1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Studi Kasus.

JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

PERAWATAN PASIEN ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE DI ICCU:


SUATU STUDI KASUS

Treatment of Acute Decompensated Heart Failure in ICCU: A Case Study

Fahrul Miranda1, Halimuddin2, Aklima3


Mahasiswa Program Studi profesi Ners, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
1
2,3
Bagian Keilmuan Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Email: [email protected]

ABSTRAK
ADHF (Acute Decompensasi Heart Failure) yaitu penyakit gagal jantung akut dimana proses terjadi
serangan cepat dari gejala-gejala yang diakibatkan oleh abnormalnya fungsi jantung, kondisi ini mengancam
kehidupan dan harus ditangani dengan segera, dan biasanya berujung pada hospitalisasi.. Studi kasus ini
bertujuan untuk melihat bagaimana perawatan pada pasien dengan ADHF. Diagnosa keperawatan yang
timbul pada kasus adalah penurunan curah jantung dengan intervensi yang diberikan perawatan jantung akut
dan terapi oksigen. Kelebihan volume cairan dengan intervensi yang diberikan manajemen hipervolemia.
Risiko perdarahan dengan intervensi pencegahan perdarahan. Selanjutnya diagnose risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah dengan intervensi manajemen hiperglikemia. Hasil evaluasi didapatkan pasien sudah
tidak mengalami sesak napas saat tidur, orthopnea sudah berkurang, pasien tidak membutuhkan terapi
oksigen lebih lanjut, suara lapang paru masih terdengar ronkhi, tidak mengalami tanda-tanda perdarahan
seperti epistaksis dan gusi berdarah, kadar glukosa darah sewaktu 183 mg/dL.

Kata kunci : Acute Decompensated Heart Failure, Penurunan Curah Jantung

ABSTRACT
ADHF (Acute Decompensation Heart Failure) is an acute heart failure disease where there is a rapid onset
of symptoms caused by abnormal heart function, this condition is life threatening and must be treated
immediately, and usually leads to hospitalization. This case study aims to see how the treatment of patients
with ADHF. The nursing diagnosis that arises in this case is a decreased cardiac output with the intervention
given acute cardiac care and oxygen therapy. Excess fluid volume with the intervention given hypervolaemia
management. Bleeding risk with bleeding prevention interventions. Next, diagnose the risk of unstable blood
glucose levels with hyperglycemia management interventions. The results of the evaluation showed that the
patient was no longer experiencing shortness of breath while sleeping, orthopnea had decreased, the patient
did not require further oxygen therapy, the lungs were still audible with crackles, did not experience signs of
bleeding such as epistaxis and bleeding gums, the blood glucose level was 183 mg/dL.

Keywords: Acute Decompensated Heart Failure, Decreased Cardiac Output

116
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

PENDAHULUAN IGD dengan keluhan sesak napas. Pasien


Gagal jantung akut merupakan didiagnosa medis ADHF dan DM tipe II.
terminologi yang digunakan untuk Pasien SH memiliki riwayat hipertensi sejak
menunjukkan kejadian atau perubahan yang 2017 dan stroke ringan 3 bulan yang lalu.
cepat dari tanda dan gejala gagal jantung Pengkajian cepat dan segera saat di
yang dapat mengancam kehidupan serta perlu ICCU tanggal 27/12/2022 diperoleh, Airway:
ditangani segera. Terdapat dua jenis gagal jalan napas paten. Breathing: pernapasan 23
jantung akut yaitu gagal jantung akut yang kali/menit, saturasi oksigen 97%, nasal canul
baru terjadi pertama kali (de novo) dan Acute 4 Liter, auskultasi paru ronkhi, napas spontan.
Decompensated Heart Failure (ADHF) pada Circulation: nadi: 108 kali/menit, irama sinus
gagal jantung kronis yang sebelumnya stabil takikardia, tekanan darah: 138/75 mmHg,
(PERKI, 2015). ADHF dapat disebabkan suhu 36,6°c, akral normal. Cerebral perfusion:
oleh kondisi Coronary Artery Disease (CAD) Glasglow coma scale: E4M6V5 (compos
seperti infark miokard akut yang meluas mentis). Chief Complain: Sesak napas. Drugs:
sehingga tekanan atrium kiri meningkat dan furosemide 20 mg/jam, insulin 1 iu/jam,
dapat terjadinya gagal jantung (American arixtra 2,5 mg/24 jam, ceftriaxone 1 gr/12
Health Association, 2015). Gejala kongesti jam, aspilet 80 mg/24 jam, clopidogrel 75
yang terdapat pada pasien ADHF mg/24 jam, atorvastatin 40 mg/24 jam,
berhubungan dengan peningkatan tekanan amlodipine 10 mg/24 jam, laxadyn 15 cc/24
pengisian ventrikel kiri atau kanan (Felker & jam, captropril 6,25 mg/8 jam, spironolactone
Mentz, 2012). Dyspnea, orthopnea, 25 mg/24 jam. Diagnostic test:
proxysmal nocturnal dyspnea, rasa tidak Elektrokardiogram: PR interval 0,16 detik,
nyaman di perut, mual dan muntah dapat QRS duration 0,08 detik, Q patologis V3 dan
terjadi pada pasien dengan ADHF (Wijaya & V4, QT interval 0,40 detik, kesimpulan:
Putri, 2013). adanya infrak miokard anterior. Dari hasil
Penatalaksanaan pada perawatan foto thorax didapatkan infiltrate basal paru
pasien ADHF dapat meliputi tirah baring, kanan dan kiri. Hasil Laboratorium yang
oksigenasi, pengaturan diet serta terapi didapatkan: troponin T (0,04 mg/mL),
farmakologi (Nurarif & Kusuma, 2015). HbA1C (8,40), kalium (6,10 mmol/L), gula
Perawatan pasien jantung akut (ADHF) pada darah sewaktu (317 mg/dL), hemoglobin
unit perawatan intensif atau ICCU (12,3 gr/dL), hematokrit (35%), eritrosit (4,4
bermanfaat untuk mengobati gejala, 106/mm3), leukosit (7,7 103/mm3). trombosit
memulihkan oksigenasi, membatasi (394 103/mm3), ureum (47 mg/dL), kreatinin
kerusakan jantung dan ginjal, memperbaiki (1,30 mg/dL), natrium (132 mmol/L).
hemodinamik dan perfusi organ, Equipment: Folley catheter ukuran 16 dan
meminimalkan lama rawatan intensif dan nasal kanul.
mencegah tromboemboli (Perhimpunan Pengkajian komprehensif yang
Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, diperoleh pasien mengeluhkan sesak napas 3
2020). hari sebelum masuk ke rumah sakit. Sesak
Penulisan studi kasus ini bertujuan napas muncul secara tiba-tiba saat pasien
untuk melihat bagaimana penerapan sedang tidur, kemudian sesak napas
perawatan pada pasien dengan ADHF di memberat dengan adanya aktifitas fisik.
ICCU Rumah Sakit Umum Daerah dr. Dalam 3 hari terakhir pasien tidak bisa tidur
Zainoel Abidin Banda Aceh. dalam posisi supinasi. Sebelumnya pasien
tidak memiliki riwayat nyeri dada. Pasien
GAMBARAN KASUS mengatakan memiliki riwayat hipertensi
Pengkajian pre-arrival: pasien SH sejak 4 tahun yang lalu, diabetes mellitus
berusia 59 tahun masuk rumah sakit melalui
117
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

sejak 10 tahun yang lalu, dan riwayat strok sesak napas, pasien tidak terapi oksigen
ringan sejak 3 bulan yang lalu. Pasien dihentikan.
memiliki alergi terhadap obat ceftriaxone Masalah selanjutnya ialah kelebihan
dengan reaksi yang ditimbulkan berupa gatal- volume cairan berhubungan dengan
gatal. Hasil pemerikasaan ekokardiogram gangguan mekanisme regulasi ditandai
didapatkan fungsi sistolik left ventricle dengan infiltrat basal pada paru kanan dan
menurun (Ejection fraction 30% by Teich) kiri, auskultasi paru ronkhi. Luaran yang
rekam medis pasien pada saat masuk di IGD diharapkan ialah: keseimbangan cairan,
tanggal 27/12/2021. dengan kriteria hasil: auskultasi paru
vesikuler, tidak ada sesak napas,
HASIL keseimbangan intake dan output dalam 24
Perawatan pada pasien SH meliputi jam.
masalah penurunan curah jantung Intervensi keperawatan yaitu
berhubungan dengan perubahan kontraktilitas manajemen hipervolemia. Aktivitas
ditandai dengan ditandai dengan orthopnea, keperawatan meliputi monitor frekuensi
fungsi sistolik left ventricle menurun napas setiap jam, monitor auskultasi paru,
(ejection fraction 30% by Teich). Luaran monitor elastisitas atau turgor kulit, monitor
yang diharapkan ialah: efektivitas pompa volume urine setiap jam, monitor intake dan
jantung, dengan kriteria hasil: tanda vital output cairan setiap jam, serta terapi
dalam rentang normal (nadi, tekanan darah farmakologi (Furosemide 20mg/jam,
dan respirasi), tidak terdapat edema paru, Ceftriaxone 1gr/12 jam).
kesadaran (glasglow coma scale dalam batas Evaluasi akhir tanggal 28/12/2022
normal). pernafasan: 21 kali/menit, saturasi oksigen
Intervensi yang diberikan yaitu 99%, auskultasi paru ronkhi, turgor kulit
perawatan jantung akut. Aktivitas elastis, intake/output: 429.5/82cc.
keperawatan meliputi bedrest, mengkaji nyeri Selanjutnya masalah yang timbul
dada, monitor adanya perubahan segmen ST ialah risiko perdarahan berhubungan dengan
setiap satu jam, monitor irama jantung setiap penggunaan obat antikoagulan/antiplatelet.
satu jam, monitor adanya perubahan tekanan Luaran yang diharapkan ialah: status
darah setiap satu jam, posisikan pasien koagulasi normal, dengan kriteria hasil: tidak
semifowler, serta pemberian terapi terdapat pendarahan.
farmakologi (Arixtra 2,5mg/24 jam, Aspilet Intervensi keperawatan yaitu:
80mg/24 jam, Clopidogrel 75mg/24 jam, intervensi pencegahan perdarahan. Aktivitas
Amlodipin 10mg/24 jam, Laxadyn 15cc/24 keperawatan meliputi: monitor adanya
jam, Captropril 6,25mg/8 jam, perdarahan pada gusi, monitor adanya
Spirenolactone 25mg/24 jam, Coralan 5mg/ epistaksis, monitor adanya melena, dan
12 jam). Intervensi selanjutnya ialah terapi monitor adanya muntah darah.
oksigen. Aktivitas keperawatan meliputi Evaluasi hari rawatan kedua pasien
mempertahankan kepatenan jalan napas, tidak mengalami tanda-tanda perdarahan
terapi oksigen 4 L/menit, dan monitor seperti epistaksis, gusi berdarah tidak dialami,
saturasi oksigen setiap jam. tidak adanya melena dan tidak mengalami
Evaluasi akhir tanggal 28/12/2022 kehilangan darah.
pasien tidak mengalami nyeri dada, Pasien SH memiliki masalah risiko
elektrokardiogram menunjukkan nadi: 88 ketidakstabilan kadar glukosa darah
kali/menit, irama sinus rhythm, tekanan darah: berhubungan dengan gangguan status
110/70mmhg, pernafasan: 21 kali/menit, kesehatan fisik. Luaran dari intervensi ialah:
saturasi oksigen: 99%, tidak mengalami kestabilan kadar glukosa darah, dengan
kriteria hasil: kadar glukosa darah kurang
118
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

dari 200 mg/dL. Intervensi keperawatan mendapatkan terapi obat anti koagulan dan
untuk mencapai luaran tersebut ialah: antiplatelet. Michael dan Ramadhania (2017)
intervensi manajemen hiperglikemia. dalam jurnalnya mengatakan penggunaan
Aktivitas keperawatan untuk intervensi obat antiplatelet dan antikoagulan harus
tersebut ialah monitor kadar glukosa darah dilakukannya monitoring efek samping yaitu
sewaktu setiap tiga jam dan terapi resiko perdarahan dengan tanda dan gejala
farmakologi (Insulin 1 iu/jam, Atorvastatin seperti memar, perdarahan pada gusi,
40mg/24 jam). mimisan, dan feses atau urin berwarna hitam.
Evaluasi akhir tanggal 28/12/2022
kadar glukosa darah sewaktu pasien SH ialah KESIMPULAN
183 mg/dL. Pada perawatan pasien ADHF yang
perlu dievaluasi ialah ada/tidaknya nyeri dada
PEMBAHASAN yang dirasakan pasien, adanya perubahan
Hasil implementasi diperoleh bahwa segmen ST pada elektrokardiogram,
pasien tidak mengalami sesak nafas lagi perubahan irama jantung, adanya perubahan
setelah pemberian intervensi terapi oksigen tekanan darah, efektivitas terapi oksigen bagi
dan memposisikan pasien semifowler. Pada pasien, memantau dan mencatat intake dan
posisi semifowler gravitasi akan menarik output, suara lapang paru pasien, dan
diafragma ke bawah yang memungkinkan memantau tanda dan gejala terjadinya
ekspansi dada dan ventilasi paru menjadi perdarahan.
lebih besar (Kozier, 2010). Meninggikan
punggung bahu dan kepala memungkinkan UCAPAN TERIMA KASIH
rongga dada berkembang secara luas dan Ucapan terima kasih penulis
pengembangan paru menjadi meningkat tunjukan kepada pembimbing dan pihak
sehingga udara di alveoli mampu Rumah sakit khusunya ruang ICCU yang
mengabsorbsi oksigen secara adekuat dan telah membantu selama studi kasus serta
proses respirasi menjadi normal kembali kepada keluarga pasien yang telah
(Muti, 2020). Intervensi tersebut pula yang mengizinkan penulis untuk melakukan studi
memberikan hasil bahwa pasien mampu terhadap kasus Tn. SH
bernafas secara mandiri dan tidak
membutuhkan terapi oksigen lebih lanjut. REFERENSI
Hasil implementasi selanjutnya ialah American Heart Association (AHA). (2015).
auskultasi paru yang masih terdengar ronkhi. Health care research: coronary heart
Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan disease.
ventrikel kiri untuk memompa darah yang Felker, G.M., & Mentz R.J. (2012). Diuretics
datang dari paru-paru sehingga terjadi and ultrafiltration in acute
peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru decompensated heart failure. Jam Coll
yang menyebabkan cairan terdorong ke Cardiol. 59, 2145-2153.
jaringan paru dan mengalami penimbunan Isrofah, I., Indriono, A., & Mushafiyah, I.
cairan di paru-paru yang menimbulkan suara (2020). Effectiveness of giving sleep
ronkhi pada saat auskultasi paru (Nugroho, position of 450 semifowler on sleep
2016). quality and oxygen saturation in
Selanjutnya diperoleh hasil pasien congestive hearth faillure patients.
tidak mengalami tanda-tanda perdarahan Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah
seperti epistaksis, gusi berdarah, melena, dan STIKES Kendal. 10(4), 557-568
pasien tidak mengalami kehilangan darah.
Pasien SH masih dilakukan pemantauan Kozier, E., & Berman, S. (2010). Buku ajar
tanda dan gejala perdarahan karena fondamental keperawatan: konsep,
119
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

proses & praktik, Volume : 1, Edisi : 7.


EGC: Jakarta
Michael., & Ramadhania, Z. M. (2017). Obat
penginduksi perdarahan. Farmaka.
15(4), 33-40
Muti, R. (2020). Pengaruh posisi semi fowler
dengan kombinasi lateral kanan
terhadap perubahan haemodinamik
pada pasien gagal jantung di ruang
ICCU Rumah Sakit Umum Daerah
Margono Soekarjo Purwokerto. Viva
Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan
Dan Keperawatan, 13(02), 124-140.
https://doi.org/https://doi.org/10.35960
/vm.v13i02.519
Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan keperawatan
klien dengan gangguan system
kardiovaskuler dan hematologi.
Jakarta : Salemba Medika
Nugroho. (2016). Teori asuhan keperawatan
gawat darurat. Yogyakarta: Nuha
Medika
Nurarif, A. H dan Kusuma, H. (2015).
Aplikasi NANDA NIC-NOC, jilid 1.
Jogyakarta: Mediaction
Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular. (2020). Pedoman
tatalaksana gagal jantung.
Sudoyo, A. W., Setiati, S., Alwi, I., Stiyohadi,
B., & Syam, A. F. (2014). Buku ajar
ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna
Publishing
Wijaya, A. S., & Putri (2013). KMB 1
keperawatan medikal bedah.
Yogyakarta: Nuha Medika.

120

Anda mungkin juga menyukai