Tugas Resume Seni Musik Siska Indah PS
Tugas Resume Seni Musik Siska Indah PS
Tugas Resume Seni Musik Siska Indah PS
Nim : 2203031051
Matkul : Seni Musik
Dosen Pengampu : Ana Novitaasari, M.Pd
PERTEMUAN 1-2
PENGERTIAN SENI MUSIK SECARA UMUM
PERTEMUAN 2-3
RAGAM SENI MUSIK
PERTEMUAN 4-5
KONTRIBUSI MUSIK PADA PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
2. Tipe Asimilasi
Pada tipe asimilasi persiapan audiasi ini, anak mulai menyadari tentang kalimat
musik imitsi dapaat dianalogikn dengan kemampuan ank dalam berbicara, sedangkan
asimilasi melibatkan kemampuan anak menggunakan dan memahami kalimat-kalimat
musikal. Anak belajar menggunakan pola-pola dengan beberapa ketepatan seperti
mengoordinasikan dan mencerna peniruan dengan gerakan-gerakan tubuhnya.
a. Tahap Introspeksi
Pada tahap ini, anak belajar membandingkan apa yang diperlihatkan dengan
bagaimana dia bergerak. Anak harus menemukan untuk dirinya sendiri bahwa
pola- pola yang ditampilkannya tidak sesuai atau tidak harmonis dengan gerakan-
gerak- annya. Tahap ini merupakan tahap yang penting untuk mengembangkan
kemampuan audiasinya, karena dia harus mampu mengkoordinasikan rasa
musikalnya sebelum dia dapat menyesuaikan dengan orang lain.
b. Tahap Koordinasi
Pada tahap ini anak belajar mengkoordinasikan nyanyian dari pola-pola nada
dengan gerakan tubuh dan pernafasan, dan pola-pola irama nyanyian yang diulang-
ulang dengan gerakan tubuh dan pernafasannya. Dia dapat belajar audiasi seperti
dia mendengarkan, menggunakan kemampuannya dalam membaca, menulis,
menciptakan, dan mengimprovisasi musik.
Nama : Siska Indah PS
Nim : 2203031051
Matkul : Seni Musik
Dosen Pengampu : Ana Novitaasari, M.Pd
PERTEMUAN 6-7
Cara untuk menstimulasi kecerdasan musikal Anak Usia Dini adalah sebagai berikut:
a. Ajarkan berbagai konsep musik pada Anak Usia Dini Mengajarkan konsep-konsep
musik pada anak pada sejak dini merupakan cara yang paling mudah untuk untuk
menstimulasi kecerdasan musiknya. Apabila orang tua tidak menguasai konsepkonsep
musik yang rumit, cukup ajarkan anak tangga nada dasar dari mulai do hingga si dan
minta anak untuk menyanyikan kembali. Perkenalkan juga alat-alat musik yang dapat
ditemui beserta cara kerjanya, bila memungkinkan minta anak mencoba alat musik
tersebut dan merasakan sumber bunyi yang di hasilkan alat musik tersebut.
b. Ajarkan anak dengan lagu sesuai tingkat usianya Orang tua dapat mengajarkan anak
untuk bernyanyi sejak ia sudah mulai bisa bicara. Pada awalnya ajarkan lagu-lagu
sederhana seperti burung kakak tua, topi saya bundar, balon ku ada lima, atau pelangi-
pelangi. Awalnya anak hanya akan mendengarkan anda bernyanyi, namun lama-
kelamaan anak mulai dapat menirukan lagu 12Thomas. Armstrong, 7 Kinds of Smart:
Menemukan dan Meningkatka Kecerdasan Anda Berdasarkan Multiple Intelegence.
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2002), hal. 78. 21 tersebut. Motivasi anak
untuk terus mempelajari lagu tersebut dan beri pujian jika anak dapat menyanyikan
lagu yang diajarkan dengan baik. Orang tua tidak perlu memaksakan anak untuk dapat
meghapalkan lirik lagu dengan cepat karena hal itu juga trekait dengan perkembangan
bahasanya, yang terpenting adalah anak dapat melantunkan melodi dari sebuah lagu
dengan baik dan sesuai.
c. Perdengarkan musik atau lagu setiap hari Orang tua dapat memperdengarkan
lagu/musik dengan suara yang lembut atau tidak keras. Pada masa usia bayi, orang tua
dapat memperdengarkan musik-musik instrumental tanpa lirik untuk melatih
kepekaan anak akan suara/bunyi-bunyian. Selanjutnya barulah memperdengarkan
lagu-lagu berlirik dengan tujuan sekaligus meningkatkan kemampuan bahasanya.
d. Fasilitasi anak agar dapat bermain alat musik Bermain alat musik merupakan cara
yang ampuh untuk mengembangkan kemampuan musikal anak. Apabila orang tua
tidak mampu menyediakan alat musik yang berharga mahal, cukup sediakan kotak
bekas atau galon air mineral yang kosong untuk dijadikan alat musik perkusi.
Semakin ia menyukai alat musik, semakin anak termotivasi untuk memainkan alat
musik. Melibatkan anak dalam kegiatan bermusik, selain sebagai sarana
meningkatkan kemampuan musikalnya, juga sebagai sarana anak untuk bersosialisasi.
Sebagai contoh, libatkan anak dalam kegiatan paduan suara atau group drum 22 band
di sekolahnya atau bermain alat musik angklung secara berkelompok.
e. Perdengarkan musik saat kegiatan belajar Anak dengan kecerdasan musik yang
menonjol, akan lebih memahami suatu konsep dengan bantuan musik, anak lebih
mudah mengingat nada-nada dalam sebuah lagu, dari pada hanya kata-kata tanpa
nada. Oleh karena itu, musik dapat membantu anak di dalam mengingat sesuatu dan
memahami sesuatu. f. Beri motivasi anak untuk menciptakan lagu Saat anak sudah
dapat memahami konsep-konsep musik dengan baik, motivasi anak untuk
menciptakan sebuah lagu atau rangkain melodi yang indah. Beri pujian pada anak saat
anak berhasil menyusun melodi-melodi tersebut dan motivasi untuk melakukanya
f. Fasilitasi anak untuk mengikuti kompetisi musik Kompetisi bermusik bukan hanya
kompetisi bernyanyi, bisa juga kompetisi bermain alat musik atau menciptakan lagu.
Apabila anak ingin mengikuti kompetisi tersebut, fasilitasi kebutuhan anak, mulai dari
proses pendaftaran hingga alat bantu d butuhkan anak.
Stimulasi untuk kecerdasan musikal, antara lain dengan :
(1) Meminta anak menciptakan sendiri lagu-lagu, rap, atau senandung. Dilakukan dengan
merangkum, menggabungkan, atau menerapkan makna dari mereka pelajari, lengkapi dengan
alat musik atau perkusi, (2) 23 Diskografi, mencari lagu, lirik, atau potongan lagu dan
mendiskusikan pesan yang ingin disampaikan dari lagu tersebut, (3) Konsep musikal, nada
musik yang digunakan sebagai alat kreatif untuk mengekspresikan konsep, pola, atau skema
pelajaran; serta (4) Musik suasana, gunakan rekaman musik yang membangun suasana hati
yang cocok untuk pelajaran atau unit tertentu.13
PERTEMUAN 9-10
KARYA MUSIK ANAK
PERTEMUAN 11-12
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN SENI MUSIK UNTUK PAUD
Metode suzuki
Dikembangkan oleh Shinichi Suzuki di Jepang sesaat setelah perang dunia II. Metode ini
memakai pendidikan musik untuk memperkaya hidup dan karakter moral para pelajarnya.
Metode O’Connor
Mark O’Connor mengembangkan metode penelitian biola yang dirancang untuk memandu
pelajar melalui perkembangan teknik musik yang diperlukan untuk menjadi violinis yang
mahir
PERTEMUAN 13-14
KARYA MUSIK LAGU ANAK
PERTEMUAN 15
EVALUASI PEMBELAJARAN MUSIK
Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan dari suatu program yang bertujuan untuk
menentukan keberhasilan suatu program. Worthen & Sanders (1981: 19) mengungkapkan
bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu, didalamnya terkandung
pemerolehan informasi yang digunakan untuk menentukan baik buruknya suatu program,
produk, prosedur, tujuan, atau rancangan pendekatan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Ada berbagai macam model evaluasi, antara lain:
1) Model Evaluasi CIPP, yang terdiri dari ( Context, Input, Process, and Product);
Pada dasarnya konteks adalah input, berdasarkan konteks disusun rancangan pembelajaran,
sedangkan implementasi dan monitoring adalah kegiatan yang dilakukan dalam komponen proses,
hasil dari proses pembelajaran adalah produk yang terdiri dari output dan outcome, dan berdasarkan
hasil produk tersebut dapat diberikan keputusan tentang tingkat keberhasilan pembelajaran, dan
setelah itu dapat dihasilkan rekomendasi.
Evaluasi input menyediakan informasi tentang kemampuan awal siswa dan bagaimana tujuan
akan dicapai. Informasi yang disajikan adalah data-data spesifik dan pertimbangan-pertimbangan
untuk menentukan strategi pencapaian tujuan (Fernandes, 1984 : 7). Stake menyarankan adanya
pengukuran outcome (dampak) yaitu hasil akhir yang dicapai baik yang direncanakan maupun yang
tidak dan hasil-hasil yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan. Scriven dan Alkin mempunyai
pendapat yang sama bahwa evaluasi harus memperhatikan kepentingan user (pengguna) karena
program pembelajaran yang bermutu maknanya menjadi berkurang apabila tidak dirasakan
manfaatnya bagi pengguna. Valadez menekankan perlunya kegiatan monitoring karena keakuratan
dan ketetapatan evaluasi tergantung pada kekuatan dan kecermatan proses monitoring atau
pemantauan. Semakin lengkap evaluator memperoleh informasi selama proses pembelajaran,
semakin memungkinan diperoleh data yang komprehensif yang memungkinan evaluator dapat
menentukan tingkat keberhasilan pembelajaran dan sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan secara
akurat. Hasil evaluasi yang akurat memudahkan evaluator memberikan kebijakan dan rekomendasi
yang tepat untuk keberhasilan pembelajaran. Mosse & sontheimer mengemukakan bahwa dalam
kegiatan evaluasi perlu adanya indikator performansi, artinya dalam melakukan penilaian harus
didasarkan pada aturan pengukuran atau aturan skoring yang jelas baik komponen yang diukur
maupun tingkatannya berdasarkan keeenam prinsip pembelajaran Mursell dan prinsip-prinsip yang
terkandung dalam tujuh model evaluasi tersebut penulis mengembangkan model evaluasi
pembelajaran yang disebut “Model Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Penciptaan Makna
Baru”. Evaluasi ini meliputi lima tahapan, yaitu: 1) deskripsi konteks, 2) desain dan implementasi
pembelajaran, 3) pengukuran produk ( output dan outcome), 4) pengukuran keberhasilan
pembelajaran berdasarkan hasil produk, dan 5) menentukan kebijakan atau rekomendasi mengenai
langkah atau tindakan selanjutnya.
Deskripsi konteks yaitu identifikasi setting (latar belakang) kondisi kelas , input, masalah dan
jenis pembelajaran yang dibutuhkan. Identifikasi setting dilakukan dengan mengumpulkan informasi
untuk mendefinisikan kemampuan siswa, minat, bakat dan lain sebagainya. Pengukuran input
dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa sehingga dapat dirumuskan tujuan dan
jenis pembelajaran yang dibutuhkan. Informasi yang disajikan dalam evaluasi input adalah data-data
spesifik dan pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan strategi pencapaian tujuan. Data-data
spesifik yang dimaksudkan antara lain kemampuan musikalitas. Berdasarkan evaluasi input tersebut
ditentukan jenis pembelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan pertimbangan yang relevan.