Makalah Pemilu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMILU DAN PELAKSANAAN PEMILU

Penyusun:

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas kami dalam mata kuliah Kewarganegaraan. Tidak lupa juga
shalawat berangkaikan salam kita hadirkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa
kita dari jalan yang gelap menjadi jalan yang terang seperti sekarang ini.

Kami bersyukur karena telah menyelesaikan makalah dengan judul “Pemilu dan
Pelaksanaan Pemilu”. Dalam menyelesaikan makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu selaku dosen pengampu mata
kuliah yang telah memberi petunjuk yang jelas sehingga mempermudah kami dalam proses
penyelesaian masalah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Dan kami memahami jika makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran kami butuhkan guna memperbaiki makalah ini.

Salatiga, 19 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian Pemilihan Umum........................................................................................................3
B. Sistem Pemilihan Umum Indonesia..............................................................................................4
C. Jalannya Sistem Pemilihan Umum di Indonesia.........................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................................7
KESIMPULAN..........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemilu dalam negara-negara demokrasi termasuk di Indonesia, merupakan suatu


proses yang meletakkan kedaulatan rakyat sepenuhnya ditangan rakyat itu sendiri melalui
sistim pergantian kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan
prinsip-prinsip yang digariskan oleh konstitusi. Prinsip-prinsip dalam pemilihan umum
yang sesuai dengan konstitusi antara lain prinsip kehidupan ketatanegaraan yang
berkedaulatan rakyat (demokrasi) ditandai bahwa setiap warga negara berhak ikut serta
dan aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan kenegaraan.

Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak
memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa,
lobby dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi
sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik
propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator
politik.

Pemilu langsung merupakan salah satu jalan terbaik dan dinilai paling bijaksana
untuk memilih perwakilan dalam sistem pemerintahan. Itu semua berdasarkan dalam
Pancasila sila ke 4 yang menjelaskan bahwa untuk ikut serta dalam system pemerintahan
maka kita harus menunjuk perwakilan. Perwakilan tersebut dapat dipilih melalui Pemilu
baik pemilihan Presiden maupun Kepala Daerah masing – masing secara langsung dan
sesuai hati nurani masing – masing dengan harapan orang yang terpilih dapat menjadi
wakil dalam system pemerintahan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat.

Dalam pelaksanaannya, Pemilu dilaksanakan dan diawasi oleh Komisi Pemilihan


Umum (KPU). KPU menjadi lembaga independent yang bertugas untuk mengatur,
mengawasi dan melaksanaan pemilu ini agar dapat terlaksana dengan demokratis. Mulai
dari seleksi bakal calon, persiapan kertas suara, hingga pelaksanaan pemilu ini. Dalam
pelaksanaan pemilu di lapangan banyak sekali ditemukan penyelewengan –
penyelewengan. Kecurangan ini dilakukan oleh para 3 bakal calon seperti money politics,
intimidasi, pendahuluan start kampanye, kampanye negatif, manipulasi data dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pemilihan Umum?
2. Apa itu sistem pemilihan umum?
3. Bagaimana pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Pemilihan Umum
2. Untuk mengetahui sistem pemilihan umum
3. Untuk mengetahui pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemilihan Umum

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi


jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari
presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Dalam
Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para
peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan programprogramnya pada masa kampanye.
Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan
suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang
Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya
telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih

Pemilihan Umum (Pemilu) dapat dikatakan sebagai sebuah aktivitas politik


dimana Pemilu merupakan lembaga sekaligus juga praktis politik yang memungkinkan
terbentuknya sebuah pemerintahan perwakilan. Seperti yang telah dituliskan di atas
bahwa di dalam negara demokrasi, Pemilu merupakan salah satu unsur yang sangat vital,
karena salah satu parameter mengukur demokratis tidaknya suatu negara adalah dari
bagaimana perjalanan Pemilu yang dilaksanakan oleh negara tersebut. Demokrasi adalah
suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat.1

Sebagai suatu bentuk implementasi dari demokrasi, Pemilu berfungsi sebagai


wadah yang menyaring calon-calon wakil rakyat ataupun pemimpin negara yang memang
benar-benar memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk dapat mengatasnamakan rakyat.
Selain daripada sebagai suatu wadah yang menyaring wakil rakyat ataupun pemimpin
nasional, Pemilu juga terkait dengan prinsip negara hukum (rechtstaat), karena melalui
Pemilu rakyat dapat memilih wakil-wakilnya yang berhak menciptakan produk hukum
dan melakukan pengawasan atau pelaksanaan kehendak-kehendak rakyat yang digariskan
oleh wakil-wakil rakyat tersebut. Dengan adanya Pemilu, maka hak asasi rakyat dapat

1
Syamsuddin Haris, Menggugat Pemilihan Umum Orde Baru, Sebuah Bunga Rampai, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia dan PPW-LIPI, 1998, h. 7

3
disalurkan, demikian juga halnya dengan hak untuk sama di depan hukum dan
pemerintahan.2

Berikut beberapa pernyataan beberapa para ahli mengenai pemilu Moh. Kusnardi
dan Harmaily Ibrahim menjelaskan bahwa pemilihan umum tidak lain adalah suatu cara
untuk memilih wakil-wakil rakyat. Dan karenanya bagi suatu negara yang menyebut
dirinya sebagai negara demokrasi, pemilihan umum itu harus dilaksanakan dalam waktu-
waktu tertentu. Bagir Manan mengemukakan Pemilihan umum yang diadakan dalam
siklus lima (5) tahun sekali merupakan saat atau momentum memperlihatkan secara nyata
dan langsung pemerintahan oleh rakyat. Pada saat pemilihan umum itulah semua calon
yang diingin duduk sebagai penyelenggara negara dan pemerintahan bergantung
sepenuhnya pada keinginan atau kehendak rakyat.

B. Sistem Pemilihan Umum Indonesia

Sistem pemilihan umum yang dipraktekkan di Indonesia, yaitu Pemilihan Umum


1955, 1971, 1977, 1982 dan 1987 nanti adalah memakai sistem perwakilan berimbang
atau disebut juga sistem proporsional. Wilayah negara dibagi dalam daerah-daerah
pemilihan yaitu dengan ditetapkannya daerah-daerah tingkat I masing-masing menjadi
satu daerah pemilihan untuk memilih anggota DPR. Kemudian jum1ah anggota yang
dipilih bagi setiap daerah pemilihan ditetapkan berdasarkan imbangan jumlah penduduk
yang terdapat dalam daerah pemilihan tersebut dengan dasar perhitungan bahwa tiap
400.000 penduduk mempero1eh seorang wakil. Akan tetapi, apabila ketentuan dasar
jumlah penduduk ini saja yang menjadi patokan maka jumlah wakil yang dipilih dalam
pemilihan umum dari Pulau Jawa akan banyak melebihi wakil dari luar Pulau Jawa. Oleh
sebab itu maka diadakan pembatasan oleh ketentuan dalam Pasal 6 bahwa jumlah
anggota. yang dipilih di dalam pemilihan umum di Pulau Jawa ditentukan seimbang
dengan jumlah anggota yang dipilih untuk luar Pulau Jawa.

Untuk mencapai keseimbangan ini maka ditentukan lagi bahwa tiap-tiap daerah
pemilihan mempunyai wakil sekurang-kurangnya sebanyak daerah tingkat II yang
terdapat dalam daerah tingkat I tersebut, dan tiap-tiap daerah tingkat II mempunyai
sekurang-kurangnya seorang wakil.
2
Moh. Mahfud MD, Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi, Yogyakarta: Gama Media, 1999, h. 221- 222
Selanjutnya di dalam rangka penetapan hasH daripada pemilihan baik bagi DPR
maupun DPRD sesuai dengan ketentuan Pasal 5 tetap dipergunakan sistem perwakilan
berimbang. Jadi dengan demikian berdasarkan hal-hal terse but di atas dapatlah dikatakan
dengan jelas bahwa sistem yang dianut dalam Undang-undang Pemilihan Umum di
Indonesia adalah sistem proporsional.

Kemudian daripada itu sistem proposional yang dipraktekkan di Indonesia


dilakukan dengan cara penggunaan sistem daftar (list system). Di mana di dalam teknis
pelaksanaan pemungutan suara kepada pemilih disuruh memilih tanda gambar partai
politik atau golongan karya yang mana masing-masing partai politik dan golongan karya
tersebut membuat suatu daftar dari sejumlah nama-nama calon, yang pada akhirnya
pimpinan partai politik dan golongan karyalah yang menentukan calon.

C. Jalannya Sistem Pemilihan Umum di Indonesia

Pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia dilakukan mengingat adanya


Konstitusi UUD 1945, dimana wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam sebuah
Negara dengan melaksanakan sistem demokrasi. Perlu diketahui negara Indonesia
menganut sistem Pemilu Proporsional, dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012
tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD sepakat memilih sistem
proporsional terbuka. Sistem proporsional terbuka ini merupakan sistem dimana
pemilih/rakyat diberikan pilihan secara langsung kepada calon wakil mereka masing-
masing untuk mendapatkan kursi di parlemen. Dengan begitu, para wakil rakyat dapat
semakin dekat dengan konstituennya, sehingga akuntabilitas dalam melaksanakan
fungsinya terhadap rakyat semakin nyata. Hal tersebut, para rakyat yang diwakili dapat
menuntut kepada para wakilnya untuk melakukan yang terbaik untuk rakyat. Jika hal itu
tidak terpenuhi, para wakil akan memperoleh hukuman pada Pemilu berikutnya untuk
tidak dipilih kembali.

Sistem Pemilihan Umum merupakan metode yang mengatur serta memungkinkan


warga negara memilih/mencoblos para wakil rakyat diantara mereka sendiri. Metode
berhubungan erat dengan aturan dan prosedur merubah atau mentransformasi suara ke
kursi di parlemen. Mereka sendiri maksudnya adalah yang memilih ataupun yang hendak
dipilih juga merupakan bagian dari sebuah entitas yang sama.

5
Terdapat bagian-bagian atau komponen-komponen yang merupakan sistem itu
sendiri dalam melaksanakan pemilihan umum diantaranya:

1. Sistem hak pilih


2. Sistem pembagian daerah pemilihan.
3. Sistem pemilihan
4. Sistem pencalonan.

Bidang ilmu politik mengenal beberapa system pemilihan umum yang berbeda-
beda dan memiliki cirikhas masing-masing akan tetapi, pada umumnya berpegang pada
dua prinsip pokok, yaitu:

1. Sistem Pemilihan Mekanis

Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai suatu massa individu-individu yang
sama. Individu-individu inilah sebagai pengendali hak pilih masing-masing dalam
mengeluarkan satu suara di tiap pemilihan umum untuk satu lembaga perwakilan.

2. Sistem pemilihan Organis

Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai sekelompok individu yang hidup
bersama-sama dalam beraneka ragam persekutuan hidup. Jadi persekuuan-
persekutuan inilah yang diutamakan menjadi pengendali hak pilih.

BAB III

KESIMPULAN
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses untuk memilih pejabat politik, mulai dari
presiden hingga kepala desa. Pemilih, disebut konstituen, dipengaruhi oleh janji dan program
kampanye para calon. Pemilu menentukan pemenang berdasarkan sistem yang telah disepakati.
Sebagai manifestasi demokrasi, Pemilu memungkinkan terbentuknya pemerintahan representatif,
memastikan hak asasi dan kesetaraan di depan hukum.
Beberapa ahli berpendapat Pemilu adalah cara utama memilih wakil rakyat di negara
demokrasi. Pemilu di Indonesia menggunakan sistem proporsional dengan metode daftar,
memastikan representasi adil di parlemen. Sistem ini memungkinkan pemilih memilih langsung
wakil mereka, meningkatkan akuntabilitas.
Sistem Pemilu memiliki beberapa komponen: hak pilih, pembagian daerah pemilihan,
pemilihan, dan pencalonan. Dua prinsip utama dalam sistem Pemilu adalah mekanis, di mana
individu mengendalikan hak pilihnya, dan organis, di mana kelompok atau persekutuan hidup
memegang peran utama dalam pengendalian hak pilih.

7
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuddin Haris, Menggugat Pemilihan Umum Orde Baru, Sebuah Bunga Rampai, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia dan PPW-LIPI, 1998, h. 7

Moh. Mahfud MD, Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi, Yogyakarta: Gama Media, 1999, h. 221-
222

Anda mungkin juga menyukai