Tap Ekma4500

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL SESI 3

EKMA 4500 / TAP / 3 SKS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERIODE 2024.1

Nama Penulis : Dr. Meirani Harsasi, SE., M.Si


Nama Penelaah : Halim Dedy Perdana, SE., MSM., M.Rech., Ak.
Status Pengembangan :
Tahun Pengembangan : 2024

Violet Leather

Violet Leather merupakan usaha menengah yang khusus memproduksi berbagai tas dan dompet
wanita dengan bahan 100% dari kulit sapi dan domba. Usaha Violet yang dimulai sejak tahun
2010 diawali dari keinginan dua kakak beradik pendiri Violet, yaitu Vira Suharso dan Lenny
Suharso yang ingin mengangkat produk lokal kota Bogor menjadi merek berskala nasional dan
internasional. Violet memfokuskan produksi pada produk-produk kulit untuk wanita dan pria.
Perusahaan menilai bahwa saat ini tidak hanya wanita yang ingin tampil stylish. Pria juga
memiliki kebutuhan untuk tampil lebih trendy, sehingga produk perusahaan dibedakan
berdasarkan jenis produk untuk wanita dan produk untuk pria. Model, warna dan bahan juga
disesuaikan untuk setiap produk wanita dan pria. Produk untuk pria lebih banyak menggunakan
kulit sapi karena terkstur yang lebih keras, model yang berciri klasik, serta warna yang natural.
Sedangkan produk untuk wanita lebih banyak menggunakan kulit domba karena teksturnya lebih
lembut, warna dan aksesoris yang lebih bervariasi, serta model yang lebih up to date.
Untuk meraih konsumen seluas-luasnya, Violet memutuskan saluran distribusi yang singkat
sehingga dapat menekan harga sehingga penjualan dilayani di butik Violet. Violet tidak
menggunakan pihak lain sebagai perantara. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi,
agar produk dapat dijual ke pasar yang lebih luas, selain melalui butik, Violet juga memasarkan
produknya melalui online marketplace, seperti Shopee, Bukalapak dan Tokopedia. Selain itu,
pemasaran juga dilakukan di berbagai sosial media resmi perusahaan melalui Facebook dan
Instagram. Violet tidak membuka cabang outlet di mall atau pusat perbelanjaan untuk
mengurangi biaya karena keterlibatan perantara dalam saluran distribusi. Dengan saluran
penjualan ini, barang dari produsen langsung dikirim ke konsumen tanpa melalui perantara
sehingga tidak diperlukan saluran distribusi yang panjang.
Saat ini, Violet hanya memiliki satu workshop yang terletak di wilayah kecamatan Tanah Sareal,
kota Bogor. Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan produk Violet, pemilik berencana
untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan mendirikan satu workshop baru yang rencananya
akan didirikan di salah satu alternatif lokasi yaitu di kecamatan Bogor Tengah atau kecamatan
Bogor Barat. Dalam melakukan pemilihan lokasi, dilakukan analisis terhadap biaya-biaya yang
akan muncul, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Jika workshop akan didirikan di kecamatan
Bogor Tengah, maka biaya tetap yang akan ditanggung per bulan adalah Rp35.000.000,- dan
biaya variabel adalah sebesar Rp48.000,- per unit. Apabila workshop didirikan di wilayah
kecamatan Bogor Barat, maka biaya tetap yang ditanggung per bulan adalah sebesar
Rp.28.000.000,- dan biaya variabel sebesar Rp54.000,- per unit. Harga sewa tempat di wilayah
Bogor Tengah cenderung lebih mahal, sehingga biaya tetap per bulan juga lebih mahal.
Seiring dengan rencana pendirian workshop yang baru tersebut, perusahaan tengah
mempertimbangkan pembelian mesin penyamakan yang dapat melakukan proses penyamakan
lebih cepat daripada penyamakan dengan cara manual. Harga mesin tersebut adalah
Rp180.000.000,- dengan taksiran umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar
Rp50.000.000,- pada akhir tahun umur ekonomis berdasarkan perhitungan metode penyusutan
garis lurus. Mesin ini diharapkan mampu memberikan laba setelah pajak sebesar Rp62.000.000,-
per tahun selama lima tahun. Pihak manajemen harus menentukan apakah pembelian mesin
tersebut menguntungkan atau tidak bagi perusahaan dengan tingkat bunga yang relevan adalah
12%.
Di tengah persaingan produsen tas kulit wanita yang semakin kuat, perusahaan ingin agar tenaga
kerja memiliki kemampuan dan kapasitas yang baik sehingga dapat bekerja dengan efektif dan
efisien. Untuk itu, dilakukan analisis jabatan untuk semua lini pekerjaan dengan fokus pada
analisis mengenai kemampuan atau kompetensi individu. Langkah pertama yang dilakukan
adalah mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang diperlukan di setiap aliran proses produksi.
Analisis jabatan ini sangat diperlukan agar setiap karyawan memiliki kompetensi unggul dalam
melaksanakan setiap jenis pekerjaan yang menjadi tugasnya, sehingga setiap jenis tugas dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar kelancaran proses produksi dapat
terjaga dengan baik. Agar diperoleh data yang akurat, metode analisis jabatan yang digunakan
adalah mengkombinasikan dua metode analisis jabatan, yaitu pertama adalah mengamati
penyelesaian tugas pada semua tahapan proses produksi dan dengan melakukan tanya jawab
dengan pekerja untuk menggali kompetensi yang diperlukan dengan tugas yang harus
diselesaikan agar kompetensi pekerja nantinya dapat ditingkatkan. Pelaksanaan analisis jabatan
dengan mengkombinasikan dua metode tersebut memerlukan waktu yang cukup lama. Namun
kombinasi kedua metode tersebut diharapkan akan dapat memberikan data yang lebih akurat
sehingga keputusan dapat diambil dengan lebih baik.
Pertanyaan:
Berdasarkan kasus tersebut, maka analisislah:
1. a. Strategi yang ditempuh perusahaan dalam memilih pasar sasaran (target market) dan
jelaskan alasan Saudara! (SKOR 12,5)
b. Saluran distribusi yang digunakan Violet dari produsen sampai ke konsumen dan jelaskan
jawaban Saudara! (SKOR 12,5)

2. Lokasi mana yang paling baik untuk dipilih apabila workshop mampu memproduksi 200 unit
setiap bulan dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel? Jelaskan alasan
Saudara! (SKOR 12,5)

3. Tentukan kelayakan pemebelian mesin mesin baru tersebut dengan menggunakan metode
NPV! Uraikan jawaban Saudara! (SKOR 12,5)

4. a. Jenis analisis jabatan apakah yang diterapkan pihak manajemen Violet Leather? Jelaskan
jawaban Saudara! (SKOR 12,5)
b. Metode analisis jabatan apakah yang diterapkan pihak manajemen Violet Leather dalam
melaksanakan analisis jabatan tersebut? Jelaskan jawaban Saudara! (SKOR 12,5)

1. a. Strategi yang ditempuh perusahaan Violet Leather dalam memilih pasar sasaran (target market)
adalah strategi segmentasi pasar (market segmentation strategy).
Alasan: Violet Leather membedakan produknya berdasarkan jenis produk untuk wanita dan produk untuk
pria. Model, warna, dan bahan juga disesuaikan untuk setiap segmen produk wanita dan pria. Produk untuk
pria lebih banyak menggunakan kulit sapi dengan tekstur yang lebih keras, model yang berciri klasik, serta
warna natural. Sedangkan produk untuk wanita lebih banyak menggunakan kulit domba dengan tekstur
lebih lembut, warna dan aksesoris yang lebih bervariasi, serta model yang lebih up to date. Dengan
membedakan produk berdasarkan segmen konsumen wanita dan pria, Violet Leather menerapkan strategi
segmentasi pasar.

b. Saluran distribusi yang digunakan Violet Leather dari produsen sampai ke konsumen adalah saluran
distribusi langsung (direct channel distribution).

Alasan: Untuk meraih konsumen seluas-luasnya, Violet memutuskan saluran distribusi yang singkat
sehingga dapat menekan harga. Penjualan dilayani langsung di butik Violet tanpa menggunakan pihak lain
sebagai perantara. Selain itu, Violet juga memasarkan produknya secara online melalui marketplace dan
sosial media resmi perusahaan. Dengan saluran penjualan ini, barang dari produsen langsung dikirim ke
konsumen tanpa melalui perantara sehingga tidak diperlukan saluran distribusi yang panjang.

2. Lokasi yang paling baik untuk dipilih apabila workshop mampu memproduksi 200 unit setiap bulan
adalah kecamatan Bogor Barat.

Alasan: Jika workshop didirikan di kecamatan Bogor Tengah, biaya total per bulan: Biaya tetap =
Rp35.000.000 Biaya variabel = 200 unit x Rp48.000 = Rp9.600.000 Biaya total = Rp35.000.000 +
Rp9.600.000 = Rp44.600.000

Jika workshop didirikan di kecamatan Bogor Barat, biaya total per bulan: Biaya tetap = Rp28.000.000 Biaya
variabel = 200 unit x Rp54.000 = Rp10.800.000 Biaya total = Rp28.000.000 + Rp10.800.000 = Rp38.800.000

Dengan memproduksi 200 unit per bulan, biaya total yang harus ditanggung jika workshop didirikan di
kecamatan Bogor Barat (Rp38.800.000) lebih rendah dibandingkan jika didirikan di kecamatan Bogor
Tengah (Rp44.600.000). Oleh karena itu, lokasi yang paling baik untuk dipilih adalah kecamatan Bogor
Barat.

3. Untuk menentukan kelayakan pembelian mesin baru dengan menggunakan metode NPV (Net
Present Value), kita perlu menghitung aliran kas bersih (net cash flow) setiap tahun dan
mendiskontokannya dengan tingkat bunga yang relevan (12%).

Diketahui:

 Harga mesin = Rp180.000.000

 Umur ekonomis = 5 tahun

 Nilai sisa = Rp50.000.000

 Laba setelah pajak per tahun = Rp62.000.000

 Tingkat bunga = 12%

Langkah-langkah:

1. Menghitung aliran kas bersih (net cash flow) setiap tahun. Tahun 0 (pembelian mesin) = -
Rp180.000.000 Tahun 1-4 = Rp62.000.000 (laba setelah pajak) Tahun 5 = Rp62.000.000 +
Rp50.000.000 (nilai sisa)

2. Menghitung present value (PV) dari aliran kas bersih menggunakan faktor diskonto (DF) dengan
tingkat bunga 12%. DF tahun 0 = 1 DF tahun 1-5 = (1 / (1 + 0,12)^n), dengan n = 1, 2, 3, 4, 5
3. Menghitung NPV dengan menjumlahkan present value dari aliran kas bersih setiap tahun. NPV = PV
tahun 0 + PV tahun 1 + PV tahun 2 + PV tahun 3 + PV tahun 4 + PV tahun 5

Perhitungan: NPV = (-Rp180.000.000) + (Rp62.000.000 × 0,893) + (Rp62.000.000 × 0,797) + (Rp62.000.000 ×


0,712) + (Rp62.000.000 × 0,636) + ((Rp62.000.000 + Rp50.000.000) × 0,567) NPV = (-Rp180.000.000) +
Rp55.366.000 + Rp49.414.000 + Rp44.144.000 + Rp39.432.000 + Rp63.394.000 NPV = Rp71.750.000

Keputusan: Karena NPV bernilai positif (Rp71.750.000), maka pembelian mesin baru tersebut
menguntungkan dan sebaiknya dilakukan oleh Violet Leather.

4. a. Jenis analisis jabatan yang diterapkan pihak manajemen Violet Leather adalah analisis jabatan
berdasarkan kompetensi (competency-based job analysis).

Alasan: Dalam kasus ini disebutkan bahwa analisis jabatan dilakukan dengan fokus pada analisis mengenai
kemampuan atau kompetensi individu. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi
kompetensi-kompetensi yang diperlukan di setiap aliran proses produksi. Hal ini dilakukan agar setiap
karyawan memiliki kompetensi unggul dalam melaksanakan setiap jenis pekerjaan yang menjadi tugasnya,
sehingga setiap jenis tugas dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

b. Metode analisis jabatan yang diterapkan pihak manajemen Violet Leather dalam melaksanakan analisis
jabatan tersebut adalah kombinasi antara metode observasi (observation method) dan metode wawancara
(interview method).

Alasan: Dalam kasus disebutkan bahwa metode analisis jabatan yang digunakan adalah mengkombinasikan
dua metode, yaitu mengamati penyelesaian tugas pada semua tahapan proses produksi (observasi) dan
melakukan tanya jawab dengan pekerja untuk menggali kompetensi yang diperlukan dengan tugas yang
harus diselesaikan (wawancara). Dengan mengombinasikan kedua metode tersebut, diharapkan dapat
memberikan data yang lebih akurat sehingga keputusan dapat diambil dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai