1 Kel 1 SPI - Dasar Ilmu Pendidikan Islam
1 Kel 1 SPI - Dasar Ilmu Pendidikan Islam
1 Kel 1 SPI - Dasar Ilmu Pendidikan Islam
Disusun Untuk Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sejarah peradaban islam
Disusun oleh :
2023
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan judul “DASAR-DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qur’an
pada semester 1 (satu) di tahun pembelajaran 2023 STAI Sebelas April Sumedang dengan
harapan dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kami sebagai penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini
belum sempurna mengingat adanya kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka dari
itu kami mengharapkan saran dan kritiknya demi penyempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Semoga dapat dipahami dengan
seksama, serta dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang…………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….
C. Tujuan……………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Kesimpulan………………………………………………………………………
DAFTARPUSTAKA…………………………………………………………………..
ii
BAB 1
PENDAHULUAAN
A. LATAR BELAKANG
Dasar merupakan landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar
sesuatu tersebut kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan adalah fundamen yang menjadi
landasan bangunan tersebut agar dapat berdiri kokoh. Fungsi dasar ialah mem-berikan
arah kepada tujuan yang akan dicapai. Pendidikan sebagai proses timbal balik antara
pendidik dan anak didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya,
diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan, dengan senantiasa didasari oleh
nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian disebut sebagai dasar pendidikan.
Setiap sistem pendidikan memiliki dasar pendidikan tertentu, yang merupakan
cerminan filsafat dari sistem pendidikan tersebut.
Kata pendidikanl sering digunakan untuk menerjemahkan kata education
dalam bahasa Inggris."2 Secara istilah, ada beberapa pengerlian dari para ahli
pendidikan. Langeveld yang dikutip oleh Burhanuddin Salam berpendapat bahwa
pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak
yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan.' Azyumardi Azra
berpendapat bahwa pendidikan "merupakan suatu proses penyiapan generasi muda
untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan
efisien".4 Sementara Almad D. Marimba berpendapat, "pendidikan adalah bimbingan
atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
iohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama."5 Sedang dalam UU
IU No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah "usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan cliiinya, masyarakat, bangsa dan negara".
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dasar pendidikan islam?
2. Dasar- dasar Pendidikan Islam
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu pengertian dasar pendidian islam
2. Mengetahui dasar- dasar ilmu pendidian islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah pandangan yang mendasari seluruh
aktivitas pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah ideal dan fundamental, maka
diperlukan landasan pandangan hidup yang kokoh dan komprehensif serti tidak mudah
berubah. I{al ini karena telah diyakini memilifi kebenaran yang telah diuji oleh sejarah. T
Karena pandangan hidup (teologi) seorang muslim berdasarkan pada al-Qur'an dan al-
Sunnah, maka yang menjadi dasar pendidikan Islam adalah al-Qur'an dan al-Sunnah. Hal ini
terjadi, karena dalam teologi umat Islam, al-Qur'an dan al-sunnah diyakini mengandung
kebenaran mutlak yang bersifat transendental, universal, dan sternal (abadi), sehingga
diyakini oleh pemeluknya akan selalu sesuai dengan fitrah manusia.s Menurut Zakiyah
Daradjat, landasan pendidikan Islam adalah al-Qur'an dan sunnah nabi Muhammad saw yang
dapat dikembangkan melalui ijtihad al-maslahah al-mursalah, istihsan, qiyas, dan sebagainya-
e Menurut Hasan langgulung yang mengutip pendapat Sa'id Ismail Ali, dasar pendidikan
Islam terdiri dari 6 macam, yaitu al-Qur'an, al-sunnah, qaul shahabat, masalih al-mursalah,
'urf dan pemikiran hasil ijtihad ientelektual muslim.
1. Al-Qur'an
Islam mengatakan bahwa al-Qur'an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw melalui malaikat Jibril. Al-Qur'an di pandang sebagai penjelas (mulsin),
petunjuk (hidayah) dan buku (kitab)." Al-qur'an berisi segala hal mengenai petunjuk yang
membawa hidup manusia bahagia di dunia dan di akhirat. Allah berfirman dalam surat al-
An'aml6: 38 dan al-Nahl/16: 89
( Dan T'iadetlah binatang-binatang yang ada di bumi dan burunghurung yang terbang
dengan kedua soyapnya, melainknn umat (iuga) seperti kamu, Tiadalah Kami alpakan
sesuatupun dalam Al-Kitabt2, kemudian kepada Tuhanlah me.reka dihimpunkar?. (QS. al-
An'am/6: 38).
3
Dan T'iadetlah binatang-binatang yang ada di bumi dan burunghurung yang terbang dengan
kedua soyapnya, melainknn umat (iuga) seperti kamu, Tiadalah Kami alpakan sesuatupun
dalam Al-Kitabt2, kemudian kepada Tuhanlah me.reka dihimpunkar?. (QS. al-An'am/6:
Menurut Abdunahman Saleh Abdullah,l3 ,,Segala sesuatu" ini banyak dipahami oleh para
sarjana muslim sebagai berbagai macam ilmu pengetahuan. IImu pengetahuan itu menurut al-
Qur'an harus dicari melalui analogi (qiyas) dan hadits Nabi Muhammad saw yang merupakan
bagian dari syari'at Islam. Kalimat "segala sesuatu" menyatakan kandungan asasasas dasar
Qur'ani yang mampu memberi petunjuk tingkah laku manusia' Sebagian penafsir berpendapat
bahwa al-Qur'an menyodorkan kepada ilmu pengetahuan yang bennanfaat ('ilm nafi) yang
mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, dengan sesamanya dan dengan fingk;gan
sekitamya. Aspek pendidikan dultot al-Qur'an dapat dilihat dal;. term+erm yang
dipergunakan al'Qur'an yang antara lain adalah kata tarbiyah yang berasa[ dari kata rabb yang
berarti mendidik dan mernelihara. eUutr menurut al-Razi sebagai pendidikan mengetahui
benar kebutuhan-kebutuhan hamba-Nya sebagai anak didik, karena Allah adalah Sang
Pencipta. Term yang lain seperti qara'a yang berarti membaca dan ka;b yangberarti menulis
yang berasaldan kitaban dengan afii tulisan'
2. Hadis
4
B. Pendapat dari Para Ahli Pendidian
5
Lingkungan Pendidikan, bentuk kegiatan dan Tujuan pendidikan. Pendukung
pendapat ini adalah dari kalangan Kaum Humanis Romatik seperti : John Holt,
William Glasser, Jonathan Kozol, Charles E, Silbermen, Herbert Kohl, Neil Postman,
Charles Weingartner, George Leonard, Carl Roger, Ivan Illich dan sebagainya, dari
kalangan kaum pragmatik seperti ; John Dewey, William Heard Kilpatrik dan
sebagainya. (Redja Mudyahardjo;2001).
6
2) Mendidik anak diawali dengan mengajarkan Al-Quran al-karim tapi dengan cara
menghindarkan pengajaran yang bersifat memberatkan jasmani dan akal pikirannya;
3) Mengintegrasikan antara pengajaran Al-Quran dengan huruf Hijaiyah yang artinya
memadukan metode analitis dan strukturalistik,
4) Mengajarkan agama pada tingkat kematangan anak, pelajaran syair,
5) pelajaran diarahkan pada penelusuran minat dan bakat anak,
6) pendidikan akhlaq,
7) Bila diperlukan adanya dera dan hukuman dalam mendidik anak,
8) Memberikan motivasi dan pujian kepada anak. (Ali Al-Jumbulati Abdul Futuh At-
Tuwaanisi, 2002)
3. Pandangan Imam Al-Ghazali tentang pendidikanPandangan Al-Ghazali mengenai
pendidikan bahwa tugas pendidikan adalah mengarah pada realisasi tujuan keagamaan
dan akhlaq, dimana fadilah (keutamaan) dan taqarrub kepada Allah merupakan tujuan
yang paling penting dalam pendidikan. Al-Gazzali sangat memperhatikan terhadap
pendidikan anak, maka ada beberapa garis besar tentang strategi mendidik anak ;
1) pendidikan anak dimulai sejak lahir,
2) Disiplin pribadi,
3) Pendidikan akal,
4) Pendidikan jasmani,
5) Pendidikan akhlaq,
6) Jika anak telah mencapai baligh hendaknya diajarkan tentang hukum-hukum syara’
dan hukum-hukum keagamaan. (Ali Al-Jumbulati Abdul Futuh At-Tuwaanisi,
2002;128) 4. Pandangan Ibnu Kaldun tentang pendidikanPandangan pendidikan
menurut Ibnu khaldun adalah bahwa tidak cukup seorang guru hanya membekali anak
dengan ilmu pengetahuan saja agar mereka menjadi orang yang berilmu pengetahuan
yang menambah kemampuannya dalam belajar, akan tetapi juga guru wajib
memperbaiki metode dalam penyajian ilmu kepada anak didiknya, dan hal itu tidak
akan sempurna kecuali dengan lebih dahulu mempelajari hidup kejiwaan anak dan
mengetahui tingkat-tingkat kematangannya serta bakat-bakat ilmiyahnya, sehingga ia
mampu menerapkan sesuai tingkatpikiran mereka.
Ada beberapa pengembangan metode menurut Ibnu Khaldun ;
1) metode pentahapan dan pengulangan,
2) menggunakan sarana tertentu,
3) Widya-wisata,
7
4) Tidak memberikan presentasi yang rumit kepada anak,
5) Keterkaitan dalam disiplin ilmu,
6) Tidak mencampuradukan antara dua ilmu pengetahuan dalam satu waktu,
7) Hendaknya jangan mengajarkan Al-Qur’an kepada anak kecuali pada tingkat
kematangan berfikir anak,
8) menghindari mengajarkan ilmu dengan hanya ikhtisarnya (ringkasan-ringkasan
saja),
9) sanksi terhadap murid merupakan pendorong (bagi murid yang tidak disiplin). (Ali
Al-Jumbulati Abdul Futuh At-Tuwaanisi, 2002;174) Fungsi PendidikanFungsi
pendidikan secara garis besar meliputi dua aspek, aspek makro dan aspek mikro.
Aspek Mikro dititik beratkan pada peserta didik secara individul maupun kelompok
dan Aspek Makro adalah fungsi pendidikan yang dititik beratnya pada luar peserta
didik, yakni pembinaan masyarakat, bangsa dan negara. 1. Fungsi mikro a. Fungsi
merawat ini terjadi pada saat masih bayi, sifatnya motoris, gerakan-gerakan pada
anggota
b. Fungsi membina, sama dengan mendidik supaya tingkah laku tercermin dalam
perkembangannya. Contoh membina agamanya agar tercermin seperti umat yang taat
pada agamanya. c. Fungsi mengarahkan, Mengarahkan disini berkaitan dengan minat
dan bakat agar potensi yang dimiliki tidak mati atau terpendam.
d. Fungsi motivasi (mempengaruhi) karena pendidikan berusaha menggerakkan
kemauan ke perbuatan yang lebih berguna.
e. Fungsi memperbaiki fungsi pendidikan sebagai service yaitu memperbaiki agar
lebih berfungsi atau dapat berfungsi lagi. 2. Fungsi makro a. Pembinaan mental
Pancasila, b. Pemantapan nilai-nilai kebangsaan, moralitas, kemantapan beragama,
kultur dan budaya bangsa, c. Aspek politik, Sosial Budaya, pembinaan hak asasi
manusia, kehidupan demokrasi dan supremasi hokum serta Good Governance. d.
Pemahaman bebas Narkoba, Negeri yang bebas dari korupsi, bebas AIDS/HIV, bebas
Flu Burung dan Flu Babi serta penyadaran dan pemahaman akan kesehatan bangsa
yang lainya. e. Aspek-aspek rasional pembangunan modernisasi, produktifitas
pembinaan IPTEK.
f. Kehidupan yang mandiri, berdikari, kebanggaan produk dalam negeri, ketahanan
pangan dan perlindungan kekayaan alam (SDA) g. Peningkatan kerja sama luar negeri
baik bilateral maupun multilateral.Asas-asas Pendidikan Dalam hal ini setiap Negara
8
sesuai dengan falsafahnya masing-masing memberikan pedoman dan batasan yang
harus diindahkan oleh setiap Lembaga Pendidikan.
Pedoman dan ketentuan-ketentuan tentang hal itu di Negara kita berupa
ketetapan MPR, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah. Adapun ditinjau dari sisi
pelaksanaan pendidikan, kurikulum merupakan strategi atau kebijakan pokok
pelaksanaan pendidikan. Kurikulum diartikan sebagai pengalaman belajar, dimana
seluruh kebijakan pokok pelaksanaan pendidikan diprogramkan dalam berbagai
kegiatan pendidikan (pengalaman belajar), dan dimana seluruh lembaga pendidikan
dan aparat kependidikan wajib mempedomani dan melaksanakan kebijakan kurikulum
yang relevan.Dalam menyusun dan menetapkan suatu kurikulum, tentulah dengan
mempertimbangkan dan berpedoman pada dasar-dasar pengembangan kurikulum.
Secara singkat dasar-dasar kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Asas filosofis Yuridis: filsafat dan tujuan Pendidikan Dari sisi asas filosofis
yuridis : filsafat dan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan konsep dan
konstitusi seiring tingkat kecerdasan dan ilmu pengetahun yang dimiliki para
praktisi pendidikan termasuk para pengamat, peneliti dan legislator. Sebagai
contoh secara pereodik perubahan filosofis pendidikan nasional dapat
dikomparasikan seperti berikut ini:
a. Pada GBHN 1983 yang dipandang unsur baru dalam tujuan Pendidikan Nasional adalah
“mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air“. Dimunculkannya kalimat baru itu
tentu memiliki dasar yang kuat, bahwa dalam materi kurikulum 1975 upaya mempertebal
semangat kebangsaan dan cinta tanah air itu masih belum memadai. Karena materi yang
berkenaan dengan hal itu berada pada sejarah, sedangkan pelajaran sejarah hanya menjadi
bagian dari IPS.
b. Dipandang unsur baru dalam tujuan Pendidikan Nasional adalah “meningkatkan kualitas
manusia Indonesia”. Kemudian pada 27 Maret 1989 disahkan Undang Undang Nomor 2
Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional. Pasal-pasal yang berkenaan dengan
peningkatan kualitas antara lain:
9
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. c. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas). Pasal-pasal yang berkenaan
dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional pasal 3 sebagai berikut:Bahwa “fungsi
pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan mengembangkan
potensi anak didik dalam hal iman, taqwa, akhlak mulia, sehat, ilmu, cakap, kreatif, mandiri,
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab”.Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan dasar yuridis yang harus dipakai dalam
pengembangan faktor utama pelaksanaan pendidikan nasional dalam meningkatkan
profesionalitas guru dan dosen.Dalam Undang-undang tersebut yang paling krusial bahwa
seorang guru dan dosen harus memiliki syarat utama yaitu Kualifikasi, Kompetensi dan
Sertifikasi. Selanjutnya dalam pasal dijelaskan bahwa kompetensi Guru dan Dosen meliputi
Kompetensi Paedagogis, Kompetensi Profesional, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi
Sosial. 2. Asas psikologis: psikologi belajar dan psikologi anakDari sisi psikologis,
khususnya psikologi anak berkembang beberapa masalah yang pada akhirnya menjadi
masalah nasional kita pula, antara lain: a. Munculnya sanggahan terhadap pandangan
mengenai kemampuan dan hasil belajar murid yang selama ini pada umumnya kemampuan
murid di kelas secara normal berada pada tingkat rata-rata. Adapun menurut pandangan baru
beranggapan bahwa walau potensi anak pada dasarnya berbeda, namun setiap anak dapat
mencapai penguasaan penuh. Anggapannya menjadi terkenal dengan ungkapan: “any one can
learn excellently“ (setiap orang dapat mencapai penguasaan taraf terbaik). Namun
bagaimanapun arus pandangan baru dari Block dan kawan-kawannya telah mengalir melalui
para pakar pendidikan di Negara kita sehingga menjadi masalah nasional di bidang
pendidikan. b. Pandangan yang berorientasi kepada tujuan atau hasil, dalam praktek di
lapangan bisa terabaikannya proses dalam mencapai tujuan itu.
10
perubahan organisasi dan sistem kerja di lembaga-lembaga pemerintahan dan swasta.
Masalahnya bagaimana kurikulum bisa memberi jawaban terhadap berbagai tantangan
kemajuan yang demikian itu.Maka secara sosiologis pendidikan diukur dari segi fungsi dan
kegunaan produk atau hasil pendidikan bisa mampu menjawab perkembangan zaman yang
semakin komplek dan maju. Sehingga pendidikan membutuhkan feedback dari masyarakat
sebagai stake holder pendidikan untuk selalu berubah dan melakukan inovasi pendidikan di
setiap generasi dan sepanjang masa. Ketiga asas tersebut dapat berkembang atau bahkan
berubah sama sekali dan yang demikian itu akan mempengaruhi kurikulum. Hal lain yang
memungkinkan kurikulum itu berkembang adalah fakta empiris yang tercermin dari hasil
penilaian kurikulum melalui studi, survey, penelitian atau lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut hemat penulis bahwa pengertian pendidikan secara umum dapat dikategorikan
menjadi 3 (tiga) kelompok besar yakni sebagai berikut: 1. Proses Mendidik Pendidikan
diartikan sebagai proses mendidik dimaksudkan bahwa menanamkan budi pekerti luhur,
berbudi bawa laksana kepada anak didik bahkan pada mulanya mendidik secara sengaja
maupun tidak sengaja dilakukan oleh orang tua ketika anak masih kecil dalam tanggungan
keluarga. Mendidik pada lingkungankeluarga lebih spesifik mengarah pada pembentukan
kepribadian, sikap, prilaku, sopan santun, berbaurnya nilai-nilai sosial, agama, dan adat
istiadat sehingga mendidik diistilahkan sebagai proses tranformasi of value dalam tradisi
Islam disebut dengan proses Ta’dib, dengan pencapaian ranah Affektif menggunakan simbul
EQ (Emosional Quotion).
2. Proses Mengajar
Pendidikan diartikan sebagai proses mengajar yang artinya adalah memberikan dan
menyampaikan informasi kepada anak didik yang memiliki tujuan menghadirkan
11
pengetahuan dan pemahaman baru bagi anak-anak didik. Mengajar pada umumnya dilakukan
di sekolah-sekolah ataupun madrasah-madrasah dengan segudang materi dan metode yang
lebih spesifik mengarah pada pengembangan cakrawala berfikir, menganalisis dan mengasah
kemampuan menggunakan daya nalar anak sehingga mengajar diistilahkan sebagai proses
tranformasi of knowladge dalam tradisi Islam disebut dengan proses Tarbiyah, dengan
pencapaian ranah kognitif menggunakan simbul IQ (Intelegensi Question).
3. Proses Melatih
Pendidikan diartikan sebagai proses melatih yang artinya adalah memberikan kecakapan
dan ketrampilan kepada anak didik yang memiliki tujuan menjadikan mereka mampu
menerapkan keahlian dan keilmuanya pada karya-karya nyata dan produk-produk berkualitas.
Melatih pada umumnya dilakukan di jalur sekolah mapun jalur luar sekolah yang
diselenggarakan oleh swasta dan lembaga pendidikan masyarakat sehingga melatih
diistilahkan sebagai proses tranformasi of training dalam tradisi Islam disebut dengan proses
Ta’lim, dengan pencapaian ranah psikomotorik menggunakan simbul CQ (Creatifitivity
Question)Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan pendidikan adalah suatu proses/usaha
secara sadar dari pendidik dalam bentuk bimbingan, pengarahan, pembelajaran dan pelatihan
kepada anak didik sampai tercapai kedewasaan rohani dan jasmani / lahir dan batin untuk
pemenuhan kebutuhan kehidupan yang sejahtera, bahagia, selamat dunia dan akherat. Dengan
demikian ranah pendidikan anak itu diharapkan menjadi satu kesatuan yang saling
melengkapi pada diri anak didik baik kognitif IQ, Affektif EQ dan Psikomotorik CQ-nya.
Bahkan sebagaimana pendapat Ary Ginanjar Agustian ketiga ranah tersebut belum lengkap
manakala belum disatukan dengan ESQ yaitu Emosional Spiritual Quotient. Ary menjelaskan
bahwa ketika seseorang dengan kemampuan EQ dan IQ-nya berhasil mendekati kesuksesan,
acapkali ia disergap oleh perasaan kosong dan hampa dalam celah batin kehidupannya.
Setelah prestasi puncak telah dipijak, ketika semua kebendaan telah diraih, setelah uang hasil
jerih payah berada dalam genggaman, ia tak lagi tahu harus kemana melangkah, untuk tujuan
apa semua prestasi itu diraihnya, hingga hampir-hampir diperbudak oleh uang. Di posisi
inilah maka ESQ tampil menjawabnya. ESQ adalah mengikuti konsep Rukun Iman, Rukun
Islam dan Ihsan yang menjadi dasar agama Islam. ESQ bukan materi teknis melainkan
Komitmen, integritas, berpikir merdeka, visi, arti kerja keras, daya tahan serta kreatifitas.
(Ary Ginanjar Agustian, 2001;37).Adapun fungsi pendidikan sebagaimana Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 adalah mencerdaskan anak bangsa dalam arti yang sangat luas
pemaknaanya sesuai dengan tingkatan umur dan jenjang pendidikan bagi anak-anak. Tetapi
12
koredor kecerdasan anak tersebut telah dijelaskan dalam pasal 3 yang berbunyi “fungsi
pendidikan nasional adalah mencerdaskan bangsa dengan tujuan mengembangkan potensi
anak didik dalam hal iman,taqwa, akhlak mulia, sehat, ilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab”. (UU Sisdiknas, Nomor 20 Tahun
2003.psl 3).Dari ketiga landasan kependidikan tersebut diyakini dapat memberikan gambaran
yang jelas orientasi, proses dan tujuan pendidikan dapat di rencanakan dan didesaign
semaksimal mungkin sesuai kekehidupanbutuhan riil yang berkembang dimasyarakat.Proses
yang tepat dan akurat selaras dengan taraf perkembangan psikis anak didik merupakan kunci
strategis kualitas pendidikan dimasa-masa mendatang, karena sesungguhnya pendidikan yang
dilaksanakan dengan mengabaikan aspek bakat dan minat anak dan tuntutan masyarakat
sebagai pengguna pendidikan maka pendidikan itu sendiri tidak akan memberikan makna
bagi kemajuan ilmu pengetahuan (sience), kebudayaan dan peradaban manusia dimasanya.
Keharusan mengkaji landasan filosofis, psikis dan sosiologis pendidikan diharapkan proses
dan hasil pendidikan selalu ”up grade” dan mampu memberikan solusi persoalan masyarakat,
bangsa dan negara dalam berbagai aspek kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
https://idr.uinantasari.ac.id/6907/1/Dasar%20dan%20Tujuan%20Pendidikan
%20Islam-Mahyuddin.pdf
https://www.kajianpustaka.com/2014/04/pengertian-dasar-tujuan-pendidikan-
islam.html
13
14