3743-3750

digunakan dalam sistem budidaya


1. PENDAHULUAN [Times New tanaman. Tanah Desa Sekon yang
Roman 11 bold] merupakan tanah entisol mengalami
perkembangan solum yang lambat karena
Sekon merupakan desa terpencil di
pengaruh faktor iklim (curah hujan
Kabupaten Timor Tengah Utara
rendah). Hal inimenyebabkan kurangnya
(Kabupaten TTU) dengan usaha
proses infiltasi air dan pencucian air ke
pertanian sebagai kegiatan utama
dalam solum tanah sehingga
masyarakat. Hasil pertanian yang
pembentukan horison tanah terhambat.
diperoleh dapat dijual untuk membantu
perekonomian masyarakat. Sebagian Tanaman di kebun warga Desa
hasil pertanian dapat dikonsumsi sendiri Sekon terlihat kerdil, daun menguning
sebagai pemenuhan pangan masyarakat. hingga mengering (Tuas, et al., 2022).
Oleh sebab itu permasalahan dalam Hal ini sesuai dengan studi pendahuluan
kegiatan pertanian (sistem budidaya) yang menunjukkan satu tanaman
perlu diminimalisir. Hal ini ditunjang hortikultura yang dibudidayakan
dengan kenyataan bahwa penggunaan masyarakat Desa Sekon memiliki warna
lahan di Kabupaten TTU didominasi oleh daun yang kuning-kecokelatan, ukuran
sektor pertanian dengan prosentase daun dan batang yang kecil serta
31,23%, diikuti oleh penggunaan lahan pertumbuhannya kerdil. Hal ini tentunya
untuk hutan sebesar 28,78%. Kegiatan menjadi faktor pembatas dalam kegiatan
pertanian yang dilakukan yaitu sawah, pertanian yang berdampak pada kualitas
ladang, tegalan, perkebunan dan hutan. dan kuantitas hasil produksi.
Secara keseluruhan penggunaan wilayah Tindakan konservasi tanah dan air
daratan TTU mencapai 74% dari dianggap mampu memperbaiki kondisi
keseluruhan luat daratan di Kabupaten yang terjadi di Desa Sekon. Strategi
TTU (BPS TTU 2020). Namun konservasi tanah yang dapat dilakukan
permasalahan yang terjadi di Desa Sekon pada kondisi ini yaitu penggunaan pupuk
terdapat pada rendahnya pertumbuhan alami (bahan organik). Penggunaan
dan hasil tanaman yang dibudidayakan. bahan organik dapat memperbaiki
Hal ini mengindikasilkan rendahnya kondisi fisik, kimia dan biologi tanah.
ketersediaan unsur hara serta Salah satu bahan yang dapat digunakan
ketersediaan air irigasi pertanian. yaitu biochar. Manfaat penggunaan
biochar yaitu memperbaiki struktur
Kegiatan budidaya pertanian di
tanah, menahan air dan tanah dari erosi
Desa Sekon dibatasi dengan
karena luas permukaannya lebih besar,
keadaaan/kondisi tanah yang kemudian
memperkaya karbon organik dalam
mempengaruhi kesuburan tanah. Tanah di
tanah, meningkatkan pH tanah sehingga
Desa Sekon merupakan tanah entisol yang
secara tidak langsung meningkatkan
tergolong dalam tanah marginal sehingga
produksi tanaman (Ismail, et al., 2011).
kondisi fisik tanah tidak optimal
Penggunaan biochar yang
Identifikasi Ca, Mg, K, Na, KTK (MA Tuas, MS Pareira, NDD Ndua) 3745
Jurnal Pertanian Agros Vol.25 No.4, Oktober 2023: 3743-3750

dikombinasikan dengan pupuk kandang dan menguntungkan. Selain itu, irigasi


kotoransapi menjadikan komposisi media tetes memberikan peluang produksi
tanam kaya akan unsur hara. Penelitian sepanjang tahun sedangkan metoda
Saragih (2019) menunjukkan interaksi konvensional hanya satu kali tanam
pemberian pupuk kandang kotoran sapi dalam satu tahun. Hasil produksi yang
dan pupuk SP-36 (200 kg/ha) berkelanjutan juga mendapat insentif
berpengaruh nyata meningkatkan pH harga yang lebih baik karena kurangnya
tanah, P-tersedia tanah, tinggi tanaman, penawaran (supply) karena karena
bobot kering tajuk, dan serapan P sebagian besar petani masih beroduksi
tanaman. Selain itu, penelitian Salawati, secara konvensional. Penerapan sistem
et al, (2019) menunjukkan bahwa irigasi tetes ini yakni pemberian air
penggunaan biochar, tanah, pupuk dalam volume kecil dan berkelanjutan,
kandang kotoran sapi masing masing irigasi tetes ini juga bertujuan untuk
berbanding 1 (v/v) merupakan perlakuan menjaga kelembaban tanah dan
terbaik terhadap parameter tinggi kehilangan air yang disebabkan musim
tanaman, jumlah daun, diameter batang kemarau sehingga ketersediaan air bagi
panjang akar berat segar dan berat kering tanaman dapat terpenuhi (Steven
turus bibit cengkeh pada umur 12 minggu Witman, 2021).
setelah tanam. Potensi ketersediaan bahan
baku pembuatan biochar dan pupuk 1. METODE PENELITIAN
kandang kotoran sapi cukup berlimpah
Penelitian dilakukan di beberapa
dan belum dimanfaatkan secara optimal.
tempat. Tahap pengambilan sampel
Selain konservasi tanah, konservasi
dilakukan di Desa Sekon kemudian
air yang dilakukan dalam mengatasi
penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca
ketersediaan air yang rendah dapat
Fakultas Pertanian Universitas Timor.
dilakukan dengan pengaturan
Preparasi sampel tanah dilakukan di
penyiraman melalui aplikasi penggunaan
Laboratorium Pertanian Universitas
sistem irigasi tetes. Pengaturan
Timor sedangkan proses analisis sifat
penyiraman ini bertujuan untuk
kimia tanah dilakukan di Laboratorium
menghemat penggunaan air serta
Kimia Tanah Fakultas Pertanian
mengontrol beberapa parameter penting
Universitas Nusa Cendana. Peralatan dan
dalam pertumbuhan dan hasil tanaman.
bahan - bahan yang dibutuhkan dalam
Dari aspek sosial ekonomi penerapan
penelitian ini yaitu meteran, sekop,
sistem irigasi tetes di lahan kering
cangkul, bor tanah, endok tanah, ember
memberikan dampak positif. Penelitian
plastik, plastik sampel, media tanah,
Nampa, et al., (2019), menunjukkan
karung dan box sampel. Analisis sampel
introduksi teknologi irigasi tetes mampu
tanah di laboratorium menggunakan
memberikan keutungan diatas suku
seperangkat peralatan dan bahan sesuai
bunga rata-rata. Sehingga secara finansial
prosedur analisis.
introduksi teknologi irigasi tetes layak
3746 Jurnal Pertanian Agros Vol.25 No.4, Oktober 2023: 3743-3750

Penelitian ini menggunakan metode dilakukan dengan penerapan sistem


uji tanah di laboratorium sesuai dengan irigasi tetes. Penelitian ini menerapkan
standar dan/atau peraturan yang berlaku. tiga jenis komposisi media tanam (sampel
Penelitian ini merupakan penelitian tanah Desa Sekon, kompos biochar dan
deskriptif kualitatif yang bertujuan pupuk kandang sapi) dan tiga jenis
mengidentifikasi ketersediaan Ca, Mg, K interval penyiraman menggunakan irigasi
dan Na serta KTK pada sampel media tetes.
tanam setelah aplikasi kompos biochar Pada penelitian ini digunakan sawi
dan pupuk kandang sapi serta penerapan pakcoy untuk melihat respon atas
pengaturan penyiraman. Percobaan perlakuan yang diterapkan. Analisis sifat
penerapan teknologi konservasi kimia tanah hanya difokuskan pada
dilakukan pada sampel tanah Desa Sekon sampel media tanam yang telah
dalam skala rumah kaca menggunakan digunakan untuk menanam pakcoy
polibag. Upaya konservasi tanah setelah aplikasi kompos biochar dan
dilakukan dengan mengkombinasikan pupuk kandang sapi. Analisis sampel
sampel tanah Desa Sekon dengan kompos dilakukan terhadap parameter Ca, Mg, K,
biochar dan pupuk kandang sapi. Na, KTK, DHL. Berikut keterangan
Sedangkan upaya konservasi air kombinasi perlakuan.

Tabel 1. Kombinasi perlakuan


No Kode Keterangan
Sampel

1 V0M0 Penyiraman rutin setiap hari pada sore dengan 100% tanah entisol
2 V0M1 Penyiraman rutin setiap hari pada sore dengan 75% Tanah
entisol : 25% biochar + PKS
3 V0M2 Penyiraman rutin setiap hari pada sore dengan 50% tanah entisol
: 50% biochar + PKS
4 V1M0 Penyiraman setiap dua hari sekali pada sore dengan 100% tanah
entisol
5 V1M1 Penyiraman setiap dua hari sekali pada sore dengan 75% Tanah
entisol : 25% biochar + PKS
6 V1M2 Penyiraman setiap dua hari sekali pada sore dengan 50% tanah
entisol : 50% biochar + PKS
7 V2M0 Penyiraman rutin setiap empat hari sekali dengan 100% tanah
entisol
8 V2M1 Penyiraman rutin setiap empat hari sekali dengan 75% Tanah
entisol : 25% biochar + PKS
9 V2M2 Penyiraman rutin setiap empat hari sekali dengan 50% tanah
entisol : 50% biochar + PKS
Identifikasi Ca, Mg, K, Na, KTK (MA Tuas, MS Pareira, NDD Ndua) 3747
Jurnal Pertanian Agros Vol.25 No.4, Oktober 2023: 3743-3750

2. HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi beberapa parameter terhadap media tanam menunjukkan hasil yang
disajikan pada Gambar 1 sampai Gambar 4.

Gambar 3. Kandungan K dalam media


tanam
Gambar 1. Kandungan Ca dalam media
tanam

Gambar 2. Kandungan Mg dalam media Gambar 4. Kandungan Na dalam media


tanam tanam

Kadar Kation Basa (Ca, Mg, K dan Na)


Kation basa merupakan sebagian mempengaruhi kualitas tanah atau media
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. tanam.
Kelebihan ataupun kekurangan unsur hara Berdasarkan hasil analisis sifat
ini dapat berdampak negatif bagi kimia tanah di laboratorium menunjukkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. bahwa kandungan kation basa dalam
Selain berdampak bagi tanaman, kelebihan sampel tanah cukup beragam. Kalsium
ataupun kekurangan unsur hara juga (Ca) merupakan salah satu unsur hara
berbentuk kation yang termasuk ke dalam
3748 Jurnal Pertanian Agros Vol.25 No.4, Oktober 2023: 3743-3750

unsur makro tanaman yang sangat penting sampai 3,23 me 100 g tanah-1.. Hasil
bagi tanaman karena dapat berfungsi analisis menunjukkan kandungan rata-rata
sebagai penyusun dinding sel dan menjaga Mg tergolong tinggi yaitu 2,66 me 100 g
elastisitas sel. Hasil analisis media taman tanah-1. Hasil penelitian Situmeang
(Gambar 1) menunjukkan kandungan Ca Yohanes (2020) juga menunjukkan
berkisar antara 25,25 me 100 g tanah-1 kandungan Mg pada biochar bambu
sampai 26,07 me 100 g tanah-1 dengan rata- sebesar 15,88 mg/kg. Tingginya kadar Mg
rata 25,59 me 100 g tanah-1. Keberadaan dalam biochar ini mampu meningkatkan
Ca ini tergolong sangat tinggi. Hasil ketersediaan Mg dalam media tanam. Oleh
analisis kandungan Ca dari kesembilan karena itu, aplikasi media tanah dengan
sampel tanah tidak berbeda signifikan. Hal kompos biochar dan pupuk kandang sapi
ini menunjukkan bahwa pengaruh dapat meningkatkan kation dalam tanah.
konservasi dengan mengkombinasikan Sama seperti Ca, kandungan Mg pada
media tanam dan jenis interval penyiraman kesembilan sampel tanah tidak berbeda
menggunakan irigasi tetes dapat signifikan namun dapat menaikkan nilai
memberikan nilai kandungan Ca yang Mg dari perlakuan kontrol. Mg merupakan
relatif sama. Media tanam yang digunakan unsur hara makro sekunder yang penting
yaitu terdiri dari kompos biochar dan dalam tanah dan tanaman karena Mg
pupuk kandang sapi. Biochar yang berfungsi sebagai penyusun klorofil. Selain
ditambahkan pada media tanam dapat itu, Mg juga memiliki peran yang sama
meningkatkan ketersediaan Ca karena dengan Ca yaitu untuk mengimbangi
biochar mengandung Ca yang cukup tingginya kelarutan Al dan Fe pada tanah
tinggi. Hasil analisis Situmeang Yohanes yang bersifat masam (Havlin et al., 2010).
(2020), menunjukkan biochar bambu Gambar 3 menyajikan hasil analisis
memiliki kandungan Ca 32,20 mg/kg K dalam media tanam. Kandungan K yang
sedangkan kandungan Ca dalam kompos ditemukan dalam sampel media tanam
sebesar 9,28 mg/kg. Kandungan Ca yang yaitu berkisar antara 0,54 me 100 g tanah-1
sangat tinggi di dalam tanah dapat sampai 1,25 me 100 g tanah-1 dengan rata-
mengimbangi pengaruh negatif dari rata 0,96 me 100 g tanah-1. Tuas, et al.,
keberadaan kation lain seperti Al, Fe dan (2022) menyatakan unsur kalium berperan
Mn. Selain terbatasnya ketersediaan air, dalam proses pembentukan protein dan
salah satu penyebab rendahnya kualitas karbohidrat serta meningkatkan ketahanan
tanah di lahan kering yaitu kandungan Ca tanaman terhadap penyakit. Unsur kalium
yang relatif rendah. Upaya perbaikan (K) juga sangat berperan dalam
kualitas tanah dapat dilakukan dengan pertumbuhan tanaman untuk memacu
aplikasi kompos biochar dan pupuk translokasi karbohidrat dari daun ke organ
kandang sapi pada media tanam. tanaman (Agustina, 2004). Dilihat dari
Gambar 2 menyajikan kandungan pentingnya kalium bagi tanaman maka
Mg dalam sampel media tanam yang perlu diperhatikan upaya untuk menjaga
berkisar antara 2,17 me 100 g tanah-1 ketersediaan kalium. Media tanam yang
Identifikasi Ca, Mg, K, Na, KTK (MA Tuas, MS Pareira, NDD Ndua) 3749
Jurnal Pertanian Agros Vol.25 No.4, Oktober 2023: 3743-3750

terdiri dari campuran biochar maupun dengan sodisitas sebagai bagian dari kation
kompos biochar umumnya mengandung K garam total yang biasa diekspresikan
yang tinggi karena struktur biochar yang dengan salinitas. Salinitas dan sodisitas
berpori dapat menjaga ketersediaan K yang terlalu tinggi membawa pengaruh
maupun unsur lainnya. Biochar dapat buruk bagi tanaman, baik secara sendiri-
mempertahankan kation-kation dalam sendiri maupun secara bersamaan. Hasil
media tanam karena biochar dapat analisis sampel tanah yang dilakukan
mengurangi resiko pencucian hara. Hal ini menunjukkan pengaruh negatif Na baik
sesuai dengan penyataan Bambang (2012) pada tanah maupun pada tanaman relatif
bahwa pemberian biochar sebagai bahan tidak ada.
pembenah tanah dapat meningkatkan KTK adalah jumlah maksimum
ketersediaan kation-kation seperti kalium. kation yang dapat diikat oleh tanah per
Pada Gambar 4 menunjukkan massa dari tanah tersebut. Hasil analisis
kandungan Na dalam sampel media tanam nilai KTK berkisar antara 34,56 me 100 g
berkisar antara 0,1 me 100 g tanah-1 sampai tanah-1 sampai 41,07 me 100 g tanah-1
0,19 me 100 g tanah-1. Rata-rata kandungan dengan rata-rata 38,02 me 100 g tanah-1.
Na dalam sampel media tanam yaitu Kandungan KTK dalam sampel media
sebesar 0,16 me 100 g tanah-1. Keberadaan tanam ini tergolong cukup tinggi.
Na ini tergolong rendah. Kandungan Na Tingginya nilai KTK dipengaruhi oleh
dalam biochar lebih rendah dibandingkan pemberian pupuk kandang sapi sebagai
dengan kandungan Na dalam kompos. pupuk organik dengan tambahan kompos
Utami (2004) menyatakan bahwa kadar biochar. Aplikasi pupuk kandang sapi dan
normal Na dalam tanah yaitu 0,03 me 100 kompos biochar serta pengaturan
g tanah-1. Na yang tinggi pada tanah dapat penyiraman menggunkan irigasi tetes
mengakibatkan terjadinya erosi karena dapat menjaga dan meningkatkan bahan
kelebihan Na menyebabkan tanah organik dalam tanah. Suriadikarta, et al.,
terdispersi (Djajadi dan Murdiyati, 2000). (2002) menyatakan tanah-tanah yang
Selain itu, natrium berlebihan memiliki bahan organik sedang hingga
menyebabkan sodisitas yang dapat tinggi, biasanya memiliki KTK tanah yang
merusak struktur tanah. Djuwansah relative lebih tinggi daripada tanah-tanah
Muhamad (2013) menjelaskan kandungan yang rendah bahan organik.
Na di dalam tanah biasa dekspresikan

3. KESIMPULAN tanaman. Rata-rata kandungan Ca, Mg, K dan


Konservasi tanah dan air yang dilakukan Na berturut-turut yaitu 25,59 me 100 g tanah-1
dengan cara apliksi kompos biochar dan pupuk (sangat tinggi), 2,66 me 100 g tanah-1 (tinggi),
kandang sapi serta penerapan sistem irigasi 0,96 me 100 g tanah-1 (tinggi) dan 0,16 me 100
tetes pada sampel tanah Desa Sekon g tanah-1 (rendah). Rata-rata KTK sebesar rata-
memberikan sifat kimia tanah yang baik untuk rata 38,02 me 100 g tanah-1 dan tergolong
menunjang pertumbuhan dan perkembangan tinggi.
3750 Jurnal Pertanian Agros Vol.25 No.4, Oktober 2023: 3743-3750

Ultisol. Program Studi Agroteknologi,


4. DAFTAR PUSTAKA Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Agustina, L. (2004). Dasar Nutrisi Situmeang Yohanes P. (2020). Biochar Bambu
Tanaman. PT. Rineka Cipta, Jakarta (Perbaiki Kualitas Tanah dan Hasil Jagung).
Bambang, S.A. (2012). Si Hitam Biochar Scopindo Media Pustaka, Surabaya
yang Multiguna. PT. Perkebunan Steven Witman. (2021). Penerapan Metode
Nusantara X (Persero), Surabaya Irigasi Tetes Guna Mendukung Efisiensi
BPS TTU. (2020). Kabupaten TTU dalam Penggunaan Air di Lahan Kering. Jurnal
Angka. Statistik, TTU Triton, Vol. 12 No. 1 (Juni, 2021) 20-28 e
Djajadi & Murdiyati, A.S. (2000). Hara ISSN: 2745-3650, p ISSN: 2085-3823 DOI:
dan Pemupukan Tembakau Temanggung. https://doi.org/10.47687/jt.v12i1.152
Balai Penelitian, Bogor Suriadikarta, D.A., Prihatini, T., Setyorini, D.,
Havlin, J.L., Tisdale, S.L., Nelson, W.L. & & Hartatiek, W. (2002). Teknologi
Beaton J.D. (2010). Soil Fertility and Pengololaan Bahan Organik Tanah (Dalam
Fertilizers. (6th edition). Prentice-Hall of India. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju
Prt Ltd, New Delhi Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan).
Ismail, M. & Basri, A.B. ( 2011). Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Pemanfaatan Biochar Untuk Perbaikan Agroklimat, Bogor
Kualitas Tanah. Balai Pengkajian Teknologi Utami, P.S. (2004). Laju Fotosintesis Timun
Pertanian (BPTP), Aceh Akibat Perbedaan Kadar Natrium Pada
Lingga, P. & Marsono. (2000) Pupuk Akar, Aplikasi
Jenis dan Aplikasinya. Penebar Swadaya, Sipramin. Skripsi S1 Jurusan Agronomi,
Jakarta Fakultas Pertanian Universitas Jember
Nampa, I Wayan, Salmijati Kaunang, & Made
Tusan Surayasa. (2019). Irigasi Tetes Di
Lahan KeringUntuk Ketahanan Pangan Dan
Penghidupan Petani Yang Lebih Baik
(Analisis Perubahan Teknologi Pada
Budidaya Beberapa Jenis Tanaman Di Pusat
Unggulan Lahan Kering Kepulauan Undana).
Journal On Socio- Economics Of Agriculture
AndAgribusiness Vol.13 No.1
Swadaya, Jakarta
Salawati, Firdatul Hasanah, Sjarifuddin Ende,
Bustaman (2019). Penggunaan Biochar Dan
Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit
Cengkeh Varietas Zanzibar. Agritrop, Vol. 17
No. 2 (Desember, 2019) ISSN 1693-2877
EISSN 2502-0455
Saragih, & Marry Inriyani. (2019).
Pemanfaatan Biochar Dan Pupuk Kandang
Sebagai Amelioran Dengan Sp-36 Terhadap
Peningkatan P-Tersedia, Serapan P Dan
Pertumbuhan Jagung (Zea Mays L.) Di Tanah

Anda mungkin juga menyukai