3112-Article Text-11211-2-10-20230706

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Pembentukan Karakter Anak ....

Asniar Fajarini 1, Fauzi2


P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DIDIK RA (RAUDHATUL ATHFAL)


MELALUI PEMBIASAAN “KATA AJAIB”

Asniar Fajarini1, Fauzi2


Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto 1,2
Email: [email protected], [email protected]
APA Citation: Fajarini, Asniar. (2023). Pembentukan Karakter Anak Didik RA (Raudhatul Athfal)
Melalui Pembiasaan “Kata Ajaib”. Jurnal Pelita PAUD, 7(2), 459-468.
doi: https://doi.org/10.33222/pelitapaud.v7i2.3112

Diterima: 03-05-2023 Disetujui: 05-06-2023 Dipublikasikan: 30-06-2023

Abstrak: Pembentukan karakter pada anak usia dini menjadi hal yang sangat penting. Masa anak
usia dini merupakan masa dimana stimulus yang diberikan akan diterima dan direkam oleh otak
dengan sangat baik. Dengan pembiasaan lima kata ajaib yaitu maaf, terima kasih, tolong, permisi,
silakan dapat terekam dengan baik oleh anak sehingga pada anak memunculkan karakter sopan
dan santunnya yang digunakan terus menerus dalam kehidupan sehari hari. Metode penelitian yang
digunakan yaitu metode kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini mengamati
langsung objek yang akan diteliti yaitu anak didik RA Masyithoh 13 Sokaraja pada waktu proses
pembelajaran ataupun di luar pembelajaran. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi.
Dengan menggunakan analisis triangulasi data yaitu pengumpulan data, penyajian data dan
verifikasi data/ penarikan kesimpulan model Milles dan Hubberman. Hasil penelitian menunjukan
pembiasaan kata ajaib selalu dilakukan oleh anak didik RA Masyithoh 13 Sokaraja Lor.
Kata kunci: Anak didik RA, pembentukan karakter, pembiasaan kata ajaib.

Abstract: The formation of character in early childhood is very important. Early childhood is a
time when the stimulus given will be received and recorded by the brain very well. With the habit of
the five magic words, namely sorry, thank you, please, excuse me, please, it can be recorded
properly by the child so that the child displays the polite and polite character that is used
continuously in everyday life. The research method used is a qualitative method with qualitative
descriptive analysis. This study directly observed the object to be studied, namely RA Masyithoh 13
Sokaraja students during the learning process or outside of learning. Data obtained through
interviews and observation. By using data triangulation analysis, namely data collection, data
presentation and data verification/conclusion of the Milles and Hubberman models. The results of
the study show that the magic word habituation is always carried out by students of RA Masyithoh
13 Sokaraja Lor.
Keywords: RA students, character building, magic word habituation.

© 2022 Asniar Fajarini, Fauzi


Under the license CC BY-SA 4.0

http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/pelitapaud

459
Pembentukan Karakter Anak ....
Asniar Fajarini 1, Fauzi2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023
PENDAHULUAN Lembaga Pendidikan tidak hanya memberikan
ilmu pengetahuan tetapi juga membentuk
Anak dalam rentang usia 0 hingga 6 tahun
karakter/ akhlak/ moral serta budi pekerti.
dikenal sebagai anak usia dini. Terjadinya
Pendidikan merupakan suatu usaha yang
kembangan sangat intens dalam hal ini. Usia
bertujuan mengubah dan mengembangkan
dini sangat penting, oleh karena itu ditetapkan
perilaku yang diharapkan setelah
sebagai Usia emas (golden age). Setiap orang
melaksanakan proses pendidikan. Pendidikan
mengalami usia dini, namun hanya terjadi
karakter menjadi salah satu pilihan untuk
sekali dalam satu tahun dalam fase kehidupan
mengatasi degradasi moral. Proses dan hasil
manusia, sehingga terjadinya usia dini tidak
pendidikan hasilnya tidak akan terlihat dalam
dapat diprediksi. Usia Dini adalah waktu yang
waktu yang segera, akan tetapi melalui proses
paling cocok untuk merangsang pertumbuhan
yang panjang. Lembaga pendidikan anak usia
individu. Banyak jenis perkembangan yang
dini berperan penting bagi perkembangan
terjadi pada anak usia dini perlu dipahami
karakter anak usia dini yang berpengaruh pada
untuk memberi mereka berbagai upaya.
perkembangan aspek yang ada pada anak usia
Memahami perkembangan anak usia dini akan
dini (Latifah, 2020).
membantu orang dewasa menciptakan
Karakter terdiri dari keyakinan, perilaku,cara
berbagai alat bermain, media, pendekatan,
berpikir, reaksi interpersonal dan emosional
strategi, perencanaan, dan stimulasi yang
terhadap ketidakadilan, serta dedikasi untuk
diperlukan untuk mendukung perkembangan
berbuat baik bagi masyarakat, negara, dan
anak di segala bidang, sesuai dengan yang
dunia. Karakter adalah perilaku bawaan
mereka butuhkan pada setiap tahap
seseorang dalam kehidupan sehari-hari, atau
perkembangannya. Dalam hal memberikan
jiwanya. Ada dua jenis tindakan atau perilaku:
stimulus, adalah tanggung jawab kita sebagai
tindakan baik dan tindakan buruk. Untuk
orang dewasa untuk melakukannya dengan
memiliki karakter yang unggul, orang perlu
cara yang mendorong pertumbuhan dan
menunjukkan perilaku yang baik, yang
perkembangan optimal anak-anak (Talango,
merupakan kualitas yang harus mereka miliki.
2020).
Nilai-nilai karakter baik dengan penciptaan
Globalisasi yang semakin pesat menciptakan lingkungan sekolah membantu dalam
kemajuan teknologi yang canggih. Seiring perkembangan etika dan tanggung jawab yang
dengan berjalannya waktu perubahan harus ditanamkan pada anak sehingga mampu
perkembangan degradasi moral atau karakter menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
ditandai dengan memudarnya sopan santun. (Kholilah & Astuti, 2021). Dengan
Pendidikan menjadi sangat penting perannya penggunaan lima kata ajaib yaitu maaf,
sebagai alat menumbuh kembangkan anak. tolong, terima kasih, permisi, silakan
Hampir semua orang mendapatkan diharapkan anak akan selalu menggunakannya
pendidikan, sebab pendidikan tidak pernah dalam kesehariannya. Dikatakan sebagai kata
terpisah dengan kehidupan manusia. ajaib, karena kata kata tersebut mudah diingat
Pendidikan karakter sangat penting dalam oleh anak dan tidak terlepas dari perilaku
membangun bangsa yang beradab dan keseharian anak.
bermartabat Sistem pendidikan negara harus Pendidikan karakter anak usia dini lebih
bekerja untuk mengatasi ketidakadilan sosial penting daripada pendidikan moral karena
dan moral yang berbeda yang sering terjadi di mengajarkan anak usia dini bagaimana
negara ini karena dianggap bahwa pendidikan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang
dapat membentuk kemampuan dan kecerdasan baik tentang berbagai tindakan positif
siswa (Mansur, 2020). sehingga mereka sadar dan berkomitmen
Nilai-nilai karakter anak usia dini harus untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip
diperhatikan karena pada usia ini, anak-anak moralnya. sehari-hari. Pendidikan karakter
membutuhkan banyak masukan untuk adalah upaya yang bertujuan dan sistematis
mengambil keputusan di masa depan (Amrina untuk menumbuhkan sifat-sifat positif;
et al., 2022). prosesnya tidak instan, melainkan melibatkan
usaha (habituasi) yang berkelanjutan dan

461
Pembentukan Karakter Anak ....
Asniar Fajarini 1, Fauzi2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360

perbuatan-perbuatan yang melestarikan cita- karena anak usia dini mempunyai ingatan kuat
cita karakter melalui penanaman kebajikan dan mudah diberikan stimulus sehingga
seperti pengendalian diri (Purwanti & mudah diatur dengan pembiasaan yang
Haerudin, 2020). dilakukan sehari-hari. Metode pembiasaan
Pembiasaan dalam pendidikan karakter erat kaitannya dengan metode keteladanan.
disiplin dipraktikan sebagai nilai yang Kebiasaan anak erat kaitannya dengan figur
dijunjung tinggi, terutama sifat moral dan yang dicontoh (Kusumastuti, 2020).
intelektual yang ditunjukkan dengan Pembiasaan merupakan metode yang sangat
mengembangkan kepribadian yang lebih baik tepat dilakukan dalam pendidikan pada usia
berdasarkan standar yang bersangkutan. Ini anak-anak karena kecenderungan dan
adalah nilai penuh dalam menggambarkan naluri anak–anak dalam pengajaran dan
kebajikan dan menangani perilaku disiplin. pembiasaan adalah sangat besar di banding
Dengan memanfaatkan keteladanan perilaku usia lainnya.
dan prinsip disiplin, anak dapat membangun Pilar pendidikan anak usia dini yang paling
kepribadian yang positif. Moral, perilaku yang kuat dan cara yang paling efektif untuk
baik, dan karakter semua memiliki arti yang memperbaiki nilai-nilai moralnya adalah
sama. Oleh karena itu, pendidikan karakter pendidikan melalui pengajaran dan
sama dengan pendidikan akhlak mulia (Ulya, pembiasaan karena didasarkan pada
2020). partisipasi. Pendidikan pembentukan
Pengembangan karakter merupakan tantangan kebiasaan awal lebih mungkin memberikan
karena melibatkan konsep abstrak. Untuk hasil yang bagus untuk anak-anak, tetapi
mencapainya diperlukan kegiatan pembiasaan pendidikan dan pelatihan orang dewasa sangat
yang terus-menerus . Guru sebagai aktor menantang untuk disempurnakan.
dalam kelas, dan sekolah sebagai wadah Penelitian yang dilakukan oleh Liana Alifah
untuk eksplorasi diri anak, keluarga sebagai dkk yang berkaitan dengan implementasi
pondasi awal, dan masyarakat sebagai pembiasaan kata maaf, tolong, terima kasih
lingkungan pendukung harus sama-sama dalam pembentukan karakter, mempunyai
berjalan seiring sejalan untuk mewujudkannya persamaan dengan penelitian yanga akan
Untuk itu pembiasaan mempunyai peranan dilakukan yakni sama sama mengkaji
penting dalam pembinaan pribadi anak, pembiasaan kata maaf, tolong, terim kasih
karena masa kanak-kanak adalah masa paling pada anak usia dini. Adapun perbedaannya
baik untuk menanamkan dasar-dasar yaitu pada penelitian yang akan dilakukan
pendidikan akhlak. Pembiasaan merupakan mengkajai lima kata ajaib tersebut dan dua
sesuatu yang dilakukan secara rutin dan terus diantaranya tidak ada pada penelitian
menerus agar menjadi kebiasaan (Hayatun terdahulu yakni kata permisi dan silahkan
Nufus, 2019). (Alifah et al., 2021).
Pembiasaan sebenarnya berisi tentang Penelitian yang kedua yang berjudul
pengalaman yang diamalkan secara berulang- pengembangan dan pembinaan karakter siswa
ulang dan terus-menerus. Guru merupakan dengan mengoptimalkan peran guru sebagai
contoh teladan sebagai pengganti orang tua di contextual idol di sekolah dasar mengkaji
sekolah sebagai role model. Jika akhlak guru peran guru sebagai contextual idol harus
di sekolah mencerminkan keburukan otomatis mempunyai karakter baik salah satunya
siswa di sekolah akan meniru gurunya serta menanamkan empat kata Ajaib yaitu maaf,
kebiasaan-kebiasaan yang guru terapkan akan tolong, permisi, dan terima kasih. Persamaan
menjadi budaya yang melekat pada siswa. pada penelitian yang akan dilakukan yakni
Suatu tingkah laku yang diperoleh dengan sama-sama mengkaji pembentukan karakter
pembiasaan, maka akan sangat sulit untuk siswa melalui kata Ajaib, dan Adapun
mengubah atau menghilangkannya. perbedaanyya yaitu dalam penelitian yang
Pendidikan karakter melalui pembiasaan dapat akan dilakukan hanya fokus mengkaji
dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari implementasi pada anak usia dini dan
secara terprogram dan tidak terprogram penelitian terdahulu mengkaji peran guru
(Shoimah et al., 2018). sebagai contextual idol bagi anak didiknya
Metode pembiasaan efektif dilakukan melalui kata Ajaib tersebut. Perbedaan juga
pembentukan karakter anak usia dini. Hal ini terletak pada kata ajaib dimana penelitian

462
Pembentukan Karakter Anak ....
Asniar Fajarini 1, Fauzi2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023
terdahulu hanya mengkaji empat dan penelitian ini, peneliti menggunakan metode
penelitian yang akan dilakukan lima kata ajaib observasi dengan cara turun langsung ke
(Santosa & Andrean, 2021). lokasi atau lapangan serta mengamati,
kemudian mencatat hal-hal yang berkaitan
METODE PENELITIAN dengan pembentukan karakter anak melalui
kata ajaib . Dalam pe;laksanaannya peneliti
Penelitian ini menggunakan pendekatan
sebagai observer partisipan, dalam artian
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
peneliti terlibat langsung dalam proses
langsung di Lembaga Pendidikan Anak Usia
kegiatan pembelajaran anak.
Dini yakni RA Masyithoh 13 Sokaraja Lor
Tiga komponen yang diobservasi dalam
Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas,
penelitian kualitatif, yaitu:
Jawa Tengah. Metode pengumpulan data
1. Place, atau tempat dimana interaksi dalam
dilakukan melalui wawancara dan
situasi sosial sedang berlangsung
pengamatan langsung di lapangan baik saat
2. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang
proses pembelajaran maupun aktivitas di
memainkan peran tertentu
dalam sekolah. Wawancara dilakukan
3. Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh
terhadap guru serta orang tua murid dan
aktor dalam situasi sosial yang sedang
observasi atau pengamatan langsung terhadap
berlangsung.
anak didik.
Wawancara
Untuk memperoleh data yang akurat,
Wawancara atau interview adalah sebuah
dilakukan triangulasi data terhadap berbagai
dialog yang dilakukan oleh pewawancara (
sumber data di lapangan. Sumber data adalah
interview) untuk memperoleh informasi dari
guru atau wali kelas, anak didik, orang tua
terwawancara (interviewer). wawancara yang
murid. Analisis data dimulai dengan menelaah
digunakan oleh peneliti adalah wawancara
seluruh data yang tersedia dari berbagai
semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur
sumber, kemudian mereduksi data, serta
yakni jenis kegiatan wawancara dimana
penafsiran data yang dijelaskan dalam bentuk
peneliti hanya menyiapkan pertanyaan secara
deskripsi hasil dan pembahasan penelitian (M
garis besar. Hal ini dilakukan agar proses
Anwas, 2020).
wawancara lebih santai tidak menegangkan
Secara singkat penelitian kualitatif adalah
namun tetap memiliki acuan yang jelas
proses penelitian yang menghasilkan data
(Moleong, 2017).
deskriptif berupa kata-kata tertulis ataunlisan
Teknik Analisis Data
dari orang-orang dan perilaku yang dapat
Analisis data merupakan suatu proses
diamati (Rukin, 2019).
pengklasifian, pengkategorian, dan
Teknik Pengumpulan Data
penyusunan, data yang telah terkumpul yg
Karena pengumpulan data adalah tujuan
masalah ar dapat memperoleh makna dan
utama penelitian, pengumpulan data adalah
dapat menjawab rumusan masalah dalam
tahap proses yang paling penting. Informasi
penelitian dan untuk mencapai tujuan
yang digunakan dalam data penelitian ini
penelitian. Dalam menganalisis data, peneliti
berupa peristiwa, pernyataan, atau ciri dari
menggunakan model Miles dan Huberman
sebagian atau seluruh segmen populasi yang
mengemukakan bahwa aktivitas dalam
akan membantu penelitian, serta teknik yang
analisis data kualitatif dilakukan secara
dapat digunakan peneliti untuk
interaktif dan berlangsung secara terus
mengumpulkan informasi. Data diperoleh
menerus sampai tuntas, sehingga dtanya sudah
dari:
jenuh. Langkah-langkah analisis data dalam
Observasi
penelitian ini adalah reduksi data (reduction
Observasi merupakan Teknik pengumpulan
drawing), penyajian data (data display), dan
data yang digunakan berkenaan dengan
verifikasi data (consullution drawing).
perilaku manusia, gejala-gejala alam dan
a. Data Reduction ( Reduksi Data)
responden yang diamati tidak terlalu besar.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
pencatatan secar sistematik terhadap gejala
hal penting, dicari tema dan polanya. Seperti
yang tampak pada objek penelitian. Dalam

463
Pembentukan Karakter Anak ....
Asniar Fajarini 1, Fauzi2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360

yang dikemukakan, makin lama penelitian ke mengajarkan kebiasaaan yang baik dan positif
lapangan maka jumlah data makin banyak, dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
kompleks dan rumit. Pada proses reduksi data Dengan mengajarkan hal hal yang baik, anak
ini peneliti menyeleksi data dari hasil akan bertingkah laku sopan dan santun. Untuk
pengamatan, wawancara, dan perolehan mengajarkan hal yang baik tersebut bisa
dokumentasi. Melihat setiap data yang dimulai dengan mengajarkan lima kata ajaib
diperoleh lalu dipilih data yang penting, kepada anak sejak usia dini.
menarik dan dapat menunjang hasil penelitian, Lima kata ajaib tersebut yaitu pertama “terima
karena tidak semua data yang diperoleh kasih”, kata ini digunakan untuk
penting bagi peneliti. Oleh karena itu, data menggambarkan seorang anak yang menerima
yang tidak relevan dengan tujuan penelitian sesuatu atau menerima bantuan, kata ini juga
tidak dipakai. Peneliti lebih memfokuskan sangat kuat. Ucapan terima kasih yang tulus
pada pembentukan karakter anak di lembaga akan membuat mereka yang membantu
pendidikan anak usia dini melalui pembiasaan merasa dihargai. Pihak yang mengucapkan
lima kata ajaib. Dengan demikian data yang terima kasih dengan menggunakan ungkapan
telah direduksi akan memberikan gambaran “terima kasih” menunjukkan penghargaannya
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti kepada pihak yang memberikan dukungan
untuk melakukan pengumpulan data atau bantuan.
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Kedua yaitu “maaf”, Istilah ini menunjukkan
Dalam hal ini peneliti mereduksi data dengan kapasitas anak untuk kerendahan hati,
membuat kategori dengan rumusan masalah kemampuan untuk mengakui kesalahan dan
yang telah dirumuskan sebelumnya. penyesalan, dan kapasitas untuk menanamkan
b. Display Data (Penyajian Data) kebanggaan pada orang lain. Dia
Setelah data direduksi kemudian peneliti akan menggunakan kata "maaf" saat dia merasa
mendisplay data yang telah direduksi. Display tidak enak, saat dia berselisih dengan teman-
data yang disajikan oleh peneliti berbentuk temannya, atau hanya karena kebetulan.
naratif. Penyajian data ditujukan agar Ketika orang tua gagal membesarkan anaknya
memudahkan peneliti untuk memahami apa dengan benar, mulailah dengan
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya mengungkapkan penyesalan. Akibatnya, ia
apa yang telah dipahami tersebut. Adapun akan meniru mengatakannya ketika itu salah.
data yang disajikan oleh peneliti adalah data- Kata ajaib selanjutnya yakni “tolong”. Kata
data yang dihasilkan dari wawancara dan "tolong" digunakan untuk meminta sesuatu
observasi yang dilakukan. dari orang lain. meminta bantuan orang lain
c. Conclusion Drawing (Verifikasi Data) Ketika Anda tidak dapat melakukannya
Langkah yang terakhir dilakukan oleh peneliti sendiri, meminta bantuan dengan sopan
yakni penariakan kesimpulan dan verifikasi. berarti menghormati orang yang membantu
Hal ini dilakukan guna meninjau ulang data Anda.
atau hasil penelitian sebelum penarikan "Permisi" adalah tanggapan keempat. Permisi,
kesimpulan. Kesimpulan awal yang saya perlu mendapatkan izin Anda. Hati terasa
dikemukakan masih bersifat sementara, dan tenang, santun, dan apresiatif saat mendengar
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kata ini.
yang kuat mendukung pada tahap Kata terakhir adalah "silahkan", yang harus
pengumpulan data berikutnya (spradley, dipelajari dan dipraktikkan agar kita bisa
2018). toleran terhadap orang lain.
Pada proses pembelajaran di RA Masyithoh
HASIL PENELITIAN DAN 13 Sokaraja Lor ini tidak terlepas dari
PEMBAHASAN pembiasaan lima kata ajaib. Misalnya dengan
Pembiasaan 5 kata ajaib metode role playing ( bermain peran). Metode
Pengertian pembiasaan 5 kata ajaib ( tolong, ini melibatkan interaksi antara dua anak atau
maaf, silakan, permisi, terima kasih) lebih tentang suatu topik atau situasi, anak
Anak mempunyai karakter masing-masing, melakukan peran masinh-masing sesuai
mereka mempunyai ciri khas yang sangat dengan tokoh yang diperankan. Dengan
unik. Dalam mengembangkan karakter yang metode pembelajaran role playing, siswa akan
baik diperlukan orang dewasa untuk lebih mudah untuk mencerna suatu informasi

464
Pembentukan Karakter Anak ....
Asniar Fajarini 1, Fauzi2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023
dari dialog. Dalam pelaksanaan tentunya kepada anak-anak dalam rangka pembentukan
mengguanakan lima akata Ajaib yakni terima karakter yang baik. Dengan lima kata ajaib ini
kasih, maaf, tolong, permisi silahkan. Selain diharapkan anak mempunyai karakter yang
role playing juga pemberian reward bagi anak baik, mempunyai adab yang baik, dan sopan
yang telah menggunakan kata kata ajaib santun yang tinggi.
tersebut, karena dengan penghargaan anak Pada saat ini sopan santun sangat penting
akan merasa senang karena perbuatannya diterapkan pada anak usia dini, dimana nanti
sehingga membangkitkan motivasi belajar saat sudah dewasa sikap sopan santun ini
(Dwi Harianti, 2020). menjadi suatu pembiasaan yang baik dan
Pembiasaan yang baik berkarakter. Sejalan dengan perkembangan
Pembiasaan merupakan kegiatan sehari hari teknologi yang semakin maju, kesopanan dan
yang diulang ulang. Pada anak usia dini kesantunan anak menjadi hal yang langka.
kegiatan mereka sehari hari sangatlah banyak, Guru menjadi sangat penting perannya dalam
dari bangun tidur sampai akan tidur lagi sekolah, karena guru menjadi role model bagi
penuh dengan kegiatan. Kegiatan yang anak didiknya. Pengucapan kata-kata ajaib
mereka lakukan selalu diiringi dengan dalam pembelajaraan ataupun di luar
bermain, karena sejatinya anak-anak lebih pembelajaran di lingkungan sekolah dilakukan
banyak bermain. Dalam kegiatan bermain ini setiap hari. Pada anak didik RA Masyithoh 13
pasti ada suatu kebiasaan-kebiasaan yang ini dalam kesehariannya selalu diajarkan lima
dilakukan oleh anak. Dari kebiasaan itu akan kata ajaib tersebut yang meliputi terima kasih,
menjadi pembiasaan yang baik jika kita tolong, maaf, permisi, silakan. Di setiap
sebagai guru atau orang tua mengarahkan atau komunikasi dengan anak anak selalu diajarkan
mengajarkan pada hal hal yang baik dan kata kata ajaib itu. Contohnya : jika anak
positif. minta tolong kepada guru untuk membuka
Pembiasaan yang bernilai positif dimulai dari jajan plastik maka guru juga mengingatkan
pembiasaan belajar anak, berakhlak yang baik. untuk mengatakan “tolong” apabila anak tidak
Pembiasaan juga bagian dari pendidikan ataupun lupa untuk mengatakannya dan
karakter yang hal tersebut akan membentuk sebaliknya juga jika guru minta tolong kepada
sikap yang mandiri. Sikap mandiri, bersopan anak tidak lupa mengatakan “tolong”.
santun, baik kepada orang sebaya maupun Selain mengingatkan, guru juga berperan
kepada orang tua, sabar, mengendalikan memberikan contoh agar anak dapat meniru
emosi, menunjukkan kepedulian terhadap apa yang guru lakukan. Dalam penggunaan
sesama dan lingkungan merupaka perilaku kata ajaib yang lain misalnya mengucapkan
yang bisa dibentuk pada seseorang sejak usia “terima kasih” juga diterapkan pada anak
dini. Sesuai dengan tahap perkembangan didik RA Masyithoh 13 Sokaraja. Contoh
psikososialnya (Purwanti & Haerudin, 2020). percakapan yang kami lakkan dengan anak
Dalam pembiasaan bukan hasil proses waktu jam istirahat,
kematangan tetapi sebagai akibat dari hasil Nara : bu guru minta tolong buka jajanku ini !
pengalaman atau belajar. Pada anak usia dini Bu Guru : oh ya sini mana jajannya
pembiasaan diperoleh dari proses meniru, Nara : ini bu guru,,,,,,terima kasih ya bu guru
dalam hal ini meniru orang tua di rumah dan Bu Guru : ya sama-sama mas Nara
meniru guru di sekolah. Kegiatan yang baik Kata ajaib yang lain ada kata “maaf” , pada
yang dilakukan berulang ulang lama kelamaan kata ini biasanya anak diajarkan selalu minta
akan terbiasa. Maka anak harus terus menerus maaf kalau mengganggu temannya atau nakal
diarahkan, difahamkan dan ditirukan perilaku- sama temannya. Dalam hal meminta maaf ini
perilaku yang baik (Ihsani et al., 2018). anak biasanya diperintahkan bersalaman
Di lingkungan sekolah pembiasaan yang dengan teman yang diganggunya sambil
diterapkan pada anak melalui lima kata ajaib, mengatakan maaf dan tidak akan
dimana kata-kata tersebut dipakai setiap mengulanginya lagi.
harinya oleh anak. Kata ajaib yang meliputi Selanjutnya kata “permisi” dan “silakan”
terima kasih, maaf, tolong, permisi, silakan. menjadi poin penting juga dalam pembiasaan
Kata-kata ini sangat penting diterapkan di sekolah. Kata tersebut mencerminkan

465
Pembentukan Karakter Anak ....
Asniar Fajarini 1, Fauzi2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360

peradaban tinggi dalam masyarakat jika Sopan santun adalah salah satu pembentukan
diterapkan dengan baik. Contoh karakter yang muncul pada anak, jika kita
pembiasaanya dalam sekolah ; sebagai orang tua atau guru menerapkan
Bintang : permisi bu guru, Bintang ijin mau dalam kehidupan sehari-hari. Pada
cuci tangan ya pembiasaan anak yang dilakukan di RA
Bu Guru : silakan mas Bintang Masyithoh 13 Sokaraja ini diharapkan
Atau dengan mengajarkan anak jika kita jalan memunculkan karakter anak yang beradab
lewat di depan orang tua juga sebaiknya mempunyai sikap sopan santun terhadap
mengucapkan permisi dan jika ada tamu di sesama.
rumah dipersilahkan duduk dulu sambal Pembentukan Karakter dengan Kesopanan
menunggu orang tua yang dipanggilkan. Sopan merupakan perilaku baik sesuai dengan
Dalam proses pembelajaran juga terdapat pada norma yang berlaku pada masyarakat tersebut
nyanyian tentang kata ajaib ini menggunakan khususnya norma moral/ etika. Kesopanan
bahasa jawa, dibawah ini syairnya: berarti keseluruhan perilaku baik dalam
“ Yen esuk sugeng enjang..yen awan sugeng berinteraksi yang terdapat pada suatu daerah
siang.. tertentu. Apabila kesopanan ini
( kalau pagi selamat pagi...kalau siang diimplementasikan dalam kehidupan sehari
selamat siang) hari maka akan terjadi keteraturan dalam
yen sore sugeng sonten..yen wengi sugeng masyarakat tersebut. Anak yang sudah
ndalu.. mempunyai karakter yang baik pasti sopan
(kalau sore selamat sore...kalau malam dan santun juga akan muncul. sebagaimana
selamat malam) halnya sebagai masyarakat jawa yang
yen diparingi maturnuwun..yen ditimbali mengedepankan nilai kesopanan dan
matur dalem.. kesantunan dalam bertindak (Putri et al.,
( kalau diberi ucapkan terima kasih...kalau 2021).
dipanggil jawab dalem/ya/saya/..) Sopan santun ini dapat diartikan tata krama
yen liwat nderek langkung..yen salah seseorang yang menghargai, menghormati dan
nyuwun pangapunten” mempunyai budi pekerti yang baik. Sopan
( kalau lewat depan orang ucapkan santun inilah yang harus diperkenalkan saat
permisi..kalau berbuat salah minta maaf) anak masih usia dini. Karena jika anak tidak
Nyanyian di atas menggunakan bahasa jawa, mempunyai nilai nilai sopan santun maka
dapat kita lihat bahwa penggunaan bahasa anak tersebut akan dinilai buruk oleh
jawa mempunyai tingkatan tingkatan. Dimana lingkungannya, ada 2 macam jenis sopan
apabila kita berkomunikasi dengan orang tua santun, yaitu sopan santun dalam berbahasa
menggunakan bahasa krama yakni bahasa dan sopan santun dalam berperilaku
yang lebih sopan tingkatannya dari bahasa (Masruroh et al., 2020).
ngoko bahasa pengantar sesama (sesama Masyarakat jawa mempunyai ciri khas
usia). Diharapkan dengan metode bernyanyi tersendiri dimana orang-orangnya memiliki
anak akan selalu ingat, karena anak anak msih pribadi yang baik sebai implementasi adat
kuat ingatannya apabila dengan menyanyi. ketimuran. Dalam Pendidikan Agama Islam
Pembentukan karakter yang muncul juga sangat dianjurkan adab adab yang penuh
Hasil dari pembiasaan yang baik yakni dengan kesopanan sehingga orang mempunyai
terciptanya suatu kebiasaan yang melekat dan akidah dan akhlak yang baik. Karakter anak
akan menjadi sebuah budaya pada anak. dalam hal kesopanan dan kesantunan juga
Dalam sekolah pembiasaan apabila dikaitkan diharapkan akan selalu melekat pada diri
dengan pembelajaran dapat diartikan sebagai mereka sampai tua. Anak didik RA Masyithoh
sebuah metode dalam pendidikan berupa 13 Sokaraja Lor juga melakukan pembiasaan
proses penanaman kebiasaan. Pembiasaan memakai bahasa jawa walaupun belum
juga tidak selalu dengan pengetahuan bersifat sepenuhnya, karena mereka juga tinggal di
kognitif, namun bisa berupa keterampilan jawa menjadikan budaya jawa tetap harus
yang diberikan, atau bahkan sikap dan ditanamkan. Sopan santun menjadi bagian
kepribadian guru akan dianggap suatu yang penting karena dengan seseorang
pembelajaran pembiasaan. memiliki perilaku sopan santun, ia dapat

466
Pembentukan Karakter Anak ....
Asniar Fajarini 1, Fauzi2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023
diterima di lingkungan sosialnya (Amelia, implementasi adat ketimuran. Dalam
2021). Pendidikan Agama Islam juga sangat
Pada masyarakat jawa sangat menjaga adab dianjurkan adab adab yang penuh dengan
ketimuran dimana orang-orangnya dikenal kesopanan sehingga orang mempunyai akidah
sangat ramah dan peduli dengan sesama. dan akhlak yang baik. Karakter anak dalam
Lingkungan sekolah merupakan hal kesopanan dan kesantunan juga
lingkungan yang tepat sebagai prasarana diharapkan akan selalu melekat pada diri
untuk mempertahankan budaya jawa, karena mereka sampai tua. Hal ini juga sebagai
dalam budaya jawa terdapat nilai-nilai luhur cerminan dari masyarakat jawa dimana
yang menyiratkan budi pekerti luhur yang mereka tinggal.
merupakan cerminan dari tata krama DAFTAR PUSTAKA
menunjukan kesantunan pribadi masing-
masing (Dewi & Apriliani, 2019). Alifah, L., Nabilatul Fauziah, D., & Syafrida, R.
Kesopan santunan sudah terlihat pada anak (2021). Implementasi Metode Pembiasaan
ketika mereka menggunakan lima kata ajaib Berkata Tolong, Maaf, Terimakasih Untuk
dalam kehidupan sehari-hari mereka, selain Pembentukkan Karakter Pada Anak 5-6
itu sikap yang ditunjukan mereka terhadap Tahun Di Tk Islam Dzakra Lebah Madu.
guru yakni orang yang lebih tua juga sudah PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
mulai nampak, misalnya ada Sebagian anak Dan Pengembangan Pembelajaran), 4, 390–
apabila lewat di depan gurunya sambal 403.
membungkukan badan dengan bilang Amelia, C. R. T. (2021). Penerapan Metode
“permisi” tanpa disuruh. Bermain Peran Untuk Meningkatkan
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Perilaku Sopan Santun Pada Siswa Sekolah
wali murid/ orang tua anak yang mengantar Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan,
dan menjemput sekolah anak, serta guru Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K), 2(2),
126–134. https://doi.org/10.51849/j-
mengunjungi beberapa anak yang rumahnya
p3k.v2i2.108
dekat dengan sekolah. Sebagian besar hasil
wawancara mendapatkan anak yang bisa Amrina, A., Aprison, W., Sesmiarni, Z., M,
mengimplementasikan lima kata ajaib ini Iswantir, & Mudinillah, A. (2022). Sekolah
dengan benar di rumah. Ramah Anak, Tantangan dan Peluangnya
dalam Pembentukan Karakter Siswa di Era
Globalisasi. Jurnal Obsesi : Jurnal
SIMPULAN Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 6803–
Pendidikan karakter merupakan pendidikan 6812.
budi pekerti yang melibatkan aspek https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i6.2130
pengetahuan, perasaan), dan tindakan yang
Dewi, N. K., & Apriliani, E. I. (2019). Pembiasaan
terkait dengan nilai dan norma. Pendidikan
Penggunaan Bahasa Jawa pada Anak Usia
karakter merupakan manifestasi nilai moral Dini di PAUD Al-Falah Kecamatan Ungaran
yang dimana implikasi dari nilai tersebut Timur Kabupaten Semarang. Indonesian
terdapat suatu sistem yang menanamkan nilai- Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia
nilai kepada anak sejak dini dalam tatanan Anak Usia Dini, 1(2), 84.
hidup seperti etika, pola tingkah laku. https://doi.org/10.35473/ijec.v1i2.368
Pembiasaan dengan lima kata ajaib yaitu Dwi Harianti. (2020). Strategi Guru Dalam
maaf, terima kasih, tolong, permisi, silakan Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan
merupakan metode supaya anak mempunyai Karakter Pada Peserta Didik Di Apple Tree
karakter yang baik. Karakter yang muncul Pre-School Lombok. Jurnal Syntax
yaitu sikap sopan santun terhadap sesama Transformation, 1(5), 103–110.
dalam kehidupan sehari-hari. https://doi.org/10.46799/jst.v1i5.67
Sebagaimana halnya sebagai masyarakat jawa Hayatun Nufus, D. I. (2019). IMPLEMENTASI
yang mengedepankan nilai kesopanan dan PENDIDIKAN KARAKTER DISEKOLAH
kesantunan dalam bertindak. Masyarakat jawa MELALUI PEMBIASAAN MEMBACA
mempunyai ciri khas tersendiri dimana orang- KALAMUN (PAPADANG ATI)
orangnya memiliki pribadi yang baik sebai SEBELUM MULAI BELAJAR. Jurnal Al-

467
Pembentukan Karakter Anak ....
Asniar Fajarini 1, Fauzi2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360

Ittijah, 11. Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan dan


Keteladanan. ThufuLA: Jurnal Inovasi
Ihsani, N., Kurniah, N., & Suprapti, A. (2018).
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 8(2),
Hubungan Metode Pembiasaan Dalam
260.
Pembelajaran Dengan Disiplin. Angewandte
https://doi.org/10.21043/thufula.v8i2.8429
Chemie International Edition, 6(11), 951–
952., 3(1), 50–55. Putri, F. S., Fauziyyah, H., Dewi, D. A., &
Furnamasari, Y. F. (2021). Implementasi
Kholilah, & Astuti, R. (2021). Pembentukan
Sikap Sopan Santun terhadap Karakter dan
Karakter Kedermawanan Anak Melalui
Tata Krama Siswa Sekolah Dasar. Edukatif :
Kegiatan Jum ’ At Beramal Di Raudhatul
Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 4987–4994.
Athfal Al-Firdaus Pamekasan. Islamic
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1616
EduKids: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 3(2), 26–39. Rukin. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Kusumastuti, N. (2020). Implementasi Pilar-Pilar Santosa, S., & Andrean, S. (2021). Pengembangan
Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Golden dan Pembinaan Karakter Siswa dengan
Age, 4(02), 333–344. Mengoptimalkan Peran Guru Sebagai
https://doi.org/10.29408/jga.v4i02.2525 Contextual Idol di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(2), 952–957.
Latifah, A. (2020). Peran Lingkungan Dan Pola
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i2.849
Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan
Karakter Anak Usia Dini. (JAPRA) Jurnal Shoimah, L., Sulthoni, & Soepriyanto, Y. (2018).
Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA), 3(2), Pendidikan Karakter Melalui Pembiasaan Di
101–112. Sekolah Dasar. JKTP - Jurnal Kajian
https://doi.org/10.15575/japra.v3i2.8785 Teknologi Pendidikan, 1(2), 169–175.
M Anwas. (2020). Strategi Menulis Artikel Jurnal spradley. (2018). Foundamental of Qualitative
Bereputasi. PT Remaja Rosdakarya. Research. Research Gate, March, 1–9.
https://www.researchgate.net/publication/32
Mansur, M. (2020). Membangun karakter siswa
3557072
melalui kearifan lokal. Jurnal Pusaka, 1(1),
22–33. Talango, S. R. (2020). Konsep Perkembangan
Anak Usia Dini. Early Childhood Islamic
Masruroh, A., Dhieni, N., & Karnadi, K. (2020).
Education Journal, 1(1), 92–105.
Pengaruh Metode Pembelajaran Bahasa
https://doi.org/10.54045/ecie.v1i1.35
Jawa Melalui Bermain Peran terhadap
Perilaku Sopan Santun Anak. Indonesian Ulya, K. (2020). Pelaksanaan Metode Pembiasaan
Journal of Educational Counseling, 4(1), di Pendidikan Anak Usia Dini Bina Generasi
21–30. Tembilahan Kota. ASATIZA: Jurnal
https://doi.org/10.30653/001.202041.121 Pendidikan, 1(1), 49–60.
https://doi.org/10.46963/asatiza.v1i1.58
Moleong, L. (2017). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Purwanti, E., & Haerudin, D. A. (2020).
Implementasi Pendidikan Karakter Terhadap

468

Anda mungkin juga menyukai