UAS 7. Pembahasan Ayat Ayat Makkiyah Dan Madaniyah
UAS 7. Pembahasan Ayat Ayat Makkiyah Dan Madaniyah
UAS 7. Pembahasan Ayat Ayat Makkiyah Dan Madaniyah
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Al-Qur’an adalah pedoman bagi umat Islam. Al-Qur’an diturunkan dalam dua periode
yakni dari lauhil mahfudh ke baitul izza dan dari baitul izza ke bumi. Pada periode ke
dua Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22
hari. Dalam periode ke dua Al-Qur’an diturunkan dengan latar belakang yang berbeda.
Dari keterangan tersebut para ulama terdahulu membaginya menjadi dua jenis, yakni
Makiyyah dan Madaniyyah, ditinjau dari segi geografis, lafadz, sasaran dan makna.
Adapun beberapa ayat yang diperselisihkan karena ayat tersebut tidak diturunkan di
Makkah dan Madinah, melainkan ketika nabi dalam perjalanan antara Makkah dan
Madinah.
Demikianlah, akan kita lihat Surah Makkiyah itu penuh dengan ungkapan-ungkapan
yang kedengarannya amat keras ditelinga, huruf-hurufnya seolah-olah melontarkan api
ancaman dan siksaan, masing-masing sebagai penahan dan pencegah. Yang terpenting
dipelajari dalam pembahasan ini ialah: 1).Yang diturunkan di Makkah. 2).Yang
diturunkan di Madinah 3).Yang diperselisihkan. 4).Yang diturunkan di perjalanan antara
Makkah dan Madinah. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sangat penting
mengetahui perbedaan antara Makiyyah dan Madaniyyah. Jadi bisa disimpulkan bahwa
dasar betapa pentingnya mengetahui perbedaan dari surah Makkiyah dan Madaniyyah
tersebut karena sebagai landasan pengetahuan dan sejarah untuk bisa menjadi muslim
yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Makkiyah dan Madaniyyah?
2. Apa manfaat mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah?
3. Apa ciri-ciri dari surah Makkiyah dan Madaniyyah?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari Makkiyah dan Madaniyyah.
2. Dapat mengetahui manfaat dari perbedaan surah Makiyyah dan Madaniyyah.
3. Dapat membedakan antara surah Makkiyah dan surah Madaniyyah.
4. Dapat menyebutkan ciri-ciri dari surah Makkiyah dan Madaniyyah.
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti halnya hadist-hadist Nabi telah terekam dalam kodifikasi tentang hadist, para
sarjana muslimpun telah merekam informasi dari para sahabat dan tabiin tentang
Makkiyah dan Madaniyyah dalam kitab-kitab tafsir.[6]
Sehubungan dengan metode perbandingan ini maka ulama menyatakan bahwa setiap
surat yang didalamnya terdapat kisah para Nabi atau umat terahulu, surat tersebut
termasuk Makiyyah. Sedangkan setiap surat yang didalamnya terdapat suatu
kewajiban syariat maka surat tersebut termasuk Madaniyyah.[7]
3). Mengetahui dan memehami perkembangan hukum syariat islam dalam membina
individu dan masyarakat islam yang lebih baik dari sebelumnya.[9]
b). Setiap surah yang menjalaskan secara terperinci tentang jihad dan segala ketentuannya.
Contoh:
اْنِفُروا ِخ َفاًفا َوِثَقااًل َو َج اِهُدوا ِبَأْم َو اِلُك ْم َو َأْنُفِس ُك ْم ِفي َس ِبيِل ِهَّللاۚ َٰذ ِلُك ْم َخْيٌر َلُك ْم ِإْن ُكْنُتْم َتْع َلُم وَن
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau merasa berat, dan
berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah, Yang demikian itu adalah lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S.At-Taubah(9): 41)
c). Setiap surah yang menerangkan secara terperinci tentang orang-orang munafik dan
segala sifat, cara-cara, dan tipu dayanya terhadap dakwah Islamiyah.[13]
Contoh:
َو َي ُقوُلوَن َط اَع ٌة َف ِإَذ ا َبَر ُز وا ِمْن ِع ْن ِدَك َبَّي َت َط اِئَفٌة ِم ْن ُهْم َغْي َر اَّلِذي َت ُقوُلۖ َو ُهَّللا َي ْكُت ُب َم ا ُيَب ِّي ُتوَن ۖ َف َأْع ِر ْض َع ْن ُهْم َو َت َو َّك ْل َع َلى
ِهَّللاۚ َو َكَفٰى ِباِهَّلل َو ِكياًل
“Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat".
Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di
malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah
menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka
dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung”(QS. An Nisa’(4): 81)
d). Membuat bantahan bagi Ahlul Al-Kitab (Yahudi dan Nasrani).
Contoh:
َو َتَر ٰى َك ِثيًرا ِم ْنُهْم ُيَس اِرُع وَن ِفي اِإْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن َو َأْك ِلِهُم الُّسْح َت ۚ َلِبْئَس َم ا َك اُنوا َيْع َم ُلوَن
“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera
membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa
yang mereka telah kerjakan itu. (QS. Al Maidah (5): 62)
PENUTUP
KESIMPULAN
Al-Qur’an dibagi menjadi dua periode pada zaman nabi yakni, Makiyyah dan
Madaniyyah. Ayat atau surat Makiyyah cenderung menerangkan tentang tauhid dan
Madaniyyah cenderung menerangkan tentang syariat. Hal tersebut dapat diketahui melalui
beberapa metode yakni, metode transmisi (periwayatan) dan metode analogi (qiyas). Metode
tersebut meninjau dari segi geografis, lafadz, sasaran dan latar belakang turunnya.
Ciri-ciri ayat Makiyyah adalah di dalamnya terdapat ayat sajdah, ayat-ayatnya
dimulai dengan “kalla”dan seperti yang telah diterangkan diatas, sedangkan ciri-ciri ayat
Madaniyyah adalah mengandung ketentuan-ketentuan faroidl dan had, mengandung
perdebatan dengan ahli kitab dan sepertiyang telah diterangkan diatas.
Manfaat mempelajari Makiyyah dan Madaniyyah juga sangat penting bagi kita
yakni, untuk mengetahui hukum nasikh dan mansukh, mengetahui perkembangan hukum
syariat islam dan seperti yang telah dijelaskan diatas.