Modul 2 7.4
Modul 2 7.4
Modul 2 7.4
Peserta didik mampu memahami berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani sebagai
orang beriman sehingga tergerak mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Topik 1: Yesus Yang Berbelas Kasih
Sumber: http://www.gnosticamerica.com/wednesday-epiphany-3-will-god/
Peserta didik dapat memahami sikap Yesus yang penuh belas kasih kepada sesama sehingga mereka
mampu mewujudkannya dalam tindakan sehari-hari.
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, Bergotong-royong serta
Berkebhinekaan global
Peserta didik mampu bersyukur karena dirinya senantiasa dikasihi Allah melalui berbagai cara
Peserta didik mampu menceritakan pengalaman berbuat kasih kepada sesama maupun mendapat
belas kasih dari sesama
Peserta didik mampu menjelaskan makna dan teladan tindakan Yesus yang berbelas kasih
sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci
Peserta didik mampu mengungkapkan keinginannya untuk meneladan Yesus yang berbelas kasih
dalam bentuk doa dan tindakan nyata.
Media Pembelajaran/Sarana
Alkitab
Buku Siswa
Laptop
Proyektor
Pendekatan
Pendekatan Kateketis
Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta didik
baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan orang lain.
Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab Suci atau ajaran Gereja, sehingga
peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari nilai-nilai yang diperoleh dari
pendalaman yang dilakukan.
Metode
Dialog partisipatif
Sharing pengalaman
Diskusi kelompok
Sumber Belajar
Persiapkan Guru
Menata meja kursi untuk presentasi tugas aksi nyata dalam tahap ke-2
Lembar penilaian
Tahap 1:
Doa
Guru mengajak peserta didik menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa
Tahap 2:
Modifikasi kegiatan
Doa pada awal kegiatan dan doa penutup dapat diganti dengan lagu yang bertema kasih
Bila tidak memungkinkan kegiatan Aksi nyata bisa diganti kegiatan lain, misalnya: Mencari artikel
tentang tokoh yang banyak memberikan bantuan kepada orang miskin dan menderita atau difabel,
kemudian peserta didik membuat refleksi tentang hal yang bisa diteladani dari tokoh tersebut. Atau
melakukan wawancara terhadap tokoh aktivis sosial kemanusiaan, kemudian merefleksikannya.
Refleksi Guru
Guru dapat mengevaluasi diri dengan cara meminta peserta didik untuk menilai kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Misalnya melalui lembar evaluasi mengajar berikut.
Anak-anak terkasih, supaya Bapak/Ibu bisa mengajar lebih baik, coba nilai cara Bapak/Ibu mengajar
pada hari ini. Kalian dapat memberi nilai antara 1-10. Kalian tidak perlu memberi nama kalian pada
lembar evaluasi Guru
Refleksi siswa
Peserta didik menuliskan refleksi secara tertulis, tanpa mencantumkan nama diri, dan
menyerahkannya kepada Guru. Beberapa hal yang perlu diungkapkan adalah sebagai berikut:
Penilaian
Penilaian sikap
Sikap Bersyukur
Rubrik:
Lembar penilaian:
Petunjuk: Berilah tanda centang () pada angka 0, 1, 2, 3 atau tempat yang selaras dengan
pernyataan yang ada
Keterangan:
No Pernyataan SL SR JR TP
SL = selalu, 3 2 1 0
SR = sering, 1. Saya bersyukur karena Tuhan mengasihi
JR = jarang, melalui orang tua dan sesama
TP= Tidak 2. Saya bersyukur dan percaya bahwa Yesus
Kristus adalah bukti kebaikan Allah bagi
pernah
manusia
3. Saya mencintai sesama sebagai tanggapan
atas kebaikan Tuhan
4. Saya setia dalam doa sebagai ungkapan
syukur atas kebaikan Tuhan
Score
Score yang diperoleh
Nilai = x 100
Score total
Penilaian Pengetahuan
Rubrik:
Soal:
Ceritakanlah satu pengalaman konkrit perbuatan kasih yang pernah kamu lakukan kepada sesama,
dengan menyebutkan siapa yang kamu bantu dan bagaimana situasi orang tersebut, serta alasan
kamu bersedia mengasihi orang tersebut ! (score: 10)
Tidak semua orang mampu berbelas kasih kepada sesamanya. Jelaskan 2 hambatan yang membuat
seseorang sulit berbuat kasih kepada sesama ! (score: 10)
Dalam Injil Lukas 6:27-37, Yesus memberi teladan agar kita mengasihi semua orang tanpa pandang
bulu, bahkan kita pun harus mengasihi musuh kita. Sebutkan 2 peristiwa yang pernah menimpa
umat Katolik (Gereja) yang diakibatkan sikap memusuhi, dan jelaskan sikap Umat Katolik terhadap
mereka yang diresapi teladan Yesus dalam kutipan tersebut ! (score: 20)
11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama
dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. 12 Setelah Ia dekat pintu
gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda,
dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. 13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu,
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" 14 Sambil
menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai
anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" 15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai
berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. 16 Semua orang itu ketakutan dan mereka
memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan
"Allah telah melawat umat-Nya." 17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di
seluruh daerah sekitarnya.
Pertanyaan:
Mengapa janda itu merasa sangat sedih ketika anak laki-laki satu-satunya meninggal ?
Bagaimana sikap Yesus menghadapi situasi yang dialami janda itu dan apa yang dilakukannya ?
Kunci Jawaban
1) (tergantung jawaban peserta didik) itinya: kita dipanggil oleh Allah mengasihi sesama,
sebagaimana Allah telah mengasihi
2) Hambatan mengasihi: sikap mementingkan diri sendiri, egois, tidak peduli terhadap sesama
3) Perusakan / pengemboman gereja sulitnya membangun gedung gereja. Umat Katolik tidak
membalas dan diminta untuk memaafkan dan mendoakan mereka agar dosanya diampuni.
4) a. Kehilangan anak laki satu-satunya membuat dia kehilangan harapan yang akan membantu
dan menjamin hidupnya di masa tuanya
b. Yesus tergerak oleh belas kasihan. Ia membangkitkan anak laki-laki itu yang sudah meninggal
c. Mereka ketakutan dan memuliakan Allah, karena mereka percaya tindakan membangkitkan
orang mati hanya bisa dilakukan oleh Allah
Penilaian Ketrampilan
Rubrik:
Kelompok : .............................
Remidial
Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai tujuan belajar minimal,
dengan kegiatan sebagai berikut:
Peserta didik mencari lima perikope Kitab Suci, yang mengisahkan tindakan Yesus yang berbelas
kasih kepada sesama
Guru melakukan penilaian melalui test lisan dengan cara memberikan pertanyaan atau soal yang
berkaitan dengan kutipan yang ditulis peserta didik.
Pengayaan
Peserta didik mencari dari berbagai sumber (mass media cetak maupun elektronik, atau melakukan
wawancara kepada aktivis Gereja untuk memperoleh informasi tentang: 1) berbagai karya belas
kasih Gereja bagi masyarakat 2) Pengalaman suka dan duka dalam melakukan karya belas kasih
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………..
Tahun : ………………………………
Daftar Pustaka
Untuk Guru
Komkat KWI. 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII. Kanisius: Yogyakarta
Kemendikbud. 2017. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Guru. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta
Kemendikbud. 2017 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Siswa. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta
Komkat KWI, 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII, Yogyakarta: Kanisius
Lorensius Atrik, Yohanes Sulisdwiyanta, 2020, Pelangi buku penunjang Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti, Kelas VIII, Yogyakarta: Kanisius
Lalu, Yosef. 2010. Seri Makna Hidup dalam Terang Iman Katolik 3. Yogyakarta: Kanisius
Laksana, Bagus.A. 2018.Beriman Itu Indah Memaknai Kekayaan Hidup Sehari-hari. Yogyakarta :
Kanisius
Leks, Stefan. 2020. Kerahimannya Tak Mengenal Batas, Sebuah Bunga Rampai, Yogyakarta: Kanisius
Widodo Margotomo, FB. 2018. Tuhan mengasihi Aku, Renungan Harian Pilihan Yogyakarta: Kanisius
Lampiran:
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai beberapa orang yang tampak mengalami
penderitaan dalam hidupnya. Orang-orang seperti ini sangat membutuhkan bantuan, uluran tangan
dan belas kasihan dari orang lain. Dengan menerima kasih dari orang lain, mereka merasa mendapat
perhatian dan dukungan dari sesamanya untuk memperjuangkan hidup yang lebih baik. Rasa peduli
pada sesama atau berbelas kasih bukan terutama terletak pada besar kecilnya bantuan. Yang
penting adalah sikap bela rasa, yaitu sikap turut merasakan penderitaan orang lain sebagai
penderitaannya sendiri. Biasanya orang mau melakukan perhatian kepada orang yang menderita
karena tersentuh hatinya oleh belas kasihan atas penderitaan orang itu.
Situasi hidup masyarakat seperti kelompok orang yang terpinggirkan, miskin, menderita, dan tidak
diperhatikan, juga ada pada zaman Yesus. Pada zaman Yesus, orang yang mengalani kemalangan,
penderitaan seperti sakit, cacat, miskin bahkan yang mengalami kematian, dipandang oleh orang
Yahudi sebagai hukuman dari Allah karena kedosaan mereka.Yesus hadir untuk mewartakan kabar
suka cita. Ia terpanggil untuk berbela rasa kepada mereka. Yesus menunjukkan sikap bela rasa dan
kepedulian serta belas kasih-Nya kepada mereka dengan berbagai cara. Yesus mau menyapa mereka
yang terpinggirkan dan tidak diperhatikan. Yesus mau hidup di tengah-tengah mereka yang miskin
dan menderita.
Dengan cara seperti itu, Yesus secara langsung bersolider dan mengalami suka duka hidup mereka.
Selain dengan hidup bersama mereka, Yesus menyatakan sikap belas kasih dengan melakukan
mukjizat-mukjizat penyembuhan. Orang-orang yang menderita dan dipinggirkan itu telah
menyentuh rasa belas kasihan Yesus, sehingga Yesus pun berkenan untuk menyembuhkan mereka,
bahkan menghidupkan yang meninggal.
Sebagaimana Yesus membantu sesama tanpa memperhatikan suku, ras, agama dan latarbelakang
sosial budaya tertentu, kita pun sebagai bangsa Indonesia yang beragama Katolik, dipanggil untuk
membantu siapapun yang membutuhkan belas kasih kita.
Penuntun Refleksi
a. Guru mengajak peserta untuk duduk dalam keadaan hening, dan mata terpejam.
Dari pembahasan topik kita hari ini, kita semakin memahami bahwa Yesus begitu baik kepada kita
manusia.
Bagaimana dengan kalian ? Sudah sejauhmana kalian meneladani sikap Yesus ini?
Apakah yang ingin kalian perbaiki atau tingkatkan dalam sikap belas kasih?
Dalam suasana hening, coba rumuskanlah sebuah niat kalian untuk melakukan
Tuliskanlah niat kalian itu di buku catatan kalian dengan ukuran tulisan yang
Sumber: https://www.rosarymeds.com/better-serve-god-by-avoiding-media-morality/jesus-with-
sinner/
Peserta didik dapat memahami ajaran dan tindakan Yesus yang pengampun, sehingga mereka
mampu meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, Bernalar kritis, serta Mandiri
Media Pembelajaran/Sarana
Alkitab
Buku Siswa
Laptop
Proyektor
Pendekatan
Pendekatan Kateketis
Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta didik
baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan orang lain.
Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab Suci atau ajaran Gereja, sehingga
peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari
pendalaman yang dilakukan.
Metode
Dialog partisipatif
Sharing pengalaman
Diskusi kelompok
Sumber Belajar
Persiapkan Guru
Lembar penilaian
Modifikasi kegiatan
Doa pada awal kegiatan dan doa penutup dapat diganti dengan lagu yang bertema kasih
Bagian aksi pada akhir proses pembelajaran, dapat diganti dengan penugasan individu atau
kelompok, yang bisa dilakukan peserta didik di luar jam pelajaran, misalnya:
Mencari artikel tentang orang yang berani mengampuni sesamanya. Bertitik tolak dari artikel yang
dibaca, peserta didik merumuskan secara tertulis kesan dan pesan yang diperoleh dari kisah
tersebut.
Refleksi Guru
Guru dapat mengevaluasi diri dengan cara meminta berdialog dengan peserta didik berkaitan
dengan hal-hal berikut:
Adakah perintah/ petunjuk yang tidak jelas sehingga mengganggu dalam aktivitas pembelajaran ?
Refleksi siswa
Peserta didik menuliskan refleksi secara tertulis, menyangkut dua hal berikut:
Bagian mana dalam proses yang dirasakan paling menyenangkan ?
Adakah usul atau saran yang ingin disampaikan demi perbaikan pembelajaran yang akan datang?
Kepada siapa usul atau saran itu hendak ditujukan ?
Penilaian
Penilaian Sikap
Rubrik:
Lembar Penilaian
Petunjuk:
Berilah tanda centang () pada angka 0, 1, 2, 3 atau tempat yang selaras dengan pernyataan yang
ada
No Pernyataan SL SR JR TP
3 2 1 0
1. Saya percaya Tuhan itu Maharahim, yang
bersedia mengampuni manusia yang bersalah
kepada-Nya
2. Bila saya melakukan dosa saya mengakui
kesalahan itu di hadapan Allah
3. Saya menerima Sakramen Tobat sebagai wujud
memperbaiki relasi saya dengan Allah, sesama
dan lingkungan
4. Saya memaafkan teman, sekalipun dia telah
menyakiti hati saya
5. Saya segera meminta maaf kepada teman pada
saat saya berbuat salah kepadanya
Score
Keterangan:
Penilaian Pengetahuan
Rubrik:
Soal:
Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang mendendam dan tidak mau mengampuni kesalahan
sesamanya? (score 20)
Yesus mengajarkan pengampunan dengan mengatakan: :Bukan tujuh kali, melainkan tujupuluh kali
tujuh kali” Jelaskan makna yang terkandung dalam pernyataan Yesus tersebut ! (Score 30)
Kunci Jawaban:
Sikap mendendam dan tidak mau memaafkan sesama tidak sesuai dengan kenyataan bahwa Allah
pun sudah mengampuni dirinya, sekalipun kerap menyakiti hati Allah
Kita diajak berani mengampuni tanpa batas dan tanpa syarat apapun (tulus) sebagaimana Allah juga
telah melakukannya kepada kita
Tahap pertama: sakit hati: Ketika seseorang secara curang menyebabkan kita sakit hati begitu
mendalam sehingga kita tidak dapat melupakannya, maka kita terdorong ke tahap pertama krisis
pemberian maaf.
Tahap kedua: membenci: Kita tidak dapat mengenyahkan ingatan tentang seberapa besar rasa sakit
hati dan kita tidak dapat mengharapkan dia baik-baik saja. Kadang kita menginginkan orang yang
menyakiti itu juga menderita.
Tahap ketiga: menyembuhkan:Pada tahap ini, kita diberi sebuah “mata ajaib” untuk melihat orang
yang menyakiti hati dengan pandangan baru. Kita disembuhkan, menolak kembali aliran rasa sakit
dan bebas kembali.
Tahap keempat: berjalan bersama:Pada tahap ini, kita mengundang orang yang pernah menyakiti
hati itu memasuki kembali dalam kehidupan kita. Kedatangannya yang tulus membuat kita akan
menikmati hubungan yang dipulihkan kembali.
Penilaian Ketrampilan
Rubrik
Lembar penilaian
Indikator Score
No Nama
Struktur Isi Orisinil Bahasa
1. .................................
2. .................................
3. .................................
4. .................................
5. .................................
Lembar penilaian
Menyampaikan Renungan
Indikator Score
No Nama Sikap Komunikati Penampila
f n
1. .................................
2. .................................
3. .................................
4. .................................
5. .................................
Remidial
Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai tujuan belajar minimal,
dengan kegiatan sebagai berikut:
Guru menilai peserta didik dengan cara meminta mereka melafalkan doa tobat
Pengayaan
Peserta didik mencari dari berbagai sumber mass media cetak maupun elektronik, tentang tokoh-
tokoh yang bisa diteladani dalam hal mengampuni sesama, kemudian membuat refleksi atas kisah
tersebut
Sekolah : ……………………………..
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………..
Tahun : ………………………………
Nama Rencana Program Tgl Hasil
N Mater Peserta Pengaya Remedial Pelaksan Sebelu Sesudah Simpul
o i Didik an a an m an
1
2
3
4
5
6
7
Daftar Pustaka
Untuk Guru
Komkat KWI. 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII. Kanisius: Yogyakarta
Kemendikbud. 2017. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Guru. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta
Komkat KWI, 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII, Yogyakarta: Kanisius
Lorensius Atrik, Yohanes Sulisdwiyanta, 2020, Pelangi buku penunjang Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti, Kelas VII, Yogyakarta: Kanisius
Leks, Stefan. 2020. Kerahimannya Tak Mengenal Batas, Sebuah Bunga Rampai, Yogyakarta: Kanisius
Riyanto, Theo, FIC. 2014. Kekuatan Maaf, Membangun Kesehatan Spiritual. Yogyakarta: Kanisius
Widodo Margotomo, FB. 2018. Tuhan mengasihi Aku, Renungan Harian Pilihan Yogyakarta: Kanisius
Lampiran:
Setiap orang pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya, baik kesalahan terhadap diri sendiri,
terhadap orang lain. Namun, tidak semua orang mau memohon maaf. Demikian pula, tidak semua
orang dengan senang hati dapat segera memaafkan kesalahan yang dilakukan orang lain.
Yesus mengajarkan pengampunan itu tanpa batas, sebagaimana Allah juga mengampni manusia.
Pengampunan kepada sesama tidak mungkin dipisahkan dari pengampunan Allah. Kesediaan untuk
mengampuni merupakan kualitas spiritualitas yang tinggi. Semakin mampu mengampuni, berarti kita
semakin diperkaya oleh kasih Allah
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang merasa sulit untuk memaafkan atau
meminta maaf atas kesalahannya. Ketidakmampuan memaafkan merugikan diri sendiri.
Tahap pertama: sakit hati: Ketika seseorang secara curang menyebabkan kita sakit hati begitu
mendalam sehingga kita tidak dapat melupakannya, maka kita terdorong ke tahap pertama krisis
pemberian maaf.
Tahap kedua: membenci: Kita tidak dapat mengenyahkan ingatan tentang seberapa besar rasa sakit
hati dan kita tidak dapat mengharapkan dia baik-baik saja. Kadang kita menginginkan orang yang
menyakiti itu juga menderita.
Tahap ketiga: menyembuhkan:Pada tahap ini, kita diberi sebuah “mata ajaib” untuk melihat orang
yang menyakiti hati dengan pandangan baru. Kita disembuhkan, menolak kembali aliran rasa sakit
dan bebas kembali.
Tahap keempat: berjalan bersama:Pada tahap ini, kita mengundang orang yang pernah menyakiti
hati itu memasuki kembali dalam kehidupan kita. Kedatangannya yang tulus membuat kita akan
menikmati hubungan yang dipulihkan kembali.
Yesus sang guru kita telah memberikan teladan dalam mengampuni. Yesus mengampuni Petrus yang
menyangkal-Nya 3 kali, malahan meminta Petrus untuk memimpin orang yang percaya kepada
Yesus. Yesus mengampuni algojo yang menyiksa-Nya. Yesus juga mengampuni penjahat yang
disalibkan bersama-Nya.
Penuntun Refleksi
a. Guru mengajak peserta untuk duduk dalam keadaan hening, dan mata terpejam.
Sebagai murid-murid-Nya, kitapun diajak oleh Yesus untuk bersedia mengampuni tanpa batas.
Maukah kalian langsung memaafkan ketika ada teman yang meminta maaf?
Silahkan lanjutkan refleksi kalian di rumah dengan merenungkan teks Kitab Suci Luk 15:11-32,
kemudian buatlah renunganmu itu secara tertulis, dan dkikumpulkan minggu depan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
Topik 3: Membangun Relasi Dengan
Yesus
Sumber: http://lifethroughgodsword.blogspot.com/2013/03/some-gave-all.html
Peserta didik dapat memahami berbagai aktivitas untuk menjalin relasi dengan Yesus, sehingga
mereka mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, dan Bernalar kritis.
Peserta didik beriman akan Yesus Kristus yang menawarkan diri untuk menjadi teladan dan
penyelamat hidupnya
Peserta didik mampu menjelaskan sikap yang perlu dikembangkan dalam membangun relasi dengan
Yesus
Peserta didik mampu menjelaskan beberapa aktivitas yang dapat dipakai sebagai sarana
membangun kedekatan relasi dengan Yesus
Peserta didik mampu membuat doa yang mengungkapkan keinginannya untuk membangun relasi
yang dekat dengan Yesus
Media Pembelajaran/Sarana
Alkitab
Buku Siswa
Laptop
Proyektor
Pendekatan
Pendekatan Kateketis
Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta didik
baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan orang lain.
Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab Suci atau ajaran Gereja, sehingga
peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari
pendalaman yang dilakukan.
Metode
Dialog partisipatif
Sharing pengalaman
Diskusi kelompok
Sumber Belajar
Teks Kitab Suci Matius 4:18-22, Yohanes 1: 35-41, Ibrani 10: 22-25
Persiapan Guru
Modifikasi kegiatan
Doa pada awal kegiatan dan doa penutup dapat diganti dengan lagu yang bertema kasih
Kegiatan refleksi dapat dilakukan dengan cara mengajak peserta didik melakukan adorasi sakramen
mahakudus, Doa Yesus, atau bentuk devosi lain yang sesuai dalam upaya menghayati kedekatan
relasi dengan Yesus.
Refleksi Guru
Guru dapat mengevaluasi diri dengan cara menguraikan pengalamannya berkaitan dengan beberapa
unsur pembelajaran yang tercantum dalam lembar refleksi berikut:
Nama :
Mata Pelajaran :
1. Guru memastikan bahwa semua peserta
didik mendapatkan kesempatan yang sama
untuk berpartisi-pasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Guru dapat mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan belajar yang
sama pada semua peserta didik dengan
kelainan fisik dan kemampuan belajar yang
berbeda.
3. Guru memperhatikan peserta didik
dengan kelemahan fisik tertentu agar
dapat mengikuti aktivitas pembelajaran,
sehing-ga peserta didik tersebut tidak
termarginalkan (tersisihkan, diolok‐olok,
minder, dsb).
4. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan
belajarnya melalui pengaturan proses
pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.
5. Guru selalu memastikan tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan
aktivitas pembelajaran berikut-nya
berdasarkan tingkat pemahaman tersebut.
6. Guru merencanakan kegiatan
pembelajaran yang saling terkait satu sama
lain, dengan memperhatikan tujuan
pembe-lajaran maupun proses belajar
peserta didik.
7. Guru memperhatikan respon peserta
didik yang belum/ kurang mema-hami
materi pembelajaran yang diajarkan dan
menggunakannya untuk memperbaiki
rancangan pembelajaran berikutnya.
8. Guru melaksanakan aktivitas pem-
belajaran sesuai dengan rancangan yang
telah disusun secara lengkap dan
pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti
tentang tujuannya.
9. Guru melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu proses belajar peserta didik,
bukan untuk menguji sehingga membuat
peserta didik merasa tertekan.
10.Guru memberikan banyak kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktikkan dan berinteraksi dengan
peserta didik lain.
Refleksi Peserta didik
Peserta didik menuliskan refleksi secara tertulis, tanpa mencantumkan nama diri, dan
menyerahkannya kepada Guru. Beberapa hal yang perlu diungkapkan adalah sebagai berikut:
Penilaian
Penilaian Sikap
Rubrik:
Indikator Indikator Penilaian
Pencapaian Tujuan
Peserta didik Percaya akan Yesus Kristus yang bersedia menjadi sahabat dan
beriman akan teladan hidup
Yesus Kristus yang Membiasakan diri membaca dan merenungkan Kitab Suci agar
menawarkan diri semakin mengenal Yesus secara pribadi
untuk menjadi Membiasakan diri berdoa pribadi sebagai cara membangun
teladan dan relasi pribadi dengan Yesus Kristus
penyelamat Berusaha melaksanakan firman-Nya sebagai wujud iman saya
hidupnya kepada Yesus Kristus
Lembar penilaian
Petunjuk:
Berilah tanda centang () pada angka 0, 1, 2, 3 atau tempat yang selaras dengan pernyataan yang
ada
No Pernyataan SL SR JR TP
3 2 1 0
1. Saya percaya akan Yesus Kristus yang bersedia
menjadi sahabat dan teladan hidup
2. Saya membiasakan diri membaca dan
merenungkan Kitab Suci agar semakin mengenal
Yesus secara pribadi
3. Saya membiasakan diri berdoa pribadi sebagai
cara membangun relasi pribadi dengan Yesus
Kristus
4. Saya berusaha melaksanakan firman-Nya sebagai
wujud iman saya kepada Yesus Kristus
Score
Keterangan:
Penilaian Pengetahuan
Bentuk dan alat penilaian: Penilaian individu, formatif, tertulis, Pilihan Ganda
Petunjuk: berilah tanda silang pada huruf A,B,C atau D yang menunjukkan jawaban yang paling tepat
!
1. Bila kita ingin mengenal Yesus secara mendalam, maka yang harus dijadikan
sumber yang utama adalah:
A. Kitab Suci
B Ajaran yang dikeluarkan Paus
C Uraian dalam Pelajaran Agama Katolik
D Renungan Harian Katolik
2. Pada saat Yesus masih hidup, kedua belas rasul Yesus bisa mempunyai relasi
yang dekat dengan-Nya dengan cara:
A. Sering merayakan Ekaristi
B Sering mendengar tentang Yesus dari orang lain
C Membaca Kitab Suci Perjanjian Baru
D Mengikuti Yesus dan tinggal bersama dengan-Nya
3. Manakah unsur yang paling utama dalam membangun relasi yang intim dengan
Yesus:
A. Mengetahui sebanyak mungkin informasi tentang siapa Yesus
B Mendengarkan firman-Nya dan melaksanakan dalam hidup
C Menjadi anggota Gereja Katolik
D Mengikuti salah satu kegiatan pelayanan Gereja
5. Ciri orang yang mempunyai relasi yang dekat dengan Kristus adalah:
A. Mengenakan benda-benda rohani dalam penampilannya
B Hafal isi Kitab Suci Perjanjian Baru
C Mengenal para pemimpin Gereja
D Mampu menjadi teladan dalam kebaikan dan kebenaran
Kunci jawaban:
Penilaian Ketrampilan
Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai tujuan belajar minimal,
dengan kegiatan sebagai berikut:
Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka pahami, kemudian,
mengadakan pembelajaran ulang oleh guru secara langsung.
Pengayaan
Peserta didik membaca buku di perpustakaan atau dari sumber lain yang berkaitan dengan tema
menumbuhkan iman akan Yesus Kristus, misalnya buku Landri,. Joseph. 2010. Gue Akrab dengan
Yesus – Kata Siapa?. Jakarta: Penerbit Obor, dan membuat rangkuman atas buku tersebut. Guru
dapat melakukan tanya jawab atas hasil kerja peserta didik dan mengkaitkannya dengan
pembahasan topik pembelajaran
Sekolah : ……………………………..
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………..
Tahun : ………………………………
Daftar Pustaka
Untuk Guru
Komkat KWI. 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII. Kanisius: Yogyakarta
Kemendikbud. 2017. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Guru. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta
Kemendikbud. 2017 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Buku Siswa. Edisi Revisi. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud: Jakarta
Komkat KWI, 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk
SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius
Lorensius Atrik, Yohanes Sulisdwiyanta, 2020, Pelangi buku penunjang Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti, Kelas VII, Yogyakarta: Kanisius
Landri,. Joseph. 2010. Gue Akrab dengan Yesus – Kata Siapa?. Jakarta: Penerbit Obor
Rarasati, A. 2007. Ingar Bingar Cinta Dia-Kesaksian & Refleksi Iman Remaja . Jakarta: Penerbit Obor
Kartu kata-kata, terbuat dari kertas yang agak tebal (seperti kertas karton), ukuran 8 x 8 cm,
sebanyak 10 lembar warna telor asin , 10 lembar merah muda (atau warna lain – yang penting ada
dua warna yang berbeda)
Sabar , membunuh, menyayangi, makan , teladan, pencuri, setia, percaya, teriak, melayani
Kata “Sabar” ditulis pada satu kartu berwarna telor asin, dan satu pada kartu berwarna merah
muda. Demikian juga kata-kata yang lain.
Menyiapkan 5 kalimat soal yang menjadi pegangan, misalnya berbunyi seperti berikut ini:
Soal 1: Salah satu sikap Murid Yesus dalam membantu sesama adalah....
Soal 2: Yang harus menjadi pengikat relasi kita dengan Yesus Kristus adalah.....
Soal 3: Yesus menghendaki agar kita bersikap ..... terhadap orang yang bersalah kepada kita.
Soal 4: Yesus sangat mencintai kita dan menganggap kita sebagai ..........
Petunjuk permainan:
Guru menunjuk satu orang peserta didik untuk maju ke depan kellas, dan peserta didik yang sudah
ditunjuk harus menunjuk salah seorang temannnya yang dianggap paling akrab untuk maju juga.
Guru memberikan kepada peserta didik 1: 10 kartu kata-kata berwarna telor asin, dan kepada
peserta didik 2 kartu kata-kata berwarna merah muda. Kemudian mereka diminta berdiri saling
berhadapan
Kedua peserta didik harus memagang kartu kata-kata di belajkang, supaya temannya tidak
mengetahui.
Setiap Guru selesai membacakan satu soal, kedua peserta didik masing-masing harus mencabut satu
kartu dan memperlihatkan isi kata-kata kepada temannya.
Ketika mereka saling memperlihatkan kartu kata-katanya, Guru mengajukan pertanyaan kepada
peserta didik yang lain: “Cocok atau tidak ?” “Jawabannya benar atau tidak ?”
Bila waktu memungkinkan, Guru dapat mengulangi permainan untuk 2 atau 3 pasang peserta didik
yang lain.
Sekalipun kita sudah bersahabat cukup lama, tetapi bisa jadi kita tidak bisa memahami sepenuhnya
apa yang menjadi keinginan, harapan, pikiran sahabat kita. Untuk dapat memahami sahabat kita
secara lebih baik, maka kita diajak untuk lebih sering berjumpa, lebih sering sharing satu sama lain.
Salah satu aspek tujuan menjadi murid Yesus Kristus adalah agar hidup dan diri kita makin serupa
Kristus dengan cara meneladan Dia. Tetapi untuk mampu meneladan Yesus Kristus secara tepat dan
benar, mengandaikan kita selalu berusaha untuk mengenal Dia dan membangun relasi pribadi yang
erat dengan-Nya.
Ada berbagai cara dan sarana agar kita mampu membangun relasi dengan Dia secara erat, antara
lain:Doa, Membaca Kitab Suci, Melakukan Firman Allah, dan sebagainya.
Selain itu, untuk membangun relasi yang erat dengan Yesus, dibutuhkan beberapa sikap dasar,
sebagaimana dijelaskan dalam Ibrani 10: 22-25
Penunutun Refleksi
a. Guru mengajak peserta untuk duduk dalam keadaan hening, dan mata terpejam.
Iman akan Yesus akan semakin berkembang, bila kita memiliki relasi dengan Yesus yang makin dekat.
Dekat dengan Yesus berarti: mengenal secara luas tentang siapa Yesus, berkomunikasi secara
intensif dengan-Nya, dan lebih-lebih hidup menurut teladan-Nya.
Beberapa orang mengungkapkan kedekatan dengan Yesus itu dengan menyebut: Yesus sahabatku,
Yesus teladanku, Yesus penyelamatku.
Apa saja yang selama ini sudah kamu lakukan untuk semakin dekat dengan Yesus ? Apa yang masih
perlu ditingkatkan agar semakin dekat dengan-Nya?