Shinta Esabella Menuju Konsep Smart City
Shinta Esabella Menuju Konsep Smart City
Shinta Esabella Menuju Konsep Smart City
net/publication/322303099
CITATIONS READS
5 32,818
1 author:
Shinta Esabella
Universitas Teknologi Sumbawa
54 PUBLICATIONS 128 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Shinta Esabella on 07 January 2018.
ABSTRAK
Tujuan penyusunan adalah untuk menemukan gambaran secara deskriptif mengenai proses
pembangunan dan pengelolaan kota atau daerah menuju konsep Smart City, dimana penyusunan
makalah diawali dengan menyajikan defenisi dari beberapa literature, memahami kerangka
konseptual dan elemen dari Smart City serta mengkaji langkah keberhasilan kota yang telah
menerapkan konsep Smart City. Sehingga diharapkan dapat menjadi masukkan bagi pemimpin
kota atau daerah serta masyarakat dalam mendukung proses pengimplementasiannya.
Kata kunci : Smart City, Konseptual Smart City
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Istilah “Smart City ” dalam kurun beberapa waktu ini sangat populer terdengar di masyarakat,
baik lewat media cetak maupun media sosial. Salah satu informasi yang membanggakan
Indonesia terkait Smart City adalah keberhasilan Walikota Bandung, Ridwan Kamil dengan
terpilihnya kota Bandung dalam Smart City Expo World Congress sebagai finalis World Smart
City 2015[1]. Selain kota bandung, sebenarnya istilah Smart City telah dipopulerkan lebih dulu
oleh kota Surabaya dalam penghargaan nasional yang diraihnya di ajang Smart City Award 2011.
Penghargaan tersebut diberikan oleh majalah Warta Ekonomi dan Warta eGov untuk kabupaten
atau kota yang telah mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tatanan
kehidupan, sehingga menciptakan kota yang pintar. Berkat sentuhan manajemen kota yang baik
oleh Ibu Tri Rismaharini, maka kota Surabaya berhasil dalam pembangunan dan pengelolaan
kota yang lebih cerdas dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia [2].
Dengan adanya penghargaan-penghargaan dan mafaat yang baik dari keberhasilan konsep Smart
City tersebut, diberbagai kota lainnya di Indonesia menjadi motivasi tersendiri terutama bagi
para pemimpin kota dan daerah untuk membangun “kota pintar”. Tentunya motivasinya adalah
dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kenyamanan publik. Dibeberapa kota dan daerah di
Indonesia telah ada yang menuangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) [3] maupun Rencana Strategis Dinas dalam Satuan Kerja Pemerintah Daerah [4].
Namun, untuk dapat membangun Smart City yang diharapkan tentunya memerlukan pemahaman
dimasing-masing lapisan kerja maupun masyarakat, selain itu perlunya pula memahami langkah
yang telah ditempuh oleh kota-kota atau daerah yang telah berhasil menerapkan konsep Smart
City.
Untuk mengatasi masalah tersebut, makalah ini berisi mengenai beberapa literature terkait
defenisi, kerangka konseptual, elemen atau dimensi untuk membuat kota atau daerah menuju
Smart City serta membahas langkah strategis dari beberapa kota di Indonesia yang telah berhasil
menuju konsep Smart City.
Diharapkan dengan penyajian makalah ini dapat menambah pemahaman pembaca dan pemimpin
daerah dalam mendukung pembangunan kota atau daerah yang menuju konsep Smart City untuk
peningkatan pelayanan kepada publik.
2. Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah dalam makalah ini :
1. Bagaimana defenisi dari beberapa literature penelitian terkait pengertian Smart City ?
2. Bagaimana kerangka konseptual dan elemen menuju konsep Smart City ?
3. Langkah strategis apa saja yang telah digunakan oleh beberapa Kota di Indonesia untuk
meraih keberhasilan menuju konsep Smart City ?
3. Tujuan
Tujuan makalah secara umum adalah untuk menemukan gambaran secara deskriptif mengenai
proses pembangunan dan pengelolaan kota atau daerah menuju konsep Smart City, sehingga
dapat menjadi masukkan bagi pemimpin kota atau daerah serta masyarakat dalam mendukung
proses pengimplementasiannya.
PEMBAHASAN
1. Defenisi Smart City
Terdapat banyak defenisi dari Smart City dalam kajian beberapa literature, dimana penyajian
defenisi menyoroti aspek dari sudut yang berbeda-beda, diantaranya :
Menurut Washburn, D., dkk, Smart City di defenisikan sebagai penggunaan teknologi
komputasi cerdas untuk mengintegrasikan komponen-komponen penting dari
infrastruktur dan layanan kota, seperti administrasi kota, pendidikan, kesehatan,
keselamatan publik, real estate, transportasi dan keperluan kota lainnya, dimana
penggunaan keseluruhannya harus dilakukan secara cerdas, saling berhubungan dan
efisien[5].
Menurut Giffinger, R., dkk, Smart City merupakan sebuah kota yang terdepan di dalam
perekonomian, sumber daya manusia, pemerintahan, mobilitas, lingkungan, dan
kehidupan masyarakat, yang mana keseluruhan dibangun secara cerdas, independen dan
memiliki kesadaran dari masyarakatnya[6].
Sedangkan menurut Hall, R. E., Smart City adalah sebuah kota yang memonitor dan
mengintegrasikan kondisi semua infrastrukturnya, termasuk jalan, jembatan, terowongan,
rel, kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi, air, listrik, bahkan seluruh
bangunan pemerintahan sehingga dapat digunakan untuk mengoptimalkan sumber daya,
rencana kegiatan dan memantau keamanan sekaligus memaksimalkan pelayanan kepada
warganya[7].
Adapun dalam definisi Nijkamp, dkk, Smart City didefinisikan sebagai kota yang
mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern
(Information and Communication Technology) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang
bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat[8].
Dari beberapa literature dapat diartikan Smart City sebagai kota yang memanfaatkan teknologi
informasi untuk mengintergrasikan seluruh infrastruktur dan pelayanan dari pemerintah kepada
masyarakat, seperti administrasi, pendidikan, kesehatan, transportasi, perekonomian, sumber
daya energy, pemukiman dan keselamatan publik sehingga dengan bersynergy-nya seluruh aspek
tersebut bersama masyarakat akan dapat meningkatkan pembangunan dan pengelolaan kota.
Adapun contoh di Indonesia beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta
dan Malang memiliki masalah pertambahan penduduk yang signifikan, kemacetan, penumpukan
sampah dan masalah kependudukan lainnya yang memerlukan pemecahan masalah yang tepat.
Berkat sentuhan teknologi beberapa kota besar tersebut mulai mengarah kepada penerapan
konsep Smart City, yakni dengan lahirnya e-government, e-procurement, e-budgeting, e-delivery,
e-controlling, dan e-monitoring[10].
Dapat diambil garis besar dari mengartikan Konsep Smart City sebagai konsep yang telah
melalui penyempurnaan-penyempurnaan dari konsep yang telah terlebih dahulu berkembang
dengan menambal kekurangan-kekurangan yang ada dan mempertimbangkan aspek-aspek yang
mungkin belum ada pada konsep-konsep berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
yang telah muncul sebelumnya. Konsep ini pada akhirnya tidak hanya mendasarkan
pembangunan dan pengelolaan kota dalam dimensi teknologi, namun juga mencakup dimensi
manusia dan dimensi institusional[11].
Dibeberapa literarure penelitian lainnya terkait dimensi dalam konsep Smart City juga merujuk
pada ke tiga dimensi tersebut, yaitu :
1. Dimensi teknologi, diperlukan pembangunan kota yang digital dan terintegrasi dengan
dukungan infrastruktur fisik, teknologi pintar, perangkat mobilitas tinggi dan jaringan
komputer yang memadai.
2. Dimensi Sumber Daya Manusia, diperlukan kreatifitas, pengetahuan, pendidikan dan
pembelajaran sebagai pendorong utama terbentuknya kota yang cerdas, dimana
permasalahan yang bersifat manual ditransformasi dengan pengetahuan ke model system
digital melalui kratifitas dan disajikan dalam bentuk pembelajaran yang sepenuhnya perlu
konsisten untuk dilaksanakan.
Selain ketiga dimensi tersebut, terdapat juga elemen utama dalam Smart City yakni
infrastruktur, modal, aset, perilaku, budaya, ekonomi, sosial, teknologi, politik, lingkungan. Dan
level dari penerapan Smart City terbagi dalam 6 level, diantaranya [12]:
1. Level 0, merupakan level awal dari pengimplementasian konsep Smart City, level ini
ditandai dengan masih kota biasa namun terdapat potensi menjadi Smart City.
2. Level 1, merupakan level memulainya suatu kota atau daerah menjadi Smart City,
ditandai dengan tersedia internet secara menyeluruh di wilayah kota.
3. Level 2, merupakan tahap kelanjutan dari level pertama, dimana ditandai dengan kota
mulai terhubung dengan jaringan di kota lainnya atau telah menerapkan konsep
Metropolitan Area Network (MAN).
4. Level 3, merupakan level open information, dimana kota telah memiliki keterbukaan
dengan kota lain untuk berbagi data dan informasi secara online.
5. Level 4, merupakan level yang telah memiliki proses mengolahan data dan informasi
menggunakan keamanan yang baik, sehingga setiap data yang terakses tetap terjaga nilai
kepentingan yang ada di dalam data dan informasinya.
6. Level 5, merupakan integrasi yang baik di dalam maupun antar kota sebagai kombinasi
level 2,3 dan 4.
Untuk mendukung suatu kota dalam menuju level ke lima diatas, maka diperlukannya
stakeholders yang perlu dilibatkan dalam pengembangan konsep Smart City, antara lain :
Government, Academician, Citizen/civil community, Developers, Media dan Private sectors.
Keseluruhan stakeholders tersebut memiliki peranan masing-masing dalam
mengimplementasikan konsep Smart City. Sebagai ilustrasi, pemerintah perlu membuat
kebijakan yang mendukung terciptanya ekosistem kota pintar yang terintegrasi. Akademisi
memberikan sumbangan saran kebijakan berdasarkan riset dan penelitian yang mereka lakukan.
Developer membuat aplikasi yang memanfaatkan teknologi. Media mempromosikan dan
mensosialisasikan semua program. Pihak swasta mendukung dengan modal, dan komunitas serta
masyarakat turut berpartisipasi dengan mengubah kebiasaan lama yang buruk dan
mempraktikkan yang baru. Jika salah satu pihak tidak berkontribusi, maka konsep ini tidak akan
berjalan dengan baik[13].
berdasarkan kriteria dan karakteristik kebutuhan penduduk perkotaan, yang tidak sama antara
kota yang satu dengan yang lainnya.
Meninjau langkah strategis kota Bandung dalam membangun kotanya menuju konsep Smart
City, diawali dengan langkah [14]:
1. Pemerintah Walikota Bandung dibawah Bapak Ridwan Kamil berfokus pada menyiapkan
pondasi dan infrastruktur, melatih aparatur lebih smart dan tech-oriented serta mulai
berinesiatif open government.
2. Pemerintah Kota melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam penyedian jalur fiber
optic dan bandwidth internet hingga seluruh kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) serta kamera CCTV Pemerintah Kota telah terhubung jaringan.
3. Pemerintah membangun Bandung Command Center (BCC) yang bekerjasama dengan
IBM Indonesia dan PT. LAPI ITB untuk menyediakan platform Smart City.
Tujuan dibangunnya BCC adalah untuk memberikan layanan akses yang cepat dan
efisien kepada masyarakat terhadap bantuan permasalahan kota 24 jam dimana saja
dalam wilayah pemerintah kota Bandung. Serta peran aparat dapat mengambil keputusan
dengan cepat dan tepat.
4. Pemerintah membangun Teknopolis yang dirancang sebagai pusat industry teknologi
informasi dan komunikasi.
5. Dan langkah yang terus dilakukan oleh pemerintah kota adalah menggandeng
pengembang aplikasi local untuk membuat aplikasi mobile yang dapat digunakan oleh
warganya untuk mengakses data dan informasi Pemerintah Kota Bandung.
Semua langkah tersebut membawa kota Bandung sebagai finalis World Smart City 2015. Adapun
langkah strategis Kota Surabaya Jakarta, Surabaya dan kota lainnya menunjukan tahap-tahap
strategis yang hampir sama yakni memiliki langkah untuk menuju konsep Smart City dengan
menggunakan keberanian investasi, open government dan inovasi.
KESIMPULAN
Pemahaman Smart City sebagai kota yang memanfaatkan teknologi informasi untuk
mengintergrasikan seluruh infrastruktur dan pelayanan dari pemerintah kepada masyarakat, yang
dilandasi dengan konsep dimensi utama yaitu teknologi, sumber daya manusia dan
kepemerintahan. Dengan meninjau keberhasilan kota yang telah menerapkan konsep Smart City
menjadi masukkan bagi pemerintah dan masyarakat yang ingin menjadikan kota atau daerahnya
menuju konsep Smart City.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://lifestyle.liputan6.com/read/2368367/ridwan-kamil-pamer-bandung-finalis-world-smart-
city-2015 diakses 20 Januari 2016 pukul 15.30 WITA
[2] http://nasional.kompas.com/read/2011/09/20/1259306/Kota.Surabaya.Raih.Tiga.Kategori.\
diakses 20 Januari 2016 pukul 15.40 WITA
[3]http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/15921/Bab%20I.docx?sequence=2.
diakses 23 Januari 2016 pukul 06.00 WITA
[4] http://bekasikota.go.id/read/11625/rpjmd-2013--2018 diakses 23 Januari 2016 pukul 06.10
WITA
[5] Washburn, D., Sindhu, U., Balaouras, S., Dines, R. A.,Hayes, N. M., & Nelson, L. E. (2010).
Helping CIOs Understand “Smart City” Initiatives: Defining the Smart City, Its Drivers, and the
Role of the CIO. Cambridge, MA: Forrester Research, Inc. Available at
http://public.dhe.ibm.com/partnerworld/pub/smb/smarterplanet/forr_help_cios_und_smart_city_i
nitiatives.pdf.
[6] Giffinger, R., Fertner, C., Kramar, H., Kalasek, R., Pichler-Milanovi�, N., & Meijers, E.
(2007). Smart Cities: Ranking of European Medium-Sized Cities. Vienna, Austria: Centre of
Regional Science (SRF), Vienna University of Technology. Available at http://www.smartcities.
eu/download/smart_cities_final_report.pdf.
[7] Hall, R. E. (2000). The vision of a smart city. In Proceedings of the 2nd International Life
Extension Technology Workshop (Paris, France, Sep 28). Available at
http://www.osti.gov/bridge/servlets/purl/773961- oyxp82/webviewable/773961.pdf.
[8] Caragliu, A; Del Bo, C. & Nijkamp, P (2011). “Smart cities in Europe”, Journal of Urban
Technology,70.https://www.academia.edu/7109813/Unplugging_Deconstructing_the_Smart_Citi
es_Journal_of_Urban_Technology_2015_AOM_
[9] etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/.../S2-2013-343100-chapter1.pdf
[10] http://www.jokowinomics.com/2015/10/27/berita/konsep-smart-city-diharapkan-jadi-awal-
solusi-untuk-kompleksitas-masalah-indonesia/ diakses 3 Februari 2016 pukul 03.00 WITA
[11] Nam, T,.Pardo, T.A.:Conceptualizing Smart City With Dimensions of Technology, People
and Institutions. In : The Proceedings of The 12th Annual ACM International Digital
Government Research Conference : Digital Government Innovation in Challenging Times, dg.o
2011. College Park, MD, USA. Juni 2012.
[12] Pratama, I Putu Agus. 2014. Smart City (Manfaat, Implementasi dan Keamanan). Seminar
Universitas Langlangbuana Bandung.
[13] http://www.ziliun.com/what-we-think-coming-hopefully-soon-smart-city/ diakses 03
Februari 2016 pukul 09.30 WITA
[14] http://www.infokomputer.com/2015/08/fitur/bandung-smart-city-ridwan-kamil-menuju-
bandung-juara/ diakses 03 Februari 2016 pukul 11.00 WITA.