Pengisian Partograf

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PENGISIAN PARTOGRAF

OLEH: SHINTA MAHARANI, Ns., M.Kep

K
ematian maternal dan kematian perinatal merupakan cermin kemampuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan di tengah masyarakat. Berdasarkan data WHO
UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat
ini masih kurang dari satu persen per tahun. Upaya menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, dilakukan oleh Departemen Kesehatan Indonesia, antara lain telah dilakukan pelatihan
penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal bagi bidan, dimana pelatihan tersebut
salah satunya adalah penggunaan partograf pada proses pertolongan persalinan. Adapun
penggunaan partograf sudah tercantum pula pada tujuan pelatihan Asuhan Persalinan
Normal yang merupakan program Departemen Kesehatan yaitu sebagai alat bantu dalam
membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan penatalaksanaan persalinan
(Indrawati, 2009). Partograf dapat digunakan untuk mendeteksi dini masalah dan penyulit
dalam persalinan sehingga dapat sesegera mungkin menatalaksana masalah tersebut atau
merujuk ibu dalam kondisi optimal. Instrumen ini merupakan salah satu komponen dari
pemantauan dan penatalaksanaan proses persalinan secara lengkap (Depkes RI, 2008).

DEFINISI
Partograf adalah alat yang dirancang untuk memberikan gambaran terus menerus pada
tenaga kerja dan telah terbukti meningkatkan hasil bila digunakan untuk memonitor dan
pengelolaan persalinan oleh tenaga kesehatan (Sulistyawati & Esti, 2010). Partograf adalah
alat bantu yang digunakan untuk memantau kemajuan persalinan kala satu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik (Depkes, 2008). Partograf digunakan untuk
semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan. Partograf dapat digunakan dalam
persalinan fisiologis maupun patologis, baik di rumah, puskesmas, klinik bidan swasta atau
rumah sakit. Dalam menggunakan partograf secara rutin oleh semua penolong persalinan.

TUJUAN PENGGUNAAN PARTOGRAF


Tujuan penggunaan partograf adalah:
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah persalinan berjalan normal. Dengan demikian juga dapat
mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
3. Data lengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, bayi, grafik kemajuan
persalinan, bahkan obat medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua
tindakan dicatat secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi
baru lahir.

MANFAAT PARTOGRAF
1. Mencatat kemajuan persalinan
2. Mencatat kondisi ibu dan janin
3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
5. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan
tepat waktu

PENERAPAN/PENGISIAN PARTOGRAF
Halaman Depan Patograf
1. Isi data informasi tentang ibu
Meliputi nama, umur, gravid, para, abortus, nomor medis, tanggal dan waktu mulai di
rawat serta waktu pecahnya selaput ketuban.
2. Hitung denyut jantung janin setiap 1 jam
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika terdapat
tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Kisaran
normal DJJ tertera diantara garis tebal angka 180 dan 100. Bidan harus waspada
jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit ( bradicardi) atau di atas 160 permenit
(tachikardi).
Beri tanda ’’(tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100. Hubungkan satu titik
dengan titik yang lainnya.
3. Pencatatan air ketuban. Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan
vagina:
U : Selaput Utuh
J : Selaput pecah, air ketubah Jernih
M : Air ketuban bercampur Mekonium
D : Air ketuban bernoda Darah
K : Tidak ada cairan ketuban/Kering
4. Pencatatan perubahan bentuk kepala janin (Molase)
0 : sutura terpisah
1 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak) yang tepat/bersesuain
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
5. Pencatatan pembukaan mulut rahim (serviks). Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda
silang (X)
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada patograf setiap temuan dari
setiap pemeriksaan. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam. Cantumkan
tanda ’X’di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.
6. Pencatatan penurunan Kepala janin. Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda lingkaran
(O)
7. Pencatatan waktu: menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien
diterima
Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan
metode perlimaan. Tuliskan turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-
5. Berikan tanda ’0’ pada garis waktu yang sesuai.
8. Pencatatan jam
Catat setiap jam melakukan tindakan. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak
dimulainya fase aktif persalinan. Cantumkan tanda ’X’ di garis waspada, saat ibu
masuk dalam fase aktif persalinan.
9. Pencatatan kontraksi. Dicatat setiap ½ jam untuk mengetahui seberapa kuat dan
lama kontraksi yang dialami
Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan lama kontraksi dengan:
: Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya <20 detik
: Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya 20-40 detik
: Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya
>40 detik
10. Pencatatan pemakaian oksitosin. Catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan
infus dan dalam tetesan per menit yang diberikan
11. Pencatatan obat yang diberikan
12. Pencatatan nadi. Catat setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar
13. Pencatatan tekanan darah. Catat setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah
14. Pencatatan suhu badan. Catat setiap 2 jam
15. Pencatatan protein, aseton dan volume urin. Catat tiap kali ibu berkemih

Halaman Belakang Patograf


Pencatatan hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-
tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga IV (termasuk bayi baru lahir). Nilai
dan catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan
kala IV.

Garis Wapada dan Garis Bertindak


1. Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan berakhir
pada titik dimana pembukaan lengkap (6 jam). Pencatatan dimulai pada garis
waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada, maka
harus dipertimbangkan adanya penyulit.
2. Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada garis
waspada. Jika pembukaan servis telah melampaui dan berada di sebelah kanan
garis bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan
persalinan. Sebaiknya ibu harus berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak
terlampaui.

REFERENSI
Depkes. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik
Kesehatan Reproduksi (JNPKR) dan JHPIEGO (MNH).

Indrawati, T. (2009). Pengaruh Umur, Tingkat Pengetahuan, dan Sikap Bidan Praktik Swasta
(BPS) pada Penggunaan Partograf: Acuan Maternal Neonatal dalam Pertolongan
Persalinan Normal Di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Semarang. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia, 4(2).
Skenario Kasus

Seorang perempuan, umur 33 tahun G3P2A0 datang ke Puskesmas PONED dengan keluhan
kencengkenceng disertai dengan keluar lendir darah. kontraksi sejak pukul 05.00 WIB.

Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik: G3P2A0, usia 33 tahun, Usia kehamilan 40
mgg, kenceng-kenceng sejak jam 05.00. Air ketuban belum keluar, lendir darah sudah
keluar.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis
Vital sign :
Tensi : 110/60 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu : 36,7 0C.
Abdomen :
Palpasi: janin tunggal, memanjang, presentasi kepala, punggung kanan, kepala teraba 4/5
bagian, his 2 kali dalam 10 menit selama 20 detik, DJJ 130 kali/menit, TFU 30 cm
Pemeriksaan dalam:
Portio lunak mendatar ditengah, pembukaan 3 cm, presentasi kepala effacement 50%, Kulit
ketuban (+), Penunjuk belum dapat dinilai, Air ketuban (-), Kepala Hodge II, STLD (+)

Apakah Diagnosis Kasus diatas ?

Evaluasi dilakukan pada pukul 09.00


Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis
Vital sign :
Tensi : 110/60 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu : 36,7 derajat celcius.
Abdomen :
Palpasi: janin tunggal, memanjang, presentasi kepala, punggung kanan, kepala teraba 3/5
bagian, his 3 kali dalam 10 menit selama 20-30 detik, DJJ 130 kali/menit, TFU 30 cm
Pemeriksaan dalam:
Portio lunak mendatar ditengah, pembukaan 5 cm,presentasi kepala, effacement 75%, Kulit
ketuban (-), Penunjuk denominator jam 10, Air ketuban (+) jernih tidak berbau, Kepala
Hodge II, STLD (+)

Apakah diagnosis Kasus diatas ?

Hasil pemantauan:
1) Jam 09.30 DJJ 140x/menit, His 3x/10 menit, Lama 25 detik, nadi : 80 x/menit
2) Jam 10.00 DJJ 142x/menit, His 3x/10 menit, Lama 30 detik, nadi : 84 x/menit
3) Jam 10.30 DJJ 138x/menit, His 3x/10 menit, Lama 30 detik, nadi : 88 x/menit
4) Jam 11.00 DJJ 134x/menit, His 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 92 x/menit

Kemudian dilakukan pemeriksaan jam 11.00 dengan hasil :


Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis
Vital sign :
Tensi : 110/60 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu : 36,7 derajat celcius.
Abdomen :
Palpasi: janin tunggal, memanjang, presentasi kepala, punggung kanan, kepala teraba 2/5
bagian, his 4 kali dalam 10 menit selama 30-40 detik, DJJ 130 kali/menit, TFU 30 cm
Pemeriksaan dalam:
Portio lunak mendatar ditengah, pembukaan 9 cm,presentasi kepala, effacement 75%, Kulit
ketuban (-), Penunjuk denominator jam 8, Air ketuban (+) jernih tidak berbau, Kepala
Hodge III, STLD (+)
Apakah diagnosis kasus diatas ?

Kemudian dilakukan evaluasi jam 12.00, dengan hasil :


Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis
Vital sign :
Tensi : 110/60 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu : 36,7 derajat celcius.
Abdomen :
Palpasi: janin tunggal, memanjang, presentasi kepala, punggung kanan, kepala teraba 0/5
bagian, his 4 -5 kali dalam 10 menit selama 40-60 detik, DJJ 130 kali/menit, TFU 30 cm
Pemeriksaan dalam:
Portio tak teraba, pembukaan lengkap cm, presentasi kepala, effacement 100 %, Kulit
ketuban (-), Penunjuk denominator jam 6, Air ketuban (+) jernih tidak berbau, Kepala
Hodge III-IV, STLD (+)

Apakah diagnosis kasus diatas ?


Apakah terapi kasus diatas ?
Buatkan Partograf kasus diatas

Anda mungkin juga menyukai