Makalah Ipi 5

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu: Aang Kunaepi, M. Ag

Disusun Oleh:
Kelompok 5

1. Aliza Kotrunada (2203016218)


2. Nanda Yusuf Giri W (2203016236)
3. Shafrina Aulia Azzahra (2203016231)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu
mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan
perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam
bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik
itu pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga
pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana
pendidikan dan mutu menejemen pendidikan termasuk perubahan dalam
metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan dan
perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan Indonesia lebih
baik. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu
pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan di
segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik
di tingkat lokal, nasional, maupun global (M ulyasa, 2006: 4). M emasuki masa
era globalisasi, bangsa Indonesia tidak mati-matinya selalu melakukan
pembangunan disegala bidang kehidupan baik pembangunan material maupun
spiritual termasuk di dalamnya sumber daya manusia, salah satu faktor yang
menunjang pembangunan atau peningkatan sumber daya manusia yaitu melalui
pendidikan mendapat prioritas utama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan?
2. Apa Tujuan Pendidikan?
3. Apa Saja Macam-Macam Pendidikan?
4. Apa Saja Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pendidikan?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Pendidikan
2. Mengetahui Tujuan Pendidikan
3. Mengetahui Macam-Macam Pendidikan
4. Mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan
kepribadian manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga
para beberapa orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses
pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam
mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan kita
bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang
sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta
huruf dan akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain
sebagainya. Seperti yang tertera didalam UU No.20 tahun 2003 Pendidikan
adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang
diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.1
Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Menurut Prof. H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld
mengatakan pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih
untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan meningkatkan
ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa
mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar
anak tesebut memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang

1
Haryanto, 2012: dalam artikel “pengertian pendidikan menurut para akhli http://belajarpsikologi.
com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/ diakes pada tanggal 9 april 2017

3
dilakukannya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa,
negara dan agamanya. Selain dari itu Pendidikan adalah upaya menolong
anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri dan
bertanggung jawab dan pendidikan merupakan usaha manusia dewasa
dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.2
Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus
(abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah
berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan,
seperti termanifestasi (terwujud) dalam alam sekitar intelektual, emosional
dan kemanusiaan dari manusia. Setiap negara maju tidak akan pernah
terlepas dengan dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu
negara, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat
memajukan dan mengharumkan negaranya.
Pendidikan merupakan faktor penting bagi masyarakat, demi maju
mundurnya kualitas masyarakat atau bangsa sangat bergantung pada
pendidikan yang ada pada rakyat bangsa tersebut. Seperti yang dikatakan
oleh harahap dan poerkatja, pendidikan adalah usaha yang secara sengaja
dari orang tua yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab
moril dari segala perbuatannya3. Yang dimaksud orang tua tersebut adalah
orang tua anak itu atau orang yang mempunyai kewajiban untuk mendidik
tersebut seperti guru, pendeta, dan seorang kiai. Pendidikan akan
memberikan dampak positif bagi para generasi muda dan juga pendidikan
akan meyiapkan generasi yang baik dan bagus bagi Negaranya. Maka dari
itu para pendidik harus membutuhkan keuletan dan kesabaran didalam
mengajarnya.
Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Nasional Indonesia
mengatakan pendidikan tersebut adalah merupakan tuntutan didalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksud dari pendidikan yaitu menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar mereka dapat

2
http://www.kumpulandefinisi.com/2015/10/pengertian-definisi-tujuan-pendidikan-menurut-para-
ahli.html
3
Muhibbin, syah. 2007. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. bandung. Pt. remaja
rosdakarya. Hal. 11

4
mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Menurut Heidjrachman dan Husnah (1997:77) pendidikan adalah
suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuaan umum seseorang
termasuk di dalam peningkatan penguasaan teori dan keterampilan,
memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-persoalan yang menyangkut
kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan dalam dunia
pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut
Notoadmodjo (2003:77), kalau pendidikan formal dalam suatu organisasi
merupakan suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang
diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan.
Para masyarakat mengartikan pendidikan adalah pengajaran yang di
lakukan disekolah yang mana sekolah tersebut sebagai tempat terjadinya
pengajaran atau pendidikan formal4. Jadi pendidikan tidak seluruhnya
terjadi disekolah tetapi pendidikan bisa jadi di rumah yang mana orang tua
yang menjadi gurunya.
Pendidikan adalah sebuah program yang mengandung komponen
tujuan, proses belajar mengajar antara murid dan gurunya sehingga, akan
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih baik. Apalagi
kita hidup dijaman sekarang ini pendidikan sangatlah diperlukan karena
pendidikan itu akan membawa kita tidak ketinggalan jaman tetapi kita bisa
memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi kita.
Pangartian mengenai pendidikan tersebut, dapat dilihat dari sisi
beberapa titik sudut pandang yang berbeda-beda antara dari titik sudut
psikologis maupun titik sudut pandang sosiologis. Terdapat banyak
pengertian maupun definisi yang membahas mengenai pendidikan,
tergantung dalam melihat pendidikan melalui titik sudut manapun. Akan
tetapi dalam inti sari mengenai pemaknaan konsep pendidikan mengarah
pada satu tujuan yaitu suatu upaya yang dijadikan proses dalam membina
diri seseorang maupun masyarakat secara umum supaya dapat
menjembatani langkah-langkah dalam menjalani kehidupan sehingga bisa
meraih hidup yang diimpikan oleh semua orang yaitu menikmati kehidupan

4
Ivan sujatmoko, 2011: Dalam Artikel Konsep, Fungsi, Tujuan, Dan Aliran-Aliran Pendidikan

5
yang serba dilandasi pegetahuan dan hidup sejahtera, semua kebutuhan
terpenuhinya dengan munculnya ide kreatif dan inovatif yang hanya bisa
didapat dengan proses mengenyam pendidikan.
Pendidikan merupakan modal yang sangat penting dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat. Dalam pendidikan di Indonesia kita dapat
memperoleh banyak pengetahuan seperti pengetahuan tentang moral,
agama, kedisiplinan dan masih banyak lagi yang lainnya. Dalam pendidikan
Indonesia pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-
sekolah atau di perguruan tinggi melalui bidang studi yang dipelajari dengan
cara pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis
sesuatu serta menyimpulkannya.

B. Tujuan Pendidikan
Menurut sejarah bangsa Yunani, tujuan pendidikan ialah
ketentraman. Sedangkan menurut Islam, tujuan pendidikan ialah
membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh, dan tunduk kepada
perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya (Ahmadi,1991:99).
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang
dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan.
Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran atau latihan,
diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan itu. Dalam konteks ini tujuan
pendidikan merupakan komponen dari sistem pendidikan yang menempati
kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenaga pendidikan perlu
memahami dengan baik tujuan pendidikan (Suardi, 2010:7).
Dalam Suwarno (1992) terdapat beberapa pengertian tujuan
pendidikan menurut beberapa tokoh, diantaranya :
1. Ki Hadjar Dewantoro
Tujuan pendidikan adalah mendidik anak agar menjadi manusia yang
sempurna hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang
selaras dengan alamnya (kodratnya) dan masyarakatnya.
2. Johan Amos Comenius (Austria, 1592 – 1670, tokoh aliran realism
pendidikan)

6
Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang mempunyai
pengetahuan kesusilaan dan kasalehan sebagai persiapan untuk
kehidupan di akherat.
3. Friedrich Frobel (Jerman, 1782 – 1852, tokoh pendidikan anak-anak)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi makhluk aktif dan
kreatif.
4. Herbert Spencer (Inggris, 1820 – 1903, tokoh gerakan ilmiah dalam
pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah mengilmiahkan usaha-usaha pendidikan,
serta membentuk manusia ilmiah.
5. John Dewey (Amerika, 1859 – 1952, tokoh pendidikan sosial)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi anggota
masyarakat yang baik, yaitu anggota masyarakat yang mempunyai
kecakapan praktis dan dapat memecahkan problem sosial sehari-hari
dengan baik.
6. George Kerchensteiner (Jerman, 1855 – 1932, tokoh pendidikan
kewarganegaraan)
7. Friedrich Frobel (Jerman, 1782 – 1852, tokoh pendidikan anak-anak)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi makhluk aktif dan
kreatif.
8. Herbert Spencer (Inggris, 1820 – 1903, tokoh gerakan ilmiah dalam
pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah mengilmiahkan usaha-usaha pendidikan,
serta membentuk manusia ilmiah.
9. John Dewey (Amerika, 1859 – 1952, tokoh pendidikan sosial)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi anggota
masyarakat yang baik, yaitu anggota masyarakat yang mempunyai
kecakapan praktis dan dapat memecahkan problem sosial sehari-hari
dengan baik.
10. George Kerchensteiner (Jerman, 1855 – 1932, tokoh pendidikan
kewarganegaraan)
Tujuan pendidikan adalah mendidik anak menjadi warga negara yang

7
baik.
11. Helen Parkhurst (Amerika, 1887 – 1900, tokoh pendidikan individual)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi warga negara yang
baik.
Karena pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan
manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka masalah pokok bagi
pendidikan ialah memilih arah atau tujuan.
Tujuan pendidikan sebagai arah pendidikan.
Tujuan itu menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah tadi
menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang ke situasi
berikutnya. Dalam meninjau tujuan sebagai arah ini, tidak ditekankan pada
masalah ke jurusan mana garis yang telah memberi arah pada usaha
tersebut, tetapi ditekankan kepada soal garis manakah yang harus kita ambil
dalam melaksanakan usaha tersebut, atau garis manakah yang harus
ditempuh dalam keadaan “sekarang” dan “disini”. Misalnya guru yang
bertujuan membentuk anak didiknya menjadi manusia yang cerdas, maka
arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang dapat
mengembangkan kecerdasan.
Tujuan sebagai titik akhir
Tujuan di samping dapat dipandang dari segi titik tolaknya, juga
dapat dipandang dari segi titik akhir yang akan dicapainya. Di sini perhatian
pada hal yang akan dicapai atau dituju yang terletak pada jangkauan masa
datang, dan bukan pada situasi sekarang atau pada jalan yang harus diambil
dalam situasi tadi. Misalnya seorang pendidik yang bertujuan agar anak
didiknya menjadi manusia susila, maka tekanannya di sini ialah gambaran
tentang pribadi susila yang menjadi idamannya tadi.
Tujuan pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini bukan
semata-mata kecerdasan yang hanya berorientasi pada kecerdasan
intelektual saja, melainkan kecerdasan meyeluruh yang mengandung makna
lebih luas.

8
Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No.20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 berbunyi :
”…bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Dalam Suwarno (1992), ada beberapa macam tujuan pendidikan,


diantaranya sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Tujuan umum ialah tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam
segala waktu dan keadaan. Tujuan umum ini dirumuskan dengan
memperhatikan hakekat kemanusiaan yang universal. Menurut Lavengeld,
tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yaitu pengkhususan dari tujuan umum atas dasar beberapa
hal antara lain :
a. Perbedaan individual pada si terdidik
b. Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat
c. Perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan
d. Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup
suatu bangsa
3. Tujuan tak lengkap atau tak sempurna
Tujuan tak lengkap ialah tujuan yang hanya mencakup salah satu daripada
aspek saja. Misalnya : tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja.
4. Tujuan sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang dicapai pada tiap tingkat perjalanan
menuju tujuan akhir. Misalnya menyelesaikan belajar di sekolah dasar
merupakan tujuan sementara untuk selanjutnya menuju ke SMP, SMA,
dan selanjutnya.
5. Tujuan insidentil
Tujuan insidentil ialah tujuan yang timbul karena adanya situasi yang
terjadi secara kebetulan.

9
6. Tujuan intermediair
Tujuan intermediair ialah tujuan yang merupakan alat atau perantara untuk
mencapai tujuan yang lain.

C. Macam-Macam Pendidikan
Dalam praktek kehidupan manusia, terdapat berbagai macam
pendidikan yang mungkin belum banyak diketahui orang, khususnya di
Indonesia. Namun secara khusus pendidikan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
pendidikan formal, nonformal dan informal.
1. Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah bentuk pendidikan yang disusun dan
diselenggarakan secara sistematis untuk memiliki jenjang pendidikan
atau jenjang pendidikan yang disebut kelas. Misalnya di Indonesia
jenjang pendidikan formal adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA), Pendidikan Tinggi atau Sarjana (S1), Magister
(SMA). ). S2 ), untuk S3.
2. Pendidikan non formal
Pendidikan non-formal adalah jenis pendidikan yang berada di dluar
jalur atau area pendidikan formal. Di mana pendidikan jenis ini
dilakukan tidak terstruktur dan berjenjang seperti pendidikan formal.
Jenis pendidikan ini juga bisa dilakukan dari diri sendiri atau dari orang
lain, yang mana terdapat penilaian khusus dari orang lain.
3. Pendidikan informal
Sedangkan pendidikan informal merupakan bentuk pendidikan yang
berasal dari keluarga dan masyarakat. Ini disebut belajar mandiri, yaitu.
belajar dari pengalaman atau pengamatan. Pembelajaran sehari-hari
juga bisa datang dari dalam keluarga, karena orang tua mengajarkan
sopan santun kepada anaknya.Pendidikan informal ini biasanya
merupakan pendidikan yang umum dalam kehidupan masyarakat.
Meski berlabel informal, jenis pendidikan ini sangat berharga bagi
kehidupan manusia mengingat manusia adalah makhluk sosial yang

10
hidup berkelompok dan bermasyarakat.

D. Faktor faktor yang mempengaruhi pendidikan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dapat bervariasi
tergantung pada teori yang digunakan sebagai acuan. Namun secara umum
dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan
misalnya:
1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah madrasah pertama bagi seorang anak dimana dia
akan belajar apapun dari kedua orang tua maupun orang dewasa di
sekitarnya. Biasanya apa yang ditanamkan di rumah akan dibawa anak
sampai kapanpun dan diyakini sebagai sebuah kebenaran. Dengan
alasan itulah hendaknya keluarga dapat menjadi tempat terbaik bagi
anak untuk belajar hal-hal positif dalam kehidupan.
2. Faktor Sekolah
Sekolah juga menjadi salah satu bagian dari faktor yang
mempengaruhi pendidikan karena disitulah siswa akan menuntut ilmu
dan belajar hal-hal lainnya. Di sekolah juga anak-anak akan mulai
berinteraksi dengan orang-orang diluar keluarganya yang berasal dari
latar belakang berbeda, pola asuh berbeda, nilai-nilai yang tidak sama
dan sebagainya.
3. Faktor Lingkungan
Faktor ketiga adalah lingkungan tempat tinggal anak atau siswa.
Pendidikan yang baik di dalam keluarga atau di sekolah bisa menjadi
sia-sia jika anak berada di lingkungan yang buruk, misalnya di tengah
pertengkaran dengan anak yang suka membantah.
Hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan para orang tua
memutuskan untuk menyekolahkan anaknya di pesantren atau
pesantren, yaitu untuk memberikan lingkungan pendidikan yang baik
dan kondusif bagi mereka.
4. Faktor Fisiologis
Maksud dari faktor fisiologis adalah kondisi fisik siswa, baik dalam

11
keadaan sehat maupun menderita penyakit atau kecacatan tertentu.
Mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui bahwa kondisi
fisik seseorang dapat mempengaruhi kemampuannya dalam menerima
informasi dan hal lainnya, termasuk pendidikan. Misalnya, ketika anak
sakit, lebih sulit berkonsentrasi di kelas, sehingga apa yang dijelaskan
guru mungkin tidak dipahami dengan baik.
5. Faktor Psikologis
Bagaimana keadaan mental seseorang juga dapat mempengaruhi
kemampuan untuk belajar. Tentu saja, siswa yang memiliki masalah
dalam keluarganya tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran karena
sedih, marah, dll. Contoh lainnya, misalnya siswa yang sering merasa
dibully oleh teman lain, biasanya merasa rendah diri, sehingga tidak
memiliki motivasi untuk belajar dan bersekolah.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
pendidikan diharapkan orang tua, guru dan siswa dapat memposisikan
diri dengan baik untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, pesantren merupakan salah
satu upaya untuk menyediakan lingkungan yang kondusif bagi anak.
Beginilah cara anak-anak mencapai kinerja terbaik mereka.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian
manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Dalam konteks ini tujuan
pendidikan merupakan komponen dari sistem pendidikan yang menempati
kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenaga pendidikan perlu
memahami dengan baik tujuan pendidikan. Secara khusus pendidikan dibagi
menjadi tiga jenis yaitu pendidikan formal, nonformal dan informal. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi pendidikan misalnya faktor keluarga, faktor sekolah,
faktor lingkungan, faktor fisiologis, dan faktor psikologis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai