2025-Article Text-11866-2-10-20190221

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

The Indonesian Journal of Social Studies

Vol. 2. No. 1. 2018 Pp. 61-67


https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpips
DOI: 10.26740/ijss.v2n1.p61-67

Pengaruh Model Pembelajaran Langsung Dengan


Menggunakan Media Film Dan Powerpoint
Terhadap Kompetensi Siswa tentang Tektonisme
Hendrison Baulu
SMA Negeri 1 Tanimbar Utara
[email protected]

Ketut Prasetya, Agus Suprijono


Universitas Negeri Surabaya

Abstract— Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejumlah informasi dan ide yang paling populer dan dipilih
perbedaan kopetensi siswa yang diajarkan dengan dari dunia yang diketahui siswa, oleh karena itu materi
menggunakan model pembelajaran langsung dengan bantuan pembelajaran bersifat obyektif, jelas dan dis-organisasi
media film dan media powerpoint tentang tektonisme pada secara sistematis-logis. Proses pe-nyampaian materi
mata pelajaran Geografi. Populasi pada penelitian ini adalah pembelajaran tidak didasarkan atas minat siswa, melainkan
seluruh kelas X SMA Negeri 1 Tanimbar Utara dan sampel pada urutan tertentu. Peran guru disini sangat dominan,
dalam penelitian ini yakni kelas X1 dengan jumlah siswa 22 karena dia harus menyampaikan materi pembelajaran.
sebagai kelas eksperimen dan kelas X3 dengan jumlah siswa
22 sebagai kelas kontrol. Jenis penelitian ini adalah Kegiatan belajar mengajar umumnya ber-hubungan
eksperimen dengan desain penelitian pretest-posttest control langsung dengan kegiatan siswa baik di lingkungan sekolah
group design. Pengumpulan data yang digunakan dengan maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaiknya mengajar
menggunakan instrument test. Teknik analisis data untuk sering dikaitkan dengan kegiatan guru khususnya ketika
mencari pengaruh pengetahuan siswa dengan menggunakan berada ditengah-tengah proses belajar mengajar.
statistik uji t. Hasil penelitian ini dilakukan uji t menunjukan Penyampaian materi dengan cara-cara konvensional sudah
bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran tidak efektif lagi, karena pembelajaran hanya dilakukan
langsung dengan bantuan media film terhadap kompetensi dengan carah ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta
siswa dibandingkan dengan media powerpoint, dimana nilai
pembangian tugas dan latihan. Konvensional (tradisional)
mean untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandinkan dengan
pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih
nilai mean pada kelas kontrol. Hasil menunjukan bahwa nilai
thitung 6,418 dengan tingkat Sig. (2-tailed) 0,00. Kesimpulan,
meng-utamakan hafalan daripada pengertian, menekankan
bahwa penggunaan media film lebih berpengaruh terhadap pada ketrampilan menghitung, mengutamakan hasil daripada
kompetensi siswa sebesar 83,50 dibandingkan dengan media proses, sehingga skenario pembelajaran yang baik perlu
power point sebesar 71,50. dilakukan untuk menjadi solusi dari semua permasalahan di
atas. Materi, model pem-belajaran, pendekatan, strategi,
Keywords— Film, Power Point, Kompetensi Siswa metode, dan media pembelajaran harus disusun sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa agar proses
pembelajaran berjalan efektif sehingga tercapai kompetensi
I. PENDAHULUAN yang sesuai sasaran.
Pembelajaran Geografi membutuhkan metode dan teknik
Dunia pendidikan merupakan sebuah dunia yang pendekatan yang khas sejalan dengan karakteristik Geografi
memiliki cakupan yang sangat luas wilayahnya. Hal itu itu sendiri. Kurangnya pe-nguasaan terhadap metode dan
didasari oleh banyaknya disiplin-disiplin ilmu yang dipelajari teknik pembelajaran mengakibatkan produk pembelajaran
dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar tidak memadai, bahkan cenderung rendah. Hal ini
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, mengakibatkan pemahaman siswa terhadap permasalahan
pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan yang ber-kaitan dengan Geografi menjadi rendah. Model
datang. Di Kabupaten Maluku Tengara Barat, disiplin- pembelajaran dan media pembelajaran merupakan cara yang
disiplin ilmu ini pada umumnya diaplikasikan oleh guru digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
kepada siswa dengan cara mengajar yang klasik, proses disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
pembelajaran dengan cara yang klasik berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang
memelihara dan menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi nyata dan praktis tersebut adalah model Pembelajaran Lang-
terdahulu ke generasi berikutnya. Isi pembelajaran berupa sung. Salah satunya dengan menerapkan model pengajaran

The Indonesian Journal of Social Studies. Vol.2 No.1. 2018 | 61


langsung dengan berbantuan multimedia. Khaucak (2012. laku ke arah perubahan yang kreatif dan dinamis.
p.8) mengatakan model pengajaran langsung (direct Sehubungan dengan hal itu, peran media sangat dibutuhkan
instruction) adalah suatu pendekatan mengajar yang dapat dalam pembelajaran dimana dalam perkembangannya saat
membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan ini media bukan lagi dipandang sekendar alat bantu tetapi
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi merupakan bagian yang integral dalam pendidikan dan
selangkah. Fase-fase dalam menerapkan model pengajaran pembelajaran. Melalui film yang berkaitan dengan mata
langsung adalah fase perkenalan dan interview, fase pelajaran Geografii dapat digunakan sebagai media
presentasi, fase latihan terbimbing, dan fase latihan mandiri. pembelajaran.
Pada fase presentasi inilah guru memerlukan media yang
tepat guna menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Film merupakan salah satu media pembelajaran yang
Media menjadi penting sekali untuk merangsang kegiatan dapat digunakan dalam pembelajaran Geografi. Walaupun
belajar siswa, terutama media film dan powerpoint. Menurut film memiliki kelemahan seperti kesulitan mendapatkan atau
Edgar Dale pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh memproduksinya, namun media film memiliki keunggulan
dari mata, 13% melalui telinga dan selebihnya 12% melalui dibandingkan media lainnya dan sesuai untuk digunakan
indera yang lain, sedangkan Baugh dalam Arsyad, (2006, dalam pembelajaran Geografi. Keunggulan media film
p.9) mengemukakan bahwa 90% hasil belajar seseorang adalah dapat menampilkan gambar bergerak yang disertai
diperoleh dari penglihatan, hanya 5% diperoleh dari suara sekaligus, dapat menampilkan sesuatu yang abstrak
pendengaran, dan 5% melalui indera yang lain. (Smaldino, Lowther dan Russel, 2008: 309). Selain itu
Arsyad (2003: 48) juga mengemukakan bahwa media film
Dengan adanya media pembelajaran siswa lebih antusias dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-
dan semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar yang sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Dengan
diberikan oleh guru. Media audio-visual merupakan sebuah menggunakan media film, informasi berupa peristiwa, fakta,
penunjang dalam kegiatan belajar mengajar itu sendiri, dan konsep, abstrsk dan sebagainya dapat dihadirkan ke dalam
dengan adanya media audio-visual di harapakan seorang ruang kelas.
pendidik menjadi mudah dalam menyampaikan materinya
karena sudah dibantu dengan alat-alat audio-visual yang Keunggulan lain dari penggunaan media film adalah
menjadikan siswa menjadi mudah untuk memahami materi dapat merangsang keinginan belajar (stimulate appetite to
yang tadinya dianggap sulit. Dengan media audio-visual ini learn), memotivasi untuk keberhasilan belajar (motivate use
setiap materi yang di sampaikan oleh seorang guru menjadi of a strategy by showing its success) dan sebagainya (Koumi,
sangat menarik dengan adanya gambar dan suara. 2006: 49). Selain itu Wilkinson (1984: 57) menyimpulkan
beberapa hasil penelitian mengenai media pembelajaran
Media audio visual dalam bentuk Film mempunyai seperti berikut ini: “Media pendidikan mempunyai dampak
fungsi tertentu dimana siswa di dorong untuk mengikuti yang berarti bagi pencapaian siswa dan citra diri mereka, jika
proses pembelajaran. Fungsi film dapat dijelaskan sebagai media tersebut dipilih dan diproduksi secara cermat dengan
berikut. (a) Fungsi Atensi, merupakan inti, yaitu menarik dan memperhitungkan ciri-ciri media dan karakteristik siswa
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada serta diintegrasikan secara sistematik ke dalam program
isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang instruksional”.
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. (b) Fungsi
Afektif media terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika Kesimpulan hasil penelitian tersebut didasarkan beberapa
belajar (atau membaca) teks yang bergambar. (c) Fungsi penelitian, salah satunya adalah penelitian media film. Film
kognitif media terlihat dari temuan-temuan penelitian yang dokumenter oleh Mamiek Zulfiah (2013) melakukan kajian
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar film dokumenter Hirosima dan Nagasaki terhadap sikap dan
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan perilaku cinta damai dalam pembelajaran IPS. Dari hasil
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam penelitian tersebut, ada perbedaan sikap dan perilku cinta
gambar. (d) Fungsi kompensatoris media terlihat dari hasil damai antara siswa yang menggunkan media film
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks dokumenter Hirosima dan Nagasaki dan sumber belajar buku
untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam ajar. Craig pada tahun 1956 melakukan penelitian
membaca untuk mengorganisasikan informasi informasi eksperimen penggunaan media film. Setelah dilakukan tes
dalam teks mengingatnya kembali. Dari fungsi film di atas pada akhir pembelajaran, ternyata siswa yang menonton film
maka media film yakni film ditayangkan dapat lebih bersuara (video) lebih baik hasilnya di-bandingkan dengan
memberikan pemahaman karena divisualisasi kepada siswa siswa yang menonton film tidak bersuara (bukan video)
supaya tidak membosankan sehingga dapat menarik minat (Wilkinson, 1984: 17). Scramm berkesimpulan bahwa siswa
siswa belajar geografi. yang telah mempunyai motivasi dapat belajar dari media apa
saja jika media tersebut dipakai menurut kemampuannya dan
Permasalahan yang muncul adalah siawa di SMA Negeri disesuaikan dengan kebutuhan (Wilkinson, 1984: 16).
1 Tanimbar Utara adalah siswa kurang berminat untuk
mengikuti mata pelajaran Geografi. Siswa cenderung kurang Berbicara hasil penelitian, Danim (1994: 1)
tertarik dan mengantuk dalam mengikuti mata pelajaran mengemukakan: “Hasil penelitian secara nyata membuktikan
Geografi. Dalam penyampaiannya guru cenderung bahwa penggunaan alat bantu sangat membantu aktivitas
menggunakan metode ceramah dan kurang variatif dalam proses belajar mengajar di kelas terutama peningkatan
menyampaikan materi. Dari permasalahan tersebut dengan prestasi belajar siswa/mahasiswa.” Dari pendapat ini maka
adanya media dalam pembelajaran dapat membantu para dapat disimpulkan bahwa media pada umumnya dan media
guru dan staf pengajar dalam menyampaikan pesan video khususnya dapat membangkitkan semangat siswa
pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah ditangkap untuk belajar, dengan adanya semangat belajar maka
oleh para siswa. Media memiliki kekuatan-kekuatan yang berkemungkinan besar dapat pula menimbulkan hasil belajar
positif dan sinergi yang mampu merubah sikap dan tingkah yang tinggi pula.

62 Baulu, Prasetya & Suprijono. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung Dengan Menggunakan Media Film
Dan Powerpoint Terhadap Kompetensi Siswa tentang Tektonisme
Dengan demikian, ada keterkaitan antara penggunaan
media film dan kompetensi siswa. Penggunaan film akan
menimbulkan aktivitas siswa tersebut dalam belajar yang
pada akhirnya dapat menimbulkan kompetensi siswa yang
optimal. Namun demikian keterkaitan tersebut masih perlu
ditelaah lebih lanjut, karena keterkaitan antara variabel yang
satu dengan lainnya belum tentu positif. Kemungkinan-
kemungkinan tersebut dapat saja terjadi sesuai dengan situasi
dan kondisi yang ada pada saat itu. Dengan demikian secara
teoritis memang ada kaitan antara penggunaan film dan
kompetensi siswa, namun kenyataan di lapangan
berkemungkinan lain, karena banyak faktor lain yang
berkaitan dengan diri siswa, guru dan sebagainya. Gambar 1. Perbandingan nilai Pretest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Kompetensi siswa yang optimal merupakan salah satu
cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Dalam era Berdasarkan grafik pretist yang dilakukan di kelas
perkembangan Iptek yang begitu pesat dewasa ini, eksperimen dan kelas kontrol dapat dijelaskan bahwa nilai
profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan rata-rata (mean) untuk kelas ekperimen adalah 45.59 dan
membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola kelas kontrol 50.09, nilai tengah (median) untuk kelas
informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan eksperimen 41.00 dan kelas kontrol 49.50, nilai yang sering
belajar siswa. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh muncul atau Mode untuk kelas eksperimen adalah 40 dan
adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, kelas kontrol 56, untuk nilai simpangan baku standar deviasi
jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar (Std.) kelas ekperimen 12.542 dan kelas kontrol 9.191, untuk
siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat nilai variansi kelas ekperimen 157.301 dan kelas kontrol
dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa 84.468. Sedangkan untuk nilai minimum atau nilai siswa
dapat ditingkatkan. Bertolak dari uraian di atas maka yang paling kecil untuk kelas eksperimen 32 dan uktuk kelas
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh kontrol 35, nilai maximum atau nilai paling tinggi untuk
peng-gunaan model pembelajaran langsung dengan kelas eksperimen adalah 84 dan kelas kontrol 75. Untuuk
menggunakan media film dan powerpoint terhadap lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
kompetensi siswa tentang tektonisme pada mata pelajaran
Geografi di SMA Negeri 1 Tanimbar Utara. Tabel 1. Deskriptif Statistics
Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol
II. METODE PENELITIAN
Valid 22 22
N
Metode penelitia yang digunakan adalah metode Missing 22 22
eksperimen untuk menguji pengaruh Model Pembelajaran Mean 45,59 50,09
Langsung dengan menggunakan media film terhadap Median 41,00 49,50
kompetensi siswa kemudian hasilnya dibandingkan dengan Mode 40 56
kelompok kontrol yang menggunakan media powerpoint. Std. Deviation 12,542 9,191
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes Variance 157,301 84,468
diuji validitas dan reliabilitas-nya. Data yang terkumpul Minimum 32 35
kemudian diolah dengan uji homogenitas, uji normalitas, dan
uji-t. Maximum 84 75
Sumber: Hasil diolah dengan SPSS 20

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari grafik dan tabel di atas dapat di jadikan sebagai
bahan perhitungan dalam penelitian ini. Hasil pengumpulan
Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 22 februari
data dari kelas yang belajar menggunakan media film dan
2016 sampai 06 maret 2016 di SMA Negeri 1 Tanimbar
kelas yang belajar menggunakan media powerpoint masih
Utara Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Pada pertemuan
dalam bentuk mentah. Selanjutnya akan diubah menjadi skor
pertama kali dilaksanakan pada hari selasa 23 februari 2016,
baku dengan bantuan program computer SPSS versi 20.
selanjutnya proses belajar mengajar dilakukan pada kelas X1
Adapun hasil uji statistik terhadap data-data penelitin
dengan menggunakan media film dan kelas X3 dilakukan
dikemukakan sebagai berikut.
dengan menggunakan media power point sehinggga pada
akhir belajar dilakukan pretest. Dari hasil belajar siswa Adapun hasil uji statistik terhadap data-data penelitin
diperoleh hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) yang dikemukakan sebagai berikut.
terdiri dari 40 soal PG dan 10 uraian untuk preteest dan 24
soal PG dan 6 uraian. Responden 44 siswa yang terdiri dari
22 siswa di kelas eksperimen dan 22 di kelas kontrol, siswa
sehingga memperoleh hasil sebagai berikut.

The Indonesian Journal of Social Studies. Vol.2 No.1.2018 | 63


1. Uji Validitas. Tabel 3. Hasil Uji Analisis Normalitas
Berdasarkan hasil validitas instrument penelitian berupa Kelas Eks Kelas Kon
sebaran butir soal mempergunakan korelasi pearson produk N 22 22
moment dengan bantuan spss ver 20. Hasil analisis data butir Mean 45,59 50,09
soal dapat dilihat nilai r hitung dan r kritis dengan taraf sig. Normal
Parametersa,b Std.
0,05 besaran kriteria validitas istrumen r ≥ 0.30 berikut ini Deviation
12,542 9,191
hasil validitas setiap butir soal dalam bentuk pengukuran
Absolute ,257 ,095
pearson produk moment. Most Extreme
Differences Positive ,257 ,095
Berdasarkan hasil validitas instrument butir soal, dapat Negative -,156 -,084
diketahui tingkat validitas untuk setiap kategori. Dimana dari Kolmogorov-Smirnov Z 1,203 ,446
50 butir soal pretest terdiri dari 40 PG dan 10 uraian yang
Asymp. Sig. (2-tailed) ,111 ,989
diuji analisis statistik dengan menggunakan program spss
ver.20 terdapat 30 butir soal yang dinyatakan valid dengan Sumber: hasil diolah dengan SPSS 20
besaran nilai r ≥ 0.30 dan sebanyak 20 butir soal dinyatakan
tidak valid dengan besaran nilai r ≤ 0.30. Berdasarkan hasil Hasil perhitungan tabel 3 di atas dapat
analisis validasi butir soal pretest maka dapat dinyatakan diinterprestasikan sebagai berikut:
bahwa butir soal yang akan digunakan untuk penilaian proses
pembelajaran tektonisme adalah butir soal yang dinyatakan a) Besarnya nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada kelas
valid sebanyak 30 butir soal, dari 30 butur soal tersebut Experimen sebesar 0.111 lebih besar dari 0,05.
selanjutnya dilakukan tes akhir (postest) untuk melihat Sesuai kriteria pengujian dapat dikatakan bahwa data
ketuntasan hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas sampel pada kelas eksperimen berdistribusi normal.
kontrol dengan menggunakan media film dan media power b) Besarnya nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada kelas
point. kontrol sebesar 0.989 lebih besar dari 0,05. Sesuai
kriteria pengujian dapat dikatakan bahwa data sampel
pada kelas kontrol berdistribusi normal.
2. Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui
Uji reliabilitas ini menggunakan Alpha Cronbach dengan besarnya nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari kelas
bantuan program spss ver.20. Untuk menentukan apakah eksperimen, kelas kontrol, lebih besar dari 0,05, hal ini
kategori yang diajukan merupakan kategori yang relibel dapat dikatakan bahwa sebaran data dari kelas
untuk suatu variabel atau tidak. Kriteria yang digunakan eksperimen, kelas kontrol, adalah dari populasi yang
adalah koovisien reliabilitas diatas 0.06. berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam
penelitian.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Cronbach's Alpha Based N of
Alpha on Standardized Items Items 3.2. Uji Homogenitas
0,824 0,747 50 Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
Sumber: hasil diolah dengan SPSS 20 varians pada tiap kelompok homogen atau tidak
homogen. Data untuk mengukur homogenitas pada tiap-
Berdasarkan Tabel 2 diatas, butir soal yang dipakai untuk tiap kelompok diperoleh dari nilai pretes siswa. Untuk
diuji relibilitas sebanyak 50 butir soal dimana hasil dari mengetahui apakah data yang diperoleh bersifat homogen
analisis relibilitas butir soal dapat diketahui besarnya nilai atau tidak dapat diketahui dengan uji Levene tes. Dasar
Cronbach's Alpha sebesar 0.824. Untuk mengetahui apakah analisis yang digunakan dalam mengambil keputusan
butir soal dinyatakan relibilitas atau tidak, maka nilai yaitu jika nilai Levene tes tidak signifikansi > 0.05, maka
Cronbach's Alpha dibandingkan dengan nilai interval data tersebut bersifat homogen. Berdasarkan hasil uji
koefisien r. dari hasil perbandingan besarnya nilai homogenitas dengan alat bantu komputer yang
Cronbach's Alpha dan nilai interval koefisien r maka dapat menggunakan program spss ver 20. diperoleh hasil
dinyatakan bahwa butir soal pretest berada pada kategori sebagai berikut.
relibilitas dengan tingkat kategori tinggi.
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas
Tes awal
3. Uji Prasyarat Analisis Data Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.1. Uji Normalitas 0,355 1 42 0,554
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah Sumber: hasil diolah dengan SPSS 20
data tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dapat
diuji dengan metode Kolmogorov-Smirnov. Dasar Dari Tabel 4.6 hasil perhitungan uji homogenitas
analisis yang digunakan dalam mengambil keputusan diatas, dapat diketahui bahwa: nilai sig. untuk tes awal
apakah distribusi data mengikuti distribusi normal atau sebesar 0.355, untuk itu nilai Sig. 0.554 > 0.05 sesuai
tidak yaitu jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dengan kriteria maka dapat dikatakan varians pada tiap
maka data tersebut berdistribusi normal dapat dilihat kelas eksperimen, kelas kontrol sama (Homogen).
pada tabel di bawah ini. Dengan demikian dari hasil uji leven tes sebagai
prasyarat analisis.

64 Baulu, Prasetya & Suprijono. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung Dengan Menggunakan Media Film
Dan Powerpoint Terhadap Kompetensi Siswa tentang Tektonisme
4. Uji Hipotesis
Pengujian perbedaan antara penggunaan media film dan
media powerpoint berdasarkan hasil tabulasi data yang di
peroleh dari tes menggunakan statistik inferensial. Statistik
yang digunakan adalah uji-t. untuk menjawab hipotesis
penelitian terlebih dahulu dilakukan pengujian mean terlihat
pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Penujian Mean


Kel N Mean Std. Std. Error
Dev Mean
Kelas
22 83,50 5,950 1,269
Kompetensi Eks
Siswa Kelas Gambar 2. Perbandingan nilai Postest Kelas
22 71,50 6,442 1,373
Kon Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Sumber: hasil diolah dengan SPSS 20
Dari hasil penelitian yang sudah dipaparkan, maka akan
Berdasarkan hasil output menunjukan bahwa nilai mean diinpterpretasikan dalam suatu pembahasan tentang temuan-
untuk kelas esperimen lebih tinggi dibandinkan dengan nilai temuan dari hasil kajian yang empirik dengan peneilitian
mean kelas kontrol. Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa yang terdahulu tentang pengaruh penggunaan model
nilai mean untuk lompetensi siswa pada kelas eksperimen pembelajaran langsung (MPL) dengan bantuan media film
82.73 dan kelas kontrol 68.18. Dari tabel pengujian mean dan powerpoint terhadap kompetensi siswa.
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan Berdasarkan nilai pretest pada kelas eksperimen
menggunakan media film kompetensi siswa lebih tinggi menunjukan bahwa ada 2 siswa yang tuntas pada pokok
dibandingakan dengan menggunakan media power point bahasan tektonisme, dan 20 siswa lainnya belum tuntas.
pada mata pelajaran geografi dengan tema tektonisme di Untuk kelas kontrol dari 22 siswa hanya ada satu siswa yang
SMA Negeri 1 Tanimbar Utara Kabupaten Maluku Tenggara tuntas dalam pokok bahasan tektonisme. Selanjutnya
Barat. dilakukan perlakuan untuk kedua kelas tersebut dengan MPL
Dasar pengambilan keputusan untuk mengetahui apakah bantuan media pembelajaran. Kelas eksperimen meng-
hipotesis diterima atau ditolak, digunakan nilai signifikansi gunakan media film, sedangkan untuk kelas kontrol
(α) 0.05. kriteria keputusannya adalah jika nilai Sig > 0.05 menggunakan media powerpoint. Hasil postest menunjukan
maka Ho diterima dan jika nilai Sig < 0.05 maka Ho ditolak. bahwa dari 22 siswa di kelas eksperimen memperoleh nila
Kemudian hasil tersebut diuji dengan menggunakan program yang memuaskan dengan nilai tertinggi 95 dan paling
spss ver 20 diperoleh hasil segabai berikut. terendah adalah 73 dan untuk kelas kontrol dari 22 siswa
nilai tertinggi 84 dan paling rendah 64. Berdasarkan KKM
Tabel 6 60, maka kelas yang menggunakan MPL dengan bantuan
Pengujian Hipotesis Independent Samples Test
media film dan kelas yang menggunakan MPL dengan
Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means meng-gunakan powerpoint di katakan tuntas untuk
Variances mencapaik kompetensi berdasarkan KKM. Dari kedua kelas
F Sig. t df Sig. 95% Confidence teersebut yng sudah dilakukan perlakuan akan tetapi siswa di
(2- Interval of the
tailed) Difference
kelas yang menggunakan MPL dengan bantuan media film
Lower Upper nilainya lebih tinggi di bandingkan dengan siswa di kelas
Equal kontrol yang menggunakan PML dengan bantuan media
,04 6,4 powerpoint. Melalui analisis MPL dengan bantuan media
variances ,835 42 ,000 8,227 15,773
4 18
Komp assumed film siswa dengan mudah mengembangkan kompetensi dan
etensi Equal pemahamannya lebih mendalam dan bisa memberikan
siswa variances 6,4 41,7 contoh dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk kelas
,000 8,226 15,774
not 18 38
assumed
kontrol diterapkan MPL dengan bantuan media powerpoint,
dimana pada proses pembelajaran siswa diminta untuk
Sumber: hasil diolah dengan SPSS 20 menganalisa gambar melalui tampilan slide power point,
oleh sebab itu pada kedua kelas ini terjadi perbedaan
Dari tabel 6, menunjukan bahwa t-tes kompetensi siswa kompetensi siswa.
6, 418 dengan taraf signifikansi 0.000. Dari data tersebut
menunjukan bahwa ada pengaruh kompetensi siswa yang Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya
menggunakan media film lebih tingggi dari kompetensi media saat pembelajaran siswa menjadi lebih tertarik,
siswa yang menggunakan media powerpoint. Untuk lebih antusias lebih meningkat dan termotivasi terhadap
jelasnya dapat dilihat pada diagram 2 berikut ini. pembelajaran, selain itu mereka juga lebih memperhatikan
pembelajaran, terlebih lagi apabila guru menggunakan media
visual yang menarik seperti slide dan film/video. Siswa lebih
aktif dalam mengikuti pembelajaran maupun ketika
mengerjakan soal ketika guru memanfaatkan media yang
menarik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada
pengaruh penggunaan media film dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.

The Indonesian Journal of Social Studies. Vol.2 No.1.2018 | 65


Pembelajaran menggunakan media film menunjukan mereka dalam memahami proses-proses tersebut, yaitu
motivasi belajar siswa meningkat sehingga berimplikasi pada dengan menggunakan media film yang dapat
peningkatan kompetensi siswa lebih baik dibanding dengan menvisualisasikan konsep yang abstrak ke bentuk yang
menggunakan media powerpoint, hal ini dikarenakan dengan konkrit.
menggunakan media film siswa dapat menggunakan lebih
banyak panca indera dalam melihat kejadian-kejadian alam Media film sangat baik digunakan dalam proses belajar
yang belum dialami oleh siswa, seperi terjadinya gunung mengajar guna meninkatkan kompetensi siswa karena
meletus di tempat yang berbeda, melalui media film dapat visualisasikan hal yang abstrak ke hal yang nyata dengan
disaksikan secara langsung, sehingga menarik minat siswa dilakukan pengujian independent samples test maka nilai t
serta menjadikan siswa lebih memahami peristiwa alam 6,418 dengan taraf Sig. (2-tailed) 0,000, maka dalam
tersebut, hal ini dibuktikan dengan siswa yang belajar penelitian ini dapat dikatakan bahwa media film sangat baik
menggunakan media film memiliki hasil belajar siswa lebih digunakan untuk peningkatan kompetensi siswa dalam
tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan media pembelajaran Geografi dengan pokok bahasan tektonisme di
powerpoint siswa tidak bisah melihat atau merasakan secara SMA Negeri 1 Tanimbar Utara di bandingkan dengan media
langsung kejadian-kejadian alam tersebut dan siswa tidak powerpoint.
merespon materi yang diberikan dengan baik sehingga, Dari hasil penelitian ini diperkuat oleh teori Skinner
pemahaman terhadap materi berkurang hal ini dibuktikan yakni operant conditioning (kondisioning operan) menurut
dengan hasil penelitian kompetensi siswa pada mata Skinner, hubungan antara simulus dan respon yang terjadi
pelajaran Geografi dengan tema tektonisme di SMA Negeri 1 melalui interaksi dengan lingkungannya yang kemudian
Tanimbar Utara Kabupaten Maluku Tenggara Barat. menghasilkan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang
Media pembelajaran film adalah salah satu media seperti dikemukakan oleh tokoh-tokoh lainnya. Menurutnya
pembelajaran yang dapat membangun motivasi siswa dalam respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena
memahami berbagai proses fenomena alam yang terjadi. stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi,
antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang
Sehingga dalam proses pembelajaran siswa tak hanya
mengkhayal atau menduga-menduga materi yang diterima, dihasilkan. Penggunaan media pembelajaran merupakan
melainkan dapat menyaksikannya langsung melalui stimulus yang akan sangat membantu keefektifan proses
tampilan film yang sesuai dengan tema yang diajarkan. pembelajaran dan menyampaikan pesan dan isi pelajaran
Penerapan MPL dengan bantuan media film juga dapat pada saat itu. memadatkan informasi dalam hal ini adalah
membangkitkan minat belajar siswa dan dapat menimbulkan media pembelajaran film.
adanya stimulus dan respon serta dapat meningkatkan proses Penelitan ini diperkuatkan dengan hasil penelitian dari
belajar mengajar, sehingga dalam proses pembelajaran dapat Sofalvi, Alan, 2011 dengan judul “ Health Education Films
berjalan dengan baik dan lebih menyenangkan berdasarkan of the Silent Era: A Historical Analysis”. Film telah
sintaks-sintaknya. Sedangkan pada kelas kontrol yang digunakan untuk menyajikan pesan kesehatan di seluruh
diterapkan media pembelajaran powerpoint, dimana dalam sejarah media. Tujuan pasal ini untuk menggambarkan
proses pembelajarannya siswa diminta untuk mengamati gambar dari era film yang tenang yang dirancang untuk
gambar melalui tampilan slide- slide powerpoint. Setelah itu, mendidik masyarakat tentang adanya masalah kesehatan.
siswa diminta untuk menganalisa gambar-gambar tersebut Film dalam setidaknya satu masih tersedianya format adalah
melalui pemahamannya masing-masing. Proses inilah yang ditinjau ulang. Tinjauan diterbitkan juga digunakan untuk
menimbulkan adanya perbedaan hasil belajar siswa kelas memperoleh informasi tentang ini film. Film dijelaskan di
eksperimen yang meggunakan film dengan kelas control sini berbuat terhadap tuberkulosis, hookworms, asi,
yang menggunakan media powerpoint. Berdasarkan pada keselamatan lalu lintas, perawatan gigi, kesehatan dan anak-
penelitian ini diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil anak. Saran untuk bagaimana faktor-faktor ini film mungkin
belajar atau kompetensi siswa antara kelas eksperimen digunakan dalam sebuah persiapan. Penelian lainya seperti
dengan kelas kontrol. Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh Sigler, Thomas; Albandoz, Roberto I. 2014, penelitian ini
distribusi rata-rata skor hasil belajar pada setiap item test mengevaluasi hasil belajar dari selama sebulan kota di film
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil kursus ditawarkan selama intensif, empat semester terahkir
penelitian. di sebuah seni liberal perguruan tinggi di amerika serikat.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dipaparkan Semua dimulai dari garis besar ilmiah perspektif terhadap
keberagaman media dalam pembelajaran ilmu sosial penggunaan film dalam geografi. Berdasarkan bukti dari 142
(Geografi) sebagaimana dijelaskan oleh Banks dan Cleggs reaksi siswa kertas, kursus sebenarnya hasil belajar
(1990: 258) akan sangat membantu guru terutama dalam pemberantasan diakui hasil belajar adalah dievaluasi.
pemilihan jenis media yang tepat dan sesuai dengan Analisis ini menawarkan kritis dan geografis empiris praktek
terbaik untuk masa depan instruksi melalui film.
kebutuhan pembelajaran pada berbagai konsep dan tujuan
instruksional. Tektonisme mengkaji proses-proses alam dan Moskovich, Yaffa; Sharf, Simha 2012 dalam
objek-objek alam seperti: lempengan, letusan gunung api, penelitiannya yang berjudul “Using Films as a Tool for
gempa bumi, tsunami, serta pengaruhnya bagi kehidupan Active Learning in Teaching Sociology “. Penelitian ini
manusia. Materi tersebut terdiri dari dua konsep, yaitu: bertujuan untuk memeriksa dan menunjukkan praktek, teknik
konsep abstrak dan konkret. Tidak semua materi dapat elemen dan dipekerjakan oleh aksi metode penelitian. Film
dipahami oleh siswa dengan hanya melihat gambar saja itu meneliti penggunaan dalam sosiologi instruksi di
tetapi materi yang memerlukan sarana yang dapat perguruan tinggi, dan pengaruh film tentang pengembangan
menampilkan konsep abstrak ke dalam bentuk yang konkrit. siswa' pemahaman dari sifat manusia. Berdasarkan
Siswa memerlukan waktu dalam memahami dan pengalaman penulis profesi dan meningkatkan hubungan
membayangkan bagaimana proses tersebut terjadi, oleh belajar mengajar, film memanfaatkan proses menonton film.
karena itu siswa membutuhkan media untuk membantu penggunaan film sebagai metode mengajar digunakan untuk
66 Baulu, Prasetya & Suprijono. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung Dengan Menggunakan Media Film
Dan Powerpoint Terhadap Kompetensi Siswa tentang Tektonisme
memfasilitasi sebagian dari konsep sosiologi melalui Mamike, Z. (2013). Pengaruh penggunaan film dokumenteer “Hirosima
instruksi tertentu, berdasarkan penelitian ini me-nunjukan Nagasaki” terhadap sikap dan perilaku cinta damai dalam
pembelajaran IPS kelas IX Di SMP negeri 6 Mojokerto. PPS Unesa
bahwa dengan menggunakan media film dalam proses Surabaya.
belajar mengajar siswa lebih memahami dan siswa tertarik Moskovich, Y., & Sharf, S. (2012). Using films as a tool for active learning
untuk belajar yang berimplikasi pada pengetahuan siswa. in teaching sociology. Journal of Effective Teaching, v12 n1 p53-63.
ISSN-1935-7869. 2012.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapakan media Reynolds, R., & Vinterek, M. (2016). Geographical locational knowledge as
film, proses pembelajaran lebih menyenangkan dan dapat an indicator of children's views of the world: research from sweden and
membantu siswa. Melalui media film, siswa dapat lebih australia. jurnal international research in geographical and
memperluas pengetahuan dan pemahamannya baik di dalam environmental education, v25 n1 p68-83 2016
Rico, A. F., & Aryani T. W. (2014). Jurnal “pengaruh penggunaan film
proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan sehari- sebagai media belajarter hadap pencapaian higher order thinking skill
hari. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka, ada pengaruh pada mahasiswa fakultas psikologi UNAIR.Vol. 03 No. 1, April 2014.
menggunakan model pembelajaran langsung dengan bantuan Rizk,i F. Y., Khosmas F. Y., & Bambang B. (2015). “Pengaruh penggunaan
media film terhadap pencapaian kompetensi siswa. media pembelajaran audiovisual terhadap hasil belajar kewirausahaan
di SMK” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 4, No 8. (diakses
tanggal 30 april 2016),
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/10937.
KESIMPULAN Riyana, Ilyasih. 2008. Pemanfaatan OHP dan Presentasi dalam
Pembelajaran. Jakarta: Cipta Agung.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Riyana, I. (2008). Pemanfaatan OHP dan presentasi dalam pembelajaran.
ada pengaruh kopetensi siswa yang menggunakan model Jakarta: Cipta Agung.
Rohana, H., Asran, M., & Tampubolon. B. (2015). Penggunaan media
pembelajaran langsung dengan bantuan media film lebih audio visual dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan hasil
tinggi secara signifikan dengan nilai mean kompetensi siswa belajar siswa kelas iv sekolah dasar negeri 01 badau pontianak. Jurnal
pada kelas eksperimen 83,50 di bandingkan dengan model Pendidikan dan Pembelajaran Vol 4, No 7. (diakses tanggal 29 April
pembelajaran langsung dengan bantuan media powerpoint 2016). http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/10756
dengan nilai mean pengatahuan siswa pada kelas kontrol Rosiva, R., Kresnadi. H., & Syamsiati. (2015). Peningkatkan hasil belajar
sebesar 71,50. siswa menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran ipa di
sekolah dasar kendawangan pontiana. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran. Vol 4, No 7. (Diakses tanggal 29 April 2016).
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/10742.
REFERENCES Sigler, T. & Albandoz. Ri I. 2014. Beyond Representation: Film as a
Pedagogical Tool in Urban Geography. Journal of Geography, v113 n2
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: p58-67. ISSN-0022-1341. 2014.
Rineka Cipta. Siti, S. R. (2010). Pengaruh media film dokumenter sejarah dan motivasi
Anna, K. & Nieding, G. (2015). Children's and adults' ability to build online belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah pada siswa
emotional inferences during comprehension of audiovisual and auditory kelas xi sma negeri di kabupaten purworejo. PPS Universitas Sebelas
texts. Journal of Cognition and Development, v16 n2 p381-406 .ISSN- Maret Surakarta.
1524-8372. 2015. Sundayana, H. Rostina. (2014). Statistika penelitian pendidikan. Alfabeta,cv
Arsyad, A. (2002). Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Bandung.
Atherton, M. (2013). Teaching through film: utilizing popular criminology Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d.
in the classroom. journal on excellence in college teaching, v24 n2 p77- Bandung: Alfabeta.
99 ISSN-1052-4800. 2013. Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Baharudin. & Nur W. (2008). Teori belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: PT Rineka Cipta.
Ar-Ruzz Media. Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russel, J. D. (2011). Instructional
Cristina, Y. I., & Krain, M. (2014). One world, two classrooms, "thirteen technology & media for learning. Jakarta: Kencana.
days": film as an active-teaching and learning tool in cross-national Sukardi. (2008). Metodologi penelitian pendidikan, kompetensi dan
perspective. Journal of Political Science Education, v10 n4 p424-442. praktiknya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
ISSN-1551-2169. 2014. Stoddard, J. (2014). Teaching thoughtfully "with" and "about" film. Social
Cleary, R. (2014). Using Film and Intergenerational Colearning to Enhance Education, v78 n5 p220-224. ISSN-0037-7724. 2014.
Knowledge and Attitudes toward Older Adults. Educational Thomas, L. P., Cervato C., Gallus W., Larsen M.l, Hobbs J., & Greenbowe,
Gerontology, v40 n6 p414-426. ISSN-0360-1277. 2014. T. (2011). Does students' source of knowledge affect their
Danim, S. (1994). Media komunikasi pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta, understanding of volcanic systems. Journal of College Science
Indonesia. Teaching, v41 n1 p100-105 Sep 2011.
Fedorov, A. (2015). Soviet cineclubs: baranov's film/media education model. Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovati progresif. Jakarta:
Journal of Media Literacy Education, v7 n2 p12-22 2015. Kencana Prenada Media Group.
Henry, L. J., & Dilts, R. (2016). Does viewing documentary films affect Valeriano, B. (2013). Teaching introduction to international politics with
environmental perceptions and behaviors. Journal Applied film. Journal of Political Science Education, v9 n1 p52-72. ISSN-1551-
Environmental Education and Communication, v15 n1 p90-98 2016. 2169. 2013
Kemp, J.E., & Dayton, D.K. (1985). Planning and producing instructional Wijaya, J., Salam, U,. & Bunau, E. (2015). Efektivitas pendidikan video di
media. cambridge: Harper & Row Publishers, New York. mengajar kosa kata. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol 4 No 6.
Latuheru, D, J. (1988). Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/10309. (Diakses
masa kini. Jakarata: P2LPTK. tanggal 30 april 2016).
Lorin, W. A., & David R. K. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and Yanuarita, W. A., & Ali, M. (2014). Jurnal pengaruh penggunaan media
assessing: a revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New film animasi terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa
York: Addison Wesley Lonman Inc. kelas v sd. Vol 2 - No 2, 2014

The Indonesian Journal of Social Studies. Vol.2 No.1.2018 | 67

Anda mungkin juga menyukai