Makalah Perhitungan Pajak Penghasilan Pa
Makalah Perhitungan Pajak Penghasilan Pa
Makalah Perhitungan Pajak Penghasilan Pa
Oleh :
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan ucapan
alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas berkat Rahmat-Nya yang diberikan kepada
kita terutama nikmatul imaniwal islam, diantara beberapa nikmat tersebut sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul tentang “Perhtingan Pajak
Penghasilan Pasal 21”.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan dan tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung.
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikan yang terbaik. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................2
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................9
3.2 Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh :
Istri bekerja sebagai pegawai tetap, menerima lembur namun suaminya tidak
berpenghasilan
Siyem adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak, bekerja pada PT
Gembus dengan gaji sebulan sebesar Rp7.500.000,00. Siyem membayar iuran
pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
sebesar Rp50.000,00 sebulan. Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat
Siyem berdomisili yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya
tidak mempunyai penghasilan apapun. Pada bulan Juli 2019 selain menerima
pembayaran gaji juga menerima pembayaran atas lembur (overtime) sebesar
Rp2.000.000,00. Tentukan PPh 21 bulan Juli 2019.
2
Gaji Rp7.500.000
Lembur (overtime) Rp2.000.000 +
Rp9.500.000
Pengurangan
Biaya jabatan 5% x Rp9.500.000 Rp475.000
Iuran pensiun Rp 50.000 +
Rp525.000 -
Penghasilan neto sebulan Rp8.975.000
Catatan :
• Oleh karena suami Siyem tidak menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya PTKP
Siyem adalah PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk status kawin.
• Besaran PKP didasarkan pada peraturan PMK No 101 th 2016 yg mulai berlaku per 1
Januari 2016.
3
Contoh Perhitungan Pajak Penghasilan Karyawan Pindah Tugas
Budi seorang jurnalis lajang bekerja di sebuah media cetak nasional dengan gaji Rp
6.000.000 perbulan dan iuran pensiun Rp 200.000. Pada bulan Agustus, ia
dipindahkan dari kantor Jakarta ke biro Yogyakarta. Berapa PPh 21 yang harus
dipotong dari penghasilan Budi bekerja di Yogyakarta?
Gaji Rp6.000.000
Biaya jabatan Rp300.000
Iuran pensiun Rp200.000
(Rp500.000)
Gaji Rp6.000.000
Biaya jabatan Rp300.000
Iuran pensiun Rp200.000
(Rp500.000)
Dari hasil perhitungan di atas, PPh 21 yang dipotong dari penghasilan Budi selama 5 bulan
bekerja di biro Yogyakarta adalah Rp 250.000 atau Rp 50.000 per bulan.
4
2.3 Perhitungan PPh Pasal 21 Upah Kerja
Perhitungan PPh pasal 21 upah karyawan harian tidak sama dengan karyawan
yang digaji bulanan, misalnya dalam menerapkan Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Dalam peraturan perpajakan, karyawan harian atau pekerja lepas harian merupakan
subjek pajak PPh Pasal 21 yang dikategorikan Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja
Lepas.
Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas merupakan pegawai yang hanya
menerima penghasilan atau upah apabila yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah
hari bekerja, jumlah unit pekerjaan yang dihasilkan, atau penyelesaian suatu jenis
pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.
Setelah seorang pegawai memperoleh gaji atau upah berdasarkan pekerjaan yang
telah dikerjakan, pegawai tersebut wajib dikenakan pajak PPh Pasal 21 karyawan harian.
Mengacu pada Peraturan Dirjen Pajak No PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata
Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
1. Apabila penghasilan kumulatif Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas dalam
1 bulan kalender belum melebihi Rp 4.500.000, berlaku ketentuan berikut:
a. Tidak dilakukan pemotongan PPh 21, jika penghasilan sehari atau rata-rata sehari
belum melebihi Rp 450.000
b. Dilakukan pemotongan PPh 21, jika penghasilan sehari atau rata-rata sehari
melebihi Rp 450.000, dan jumlah Rp 450.000 tersebut merupakan jumlah yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
2. Rata-rata penghasilan sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah
borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan.
3. Dalam hal Pegawai Tidak Tetap telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1
bulan kalender melebihi Rp 4.500.000 maka jumlah yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto adalah sebesar PTKP yang sebenarnya.
4. PTKP yang sebenarnya adalah PTKP untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya.
5. PTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar
PTKP setahun dibagi 360 hari.
5
6. Iuran jaminan hari tua atau tunjangan hari tua yang dibayar sendiri oleh Pegawai
Tidak Tetap kepada badan penyelenggaran jaminan sosial tenaga kerja atau badan
penyelenggara tunjangan hari tua, dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Contoh :
Iwan merupakan karyawan lepas dengan upah harian Rp 450.000, dan ia bekerja 10 hari
selama bulan Januari. Berapa potongan pajaknya?
*) Karena upah harian belum melebihi Rp 450.000 dan upah kumulatif sebulan belum
melampaui Rp 4.500.000, maka penghasilan Iwan tidak dipotong PPh 21.
Dikurangi :
Pada bulan Februari, Iwan bekerja selama 14 hari. Hingga hari ke-10, penghasilan Iwan
belum melampaui Rp 4.500.000, sehingga potongan PPh 21 tetap Rp 0. Artinya, dari hari
pertama hingga hari ke-10, ia menerima upah bersih Rp 450.000 per hari.
Namun, pada hari ke-11 penghasilan kumulatifnya sudah melebihi Rp 4.500.000, maka
berlaku tarif 5% x (upah – PTKP sebenarnya).
6
PTKP sehari adalah PTKP setahun (Rp 54.000.000) dibagi 360 hari, yakni Rp 150.000.
Sedangkan PTKP sebenarnya adalah PTKP sehari dikalikan jumlah hari menerima
penghasilan.
Dikurangi:
(5% x Rp3.300.000)
7
Pada hari ke-12, 13 dan 14, iwan menerima upah bersih setiap hari masing-masing
Upah sehari Rp450.000
Dikurangi:
Pph 21 (Rp15.000)
Upah bersih Rp435.000
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perhitungan PPh pasal 21 upah karyawan harian tidak sama dengan karyawan
yang digaji bulanan, misalnya dalam menerapkan Pendapatan Tidak Kena Pajak
(PTKP). Dalam peraturan perpajakan, karyawan harian atau pekerja lepas harian
merupakan subjek pajak PPh Pasal 21 yang dikategorikan Pegawai Tidak Tetap atau
Tenaga Kerja Lepas.
Setelah seorang pegawai memperoleh gaji atau upah berdasarkan pekerjaan
yang telah dikerjakan, pegawai tersebut wajib dikenakan pajak PPh Pasal 21
karyawan harian. Mengacu pada Peraturan Dirjen Pajak No PER-16/PJ/2016 tentang
Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca ,
karena dalam penulisan Makalah ini penulisan masih merasa banyak terdapat
kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk
kemajuan penulisan dalam makalah selanjutnya
9
DAFTAR PUSTAKA
Orang HR Solution. (2020). Ketahui Cara Hitung Pph 21 Upah Harian Karyawan.
https://www.myorangehr.com/news-events/ketahui-cara-perhitungan-pph-pasal-21/.
Diakses pada 10 Maret 2022
10