Bab Iii
Bab Iii
Bab Iii
TINJAUAN PUSTAKA
30
31
Tujuan sistem informasi akuntansi tersebut dapat dicapai secara efektif dan
efesien dengan mengetahui terlebi dahulu ciri-ciri atau kriteria yang ada. Agar
sistem dapat dibangun dan dibangun dan menuntun dengan jelas dan tegas setiap
aktivitas menuju tujuan yang telah ditetapkan dengan ciri-ciri atau kriteria yang
ada sebelumnya.
Sedangkan Krismiaji (2014:16) berpendapat bahwa tujuan umum
pengembangan sistem informasi akuntansi sebagi berikut:
1. Mengumpulkan dan memproses data tentang kegiatan kegiatan informasi
bisnis dengan efesien dan efektif.
2. Untuk memberikan informasi yang bermanfaat sebagai pengambilan
keputusan.
3. Dilakukan pemeriksaan yang rutin untuk memastikan data apakah
transaksi bisnis tersebut telah ditulis dan diolah dengan benar, serta untuk
mengamankan data tersebut dan aktiva milik perusahaan.
b. Sistem Pengolahan
Terdapat dua cara sistem pengolahan data yaitu:
1. Pengolahan data secara batch (mengumpulkan terlebih dahulu)
2. Pengolahan secara online.
c. Organisasi Database
1. Organisasi Data pada Databse Tradisional
Organisasi data pada database tradisional memilki tujuan agar
sistem infromasi yang efektif memberikan, kepada para pemakai
sistem informasi, informasi yang akurat, relevan tepat waktu dan
lengap. Informasi ini merupakan hasil pengolahan data yang
disimpan dalam file-file komputer. Adapaun masalah dalam
organisasi data tradisional:
a. Data lengkap dan tidak konsisten.
b. Kesulitan dlaam megakses data.
c. Data terisolasi.
d. Data sulit diakses secara bersamaan.
e. Masalah keamanan data.
f. Masalahh interitas.
2. Organisasi Database Modern
Sistem database modern memberikan banyak keuntungan bagi
sistem informasi akuntansi.
3. Model Relasi (Relational Data Model)
4. Model-model data secara umum model data terbagi dalam beberapa
model yaitu:
1) Model Hirarki (Hierarchiall Data Model)
Model data yang menggambarkan hubungan antara data
berdasarkan kepada tingkatannya.
2) Model Network (Network Data Model)
Model data yang menggambarkan hubungan antar data
berdasarkan kepentingannya.
3) Model Relasi (Relational Data Model)
Model data yang disusun berdasakan kepada hubungan antar dua
aentittas (entry).
6. Teknologi Jaringan Komunikasi
Komponen-komponen yang digunakan dalam jaringan komunikasi data
satu sama lain harus berintegrasi secara harmonis atau bersinergi
membentuk jaringan komunikasi data dalam sistem informasi akuntansi.
Komponen jaringan komunikasi data yang harus bersinergi misal antara
hubungan yang digunakan, saluran komunikasi dan Network Card (LAN
card). Teknologi yang digunakan dalam jaringan komunikasi harus sesuai
dengan hardware yang digunakan. Komponen-komponen dan fungsi dari
sistem telekomunikasi terdiri dari:
a. Fungsisistem telekomunikasi.
b. Pemroses komunikasi.
c. Software komunikasi.
38
Barang yang telah melalui berbagai macam proses produksi dan pada
akhirnya siap untuk dilakukan penjualan ke pasar.
5. Perlengkapan (Supplies)
c. Perusahaan Jasa
1. Persediaan Perlengkapan (Supplies)
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi) paling akhir akan
dikeluarkan/dijual paling awal. Sehingga barang yang tersisa pada akhir
periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi awal
periode.
c. Avarage (rata-rata). Dalam metode ini, barang yang dikeluarkan/dijual
maupun barang yang tersisa, dinilai berdasarkan harga rata-rata. Sehingga
barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang memiliki nilai
rata-rata.
2. Metode Buku (Perpectual inventory method)
Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri
yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu
bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Setiap
perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening
persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan
melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Penggunaan metode buku
akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan rugi laba, karena tidak perlu
lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.
a. FIFO (First In First Out)
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli atau diprediksi) lebih dahulu
akan dikeluarkan (dijual) lebih dahulu. Sehingga tersisa pada akhir periode
adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi terakhir.
b. LIFO (Last In First Out)
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi) paling akhir akan
dikeluarkan/dijual paling awal. Sehingga barang yang tersisa pada akhir
periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi awal
periode.
c. Moving Avarage (rata-rata bergerak)
Dalam metode ini, barang yang dikeluarkan/dijual maupun barang yang
tersisa, dinilai berdasarkan harga rata-rata bergerak. Sehingga barang yang
tersisa pada akhir periode adalah barang yang dimiliki nilai rata-rata.
Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas bahwa ada dua metode pencatatan
persediaan, diantaranya metode fisik (Physical inventory method) atau sering juga
disebut dengan metode fiskal serta Metode Buku (Perpectual inventory method) atau
sering diebut juga dengan metode perfektual. Dengan beberapa sub metode yaitu FIFO,
LIFO dan juga Rata-rata.
3.2.4 Sistem Perhitungan Fisik Persediaan
Menurut Mulyadi (2016:483) “sistem akuntansi persediaan dengan metode
mutasi persediaan (perpetual inventory method), di bagian kartu persediaan
diselenggarakan catatan akuntansi berupa kartu persediaan (inventory ledger) yang
digunakan untuk mencatat mutasi setiap jenis persediaan yang disimpan di bagian
42
3.2 Prosedur
Suatu prosedur memiliki peranan yang penting dalam suatu perusahaan
karena mendukung terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hal ini
diperlukan untuk mempermudah pihak-pihak yang ingin berkenaan dengan
informasi dari suatu perusahaan, karena suatu perusahaan harus menyusun
prosedur dengan teratur dan benar sehingga jalanan dari suatu sistem
menghasilkan informasi yang jelas dan berjalan sebagaimana mestinya.
Wibowo (2023:84) menyatakan bahwa, “prosedur adalah langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam melakukan transaksi atau kegiatan perusahaan”.
Sedangkan, Susanto (2017:264) menjelaskan bahwa, “prosedur merupakan
rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan
cara yang sama”
Berdasarkan urutan pengertian mengenai prosedur di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu urutan klerikal atau rangkaian
kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan melibatkan beberapa orang di
44
dalamnya. Atau disebut juga dengan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
melakukan transaksi atau kegiatan perusahaan.