MID Fauziah Ak Keuangan Dan CSR
MID Fauziah Ak Keuangan Dan CSR
MID Fauziah Ak Keuangan Dan CSR
Puji Sukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karuniaNYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan dan CSR.
Kami sebagai penyusun makalah ini sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami selaku
penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta bisa menjadi tambahan referensi
di bidang ilmu komunikasi data bagi penyusun makalah di masa yang akan datan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bagi banyak perusahaan, piutang merupakan suatu pos yang penting karena merupakan
bagian aktiva lancar perusahaan dan dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan. Piutang
merupakan semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang
nantinyaakan dimintakan pembayarannya jika sudah sampai pada waktunya. Piutang yang
terlampau besar dan adanya ketidakmampuan pelanggan di dalam membayar piutang saat
jatuh tempo dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Piutang tak tertagih merupakan jenis piutang di mana debitur tidak mampu membayar
kewajibannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Meskipun kreditur sudah berusaha
semaksimal mungkin, piutang tetap tidak bisa tertagih karena kondisi debitur yang tidak
memungkinkan seperti kebangkrutan, bencana, dan sebagainya.
Dalam bisnis, piutang tak tertagih menjadi hal yang wajar. Bahkan di awal periode
akuntansi, umumnya perusahaan sudah membuat estimasi berapa jumlah piutang yang
diprediksi akan gagal bayar yang disebut sebagai cadangan kerugian piutang.
Piutang yang gagal bayar ini wajib dicatat dalam akuntansi karena akan
mempengaruhi posisi aset, laba, dan ekuitas di laporan keuangan.
Di artikel ini, kami akan menjelaskan definisi piutang tak tertagih, bagaimana kriterianya,
metode serta cara pencatatannya di akuntansi, dan bagaimana cara yang harus Anda lakukan
untuk mengatasi piutang tak tertagih.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PIUTANG
Piutang usaha menunjukkan klaim yang akan dilunasi dengan uang yang tidak
didukung dengan janji tertulis yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa
yang dihasilkan perusahaan. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena
penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal
perusahaan. Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis
yang hanya dilengkapi oleh surat jalan, faktur/tanda terima lainnya yang telah
ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah menerima barang ada didalam
surat-surat tersebut.
1. Piutang Usaha Transaksi paling umum yang menghasilkan piutang adalah penjualan
barang dan jasa secara kredit. piutang usaha semacam ini biasanya diharapkan dapat
ditagih dalam waktu dekat, misalnya 30 atau 60 hari.
2. Wesel Tagih Wesel tagih merupakan pernyataan jumlah utang pelanggan dalam
bentuk tertulis yang formal .
3. Piutang Usaha Lainnya Piutang lainnya termasuk piutang bunga, piutang pajak, dan
piutang karyawan atau pekerja.
A.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
Piutang merupakan aktiva yang paling penting dalam perusahaan dan dapat
menjadi bagian yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurit Riyanto (2001), faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Volume penjualan kredit
Besar kecilnya volume penjulan kredit yang diterapkan oleh perusahaan akan
berpengaruh terhadap jumlah piutang yang terdapat dalam perusahaan, semakin
besar volume penjulan kredit maka semakin besar pula investasi dalam piutang
perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil volume penjulan kredit yang ditetapkan
perusahaan maka jumlah piutang akan semakin kecil.
b. Syarat pembayaran penjulan kredit
Syarat atas penjulan kredit yang ditetapkan pihak perusahaan dapat bersifat ketat
atau lunak. Semakin ketat syarat pembayaran yang ditetapkan, maka semakin cepat
pengembalian piutang. Sehingga jumlah piutang perusahaan akan semakin kecil.
Sebaliknya semakin lunak syarat pembayaran yang ditetapkan, maka pengembalian
piutang akan lebih lama dan jumlah piutang akan lebih besar.
c. Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas pemberian kredit
kepada pelanggan. Semakin tinggi batas yang ditetapkan, maka semakin besar
pelanggan membeli secara kredit, sehingga jumlah piutang akan lebih besar.
d. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang
Kebijksanaan dalam mengumpulkan piutang dapat dilakukan secara aktif maupun
pasif. Bila digunakan secara aktif, maka perusahaan harus mengeluarkan biaya
tambahan untuk mendanai usaha ini. Dengan menggunakan cara ini piutang yang
ada akan cepat tertagih, sehingga akan memperkecil jumlah piutang perusahaan.
Namun, bila perusahaan menerapakan cara pasif, maka pengumpulan piutang akan
lebih lama sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar.
e. Kebiasaan membayar dari para pelanggan
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar periode cash discount akan
mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, sedangkan jika pelanggan membayar
pada periode sesudah cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar,
karena jumlah dana yang tertanam dalam piutang lebih lama untuk terealisasi
menjadi kas.
1. Metode Konvensional.
Dalam metode ini, posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang
dicatat dalam jurnal. Berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah:
a) Transaksi penjualan kredit, transaksi ini diposting dalam kartu piutang atas dasar
data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan
b) Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi retur penjualan diposting kedalam kartu
piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal retur penjualan.
c) Transaksi Penerimaan Kas dari Piutang, Posting transaksi berkurangnya piutang dari
pelunasan piutang oleh debitur diposting kedalam kartu piutang atas dasar data yang
telah dicatat dalam jurnal umum
d) Transaksi penghapusan piutang, transaksi berkurangnya piutang dari transaksi
penghapusan piutang diposting kedalam kartu piutang atas dasar data yang dicatat
dalam jurnal umum.
Posting langsung kedalam kartu piutang; jurnal hanya menunjukan jumlah total
harian saja. Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk
pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci kedalam kartu
piutang.
Posting ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang diterima dari bagian
penagihan, oleh bagian piutang disimpan sementara, menunggu beberapa hari, untuk
nantinya secara sekaligus di posting kedalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali
periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.
Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). dalam metode ini pada akhir bulan,
dilakukan kegiatan posting yang meliputi : (1) Posting media yang dikumpulkan selama
sebulan tersebut kedalam pernyataan piutang dan kartu gudang; (2) Mencatat dan
menghitung saldo kartu piutang. Metode ini membagi pekerjaan posting kedalam kartu
piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata ke dalam hari kerja selama
sebulan. setiap pelanggan akan menerima pernytaan piutang pada tanggal hari kerja
yang sama setiap bulan.
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima surat order dari pembeli, meminta
otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana akan dikirim,
serta mengisi surat order pengiriman.
Dokumen yang digunakan sub sistem penjualan dalam Sistem Akuntansi piutang
adalah
Faktur Penjualan
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi
penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of lading) dan surat
order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan
kredit (Mulyadi, 2001: 258).
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang
dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
Kartu Gudang
Kartu gudang adalah catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh sub sistem gudang
dan hanya berisi data kuantitas barang yang disimpan di gudang beserta mutasinya
(Mulyadi, 2001: 208).
Sub sistem piutang mencatat dalam kartu piutang dan mengirim faktur penjualan ke
bagian akuntansi.
Kartu Piutang
Kartu piutang adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat mutasi dan
saldo piutang kepada setiap debitur (Mulyadi, 2001: 260).
Surat Tagihan
Surat tagihan merupakan turnaround document yang isinya dibagi 2 bagian: bagian atas
merupakan dokumen yang harus disobek dan dikembalikan bersama cek oleh
pelanggan, sedangkan bagian bawah berisi rincian transaksi pembayaran yang
dilakukan pelanggan dalam periode tertentu.
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi
penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para
debitur, serta membuat laporan penjualan. Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk
mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan. Mulyadi
(2001, 210-213).
A.6 Analisis sistem pengendalian intern terhadap piutang pembiayaan ditinjau dari
COSO
1. Bagian Penjualan
Nota penjualan dan surat jalan diberikan kepada masing masing bagian dan
akan di proses lebih lanjut kepada masing-masing bagiannya. Setelah faktur penjualan
dan surat jalan beserta barang sudah diproses, maka selanjutnya bagian penjualan
membuat laporan penjualan sebanyak 3 lembar, yaitu :
Bagian Kredit menerima nota pesanan dari bagian penjualan, lalu bagian kredit
melakukan analisis kredit limit dan memberikan pilihan kepada pelanggan. Jika
pelanggan tidak setuju kredit limit ditetapkan perusahaan maka bagian kredit membuat
surat penolakkan dan diberikan ke pelanggan. Jika pelanggan setuju atas kredit limit
yang ditetapkan bagian kredit maka, bagian kredit memberikan jatuh tempo dan
membuat kartu piutang sebanyak 2 lembar.
Bagaian Kredit menerima nota penjualan dan laporan dari bagian penjualan.
Setelah itu, bagian kredit menerima permintaan kredit ulang pelanggan, maka bagian
kredit melakuakan analisis kredit ulang dan melakukan perhitungan berdasarkan
analisis umur piutang serta melakukan analisis kredit limit.
3. Bagian Keuangan
Bagian keuangan menerima surat tagihan dari bagian kredit dan menerima nota
penjualan dari bagian penjualan. Setelah bagian keuangan menerima surat tagihan dan
nota penjualan, maka bagian keuangan memproses pembayaran pelanggan. Transaksi
pembayaran pelanggan diposting ke buku besar serta membuat laporan penjualan
sebanyak 2 lembar, yaitu :
4. Pimpinan
Pimpinan hanya menerima laporan penjualan dari bagian penjualan dan laporan
keuangan dari bagian keuangan.
B. PIUTANG TAK TERTAGIH
Piutang tak tertagih adalah situasi ketika debitur berada di situasi yang
menyebabkan piutang menjadi tidak mungkin lagi untuk tertagih. Tidak ada perusahaan
yang menginginkan piutang tidak tertagih (bad debts). Meski demikian, piutang tak
tertagih adalah kondisi umum terjadi di dunia bisnis. Walau tidak suka, sebagai pebisnis
Anda wajib tahu kriteria, metode penghapusan piutang tak tertagih, dan cara
melaporkannya ke dalam jurnal, di bawah ini penjelasan lengkapnya.
Piutang tak tertagih adalah hutang pihak lain kepada Anda atau perusahaan atas
transaksi suatu bisnis, tetapi piutang tersebut tidak bisa dikembalikan kreditur meskipun
telah diupayakan tindakan penagihan.
Apakah semua konsumen yang tidak membayar hutang langsung masuk dalam
kategori piutang tidak tertagih? Selengkapnya tentang kriteria piutang tak tertagih
adalah sebagai berikut.
Setiap perusahaan memiliki kebijakan dan aturan terkait jangka waktu piutang. Jika
debitur belum membayar hutang hingga waktu jatuh tempo ditetapkan perusahaan,
maka perusahaan akan memberikan rentang waktu agar kreditur bisa membayar sampai
lunas. Meski demikian, rentang waktu yang diberikan kreditur memiliki batas. Jika
dalam batas tersebut debitur tidak membayar, maka perusahaan kreditur dapat
menggolongkannya sebagai bad debts.
b. Penagihan Telah Dilakukan Melewati Batas
Kriteria berikutnya piutang tak tertagih adalah ketika perusahaan telah berupaya
menagih dan mengingatkan berulang kali, tapi tidak ada itikad baik debitur untuk
membayar. Apabila perusahaan telah melakukan segala cara untuk menagih piutang,
tapi debitur tetap tidak membayar, maka perusahaan perlu memasukkan piutang
tersebut ke akun piutang tidak tertagih.
Kriteria terakhir dari piutang tak tertagih adalah saat debitur mengalami kejadian
tertentu yang menghanguskan seluruh harta kekayaannya. Misalnya terjadinya bencana
alam, kebakaran, dan sebagainya.
Namun, Rivai (2013) menyebutkan bahwa piutang tidak tertagih ini disebabkan oleh
dua faktor yang faktor internal (dari pihak kreditur) dan faktor eksternal (dari pihak
kreditur).
Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor dari pihak kreditur yang membuat piutang tidak
terbayar. Faktor tersebut di antaranya meliputi:
Kinerja staff piutang yang kurang memadai seperi lemahnya pengawasan piutang
Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor pemicu terjadinya piutang tidak tertagih yang
berasal dari pihak debitur.
Kebangkrutan
Terjadi kondisi di luar kuasa debitur misalnya bencana alam, pandemi, dan
peperangan.
Debitur memiliki watak yang buruk dan sedari awal memang berencana untuk tidak
membayar hutangnya.
Lantas apakah piutang tidak tertagih dibiarkan begitu saja oleh perusahaan?
Bagaimana sebaiknya perusahaan menyikapi masalah ini? Nah, setiap perusahaan pasti
memiliki metode penghapusan piutang tak tertagih sebagai bentuk menanggulangi
risiko ini. Bagi pengusaha, yuk ketahui metodenya di bawah ini.
a. Metode Direct Write-Off
Pertama, metode penghapusan piutang tak tertagih adalah metode direct write-off.
Metode ini merupakan tindakan yang diambil perusahaan dengan menghapus akun
piutang sekaligus dari jurnal. Sebagai gantinya, perusahaan akan memasukkan bad
debts tersebut dalam akun beban, sehingga menambah liabilitas.
2. Metode Allowance
Metode lainnya yaitu metode allowance atau metode penyisihan piutang tidak
tertagih dengan tanpa memasukkannya secara aktual ke jurnal. Metode ini lebih
mengutamakan penyisihan atau penghapusan piutang jumlah kecil secara bertahap.
Perusahaan yang menggunakan metode allowance untuk menghapus bad debts tidak
akan menampakkan kerugian di dalam laporan keuangan. Sebaliknya, bad debts
tersebut dikurangkan ke laba perusahaan secara bertahap. Metode ini dianggap jauh
lebih baik bagi perusahaan, terutama di mata stakeholder-nya.
Pada dasarnya, ada dua metode akuntansi yang umum digunakan mencatat dan
melaporkan beban piutang tidak tertagih, yaitu:
1. Metode langsung (direct write off method atau direct charge off method)
2. Metode penyisihan
Berikut merupakan tiga jenis metode estimasi piutang tak tertagih dalam akuntansi:
Contoh
Estimasi Piutang Tak Tertagih = Total Penjualan x Persentase Piutang Tak Tertagih
Dari perhitungan tersebut, perusahaan ABC akan mencatat estimasi piutang tidak
tertagih sebesar Rp 150.000.000 dalam laporan keuangannya.
Metode saldo akhir piutang adalah cara perusahaan mengestimasi piutang tidak
tertagih berdasarkan nilai saldo piutang yang belum terbayar di akhir periode
akuntansi. Dalam metode ini, perusahaan berasumsi bahwa sebagian dari saldo
piutang pada akhir periode mungkin akan menjadi tak tertagih.
Contoh
PT. Maju memiliki saldo piutang yang belum terbayar sebesar Rp 1.000.000.000
pada akhir periode. Berdasarkan data histori sebelumnya, sekitar 2% dari saldo
piutang pada akhir tahun biasanya berubah menjadi tidak tertagih. Dari data
tersebut, perusahaan bisa melakukan perhitungan estimasi nilai piutang yang
tidak tertagih sebagai berikut:
Estimasi Piutang Tak Tertagih = Saldo Akhir Piutang x Persentase Tak Tertagih
Dalam metode langsung, piutang tidak tertagih akan dicatat sebagai kerugian
dalam laporan laba rugi. Adapun ayat jurnal penyesuaian piutang tidak tertagih
metode penghapusan langsung adalah sebagai berikut:
Dari bentuk jurnal di atas, bisa diketahui bahwa piutang usaha pelanggan yang
gagal bayar akan langsung dihapuskan atau dinolkan di sisi kredit. Namun, masih ada
kemungkinan bahwa piutang tersebut akan dibayar di kemudian hari.
Apabila terjadi kasus seperti itu, maka piutang tersebut harus dimunculkan
kembali dengan cara membalik ayat jurnal penyesuaian piutang tidak tertagih
Sementara kas yang diterima dari pelunasan tersebut akan diakui sebagai penerimaan
pembayaran piutan.
Berikut bentuk ayat jurnal piutang tertagih kembali pada metode langsung:
Kas xxx
Dalam metode ini, piutang usaha yang diestimasi sebagai piutang tidak
tertagih tidak langsung dihapus namun diakui terlebih dahulu sebagai penyisihan
piutang tak tertagih.
Baru apabila piutang benar-benar sudah pasti tidak tertagih, piutang usaha
akan dihapus dengan mencatatnya di sisi kredit dan akun penyisihan piutang usaha tak
tertagih di sisi debit.
Kemudian ketika piutang sudah pasti tidak tertagih, ayat jurnal untuk
menghapus piutang adalah sebagai berikut:
Keterangan Debit Kredit
PENUTUP
Kesimpulan
Pada umumnya piutang bersumber dari kegiatan operasi normal perusahaan yaitu
penjualan kredit atas barang dan jasa kepada pelanggan, tetapi selain itu masih banyak
sumber-sumber yang dapat menimbulkan piutang.
Smith and Skousen memberikan klasifikasi piutang yang terdiri dari piutang usaha,wesel
tagih dan piutang usaha lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Portalgaruda.org
Kieso, DE, Jerry JW, Terry DW 2009, Akuntansi Intermediate Edisi 12, Erlangga,
Jakarta
https://www.ocbc.id/id/article/2021/07/01/piutang-tak-tertagih
https://kledo.com/blog/piutang-tak-tertagih/