Alat - Penyiram - Tanaman - Otomatis - Dengan - Arduino - Dan - Sensor - Kelembaban - Benar (1) Baru-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Implementasi Sistem Penyiraman Tanaman Otomatis Berbasis

Arduino dan Sensor Kelembaban untuk Peningkatan Efisiensi Irigasi

Disusun untuk memenuhi tugas besar


mata kuliah MEKATRONIKA

Dosen Pengampu: Tri Rachmanto ST.,M.Sc.,Ph.D.

Disusun Oleh:
1. M.Rizal Had Saputra F1C02206
2. Muh.Syaiful Islam F1C022072
3. Rizky Fathullah F1C022138
4. M.Imron Rosyadi F1CO22063
5. Lutfi Zain Imani F1CO22060

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUMIGORA MATARAM
2023/2024
Daftar Isi
Kata pengantar...........................................................................................................................1
BAB I.........................................................................................................................................2
I. Latar belakang.................................................................................................................2
1.1 perincian masalah....................................................................................................2
1.2 Tujuan Penelitian.....................................................................................................3
Bab II..........................................................................................................................................4
2.1 Diagram blok sistem................................................................................................4
2.2 Rangkaian sistem Pada tinkercad............................................................................5
2.3 Pin yang digunakan..................................................................................................6
2.4 Bill of material.........................................................................................................7
2.5 Flowchart Alat penyiram tanaman otomatis..........................................................17
2.6 Hasil pengujian Software.......................................................................................18
Kesimpulan..............................................................................................................................19
Saran.........................................................................................................................................19
Daftar refrensi..........................................................................................................................20
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini berjudul " Implementasi Sistem Penyiraman Tanaman Otomatis
Berbasis Arduino dan Sensor Kelembaban untuk Peningkatan Efisiensi Irigasi".
Laporan ini disusun sebagai tugas besar untuk memenuhi mata kuliah
Mekatronika.
Tujuan dari laporan ini adalah untuk memperkenalkan sistem penyiraman
otomatis yang menggunakan Arduino Uno 3 dan sensor kelembaban tanah.
Sistem ini dirancang untuk mempermudah penyiraman tanaman dengan
mengatur kelembaban tanah secara otomatis tanpa perlu campur tangan manusia
secara langsung.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi referensi
yang berguna dalam pengembangan sistem penyiraman otomatis di masa depan.

Mataram, 12 Mei 2024

1
BAB I
I. Latar belakang
Penyiraman tanaman merupakan faktor krusial dalam keberhasilan budidaya
tanaman. Tanaman yang mendapatkan pasokan air yang cukup akan tumbuh dengan sehat
dan produktif. Di sisi lain, praktik penyiraman yang tidak tepat, baik terlalu banyak
maupun terlalu sedikit, dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang tidak optimal,
rendahnya produktivitas, dan bahkan kematian tanaman. Saat ini, masih banyak kasus di
mana praktik penyiraman tanaman dilakukan secara manual, bergantung pada kehadiran
manusia. Faktor-faktor seperti lupa, ketidak tersediaan, atau ketidak sempurnaan dalam
menilai kebutuhan tanaman seringkali menyebabkan penyiraman yang tidak efisien.
Selain itu, di beberapa wilayah, sumber daya air dapat menjadi terbatas, dan pemborosan
air dalam praktik irigasi dapat berdampak negatif pada lingkungan dan keberlanjutan
sumber daya alam.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan efisiensi irigasi dan mendukung
pertumbuhan tanaman yang optimal, diperlukan solusi yang cerdas dan otomatis.
Implementasi Sistem Penyiraman Tanaman Otomatis Berbasis Arduino dan Sensor
Kelembaban menjadi jawaban atas tantangan tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi
mikrokontroler Arduino sebagai otak sistem dan sensor kelembaban tanah sebagai input,
sistem ini mampu secara otomatis mengukur tingkat kelembaban tanah dan mengatur
penyiraman tanaman sesuai kebutuhan. Selain itu, penggunaan Arduino memberikan
fleksibilitas dalam pengaturan sistem dan pemrograman. Hal ini memungkinkan adanya
adaptasi cepat terhadap kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Dengan demikian,
implementasi ini bukan hanya meningkatkan efisiensi irigasi dengan menghindari
pemborosan air, tetapi juga memberikan solusi yang cerdas dan efektif dalam merawat
tanaman. Dengan mengintegrasikan teknologi otomatisasi dan sensor kelembaban,
implementasi ini dapat menjadi solusi inovatif untuk mendukung pertanian yang
berkelanjutan, ramah lingkungan, dan efisien. Sebagai langkah ke arah pertanian pintar,
implementasi Sistem Penyiraman Tanaman Otomatis ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif terhadap peningkatan hasil pertanian dan pengelolaan sumber daya air.
I.1 perincian masalah
Penyiraman tanaman adalah salah satu praktik penting dalam budidaya tanaman yang
bertujuan untuk menyediakan kelembaban yang cukup bagi tanaman sehingga dapat
tumbuh dan berkembang dengan optimal. Namun, dalam mengelola pertanaman,
tantangan sering kali muncul terutama terkait penyiraman yang tepat dan efisien. Dengan
cara manual manusia sering lupa untuk merawat dan menyiram tanaman. Penyiraman
tanaman yang tidak teratur atau kurang optimal dapat mengakibatkan pertumbuhan yang
tidak sehat, rendahnya produktivitas, dan pemborosan sumber daya air. Oleh karena itu,
pengembangan solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi penyiraman tanaman menjadi
suatu kebutuhan yang mendesak.
1.2 Solusi
Dalam kerangka ini, penggunaan teknologi otomatisasi, seperti mikrokontroler
Arduino dan sensor kelembaban tanah, menawarkan solusi yang menarik. Alat
penyiraman tanaman otomatis dengan Arduino dan sensor kelembaban tidak hanya
memberikan pendekatan yang cerdas dalam penyiraman tanaman, tetapi juga
memungkinkan adaptasi yang cepat terhadap variasi kondisi lingkungan.

2
Melalui kombinasi teknologi mikrokontroler yang terjangkau dan sensor
kelembaban yang akurat, alat ini dirancang untuk memberikan solusi yang efektif, hemat
sumber daya, dan ramah lingkungan. Penggunaan Arduino sebagai otak dari sistem
memungkinkan pengaturan yang mudah, sementara sensor kelembaban tanah
memberikan informasi real-time tentang keadaan tanah, memungkinkan penyiraman yang
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Pengembangan alat sederhana ini juga dapat menjadi langkah edukatif dalam
memperkenalkan konsep otomatisasi dan sensorika kepada masyarakat umum, khususnya
para pecinta tanaman dan petani kecil. Dengan berfokus pada kemudahan penggunaan,
biaya terjangkau, dan potensi peningkatan hasil tanaman, alat ini diharapkan dapat
memberikan solusi yang praktis dan inovatif untuk mendukung pertumbuhan tanaman
yang sehat dan produktif. Dengan demikian, langkah ini menjadi suatu upaya menuju
pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien.
I.2 Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan Efisiensi Penyiraman Tanaman:
Mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan efisiensi penyiraman tanaman
melalui penggunaan teknologi otomatisasi.
Memastikan penyiraman dilakukan secara tepat waktu dan dengan jumlah air
yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
2. Mengurangi Pemborosan Sumber Daya Air:
Mengurangi pemborosan sumber daya air dengan menyelaraskan jumlah
penyiraman dengan kebutuhan aktual tanaman.
Menyediakan solusi yang membantu mengatasi masalah kekurangan air tanpa
menyebabkan kelebihan air yang tidak diperlukan.
3. Meningkatkan Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman:
Menyusun solusi inovatif yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan
produktivitas hasil pertanian.
Memastikan tanaman mendapatkan kelembaban yang optimal untuk mencapai
kondisi pertumbuhan yang sehat.
4. Pengembangan Solusi Ramah Lingkungan:
Menerapkan teknologi otomatisasi dengan menggunakan mikrokontroler
Arduino dan sensor kelembaban tanah untuk menciptakan solusi yang ramah
lingkungan.
Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dengan meminimalkan
penggunaan air yang berlebihan.

3
Bab II
II. Metode perancangan

II.1 Diagram blok sistem

Gambar 2.1 Diagram blok istem

Diagram blok di atas memberikan gambaran umum tentang bagaimana setiap


komponen saling berhubungan dalam sistem penyiram tanaman otomatis. Sensor
kelembaban dan adaptor 9V adalah input, Arduino adalah pemroses, dan LED, relay,
baterai, serta motor dispenser adalah output yang dikendalikan oleh Arduino.

 Sensor Kelembaban (Input):


sensor kelembaban tanah akan mendeteksi tingkat kelembaban tanah di sekitar
tanaman. Sensor ini memberikan informasi tentang kondisi tanah apakah
membutuhkan penyiraman atau tidak.
 Adaptor 9V (Input):
Adaptor 9V yang menyediakan daya untuk sistem secara keseluruhan. Adaptor ini
juga khususnya digunakan untuk memberikan daya pada Arduino dan motor
dispenser.
 Arduino (Pemroses):
Arduino berfungsi sebagai otak dari sistem. Ini membaca data dari sensor kelembaban
dan mengambil keputusan berdasarkan tingkat kelembaban yang terdeteksi. Arduino
juga mengontrol output-output seperti LED, relay, dan motor dispenser.
 LED (Output):
LED digunakan sebagai indikator visual untuk menunjukkan status sistem.
Misalnya, LED dapat menyala ketika sistem sedang dalam proses penyiraman
atau menunjukkan bahwa tanah sudah cukup lembab.

4
 Relay (Output):
Relay berfungsi sebagai saklar elektrik yang dikendalikan oleh Arduino. Ketika
Arduino mengambil keputusan untuk menyiram tanaman, relay akan diaktifkan
untuk menyalakan motor dispenser. Ini memungkinkan arus listrik dari baterai
mengalir ke motor dispenser.
 Baterai (Output):
Baterai menyediakan daya untuk motor dispenser. Ini digunakan agar sistem tetap
dapat beroperasi tanpa adanya adaptor listrik jika diperlukan, seperti saat listrik
mati.
 Motor Dispenser (Output):
Motor dispenser merupakan perangkat yang memberikan air ke tanaman. Ketika
Arduino memutuskan bahwa tanah membutuhkan penyiraman berdasarkan
pembacaan sensor kelembaban, motor dispenser akan diaktifkan melalui relay
untuk memberikan air pada tanaman.
II.2 Rangkaian sistem Pada tinkercad

komponen-komponen dalam rangkaian :


1. Sensor kelembaban tanah
Yang terhubung ke Arduino dengan pin ground, vcc, dan AO, sebagai
pengirim sinyal
2. Papan BeardBoard

5
Sebagai tempat terhubungnya kabel jumper dari komponen-komponen yang
lain,sekaligus untuk tempat LED dan Resistor.

3. Arduino Uno R3
Sebagai inti dari system komponen-komponen yang lain dimana semuanya
terhubung langsung ke Arduino dan sebagai sumber Listrik yang bisa di
hubungkan dengan tegangan 5 volt
4. LED
Terhubung ke pin 7 sebagai pemberitahuan jika system berjalan yang mempunyai
resistor sebagai penghambat Listrik.
5. Resistor
Sebgai penghambat Listrik LED
6. Relay
Jika mikrokontroler memutuskan untuk menyiram tanaman, maka relay akan
diaktifkan oleh mikrokontroler. Ketika relay diaktifkan, ini akan membuat jalur
listrik terbuka sehingga arus dapat mengalir ke pompa air atau perangkat
penyiraman lainnya.
7. Baterai menyediakan daya untuk motor dispenser. Ini digunakan agar sistem tetap
dapat beroperasi tanpa adanya adaptor listrik jika diperlukan, seperti saat listrik
mati.
II.3 Pin yang digunakan

// Mendefinisikan pin untuk sensor kelembapan, relay, dan LED


const int sensorPin = A0;
const int relayPin = 6;
const int ledPin = 7;

// Ambang batas kelembapan yang diinginkan


const int kelembapanAmbang = 300; // Sesuaikan dengan nilai kelembapan
yang diinginkan

void setup() {
// Inisialisasi pin sebagai input atau output
pinMode(sensorPin, INPUT);
pinMode(relayPin, OUTPUT);
pinMode(ledPin, OUTPUT);

// Matikan relay dan LED awalnya


digitalWrite(relayPin, LOW);
digitalWrite(ledPin, LOW);

// Mulai komunikasi serial untuk keperluan debugging


Serial.begin(9600);
}

6
void loop() {
// Baca nilai kelembapan dari sensor
int nilaiKelembapan = analogRead(sensorPin);

// Tampilkan nilai kelembapan pada Serial Monitor (opsional)


Serial.print("Nilai Kelembapan: ");
Serial.println(nilaiKelembapan);

// Cek apakah nilai kelembapan melebihi ambang batas


if (nilaiKelembapan > kelembapanAmbang) {
// Aktifkan relay dan LED
digitalWrite(relayPin, HIGH);
digitalWrite(ledPin, HIGH);
} else {
// Matikan relay dan LED
digitalWrite(relayPin, LOW);
digitalWrite(ledPin, LOW);
}

// Tunda untuk menghindari pembacaan berlebihan


delay(1000);
}

II.4 Bill of material


II.4.1 arduino uno R3 ATmega SMD
Arduino dapat dijelaskan sebagai sebuah papan sistem mikrokontroler minimum yang
bersifat open source. Arduino memiliki keunggulan dibanding papan mikrokontroler
lainnya. Selain bersifat open source, Arduino juga memiliki bahasa pemrograman
sendiri, yakni bahasa C. Pada papan Arduino, terdapat pula loader berupa USB to type
b 2.0 yang memudahkan proses pemrograman mikrokontroler di dalamnya. Port USB
tersebut tidak hanya berfungsi sebagai loader saat pemrograman, tetapi juga dapat
digunakan sebagai port komunikasi serial.
Arduino menyediakan 20 pin I/O, terdiri dari 6 pin input analog dan 14 pin
input/output digital. Enam pin analog tersebut dapat juga dijadikan output digital jika
diperlukan tambahan output digital selain dari 14 pin yang sudah tersedia. Untuk
mengubah pin analog menjadi digital, konfigurasi pin pada program dapat diubah.
Pada papan Arduino, pin digital diberi label 0-13. Sehingga, untuk menggunakan pin
analog sebagai output digital, pin analog 0-5 dapat diubah menjadi pin digital 14-19.
Dengan kata lain, pin analog 0-5 berfungsi juga sebagai pin output digital 14-16.
Dalam alat penyiraman otomatis peran Arduino dalam system penyiram
tanaman otomatis:
1. Arduino dapat terhubung dengan sensor suhu dan kelembaban untuk
memonitor kondisi lingkungan sekitar tanaman.

7
Sistem dapat disetel untuk tidak menyiram tanaman jika suhu sudah cukup
rendah atau tingkat kelembaban sudah mencukupi.
2. Timer Penyiraman:
Arduino dapat digunakan untuk mengatur timer penyiraman, menentukan
durasi dan frekuensi penyiraman.
Timer ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tanaman yang
dirawat.
3. Pompa Air atau Sistem Penyiraman:
Arduino Uno dapat mengendalikan pompa air atau sistem penyiraman
lainnya berdasarkan kondisi yang diukur oleh sensor.
Sistem ini memastikan penyiraman hanya terjadi ketika dibutuhkan,
menghindari pemborosan air.
4. Kontrol Otomatis:
Arduino dapat memberikan kontrol otomatis terhadap seluruh sistem,
memutuskan kapan harus mulai dan menghentikan penyiraman berdasark
an kondisi yang diukur.

Gambar 2.3.1 Arduino uno R3

Spesifikasi .
Mikrokontroler : ATmega328 SMD
Tegangan operasional : 5V
Tegangan input : 7-12 V
Pin I/O Digital : 14 ( di antaranya menyediakan output PWM )
Pin input Analog : 6
Memori Flash : 32 KB ( ATmega328 ) dengan 0,5 KB yang
digunakan oleh bootloader
SRAM : 2 KB ( ATmega328)
EEPROM : 1 KB (ATmega)
Kecepatan : 16 MHz

8
II.4.2 Soil moisture hygrometer atau Sensor kelembaban tanah
Soil moisture hygrometer, atau alat ukur kelembapan tanah, adalah perangkat
yang sangat bermanfaat untuk mengukur kadar air dalam tanah. Dengan
menggunakan probe yang dimasukkan ke dalam tanah, soil moisture hygrometer
memberikan pembacaan yang menunjukkan sejauh mana tanah telah jenuh dengan air.
Keberagaman fitur alat ukur kelembapan tanah memungkinkan pengguna
untuk memilih yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Beberapa alat dilengkapi
dengan fitur tambahan seperti pembacaan suhu dan kemampuan untuk menyimpan
dan memonitor data dalam jangka waktu tertentu. Adanya teknologi sensor juga
meningkatkan akurasi pengukuran, memberikan informasi yang lebih detail tentang
kondisi tanah. Dengan demikian, para pengguna dapat mengambil keputusan yang
lebih tepat terkait irigasi, menghindari masalah kelembapan seperti overwatering atau
underwatering, dan secara efektif merawat tanaman untuk pertumbuhan yang optimal.
Soil moisture hygrometers, atau alat ukur kelembapan tanah, dapat
dihubungkan dengan platform mikrokontroler seperti Arduino untuk memungkinkan
pemantauan dan kontrol otomatis kelembapan tanah. Proses ini melibatkan
pemasangan sensor kelembapan tanah pada tanah atau media tumbuh, dan sensor
tersebut kemudian terhubung ke pin input pada papan Arduino. Berikut beberapa
aspek hubungan antara soil moisture hygrometer dan Arduino:

1. Pengukuran dan Pembacaan Data: Soil moisture hygrometer


menghasilkan data tentang kelembapan tanah, dan dengan Arduino,
Anda dapat membaca data ini menggunakan pin input analog atau
digital. Papan Arduino dapat diprogram untuk membaca nilai
kelembapan dan mengonversinya menjadi skala nilai yang dapat
dimengerti.

2. Kontrol Otomatis: Dengan Arduino, Anda dapat membuat program


untuk mengontrol otomatis penyiraman tanaman berdasarkan tingkat
kelembapan tanah. Misalnya, jika kelembapan turun di bawah ambang
batas tertentu, Arduino dapat mengaktifkan sistem penyiraman untuk
memberikan air kepada tanaman.

3. Pemantauan Jarak Jauh: Arduino dapat dikombinasikan dengan modul


nirkabel atau modul internet of things (IoT) untuk memungkinkan
pemantauan jarak jauh kelembapan tanah. Pengguna dapat menerima
pembaruan secara real-time atau melihat data melalui aplikasi atau
platform online.

4. Data Logging: Arduino dapat diprogram untuk menyimpan data


kelembapan tanah dalam memori atau kartu SD. Ini memungkinkan
pengguna untuk melacak perubahan kelembapan tanah sepanjang
waktu dan melakukan analisis lebih lanjut.

5. Kustomisasi dan Integrasi: Arduino adalah platform yang fleksibel dan


dapat disesuaikan. Pengguna dapat menyesuaikan program sesuai
kebutuhan mereka dan mengintegrasikan soil moisture hygrometer
dengan sensor atau perangkat lainnya, seperti suhu atau cahaya, untuk

9
mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi tumbuh
tanaman.

Penggunaan Arduino dengan soil moisture hygrometer memberikan solusi


yang ekonomis dan dapat diakses untuk monitoring dan otomatisasi pertanian atau
perawatan tanaman di tingkat skala kecil hingga menengah.
Sensor ini mampu membaca kadar air yang memiliki 3 kondisi yaitu :
1. 0 – 300 : tanah kering / udara bebas
2. 300 – 700 : tanah lembab
3. 700 – 950 : di dalam air

Gambar 2.3.2 Sensor kelembaban

Spesifikasi.
Sensor : sensor kelembaban tanah FC-28
Tegangan masukan : 3,3–5V
Operasi Saat Ini: 15mA
Output Digital : 0V atau 5V, Tingkat pemicu yang dapat
disesuaikan dari preset
Output Analog : 0V hingga 5V yaitu 0-1023 pada monitor
serial

II.4.3 Relay
Relay adalah sebuah perangkat elektronik yang memiliki peran vital dalam
mengontrol aliran listrik dengan cara mengubah posisi kontak saklar berdasarkan
sinyal listrik yang diberikan. Prinsip kerjanya melibatkan penggunaan elektromagnet
yang, ketika diaktifkan oleh arus listrik, menciptakan medan magnet yang
mempengaruhi posisi kontak saklar. Fungsi relay sangat beragam dan sering
digunakan untuk mengendalikan beban listrik yang memerlukan daya yang lebih
tinggi, seperti motor, lampu, atau perangkat elektronik lainnya. Relay membantu
memisahkan sinyal kontrol dari daya tinggi, sehingga memungkinkan pengendalian
yang aman dan efisien dalam berbagai aplikasi.

10
Terdapat beberapa jenis relay, termasuk relay elektromagnetik yang
menggunakan mekanisme elektromagnet, relay solid state yang berbasis komponen
semikonduktor tanpa bagian mekanis, dan relay termal yang melibatkan perlindungan
terhadap kelebihan suhu. Relay juga dapat dikategorikan sebagai relay waktu yang
memiliki fungsi penundaan sebelum mengaktifkan atau menonaktifkan saklar. Selain
itu, relay kontakor dirancang khusus untuk mengontrol motor listrik dan perangkat
daya tinggi lainnya. Keberagaman jenis relay memungkinkan adaptasi terhadap
berbagai kebutuhan pengendalian listrik dalam berbagai konteks, mulai dari industri
hingga aplikasi rumah tangga.

Dalam konteks otomasi industri, relay memainkan peran kunci dalam


mengatur alur daya listrik dan memberikan stabilitas serta keamanan pada sistem.
Kemampuan relay untuk memisahkan sinyal kontrol dari beban daya tinggi
membuatnya menjadi komponen esensial dalam banyak sistem elektrik modern.
Relay, Arduino, dan motor pada water dispenser dapat saling terkait dalam
konteks otomatisasi dan kendali perangkat. Berikut adalah beberapa kaitan antara
ketiganya:

1. Otomatisasi Water Dispenser dengan Arduino:


Arduino dapat diprogram untuk mengontrol fungsi-fungsi water
dispenser, seperti mengatur volume air yang disalurkan, memonitor
tingkat air menggunakan sensor kelembapan atau sensor ultrasonik,
dan merespons permintaan pengguna. Relay berperan dalam
mengontrol daya yang diperlukan untuk berbagai komponen, termasuk
motor pompa air, berdasarkan perintah dari Arduino.

2. Integrasi dengan Sensor dan Input Eksternal:


Arduino dapat diintegrasikan dengan berbagai sensor, seperti sensor
suhu atau sensor kelembapan, untuk memberikan fungsi lebih lanjut
pada water dispenser. Relay berfungsi sebagai perantara untuk
menghubungkan output dari sensor dengan input motor atau komponen
lainnya.

3. Dengan kaitan ini, water dispenser dapat diotomatisasi untuk merespons


kebutuhan pengguna dan menjalankan berbagai fungsi dengan efisien.
Arduino sebagai otak pemrosesan dapat mengontrol relay untuk
menyediakan daya pada motor atau komponen lainnya, sementara relay
menjembatani antara tegangan tinggi yang dibutuhkan oleh motor dan
kendali yang diberikan oleh Arduino.

11
Spesifikasi.
Tegangan operasi : 5V
Kontrol sinyal: Tingkat TTL
Tegangan saklar maksimum: 250 VAC 30 VDC
Waktu tindakan kontak: <10ms
Indikator led: 2 (merah dan hijau)
Arus : Proteksi arus kickback

II.4.4 Baterai
Baterai 3,7 V merujuk pada jenis baterai yang memiliki tegangan nominal
sekitar 3,7 volt. Baterai ini umumnya dikenal sebagai baterai lithium-ion (Li-ion) atau
lithium-polymer (LiPo), karena jenis baterai ini menggunakan teknologi lithium
sebagai bahan dasarnya. Tegangan nominal 3,7 V adalah standar umum untuk baterai
lithium-ion. Baterai lithium-ion memiliki beberapa keunggulan, seperti berat yang
ringan, kepadatan energi tinggi, dan kemampuan untuk menyediakan daya yang stabil.
Karena karakteristik ini, baterai 3,7 V sering digunakan dalam berbagai perangkat
elektronik, termasuk ponsel cerdas, tablet, kamera digital, pemutar musik, perangkat
audio portabel, dan banyak lagi.
Tegangan nominal baterai lithium-ion umumnya sekitar 3,7 V, tegangan aktual
baterai dapat bervariasi tergantung pada tingkat pengisian dan pemakaian. Misalnya,
baterai yang sepenuhnya diisi mungkin memiliki tegangan yang sedikit lebih tinggi,
sementara baterai yang sedang digunakan atau sudah hampir habis bisa memiliki
tegangan yang lebih rendah.
Baterai 3,7 V dapat dihubungkan dengan relay dan motor pada water dispenser
untuk memberikan daya yang diperlukan. Berikut adalah kaitannya:

1. Daya Motor:
Motor pada water dispenser umumnya memerlukan daya listrik
untuk beroperasi. Baterai 3,7 V dapat memberikan daya yang
cukup untuk menggerakkan motor tersebut. Dalam hal ini, relay
dapat berfungsi sebagai saklar untuk mengontrol aliran daya dari
baterai ke motor. Saat relay diaktifkan, ia memungkinkan aliran
listrik ke motor sehingga motor dapat berputar dan melakukan
fungsi dispensing.

2. Pengendalian Motor dengan Arduino:


Jika sistem water dispenser melibatkan pengendalian otomatis
menggunakan Arduino, baterai 3,7 V dapat dihubungkan ke papan
Arduino untuk memberikan daya ke papan tersebut. Arduino
kemudian dapat memprogram relay untuk mengontrol daya yang
diberikan ke motor. Dengan cara ini, water dispenser dapat
dikendalikan secara otomatis berdasarkan logika program yang
telah ditentukan.

3. Integrasi Sensor dan Perlindungan Motor:


Baterai 3,7 V dapat terhubung dengan sensor-sensor seperti sensor
suhu atau kelembapan yang mungkin digunakan dalam sistem
water dispenser. Relay juga dapat berfungsi sebagai elemen
12
perlindungan motor dengan memutuskan aliran listrik jika
terdeteksi suhu berlebih atau kondisi lain yang berpotensi merusak
motor.

4. Portabilitas:
Penggunaan baterai 3,7 V memungkinkan water dispenser menjadi
lebih portabel karena tidak tergantung pada sumber daya listrik
yang tetap. Ini bisa sangat bermanfaat jika water dispenser harus
digunakan di tempat-tempat yang tidak memiliki akses listrik
langsung.
Dengan menggunakan baterai 3,7 V, relay, dan motor, water dispenser dapat
diimplementasikan dengan cara yang efisien dan dapat diandalkan. Pemilihan baterai
yang sesuai dan desain sirkuit yang benar sangat penting untuk memastikan kinerja
yang baik dan daya tahan yang memadai.

Gambar 2.3.4 baterai

Spesifikasi.
Tegangan : 3.7 volt
Jenis baterai : Lithium Ion / Li-Ion.
Kapasitas : 3000 mAh / 3Ah.
Bahan Anoda : Pure ternary / Lithium cobaltate.
Dimensi : Diameter 18mm x 67mm.
Resistansi : <40mΩ

II.4.5 Motor water dispenser


Motor pada water dispenser adalah komponen yang bertanggung jawab untuk
menggerakkan pompa air dan memompa air dari wadah penyimpanan ke tempat
keluar air, seperti keran atau dispenser air dingin. Motor ini biasanya dijalankan oleh
listrik dan dapat menggunakan tegangan DC (arus searah). Kaitannya dengan relay
dan baterai 9V berkaitan dengan beberapa fungsi tertentu atau skenario operasional
tertentu.

13
Daya Cadangan:
Baterai 9V bisa berfungsi sebagai sumber daya cadangan jika terjadi pemadaman
listrik. Relay dapat digunakan untuk mengalihkan daya dari sumber listrik utama ke
baterai saat terjadi pemadaman, memungkinkan motor untuk tetap beroperasi dan
menyediakan air tanpa bergantung pada listrik grid.
Mobilitas atau Portable Operation:
Jika water dispenser dirancang untuk mobilitas atau penggunaan portabel,
baterai 9V dan relay dapat membantu menyediakan daya tanpa ketergantungan pada
sumber listrik yang tetap. Ini berguna, misalnya, jika dispenser digunakan di tempat-
tempat yang tidak memiliki sumber listrik tetap.
Penggunaan Energi Efisien:
Relay dapat digunakan untuk mengontrol kapan motor diaktifkan atau
dinonaktifkan. Ini bisa berguna untuk menghemat energi dan memperpanjang masa
pakai baterai. Relay dapat memastikan bahwa motor hanya dihidupkan ketika
diperlukan.
Kemudahan Penggantian Baterai:
Dengan relay, sistem dapat dirancang untuk mendeteksi level daya baterai dan
memberikan peringatan atau mengganti sumber daya secara otomatis jika baterai
melemah. Ini dapat membantu memastikan ketersediaan daya yang andal.

Gambar 2.3.5

Spesifikasi.
Volt : 12 VDC
Ampere : 0.8 A

II.4.6 LED
LED digunakan sebagai indikator visual untuk menunjukkan status sistem.
Misalnya, LED dapat menyala ketika sistem sedang dalam proses penyiraman atau
menunjukkan bahwa tanah sudah cukup lembab.
14
Spesifikasi.
Warna : Biru
Ukuran: 5mm
Tegangan Maju: 3V
Pembuangan Daya Maks: 80mw Max Kontinyu
Suhu Operasi: -40 ~ 85C

II.4.7 Resistor
Resistor 1k adalah jenis resistor dengan nilai resistansi sebesar 1000ohm atau 1
kiloohm. Resistor ini sering digunakan dalam rangkaian elektronik untuk mengatur arus
listrik dan menstabilkan tegangan.
Spesifikasi.
Restitansi : 1000ohm
Tolerance: ±1%
Tegangan : 1/4W
Suhu : Coefficient ±50ppm/°C

II.4.8 Kabel jumper


Kabel jumper adalah suatu istilah kabel yang ber-diameter kecil yang di dalam
dunia elektronika digunakan untuk menghubungkan dua titik atau lebih dan dapat
juga untuk menghubungkan 2 komponen elektronika. Kabel jumper jenis ini
digunakan untuk koneksi male to male pada kedua ujung kabelnya.

Spesifikasi.
Panjang : 20 cm
Tipe : Female to femele
Panjang: 3 +- 20 cm
Ukuran pitch konektor : 2.54mm

II.4.9 Material tambahan

POT Bunga
Bunga
Selang air galon
Stirofoam
Penampung air
triplek

15
II.5 Flowchart Alat penyiram tanaman otomatis

Gambar 2.5 Alat penyiram tanaman otomatis


Saat sistem di jalankan, sensor kelembaban tanah mendeteksi kodnisi tanah, jika kondisi
tanah kering kelembaban nya dibawa 300ph maka driver relay akan ON sehingga pompa air
hidup untuk menyiram tanaman.
Jika sensor kelembaban tanah mendeteksi tanah sudah lembab diatas 300 ph maka driver

16
relay akan OFF sehingga pompa air akan mati.

II.6 Hasil pengujian Software


Software dirancang menggunakan bahasa pemrograman C untuk Arduino Uno. Berikut ini
tampilan program yang telah dibuat untuk alat ini:

17
Kesimpulan
Keunggulan implementasi ini terletak pada fleksibilitasnya dalam pengaturan sistem dan
pemrograman, memungkinkan adaptasi cepat terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Dengan demikian, selain meningkatkan efisiensi irigasi dengan menghindari pemborosan air,
implementasi ini juga memberikan solusi cerdas dan efektif dalam merawat tanaman.
Integrasi teknologi otomatisasi dan sensor kelembaban memberikan solusi inovatif yang
mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sistem ini dapat dianggap
sebagai langkah menuju pertanian pintar, memberikan kontribusi positif terhadap
peningkatan hasil pertanian dan pengelolaan sumber daya air secara efisien. Dengan
demikian, implementasi Sistem Penyiraman Tanaman Otomatis diharapkan dapat menjadi
model yang berdaya guna untuk mencapai pertanian yang lebih berkelanjutan.
Saran
Untuk pengembangan sistem selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dalam pengembangan sensor kelembaban tanah yang lebih presisi dan dapat mengukur secara
akurat di berbagai jenis tanah. Peningkatan integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam
sistem juga dapat menjadi langkah maju, memungkinkan sistem untuk belajar dan beradaptasi
dengan pola kelembaban tanah yang kompleks. Selain itu, integrasi teknologi sensor lainnya,
seperti sensor cuaca untuk memonitor kondisi atmosfer, dapat memberikan informasi lebih
holistik untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pengaturan penyiraman.
Pelatihan lebih lanjut kepada pengguna dan penyedia layanan teknis juga perlu ditingkatkan
untuk memastikan pemahaman yang lebih baik tentang kegunaan dan pemeliharaan sistem.
Kolaborasi dengan lembaga riset, pemerintah, dan pihak swasta juga dapat mempercepat
pengembangan teknologi ini dan mendukung penerapannya dalam skala yang lebih luas.

18
Daftar refrensi
Gunawan, G., & Sari, M. (2018). Rancang bangun alat penyiram tanaman otomatis
menggunakan sensor kelembaban tanah. JET (Journal of Electrical Technology), 3(1), 13-17.
Rahardjo, P. (2022). Sistem Penyiraman Otomatis Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah
Berbasis Mikrokontroler Arduino Mega 2560 Pada Tanaman Mangga Harum Manis Buleleng
Bali. Maj. Ilm. Teknol. Elektro, 21(1), 31.
Kafiar, E. Z., Allo, E. K., & Mamahit, D. J. (2018). Rancang Bangun Penyiram Tanaman
Berbasis Arduino Uno Menggunakan Sensor Kelembaban YL-39 Dan YL-69. Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer, 7(3), 267-276.

19

Anda mungkin juga menyukai