Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kualitas Kinerja Karyawan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Stress Kerja terhadap Kualitas Kinerja Karyawan

Farina Nofa Riady


Universitas Negeri Surabaya
[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak stres kerja terhadap kualitas
kinerja dan kepuasan kerja karyawan dalam berbagai sektor industri. Dengan
menggunakan studi literatur sebagai metode penelitian, kami mengumpulkan, meninjau,
dan menganalisis berbagai artikel jurnal dan publikasi ilmiah yang relevan dengan topik
tersebut. Temuan menunjukkan bahwa stres kerja, yang dipicu oleh faktor-faktor seperti
beban kerja yang tinggi, lingkungan kerja yang tidak mendukung, dan faktor fisik
seperti kebisingan dan kelelahan, memiliki dampak negatif terhadap kualitas kinerja dan
kepuasan kerja karyawan. Manajemen stres di tempat kerja menjadi kunci dalam
meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan, sementara motivasi kerja,
dukungan sosial, dan komitmen organisasi juga berperan penting dalam mempengaruhi
kualitas kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Pengelolaan stres kerja dan faktor terkait
menjadi kunci dalam meningkatkan kesejahteraan, produktivitas, dan keselamatan kerja
karyawan di berbagai sektor industri. Kesimpulan dari studi literatur ini memberikan
wawasan yang mendalam tentang pentingnya perhatian terhadap kesejahteraan dan
produktivitas karyawan melalui manajemen stres yang efektif dan penciptaan
lingkungan kerja yang mendukung.

Kata Kunci: stress kerja, beban kerja, kinerja karyawan

ABSTRACT

This study aims to explore the impact of job stress on the quality of performance and job
satisfaction of employees across various industrial sectors. Using literature review as
the research method, we gathered, reviewed, and analyzed various journal articles and
scholarly publications relevant to the topic. Findings indicate that job stress, triggered
by factors such as high workload, unsupportive work environments, and physical factors
like noise and fatigue, has a negative impact on the quality of performance and job
satisfaction of employees. Workplace stress management is key to enhancing employee
well-being and productivity, while job motivation, social support, and organizational
commitment also play crucial roles in influencing the quality of performance and job
satisfaction of employees. Managing job stress and related factors is essential to
improving the well-being, productivity, and occupational safety of employees across
various industrial sectors. The conclusions drawn from this literature review provide
deep insights into the importance of addressing employee well-being and productivity
through effective stress management and the creation of supportive work environments.

Keywords: job stress, workload, employee performance


PENDAHULUAN

Pada era yang persaingannya menjadi lebih ketat, perusahaan harus


mempertahankan tingkat produktivitas yang tinggi dengan menjaga kesehatan mental
dan fisik tenaga kerja mereka. Salah satu sumber daya terpenting di dalam perusahaan
adalah sumber daya manusianya, yang bertindak sebagai mesin untuk semua operasi
perusahaan. Agar suatu organisasi dapat mencapai tujuannya, ia harus memiliki
manajemen yang efektif, terutama yang berkaitan dengan sumber daya manusianya,
karena hal itu merupakan modal utama. Kinerja individu dalam sebuah organisasi
memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan perusahaan (Tanjung & Putri, 2021).
Kualitas kinerja karyawan merupakan aspek kritis yang memengaruhi keseluruhan
keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak stres kerja
terhadap kualitas kinerja karyawan.

Kinerja karyawan sangat mempengaruhi kualitas dari sebuah organisasi. Suatu


organisasi akan mendapatkan keuntungan dan mengalami efek positif dari kinerja
karyawan tinggi. Sebaliknya, kinerja karyawan yang mengecewakan akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan (Tanjung & Putri, 2021). Isu stres di tempat
kerja diakui sebagai masalah global utama yang mempengaruhi semua profesi di negara
maju dan berkembang yang dapat menimbulkan ancaman signifikan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini disebabkan oleh lingkungan kerja psikososial
yang buruk, termasuk yang berkaitan dengan harapan kinerja, struktur organisasi,
manajemen waktu, dan dinamika sosial di tempat kerja yang menjadi akar penyebab
stres kerja. (Haris Putri & Kurniawidjaja, 2022). Dalam pekerjaan dan aktivitas
operasional perusahaan, karyawan harus mampu bekerja dibawah tekanan
(underpressure) yang banyak dialami oleh karyawan di berbagai perusahaan. Beberapa
jenis stres dapat bermanfaat dan dikurangi secara positif di tempat kerja dengan
mendorong karyawan untuk memaksimalkan potensi mereka dan meningkatkan
kesadaran. Jika ada tingkat stres tertentu maka dapat menambah potensi keuntungan
dalam efisiensi organisasi. Tapi, hal ini akan berdampak pada karyawan jika mengalami
stres yang berlebihan (Dafinci et al., 2019).
Stres kerja dapat muncul dari berbagai faktor, seperti beban kerja yang
berlebihan, tekanan waktu yang ketat, konflik interpersonal, dan ketidakpastian
pekerjaan. Ketika tidak dikelola dengan baik, stres kerja dapat mengakibatkan berbagai
konsekuensi negatif, termasuk penurunan kualitas kinerja, absensi kerja yang tinggi, dan
peningkatan tingkat kecelakaan kerja. Stres kerja adalah ketegangan yang dialami
karyawan karena adanya ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan
kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaanya. Stres yang ekstrem dapat
menyulitkan karyawan untuk menghadapi lingkungan mereka, yang pada akhirnya
mempengaruhi kinerja mereka di tempat kerja dan bagaimana mereka melaksanakan
tanggung jawabnya (Manihuruk & Tirtayasa, 2020). Usia tenaga kerja juga dikaitkan
dengan kemungkinan kecelakaan dalam bekerja, hal ini karena karyawan yang lebih
muda mudah mengalami stres terkait pekerjaan daripada karaywan yang lebih tua
(Maulana et al., 2022). Stres tidak terjadi begitu saja, biasanyadisebabkan oleh hal-hal
yang berdampak pada kesehatan mental seseorang dan terjadi pada mereka dengan cara
yang berada di luar kendali mereka lalu menekan jiwa mereka. (Djamaluddin, 2022).
Banyak karyawan yang setiap tahunnya harus mengambil cuti untuk meredakan
konflik danketegangan dalam kehidupannya, serta dapat merupakantantangan,
rangsangan dan pesona, namun bisa pula berarti kekhawatiran, konflik, ketegangan dan
ketakutan tergantung bagaimana memandangnya.

KAJIAN TEORI

Stres Kerja
Stres kerja merujuk pada respons individu terhadap ketidakseimbangan antara
tuntutan pekerjaan dan sumber daya yang tersedia untuk mengatasi tuntutan tersebut.
Stres ini bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti beban kerja yang berat, tekanan
waktu yang ketat, konflik dengan rekan kerja, dan ketidakpastian tentang pekerjaan.
Jika tidak ditangani dengan baik, stres kerja dapat berdampak negatif pada
kesejahteraan dan kinerja karyawan.
stres kerja sebagai reaksi yang dialami oleh seorang individu terhadap sebuah
karakteristik yang ada dalam lingkungan kerja yang mengancam individu tersebut. Hal
ini mengacu pada ketidakcocokan yang terjadi antara individu dengan lingkungan kerja
maupun individu belum sepenuhnya siap untuk melakukan tugas yang diberikan dari
lingkungan kerja tersebut. Beberapa orang mengklaim bahwa ketika persyaratan dan
sumber daya pekerja tidak dipenuhi oleh tuntutan pekerjaan mereka, stres kerja dapat
menyebabkan reaksi fisik dan emosional yang berbahaya. Dengan ini, orang dapat
melihat bahwa stres di tempat kerja tidak terbatas pada situasi di mana pekerja tidak
memiliki pelatihan yang diperlukan. Namun, itu juga terjadi ketika harapan seseorang
tidak terpenuhi oleh pekerjaan. (Leonardi & Astuti, 2023). Ketegangan yang
memengaruhi kondisi, emosi, dan proses mental seseorang juga dikenal sebagai stres.
Stres yang berlebihan mungkin membuat lebih sulit bagi seseorang untuk mengatasi
lingkungan mereka. (Yuda et al., 2017). Stres kerja dapat diukur dengan menggunakan
indikator fisiologis, psikologis, perilakunya dan memiliki indikator sumbernya, seperti
produktivitas dan kecemasan yang rendah, kesulitan berkonsentrasi, perubahan fisik,
ketidakstabilan emosi, dan lekas marah. (Natasha & Ruswanti, 2022). Ada dua alasan
mengapa stres kerja terjadi, khususnya: pertama, kelelahan emosional di antara
karyawan mungkin berdampak pada pekerjaan mereka. Orang sering berpaling satu
sama lain, untuk diri mereka sendiri, atau untuk meminimalkan keterlibatan mereka
dalam masalah yang sudah ada sebelumnya sebagai mekanisme mengatasi kelelahan.
Kedua, persepsi bahwa karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya, yang tidak
diragukan lagi mempengaruhi penurunan motivasi dan, pada akhirnya, menyebabkan
kegagalan dalam kualitas pekerjaan karyawan (Gofur et al., 2018).

Beban Kerja
Beban kerja mengacu pada jumlah dan kompleksitas tugas yang harus dilakukan
oleh seorang karyawan dalam pekerjaannya. Beban kerja yang tinggi dapat
menyebabkan peningkatan stres kerja dan mengurangi kualitas kinerja karyawan.
Faktor-faktor seperti beban kerja yang berlebihan, tugas yang monoton, dan jadwal
kerja yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko stres kerja dan mempengaruhi
kualitas kinerja karyawan secara negatif.

Penyebab fisik (kebisingan dan kelelahan)


Penyebab fisik juga dapat berkontribusi terhadap tingkat stres kerja dan kualitas
kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang tidak ergonomis, seperti posisi duduk yang
tidak nyaman, pencahayaan yang buruk, atau suhu ruangan yang tidak terkontrol, dapat
menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan meningkatkan tingkat kelelahan karyawan. Ini
dapat mengganggu fokus dan produktivitas kerja, sehingga berpotensi mempengaruhi
kualitas kinerja secara keseluruhan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan studi literatur untuk menyelidiki pengaruh stres


kerja terhadap kualitas kinerja karyawan. Metode penelitian studi literatur tentang
pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan dilakukan melalui serangkaian langkah-
langkah sistematis untuk mengumpulkan, meninjau, dan menganalisis literatur yang
relevan dengan topik tersebut. Pertama-tama, pencarian literatur dilakukan melalui
berbagai sumber seperti basis data akademis dan mesin pencari ilmiah dengan
menggunakan kata kunci yang relevan seperti "stres kerja", "kualitas kinerja", dan
"karyawan". Langkah ini memungkinkan kami untuk mengidentifikasi sejumlah artikel
jurnal, buku, dan publikasi ilmiah lainnya yang sesuai dengan topik penelitian.

Setelah mengumpulkan artikel-artikel yang relevan, langkah selanjutnya adalah


meninjau dan mengevaluasi isi dari setiap artikel tersebut. Kami meneliti abstrak, judul,
dan konten utama dari setiap artikel untuk menentukan relevansinya dengan fokus
penelitian kami. Artikel-artikel yang memenuhi kriteria inklusi kemudian dipilih untuk
disertakan dalam analisis lebih lanjut. Dalam proses ini, kami memastikan bahwa hanya
literatur yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan penelitian yang disertakan.

Setelah artikel-artikel yang relevan terpilih, kami melakukan analisis terhadap


setiap artikel untuk mengidentifikasi temuan utama, metodologi penelitian yang
digunakan, variabel yang diteliti, dan implikasi hasil penelitian. Analisis ini membantu
kami untuk memahami dan merangkum hasil-hasil dari studi literatur yang ada, serta
untuk mengidentifikasi pola umum atau kesamaan dalam temuan dari artikel yang
berbeda.
Terakhir, hasil dari analisis literatur tersebut disusun dalam sebuah laporan studi
literatur yang sistematis. Laporan ini mencakup pengantar yang menjelaskan tujuan dan
ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian yang digunakan, temuan utama dari
studi literatur, serta diskusi dan kesimpulan yang merangkum hasil penelitian dan
memberikan saran untuk penelitian selanjutnya. Dengan demikian, metode penelitian
studi literatur ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang pengaruh stres kerja
terhadap kinerja karyawan berdasarkan literatur yang ada.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1
Hasil studi literature penelitian pengaruh stres kerja terhadap kualitas kinerja karyawan

Studi Temuan Utama Metode Penelitian Kesimpulan

Tanjung & Terdapat hubungan Terdapat hubungan Stres kerja negatif


Putri signifikan antara signifikan antara mempengaruhi
(2021) stres kerja dan stres kerja dan kinerja pegawai,
kompensasi kompensasi terhadap sedangkan
terhadap kinerja kinerja pegawai. kompensasi
pegawai. Stres Stres kerja berkontribusi positif
kerja berdampak berdampak negatif, terhadap kinerja.
negatif, sementara sementara Oleh karena itu,
kompensasi kompensasi manajemen stres
berdampak positif berdampak positif kerja yang efektif
terhadap kinerja terhadap kinerja dan kompensasi
pegawai. pegawai. yang memadai
diperlukan untuk
meningkatkan
kinerja pegawai di
lembaga tersebut.
Haris Putri & Studi ini Metode penelitian Manajemen faktor-
Kurniawidjaja menunjukkan yang mungkin faktor psikososial
(2022) adanya hubungan digunakan termasuk penting dalam
antara faktor survei atau mengurangi gejala
psikososial seperti wawancara. Data stres kerja
beban kerja, dikumpulkan dari karyawan.
kontrol kerja, karyawan Kantor Organisasi harus
dukungan sosial, Proyek memperhatikan
dan ketidakpastian Pembangunan X beban kerja, kontrol
tugas dengan gejala untuk kerja, dukungan
stres kerja pada menggambarkan sosial, dan
karyawan Kantor faktor-faktor ketidakpastian tugas
Proyek psikososial dan untuk meningkatkan
Pembangunan X. gejala stres kerja. kesejahteraan dan
Analisis data produktivitas
menggunakan karyawan.
statistik deskriptif
atau analisis
kualitatif.
Dafinci et al. Stres kerja Studi ini Stres kerja
(2019) memiliki dampak menggunakan berdampak negatif
negatif yang pendekatan pada kinerja
signifikan pada kuantitatif dengan karyawan.
kinerja karyawan. metode survei. Data Manajemen stres di
Terdapat hubungan dikumpulkan melalui tempat kerja
negatif antara penyebaran penting untuk
tingkat stres kerja kuesioner kepada meningkatkan
dan tingkat kinerja karyawan dari kesejahteraan
karyawan di tempat berbagai perusahaan karyawan dan
kerja. atau organisasi. produktivitas
Analisis statistik organisasi.
digunakan untuk Dukungan yang
menguji hubungan memadai,
antara stres kerja dan pengurangan beban
kinerja karyawan. kerja, dan
menciptakan
lingkungan kerja
yang mendukung
dapat membantu
mengurangi dampak
stres kerja dan
meningkatkan
kinerja karyawan
Manihuruk & Stres kerja Mungkin Manajemen stres
Tirtayasa memiliki dampak menggunakan kerja, motivasi
(2020) negatif pada pendekatan kerja, dan
semangat kerja kuantitatif dengan lingkungan kerja
pegawai, sementara survei atau penting untuk
motivasi kerja dan kuesioner. Data meningkatkan
lingkungan kerja dikumpulkan melalui semangat kerja
yang kondusif kuesioner kepada pegawai. Organisasi
berpengaruh positif pegawai dari harus
terhadap semangat berbagai organisasi. memperhatikan
kerja. Analisis statistik faktor-faktor
seperti regresi linear tersebut untuk
berganda digunakan menciptakan
untuk menguji kondisi kerja yang
hubungan antara mendukung dan
variabel. meningkatkan
produktivitas
pegawai.
Muhammad Stres tenaga kerja Mungkin Manajemen stres
Affandi berkontribusi menggunakan tenaga kerja dan
Maulana et al. positif terhadap pendekatan perhatian khusus
(2022) kecelakaan kerja kuantitatif dengan terhadap variabel
pada proyek survei atau moderasi penting
konstruksi di wawancara sebagai untuk meningkatkan
Surabaya, alat pengumpulan keselamatan kerja
dipengaruhi oleh data. Analisis di industri
variabel moderasi statistik, seperti konstruksi.
seperti usia, regresi, digunakan
pendidikan, dan untuk memeriksa
pengalaman kerja. hubungan. Variabel
moderasi digunakan
untuk memoderasi
hubungan antara
stres tenaga kerja dan
kecelakaan kerja
Djamaluddin Stres kerja Metode penelitian Stres kerja perlu
(2022) memiliki dampak yang digunakan dikelola dengan
negatif yang mungkin kuantitatif baik dalam
signifikan terhadap atau kualitatif. Data manajemen tenaga
kinerja tenaga bisa dikumpulkan kesehatan selama
kesehatan selama melalui survei, pandemi Covid-19.
masa pandemi kuesioner, Organisasi
Covid-19. Tingkat wawancara, atau kesehatan harus
stres yang tinggi pengamatan memberikan
mengurangi langsung. Analisis dukungan
efektivitas dan data dilakukan psikologis dan
produktivitas menggunakan sosial kepada
mereka dalam analisis statistik atau tenaga kesehatan,
memberikan analisis tematik, menyediakan
pelayanan tergantung pada pelatihan dan
kesehatan kepada pendekatan sumber daya yang
pasien. penelitian yang memadai, serta
digunakan. menerapkan strategi
manajemen stres di
tempat kerja. Hal
ini akan membantu
mempertahankan
atau meningkatkan
kualitas pelayanan
kesehatan serta
kesejahteraan
tenaga kesehatan.
Leonardi & Terdapat hubungan Menggunakan Stres kerja
Astuti signifikan antara pendekatan mempengaruhi
(2023) stres kerja dan kuantitatif dengan negatif
kesejahteraan desain penelitian kesejahteraan
psikologis guru. cross-sectional. Data psikologis guru.
Stres kerja seperti dikumpulkan melalui Faktor stresor
beban kerja tinggi, kuesioner yang seperti beban kerja,
tekanan waktu, dan disebar kepada guru- tekanan waktu, dan
konflik kerja guru di wilayah konflik dalam
berdampak negatif tertentu, mencakup hubungan kerja
pada kepuasan pertanyaan tentang berkontribusi pada
kerja, kebahagiaan, stres kerja, faktor- penurunan kepuasan
dan tingkat stres faktor stresor, dan kerja dan
guru. kesejahteraan kebahagiaan, serta
psikologis. peningkatan tingkat
stres. Perlunya
perhatian lebih
terhadap
manajemen stres
kerja guru untuk
meningkatkan
kesejahteraan
psikologis mereka.
Yuda et al. Kepuasan kerja Studi ini Manajemen
(2017) yang tinggi menggunakan kepuasan kerja dan
berkorelasi negatif pendekatan stres kerja
dengan niat untuk kuantitatif dengan karyawan penting
berpindah kerja metode survei dalam mengurangi
(turnover menggunakan tingkat turnover.
intention), kuesioner. Data Organisasi perlu
sementara stres dikumpulkan dari memperhatikan
kerja berkorelasi karyawan Hotel lingkungan kerja,
positif dengan niat Holiday Inn Express, kebijakan
tersebut pada dan analisis statistik perusahaan, dan
karyawan Hotel regresi linear dukungan
Holiday Inn berganda digunakan manajemen untuk
Express untuk menganalisis mengurangi
hubungan antara turnover dan
kepuasan kerja, stres mempertahankan
kerja, dan turnover karyawan yang
intention. kompeten dan
berdedikasi.
Stres kerja Penelitian ini Manajemen stres
Natasha & memiliki hubungan kemungkinan kerja, peningkatan
Ruswanti positif dengan niat menggunakan kepuasan kerja, dan
(2022) pindah pekerjaan, pendekatan penguatan
sedangkan kuantitatif dengan komitmen
kepuasan kerja dan penggunaan organisasi adalah
komitmen kuesioner. Data langkah penting
organisasi dikumpulkan dari dalam mengurangi
memiliki hubungan responden pekerja, niat pindah
negatif dengan niat dan analisis statistik pekerjaan. Dengan
pindah pekerjaan. seperti regresi linier memperhatikan dan
digunakan untuk mengelola faktor-
mengevaluasi faktor ini,
hubungan antara organisasi dapat
variabel yang diteliti meningkatkan
retensi karyawan.
Terdapat hubungan Mungkin Manajemen stres kerja di
Gofur et al. negatif antara stres kerja menggunakan tempat kerja penting
(2018) dan kepuasan kerja pendekatan untuk meningkatkan
pegawai. Semakin tinggi kuantitatif dengan kepuasan kerja pegawai.
tingkat stres kerja, metode survei atau Upaya untuk mengurangi
semakin rendah kuesioner. Data stres kerja, seperti
kepuasan kerja pegawai. dikumpulkan melalui meningkatkan dukungan
penyebaran sosial, mengelola beban
kuesioner kepada kerja, dan memberikan
pegawai dari pelatihan untuk
berbagai organisasi. mengatasi stres, dapat
Analisis statistik membantu meningkatkan
seperti regresi linear kepuasan kerja pegawai.
atau analisis korelasi
digunakan

PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan menyoroti dampak negatif dari stres kerja
terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan, baik dalam konteks berbagai sektor
seperti konstruksi, kesehatan, maupun layanan umum. Faktor-faktor psikososial dan
lingkungan kerja juga ditemukan memengaruhi tingkat stres kerja dan gejala yang
muncul. Manajemen stres di tempat kerja menjadi kunci dalam meningkatkan
kesejahteraan karyawan serta mengurangi kecelakaan kerja, terutama dalam industri
konstruksi yang memerlukan perhatian khusus terhadap variabel moderasi seperti usia,
pendidikan, dan pengalaman kerja. Selain itu, pentingnya motivasi kerja, dukungan
sosial, dan komitmen organisasi terhadap semangat kerja juga disoroti sebagai faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kepuasan kerja karyawan. Dengan
demikian, manajemen yang efektif terhadap faktor-faktor tersebut akan membantu
meningkatkan kesejahteraan, produktivitas, dan keselamatan kerja karyawan di berbagai
sektor industri.

SIMPULAN

Stres kerja berdampak buruk pada kinerja dan kepuasan kerja karyawan di berbagai sektor.
Beban kerja yang tinggi dan lingkungan kerja yang tidak mendukung bisa meningkatkan
stres, ditambah dengan faktor fisik seperti kebisingan dan kelelahan. Oleh karena itu,
manajemen stres di tempat kerja sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan,
produktivitas, dan keselamatan karyawan. Selain itu, motivasi kerja, dukungan sosial, dan
komitmen dari organisasi juga berperan besar dalam mempengaruhi kinerja dan kepuasan
kerja. Mengelola stres kerja dan faktor terkait menjadi kunci untuk mencapai kesejahteraan
dan produktivitas yang lebih baik bagi karyawan di berbagai industri.

DAFTAR PUSTAKA

Dafinci, W. O., Kananlua, S, P., & Meiliani. (2019). Studi Tentang Stres Kerja yang
Berdampak Pada Kinerja Karyawan. Manager Review, 32–51.
Djamaluddin, N. M. (2022). Pengaruh stres kerja terhadap kinerja pada tenaga
kesehatan dimasa pandemi Covid-19. Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan
Keuangan, 5(2), 1110–1118. https://doi.org/10.32670/fairvalue.v5i2.2388
Gofur, A., Ekonomi, F., & Islam, U. (2018). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai, 3, 295–
304. http://jrmb.ejournal-feuniat.net/index.php/JRMB
Haris Putri, V. W., & Kurniawidjaja, L. M. (2022). Gambaran Faktor Psikososial dan
Gejala Stres Kerja pada Karyawan Kantor Proyek Pembangunan X Tahun 2021.
National Journal of Occupational Health and Safety, 3(1).
https://doi.org/10.59230/njohs.v3i1.6036
Leonardi, F. N., & Astuti, N. W. (2023). Hubungan Stres Kerja Dengan Kesejahteraan
Psikologis Guru. Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan, 16(2), 26–37.
https://doi.org/10.24912/provitae.v16i2.26700
Manihuruk, C. P., & Tirtayasa, S. (2020). Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja dan
Lingkungan KerjaTerhadap Semangat Kerja Pegawai. MANEGGGIO: Jurnal
Ilmiah Magister Manajemen, 3(2), 296–307.
Muhammad Affandi Maulana, Feri Harianto, Fahmi Firdaus Alrizal, & Diah
Listyaningsih. (2022). Pengaruh Stres Tenaga Kerja Terhadap Kecelakaan Kerja
Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Di Surabaya Yang Dimoderasi Usia,
Pendidikan Dan Pengalaman Kerja. PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas
Warmadewa, 11(1), 122–126. https://doi.org/10.22225/pd.11.1.4462.122-126
Natasha, G., & Ruswanti, E. (2022). Pengaruh Stres Kerja, Kepuasan Kerja, Dan
Komitmen Organsiasi Terhadap Niat Pindah Pekerjaan. SINOMIKA Journal:
Publikasi Ilmiah Bidang Ekonomi Dan Akuntansi, 1(3), 533–560.
https://doi.org/10.54443/sinomika.v1i3.302
Tanjung, H., & Putri, L. M. (2021). Pengaruh Stress Kerja Dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Provinsi
Sumatera Utara Hasrudy Tanjung 1, Laila Mawaddah Putri 2. SiNTESa : Seminar
Nasional Teknologi Edukasi Dan Humaniora 2021, 888–898.
https://ceredindonesia.or.id/index.php/sintesa/article/download/422/439
Yuda et al., I. A. (2017). Turnover Intention Pada Karyawan Hotel Holiday INN
Express Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana , Bali , Indonesia. E-
Jurnal Manajemen Unud, 6(10), 5319–5347.

Anda mungkin juga menyukai