UAS 7. Pembahasan Ayat Ayat Makkiyah Dan Madaniyah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

“AYAT-AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH”

Disusun oleh :

Fatimah Azzahra Lompi (10220220002)

Nur Magfirah (10220220003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Al-Qur’an adalah pedoman bagi umat Islam. Al-Qur’an diturunkan dalam dua periode
yakni dari lauhil mahfudh ke baitul izza dan dari baitul izza ke bumi. Pada periode ke
dua Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22
hari. Dalam periode ke dua Al-Qur’an diturunkan dengan latar belakang yang berbeda.
Dari keterangan tersebut para ulama terdahulu membaginya menjadi dua jenis, yakni
Makiyyah dan Madaniyyah, ditinjau dari segi geografis, lafadz, sasaran dan makna.
Adapun beberapa ayat yang diperselisihkan karena ayat tersebut tidak diturunkan di
Makkah dan Madinah, melainkan ketika nabi dalam perjalanan antara Makkah dan
Madinah.

Demikianlah, akan kita lihat Surah Makkiyah itu penuh dengan ungkapan-ungkapan
yang kedengarannya amat keras ditelinga, huruf-hurufnya seolah-olah melontarkan api
ancaman dan siksaan, masing-masing sebagai penahan dan pencegah. Yang terpenting
dipelajari dalam pembahasan ini ialah: 1).Yang diturunkan di Makkah. 2).Yang
diturunkan di Madinah 3).Yang diperselisihkan. 4).Yang diturunkan di perjalanan antara
Makkah dan Madinah. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sangat penting
mengetahui perbedaan antara Makiyyah dan Madaniyyah. Jadi bisa disimpulkan bahwa
dasar betapa pentingnya mengetahui perbedaan dari surah Makkiyah dan Madaniyyah
tersebut karena sebagai landasan pengetahuan dan sejarah untuk bisa menjadi muslim
yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Makkiyah dan Madaniyyah?
2. Apa manfaat mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah?
3. Apa ciri-ciri dari surah Makkiyah dan Madaniyyah?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari Makkiyah dan Madaniyyah.
2. Dapat mengetahui manfaat dari perbedaan surah Makiyyah dan Madaniyyah.
3. Dapat membedakan antara surah Makkiyah dan surah Madaniyyah.
4. Dapat menyebutkan ciri-ciri dari surah Makkiyah dan Madaniyyah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah


Ada beberapa prespektif dalam mendefinisikan terminologi Makkiyah dan Madaniyyah
diantaranya adalah: Masa turunnya, objek pembicaraan, tempat turunnya, tempat
pembicaraannya.
A. Dari prespektif masa turunnya dapat didefinisikan kedua terminologi tersebut
menjadi sebagai berikut:
a) Makkiyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebelum Rasulullah
SAW hijrah ke Madinah, meskipun turunnya ayat tersebut bukan di sekitar
Makkah
b) Madaniyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan setelah Rasulullah
SAW hijrah ke Madinah, meskipun turunnya ayat tersebut bukan di sekitar
Madinah.
Sebagai contoh, sepertifirman Allah yang berbunyi ;
‫اْلَيْو َم َأْك َم ْلُت َلُك ْم ِد يَنُك ْم َو َأْتَم ْم ُت َع َلْيُك ْم ِنْع َم ِتي َو َر ِض يُت َلُك ُم اِإْل ْس اَل َم ِد يًناۚ َفَمِن اْض ُطَّر ِفي َغْي َر َم ْخ َم َص ٍة ُم َتَج اِنٍف‬
‫ِإِل ْثٍم ۙ َفِإَّن َهَّللا َغ ُفوٌر َر ِح يٌم‬
“pada hari ini aku telah sempurnakan untukmu agamamu dan Aku cukupkan
untukmu nikmat Ku,dan Aku ridho islam sebagai agamamu.”
( QS. Al Maa’idah (5):3)
Ayat yang mulia ini, sebagai mana kita tau termasuk kategori Madaniyyah
kendatipun tidak di turunkan di Madinah karena ayat tersebut diturunkan pada
peristiwa haji wada’[2]
B. Dari prespektif objek pembicaraannya dapat didefinisikan kedua terminologi
tersebut menjadi sebagai berikut:
a) Makkiyah adalah ayat-ayat yang diserukan untuk orang-orang Makkah.
b) Madaniyyah adalah ayat-ayat yang diserukan untuk orang-orang Madinah.
Pendefinisian di atas dirumuskan berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan ayat Al-
Qur’an dimulai dengan ungkapan “Yaa ayyuha al-naas” yang menjadi kriteria
Makiyyah, dan ungkapan ”Yaa ayyuha al ladziina” yang menjadi kriteria
Madaniyyah.
Namun tidak selamanya asumsi ini benar. Contoh firman Allah yang berbunyi:
‫َيا َأُّيَها الَّناُس اْع ُبُدوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم َو اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوٌن‬
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelumkamu, agar kamu bertakwa”. (QS. Al Baqarah (2): 21).
Ayat ini dimulai dengan ungkapan “yaa ayyuha al-naas” tetapi termasuk
kategori Madaniyyah karena ia merupakan salah satu dari surah Al Baqarah yang telah
disepakati oleh ulama sebagai surah Madaniyyah.

Contoh lainnya firmanAllah yang berbunyi;


‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اْر َك ُعوا َو اْسُجُدوا َو اْع ُبُدوا َر َّبُك ْم َو اْفَع ُلوا اْلَخْيَر َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu
dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”.
(QS. Al Hajj (22): 77)
Ayat ini dimulai dengan ungkapan “ yaa ayyuha al ladziina” tatapi ini ayat ini termasuk
kategori Makkiyah
C. Dari perspektif tempat turunnya dapat didefinisikan kedua termonologi tersebut
menjadi sebagai berikut:
a) Makiyyah adalah ayat-ayat yang turun di Makkah dan sekitarnya seperti Mina,
Arafah dan Hudaibiyyah.
b) Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya seperti Ubud,
Quba’, dan Sul’a.
Terdapat cela kelemahan dari pendefinisian diatas sebab terdapat ayat-ayat tertentu yang
tidak diturunkan di Makkah, Madinah dan sekitarnya, misalnya QS. At- Taubah (9): 49
diturunkan di Tabuk, dan QS. Az Zuhruf (43): 45 yang diturunkan di perjalanan antara
Makkah dan Madinah. Kedua ayat tersebut tidak dapat dikatagorikan kedalam Makiyyah
dan Madaniyyah.[4]
4. Dari prespektif tema pembicaraan akan disinggung lebih terinci dalam uraian
karakteristik kedua klasifikasi tersebut.
Kendatipun mengunggulkan pendefinisan Makkiyah dan Madaniyyah dari perspektif
masa turun, Subhi Sholeh melihat komponen-komponen serupa dalam tiga
pendefinisian. Bukti lebih lanjut dari tesis Sholeh bisa dilihat dalam kasus surah Al
Mumtahanah (60). Bila dilihat dari tempat turunnya surat ini termasuk Madaniyyah
karena diturunkan sesudah peristiwa hijrah. Akan tetapi dalam objek pembicaraannya
surat ini termasuk Makiyyah karena menjadi kitab bagi orang-orang Makkah. Oleh
sebab itu para sarjana muslim memasukkan surat itu kedalam “Ma nuzila bi Al-Madinah
wahukmuhu Makki”
B. Cara Mengetahui Makkiyah dan Maddaniyah
Dalam menetapkan mana yang termasuk kategori ayat-ayat Al Qur’an Makkiyah dan
Madaniyyah, para sarjana muslim berpegang teguh pada 2 perangkat pendekatan:
1). Pendekatan Transmisi (periwayatan)
Dengan perangkat pendekatan transmisi para sarjana muslim merujuk kepada
riwayat-riwayat valid yang berasal dari para sahabat, yaitu orang-orang yang besar
kemungkinan menyaksikan turunnya wahyu, atau para generasi tabiin yang saling
berjumpa dan mendengar langsung dari para sahabat tentang aspek-aspek yang
berkaitan dengan proses kewahyuan Al-Qur’an, termasuk di dalamnya adalah
informasi kronologis Al-Qur’an.

Seperti halnya hadist-hadist Nabi telah terekam dalam kodifikasi tentang hadist, para
sarjana muslimpun telah merekam informasi dari para sahabat dan tabiin tentang
Makkiyah dan Madaniyyah dalam kitab-kitab tafsir.[6]

2). Metode perbandingan (Qiyas)


Metode perbandingan adalah metode yang mendasarkan pada ciri-ciri khusus yang
ada pada surah atau ayat. Berdasarkan metode ini, jika dalam surah Madaniyyah
terdapat ayat yang membicarakan tentang peristiwa yang berhubungan dengan
kondisi atau keadaan penduduk Makkah, maka ayat tersebut ditetapkan sebagai
Makiyyah. Sebaliknya jika dalam surat Makiyyah terdapat ayat yang membicarakan
tentang berbagai kebiasaan seperti dalam Madaniyyah atau menjelaskan suatu
peristiwa Madaniyyah, maka ditetapkan bahwa ayat itu Madaniyyah.

Sehubungan dengan metode perbandingan ini maka ulama menyatakan bahwa setiap
surat yang didalamnya terdapat kisah para Nabi atau umat terahulu, surat tersebut
termasuk Makiyyah. Sedangkan setiap surat yang didalamnya terdapat suatu
kewajiban syariat maka surat tersebut termasuk Madaniyyah.[7]

C. Manfaat Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah


Ada beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dengan mengetahui mana surah
Makkiyah dan mana surah Madaniyyah, di antaranya adalah :
1).Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Qur’an, turunnya wahyu kepada
Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwahnya dengan segala peristiwanya.[8]
2). Dapat mengetahui hukum nasikh dan hukum mansukh dalam Al Qur’an.
Apabila ada dua ayat .atau beberapa ayat dalam Al Qur’an yang berada satu tema
pembahasan, sedangkan hukum dalamsatu ayat tersebut berbeda dengan hukum pada
ayat yang lain. Lalu diketahui bahwa salah satu ayat tersebut adalah Makkiyah
sedangkan yang lainnya adalah Madaniyyah, maka kita dapat menetapkan maka ayat
Madaniyyah tersebut menjadi nasikh (pengganti) dari ayat Makkiyah tersebut. Karena
ayat Madaniyyah diturunkan lebih akhir dari ayat Makkiyah. Dalam kaidah ushul
fiqih, ayat yang turun lebih akhir menghapus ayat yang turun terlebih dahulu.

3). Mengetahui dan memehami perkembangan hukum syariat islam dalam membina
individu dan masyarakat islam yang lebih baik dari sebelumnya.[9]

D. Perbedaan dan Pembagian Surah Makkiyah dan Madaniyyah


Para ulama mempunyai tiga pandangan yang masing-masing mempunyai dasar
sendiri antara lain:
1). Dari segi waktu turunnya
Makkiyah adalah ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan sebelum hijrah meskipun
bukan di Makkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat Al Qur’an yang
diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan di Madinah.
2). Dari tempat turunnya
Makkiyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Makkah dan sekitarnya
seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah. Sedangkan Maddaniyah adalah ayat-ayat Al-
Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sektarnya seperti Uhud, Quba, dan Sil.
3). Dari segi sasarannya
Makkiyah adalah yang seruannya ditunjukkan kepada masyarakat Makkah.
Sedangkan Maddaniyah adalah yang seruannya ditujukkan kepada masyarakat
Madinah.[10]

Pendapat yang paling mendekati kebenaran tentang bilangan surah-surah Makkiyah


dam Madaniyyah ialah bahwa Madaniyyah ada dua puluh surah diantaranya adalah:
1.Al Baqarah 2.Ali ‘imran 3.An Nisa’ 4. Al-Maidah 5.Al-Anfal 6.At-
Taubah 7.An-Nur 8.Al-Ahzab 9.Muhammad 10.Al-Fath 11.Al-Hujurat 12.An
Nasr 13.Al-Hadid 14.Al-Mujadilah 15.Al-Hasyr 16.Al-Mumtahanah 17.Al
Munafiqun 18.Al-Jumu'ah 19.At Talaq 20.At Tahrim.
Sedang yang diperselisihkan ada dua belas surah:
1.Al Fatihah 2.Ar Ra’d 3.Ar rahman 4.As Saff 5.At Tagabun 6.At Tafif 7.Al
Qadar 8.Al Bayyinah 9.Az Zalzalah 10.Al Ikhlas 11.Al Falaq 12.A Nas.
Selain yang disebutkan di atas adalah Makkiyah, yaitu delapan puluh dua surah.
Maka jumlah surah-surah Qur’an itu semuanya seratus empat belas surah.[11]

E. Ciri-Ciri Makkiyah dan Maddaniyah


Para ulama telah menerangkan pula beberapa ketentuan dan ciri-ciri untuk
mengetahui antara surah Makkiyah dan Maddaniyah diantaranya adalah:
Ciri-ciri surah Makkiyah
a). Setiap surah Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat lafazh “kalla” (jangan begitu)
adalah termasuk surah Makkiyah. lafazh “kalla” ini disebutkan sebanyak 33 kali dan
terdapat di dalam15 surah yang semuanya terdapat pada bagian akhir dari Al-qur’an
bahwa mayoritas separuh akhir dari Al-qur’an itu turun sebelum hijrah.
Contoh:
‫ُثَّم َك اَّل َسَيْع َلُم ون‬
”kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui”(QS. Annaba’ (30): 5)
b). Setiap surah yang di dalamnya ada bacaan sajadahnya, maka surah tersebut adalah
Makkiyah, seperti surah An-Najm, Al ‘Alaq dan lain-lain.
Contoh:
‫ِإَّن ٱَّلِذ يَن ِع نَد َر ِّبَك اَل َيْسَتْك ِبُروَن َع ْن ِعَباَد ِتِهۦ َو ُيَس ِّبُحوَن ۥُه َو َل ۥُه َيْسُج ُد وَن‬
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan
menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka
bersujud” (QS. Al-'A`raf (70): 206)
c) Setiap surah yang diawali ataupun dibuka dengan huruf hijaiyah, maka ia adalah
Makkiyah, seperti surah Al A’raaf, Yuunus, Huud, Yuusuf, Ibrahim, Al Hijr dan
lain sebagainya kecuali dua surah panjang yaitu Al baqarah dan Ali ‘Imraan yang
keduanya adalah Madaniyah.
Contoh:
‫المص‬
“Alif lam mim shaad” (QS. Yuunus (10): 1)
d) Setiap surah yang berisikan kisah-kisah para nabi, para kaumnya, dan juga umat-
umat yang terdahulu adalah Makkiyah, kecualiAl-Baqarah.
Contoh:
‫َفَأْلَقٰى ُم وَس ٰى َع َص اُه َفِإَذ ا ِه َي َتْلَقُف َم ا َيْأِفُك وَن‬
”Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya maka tiba-tiba ia menelan benda-benda
palsu yang mereka ada-adakan itu” (QS. Asy Syu’ara’(26): 45)
e) Setiap surah yang menceritakan tentang kisah Nabi Adam dan iblis adalah
Makkiyah, kecuali surahAl Baqarah.[12]
Contoh:
‫َو ِإْذ َأَخ َذ َر ُّبَك ِم ْن َبِني آَد َم ِم ْن ُظُهوِرِهْم ُذ ِّر َّيَتُهْم َو َأْش َهَد ُهْم َع َلٰى َأْنُفِس ِهْم َأَلْس ُت ِبَر ِّبُك ْم ۖ َقاُلوا َبَلٰى ۛ َش ِهْد َناۛ َأْن َتُقوُلوا َيْو َم اْلِقَياَم ِة‬
‫ِإَّنا ُكَّنا َع ْن َٰه َذ ا َغاِفِليَن‬
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)"(QS. Al A’raaf (7): 172)

Sementara itu, beberapa ciri-ciri surah Madaniyah di antaranya adalah:


a). Setiap surah yang membahas secara terperinci tentang hukum, ibadah, dan interaksi
sesama manusia.
Contoh:
‫َو الَّساِر ُق َو الَّساِر َقُة َفاْقَطُعوا َأْيِدَيُهَم ا َج َزاًء ِبَم ا َك َسَبا َنَك ااًل ِم َن ِهَّللاۗ َو ُهَّللا َع ِز يٌز َحِكيٌم‬
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. Al Maidah(5): 38)

b). Setiap surah yang menjalaskan secara terperinci tentang jihad dan segala ketentuannya.
Contoh:
‫اْنِفُروا ِخ َفاًفا َوِثَقااًل َو َج اِهُدوا ِبَأْم َو اِلُك ْم َو َأْنُفِس ُك ْم ِفي َس ِبيِل ِهَّللاۚ َٰذ ِلُك ْم َخْيٌر َلُك ْم ِإْن ُكْنُتْم َتْع َلُم وَن‬
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau merasa berat, dan
berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah, Yang demikian itu adalah lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S.At-Taubah(9): 41)

c). Setiap surah yang menerangkan secara terperinci tentang orang-orang munafik dan
segala sifat, cara-cara, dan tipu dayanya terhadap dakwah Islamiyah.[13]
Contoh:
‫َو َي ُقوُلوَن َط اَع ٌة َف ِإَذ ا َبَر ُز وا ِمْن ِع ْن ِدَك َبَّي َت َط اِئَفٌة ِم ْن ُهْم َغْي َر اَّلِذي َت ُقوُلۖ َو ُهَّللا َي ْكُت ُب َم ا ُيَب ِّي ُتوَن ۖ َف َأْع ِر ْض َع ْن ُهْم َو َت َو َّك ْل َع َلى‬
‫ِهَّللاۚ َو َكَفٰى ِباِهَّلل َو ِكياًل‬
“Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat".
Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di
malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah
menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka
dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung”(QS. An Nisa’(4): 81)
d). Membuat bantahan bagi Ahlul Al-Kitab (Yahudi dan Nasrani).
Contoh:
‫َو َتَر ٰى َك ِثيًرا ِم ْنُهْم ُيَس اِرُع وَن ِفي اِإْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن َو َأْك ِلِهُم الُّسْح َت ۚ َلِبْئَس َم ا َك اُنوا َيْع َم ُلوَن‬
“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera
membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa
yang mereka telah kerjakan itu. (QS. Al Maidah (5): 62)

e). Terdapat kalimat “orang-orang yang beriman” pada ayat-ayatnya.[14]


Contoh:
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِلَم َتُقوُلوَن َم ا اَل َتْفَع ُلوَن‬
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu
perbuat?”(QS. As Shaff(61): 2)

PENUTUP

KESIMPULAN

Al-Qur’an dibagi menjadi dua periode pada zaman nabi yakni, Makiyyah dan
Madaniyyah. Ayat atau surat Makiyyah cenderung menerangkan tentang tauhid dan
Madaniyyah cenderung menerangkan tentang syariat. Hal tersebut dapat diketahui melalui
beberapa metode yakni, metode transmisi (periwayatan) dan metode analogi (qiyas). Metode
tersebut meninjau dari segi geografis, lafadz, sasaran dan latar belakang turunnya.
Ciri-ciri ayat Makiyyah adalah di dalamnya terdapat ayat sajdah, ayat-ayatnya
dimulai dengan “kalla”dan seperti yang telah diterangkan diatas, sedangkan ciri-ciri ayat
Madaniyyah adalah mengandung ketentuan-ketentuan faroidl dan had, mengandung
perdebatan dengan ahli kitab dan sepertiyang telah diterangkan diatas.
Manfaat mempelajari Makiyyah dan Madaniyyah juga sangat penting bagi kita
yakni, untuk mengetahui hukum nasikh dan mansukh, mengetahui perkembangan hukum
syariat islam dan seperti yang telah dijelaskan diatas.

Anda mungkin juga menyukai