Modul 2 7.4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

IDENTITAS MODUL

1. Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti


2. Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
3. Kelas : VII (tujuh)
4. Judul : Yesus Teladan Hidupku
5. Topik : 1. Yesus Yang Berbelas Kasih
2. Yesus Sang Pengampun
3. Membangun Relasi Dengan Yesus
6. Target peserta didik : Peserta didik Reguler
7. Jumlah Siswa : Maksimal 32 peserta didik
8. Model Pembelajaran : Tatap muka
9. Sarana dan Prasarana : Alkitab, Laptop/komputer, internet, LCD
10. Alokasi Waktu : 12 JP (480 menit)
11. Penyusun : CAROLINO BENEDICTO
12. Sekolah/ Instansi : SMP YADIKA 5
13. Tahun Penyusunan : 2023

TUJUAN PEMBELAJARAN Fase D 7.4

Peserta didik mampu memahami berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani sebagai
orang beriman sehingga tergerak mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Topik 1: Yesus Yang Berbelas Kasih
Sumber: http://www.gnosticamerica.com/wednesday-epiphany-3-will-god/

Tujuan Pembelajaran Topik 1

Peserta didik dapat memahami sikap Yesus yang penuh belas kasih kepada sesama sehingga mereka
mampu mewujudkannya dalam tindakan sehari-hari.

Profil Pelajar Pancasila

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, Bergotong-royong serta
Berkebhinekaan global

Indikator Ketercapaian Tujuan

Peserta didik mampu bersyukur karena dirinya senantiasa dikasihi Allah melalui berbagai cara

Peserta didik mampu menceritakan pengalaman berbuat kasih kepada sesama maupun mendapat
belas kasih dari sesama

Peserta didik mampu menjelaskan makna dan teladan tindakan Yesus yang berbelas kasih
sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci

Peserta didik mampu mengungkapkan keinginannya untuk meneladan Yesus yang berbelas kasih
dalam bentuk doa dan tindakan nyata.

Media Pembelajaran/Sarana
Alkitab

Buku Siswa

Laptop

Proyektor

Pendekatan

Pendekatan Kateketis

Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta didik
baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan orang lain.
Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab Suci atau ajaran Gereja, sehingga
peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari nilai-nilai yang diperoleh dari
pendalaman yang dilakukan.

Dapat menggunakan pendekatan lain yang sesuai

Metode

Dialog partisipatif

Sharing pengalaman

Diskusi kelompok

Refleksi dan aksi

Sumber Belajar

Teks Kitab Suci Lukas 6:27-37, Matius 15:32-38, Lukas 7:11-17

Rangkuman materi pembelajaran

Persiapkan Guru

Membuat rangkuman materi pembelajaran

Menata meja kursi untuk presentasi tugas aksi nyata dalam tahap ke-2

Lembar penilaian

Alur Kegiatan Pembelajaran

Tahap 1:

KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit


1. Guru menyampaikan salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk mengawali
kegiatan pembelajaran
Guru meminta beberapa peserta didik menyebutkan sifat/ sikap/ karakter Yesus
2.
yang paling berkesan dalam hidup mereka
Guru menegaskan bahwa yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran saat ini
3. adalah “Yesus yang Berbelas Kasih”, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran
pada topik ini
4. Guru menjelaskan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
KEGIATAN INTI : 100 menit
Menggali pengetahuan, pemahaman dan pengalaman peserta didik tentang Tindakan
Belas Kasih
a. Selama 2 atau 3 menit, peserta didik mengingat kembali pengalaman
berjumpa dengan seseorang yang membuat dirinya tergerak oleh belas
kasihan, mengingat kembali alasan merasa tergerak belas kasihan, tindakan
yang dilakukan terhadap orang tersebut dan perasaan yang muncul setelah
melakukan atau tidak melakukan.
b. Beberapa peserta didik diberi kesempatan menceritakan kembali
pengalamannya di depan kelas
c. Setelah selesai, semua jawaban peserta dikumpulkan
d. Guru menyampaikan peneguhan atas jawaban peserta didik.
Menggali pesan Kitab Suci berkaitan dengan teladan Yesus Kristus dalam berbelas kasih
a. Peserta didik membagi diri ke dalam tiga kelompok. Kelompok 1 membaca
dan merenungkan teks Kitab Suci Lukas 6:27-37, Kelompok 2 membaca dan
merenungkan teks Kitab Suci Matius 15:32-38 , sedangkan kelompok 3
membaca dan merenungkan teks Kitab Suci Lukas 7:11-17
b. Setelah selesai membaca dan merenungkan teks Kitab Suci, tiap kelompok:
Merumuskan judul perikope tersebut yang dianggap menggambarkan isi
perikope tersebut.
Menuliskan beberapa gagasan penting yang berkaitan sikap atau Pribadi
Yesus yang berbelas kasih
Jawaban bisa ditampilkan dalam bentuk power point.
c. Bila sudah selesai, tiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan
hasilnya,
Teknik presentasi bisa diatur sebagai berikut:
Kelompok membacakan dengan jelas, kutipan Kitab Suci yang dibahas
Kelompok membacakan Judul dan gagasan penting yang ditemukan
Setiap satu kelompok selesai presentasi, anggota kelompok lain bisa
menyampaikan tanggapan atau pertanyaan
d. Peserta didik kembali ke tempat duduknya semula
Kesimpulan dan Penugasan
a. Peserta didik membuat kesimpulan bersama guru.
b. Penugasan:
Setiap kelompok peserta didik untuk membuat perencanaan aksi nyata.
Perencanaan dan pelaksanaan dilaksanakan di luar jam tatap muka.
Tugas kelompok adalah sebagai berikut:
Tiap kelompok melakukan aksi nyata mewujudkan kasih kepada sesama
Waktu pelaksanaan adalah 1 minggu
Pelaporan dibuat secara tertulis, dengan menguraikan hal-hal berikut:
Identitas Laporan meliputi Judul kegiatan aksi nyata, kelompok sasaran,
waktu dan tempat, anggota kelompok
Latarbelakang, meliputi landasan biblis, alasan pemilihan subyek yang dibantu
Identitas orang yang dibantu, pekerjaan, alamat, kondisi sosial ekonomi,
kondisi keluarga, bentuk amal kasih yang diberikan, sumber daya dan sumber
dana untuk memberikan bantuan, dan hal lain yang dianggap penting untuk
diinformasikan oleh kelompok
Kegiatan selama perjumpaan: hal-hal yang dibicarakan selama perjumpaan
Refleksi atas kegiatan melaksanakan aksi nyata
KEGIATAN PENUTUP: 5 menit

Doa
Guru mengajak peserta didik menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa

Tahap 2:

KEGIATAN PENDAHULUAN : 10 Menit


1. Guru membuka pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa
Guru bertanya jawab tentang pengalaman melaksanakan tugas melakukan aksi
nyata berbelas kasih, misalnya dengan pertanyaan:
Kesulitan apa saja yang kalian alami selama mempersiapkan dan melaksanakan
2.
tugas ?
Bagaimana kalian mengatasi kesulitan tersebut ?
Perasaan apa kalian peroleh setelah melaksanakan tugas tersebut ?
Guru membuat kesepakatan tentang cara presentasi: apakah akan melalui undian,
3. atau berdasarkan kelompok yang paling siap untuk presentasi pertama dan
seterusnya ?
KEGIATAN INTI: 90 menit

Presentasi Hasil Aksi Nyata Melakukan Tindakan Belas Kasih


a. Seluruh anggota kelompok yang akan presentasi menempati tempat duduk
yang sudah disiapkan
b. Kelompok memulai presentasi, dengan pengaturan waktu sebagai berikut:
Presentasi tiap kelompok selama 10 menit.
Tanggapan atau pertanyaan dari kelompok lain selama 15 menit
Kesimpulan

KEGIATAN PENUTUP: 20 menit

Refleksi dan aksi


a. Refleksi
Peserta didik berefleksi menyadari kembali Pribadi Yesus yang berbelas kasih,
serta panggilan mereka untuk meneladan Dia
b. Aksi
Peserta mengungkapkan niatnya untuk bersikap belas kasih dalam bentuk doa
tertulis
Doa
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa

Modifikasi kegiatan

Doa pada awal kegiatan dan doa penutup dapat diganti dengan lagu yang bertema kasih

Bila tidak memungkinkan kegiatan Aksi nyata bisa diganti kegiatan lain, misalnya: Mencari artikel
tentang tokoh yang banyak memberikan bantuan kepada orang miskin dan menderita atau difabel,
kemudian peserta didik membuat refleksi tentang hal yang bisa diteladani dari tokoh tersebut. Atau
melakukan wawancara terhadap tokoh aktivis sosial kemanusiaan, kemudian merefleksikannya.

Refleksi Guru

Guru dapat mengevaluasi diri dengan cara meminta peserta didik untuk menilai kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Misalnya melalui lembar evaluasi mengajar berikut.

Petunjuk cara peserta didik memberikan penilaian:

Anak-anak terkasih, supaya Bapak/Ibu bisa mengajar lebih baik, coba nilai cara Bapak/Ibu mengajar
pada hari ini. Kalian dapat memberi nilai antara 1-10. Kalian tidak perlu memberi nama kalian pada
lembar evaluasi Guru

No. Uraian Score


10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
1. Memberikan pengantar
pembelajaran dengan jelas, sehingga
peserta didik memahami apa yang
akan dipelajari
2. Memberikan petunjuk yang jelas apa
yang harus dilakukan peserta didik
3. Memberikan rangkuman/ peneguhan
sehingga peserta didik memahami
gagasan penting dalam materi
pembelajaran
4. Membangun komunikasi yang baik
dengan peserta didik secara multi
arah
5. Menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan

Refleksi siswa

Peserta didik menuliskan refleksi secara tertulis, tanpa mencantumkan nama diri, dan
menyerahkannya kepada Guru. Beberapa hal yang perlu diungkapkan adalah sebagai berikut:

Materi yang pelum dipahami

Bagian Proses pembelajaran yang kurang menarik

Suasana pembejaalaran yang perlu ditingkatkan

Penilaian

Penilaian sikap

Sikap Bersyukur

Bentuk dan alat penilaian: Penilaian Individu melalui Penilaian diri

Rubrik:

Indikator Indikator Penilaian


Pencapaian Tujuan
Peserta didik Bersyukur karena Tuhan mengasihi melalui orang tua dan
mampu bersyukur sesama
karena dirinya Bersyukur dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah bukti
senantiasa dikasihi kebaikan Allah bagi manusia
Allah melalui Mencintai sesama sebagai tanggapan atas kebaikan Tuhan
berbagai cara Setia dalam doa sebagai ungkapan syukur atas kebaikan
Tuhan

Lembar penilaian:

Petunjuk: Berilah tanda centang () pada angka 0, 1, 2, 3 atau tempat yang selaras dengan
pernyataan yang ada

Keterangan:
No Pernyataan SL SR JR TP
SL = selalu, 3 2 1 0
SR = sering, 1. Saya bersyukur karena Tuhan mengasihi
JR = jarang, melalui orang tua dan sesama
TP= Tidak 2. Saya bersyukur dan percaya bahwa Yesus
Kristus adalah bukti kebaikan Allah bagi
pernah
manusia
3. Saya mencintai sesama sebagai tanggapan
atas kebaikan Tuhan
4. Saya setia dalam doa sebagai ungkapan
syukur atas kebaikan Tuhan
Score
Score yang diperoleh
Nilai = x 100
Score total

Penilaian Pengetahuan

Bentuk dan alat penilaian: penilaian individu, formatif tertulis, uraian

Rubrik:

Indikator Pencapaian Indikator Penilaian Nomor


Tujuan Soal
Peserta didik mampu Menceritakan satu pengalaman berbuat kasih 1
menceritakan kepada sesama dengan mengungkapkan alasannya
pengalaman berbuat Menjelaskan 2 hambatan orang berbuat kasih 2
kasih kepada sesama kepada sesama
maupun mendapat
belas kasih dari
sesama

Peserta didik mampu Memberi 2 contoh kejadian yang dialami umat 3


menjelaskan makna Katolik yang merupakan penghayatan akan Yesus
dan teladan tindakan yang berbelas kasih kepada sesama, berdasarkan
Yesus yang berbelas perikope Injil Lukas 6:27-37
Menganalisa satu perikope Kitab Suci tentang 4
tindakan Yesus yang berbelas kasih serta
merumuskan maknanya

Soal:

Ceritakanlah satu pengalaman konkrit perbuatan kasih yang pernah kamu lakukan kepada sesama,
dengan menyebutkan siapa yang kamu bantu dan bagaimana situasi orang tersebut, serta alasan
kamu bersedia mengasihi orang tersebut ! (score: 10)

Tidak semua orang mampu berbelas kasih kepada sesamanya. Jelaskan 2 hambatan yang membuat
seseorang sulit berbuat kasih kepada sesama ! (score: 10)

Dalam Injil Lukas 6:27-37, Yesus memberi teladan agar kita mengasihi semua orang tanpa pandang
bulu, bahkan kita pun harus mengasihi musuh kita. Sebutkan 2 peristiwa yang pernah menimpa
umat Katolik (Gereja) yang diakibatkan sikap memusuhi, dan jelaskan sikap Umat Katolik terhadap
mereka yang diresapi teladan Yesus dalam kutipan tersebut ! (score: 20)

(Score: 40) Bacalah kutipan Injil Lukas 7:11-17, berikut ini:

Yesus membangkitkan anak muda di Nain

11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama
dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. 12 Setelah Ia dekat pintu
gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda,
dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. 13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu,
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" 14 Sambil
menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai
anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" 15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai
berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. 16 Semua orang itu ketakutan dan mereka
memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan
"Allah telah melawat umat-Nya." 17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di
seluruh daerah sekitarnya.

Pertanyaan:

Mengapa janda itu merasa sangat sedih ketika anak laki-laki satu-satunya meninggal ?

Bagaimana sikap Yesus menghadapi situasi yang dialami janda itu dan apa yang dilakukannya ?

Mengapa orang-orang yang melihat tindakan Yesus itu merasa ketakutan ?

Kunci Jawaban

1) (tergantung jawaban peserta didik) itinya: kita dipanggil oleh Allah mengasihi sesama,
sebagaimana Allah telah mengasihi

2) Hambatan mengasihi: sikap mementingkan diri sendiri, egois, tidak peduli terhadap sesama

3) Perusakan / pengemboman gereja sulitnya membangun gedung gereja. Umat Katolik tidak
membalas dan diminta untuk memaafkan dan mendoakan mereka agar dosanya diampuni.

4) a. Kehilangan anak laki satu-satunya membuat dia kehilangan harapan yang akan membantu
dan menjamin hidupnya di masa tuanya

b. Yesus tergerak oleh belas kasihan. Ia membangkitkan anak laki-laki itu yang sudah meninggal

c. Mereka ketakutan dan memuliakan Allah, karena mereka percaya tindakan membangkitkan
orang mati hanya bisa dilakukan oleh Allah

Penilaian Ketrampilan

Bentuk dan alat penilaian: Penilaian Kelompok, Proyek

Penilaian individu, portofolio

Rubrik:

Indikator Pencapaian Indikator Penilaian


Tuujuan Doa tertulis Proyek
Peserta didik mampu Struktur doa jelas 20 Laporan tertulis 50
mengungkapkan Isi sesuai tema 50 Sesuai ketentuan
keinginan-nya untuk Diungkapkan dalam 10 Presentasi Proyek 50
meneladan Yesus yang bahasa yang baik dan
berbelas kasih dalam benar
bentuk doa dan tindakan Tampilan menarik 20 100
nyata.
Lembar penilaian Kelompok Proyek

Kelompok : .............................

No. Nama Indikator Total Score


Laporan Presentasi
1. ......................................
2. ......................................
3. ......................................
4. ......................................
5. ......................................

Score yang diperoleh


Nilai = x 100
Score total

Lembar Penilaian Individu

No. Nama Score:50 Score: 15 Score: 20 Score:15 Score


Struktur Isi Bahasa Tampilan
1.
2.
3.
4.
5.
Dst

Remidial

Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai tujuan belajar minimal,
dengan kegiatan sebagai berikut:

Peserta didik mencari lima perikope Kitab Suci, yang mengisahkan tindakan Yesus yang berbelas
kasih kepada sesama

Guru melakukan penilaian melalui test lisan dengan cara memberikan pertanyaan atau soal yang
berkaitan dengan kutipan yang ditulis peserta didik.

Pengayaan

Peserta didik mencari dari berbagai sumber (mass media cetak maupun elektronik, atau melakukan
wawancara kepada aktivis Gereja untuk memperoleh informasi tentang: 1) berbagai karya belas
kasih Gereja bagi masyarakat 2) Pengalaman suka dan duka dalam melakukan karya belas kasih

Program Remedial dan Pengayaan


Sekolah : ……………………………..

Mata Pelajaran : ……………………………….

Kelas : ………………………………

Semester : ……………………………..

Tahun : ………………………………

Nama Rencana Program Tgl Hasil


N Mater Peserta Pengaya Remedial Pelaksan Sebelu Sesudah Simpul
o i Didik an aan m an
1
2
3
4
5
6
7

Daftar Pustaka

Untuk Guru

Komkat KWI. 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII. Kanisius: Yogyakarta

Kemendikbud. 2017. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Guru. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta

Kemendikbud. 2017 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Siswa. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta

Komkat KWI, 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII, Yogyakarta: Kanisius

Lorensius Atrik, Yohanes Sulisdwiyanta, 2020, Pelangi buku penunjang Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti, Kelas VIII, Yogyakarta: Kanisius

Untuk Peserta didik

Emir, Threes. 2016. Mengapa Saya Tetap Katolik. Yogyakarta: Kanisius

IMERSI 2019. 2020. A Way To Be Closer To God. Yogyakarta: Kanisius

Lalu, Yosef. 2010. Seri Makna Hidup dalam Terang Iman Katolik 3. Yogyakarta: Kanisius

Laksana, Bagus.A. 2018.Beriman Itu Indah Memaknai Kekayaan Hidup Sehari-hari. Yogyakarta :
Kanisius

Leks, Stefan. 2020. Kerahimannya Tak Mengenal Batas, Sebuah Bunga Rampai, Yogyakarta: Kanisius

2018. Youcat Karo, Katekismus Populer. Yogyakarta: Kanisius


Riyadi, Eko. 2011. Yesus Kristus Tuhan Kita: Mengenal Yesus Kristus dalam Warta Perjanjian Baru.
Yogyakarta: Kanisius

Suseno, Franz Magnis. 2017. Katolik Itu Apa? Yogyakarta: Kanisius

Widodo Margotomo, FB. 2018. Tuhan mengasihi Aku, Renungan Harian Pilihan Yogyakarta: Kanisius
Lampiran:

Rangkuman materi Pembelajaran

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai beberapa orang yang tampak mengalami
penderitaan dalam hidupnya. Orang-orang seperti ini sangat membutuhkan bantuan, uluran tangan
dan belas kasihan dari orang lain. Dengan menerima kasih dari orang lain, mereka merasa mendapat
perhatian dan dukungan dari sesamanya untuk memperjuangkan hidup yang lebih baik. Rasa peduli
pada sesama atau berbelas kasih bukan terutama terletak pada besar kecilnya bantuan. Yang
penting adalah sikap bela rasa, yaitu sikap turut merasakan penderitaan orang lain sebagai
penderitaannya sendiri. Biasanya orang mau melakukan perhatian kepada orang yang menderita
karena tersentuh hatinya oleh belas kasihan atas penderitaan orang itu.

Situasi hidup masyarakat seperti kelompok orang yang terpinggirkan, miskin, menderita, dan tidak
diperhatikan, juga ada pada zaman Yesus. Pada zaman Yesus, orang yang mengalani kemalangan,
penderitaan seperti sakit, cacat, miskin bahkan yang mengalami kematian, dipandang oleh orang
Yahudi sebagai hukuman dari Allah karena kedosaan mereka.Yesus hadir untuk mewartakan kabar
suka cita. Ia terpanggil untuk berbela rasa kepada mereka. Yesus menunjukkan sikap bela rasa dan
kepedulian serta belas kasih-Nya kepada mereka dengan berbagai cara. Yesus mau menyapa mereka
yang terpinggirkan dan tidak diperhatikan. Yesus mau hidup di tengah-tengah mereka yang miskin
dan menderita.

Dengan cara seperti itu, Yesus secara langsung bersolider dan mengalami suka duka hidup mereka.
Selain dengan hidup bersama mereka, Yesus menyatakan sikap belas kasih dengan melakukan
mukjizat-mukjizat penyembuhan. Orang-orang yang menderita dan dipinggirkan itu telah
menyentuh rasa belas kasihan Yesus, sehingga Yesus pun berkenan untuk menyembuhkan mereka,
bahkan menghidupkan yang meninggal.

Sebagaimana Yesus membantu sesama tanpa memperhatikan suku, ras, agama dan latarbelakang
sosial budaya tertentu, kita pun sebagai bangsa Indonesia yang beragama Katolik, dipanggil untuk
membantu siapapun yang membutuhkan belas kasih kita.

Penuntun Refleksi

a. Guru mengajak peserta untuk duduk dalam keadaan hening, dan mata terpejam.

b. Guru dapat menyalakan musik instrumental yang mendukung susana hening

c. Guru membacakan tuntunan refleksi, misalnya:

Anak-anakku yang dikasihi Tuhan.

Dari pembahasan topik kita hari ini, kita semakin memahami bahwa Yesus begitu baik kepada kita
manusia.

Ia telah memberi teladan bagi kita dalam tindakan belas kasih-Nya.

Ia memberi teladan pada kita untuk selalu mengasihi sesama.

Bagaimana dengan kalian ? Sudah sejauhmana kalian meneladani sikap Yesus ini?

Apakah yang ingin kalian perbaiki atau tingkatkan dalam sikap belas kasih?
Dalam suasana hening, coba rumuskanlah sebuah niat kalian untuk melakukan

tindakan kasih pada sesama dengan sungguh-sungguh.

Tuliskanlah niat kalian itu di buku catatan kalian dengan ukuran tulisan yang

besar, sehingga dapat menjadi pengingat bagi kalian.


KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Topik2: Yesus Sang


Pengampun

Sumber: https://www.rosarymeds.com/better-serve-god-by-avoiding-media-morality/jesus-with-
sinner/

Tujuan Pembelajaran Topik 2

Peserta didik dapat memahami ajaran dan tindakan Yesus yang pengampun, sehingga mereka
mampu meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari

Profil Pelajar Pancasila

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, Bernalar kritis, serta Mandiri

Indikator Ketercapaian Tujuan

Peserta didik beriman akan Allah, Bapa yang Maharahim

Peserta didik mampu menjelaskan faktor penghambat untuk mengampuni

Peserta didik mampu menjelaskan ajaran Yesus dalam hal pengampunan


Peserta didik mampu membuat renungan dan menyampaikan renungan singkat tentang
pengampunan, bertolak dari teks Kitab Suci Luk 15:11-32

Media Pembelajaran/Sarana

Alkitab

Buku Siswa

Laptop

Proyektor

Pendekatan

Pendekatan Kateketis

Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta didik
baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan orang lain.
Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab Suci atau ajaran Gereja, sehingga
peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari
pendalaman yang dilakukan.

Dapat menggunakan pendekatan lain yang sesuai

Metode

Dialog partisipatif

Sharing pengalaman

Diskusi kelompok

Refleksi dan aksi

Sumber Belajar

Teks Kitab Suci Matius 18:21-35

Rangkuman materi pembelajaran

Persiapkan Guru

Membuat ringkasan materi pembelajaran

Menyiapkan sumber belajar

Lembar penilaian

Alur Kegiatan Pembelajaran


KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit
Guru menyampaikan salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk mengawali
1.
kegiatan pembelajaran
Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi pembelajaran
2.
sebelumnya
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada topik yang akan dibahas
4. Guru menjelaskan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
KEGIATAN INTI : 100 menit
Menggali pengetahuan, pemahaman dan pengalaman peserta didik tentang Pengampunan
a. Peserta didik bekerja secara individu untuk mengingat kembali pengalaman
tentang pengampunan dan menuliskannya beberapa hal berikut:
Pengalaman diampuni:
Pernahkah berbuat salah kepada teman? Apa kesalahannya?
Bagaimana sikap temanmu atas kesalahan yang kalian lakukan ?
Apa saja yang kalian lakukan agar kesalahanmu dimaafkan/ diampuni ?
Apakah temanmu akhirnya mau memaafkan/mengampuni kesalahanmu ?
Mengapa ?
Bagaimana perasaanmu ketika temanmu mau memaafkan/mengampuni
kesalahanmu ?
Pengalaman mengampuni
Pernahkah ada teman yang berbuat salah kepadamu? Apa kesalahannya?
Bagaimana sikapmu atas kesalahan yang dia lakukan ?
Apa saja yang dia lakukan untuk mendapat maaf/pengampunan darimu ?
Apakah kamu akhirnya mau memaafkan/mengampuni kesalahan
temanmu ? Mengapa ?
Bagaimana perasaanmu ketika mampu memaafkan/mengampuni kesalahan
temanmu ?
b. Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menyampaikan
jawabannya
c. Peserta didik masuk dalam kelompok yang sudah disiapkan Guru untuk
mendiskusikan dan menjawab pertanyaan berikut:
1) Faktor apa saja yang sering membuat seseorang sulit meminta maaf ?
2) Faktor apa saja yang sering membuat orang memaafkan/ mengampuni
sesamanya ?
d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan
kelompok lain menanggapi
e. Guru memberikan peneguhan atas hasil diskusi kelompok.
Menggali pesan Kitab Suci ajaran dan teladan Yesus dalam mengampuni
a. Masih dalam kelompok yang sama, masing-masing peserta didik membaca
dalam hati teks Kitab Suci Matius 18:21-35
b. Dalam kelompok peserta didik berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
berikut:
1) Pesan apa yang mau disampaikan Yesus ketika Ia mengatakan bahwa kita
harus mengampuni tujuh puluh kali tuju kali ?
2) Pesan apa yang kalian peroleh dari perumpamaan pengampunan yang
dikisahkan Yesus dalam ayat 23-35 ?
3) Langkah-langkah apa saja yang harus kita lakukan bila ingin memperoleh
pengampunan dari Tuhan ?
4) Carilah peristiwa dalam Kitab Suci yang menunjukkan tindakan Yesus
sendiri yang mengampuni sesama ! Jelaskan !
c. Setelah selesai diskusi, menampilkan hasil disukusinya dalam bentuk power
point, atau menulisnya di kerta koran atau kertas karton dan
mempresentasikannya
d. Peserta didik kembali ke tempat duduknya semula
Kesimpulan:
Peserta didik membuat kesimpulan bersama guru
KEGIATAN PENUTUP: 5 menit

Refleksi dan Aksi


a. Refleksi
Peserta didik untuk hening dan berefleksi atas materi yang baru saja dibahas
b. Aksi:
Peserta didik mengungkapkan hasil dengan membuat renungan singkat
bertitik tolak dari teks Kitab Suci Luk 15:11-32
Doa
Guru mengajak peserta didik berdoa untuk menutup kegiatan pembelajaran

Modifikasi kegiatan

Doa pada awal kegiatan dan doa penutup dapat diganti dengan lagu yang bertema kasih

Bagian aksi pada akhir proses pembelajaran, dapat diganti dengan penugasan individu atau
kelompok, yang bisa dilakukan peserta didik di luar jam pelajaran, misalnya:

Mencari artikel tentang orang yang berani mengampuni sesamanya. Bertitik tolak dari artikel yang
dibaca, peserta didik merumuskan secara tertulis kesan dan pesan yang diperoleh dari kisah
tersebut.

Menyusun lagu, puisi, doa yang bertema pengampunan

Refleksi Guru

Guru dapat mengevaluasi diri dengan cara meminta berdialog dengan peserta didik berkaitan
dengan hal-hal berikut:

Kesan umum selama proses pembelajaran

Adakah kesulitan yang dirasakan selama mengikuti proses pembelajaran ?

Adakah perintah/ petunjuk yang tidak jelas sehingga mengganggu dalam aktivitas pembelajaran ?

Adakah hal-hal yang belum dipahami ?

Refleksi siswa

Peserta didik menuliskan refleksi secara tertulis, menyangkut dua hal berikut:
Bagian mana dalam proses yang dirasakan paling menyenangkan ?

Manfaat yang diperoleh dari pembelajaran hari ini ?

Adakah usul atau saran yang ingin disampaikan demi perbaikan pembelajaran yang akan datang?
Kepada siapa usul atau saran itu hendak ditujukan ?

Penilaian

Penilaian Sikap

Bentuk dan alat penilaian: penilaian individu, penilaian diri

Rubrik:

Indikator Indikator Penilaian


Pencapaian Tujuan
Peserta didik Percaya Tuhan itu Maharahim, yang bersedia mengampuni
beriman akan manusia
Allah, Bapa yang Berani mengakui kesalahan itu di hadapan Allah
Maharahim Menerima Sakramen Tobat ungkapan iman akan Allah
Maharahim
Bersedia memaafkan teman
Bersedia meminta maaf kepada teman pada saat berbuat salah

Lembar Penilaian

Petunjuk:

Berilah tanda centang () pada angka 0, 1, 2, 3 atau tempat yang selaras dengan pernyataan yang
ada

No Pernyataan SL SR JR TP
3 2 1 0
1. Saya percaya Tuhan itu Maharahim, yang
bersedia mengampuni manusia yang bersalah
kepada-Nya
2. Bila saya melakukan dosa saya mengakui
kesalahan itu di hadapan Allah
3. Saya menerima Sakramen Tobat sebagai wujud
memperbaiki relasi saya dengan Allah, sesama
dan lingkungan
4. Saya memaafkan teman, sekalipun dia telah
menyakiti hati saya
5. Saya segera meminta maaf kepada teman pada
saat saya berbuat salah kepadanya
Score
Keterangan:

SL = selalu, SR = sering, JR = jarang, TP= Tidak pernah

Score yang diperoleh


Nilai = x 100
Score total

Penilaian Pengetahuan

Bentuk dan alat penilaian: Penilaian individu, formatif, Uraian tertulis

Rubrik:

Indikator Indikator Penilaian Nomor


Pencapaian Tujuan Soal

Peserta didik Memberi penilaian terhadap sikap yang 1


mampu tidak mau mengampuni
menjelaskan faktor
penghambat untuk
mengampuni
Peserta didik Menjelaskan makna pernyataan Yesus 2
mampu bahwa mengampuni bukan 7 kali, melainkan
menjelaskan 70 kali 7 kali
ajaran Yesus dalam Menjelaskan empat tahap dalam 3
hal pengampunan pengampunan

Soal:

Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang mendendam dan tidak mau mengampuni kesalahan
sesamanya? (score 20)

Yesus mengajarkan pengampunan dengan mengatakan: :Bukan tujuh kali, melainkan tujupuluh kali
tujuh kali” Jelaskan makna yang terkandung dalam pernyataan Yesus tersebut ! (Score 30)

Jelaskah empat tahapan dalam hal pengampunan !

Kunci Jawaban:

Sikap mendendam dan tidak mau memaafkan sesama tidak sesuai dengan kenyataan bahwa Allah
pun sudah mengampuni dirinya, sekalipun kerap menyakiti hati Allah

Kita diajak berani mengampuni tanpa batas dan tanpa syarat apapun (tulus) sebagaimana Allah juga
telah melakukannya kepada kita

Tahap pertama: sakit hati: Ketika seseorang secara curang menyebabkan kita sakit hati begitu
mendalam sehingga kita tidak dapat melupakannya, maka kita terdorong ke tahap pertama krisis
pemberian maaf.
Tahap kedua: membenci: Kita tidak dapat mengenyahkan ingatan tentang seberapa besar rasa sakit
hati dan kita tidak dapat mengharapkan dia baik-baik saja. Kadang kita menginginkan orang yang
menyakiti itu juga menderita.

Tahap ketiga: menyembuhkan:Pada tahap ini, kita diberi sebuah “mata ajaib” untuk melihat orang
yang menyakiti hati dengan pandangan baru. Kita disembuhkan, menolak kembali aliran rasa sakit
dan bebas kembali.

Tahap keempat: berjalan bersama:Pada tahap ini, kita mengundang orang yang pernah menyakiti
hati itu memasuki kembali dalam kehidupan kita. Kedatangannya yang tulus membuat kita akan
menikmati hubungan yang dipulihkan kembali.

Penilaian Ketrampilan

Bentuk dan alat penilaian: penilaian individu, portofolio dan perfoma

Rubrik

Indikator Pencapaian Indikator Penilaian


Tujuan Membuat renungan Menyampaikan renungan
Peserta didik mampu Struktur renungan Sikap saat membawakan
membuat renungan Isi sesuai tema Komunikatif
dan menyampaikan Orisinal Penampilan: suara dan
renungan singkat Pengunaan bahasa gaya membawakan
tentang yang baik dan benar
pengampunan,
bertolak dari teks
Kitab Suci Luk 15:11-
32

Rubrik Membuat Renungan Tertulis

No. Indikator Score


1. Struktur renungan jelas dan terkait satu sama lain 15
2. Isi sesuai dengan tema pengampunan 50
3. Orisinil, bukan menyalin dari renungan yang sudah beredar 20
4. Menggunakan bahasa yang baik dan benar 15
Total Score 100

Lembar penilaian

Menyusun renungan tertulis

Indikator Score
No Nama
Struktur Isi Orisinil Bahasa
1. .................................
2. .................................
3. .................................
4. .................................
5. .................................

Rubrik Menyampaikan Renungan

No. Indikator Score


1. Sikap saat membawakan 20
2. Komunikatif 50
3. Penampilan: suara dan gaya membawakan 30
Total Score 100

Lembar penilaian

Menyampaikan Renungan

Indikator Score
No Nama Sikap Komunikati Penampila
f n
1. .................................
2. .................................
3. .................................
4. .................................
5. .................................

Remidial

Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai tujuan belajar minimal,
dengan kegiatan sebagai berikut:

Guru menugaskan peserta didik menghafal doa Tobat

Guru menilai peserta didik dengan cara meminta mereka melafalkan doa tobat

Pengayaan

Peserta didik mencari dari berbagai sumber mass media cetak maupun elektronik, tentang tokoh-
tokoh yang bisa diteladani dalam hal mengampuni sesama, kemudian membuat refleksi atas kisah
tersebut

Program Remedial dan Pengayaan

Sekolah : ……………………………..

Mata Pelajaran : ……………………………….

Kelas : ………………………………

Semester : ……………………………..

Tahun : ………………………………
Nama Rencana Program Tgl Hasil
N Mater Peserta Pengaya Remedial Pelaksan Sebelu Sesudah Simpul
o i Didik an a an m an
1
2
3
4
5
6
7

Daftar Pustaka

Untuk Guru

Komkat KWI. 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII. Kanisius: Yogyakarta

Kemendikbud. 2017. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Guru. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta

Komkat KWI, 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII, Yogyakarta: Kanisius

Lorensius Atrik, Yohanes Sulisdwiyanta, 2020, Pelangi buku penunjang Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti, Kelas VII, Yogyakarta: Kanisius

Untuk peserta didik

Leks, Stefan. 2020. Kerahimannya Tak Mengenal Batas, Sebuah Bunga Rampai, Yogyakarta: Kanisius

2018. Youcat Karo, Katekismus Populer. Yogyakarta: Kanisius

Riyanto, Theo, FIC. 2014. Kekuatan Maaf, Membangun Kesehatan Spiritual. Yogyakarta: Kanisius

Widodo Margotomo, FB. 2018. Tuhan mengasihi Aku, Renungan Harian Pilihan Yogyakarta: Kanisius
Lampiran:

Rangkuman Materi Pembelajaran:

Setiap orang pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya, baik kesalahan terhadap diri sendiri,
terhadap orang lain. Namun, tidak semua orang mau memohon maaf. Demikian pula, tidak semua
orang dengan senang hati dapat segera memaafkan kesalahan yang dilakukan orang lain.

Yesus mengajarkan pengampunan itu tanpa batas, sebagaimana Allah juga mengampni manusia.
Pengampunan kepada sesama tidak mungkin dipisahkan dari pengampunan Allah. Kesediaan untuk
mengampuni merupakan kualitas spiritualitas yang tinggi. Semakin mampu mengampuni, berarti kita
semakin diperkaya oleh kasih Allah

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang merasa sulit untuk memaafkan atau
meminta maaf atas kesalahannya. Ketidakmampuan memaafkan merugikan diri sendiri.

Ada empat tahap pemberian maaf yaitu:

Tahap pertama: sakit hati: Ketika seseorang secara curang menyebabkan kita sakit hati begitu
mendalam sehingga kita tidak dapat melupakannya, maka kita terdorong ke tahap pertama krisis
pemberian maaf.
Tahap kedua: membenci: Kita tidak dapat mengenyahkan ingatan tentang seberapa besar rasa sakit
hati dan kita tidak dapat mengharapkan dia baik-baik saja. Kadang kita menginginkan orang yang
menyakiti itu juga menderita.

Tahap ketiga: menyembuhkan:Pada tahap ini, kita diberi sebuah “mata ajaib” untuk melihat orang
yang menyakiti hati dengan pandangan baru. Kita disembuhkan, menolak kembali aliran rasa sakit
dan bebas kembali.

Tahap keempat: berjalan bersama:Pada tahap ini, kita mengundang orang yang pernah menyakiti
hati itu memasuki kembali dalam kehidupan kita. Kedatangannya yang tulus membuat kita akan
menikmati hubungan yang dipulihkan kembali.

Yesus sang guru kita telah memberikan teladan dalam mengampuni. Yesus mengampuni Petrus yang
menyangkal-Nya 3 kali, malahan meminta Petrus untuk memimpin orang yang percaya kepada
Yesus. Yesus mengampuni algojo yang menyiksa-Nya. Yesus juga mengampuni penjahat yang
disalibkan bersama-Nya.

Penuntun Refleksi

a. Guru mengajak peserta untuk duduk dalam keadaan hening, dan mata terpejam.

b. Guru dapat menyalakan musik instrumental yang mendukung susana hening

c. Guru membacakan tuntunan refleksi, misalnya:

Anak-anak yang terkasih.

Hari ini Yesus mengajarkan kepada kita tentang mengampuni.

Sebagai murid-murid-Nya, kitapun diajak oleh Yesus untuk bersedia mengampuni tanpa batas.

Apakah selama ini kalian mau memaafkan teman dengan tulus?

Sanggupkah kalian untuk segera minta maaf ketika bersalah?

Ataukah kalian bersikap egois dan mau menang sendiri?

Maukah kalian langsung memaafkan ketika ada teman yang meminta maaf?

Ataukah kalian mendendam terhadap kesalahan teman?

Dalam keheningan ini, renungkanlah semua itu.

Silahkan lanjutkan refleksi kalian di rumah dengan merenungkan teks Kitab Suci Luk 15:11-32,
kemudian buatlah renunganmu itu secara tertulis, dan dkikumpulkan minggu depan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
Topik 3: Membangun Relasi Dengan
Yesus
Sumber: http://lifethroughgodsword.blogspot.com/2013/03/some-gave-all.html

Tujuan Pembelajaran Topik 3

Peserta didik dapat memahami berbagai aktivitas untuk menjalin relasi dengan Yesus, sehingga
mereka mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Profil Pelajar Pancasila

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, dan Bernalar kritis.

Indikator Ketercapaian Tujuan

Peserta didik beriman akan Yesus Kristus yang menawarkan diri untuk menjadi teladan dan
penyelamat hidupnya

Peserta didik mampu menjelaskan sikap yang perlu dikembangkan dalam membangun relasi dengan
Yesus

Peserta didik mampu menjelaskan beberapa aktivitas yang dapat dipakai sebagai sarana
membangun kedekatan relasi dengan Yesus

Peserta didik mampu membuat doa yang mengungkapkan keinginannya untuk membangun relasi
yang dekat dengan Yesus

Media Pembelajaran/Sarana

Alkitab

Buku Siswa
Laptop

Proyektor

Pendekatan

Pendekatan Kateketis

Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta didik
baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan orang lain.
Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab Suci atau ajaran Gereja, sehingga
peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari
pendalaman yang dilakukan.

Dapat menggunakan pendekatan lain yang sesuai

Metode

Dialog partisipatif

Sharing pengalaman

Diskusi kelompok

Refleksi dan aksi

Sumber Belajar

Teks Kitab Suci Matius 4:18-22, Yohanes 1: 35-41, Ibrani 10: 22-25

Rangkuman materi pembelajaran

Persiapan Guru

Membuat ringkasan materi pembelajaran

Menyiapkan sumber belajar

Alur Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit


Guru menyampaikan salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk mengawali
1.
kegiatan pembelajaran
Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi pembelajaran dalam
2.
kegiatan pembelajaran sebelumnya dan tugas yang harus diselesaikan
3. Guru memberi pengantar singkat, misalnya: “Relasi yang dekat dan akrab dengan
sahabat atau dengan siapapun tidak akan pernah terjadi, tanpa usaha dan kerja
keras dari kedua belah pihak yang saling berhubungan. Banyak cara dan sarana yang
bisa dikembangkan untuk mempererat relasi. Hal yang sama berlaku juga dalam
upaya kita membangun relasi dengan Yesus Kristus”.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan proses kegiatan pembelajaran yang
4.
akan dilaksanakan
KEGIATAN INTI : 95 menit
Menggali pengetahuan, pemahaman dan pengalaman peserta didik tentang Membangun
Relasi dalam kehidupan sehari-hari
a. Peserta didik bermain permainan :”Seberapa erat kamu memahami
sahabatmu?”. (Petunjuk permainan serta apa yang perlu dipersiapkan bisa
dilihat dalam lampiran)
b. Peserta didik memberikan kesan dan pesan tentang permainan
c. Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk menuliskan jawaban atas
pertanyaan berikut:
Apa saja yang selama ini biasa kalian lakukan dalam berelasi dengan sahabat-
sahabat dekatmu ?
Menurut kalian, hal-hal apa lagi yang sebaiknya kalian kembangkan agar relasi
dengan sahabatmu makin erat ? Urutkan jawaban kalian dari yang paling
penting !
Sikap-sikap apa yang perlu dikembangkan agar relasi kalian dengan sahabat
makin erat ?
d. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan
hasilnya
e. Guru menyampaikan peneguhan atas jawaban peserta didik.
Menggali pesan Kitab Suci berkaitan cara, sikap dan tindakan dalam upaya membangun
relasi yang erat dengan Yesus Kristus,
a. Peserta didik dibagi dalam 3 kelompok.
Kelompok 1: membaca dan merenungkan teks Kitab Suci Matius 4:18-22 dan
menjawab pertanyaan:
Apa yang dilakukan Simon Petrus, Andreas dan Yakobus ketika dipanggil untuk
mengikuti Yesus ?
Kira-kita, mengapa mereka mau mengikuti Yesus, padahal mereka batu
mengenal Yesus saat itu ?
Kelompok 2, membaca dan merenungkan teks Kitab Suci Yohanes 1: 35-41,
dan menjawab pertanyaan:
Mengapa murid-murid Yohanes mengikuti Yesus ? Bukankah mereka baru
mengenal Yesus ?
Bagaimana proses mengikuti dan berelasi dengan Yesus, yang dikatakan
dalam ayat 39 ?
Kelompok 3 membaca dan merenungkan teks Kitab Suci Ibrani 10: 22-25 dan
menjawab pertanyaan: Sikap apa saja yang perlu dimiliki agar kita mampu
membangun relasi dengan Tuhan dengan benar ?
b. Setelah selesai diskusi, tiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil
diskusinya. Pelaporan dapat dilakukan dengan membacakan hasilnya di depan
kelas atau menuliskan hasilnya di kertas koran/ karton dan menempelkan di
papan tempel kelas, atau mempresentasikan dalam bentuk power point
Kesimpulan:
Peserta didik membuat kesimpulan bersama guru
KEGIATAN PENUTUP: 10 menit
Refleksi dan Aksi
a. Refleksi
Peserta didik merefleksikan sejauhmana mereka sudah berusaha
membangun kedekatan dengan Yesus dan hal-hal apa saja yang masih perlu
ditingkatkan
b. Aksi
Peserta didik mengungkapkan dan hal-hal apa saja yang akan dilakukan untuk
semakin memiliki relasi yang dekat dengan Yesus, kemudian membuat doa
secara tertulis yang mengungkapkan keinginannya untuk dekat dengan Yesus
Doa
Guru mengajak peserta didik untuk menutup pembelajaran dengan doa

Modifikasi kegiatan

Doa pada awal kegiatan dan doa penutup dapat diganti dengan lagu yang bertema kasih

Kegiatan refleksi dapat dilakukan dengan cara mengajak peserta didik melakukan adorasi sakramen
mahakudus, Doa Yesus, atau bentuk devosi lain yang sesuai dalam upaya menghayati kedekatan
relasi dengan Yesus.

Refleksi Guru

Guru dapat mengevaluasi diri dengan cara menguraikan pengalamannya berkaitan dengan beberapa
unsur pembelajaran yang tercantum dalam lembar refleksi berikut:

Lembar Refleksi Guru

Nama :
Mata Pelajaran :
1. Guru memastikan bahwa semua peserta
didik mendapatkan kesempatan yang sama
untuk berpartisi-pasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Guru dapat mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan belajar yang
sama pada semua peserta didik dengan
kelainan fisik dan kemampuan belajar yang
berbeda.
3. Guru memperhatikan peserta didik
dengan kelemahan fisik tertentu agar
dapat mengikuti aktivitas pembelajaran,
sehing-ga peserta didik tersebut tidak
termarginalkan (tersisihkan, diolok‐olok,
minder, dsb).
4. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan
belajarnya melalui pengaturan proses
pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.
5. Guru selalu memastikan tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan
aktivitas pembelajaran berikut-nya
berdasarkan tingkat pemahaman tersebut.
6. Guru merencanakan kegiatan
pembelajaran yang saling terkait satu sama
lain, dengan memperhatikan tujuan
pembe-lajaran maupun proses belajar
peserta didik.
7. Guru memperhatikan respon peserta
didik yang belum/ kurang mema-hami
materi pembelajaran yang diajarkan dan
menggunakannya untuk memperbaiki
rancangan pembelajaran berikutnya.
8. Guru melaksanakan aktivitas pem-
belajaran sesuai dengan rancangan yang
telah disusun secara lengkap dan
pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti
tentang tujuannya.
9. Guru melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu proses belajar peserta didik,
bukan untuk menguji sehingga membuat
peserta didik merasa tertekan.
10.Guru memberikan banyak kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktikkan dan berinteraksi dengan
peserta didik lain.
Refleksi Peserta didik

Peserta didik menuliskan refleksi secara tertulis, tanpa mencantumkan nama diri, dan
menyerahkannya kepada Guru. Beberapa hal yang perlu diungkapkan adalah sebagai berikut:

a) Materi yang belum dipahami

b) Bagian Proses pembelajaran yang kurang menarik

c) Suasana pembejaalaran yang perlu ditingkatkan

Penilaian

Penilaian Sikap

Bentuk dan alat penilaian: penilaian individu, penilaian diri

Rubrik:
Indikator Indikator Penilaian
Pencapaian Tujuan
Peserta didik Percaya akan Yesus Kristus yang bersedia menjadi sahabat dan
beriman akan teladan hidup
Yesus Kristus yang Membiasakan diri membaca dan merenungkan Kitab Suci agar
menawarkan diri semakin mengenal Yesus secara pribadi
untuk menjadi Membiasakan diri berdoa pribadi sebagai cara membangun
teladan dan relasi pribadi dengan Yesus Kristus
penyelamat Berusaha melaksanakan firman-Nya sebagai wujud iman saya
hidupnya kepada Yesus Kristus

Lembar penilaian

Petunjuk:

Berilah tanda centang () pada angka 0, 1, 2, 3 atau tempat yang selaras dengan pernyataan yang
ada

No Pernyataan SL SR JR TP
3 2 1 0
1. Saya percaya akan Yesus Kristus yang bersedia
menjadi sahabat dan teladan hidup
2. Saya membiasakan diri membaca dan
merenungkan Kitab Suci agar semakin mengenal
Yesus secara pribadi
3. Saya membiasakan diri berdoa pribadi sebagai
cara membangun relasi pribadi dengan Yesus
Kristus
4. Saya berusaha melaksanakan firman-Nya sebagai
wujud iman saya kepada Yesus Kristus
Score

Keterangan:

SL = selalu, SR = sering, JR = jarang, TP= Tidak pernah

Score yang diperoleh


Nilai = x 100
Score total

Penilaian Pengetahuan

Bentuk dan alat penilaian: Penilaian individu, formatif, tertulis, Pilihan Ganda

Petunjuk: berilah tanda silang pada huruf A,B,C atau D yang menunjukkan jawaban yang paling tepat
!
1. Bila kita ingin mengenal Yesus secara mendalam, maka yang harus dijadikan
sumber yang utama adalah:
A. Kitab Suci
B Ajaran yang dikeluarkan Paus
C Uraian dalam Pelajaran Agama Katolik
D Renungan Harian Katolik

2. Pada saat Yesus masih hidup, kedua belas rasul Yesus bisa mempunyai relasi
yang dekat dengan-Nya dengan cara:
A. Sering merayakan Ekaristi
B Sering mendengar tentang Yesus dari orang lain
C Membaca Kitab Suci Perjanjian Baru
D Mengikuti Yesus dan tinggal bersama dengan-Nya

3. Manakah unsur yang paling utama dalam membangun relasi yang intim dengan
Yesus:
A. Mengetahui sebanyak mungkin informasi tentang siapa Yesus
B Mendengarkan firman-Nya dan melaksanakan dalam hidup
C Menjadi anggota Gereja Katolik
D Mengikuti salah satu kegiatan pelayanan Gereja

4. Dalam membangun relasi dengan Kristus dibutuhkan pengharapan yang kuat.


Yang dimaksud pengharapan yang kuat, ialah:
A. Bersikap tulus iklas tanpa pamrih dalam mengikuti Yesus
B Saling menguatkan iman dengan sesama
C Tidak mudah putus asa dan selalu mengandalkan Yesus dalam segala situasi
hidup
D Memiliki keyakinan bahwa dirinya akan diselamatkan, sedangkan orang lain
tidak diselamatkan

5. Ciri orang yang mempunyai relasi yang dekat dengan Kristus adalah:
A. Mengenakan benda-benda rohani dalam penampilannya
B Hafal isi Kitab Suci Perjanjian Baru
C Mengenal para pemimpin Gereja
D Mampu menjadi teladan dalam kebaikan dan kebenaran
Kunci jawaban:

Penilaian Ketrampilan

Bentuk dan alat penilaian: Penilaian individu, portofolio


No. Nama Score:5 Score: 15 Score: 20 Score:15 Score
0 yang
Isi Struktur Bahasa: Tampilan diperoleh
sesuai doa: menggunakan menarik
tema pendahulu ejaan yang
an, isi dan benar dan
penutup struktur
kalimat yang
baik
1.
2.
3.
4.
5.
Dst

Score yang diperoleh


Nilai = x 100
Score total
Remidial

Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai tujuan belajar minimal,
dengan kegiatan sebagai berikut:

Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka pahami, kemudian,
mengadakan pembelajaran ulang oleh guru secara langsung.

Guru mengadakan memberikan tugas yang berkaitan dengan topik pembelajaran.

Pengayaan

Peserta didik membaca buku di perpustakaan atau dari sumber lain yang berkaitan dengan tema
menumbuhkan iman akan Yesus Kristus, misalnya buku Landri,. Joseph. 2010. Gue Akrab dengan
Yesus – Kata Siapa?. Jakarta: Penerbit Obor, dan membuat rangkuman atas buku tersebut. Guru
dapat melakukan tanya jawab atas hasil kerja peserta didik dan mengkaitkannya dengan
pembahasan topik pembelajaran

Program Remedial dan Pengayaan

Sekolah : ……………………………..

Mata Pelajaran : ……………………………….

Kelas : ………………………………

Semester : ……………………………..

Tahun : ………………………………

Nama Rencana Program Tgl Hasil


N Mater Peserta Pengaya Remedial Pelaksan Sebelu Sesudah Simpul
o i Didik an aan m an
1
2
3
4
5
6
7

Daftar Pustaka

Untuk Guru

Komkat KWI. 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII. Kanisius: Yogyakarta

Kemendikbud. 2017. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Guru. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta

Kemendikbud. 2017 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Siswa. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta

Komkat KWI, 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius

Lorensius Atrik, Yohanes Sulisdwiyanta, 2020, Pelangi buku penunjang Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti, Kelas VII, Yogyakarta: Kanisius

Untuk peserta didik

Laksana, Bagus.A. 2018.Beriman Itu Indah Memaknai Kekayaan Hidup Sehari-hari.Kanisius:


Yogyakarta

Landri,. Joseph. 2010. Gue Akrab dengan Yesus – Kata Siapa?. Jakarta: Penerbit Obor

Rarasati, A. 2007. Ingar Bingar Cinta Dia-Kesaksian & Refleksi Iman Remaja . Jakarta: Penerbit Obor

Riyanto, Theo, FIC. 2018. Mari Belajar Berdoa. Yogyakarta: Kanisius

Supranto,. Felix, SS.CC,. 2016. Tuhanlah Andalanku, Jakarta: Penerbit Obor


Lampiran

PERMAINAN “SEBERAPA ERAT KAMU MEMAHAMI SAHABATMU”

Yang perlu disiapkan oleh Guru

Kartu kata-kata, terbuat dari kertas yang agak tebal (seperti kertas karton), ukuran 8 x 8 cm,
sebanyak 10 lembar warna telor asin , 10 lembar merah muda (atau warna lain – yang penting ada
dua warna yang berbeda)

Kata-kata yang ditulis dalam karton, misalnya:

Sabar , membunuh, menyayangi, makan , teladan, pencuri, setia, percaya, teriak, melayani

Tiap kartu, berisi tulisan 1 kata

Kata “Sabar” ditulis pada satu kartu berwarna telor asin, dan satu pada kartu berwarna merah
muda. Demikian juga kata-kata yang lain.

Menyiapkan 5 kalimat soal yang menjadi pegangan, misalnya berbunyi seperti berikut ini:

Soal 1: Salah satu sikap Murid Yesus dalam membantu sesama adalah....

Soal 2: Yang harus menjadi pengikat relasi kita dengan Yesus Kristus adalah.....

Soal 3: Yesus menghendaki agar kita bersikap ..... terhadap orang yang bersalah kepada kita.

Soal 4: Yesus sangat mencintai kita dan menganggap kita sebagai ..........

Soal 5: Saya ingin meneladan Yesus, sebab Dia adalah..........

Petunjuk permainan:
Guru menunjuk satu orang peserta didik untuk maju ke depan kellas, dan peserta didik yang sudah
ditunjuk harus menunjuk salah seorang temannnya yang dianggap paling akrab untuk maju juga.

Guru memberikan kepada peserta didik 1: 10 kartu kata-kata berwarna telor asin, dan kepada
peserta didik 2 kartu kata-kata berwarna merah muda. Kemudian mereka diminta berdiri saling
berhadapan

Kedua peserta didik harus memagang kartu kata-kata di belajkang, supaya temannya tidak
mengetahui.

Setiap Guru selesai membacakan satu soal, kedua peserta didik masing-masing harus mencabut satu
kartu dan memperlihatkan isi kata-kata kepada temannya.

Ketika mereka saling memperlihatkan kartu kata-katanya, Guru mengajukan pertanyaan kepada
peserta didik yang lain: “Cocok atau tidak ?” “Jawabannya benar atau tidak ?”

Demikian seterusnya sampai kelima soal itu selesai dibacakan......

Bila waktu memungkinkan, Guru dapat mengulangi permainan untuk 2 atau 3 pasang peserta didik
yang lain.

Penjelasan makna permainan

Setelah permainan berakhir, Guru dapat menjelaskan makna permainan:

Sekalipun kita sudah bersahabat cukup lama, tetapi bisa jadi kita tidak bisa memahami sepenuhnya
apa yang menjadi keinginan, harapan, pikiran sahabat kita. Untuk dapat memahami sahabat kita
secara lebih baik, maka kita diajak untuk lebih sering berjumpa, lebih sering sharing satu sama lain.

Rangkuman Materi Pembelajaran:

Salah satu aspek tujuan menjadi murid Yesus Kristus adalah agar hidup dan diri kita makin serupa
Kristus dengan cara meneladan Dia. Tetapi untuk mampu meneladan Yesus Kristus secara tepat dan
benar, mengandaikan kita selalu berusaha untuk mengenal Dia dan membangun relasi pribadi yang
erat dengan-Nya.

Ada berbagai cara dan sarana agar kita mampu membangun relasi dengan Dia secara erat, antara
lain:Doa, Membaca Kitab Suci, Melakukan Firman Allah, dan sebagainya.

Selain itu, untuk membangun relasi yang erat dengan Yesus, dibutuhkan beberapa sikap dasar,
sebagaimana dijelaskan dalam Ibrani 10: 22-25

Penunutun Refleksi

a. Guru mengajak peserta untuk duduk dalam keadaan hening, dan mata terpejam.

b. Guru dapat menyalakan musik instrumental yang mendukung susana hening

c. Guru membacakan tuntunan refleksi, misalnya:

Anak-anak yang terkasih,

Iman akan Yesus akan semakin berkembang, bila kita memiliki relasi dengan Yesus yang makin dekat.

Dekat dengan Yesus berarti: mengenal secara luas tentang siapa Yesus, berkomunikasi secara
intensif dengan-Nya, dan lebih-lebih hidup menurut teladan-Nya.
Beberapa orang mengungkapkan kedekatan dengan Yesus itu dengan menyebut: Yesus sahabatku,
Yesus teladanku, Yesus penyelamatku.

Bagi kamu sendiri, siapa Yesus itu ?

Apa saja yang selama ini sudah kamu lakukan untuk semakin dekat dengan Yesus ? Apa yang masih
perlu ditingkatkan agar semakin dekat dengan-Nya?

Coba ungkapkan niat-niatmu itu di depan Yesus sendiri.

Anda mungkin juga menyukai