Miftah Rafika Wilda - Tugas 1 Bahasa Indonesia - Universitas Terbuka

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Jawaban Tugas Tutorial 1

Nama : Miftah Rafika Wilda


NIM : 043647648
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia/ MKDU4108
Semester :I

1. Fungsi-fungsi bahasa menurut M.A.K Halliday adalah :


- Instrumental, bahasa digunakan sebagai alat untuk memperoleh kebutuhan fisik.
- Regulatori, bahasa digunakan untuk mengontrol atau mengendalikan orang lain.
- Interaksional, bahasa digunakan untuk berhubungan atau bergaul dengan orang lain.
- Personal, bahasa digunakan untuk mengungkapkan diri.
- Heuristik, bahasa digunakan untuk mengungkapkan dunia di sekitarnya atau mengutarakan
pengalaman.
- Imajinatif, bahasa digunakan untuk mencipta.
- Informatif, bahasa digunakan untuk mengomunikasikan informasi baru (Tim, 2007:120)
2. Perkembangan Bahasa Indonesia bahasa Indonesia berdasarkan hasil konsep
Kongres VII sampai XI :

Kongres Perkembangan Kongres


Bahasa Bahasa Bahasa
Indonesia Indonesia Indonesia
VII XI

Dibentuknya Badan
Pertimbangan Bahasa Dicanangkannya tahun
Indonesia Kongres 2008 sebagai Tahun
Bahasa Bahasa
Indonesia
VIII

Berdasarkan Kongres Sumpah Pemuda pada


tanggal 28 Oktober 1928, bulan Oktober
dijadikan sebagai bulan bahasa.
3. Teknik SQ3R
Langkah 1 : Survey (meninjau)
Judul : Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
Nama penulis : Buyung Okita
Pendahuluan : Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini
Daftar isi : - Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat
- Orang tua adalah cerminan anak
- Orang tua dan anak adalah setara
- Memperhatikan tentang perasaan dan emosi
Kesimpulan teks : Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami bahwa gaya
asuh mereka merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan gaya
authoritative (berwibawa).
Daftar rujukan : https://www.kompasiana.com/buyungokita/%205f22b2a4d541df59d84bebe2/sisi-
positif-parenting-budaya-jepang?page=all#section2
Indeks : Orang tua, anak, parenting, Jepang
Glosarium : - Ajar adalah petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
- Anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan anatar seorang perempuan
dengan seorang laki-laki.
- Fase adalah tingkatan masa.
- Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak
dilakukan secara terus menerus.
- Orang tua adalah ayah dan ibu dari seorang anak yang melalui hubungan biologis
maupun sosial.
- Parenting adalah cara mengasuh dan mendidik anak.

Langkah 2 : Question (bertanya)


Apa yang membuat hubungan orang tua dan anak sangat dekat di Jepang?
Apa yang bisa anak di Jepang tiru dari orang tuanya?
Apa yang membuat para orang tua di Jepang setara dengan anaknya?
Bagaimana cara orang tua di Jepang memperhatikan perasaan dan emosi anak?

Langkah 3 : Read (membaca)


- Apa yang membuat hubungan orang tua dan anak sangat dekat di Jepang?
Ibu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5 tahun anak tidur
bersama orangtuanya. Ibu juga selalu menemani di manapun anaknya berada. Tidak jarang kita
melihat ibu menggendong anaknya sambil melakukan kegiatan rumah seperti menyapu,
memasak, berbelanja, dan lain-lain. Bahkan hampir setiap perempuan yang telah melahirkan dan
menjadi ibu rela untuk berhenti bekerja dan fokus untuk mendidik anaknya di rumah.
Pada usia 0-5 tahun, anak juga diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat sehingga
dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang tua di Jepang juga beranggapan
bahwa sebisa mungkin menemani putra-putrinya sehingga anak merasakan kasih sayang
orangtuanya.

- Apa yang bisa anak di Jepang tiru dari orang tuanya?


Setelah fase usia 5 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-15 tahun anak
mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar untuk disiplin, dan
melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua. Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat
berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun. Pada fase ini orangtua
memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan.

- Apa yang membuat para orang tua di Jepang setara dengan anaknya?
Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang agar anak dapat lebih mandiri
dengan mengurangi batasan yang diterapkan pada fase sebelumnya. Hubungan tidak hanya sebagai
orang tua dan anak, tetapi juga sebagai teman dan setara. Anak didukung untuk menjadi pribadi yang
mandiri, dapat berpikir dan menentukan pilihan dan lebih bersifat demokratis.

- Bagaimana cara orang tua di Jepang memperhatikan perasaan dan emosi anak?
Selain mengajari dan mempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas sosial masyarakat
yang lebih luas, anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami dan menghormati
perasaanya sendiri. Orang tua mengajarkan anaknya untuk melakukan hal yang tidak
mempermalukannya. Contohnya tidak menegur anaknya atau menasehati anaknya di muka
umum ketika melakukan hal yang dirasa kurang pantas. Orangtua memilih menunggu situasi
dan tempat yang lebih privasi untuk menasehatinya. Anak diajarkan untuk dapat memiliki
sikap empati dan saling menghormati orang lain.

Langkah 4 : Recite (menceritakan kembali)


- Apa yang membuat hubungan orang tua dan anak sangat dekat di Jepang?
Anak tidur bersama orang tuanya sampai ia berumur 5 tahun. Ibunya akan selalu ada dan
menemani anaknya seperti mengendong anaknya sambil melakukan kegiatan di rumah sehari-hari
seperti menyapu, memaksa, belanja, dan sebagainya. Bahkan banyak perempuan yang telah
menjadi ibu rela berhenti bekerja untuk fokus mendidik anaknya di rumah.
Saat itu juga, anak juga diajak bersosialisasi dengan keluarga dan kerabatnya. Orang tua Jepang
ingi sebisa mungkin menemani anaknya sehingga anak bisa merasakan kasih sayang dari orang
tuanya.

- Apa yang bisa anak di Jepang tiru dari orang tuanya?


Setelah berumur 5 tahun, anak diperbolehkan bereksplorasi melakukan sesuatu yang ia ingikan, lalu
diusianya ke-5 sampai 15 tahun anak mulai mempelajari apa yang dilakukan orang tuanya seperti
membersihkan rumah atau belajar untuk disiplin. Hal atau fase seperti ini sudah dilakukan sejak
dahulu. Dan saat itu pula orang tua menjelaskan mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh
dilakukan dan apa juga yang tidak boleh dilakukan.
- Apa yang membuat para orang tua di Jepang setara dengan anaknya?
Setelah anak berusia 15 tahun, ia diberikan ruangnya sendiri oleh orang tuanya agar anak dapat
menjadi lebih mandiri dengan cara mengurangi batasan yang diterapkan sebelumnya. Hubungan
mereka tidak hanya sekadar orang tua dan anak, namun juga bisa sebagai sesama teman. Dengan
seperti ini, orang tua mendukung anaknya menjadi sosok yang lebih mandiri, dapat berpirkir dan bisa
menentukan pilihannnya sendiri dan juga lebih bersifat demokratis.

- Bagaimana cara orang tua di Jepang memperhatikan perasaan dan emosi anak?
Selain anak diajari dan dipersiapkan untuk dapat hidup dilingkungan masyarakat yang luas, anak juga
diberikan semangat agar ia dapat memahami dan menghormati perasaannya sendiri. Anak diajatkan
untuk melakukan hal yang tidak mempermalukannya. Contohnya orang tua tidak boleh menegur dan
menasehati anaknya di muka umum ketika ia melakukan hal-hal yang dinilai kurang pantas.
Kemudian, orang tua akan menasehainya dengan menungu situasi dan tempat yang lebih privasi.
Anak juga diajarkan untuk dapat memiliki ikap empati dan saling menghormati orang lain.

Langkah 5 : Review (mengulangi)


Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Terdapat 4 jenis gaya parenting, yaitu gaya
asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif. berikut adalah sedikit penjelasan mengenai
keempat gaya asuh tersebut.
1. Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat
Ibu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5 tahun anak tidur
bersama orangtuanya. Tidak jarang kita melihat ibu menggendong anaknya sambil melakukan
kegiatan rumah seperti menyapu, memasak, berbelanja, dan lain-lain. Pada usia 0-5 tahun, anak juga
diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat sehingga dapat lebih mengenal saudara dan
mudah bersosialisasi.
2. Orang tua adalah cerminan anak
Setelah fase usia 5 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-15 tahun anak
mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar untuk disiplin, dan
melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua. Pada fase ini orangtua memberikan batasan yang jelas
mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Oleh karena itu kegiatan pendidikan moral di sekolah juga mulai diajarkan, tidak hanya sebagai mata
pelajaran yang diselipkan pada mata pelajaran lain. Di sini anak diajarkan dan diberikan ruang untuk
melakukan kegiatan sosial seperti saling melayani, kegiatan makan siang di sekolah, dan kegiatan lain
yang juga kerap dilakukan di sekolah-sekolah Indonesia.
3. Orang tua dan anak adalah setara
Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang agar anak dapat lebih mandiri
dengan mengurangi batasan yang diterapkan pada fase sebelumnya. Hubungan tidak hanya sebagai
orang tua dan anak, tetapi juga sebagai teman dan setara.
Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan
keluarga serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Setelah usia 20
tahun anak dianggap resmi menjadi dewasa dengan biasanya diadakan upacara hari kedewasaan yang
diselenggarakan di distrik/kota setempat yang diikuti oleh pemuda berusia 20 tahun.
4. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi
Selain mengajari dan mempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas sosial masyarakat yang
lebih luas, anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami dan menghormati perasaanya
sendiri. Anak diajarkan untuk dapat memiliki sikap empati dan saling menghormati orang lain.
Orang tua di Jepang tidak menggangap gaya asuh mereka menjadi gaya asuh yang terbaik. Begitu
pula dewasa ini nilai budaya barat pun menginsipirasi cara orangtua di Jepang dalam mendidik
anaknya. Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami bahwa gaya asuh mereka
merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan gaya authoritative (berwibawa).

Anda mungkin juga menyukai