Tugas Vertigo Sulianti
Tugas Vertigo Sulianti
Tugas Vertigo Sulianti
PENDAHULUAN
2.1 Vertigo
”Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari vertigo,
yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan pusing.Definisi
vertigo adalah gerakan (sirkuler atau linier), atau gerakan sebenarnya dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti dengan gejala dari organ yang berada di
bawah pengaruh saraf otonom dan mata (nistagmus).Sedangkan menurut Gowers Kapita
Selekta neurologi, 2005, mendefinisikan vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan
tubuh penderita atau objek-objek disekitar penderita yang bersangkutan dengan gangguan
sistem keseimbangan (ekuilibrum).
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-
olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual
dan kehilangan keseimbangan.Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa
berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika
berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama
sekali.
Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang menderita
vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh gangguan
keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah telinga. Perasaan
tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah, bahkan penderita merasa tak
mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah keseimbangan. Keseimbangan tubuh
dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi mengenai posisi tubuh dari organ
keseimbangan di telinga tengah dan mata. Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga
tengah dan dalam atau gangguan penglihatan.Vertigo merupakan sensasi atau perasaan yang
mempengaruhi orientasi ruang dan mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan.
Keluhan ini merupakan gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun
pengobatan sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya,
asal atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati.
Jenis vertigo
2.2. Epidemiologi
Vertigo perlu diketahui karena merupakan keluhan nomor tiga paling sering
dikemukakan oleh penderita yang datang ke praktek umum, bahkan orang tua usia sekitar 75
tahun, 50 % datang ke dokter dengan keluhan vertigo.
Vertigo merupakan sebuah gejala, dan bukan merupakan penyakit. Seseorang yang
mengalami vertigo merasakan seolah-olah ia merasa berputar, atau seolah-olah benda di
sekelilingnya bergerak atau berputar, biasanya disertai dengan mual, muntah, dan kehilangan
keseimbangan.
Bila gangguan ini berat, penderita bahkan tak mampu berdiri atau bahkan terjatuh.
Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam
bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus
berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
2.3 Faktor Resiko
Faktor Resiko Terjadinya Vertigo
2.4 Patofisiologi
1. Anatomi Vertigo
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan propioseptik kanan dan
kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut secara
wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot mata dan
penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan
tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm
reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh
dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan, maka
proses pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda
kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping itu respon
penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata
disebut nistagnus.
2.5 Etiologi
Vertigo bisa disebabkan karena adanya gangguan fungsi, atau bisa juga akibat kerusakan
alat keseimbangan tersebut,gangguan fungsi saraf dalam telinga dalam,saraf
keseimbangan,bahkan gangguan pada pusat keseimbangan di susunan saraf pusat (otak) kecil
di bagian belakang (brainstem). Seringkali vertigo ini disertai rasa mual sampai muntah
sehingga badan merasa lemas,berkeringat dingin.
Beberapa obat dan zat kimia (seperti timbal, merkuri, timah) dapat menyebabkan
ototoksitas, yang mengakibatkan kerusakan pada telinga bagian dalam atau saraf kranial VIII
dan menyebabkan vertigo. Kerusakan dapat bersifat temporer maupun permanen.
Penggunaan preparat antibiotik (golongan aminoglikosida, yaitu streptomisin dan gentamisin)
jangka panjang maupun penggunaan antineoplastik (misalnya cisplatin maupun carboplatin)
dapat menyebabkan ototoksisitas permanen. Konsumsi alkohol, meskipun dalam jumlah
kecil, dapat menyebabkan vertigo temporer pada beberapa orang.
1. Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia, perubahan
serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan koordinasi,
kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara berturut-turut
(dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan. Percobaan tunjuk
hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya
maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien dengan
vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler
labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh
gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia
batang otak, tumor difossa posterior, migren basiler.
2. Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:
a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB).
Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau
menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa
detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah trauma kepala,
pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan
menghilang spontan.
b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit
meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo
dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan
dalam berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan
dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari
kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa
terdapat penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit
meniere ialah terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi.
Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada
sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli dan
timitus dan sewaktu penderita mengalami disekuilibrium (gangguan keseimbangan)
namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami
gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana
sifilis pada setiap penderi penyakit meniere.
c. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit
ini mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala
ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa
lebih lega namun tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.
Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu
kemungkinannya disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus
yang menjadi lebih basar amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi telinga
yang terkena penyakit ini akan mereda secara gradual dalam waktu beberapa hari atau
minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan total
pada beberapa penyakit namun pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan
vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat pula vertigo posisional benigna. Pada
penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan stroke
serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi visual
yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus dapat berubah
arah bila arah pandangan berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang
bila kita menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh gangguan
system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere, vertigo pasca
trauma
VERTIGO PERIFERAL VERTIGO SENTRAL
NO
(VESTIBULOGENIK) (NON-VESTIBULER)
1 Pandangan gelap Penglihatan ganda
2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
3 Jantung berdebar wajah Kelumpuhan otot-otot
4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
8 Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah
9 Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah
10 Sensitif pada cahaya terang dan
11 Suara
Berkeringat
2.7 Diagnosis
Vertigo dapat terjadi tiba-tiba dan berlangsung sebentar, tapi dapat pula terjadi selama
beberapa hari. Vertigo yang berat bisa membuat kita tidak dapat bagun dari tempat tidur dan
hal ini akan mempengaruhi aktivitas. Untuk itu, gejala vertigo dapat bervariasi tergantung
berat ringannya. Gejala yang dirasakan antara lain :
Tempat berpijak terasa berputar atau bergerak-gerak
Benda di sekitar bergerak atau berputar
Mual
Muntah
Sulit berdiri atau berjalan
Sensasi kepala terasa ringan
Tidak dapat memfokuskan pandangan
Sebelum dilakukan pengobatan maka ketahui dulu sifat dan penyebab dari vertigo.
Gerakan bola mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian
dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Gerakan bola mata yang cepat dari
kiri ke kanan atau dari atas ke bawah disebut Nistagmus. Nistagmus bisa dirangsang dengan
menggerakakn kepala pasien secara tiba-tiba dan dengan cara meneteskan air dingin ke dalam
telinga pasien. Arah dari gerakan bola mata tersebut bisa membantu dalam menegakkan
diagnosis.
2.7 Penatalaksanaan
Obat-obatan
Obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat digunakan sebagai
terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika muncul eksaserbasi atau serangan
akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang
merasa efek samping obat lebih buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan
pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan membatasi
perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.
2. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika dan
terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila
pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan berkurang jika
dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.
3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan dari
terapi medik yang diberi adalah:
Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan upaya : tirah
baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo. Pemberian penjelasan bahwa
serangan tidak membahayakan jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat penderita tenang
atau toleransi terhadap serangan berikutnya.
Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih jarang.
Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang menganjurkan diet rendah garam
dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan efek
tambahan yang baik.
Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan oleh obat
atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat bekerja atau kemungkinan
kehilangan pekerjaannya.
4. Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan vestibular
dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya Dramamine,
prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan gerak dapat membantu.
Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.
5. Sindrom Vertigo Fisiologis
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat
ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada penderita ini
dapat diberikan obat anti vertigo.
6. Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih sempurna
dalam kurun waktu 24 jam
RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna terjadi lebih
dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang efektif
sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa meninggalkan cacat.
2.9 Komplikasi
1. Penyakit Meniere
Penyakit Meniere adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan sistem syaraf
dalam telinga. salah seorang dokter menyampaikan bahwa ini adalah masalah kronis
yang sangat fatal yang mana akan menimbulkan beberapa gejala seperti vertigo,
telinga berdengung, gangguan pendengaran dan bisa juga ada rasa tekanan dalam
telinga.
2. Trauma Telinga dan Labirintitis
Trauma telinga atau labirintitis adalah masalah pendengaran berupa tuli mendadak
yang terjadi karena hal lain seperti ledakan atau suara yang menggangu telinga dalam waktu
yang lama misalnya saat anda dalam perjalanan panjang. Hal ini juga bisa menimbulkan
komplikasi vertigo bila sampai menimbulkan gangguan pada syaraf telinga yang akhirnya
akan merasakan sensasi berputar pada pandangan mata.
Adalah masalah serius yang terjadi karena ada peradangan pada telinga bagian tengah.
Masalah peradangan telinga ada 2 level mulai dari akut sampai kronik. Yang jelas
peradangan telinga bisa menimbulkan komplikasi vertigo pada diri anda. Penyebabnya adalah
bakteri yang merusak telinga bagian dalam dan tengah seperti streptococcus pneumoniaedan
ditambah haemophilus influenzae serta moraxella cattarhalis.
- Mual
- Muntah
- Pusing
- Pandangan berputar
- Lemas
- Tidak nafsu makan
- Kurang bertenaga
2.10 Pencegahan
Berbagai jenis gejala vertigo bisa hilang sendiri. Banyak orang yang menganggap
bahwa ini adalah gangguan normal pada semua orang dan bisa sembuh tanpa perawatan. Tapi
beberapa orang juga bisa mengalami kondisi yang lebih parah. Jadi perawatan untuk vertigo
tetap dibutuhkan. Selain itu upaya untuk mencegah vertigo lebih baik dilakukan sebelum
gejala penyakit ini menjadi lebih parah.
Berikut ini adalah beberapa macam tindakan pencegahan untuk vertigo.
Menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan seimbang
nutrisi dan olahraga ringan bisa menjadi pencegahan untuk vertigo. Anda bisa
mengurangi konsumsi makanan cepat saji, dan selalu menerapkan latihan ringan.
Tidak hanya untuk pencegahan penyakit vertigo, menerapkan gaya hidup sehat juga
baik bagi kesehatan tubuh.
Mengurangi semua faktor resiko seperti mencegah stroke, kolesterol tinggi, kadar
gula tinggi dan berat badan berlebih. Kondisi ini diperlukan untuk tetap
mempertahankan kondisi kesehatan dalam tahap yang stabil dan baik. Resiko vertigo
selalu lebih tinggi pada orang yang beresiko menderita stroke.
Penderita vertigo bisa mengendalikan gangguan ini dengan menjalani perawatan
sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya infeksi telinga maka harus melakukan
perawatan untuk mengatasi masalah infeksi pada telinga.
Konsumsi berbagai jenis buah-buahan yang mengandung banyak air seperti buah pir,
apel, belimbing dan jenis buah lain. Selain itu asupan sayuran hijau juga sangat baik
untuk mencegah vertigo.
Mengendalikan diri agar kondisi pikiran dan perasaan tidak terlalu tertekan sehingga
terhindar dari stres.
2.2 HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer,2001) Menurut WHO tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi
dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah
dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Kebiasaan hidup
d. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
e. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
f. Kegemukan atau makan berlebihan
g. Stress
h. Merokok
i. Minum alkohol
j. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor –
factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN: memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin
(meningkatkan hipertensi)
4. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
5. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa (efek
kardiovaskuler)
6. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
7. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
8. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
Steroid urin
9. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
10. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopat
11. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah
satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
G. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang
berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi
sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
b. Penurunan berat badan
c. Menghentikan merokok
d. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga
yang mempunyai empat prinsip yaitu :Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal
yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan
sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perming
2. Edukasi Psikologis
a. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan
cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
b. Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan
pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3. Umur : 62 tahun
4. Agama : Islam
8. No MR : 357552
Anamnesa
Keluhan Utama
Pasien mengeluh pusing sudah 2 hari dengan riwayat Hipertensi. Sebelum pusing habis minum Amlodipin dan
Captopril.
Pemeriksaan Fisik
- Tekanan Darah : 150/98
- Suhu : 26,5 ºC
- Pernapasan : 20 x/menit
- Nadi : 86 x/menit
- BB : 60 kg
Diagnosa : - vertigo
- 2.2 Data Laboratorium
- Table 1.1 Implementasi Medikal (Pemeriksaan Tanda vital)
- Pregabalin 3 x 75 mg
- Hydrea cap 3 x 500
mg
5/11/201 Pasien Kes : CM 1. Nyeri - Asering / 12 jam
6 mengatakan Pasien tampak - Flunarizin 2 x 5 mg
masih pusing menangis - Amlodipine 1 x 10
berputar. kesakitan. mg (pagi)
IVFD (+) - Micardis 80 mg 1 x
1 (malam)
- Betahistin 3 x 6 mg
- Omeprazole ijn 2 x
1
- Ondansentron inj 3
x1
- Pregabalin 3 x 75 mg
- Hydrea cap 3 x 500
mg
Anjurkan pasien
malakukan tarik nafas
yang dalam untuk
relaksasi.
6/11/201 Pusing Kes : CM Vertigo - Asering / 12 jam
6 berkurang KU : sedang - Flunarizin 2 x 5 mg
IVFD (+) - Amlodipine 1 x 10
IVFD (+) mg (pagi)
- Micardis 80 mg 1 x
1 (malam)
- Betahistin 3 x 6 mg
- Omeprazole ijn 2 x
1
- Ondansentron inj 3
x1
- Pregabalin 3 x 75 mg
- Hydrea cap 3 x 500
mg
7/11/201 Pusing sudah Kes : CM Vertigo Omeprazole injeksi
6 berkurang dan KU : sedang distop diganti dengan
sudah agak IVFD (-) Omeprazol cap per
rileks Oral 2 x 20 mg
8/11/201 Ibu Kes : CM Masalah Teratasi Intervensi dihentikan.
6 mengatakan KU : sedang Pasien diperbolehkan
sudah tidak IVFD (-) Rawat Jalan
pusing lagi
2.5 Manajemen Obat
Omeprazole Omeprazol menghambat sekresi asam lambung dengan cara berikatan pada pompa H + K +
ATPase dan mengaktifkannya sehingga terjadi pertukaran ion kalium dan ion hydrogen dalam
lumen sel. Omeprazole berikatan pada enzim ini secara irreversibel, tetapi reseptor-H2 tidak
dipengaruhi. Secara klinis, tidak terdapat efek farmakodinamik yang berarti selain efek obat ini
terhadap sekresi asam. Pemberian melalui oral dari obat ini menghambat basal dan sekresi asam
yang distimulasi oleh pentagastrin.IndikasiOmeprazol diindikasikan untuk pengobatan jangka
pendek tukak lambung, tukak duodenum dan refluks esofagitis; pengobatan sindroma Zollinger-
Ellison.
a. Indikasi
Pengobatan jangka pendek tukak duodenal dan yang tidak responsif terhadap obat-obat
antagonis reseptor H2.Pengobatan jangka pendek tukak lambung. Pengobatan refluks
esofagitis erosif / ulseratif yang telah didiagnosa melalui endoskopi. Pengobatan jangka
lama pada sindroma Zollinger Ellison
b. Dosis
Dosis yang dianjurkan 20 mg atau 40 mg, sekali sehari.
Penderita dengan gejala tukak duodenal : lama pengobatan memerlukan waktu 2 minggu,
dan dapat diperpanjang sampai 2 minggu lagi.
Penderita dengan gejala tukak lambung atau refluks esofagitis erosif/ulseratif : lama
pengobatan memerlukan waktu 4 mimggu, dan dapat diperpanjang sampai 4 minggu lagi.
Penderita yang sukar disembuhkan dengan pengobatan lain, diperlukan 40 mg sekali
sehari.
Penderita sindroma Zollinger Ellison dosis awal 20-160 mg sekali sehari, dosis ini harus
disesuaikan untuk masing-masing penderita. Untuk dosis lebih dari 80 mg sehari, dosis
harus dibagi 2 kali sehari.
Kapsul harus ditelan utuh dengan air (kapsul tidak dibuka, dikunyah, atau dihancurkan).
Sebaiknya diminum sebelum makan.
c. Efek samping
Diare, mual, sakit kepala, sembelit dan perut kembung pernah dilaporkan tetapi
jarang. Pada sejumlah pasien, ruam kulit mungkin terjadi. Efek samping yang terjadi
biasanya ringan. Omeprazole umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Pada dosis besar dan penggunaan yang lama, kemungkinan dapat menstimulasi
pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-likecells).
Pada penggunaan jangka panjang perlu diperhatikan adanya pertumbuhan bakteri
yang berlebihan di saluran pencernaan.
d. Peringatan dan perhatian
Kemungkinan malignansi sebaiknya dihindarkan sebelum penggunaan Omeprazole
pada pasien tukak lambung karena dapat menutupi gejala-gejalanya dan menghambat
diagnosis. Belum ada pengalaman penggunaan Omeprazol untuk anak-anak.
Obat ini sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan dan menyusui kecuali memang
dianggap penting
e. Interaksi Obat
Omeprazol menghambat metabolisme obat-obat yang dimetabolisme oleh sistem
enzim sitokrom P450 hati dan memperpanjang waktu paruh diazepam, warfarin dan
fenitoin.
Pada wanita hamil, wanita menyusui dan anak–anak sebaiknya dihindari bila
penggunaannya dianggap tidak cukup penting
Micardis 80 mg Telmisartan – angiotensin spesifik antagonis reseptor II. Ini memiliki afinitas tinggi untuk subtipe
AT1-angiotensin receptor II, yang diimplementasikan melalui aksi angiotensin II. Telmisartan
menggantikan angiotensin II dari mengikat ke reseptor, tidak memiliki tindakan agonis terhadap
reseptor ini. Telmisartan membentuk ikatan dengan hanya subtipe dari AT 1-angiotensin receptor
II. Mengikat adalah sifat jangka panjang. Telmisartan afinitas untuk reseptor lainnya (termasuk.
AT2-Receptor) angiotensin. Signifikansi fungsional reseptor ini, dan efek stimulasi berlebihan
mereka mungkin dengan angiotensin II, konsentrasi yang meningkat dengan telmisartan, tidak
diselidiki. Telmisartan menurunkan tingkat aldosteron dalam darah. Telmisartan tidak
menghalangi renin dalam darah dan ion saluran, Ini tidak menghalangi ACE, Ini tidak
menonaktifkan bradikinin (menghindari efek samping, terkait dengan bradikinin).
a. Indikasi
Hipertensi esensial .
b. Dosis
Dewasa dosis oral 40 mg 1 waktu / hari. Pada beberapa pasien, efek hipotensi dapat dicapai
ketika administrasi obat dalam dosis 20 mg / hari. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan untuk 80
mg / hari. Ini harus ditanggung, bahwa efek antihipertensi maksimal dikembangkan melalui 4-
8 minggu.
c. Efek samping
infeksi saluran kemih (termasuk sistitis), infeksi saluran napas atas, sepsis termasuk yang
sifatnya fatal, anemia, eosinofilia, trombositopenia, reaksi anafilaksis, hipersensitivitas,
hiperkalemia, hipoglikemia (pada pasien diabetes), insomnia, depresi, ansietas, pingsan,
gangguan penglihatan, vertigo, bradikardi, takikardi, hipotensi, hipotensi ortostatik, dispnea,
nyeri abdomen, diare, dispepsia, perut kembung, muntah, mulut kering, rasa tidak nyaman
pada lambung, gangguan fungsi hati, pruritus, hiperhidrosis, ruam, angioedema, eksim,
eritema, urtikaria, drug eruption, toxic skin eruption, nyeri punggung, spasme otot (kram pada
kaki), myalgia, arthtralgia, nyeri pada ekstremitas (nyeri pada tungkai kaki), nyeri pada tendon
(gejala seperti tendinitis), gangguan fungsi ginjal, termasuk gagal ginjal akut, nyeri dada,
astenia, penyakit mirip influenza, peningkatan kadar kreatinin, penurunan hemoglobin,
peningkatan asam urat, peningkatan enzim hepatik, peningkatan fosfokinase kreatin darah.
d. Kontra indikasi
Kehamilan , menyusui dan Hipersensitivitas terhadap telmisartan
e. Perhatian
Pada pasien dengan stenosis arteri ginjal bilateral atau stenosis arteri ginjal hanya berfungsi
ginjal berlaku Mikardis® dengan hati-hati, sebagai peningkatan risiko hipotensi berat dan
insufisiensi ginjal
Amlodipine 10 mg a. Indikasi
Amlodipin diindikasikan untuk pengobatan hipertensi, dapat digunakan sebagai agen
tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita hipertensi.
Penderita hipertensi yang tidak cukup terkontrol jika hanya menggunakan anti hipertensi
tunggal akan sangat menguntungkan dengan pemberian amlodipin yang dikombinasikan
dengan diuretik thiazida, inhibitor β-adrenoreseptor, atau inhibitor angiotensin converting
enzyme. Amlodipin juga diindikasikan untuk pengobatan iskemia myokardial, baik karena
obstruksi fixed (angina stabil), maupun karena vasokonstriksi (angina varian) dari
pembuluh darah koroner. Amlodipin dapat digunankan sebagai monoterapi atau kombinasi
dengan obat-obat anti angina lain, terutama pada penderita angina yang sukar disembuhkan
dengan nitrat dan atau dengan β-blocker pada dosis yang memada
b. Kontra indikasi
Amlodipin dikontraindikasikan pada pasien yang sensitif terhadap dihidropiridin.
c. Dosis
ntuk hipertensi dan angina, dosis awal yang biasa digunakan adalah 5 mg satu kali sehari.
Dosis dapat ditingkatkan hingga maksimum 10 mg tergantung respon pasien secara
individual dan tingkat keparahan penyakitnya. Untuk anak-anak, pasien lemah, dan usia
lanjut atau pasien dengan gangguan fungsi hati dapat dimulai dengan dosis 2,5 mg
amlodipin satu kali sehari. Dosis ini juga dapat digunakan ketika amlodipin diberikan
bersama anti hipertensi lain.
d. Efek samping
Efek samping pada kardiovaskular: Palpitasi; peripheral edema; syncope; takikardi,
bradikardi, dan aritmia. Pada SSP: sakit kepala, pusing, dan kelelahan. Pada kulit:
dermatitis, rash, pruritus, dan urtikaria. Efek pada Saluran pencernaan: mual, nyeri perut,
kram, dan tidak nafsu makan. Efek pada saluran pernafasan: nafas menjadi pendek-pendek,
dyspnea, dan wheezing. Efek samping lain: Flushing, nyeri otot, dan nyeri atau inflamasi.
Pada penelitian klinis dengan kontrol plasebo yang mencakup penderita hipertensi dan
angina, efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala, edema, lelah, flushing, dan
pusing
e. Perhatian
Penggunaan pada pasien dengan kegagalan fungsi hatiWaktu paruh eliminasi amlodipin
lebih panjang pada pasien dengan kegagalan fungsi hati dan rekomendasi dosis pada pasien
ini belum ditetapkan. Sebaiknya perlu diberikan perhatian khusus penggunaan amlodipin
pada penderita dengan kegagalan fungsi hati
Aspilet ( asam asetil Aspilet adalah obat untuk mengatasi trombosis atau antitrombotik. Obat ini dapat digunakan untuk
salisilat) pencegahan terhadap terjadinya serangan jantung, pengobatan gejala pada saat serangan jantung,
dan sebagai pengobatan tambahan pada saat pasca stroke.
a. Indikasi
Sebagai obat anti trombotik kegunaan obat aspilet adalah terutama pada pencegahan dan
pengobatan berbagai keadaan trombosis atau agregasi platelet (pembekuan darah) yang terjadi
pada tubuh terutama pada saat mengalami serangan jantung atau pada penyakit jantung dan
pasca stroke
b. Kontra indikasi
Penderita yang diketahui mempunyai riwayat alergi atau hipersensitif terhadap aspilet dan
komponen Asam Asetilsalisilat .
penderita yang diketahui mempunyai riwayat penyakit asma penderita yang diketahui
mempunyai riwayat tukak lambung atau penyakit maag penderita yang diketahui mempunyai
riwayat atau sering mengalami perdarahan di bawah kulit penderita yang diketahui
mempunyai penyakit kelainan pembekuan darah terutama hemofilia dan trombositopenia
penderita yang diketahui sedang mendapat pengobatan dengan terapi meggunakan
antikoagulan
c. Dosis
Pada pengobatan penderita dengan serangan jantung dosis dewasa Thrombo Aspilet yang
dianjurkan yaitu 2 tablet 80 mg sampai dengan 4 tablet 80 mg yang diberikan 1 kali sehari
(terutama saat serangan) dan 1 tablet 80 mg yang diberikan 1 kali sehari (pada saat rumatan).
Pada pengobatan penderita dengan serangan jantung dosis dewasa Thrombo Aspilet yang
dianjurkan yaitu 2 tablet 80 mg sampai dengan 4 tablet 80 mg yang diberikan 1 kali sehari
(dalam tempo 2 x 24 jam pasca stroke) dan 1 tablet 80 mg yang diberikan 1 kali sehari.
d. Efek samping’
Perasaan tidak nyaman pada lambung dan sekitar ulu hati Perasaan mual dan muntah Pada
pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya tukak lambung, pendarahan
lambung, dan efek samping Asam Asetilsalisilat lainnya seperti gangguan pada fungsi hati
dan gangguan pada fungsi ginjal.
Hydrea 500 mg cap Hidroksiurea pada awal disetujui untuk mengobati kanker. Obat ini juga berhasil terhadap anemia
sel sabit (sickle cell anemia). Hydroxyurea digunakan oleh pasien anemia sel sabit untuk
mengurangi rasa sakit dan mengurangi kebutuhan untuk transfusi darah. Anemia sel sabit adalah
kondisi serius di mana sel-sel darah merah mberubah bentuk menyerupai bulan sabit atau seperti
huruf C. Merupakan terapi terpilih untuk induksi remisi hematologic pada LGK, lebih efektif .
Efek mielosupresif masih berlangsung beberapa hari sampai 1 minggu setelah pengobatan
dihentikan.tidak seperti busulfan yang dapat menyebabkan anemia aplastik dan fibrosis paru.
Dosis 30 mg/kgBB/hari diberikan sebagai dosis tunggal atau dibagi 2-3 dosis. Apabila leukosit >
300.000/mm³,dosis boleh ditinggikan sampai 2,5 mg/hari . Penggunaan dihentikan bila leukosit <
8.000/mm³ atau trombosit < 100.000/mm³Interaksi obat terjadi bila diberikan bersamaan dengan
5-FU, menyebabkan neurotoksisitas.
Pregabalin 75 mg Pregabalin adalah obat yang untuk mengendalikan kejang-kejang akibat epilepsi. Obat ini
biasanya dikombinasikan dengan obat-obatan lain dan bekerja dengan menstabilkan keseimbangan
aktivitas saraf dalam otak sehingga menurunkan risiko kejang. Selain epilepsi, obat antikonvulsan
ini juga bisa digunakan untuk mengatasi rasa sakit serta mengendalikan masalah kecemasan.
a. Indikasi
Pengobatan nyeri neuropatik perifer pada dewasa. Terapi tambahan pada pengobatan
kejang parsial dengan atau tanpa generalisasi sekunder pada orang dewasa. Pengobatan
gangguan ansietas generalisata pada orang dewasa. Meredakan nyeri dalam
penatalaksanaan fibromialgia
b. Dosis
Dosis pregabalin yang dianjurkan adalah 150 mg per hari. Dosis ini kemudian bisa
ditambah secara bertahap hingga maksimal 600 mg per hari berdasarkan respons tubuh
pasien. Penambahan dosis biasanya dilakukan sebanyak 150 mg per minggu, contohnya
dosis menjadi 300 mg setelah minggu pertama dan 450 mg setelah minggu kedua.
c. Kontra indikasi
Laktasi
d. Efek samping
Mengantuk. Pusing. Gangguan penglihatan, misalnya pandangan kabur. Mulut kering.
Konstipasi atau diare, Mual Kembung. Perubahan pada emosi. Sulit tidur.Penurunan gairah
seksual, Disfungsi ereksi.
BAB III
PEMBAHASAN
Pemantauan terapi obat dilakukan di ruangan Nusa Indah III RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Pasien Ny. J masuk Rumah sakit pada tanggal 1 November 2016 dengan
keluhan utama pusing berputar sebelum masuk Rumah sakit.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan Pemantauan terapi terhadap pasien Ny . N di ruangan Nusa Indah III RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso ,tidak ditemukan adanya duplikasi obat,
interaksi obat, over dosis, gagal terapi, sub terapi obat dan efek samping obat, serta pengobatan yang diberikan rasional.
B. Saran
1. Peran farmasi perlu ditingkatkan lagi di ruang perawatan agar dapat melakukan pemantauan terapi obat secara maksimal.
2. Perlunya kerja sama antara dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan lain agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA