Makalah Perhitungan Pajak Penghasilan Pa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21


Tugas Mata Kuliah : Perpajakan 2
Dosen Pengampuh :Dr. Wirmie Eka Putra, S. E., M.Si., CIQnR

Oleh :

FELIX SARO MENDROFA


C0E022002

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JAMBI
2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan ucapan
alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas berkat Rahmat-Nya yang diberikan kepada
kita terutama nikmatul imaniwal islam, diantara beberapa nikmat tersebut sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul tentang “Perhtingan Pajak
Penghasilan Pasal 21”.

Kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan dan tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung.
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikan yang terbaik. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Jambi, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................2

2.1 Perhitungan PPh 21 Karyawati................................................................................2


2.2 Perhitungan PPh 21 Pindah Tugas...........................................................................3
2.3 Perhitungan PPh 21 Upah........................................................................................5

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................9

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................9
3.2 Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk
membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi
individu seperti kepentingan rakyat, pendidikan, kesejahteraan rakyat, kemakmuran
rakyat dan sebagainya. Sehingga pajak merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan Negara.
Sistem perpajakan di Indonesia menganut sistem self assesment. Dengan
sistem tersebut Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung sendiri
besarnya pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak. Perhitungan Pajak Penghasilan
(PPh) terutang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri dalam SPT Tahunan Pajak
Penghasilan.
PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana perhitungan pajak penghasilan atas karyawati?
b. Bagaimana perhitungan pajak penghasilan atas pindah tugas?
c. Bagaimana perhitungan pajak penghasilan atas upah?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mnegetahui perhitungan pajak penghasilan atas karyawati
b. Untuk mengetahui perhitungan pajak penghasilan pindah tugas
c. Untuk mengetahui peeerhitungan pajak penghasilan atas upah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawati


Menurut peraturan PTKP bagi karyawati atau wajib pajak wanita yang bekerja
pada satu pemberi kerja, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Bagi karyawati kawin, tarif PTKP terbaru adalah sebesar PTKP untuk dirinya
sendiri;
2. Bagi karyawati tidak kawin, tarif PTKP terbaru adalah sebesar PTKP untuk
dirinya sendiri ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan
sepenuhnya.
3. Bagi karyawati kawin yang suaminya tidak menerima atau memperoleh
penghasilan dan menunjukan keterangan tertulis dari pemerintah daerah
(kecamatan), maka tarif PTKP terbaru adalah PTKP untuk dirinya sendiri
ditambah PTKP untuk status kawin dan PTKP untuk keluarga yang menjadi
tanggungan sepenuhnya.

Contoh :
Istri bekerja sebagai pegawai tetap, menerima lembur namun suaminya tidak
berpenghasilan

Siyem adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak, bekerja pada PT
Gembus dengan gaji sebulan sebesar Rp7.500.000,00. Siyem membayar iuran
pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
sebesar Rp50.000,00 sebulan. Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat
Siyem berdomisili yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya
tidak mempunyai penghasilan apapun. Pada bulan Juli 2019 selain menerima
pembayaran gaji juga menerima pembayaran atas lembur (overtime) sebesar
Rp2.000.000,00. Tentukan PPh 21 bulan Juli 2019.

2
Gaji Rp7.500.000
Lembur (overtime) Rp2.000.000 +
Rp9.500.000
Pengurangan
Biaya jabatan 5% x Rp9.500.000 Rp475.000
Iuran pensiun Rp 50.000 +
Rp525.000 -
Penghasilan neto sebulan Rp8.975.000

Penghasilan neto setahun 12 x Rp8.975.000 Rp107.700.000

PTKP setahun (K/0)


Untuk wajib pajak sendiri Rp54.000.000
Tambahan karena menikah RP4.500.000 +
Rp58.500.000
Penghasilan kena pajak Rp49.200.000

Pph pasal 21 setahun 5% x Rp49.200.000 = Rp2.460.000


Pph pasal 21 bulan juli = Rp2.460.000 : 12 = Rp205.000

Catatan :

• Oleh karena suami Siyem tidak menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya PTKP
Siyem adalah PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk status kawin.

• Besaran PKP didasarkan pada peraturan PMK No 101 th 2016 yg mulai berlaku per 1
Januari 2016.

2.2 Perhitungan Pph Pasal 21 Pindah Tugas


Cara menghitung PPh 21 karyawan pindah kerja atau pindah tugas sebenarnya
sama dengan perhitungan pada umumnya, tetap mengacu pada penghasilan tahunan.
Besaran tarif PPh 21 berdasarkan UU No 36/2008 adalah 5% untuk wajib pajak
dengan penghasilan tahunan sampai dengan Rp 50 juta, 15% untukpenghasilan
tahunan Rp 50 juta-Rp 250 juta, 25% untuk Rp 250 juta-Rp 500 juta, dan 30% untuk
di atas Rp 500 juta.

3
Contoh Perhitungan Pajak Penghasilan Karyawan Pindah Tugas

Budi seorang jurnalis lajang bekerja di sebuah media cetak nasional dengan gaji Rp
6.000.000 perbulan dan iuran pensiun Rp 200.000. Pada bulan Agustus, ia
dipindahkan dari kantor Jakarta ke biro Yogyakarta. Berapa PPh 21 yang harus
dipotong dari penghasilan Budi bekerja di Yogyakarta?

Gaji Rp6.000.000
Biaya jabatan Rp300.000
Iuran pensiun Rp200.000
(Rp500.000)

Penghasilan neto 1 bulan Rp5.500.000


Penghasilan neto 1 tahun Rp66.000.000
PTKP (Rp54.000.000)

Penghasilan kena pajak Rp12.000.000

Pph 21 untuk 1 tahun (5%) Rp350.000


Pph 21 terutang (5 bulan) Rp600.000
Pph 21 telah dipotong dan dilunasi (Rp350.000)
Pph 21 yang terutang belum dipotong NIHIL

Gaji Rp6.000.000
Biaya jabatan Rp300.000
Iuran pensiun Rp200.000
(Rp500.000)

Penghasilan neto 1 bulan Rp5.500.000


Penghasilan neto 1 tahun Rp66.000.000
PTKP (Rp54.000.000)

Penghasilan kena pajak Rp12.000.000

Pph 21 untuk 1 tahun (5%) Rp250.000


Pph 21 telah dipotong di jakarta (Rp250.000)
Pph 21 terutang (5 bulan) Rp600.000
Pph 21 telah dipotong dan dilunasi (Rp350.000)
Pph 21 yang terutang belum dipotong NIHIL

Dari hasil perhitungan di atas, PPh 21 yang dipotong dari penghasilan Budi selama 5 bulan
bekerja di biro Yogyakarta adalah Rp 250.000 atau Rp 50.000 per bulan.

4
2.3 Perhitungan PPh Pasal 21 Upah Kerja

Perhitungan PPh pasal 21 upah karyawan harian tidak sama dengan karyawan
yang digaji bulanan, misalnya dalam menerapkan Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Dalam peraturan perpajakan, karyawan harian atau pekerja lepas harian merupakan
subjek pajak PPh Pasal 21 yang dikategorikan Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja
Lepas.

Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas merupakan pegawai yang hanya
menerima penghasilan atau upah apabila yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah
hari bekerja, jumlah unit pekerjaan yang dihasilkan, atau penyelesaian suatu jenis
pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.

Setelah seorang pegawai memperoleh gaji atau upah berdasarkan pekerjaan yang
telah dikerjakan, pegawai tersebut wajib dikenakan pajak PPh Pasal 21 karyawan harian.
Mengacu pada Peraturan Dirjen Pajak No PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata
Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

Ketentuan Menghitung PPh 21 Upah Harian

1. Apabila penghasilan kumulatif Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas dalam
1 bulan kalender belum melebihi Rp 4.500.000, berlaku ketentuan berikut:
a. Tidak dilakukan pemotongan PPh 21, jika penghasilan sehari atau rata-rata sehari
belum melebihi Rp 450.000
b. Dilakukan pemotongan PPh 21, jika penghasilan sehari atau rata-rata sehari
melebihi Rp 450.000, dan jumlah Rp 450.000 tersebut merupakan jumlah yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
2. Rata-rata penghasilan sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah
borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan.
3. Dalam hal Pegawai Tidak Tetap telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1
bulan kalender melebihi Rp 4.500.000 maka jumlah yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto adalah sebesar PTKP yang sebenarnya.
4. PTKP yang sebenarnya adalah PTKP untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya.
5. PTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar
PTKP setahun dibagi 360 hari.

5
6. Iuran jaminan hari tua atau tunjangan hari tua yang dibayar sendiri oleh Pegawai
Tidak Tetap kepada badan penyelenggaran jaminan sosial tenaga kerja atau badan
penyelenggara tunjangan hari tua, dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Contoh :
Iwan merupakan karyawan lepas dengan upah harian Rp 450.000, dan ia bekerja 10 hari
selama bulan Januari. Berapa potongan pajaknya?

*) Karena upah harian belum melebihi Rp 450.000 dan upah kumulatif sebulan belum
melampaui Rp 4.500.000, maka penghasilan Iwan tidak dipotong PPh 21.

Upah sehari Rp450.000

Dikurangi :

Upah harian tidak kena pajak (Rp450.000)

Upah kena pajak Rp0

Upah bersih diterima sebulan (Januari) adalah Rp 4.500.000.

Pada bulan Februari, Iwan bekerja selama 14 hari. Hingga hari ke-10, penghasilan Iwan
belum melampaui Rp 4.500.000, sehingga potongan PPh 21 tetap Rp 0. Artinya, dari hari
pertama hingga hari ke-10, ia menerima upah bersih Rp 450.000 per hari.

Namun, pada hari ke-11 penghasilan kumulatifnya sudah melebihi Rp 4.500.000, maka
berlaku tarif 5% x (upah – PTKP sebenarnya).

6
PTKP sehari adalah PTKP setahun (Rp 54.000.000) dibagi 360 hari, yakni Rp 150.000.
Sedangkan PTKP sebenarnya adalah PTKP sehari dikalikan jumlah hari menerima
penghasilan.

Upah 11 hari (11 x Rp450.000) Rp4.950.000

Dikurangi:

PTKP sebenarnya (11 x Rp150.000) (Rp1.650.000)

Upah kena pajak Rp3.300.000

Pph 21 dipotong pada hari ke-11 Rp165.000

(5% x Rp3.300.000)

Pada hari ke-11, Iwan menerima upah bersih sebesar:

Upah hari ke-11 Rp450.000


Dikurangi:
Pph 21 (Rp165.000)
Upah bersih Rp285.000

Pada hari selanjutnya, berlaku PTKP sehari yaitu Rp150.000


Upah hari ke-12 Rp450.000
Dikurangi:
PTKP sehari (Rp150.000)
Upah kena pajak Rp300.000
Pph 21 dipotong pada hari ke-12 Rp15.000
(5% x Rp300.000)

7
Pada hari ke-12, 13 dan 14, iwan menerima upah bersih setiap hari masing-masing
Upah sehari Rp450.000
Dikurangi:
Pph 21 (Rp15.000)
Upah bersih Rp435.000

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perhitungan PPh pasal 21 upah karyawan harian tidak sama dengan karyawan
yang digaji bulanan, misalnya dalam menerapkan Pendapatan Tidak Kena Pajak
(PTKP). Dalam peraturan perpajakan, karyawan harian atau pekerja lepas harian
merupakan subjek pajak PPh Pasal 21 yang dikategorikan Pegawai Tidak Tetap atau
Tenaga Kerja Lepas.
Setelah seorang pegawai memperoleh gaji atau upah berdasarkan pekerjaan
yang telah dikerjakan, pegawai tersebut wajib dikenakan pajak PPh Pasal 21
karyawan harian. Mengacu pada Peraturan Dirjen Pajak No PER-16/PJ/2016 tentang
Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca ,
karena dalam penulisan Makalah ini penulisan masih merasa banyak terdapat
kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk
kemajuan penulisan dalam makalah selanjutnya

9
DAFTAR PUSTAKA

Rommalla, Syiti. (2018). Menghitung Pph 21 Karyawan Yang Pindah Tugas.


https://www.gadjian.com/blog /2018/02/06/menghitung-pph-21-karyawan-yang-pindah-
kerja-pindah-tugas/. Diakses pada 10 Maret 2022

Rommalla, Syiti. (2020). Cara Hitung Pph 21 Upah Harian Karyawan.


https://www.gadjian.com/blog/2020/01/06/cara-hitung-pph-21-upah-harian-karyawan/.
Diakses pada 10 Maret 2022

Orang HR Solution. (2020). Ketahui Cara Hitung Pph 21 Upah Harian Karyawan.
https://www.myorangehr.com/news-events/ketahui-cara-perhitungan-pph-pasal-21/.
Diakses pada 10 Maret 2022

10

Anda mungkin juga menyukai