Tugas 2 Ekotek

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rice Oktavia

Nim : 21323017

Mata Kuliah : Ekonomi Teknik

Dosen Pengampu : Prof. Dr. M. Giatman, MSIE

TUGAS 2

1. Identifikasi kegiatan proyek konstruksi yang memerlukan analisa biaya produksi,


dalam hal :
a. Biaya berdasarkan waktu :
- Biaya masa lalu (hystorical cost) : yaitu biaya yang secara riil telah
dikeluarkan dan dibuktikan melalui catatan historis pengeluaran kegiatan.
biasanya merupakan biaya yang berkaitan dengan asset, seperti mesin atau
tanah yang dimiliki atau dibeli oleh perusahaan.
- Biaya perkiraan (predictive cost) : merupakan perkiraan biaya yang akan
dikeluarkan apabila kegiatan itu dilaksanakan. Contohnya biaya bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
- Biaya aktual (actual cost) : yaitu biaya yang sebenarnya dikeluarkan. Biaya ini
perlu diperhitungkan jika panjangnya jarak waktu antara pembelian bahan
dengan waktu proses atau penjualan, sehingga terjadi perubahan harga pasar.
Biaya-biaya yang termasuk ke dalam penghitungan biaya produksi seluruhnya
merupakan biaya aktual.
b. Biaya berdasarkan kelompok sifat penggunaannya
- Biaya investasi : adalah biaya yang ditanamkan untuk menyiapkan kebutuhan
usaha agar siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya dikeluarkan pada
awal kegiatan usaha dalam jumlah yang relatif besar dan berdampak jangka
panjang untuk kesinambungan usaha. Contoh kegiatannya yaitu :
pembuatan/penyediaan bangunan kantor pabrik, gudang, fasilitas produksi
lainnya serta infrastruktur yang diperlukan untuk itu; penyediaan fasilitas
produksi, mesin-mesin, peralatan dan fasilitas kerja lainnya; pengadaan
armada kendaraan; pengadaan sarana pendukung seperti perabotan kantor,
komputer untuk sistem informasi manajemen, dan sebagainya; pendidikan
dan pelatihan sumber daya manusia.
- Biaya operasional : biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan
aktivitas usaha sesuai dengan tujuan. Biasany biaya ini dikeluarkan secara
rutin atau dalam periode waktu tertentu dalam jumlah yang relatif sama atau
sesuai dengan jadwal produksi. Contoh nya , pembelian bahan baku produk;
pembayaran gali/upah karyawan; pembelian bahan pendukung lainnya;
pengeluaran-pengeluaran aktivitas organisasi dan administrasi usaha.
- Biaya perawatan : biaya yang diperuntukkan dalam rangka menjaga atau
menjamin performa kerja fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap
untuk dijalankan. Contohnya : pemeriksaan dan perbaikan atap,biaya
pemeliharaan mesin,dll.
c. Biaya berdasarkan produknya
- Biaya fabrikasi : jumlah dari tiga unsur biaya, yaitu bahan langsung, renaga
kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya-biaya ini secara langsung
berkaitan dengan biaya pembuatan produk secara fisik yang dikeluarkan
dalam rangka kegiatan proses produksi sehingga disebut juga dengan
production cost.
- Biaya komersial : merupakan akumulasi biaya yang untuk membuat produk
yang dapat dijual di luar biaya produksi, dan dipergunakan untuk menghitung
harga jual produk.
d. Biaya berdasarkan volume produk
- Biaya tetap : adalah biaya yang harus dikeluarkan relatif sama walaupun
volume produksi berubah dalam batas-batas tertentu. Contoh, biaya listrik
untuk penerangan, telepon, air bersih, gaji karyawan, dan lain-lain.
- Biaya variabel (variable clst), yaitu biaya yang berubah besarnya secara
proporsional dengan jumlah produk dibuat. Contoh, biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung jika sistem penggajian berdasarkan volume, dan lainlain.
- Biaya semi variabel (semi variable cosr), yaitu biaya yang berubah tidak
proporsional dengan perubahan volume, misalnya perubahan volume melewati
kapasitas fasilitas yang ada sehingga diperlukan penambahan kapasitas mesin,
biaya perbaikan mesin, dan sebagainya.

2. Identifikasi jenis kegiatan yang merupakan komponen dari masing biaya produksi
berikut :
a. Biaya bahan langsung
(direct materials), adalah semua bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian
integral dari produk. Ciri-cirinya tanpa adanya bahan rersebut produk tidak dapat
diwujudkan dan jika ditelusuri bahan tersebut ditemukan pada produk, mungkin
secara fisik ataupun sifat. Contoh bahan langsung pada pembuatan mobiler adalah
kayu,bala/besi pada pembuatan komponen mesin, atau tepung dan telur untuk
membuat kue.
b. Biaya tenaga kerja langsung
(direct labor), yaitu tenaga kerja yang secara langsung memengaruhi terjadinya
proses produksi, seperti pekerja, tukang, dan operator.Jadi, tanpa tenaga kerja
tersebut kegiatan produksi tidak akan terjadi. Biaya untuk ini meliputi gaji
karyawan yang dapat dibebankan pada produk tertentu.
c. Biaya bahan tak langsung
(indirect material), yaitu jika bahan tersebut tidak bersifat mutlak kehadirannya
pada produk, tetapi lebih bersifat suplemen, atau pembantu/pelengkap agar
kualitas produk menjadi lebih baik, atau karena pemakaian bahan itu sedemikian
kecil, atau sedemikian rumitnya untuk dihitung sebagai bahan langsung. Contoh
pemakaian paku dan lem pada pekerjaan kayu, pemakaian bahan editif pada
pekerjaan beton, pemakaian minyak pelumas pada mesin, dan sebagainya.
d. Biaya tenaga kerja tak langsung
(indirect labor), yait:u tenaga kerja yang dibutuhkan dalam rangka mendukung
kelancaran proses produksi di lantai pabrik, seperti pengawas, supervisor,
montir/maintenant, cleaning service pabrik, unsur pimpinan pabrik, dan lainlain
yang masih punya relevansi kuat dengan proses produksi.
e. Biaya tak langsung lainnya
(pabrication owrhead cost), yaitu semua biayayang dikeluarkan dalam rangka
Proses produksi di luar dari komponen biaya di atas, contoh sewa peralatan dan
fasilitas pabrik, Penyusutan peralatan dan fasilitas pabrik, pemeliharaan dan
perawaran fasiliran, pengadaan arau pembayaran sumber daya yang dibutuhkan
pabrik di luar komponen di atas (listrik, air, sarana telekomunikasi, pajak bumi,
dan sebagainya).

3. Jika kontraktor dari suatu proyek sedang mempertimbangkan untuk melaksanakan


suatu pekerjaan membuat kozen dan daun pintu. Setelah dihitung kalau
dibuat/dikelola sendiri, maka dibutuhkan biaya-biaya sbb.
a. Menyiapkan peralatan dan tempat kerja Rp 30 juta
b. Beli kayu Rp 5 juta/m3 , (tiap unit kozen dan daun pintu butuh kayu ± 0,20 m3
c. Biaya bahan lainnya Rp Rp 2,5 jt/unit
d. Upah tukang dan Pekerja Rp 350 ribu/unit
e. Upah mandor 50 ribu/unit
f. Kalau dibeli kozen dan daun pintu siap harga pasarnya Rp 5,3 juta /unit
g. Jumlah kozen dan daun pintu yang dibutuhkan 60 unit.
Diminta: tentukan lah pilihan terbaik, apakah harus mengelola pembuatan kozen
sendiri atau cukup membeli kozen siap dipasaran ?
Jawab :
Biaya variabel untuk 1 unit kuzen:
Bahan kayu : 0,20 m3 * Rp5000000 : Rp1000000
Upah tukang dan Pekerja : 1 unit * Rp350000 : Rp350000
Upah mandor : 1 unit * Rp50000 : Rp50000
Biaya bahan lainnya : 1 unit * Rp2500000 : Rp2500000
Jumlah biaya variabel: Rp3900000

Biaya tetap untuk membuat kuzen:


Menyiapkan peralatan dan tempat kerja : Rp30000000
Jumlah biaya tetap : Rp30000000

Perhitungan jumlah produksi minimal saat Break Even Point (BEP):

S = harga jual 1 unit kuzen

= 21 unit

Kebutuhan: 60 unit kuzen dan daun pintu

Jika membeli siap: Rp5300000 * 60 unit = Rp318000000

Berdasarkan perhitungan break event point, jumlah kuzen dan daun pintu yang dapat
dibuat adalah 21 unit, sedangkan jumlah kuzen dan daun pintu yang dibutuhkan adalah
sebanyak 60 unit. Dengan demikian, alangkah baiknya membeli kuzen siap di pasaran
daripada membuat kuzen sendiri.

4. Dalam mendesain suatu bangunan, seorang perencana perlu mempertimbangkan


banyak aspek, jelaskanlah aspek apa saja yang perlu dipertimbangkan, jika dilihat dari
sisi investasi.
Jawab :

a. Aspek Hukum
Pada aspek hukum, perencanaan usaha investasi itu diyakini layak atau
tidaknya jika sesuai secara hukum. Dokumen – dokumen yang dimiliki pun
harus dicermati keaslian, kebenaran, serta kesempurnaannnya. Maka dari itu
perlu para investor memahami dan mempelajari berbagai bidang yang
berhubungan dengan aspek hukum. Aspek hukum ini sangat perlu dikaji
karena akan sia – sia ketika ide bisnis, aspek finansial dan segala persiapan
lainnya sudah terproses tetapi didapatkan ada beberapa hal yang belum layak
diteruskan dari segi aspek maka proyek pun tidak layak untuk
dilanjutkan. Contoh yang menyebabkan investasi tidak layak adalah jika suatu
proyek yang akan dilaksanakan, tidak mempunyai izin untuk melaksanakan
nya, namun proyek tersebut tetap dijalankan, itu sudah termasuk dalam
investasi yang tidak layak, dikarenakan proyek itu dilaksanakan dalam konteks
illegal, karena belum mendapat perizinan dari pemerintah contoh adalah
seperti IMB (Izin Mendirikan Bangunan).

b. Aspek Manajemen/Organisasi
Di dalam aspek ini termasuk dalam aspek sumber daya manusia (SDM) yang
diperlukan dalam merencanakan serta menjalankan investasi. Aspek ini
merupakan suatu aspek yang cukup penting dianalisis karena sebagai
gambaran untuk suatu usaha atau investasi tersebut dapat dikatakan layak.
Beberapa peran manajemen untuk keperluan analisis kelayakan agar suatu
investasi tersebut dapat berjalan yaitu planning, organizing, actualing, serta
controlling yang harus diterapkan dengan benar agar suatu investasi dapat
dikatakan layak. Contoh yang menyatakan investasi tidak layak adalah jika
suatu perencanaan dijalankan oleh SDM yang tidak bertanggung jawab atas
kerja nya. Maka dari itu, jika SDM nya saja sudah tidak bisa bertanggung
jawab maka manajemen tersebut tidak akan mencapai hasil yang diperkirakan,
hasil nya jika SDM nya tidak bertanggung jawab akan berdampak pada
manajemen yang tidak baik dan menyebabkan investasi yang tidak layak.

c. Aspek Keuangan
Dalam melakukan studi kelayakan, aspek keuangan ini merupakan salah satu
faktor yang penting, dalam artian sangat menentukan. Biarpun berapa banyak
aspek aspek yang mendukung tetapi apabila tidak tersedia dana maka hanya
akan menjadi sia-sia. Maka pada aspek keuangan ini sangat dibutuhkan. Aspek
keuangan juga untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya
dan manfaat yang akan di harapkan.Contoh yang menyatakan investasi tidak
layak dari aspek keuangan adalah jika suatu perhitungan biaya tidak dilakukan
dengan tepat yang akan menyebabkan suatu investasi itu tidak layak atau
gagal. Contoh yang lebih parah lagi adalah tidak tersedia nya dana dimana
dana ini merupakan faktor penting dalam investasi.

d. Aspek Dampak Lingkungan (AMDAL)


Terdapat di dalam Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999, AMDAL
dikatakan sebagai kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan usaha atau kegiatan yang direncanakan pada sebuah
lingkungan hidup. Dalam AMDAL, terdapat beberapa yang perlu untuk
diperhatikan dampak kedepan nya, yaitu meliputi aspek fisik,kimia, biologi,
sosial-ekonomi, social budaya, serta kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai