5.4.2.a LAPORAN SURVEI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN TAHUN 2023

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN HASIL

SURVEI BUDAYA
KESELAMATAN
PASIEN

UPTD PUSKESMAS KARANGREJA


TAHUN 2023
I. PENDAHULUAN
Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan isu global dan
nasional bagi puskesmas, komponen penting dari mutu layanan
kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan komponen
kritis dari manajemen mutu keselamatan pasien. Berbicara tentang
keselamatan pasien di puskesmas tidak terlepas dari berapa jumlah
dan macam/jenis insiden yang terjadi di puskesmas tersebut.
Terjadinya insiden keselamatan pasien disuatu puskesmas akan
memberikan dampak yang merugikan bagi pihak puskesmas, staf,
dan pasien sebagai penerima pelayanan. Adapun dampak yang
ditimbulkan adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan keselamatan menurut . Menurut KKP-RS,
patient safety adalah suatu system dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien dan pelaporan dan analisis insiden. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Dalam upaya meminimalisir terjadinya KTD yang terkait
dengan aspek keselamatan pasien, maka manajemen puskesmas
perlu menciptakan budaya keselamatan pasien. Budaya
keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam menuju
keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien akan
menurunkan KTD secara signifikan sehingga akuntabilitas
puskesmas di mata pasien dan masyarakat akan meningkat dan
pada akhirnya kinerja puskesmaspun meningkat. Hal tersebut
dikarenakan banyak puskesmas yang mengaplikasikan sistem
keselamatan yang baik, tetapi pada kenyataannya KTD tetap
terjadi. Meskipun pada umumnya jika sistem dapat dijalankan
dengan sebagaimana mestinya, maka KTD dapat ditekan sekecil-
kecilnya, namun fakta menunjukkan bahwa sistem tidak dapat
berjalan secara optimal jika kompetensi dan nilai-nilai atau budaya
yang ada tidak mendukung.
Penerapan budaya keselamatan pasien akan mendatangkan
keuntungan bagi pasien dan pihak penyedia pelayanan kesehatan.
Penerapan budaya keselamatan pasien akan mendeteksi
kesalahan yang akan terjadi atau jika kesalahan terjadi. Budaya
keselamatan pasien akan meningkatkan kesadaran untuk
mencegah error dan melaporkan jika ada kesalahan. Budaya
keselamatan pasien juga akan mengurangi pengeluaran finansial
yang diakibatkan oleh kejadian keselamatan pasien
Definisi budaya keselamatan pasien suatu organisasi
menurut Agency for Healthcare Research and quality adalah produk
dari nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola perilaku individu dan
kelompok, perilaku dan keterampilan, manajemen kesehatan dan
keselamatan organisasi. Organisasi dengan budaya keselamatan
positif dicirikan oleh komunikasi yang didasarkan pada saling
percaya, oleh persepsi bersama tentang pentingnya keselamatan,
dan dengan keyakinan akan kemanjuran tindakan pencegahan.
Budaya keselamatan pasien menurut AHRQ dapat diukur
dari segi perspektif staf rumah sakit yang terdiri dari 12 dimensi.
Penilaian survey budaya keselamatan pasien yang dilakukan di
UPTD Puskesmas Karangreja dilakukan 7 dimensi diantaranya :
pembelajaran organisasi dan perbaikan kelanjutan, kerjasama
dalam unit, respon karyawan terhadap pimpinan, keterbukaan
komunikasi, keseluruhan presepsi tentang keselamatan pasien,
umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan dan frekuensi
pelaporan kejadian. Membangun budaya keselamatan pasien di
puskesmas adalah kewajiban dan tanggung jawab seluruh staf
yang bekerja di puskesmas lebih utamaya para profesional
pemberi asuhan yang berinteraksi langsung dengan pasien yang
memungkinkan untuk menemukan dan mengalami risiko kesalahan
pelayanan.
UPTD Puskesmas Karangreja ikut berperan aktif dalam
upaya meningkatkan kesehatan terhadap masyarakat pada
umumnya dan memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan
nasional, UPTD Puskesmas Karangreja menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan
laboratorium dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dimana keselamatan pasien menjadi prioritas utama.
Banyaknya pasien yang harus ditangani menambah tugas,
prosedur, dan alat yang harus digunakan akan meningkatkan risiko
terjadinya kesalahan pada pelayanan.
Melihat permasalahan pelaporan insiden keselamatan
pasien dan pentingnya penerapan budaya keselamatan pasien di
UPTD Puskesmas Karangreja, maka perlu dilakukan survey
pengukuran budaya keselamatan pasien untuk mengetahui sampai
sejauh mana komitmen staf di UPTD Puskesmas Karangreja dalam
menciptakan iklim budaya keselamatan pasien.

II. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam survey pengukuran budaya
keselamatan pasien adalah Bagaimana gambaran budaya
keselamatan pasien bagi seluruh staf di UPTD Puskesmas
Karangreja.
III. TUJUAN SURVEY
A. Tujuan Umum.
Tujuan umum dari survey ini adalah untuk mengetahui
gambaran budaya keselamatan pasien pada staf UPTD
Puskesmas Karangreja pada tahun 2023

B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran karakteristik staf UPTD Puskesmas
Karangreja
2. Mengetahui budaya keselamatan pasien berdasarkan 7
dimensi.

IV. MANFAAT SURVEY


Survey ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak
manajemen UPTD Puskesmas Karangreja untuk mengembangkan
program yang berkaitan dengan upaya keselamatan pasien (Patient
safety).

V. BAHAN DAN METODE.


Survei ini dilaksanakan di UPTD Puskesmas Karangreja
pada bulan Juli 2023. Survei ini bersifat deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam survei ini
adalah seluruh tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Karangreja
dengan jumlah keseluruhan populasi adalah 63 responden. Ukuran
sampel minimum yang disarankan sesuai ketentuan dari AHRQ,
mengingat jumlah staf di puskesmas dan juga respons yang
diharapkan dengan asumsi tingkat respons 50%.
Respon yang
Populasi Nakes Ukuran Sampel Diharapkan
dan Staf
Minimum (Dengan asumsi
50% Response
Rate)
500 atau lebih Sensus (semua Setidaknya 50%
sedikit penyedia
dan staf)
501-999 500 250
1.000 - 2.999 600 300
3000 atau lebih 800 400

Alat pengumpulan data dalam survei ini adalah kuesioner


budaya keselamatan pasien diadopsi dari kuesioner Hospital
Survey on Patient Safety Culture dipublikasikan oleh The Agency
for Healthcare Research and Quality (AHRQ) tahun 2004. Data
penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif
menggunakan komputer. Data disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi, disertai dengan narasi.

VI. HASIL
Hasil survey ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama
berisi tentang Gambaran umum Tim Keselamatan Pasien UPTD
Puskesmas Karangreja. Bagian kedua mengenai karakteristik
responden penelitian yang meliputi : profesi, unit kerja, masa kerja,
masa kerja di unit puskesmas, dan interaksi dengan pasien.
Bagian ketiga tentang gambaran 7 dimensi

budaya keselamatan pasien yang meliputi : pembelajaran


organisasi dan perbaikan kelanjutan, kerjasama dalam unit, respon
karyawan terhadap pimpinan keterbukaan komunikasi, keseluruhan
presepsi tentang keselamatan pasien, umpan balik dan komunikasi
terhadap kesalahan dan frekuensi pelaporan kejadian. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase,
kedua belas dimensi yang diteliti disajikan dalam tabel berupa
persentase rata-rata respon positif dan negatif.
Kategori budaya keselamatan pasien dibagi menjadi 3
kategori yaitu budaya lemah, budaya sedang dan budaya kuat
berdasarkan pedoman pada Hospital Survey On Patient Saety
Culture yang dilakukan AHRQ, yaitu
• Budaya kuat apabila rata-rata responden yang memiliki respon
positif 75% atau lebih
• Budaya sedang apabila rata-rata responden memiliki respon
positif sebesar 50% - 75%,
• Budaya lemah apabila rata-rata jumlah responden yang memiliki
respon positif kurang dari 50%.
• Respon positif adalah responden yang menjawab setuju dan
sangat setuju pada pernyataan positif dan tidak setuju atau
sangat tidak setuju pada pernyataan negatif.

A. Gambaran Umum Tim Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas


Karangreja
UPTD Puskesmas Karangreja telah ikut berperan aktif dalam
upaya meningkatkan kesehatan terhadap masyarakat pada umumnya
dan memberikan pelayanan kesehatan masyarakat. Hal tersebut
tercermin dalam Visi, Misi dan Tata Nilai UPTD Puskesmas
Karangreja sebagai berikut:
1) Visi
Menjadi Puskesmas dengan pelayanan yang bermutu, menuju
masyarakat karangreja sehat mandiri.
2) Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
professional, merata dan terjangkau,

b. Meningkatkan SDM Kesehatan demi tercapainya derajat


Kesehatan yang optimal.

c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat.

3) Tata Nilai / Budaya Kerja


SIP : S: Sigap

I:: Inovatif

P: Profesional

UPTD Puskesmas Karangreja telah memiliki tim


keselamatan pasien. Tim keselamatan pasien mempunyai tugas
menangani permasalahan yang terkait dengan keselamatan pasien
di puskesmas yaitu :

1. Terlaksananya budaya keselamatan pasien di UPTD


Puskesmas Karangreja

2. Terlaksananya tujuh standar keselamatan pasien meliputi :

a. Hak pasien,

b. Mendidik pasien dan keluarga,

c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan,

d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk


melakukan evaluasi program peningkatan keselamatan
pasien,
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien,
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien,

g. Komunisasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai


keselamatan pasien.

3. Meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan


masyarakat

4. Mencegah Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan terulangnya


KTD di puskesmas

5. Menyelenggarakan pencatatan insiden di puskesmas dan


pelaporannya.

B. Gambaran Karakteristik Responden

Jumlah populasi penelitian berjumlah 64 responden, namun


responden yang mengembalikan kuesioner berjumlah 62 orang.
Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Variable Kategori Frekuensi Presentasi


Pendidikan SMA sederajat 1 1,6 %
terakhir
Akademi / 37 60,7 %
Diploma
S1 (Sarjana) 10 16,4 %
S1 (Profesi 13 21 %
S2 1 1,6 %
Jumlah 61 100,0 %
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Pelayanan

Variabel Unit Pelayanan Frekue Persen


nsi tase
Pendaftaran dan Rekam 4 6%
Unit Pelayanan
Medis
Pelayanan Pemeriksaan 10 16 %
Umum
Pelayanan Pemeriksaan Gigi 2 3%
dan Mulut
Kesehatan Ibu, Anak dan 20 32 %
Keluarga Berencana
Pelayanan Gizi 2 3%
Pelayanan rawat inap 10 16 %
Pelayanan Farmasi 3 5%
Promosi Kesehatan 2 3%
Kesehatan Lingkungan 1 1,5 %
Laboratorium 1 1,5 %
Poli jiwa 1 1,5 %
Manajemen dan administrasi 6 9%
Lainnya 1 1,5 %
Jumlah 62 100%

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja di Unit


Pelayanan

Variabel Kategori Frek Prese


uensi ntase
< 1 Tahun 4 6,6%
1-5 Tahun 27 44,3%
Lama Kerja di 6-10 Tahun 11 18%
UnitPelayanan 11-15 Tahun 2 3,3%
16 tahun atau lebih 18 29%
Jumlah 62 100,00%

C. Gambaran Dimensi Budaya Keselamatan Pasien


Pada bagian ini disajikan gambaran secara kuantitatif 7
dimensi budaya keselamatan pasien di UPTD Puskesmas
Karangreja. Kriteria budaya keselamatan pasien yaitu
Nilai Nilai Nilai Mutu Kinerja
Persepsi Interval Interval Pelayanan
Konversi
1 1,00-2,5996 25,00-64,99 D Tidak baik
2 2,60-3,064 65,00-76,60 C Kurang baik
3 3,0644-3,532 76,61-88,30 B Baik
4 3,5324-4,00 88,31-100,0 A Sangat baik

Tabel 4. Hasil Penghitungan Kuesioner Survey Budaya Keselamatan


Pasien Bagian A (Unit Kerja)

N Sangat Tidak Setuju Sangat Jumlah


o Tidak Setuju Setuju
Setuju
1 1 2 32 27 62
2 0 4 43 15 62
3 0 1 42 19 62
4 1 1 36 24 62
5 0 0 38 24 62
6 0 0 24 38 62
7 0 5 46 11 62
8 0 0 42 20 62
9 0 3 34 25 62
10 0 0 16 46 62
11 0 1 40 21 62
12 0 1 41 20 62
13 3 14 40 2 62
14 0 0 51 11 62
16 0 2 44 16 62
17 0 10 39 13 62
JM 5 47 608 332 1038
LH

Tabel 5.Hasil Penghitungan Kuesioner Survey Budaya Keselamatan


Pasien Bagian B (KomunikasI)

N Sangat Tidak Setuju Sangat Jumlah


o Tidak Setuju Setuju
Setuju
1 0 0 51 11 62
2 0 3 48 11 62
3 1 0 54 7 62
4 0 0 48 14 62
5 1 0 40 21 62
JM 2 3 241 64 310
LH

Tabel 6. Hasil Penghitungan Kuesioner Survey Budaya Keselamatan


Pasien Bagian C (Frekuensi Pelaporan Insiden)

N Tidak Kadang- Sering Selalu Jumlah


o pernah kadang

1 1 24 22 15 62
2 2 22 31 7 62
3 0 0 32 31 62
4 1 0 46 15 62
JM 3 46 131 68 248
LH
Tabel 7. Hasil Penghitungan Kuesioner Survey Budaya Keselamatan
pasien bagian D (Puskesmas Anda)

N Sangat Tidak Setuju Sangat Jumlah


o Tidak Setuju Setuju
Setuju
1 0 0 49 13 62
2 0 2 44 16 62
3 0 0 28 34 62
4 0 0 45 17 62
5 0 2 44 16 62
6 0 0 52 10 62
7 0 1 44 17 62
8 0 0 50 12 62
9 0 1 36 25 62
10 0 0 48 14 62
11 0 0 47 15 62
JM 0 6 487 189 682
LH

Tabel 8. Hasil Penghitungan Kuesioner Survey Budaya Keselamatan


pasien bagian E (Angka Jumlah Pelaporan Insiden)

Variable Kategori Frekuensi presentasi

Jumlah Tidak ada 31 51,61 %


pelaporan 1-2 laporan 26 43,3%
insiden kejadian
3-5 laporan 2 3,3 %
kejadian
6-10 laporan 1 1,7 %
kejadian
Jumlah 62 100%
Tabel 9. Karakteristik Dimensi Budaya Keselamatan Pasien dikaitkan
dengan pertanyaan dalam Kuesioner Survei Budaya Keselamatan
Pasien

Dimensi Budaya Keselamatan Bagian dalam Kuisioner


Pasien Survey
Process A4, A6, A9

Pembelajaran organisasi dan


perbaikan kelanjutan
Kerjasama dalam unit A1, A2, A3, A9

Keterbukaan Komunikasi C2,C4,C6

Keseluruhan presepsi tentang A10, A12,A13


keselamatan pasien

Umpan Balik dan komunikasi B1, B3, B5


terhadap kesalahan

Respon nonpunitive terhadap A5, A8, A11


kesalahan
Frekuensi pelaporan kejadian C1, C2, C3

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Dimensi Budaya Keselamatan Pasien

N Dimensi Budaya Presentas Kategori


o e Budaya

1 Perbaikan organisasi dan perbaikan 80,008 % Baik


kelanjutan

2 Kerjasama dalam unit 82,535 % Baik

3 Keterbukaan komunikasi 79,91 % Baik

4 Keseluruhan persepsi tentang 73,75 % Kurang


keselamatan pasien baik
5 Umpan balik dan komunikasi 80,04 % Baik
terhadap kesalahan

6 Respon nonpuntivie terhadap 80, 84 % Baik


kesalahan

7 Frekuensi pelaporan kejadian 84,07 % Sangat


baik

Rata-rata 82,67 % Baik

Pada tabel 10 diatas menunjukkan budaya keselamatan pasien di

UPTD Puskesmas Karangreja dikategorikan dalam budaya keselamatan

“baik”, yaitu 82,67%. Budaya keselamatan pasien tertinggi yaitu 84,07%,

dicapai frekkuensi pelaporan kejadian. Sedangkan keseluruhan persepsi

tentang keselamatan pasien menduduki kategori terendah yaitu 73,75%.


VII. PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden Puskesmas UPTD Puskesmas
Karangreja
Tabel 11. Karakteristik Responden Puskesmas UPTD
Puskesmas Karangreja Menurut Jabatan

Variabel Kategori Frekuensi Present


ase
Kepala 1 1,61 %
Puskesmas
Kepala Tata 1 1,61 %
Usaha
Dokter 1 1,61 %
Dokter Gigi 1 1,61 %
Perawat 20 32,25%
Jabatan Perawat gigi 1 1,61 %
Bidan 20 32,25%
Apoteker 1 1, 61 %
Asisten 2 3,22 %
Apoteker
Nutrisionis 2 3,22%
Staf TU 5 8,06%
Analis 1 1, 61%
Kesehatan
Sanitarian 1 1,61%
Perekam Medis 4 6,45%
Lainnya 1 1,61%

Jumlah 62 100,00%

Bila melihat hasil survey pada Tabel 11. Jumlah tenaga


lainnya merupakan responden terbanyak yaitu tenaga medis
berjumlah 49 orang, terdiri dari 1 dokter, 1 dokter gigi, 20
perawat, 1 perawat gigi, 20 bidan, 1 apoteker, 2 asisten
apoteker, 2 nutrisionis, 1 analis Kesehatan dan 1 sanitarian.
Tenaga non medis berjumlah 13 terdiri dari, 1 kepala
puskesmas, 1 kepala tata usaha, 5 staf TU dan 1 lainnya.

Tenaga professional kesehatan tersebut yang


melaksanakan tugas di unit pelayanan dan merupakan
professional pemberi asuhan yang berinteraksi dengan pasien,
sehingga harus lebih berhati – hati dalam melaksanan tindakan
maupun pemeriksaan terhadap pasien, berusaha untuk
meminimalisir kesalahan, menghindari komplain dan lebih
mengutamakan keselamatan pasien.
Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan lamanya bekerja
di UPTD Puskesmas Karangreja

Responden yang memiliki masa kerja di unit 1-5 tahun


merupakan responden terbanyak yaitu 27 orang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah cukup
lama menjalankan profesinya, sehingga semakin banyak kasus
yang ditanganinya. Hal tersebut akan menambah pengalaman
dalam meningkatkan keahlian dan ketrampilan kerja.
B. Budaya Keselamatan Pasien di UPTD Puskesmas Karangreja
Budaya keselamatan pasien adalah persepsi yang dibagikan
diantara anggota organisasi ditujukan untuk melindungi pasien
dari kesalahan tata laksana maupun cedera akibat intervensi.
Persepsi ini meliputi kumpulan norma, standar profesi, kebijakan,
komunikasi dan tangung jawab dalam keselamatan pasien.
Budaya ini kemudian mempengaruhi keyakinan atau tindakan
individu dalam memberikan pelayanan. Budaya keselamatan
yang diukur dalam survey ini mengukur persepsi seluruh populasi
yang ada di UPTD Puskesmas Karangreja yang diwakili oleh 62
sampel.

1. Dimensi Organizational Learning/Perbaikan Berkelanjutan.


Berdasarkan hasil survey, pada dimensi organizational
learning/perbaikan yang berkelanjutan mengenai
keselamatan pasien diukur dari 11 pernyataan. Pada dimensi
ini didapatkan nilai 80,08% dengan kategori budaya baik.
Organizational learning atau perbaikan yang berkelanjutan
dilakukan Tim Keselamatan Pasien untuk menentukan
strategi pembudayaan nilai-nilai keselamatan pasien.
Berdasarkan hasil survey, pegawai UPTD Puskesmas
Karangreja telah menjadikan kesalahan yang terjadi sebagai
pemicu kearah yang lebih baik dan berusaha mengevaluasi
efektivitas pelayanan. Pegawai telah menjadikan kesalahan
yang terjadi sebagai upaya perbaikan yang berkelanjutan
pada unitnya dalam rangka menjamin keselamatan pasien di
puskesmas. Dengan hasil tersebut diharapkan UPTD
Puskesmas Karangreja dapat mempertahankan
organizational learning yang telah berjalan dan akan lebih baik
jika terus ditingkatkan. Setiap lini dalam organisasi,
manajemen menggunakan insiden yang terjadi sebagai
proses belajar. Manajemen berkomitmen untuk mempelajari
kejadian yang terjadi. Mengambil tindakan atas kejadian
tersebut untuk diterapkan sehingga dapat mencegah
terulangnya kesalahan.
2. Dimensi Kerjasama Dalam Unit
Pada dimensi kerja sama dalam unit diukur dari 5 pertanyaan
dan presentase sebesar 82,535% yang dapat diartikan
bahwa budaya keselamatan pada dimensi kerja sama dalam
unit di UPTD Puskesmas Karangreja diketegorikan budaya
baik. Kerja sama didefinisikan sebagai kumpulan individu
dengan keahlian spesifik yang bekerja sama dan berinteraksi
untuk mencapai tujuan bersama. Tim adalah sekelompok
orang saling terkait terhadap informasi, sumber daya,
keterampilan, dan berusaha mencapai tujuan bersama.
3. Dimensi Keterbukaan Komunikasi
Pada dimensi keterbukaan komunikasi dalam survey ini
didapatkan presentase sebesar 79,91%, termasuk dalam
kategori budaya baik. Komunikasi dalam keselamatan pasien
telah menjadi standar dalam Joint Commision Acreditation of
Health Organization sejak tahun 2010 dan didalam standar
akreditasi puskesmas komunikasi ditempatkan didalam
beberapa standar penilaian, terutama pada bidang medis
maupun keperawatan. Komunikasi terbuka perlu diwujudkan
pada saat serah terima pasien, transfer pasien, edukasi
kepada pasien dan keluarga, penjelasan tentang hak dan
kewajiban, pelaporan kondisi pasien tentang risiko terjadinya
insiden, berbagi informasi seputar isu-isu keselamatan
pasien, staf dapat secara bebas bertanya seputar
keselamatan pasien yang potensial terjadi dalam kegiatan
sehari-hari.
4. Dimensi Keseluruhan Persepsi Tentang Budaya
Keselamatan Pasien. Berdasarkan hasil survey, dimensi
persepsi keseluruhan terhadap keselamatan pasien didapat
presentase sebesar 71%, termasuk dalam kategori kurang
baik, dimana dimensi ini dengan hasil presentase paling
rendah. Persepsi adalah proses menginterpretasikan
keadaan sehingga membuat keadaan tersebut memiliki arti.
Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang
berasal dari komponen kondisi yang dipengaruhi oleh faktor
pengalaman, proses belajar, wawasan dan pengetahuan.
Faktor yang mempengaruhi persepsi dapat berasal dari
pihak yang membentuk persepsi, dalam obyek atau target
yang dipersepsikan atau dalam konteks situasi dimana
persepsi tersebut dibuat. Sesuai hasil survey diatas
komponen tersebut mempengaruhi dalam keselamatan
pasien diantaranya mencakup analisis risiko, pelaporan
insiden dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden,
dan umpan balik dari insiden. Perlu upaya peningkatan
terhadap persepsi tentang keselamatan pasien misal
menggalakkan pelaporan insiden keselamatan pasien.
5. Dimensi Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan
Pada dimensi umpan balik dan komunikasi terhadap
kesalahan hasil survey didapatkan presentase sebesar 80,04
yang dikategorikan baik. Umpan balik dan komunikasi
terhadap kesalahan merupakan hal yang terpenting setelah
dilakukannya pelaporan insiden keselamatan pasien. Paling
tidak terdapat umpan balik dari analisis temuan. Umpan balik
dari organisasi dan rekan satu tim merupakan bentuk dari
pembelajaran organisasi. Salah satu bentuk hambatan dalam
sistem pelaporan kejadian diantaranya adalah kurangnya
umpan balik dari laporan kejadian. Adanya umpan balik dari
kejadian yang dilaporkan diharapkan dapat memberi tindakan
perbaikan pada sistem keselamatan pasien yang telah
berjalan.
6. Dimensi Respon Non Punitive
Dimensi Respon Non Punitive terhadap kesalahan Staf dan
pasien diperlakukan secara adil ketika terjadi insiden. Ketika
terjadi insiden, selayaknya tidak berfokus untuk mencari
kesalahan individu tetapi lebih mempelajari secara sistem
yang mengakibatkan terjadinya kesalahan. Budaya tidak
menyalahkan kepada staf perlu dikembangkan dalam
menumbuhkan budaya keselamatan pasien. Lingkungan
terbuka dan adil akan membantu pelaporan yang dapat
menjadi pelajaran dalam keselamatan pasien. Berdasarkan
hasil survey didapatkan hasil sebesar 80,84% termasuk
dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa staf tidak
takut untuk melaporkan jika terjadi kesalahan identifikasi.

7. Dimensi Frekuensi Pelaporan Kejadian Pelaporan


Frekuensi pelaporan kejadian pelaporan merupakan unsur
penting dari keselamatan pasien. Informasi yang adekuat
pada pelaporan akan dijadikan bahan oleh organisasi dalam
pembelajaran. Organisasi belajar dari pengalaman
sebelumnya dan mempunyai kemampuan untuk
mengidentifikasi faktor risiko terjadinya insiden sehingga
dapat mengurangi atau mencegah insiden yan terjadi.
Hambatan atau kendala dalam pelaporan telah diidentifikasi
sehingga proses pelaporan insiden menjadi lebih mudah.
Hambatan yang dapat terjadi pada pelaporan diantaranya
perasaan takut akan disalahkan, perasaan kegagalan, takut
akan hukuman dan kebingungan dalam bentuk pelaporan.
Pegawai akan membuat pelaporan jika merasa aman apabila
pembuat laporan tidak akan menerima hukuman. Perlakuan
yang adil terhadap staf, tidak menyalahkan secara individu
tetapi organisasi lebih fokus terhadap sistem yang berjalan
akan meningkatkan budaya pelaporan. Pelaporan insiden
menjadi titik awal dalam program keselamatan pasien.
Melalui mekanisme pelaporan yang baik akan mampu
mengidentifikasi permasalahan yang kemudian dapat
dirumuskan solusi perbaikannya. Menjadikan pelaporan
sebagai sumber informasi dalam proses belajar, memerlukan
dua hal yang harus disiapkan oleh puskesmas, pertama
tersedianya SDM yang mampu melakukan analisis terhadap
insiden, kedua yaitu kebijakan yang dikembangkan
puskesmas untuk menjabarkan kriteria pelaksanaan analisis
akar masalah dan analisis dampak dan kegagalan. Dimensi
frekuensi pelaporan kejadian di UPTD Puskesmas
Karangreja termasuk kedalam kategori sangat baik yaitu
84,07.
Berdasarkan hasil survey gambaran budaya
keselamatan pasien secara keseluruhan di UPTD
Puskesmas Karangreja adalah 82,67% yang dikategorikan
dalam budaya keselamatan yang baik. Menurut PMK Nomor
11 Tahun 2017 tentang Keselamatan pasien menjelaskan
bahwa membangun kesadaran akan nilai keselamatan
pasien, memimpin dan mendukung staf dalam penerapan
keselamatan pasien merupakan bagian penting dalam
menciptakan budaya keselamatan pasien. Faktor-faktor yang
membangun struktur model budaya atau iklim keselamatan
pasien di berbagai negara, di berbagai unit di puskesmas dan
di berbagai kelompok profesional, misalnya dalam hal
keterbukaan komunikasi, umpan balik dan komunikasi
tentang error, frekuensi pelaporan kejadian, handovers
(penyerahan) dan transisi, dukungan manajemen terhadap
keselamatan pasien, respon non- punitive (tidak
menghukum) terhadap kesalahan, pembelajaran organisasi
dan perbaikan berkelanjutan, keseluruhan persepsi tentang
keselamatan, staffing, ekspektasi manajer dalam
mempromosikan keselamatan pasien, kerjasama antar unit,
kerjasama dalam unit, prioritas keselamatan dan beban
kerja yang aman. Adanya dukungan manajemen dan
pemimpin UPTD Puskesmas Karangreja ditunjukkan dengan
diadakannya pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan
keselamatan pasien, serta adanya penataan sistem
keselamatan pasien ditambah dengan adanya pengawasan
dari pihak Manajemen UPTD Puskesmas Karangreja yang
sangat dirasakan petugas memberikan kontribusi bagi
terciptanya budaya keselamatan pasien. Pelatihan juga
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif pelatihan
keselamatan pasien terhadap pemahaman tenaga
kesehatan mengenai penerapan keselamatan pasien.
Membangun budaya keselamatan pasien di puskesmas
diperlukan dukungan manajemen puskesmas terutama
peran pemimpin puskesmas. Pelatihan merupakan metode
yang terorganisir untuk memastikan bahwa individu memiliki
pengetahuan dan keterampilan tertentu dalam mengerjakan
kewajiban dan tanggung jawab pekerjaan yang lebih baik.
VIII. SARAN RESPONDEN
Ada beberapa saran dari responden survey yang harus
diperhatikan oleh pimpinan guna meningkatkan budaya
keselamatan pasien di Puskesmas UPTD Puskesmas Karangreja:

A. Indentifikasi pasien sudah dilakukan dengan baik,selalu


berusaha meningkatkan ke yang lebih baik lagi agar tidak
terjadi kesalahan-kesalahan yang merugikan pasien

B. Pelaporan insiden keselamatan pasien agar lebih lebih di


tingkatkan, agar tidak sampai terjadi kesalahan identifikasi
pasien.

IX. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan.
Budaya keselamatan pasien di UPTD Puskesmas Karangreja
tergolong baik (82,67%). Frekuensi pelaporan kejadian
menunjukan bahwa karyawan dan staf sudah cukup baik jika
mendapatkan kesalahan identifikasi (84,07). Hal tersebut
sangat mendukung dalam peningkatan budaya keselamatan
pasien.
B. Saran
Disarankan bagi manajemen UPTD Puskesmas Karangreja
mempertahankan, mengembangkan program-program
keselamatan pasien yang telah berjalan dan memelihara
budaya keselamatan pasien yang telah berjalan serta
melaksanakan evaluasi secara berkelanjutan terhadap
penerapan budaya keselamatan pasien secara menyeluruh
dengan didukung oleh kebijakan dan mengaktualisasikan
program keselamatan pasien yang terancang secara
sistematis di semua instalasi atau bidang secara
berkesinambungan agar berjalan efektif dan efisien. Saran-
saran yang membangun dan dapat diterapkan dan
dilaksanakan di UPTD Puskesmas Karangreja sebaiknya
segera dapat ditindaklanjuti.
Purbalingga, 09 Agustus 2023
Penanggung Jawab Penanggung jawab
Program Mutu Keselamatan Pasien

Drg. Rahayu Puji Astuti Herni Wulandari, AMK


198303192009032006 197908232002122008

Kepala UPTD Puskesmas Karangreja

Dr. Puspa Ayu lestari


NIP. 197905112009032006
Pengisian Survey Budaya Melalui Google Form

Gambar 1. Link di share melalui grub whatsapp Puskesmas UPTD


Puskesmas Karangreja

https://s.id/SurveiBudayaKP2023
Gambar 2. Pegawai Puskesmas UPTD Puskesmas
Karangreja Mengisi Kuisioner
KUESIONER SURVEI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
UPTD PUSKESMAS KARANGREJA

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Mohon kesediaan Saudara untuk mengikuti survei ini. Kuesioner


ini dilakukan untuk mengetahui persepsi Saudara tentang isu
keselamatan pasien, kesalahan medis dan pelaporan kejadian di
UPTD Puskesmas Karangreja.

2. Jawaban Saudara diperlukan hanya untuk kepentingan


puskesmas dan tidak akan mempengaruhi konduite Saudara.
Oleh karena itu kami mengharapkan Saudara dapat mengisi
kuesioner ini dengan jujur sesuai dengan keadaan/suasana di
unit tempat Saudara bertugas/di UPTD Puskesmas Karangreja.

Daftar Istilah

“Keselamatan Pasien” didefinisikan sebagai penghindaran dan


pencegahan cedera pada pasien dan pencegahan kejadian yang tidak
diharapkan yang merupakan hasil dari suatu proses dalam pelayanan
kesehatan.

“Keselamatan Pasien Puskesmas” adalah suatu sistem dimana


Puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Yang meliputi
*asesmen risiko, *identifikasi & pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien,*pelaporan & analisis insiden, *kemampuan
belajar dari insiden & tindak lanjutnya serta

*implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

Insiden Keselamatan Pasien (IKP) : setiap kejadian atau situasi yang


dapat mengakibatkan/berpotensi mengakibatkan harm (penyakit,
cedera, cacat, kematian dll) yang tidak seharusnya terjadi.

1. “Kondisi Potensial Cidera – KPC“ (situasi atau kondisi yang


perlu dilaporkan) : suatu situasi / kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

2. “Kejadian Nyaris Cidera – KNC” : terjadinya insiden yang belum


sampai terpapar / terkena pasien.

3. “Kejadian Tidak Cidera – KTC”: suatu insiden yang sudah terpapar ke


pasien tetapi tidak timbul cedera.

4. “Kejadian Tidak Diharapkan – KTD” : adalah insiden yang


mengakibatkan cedera pada pasien.

BAGIAN A : AREA/ UNIT KERJA ANDA


Dalam kuesioner ini, yang dimaksud dengan “ unit “ adalah tempat kerja
di mana anda menggunakan sebagian terbesar waktu kerja anda atau
melakukan sebagian besar pelayanan klinis di tempat tersebut.

Di mana unit kerja utama Anda di puskesmas ini ?


• Unit Pendaftaran dan Rekam Medis
• Pelayanan Pemeriksaan Umum
• Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
• Kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
• Pelayanan Gizi
• Pelayanan Farmasi
• Promosi Kesehatan
• Kesehatan Lingkungan
• Manajemen dan administrasi
• Lainnya
Mohon isi pernyataan-pernyataan dibawah ini sesuai pendapat anda
tentan unit kerja anda ! Beri tanda ( ) pada kotak jawaban yang paling
anda anggap sesuai

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju


TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

N PIKIRKAN TENTANG UNIT KERJA ANDA S T S S


O T S S
S
1 Setiap karyawan dalam unit kerja saling mendukung satu sama
lain?
2 Kami memiliki staf yang cukup untuk menjalani semua tugas
3 Ketika ada pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat,
kami berkerjasama untuk mengerjakannya
4 Dalam unit ini, kami saling memperlakukan satu sama lain
dengan baik
5 Kami secara aktif melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan
keselamatan pasien

6 Staf merasa bahwa kesalahan yang mereka perbuat akan


memberikan dampak negatif bagi mereka

7 Kesalahan-kesalahan yang dilaporkan berperan penting untuk


membuat perubahan positif

8 Ketika suatu area dalam unit ini sangat sibuk, anggota lain
akan segera membantu

9 Bila unit kami melaporkan suatu insiden, kami fokus dengan


masalahnya bukan pelakunya

10 Untuk meningkatkan ketelitian identifikasi pasien unit kami


melakukan evaluasi terhadap perubahan-perubahan atau
perbaikan-perbaikan yang dilakukan
11 Unit kami tidak pernah mengabaikan keselamatan pasien untuk
menyelesaikan tugas lebih banyak

12 Karyawan merasa khawatir kesalahan yang mereka perbuat


akan dicatat di penilaian kinerja mereka

13 Di unit kami jarang kesalahan identifikasi pasien

14 Di unit kami banyak kesalahan identifikasi pasien

15 Kami bekerja dengan optimal untuk menyelesaikan tugas

16 kesalahan serius yang menyebabkan cidera jarang terjadi di


unit kami
BAGIAN B : KOMUNIKASI
Mohon isi pernyataan-pernyataan dibawah ini sesuai pendapat anda
tentang seberapa penting kejadian-kejadian yang terjadi di Unit anda !
Beri tanda ( ) pada kotak jawaban yang paling anda anggap sesuai

N PIKIRKAN TENTANG UNIT KERJA STS TS S SS


O ANDA
1 Kami diberikan umpan balik mengenai
perubahan yang terjadi berdasarkan laporan
dari suatu insiden
2 Staf bebas berpendapat ketika melihat hal
yang berdampak negatif terhadap
keselamatan pasien

3 Secara terbuka kami mendapatkan infromasi


terkait kesalahan-kesalahan yang terjadi di
unit ini

4 Setiap staf memiliki hak yang sama yaitu


bebas bertanya mengenai keputusan atau
tindakan terkait keselamatan pasien
5 Dalam unit ini kami mendiskusikan langkah-
langkah yang dapat dilakukan untuk
mencegah suatu kesalahan agar tidak terjadi
lagi.
BAGIAN C : FREKUENSI PELAPORAN INSIDEN
Di unit/area kerja Anda, bila kesalahan-kesalahan berikut terjadi,
seberapa sering hal tersebut dilaporkan? Beri tanda ( ) pada kotak
jawaban yang paling anda anggap sesuai

N ASPEK YANG DITANYAKAN Tidak Jarang Kadang Sering Selalu


O pernah
1 Jika terjadi kesalahan, tetapi sempat
diketahui dan diperbaiki sehingga pasien
tidak terpapar (Kejadian Nyaris Cedera)
seberapa seringkah
hal tersebut dilaporkan? (mitigasi)
2 Jika ditemukan suatu situasi/kondisi, yang
berpotensi mencederai pasien, tetapi belum
terjadi insiden (Kejadian Potensial
Cedera), seberapa seringkah haltersebut
dilaporkan?
3 Jika suatu kesalahan dilakukan, pasien
terpapar namun tidak terjadi cedera
(Kejadian Tidak Cedera), seberapa
seringkah hal tersebut
dilaporkan ?
4 Berikan penilaian secara keseluruhan
mengenai identifikasi pasien di unit anda
bekerja

BAGIAN D : TINGKAT KESELAMATAN PASIEN

Mohon berikan penilaian Anda tentang keselamatan pasien di unit


kerja Anda dengan memberikan tanda (X) :
• Sempurna
• Sangat baik
• Dapat diterima
• Kurang baik
BAGIAN F : PUSKESMAS ANDA
Mohon berikan jawaban anda terhadap pernyataan berikut
tentang Puskesmas UPTD Puskesmas Karangreja. Beri tanda ( )
pada kotak jawaban yang paling anda anggap sesuai

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju


TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

N S T S S
O T S S
S
1 Manajemen puskesmas membantu suasana kerja yang
mendukung proses identifikasi pasien
2 Antar unit dalam puskesmas berkoordinasi dengan baik

3 pergantian sift tidak menimbulkan hal buruk

4 Ada kerjasama yang baik antar unit-unit puskesmas dalam


melaksanakan pekerjaan yang harus dilakukan bersama
5 Informasi yang berkaitan dengan pasien merupakan hal yang
penting
6 staf merasa selalu nyaman apabila bekerjasama dengan staf
dari unit kerja yang lain
7 Tindakan-tindakan yang dilakukan dari pihak manajemen
puskesmas menunjukan bahwa identifikasi pasien merupakan
hal
8 Manajemen puskesmas tertarik pada identifikasi pasien

9 Unit-unit kerja dalam puskesmas bekerjasama dengan baik


unutk memberikan perawatan terbaik kepada pasien
10 Pertukaran informasi antar unit tidak menimbulkan masalah

11 Pergantian sift tidak menimbulkan masalah bagi pasien di


puskesmas
BAGIAN G : ANGKA/JUMLAH PELAPORAN INSIDEN
Mohon isi pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda (X)
tentang angka/jumlah pelaporan insiden !
Dalam 6 bulan terakhir, berapa banyak laporan kejadian yang
Anda/unit Andatuliskan dan laporkan
a. Tidak ada laporan kejadian d. 6-10 laporan kejadian
b. 1-2 laporan kejadian e. 11-20 laporan kejadian
c. 3-5 laporan kejadian f. 21 atau lebih laporan
kejadian

BAGIAN H : INFORMASI LATAR BELAKANG


Mohon isi pernyataan dibaah ini dengan memberi tanda (X)
Laporan ini akan membantu dalam analisis hasil survey

1. Nama:

2. Pendidikan terakhir?
a. SMA sederajat d. S1 (Profesi)
b. Akademi / Diploma e. S2
c. S1 (Sarjana)

3. Berapa lama Anda bekerja di UPTD Puskesmas Karangreja?


a. Kurang dari 1 tahun d. 11-15 tahun
b. 1-5 tahun e. > 16 tahun
c. 6-10 tahun

4. Apa jabatan /posisi anda di Puskesmas ini ?


a. Dokter f. Administrasi
b. Perawat g. Promkes
c. Apoteker h. Sanitarian
d. Asisten Apoteker i. Lainnya….
e. Nutrisionist
BAGIAN I : KOMENTAR ANDA
Tulis komentar anda mengenai budaya keselamatan pasien,
dukungan pimpinan, dan pelaporan insiden keselamatan pasien di
Puskesmas Anda:

……………………………………………………………………………………
……………….

……………………………………………………………………………………
……………….

……………………………………………………………………………………
……………….

……………………………………………………………………………………
……………….

……………………………………………………………………………………
……………….

……………………………………………………………………………………
………………

Anda mungkin juga menyukai