Bab Viii
Bab Viii
1
Islam Rahmatan Lil’alamin. Jakarta: Kementerian Agama RI.2011.
b. Pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi
sebanyak 73 orang dari Madinah ke Mekah yang
terdiri atas suku Aus dan Khazraj yang pada
awalnya mereka datang untuk melakukan ibadah
haji, tetapi kemudian menjumpai Rasulullah
SAW dan mengajak beliau agar hijrah ke
Madinah. Mereka berjanji akan membela dan
mempertahankan Rasulullah SAW dan
pengikutnya serta melindungi keluarganya
seperti mereka melindungi anak dan istri
mereka.
Faktor lain yang mendorong Rasulullah SAW untuk
hijrah dari Kota Mekah adalah pemboikotan yang
dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah SAW
dan para pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Mutolib).
Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir Quraisy
mencakup hal-hal berikut.2
a) Melarang setiap perdagangan dan bisnis
dengan pendukung Nabi Muhammad
SAW.
b) Tidak seorang pun berhak mengadakan
ikatan perkawinan dengan orang muslim.
c) Melarang keras bergaul dengan kaum
muslim.
d) Musuh Nabi Muhammad SAW harus
didukung dalam keadaan bagaimana pun.
2
Al-qur’an dan tafsirnya.jakarta: Kementrian agama RI.2010
2) Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW di Madinah
Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas
sahifah atau plakat yang digantungkan di dinding
Ka’bah dan tidak akan dicabut sebelum Nabi
Muhammad SAW menghentikan dakwahnya.
Teks perjanjian tersebut disahkan oleh semua
pemuka Quraisy dan diberlakukan dengan sangat
ketat. Blokade tersebut berlangsung selama tiga
tahun dan sangat dirasakan dampaknya oleh
kaum Muslimin. Kaum Muslimin merasakan
derita dan kepedihan atas blokade ekonomi
tersebut. Namun, semua itu tidak menyurutkan
kaum muslimin untuk tetap bertahan dan
membela Rasulullah SAW.3
Setelah melalui pemikiran yang mendalam disertai
perintah langsung dari Allah SWT. untuk berhijrah ke
Madinah, disusunlah rencana Rasulullah SAW dan
seluruh kaum muslimin untuk hijrah ke Madinah.
Peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke
Madinah dilakukan dengan perencanaan yang sangat
matang. Kaum muslimin diperintahkan terlebih dahulu
untuk menuju Madinah tanpa membawa harta benda
yang selama ini menjadi milik mereka. Sementara
Rasulullah SAW dan beberapa sahabat merupakan orang
terakhir yang hijrah ke Madinah. Hal itu dilakukan
3
Islam Rahmatan Lil’alamin. Jakarta: Kementerian Agama
RI.2011
mengingat begitu sulitnya beliau keluar dari pantauan
kaum kafir Quraisy.
2. Substansi Dakwah Nabi SAW di Madinah
I. Membina Persaudaraan antara Kaum Ansar dan
Kaum Muhajirin
Kehadiran Rasulullah SAW dan Kaum
Muhajirin (sebutan bagi pengikut Rasulullah
SAW yang hijrah dari Mekah ke Madinah)
mendapat sambutan hangat dari penduduk
Madinah (Kaum Ansar).
Mereka memperlakukan Nabi
Muhammad SAW dan para Muhajirin seperti
saudara mereka sendiri. Mereka menyambut
Rasulullah SAW dengan kaum Muhajirin dengan
penuh rasa hormat selayaknya seorang tuan
rumah menyambut tamunya.
Bahkan, mereka mengumandangkan syair
yang begitu menyentuh kalbu. Bunyi syair yang
mereka kumandangkan adalah seperti berikut.
“Telah muncul bulan purnama dari Șaniyatil
Wadai’, kami wajib bersyukur selama ada yang
menyeru kepada Tuhan, Wahai yang diutus
kepada kami. Engkau telah membawa sesuatu
yang harus kami taati.”4
4
Islam Rahmatan Lil’alamin. Jakarta: Kementerian Agama
RI.2011
Sejak itulah, Kota Ya¡rib diganti namanya
oleh Rasulullah SAW dengan sebutan “Madinatul
Munawwarah”.
Strategi Nabi mempersaudarakan
Muhajirin dan Ansar untuk mengikat setiap
pengikut Islam yang terdiri atas berbagai macam
suku dan kabilah ke dalam suatu ikatan
masyarakat yang kuat, senasib, seperjuangan
dengan semangat persaudaraan Islam. Rasulullah
SAW mempersaudarakan Abu Bakar dengan
Kharijah Ibnu Zuhair Ja’far, Abi Ţalib dengan
Mu’az bin Jabal, Umar bin Khaţţab dengan Ibnu
bin Malik dan Ali bin Abi Ţalib dipilih untuk
menjadi saudara beliau sendiri.5 Selanjutnya,
setiap kaum Muhajirin dipersaudarakan dengan
kaum Ansar dan persaudaraan itu dianggap
seperti saudara kandung sendiri. Kaum Muhajirin
dalam penghidupan ada yang mencari nafkah
dengan berdagang dan ada pula yang bertani
mengerjakan lahan milik kaum Ansar.
Setelah kaum Muhajirin menetap di
Madinah, Nabi Muhammad SAW mulai
mengatur strategi untuk membentuk masyarakat
Islam yang terbebas dari ancaman dan tekanan
(intimidasi). Pertalian hubungan kekeluargaan
antara penduduk Madinah (kaum Ansar) dan
5
Kementerian Agama RI. 2012. Tafsir al-Qur’ān Tematik. Jakarta:
Kementerian Agama RI.
kaum Muhajirin dipererat dengan mengadakan
perjanjian untuk saling membantu antara kaum
muslimin dan non-muslim. Nabi Muhammad
SAW juga mulai menyusun strategi ekonomi,
sosial, serta dasar-dasar pemerintahan Islam.
Kaum Muhajirin adalah kaum yang sabar.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan dalam
kehidupan yang menyebabkan kesulitan
ekonomi, namun mereka selalu sabar dan tabah
dalam menghadapinya dan tidak berputus asa.
Nabi Muhammad SAW dalam menciptakan
suasana agar nyaman dan tenteram di Kota
Madinah, dibuatlah perjanjian dengan kaum
Yahudi. Dalam perjanjiannya ditetapkan dan
diakui hak kemerdekaan tiap-tiap golongan untuk
memeluk dan menjalankan agamanya. Isi
perjanjian yang dibuat Nabi Muhammad SAW
dengan kaum Yahudi sebagai berikut.
a. Kaum Yahudi hidup damai bersama-sama
dengan kaum Muslimin.
b. Kedua belah pihak bebas memeluk dan
menjalankan agamanya masing-masing.
c. Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib
tolong-menolong dalam melawan siapa
saja yang memerangi mereka.6
d. Orang-orang Yahudi memikul tanggung
jawab belanja mereka sendiri dan
6
Tafsir al-Qur’ān Tematik Kementerian Agama RI. Jakarta: 2012
sebaliknya kaum muslimin juga memikul
belanja mereka sendiri.
e. Kaum Yahudi dan kaum muslimin wajib
saling menasihati dan tolong-menolong
dalam mengerjakan kebajikan dan
keutamaan.
f. Kota Madinah adalah kota suci yang
wajib dijaga dan dihormati oleh mereka
yang terikat dengan perjanjian itu.
g. Kalau terjadi perselisihan di antara kaum
Yahudi dan kaum muslimin yang
dikhawatirkan akan mengakibatkan hal-
hal yang tidak diinginkan, urusan itu
hendaklah diserahkan kepada Allah SWT.
dan Rasul-Nya.
h. Siapa saja yang tinggal di dalam ataupun
di luar Kota Madinah wajib dilindungi
keamanan dirinya kecuali orang zalim
dan bersalah sebab Allah SWT. menjadi
pelindung bagi orang-orang yang baik
dan berbakti.
II. Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan
Ajaran Islam7
a. Kebebasan Beragama
Tujuan ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad SAW adalah memberikan
ketenangan kepada penganutnya dan memberikan
7
Tafsir al-Qur’ān Tematik Kementerian Agama RI. Jakarta: 2012
jaminan kebebasan kepada kaum Muslimin,
Yahudi, dan Nasrani dalam menganut
kepercayaan agama masing-masing.
Dengan demikian, Nabi Muhammad
SAW memberikan jaminan kebebasan beragama
kepada Yahudi dan Nasrani yang meliputi
kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah
sesuai dengan agamanya, dan kebebasan
mendakwahkan agamanya. Hanya kebebasan
yang memberikan jaminan dalam mencapai
kebenaran dan kemajuan menuju kesatuan yang
integral dan terhormat.
Menentang kebebasan berarti
memperkuat kebatilan dan menyebarkan
kegelapan yang pada akhirnya akan mengikis
habis cahaya kebenaran yang ada dalam hati
nurani manusia.8 Cahaya kebenaran yang
menghubungkan manusia dengan alam semesta
(sampai akhir zaman), yaitu hubungan rasa kasih
sayang dan persatuan, bukan rasa kebencian dan
kehancuran.
b. Azan, Salat, Zakat, dan Puasa
Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di
Madinah, bila waktu salat tiba, orang-orang
berkumpul bersama tanpa dipanggil. Lalu terpikir
untuk menggunakan trompet, seperti Yahudi,
tetapi Nabi tidak menyukainya; lalu ada yang
8
Tafsir al-Qur’ān Tematik Kementerian Agama RI. Jakarta: 2012
mengusulkan menabuh genta, seperti Nasrani.
Menurut satu sumber atas usul Umar bin Khaţţab
dan kaum muslimin serta menurut sumber lain
berdasarkan perintah Allah SWT.
melalui wahyu, panggilan salat dilakukan
dengan azan. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW
memerintahkan kepada Abdullah bin Zaid bin
Sa’labah untuk membacakan lafaz azan kepada
Bilal dan menyerukannya manakala waktu salat
tiba karena Bilal memiliki suara yang merdu.
Kewajiban salat yang diterima pada saat
mi’raj, menjelang berakhirnya periode Mekah
terus dimantapkan kepada para pengikut Nabi
Muhammad SAW Sementara itu, puasa yang
telah dilakukan berdasarkan syariat sebelumnya,
kini telah pula diwajibkan setiap bulan
Ramadhan. Demikian pula halnya dengan zakat. 9
Bahkan, setelah kekuasaan Islam berkembang ke
seluruh jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW
mengutus pasukannya ke negeri di luar Madinah
untuk memungut zakat.
c. Prinsip-prinsip Kemanusiaan
Pada tahun ke-10 H (631 M) Nabi
Muhammad SAW melaksanakan haji wada’ (haji
terakhir). Dalam kesempatan ini, Nabi
Muhammad SAW menyampaikan khotbah yang
sangat bersejarah.
9
Tafsir al-Qur’ān Tematik Kementerian Agama RI. Jakarta: 2012
Ketika matahari telah tergelincir, dengan
menunggang untanya yang bernama al-Qaswa’,
Nabi Muhammad SAW berangkat dan tiba di
lembah yang berada di Uranah. Di tempat ini,
dari atas untanya Nabi Muhammad SAW
memanggil orang-orang dan diulang-ulang
panggilan itu oleh Rabi’ah bin Umayyah bin
Khalaf.
Setelah berucap syukur dan puji kepada
Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW menyampaikan
pidatonya.10 Khotbah Nabi SAW itu antara lain
berisi larangan menumpahkan darah kecuali
dengan hak dan larangan mengambil harta orang
lain dengan batil karena nyawa dan harta benda
adalah suci; larangan riba dan larangan
menganiaya; perintah untuk memperlakukan para
istri dengan baik dan lemah lembut dan perintah
menjauhi dosa; semua pertengkaran antara
mereka di zaman jahiliah harus saling dimaafkan;
balas dendam dengan tebusan darah sebagaimana
berlaku dalam zaman jahiliah tidak lagi
dibenarkan; persaudaraan dan persamaan di
antara manusia harus ditegakkan; hamba sahaya
harus diperlakukan dengan baik, mereka makan
10
Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
seperti apa yang dimakan tuannya dan berpakaian
seperti apa yang dipakai tuannya; dan yang
terpenting adalah umat Islam harus selalu
berpegang kepada al-Qur’ān dan sunah.
Badri Yatim, dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam,
Dirasah Islamiyah II,11 menyimpulkan isi khotbah Nabi
tersebut dengan menyatakan bahwa khotbah Nabi
Muhammad SAW berisi prinsip-prinsip kemanusiaan,
persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebajikan,
dan solidaritas.
d. Mengajarkan Pendidikan Politik, Ekonomi, dan
Sosial
Dalam bukunya 100 Tokoh Paling
Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah,
12
Michael H. Hart yang menempatkan Rasulullah
SAW Nabi Muhammad SAW pada urutan
pertama menyatakan bahwa beliau adalah satu-
satunya orang dalam sejarah yang sangat
berhasil, baik dalam hal keagamaan maupun
keduniaan. Dalam urusan politik Rasulullah SAW
menjadi pemimpin politik yang amat efektif.
Hingga saat ini, empat belas abad pasca
wafatnya, pengaruhnya sangat kuat dan merasuk.
11
Badri Yatim, dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, Dirasah
Islamiyah II,
12
Michael H. Hart, dalam bukunya The 100.inc 1978,p.33
B. Strategi Dakwah Nabi SAW di Madinah
1. Meletakkan Dasar-dasar Kehidupan
Bermasyarakat.
SesampainyadiMadinah Nabi Muhammad
SAW. Segera meletakkan dasar-dasar kehidupan
bermasyarakat.
Dasar-dasar kehidupan bermasyarakat
yang dibangun Nabi adalah seperti berikut.13
a. Membangun masjid. Masjid yang dibangun
Nabi Muhammad SAW tidak saja dijadikan
sebagai pusat kehidupan beragama
(beribadah), tetapi sebagai tempat
bermusyawarah, tempat mempersatukan
kaum muslimin agar memiliki jiwa yang
kuat, dan berfungsi sebagai pusat
pemerintahan.
13
Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
demikian, Nabi Muhammad SAW telah
membangun sebuah ikatan persaudaraan tidak
saja semata-mata dikarenakan hubungan
darah, tetapi oleh ikatan agama (ideologi).
c. Menjalin persahabatan dengan pihak-pihak
lain yang non-muslim.
Untuk menjaga stabilitas di Madinah,
Nabi Muhammad SAW menjalin
persahabatan dengan orang-orang Yahudi dan
Arab yang masih menganut agama nenek
moyangnya. Sebuah piagam pun dibuat yang
kemudian dikenal dengan Piagam Madinah.
Dalam piagam itu ditegaskan persamaan hak
dan menjamin kebebasan beragama bagi
orang-orang Yahudi. 14
Setiap orang dijamin keamanannya dan
diberikan kebebasan dalam hak-hak politik
dan keagamaan. Setiap orang wajib menjaga
keamanan Madinah dari serangan luar. Dalam
piagam itu dicantumkan pula bahwa Nabi
Muhammad SAW menjadi kepala
pemerintahan dan karena itu otoritas mutlak
diserahkan kepada beliau.
Terbentuknya negara Madinah membuat
Islam makin kuat. Pada sisi lain, timbul
14
Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
kekhawatiran dan kecemasan yang amat tinggi di
kalangan Quraisy dan musuh-musuh Islam
lainnya.
Kenyataan ini mendorong orang Quraisy dan
yang lainnya melakukan berbagai macam bentuk
ancaman dan gangguan. Untuk itu, Nabi
Muhammad SAW mengatur siasat dan
membentuk pasukan perang serta mengadakan
perjanjian dengan berbagai kabilah yang ada di
sekitar Madinah. Upaya kaum muslimin
mempertahankan Madinah melahirkan banyak
peperangan. Berikut diuraikan beberapa
peperangan yang terjadi antara kaum muslimin
dengan musuh-musuh mereka.
a. Perang Badar
Perang Badar merupakan peperangan
yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam.
Perang ini berlangsung antara kaum muslimin
melawan musyrikin Quraisy. 15Peperangan ini
terjadi pada tanggal 8 Ramadhan tahun ke-2
Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana,
Nabi Muhammad SAW dengan 305 orang
pasukannya berangkat ke luar Madinah.16 Kira-
15
Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
16
Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar,
pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy
berjumlah antara 9001.000 orang. Dalam
peperangan ini, Nabi Muhammad SAW dan
kaum muslimin berhasil memperoleh
kemenangan.
Setelah kemenangan ini, salah satu suku
Badui yang kuat tertarik untuk mengikat
perjanjian damai dengan Nabi Muhammad SAW
Tak lama kemudian, Nabi menyerang suku
Yahudi Madinah dan Qainuqa’ yang turut
berkomplot dengan orang Quraisy Mekah.
Orang-orang Yahudi ini akhirnya meninggalkan
Madinah dan menetap di Aḍri’at, perbatasan
Syria.
b. Perang Uhud
Kekalahan dalam Perang Badar makin
menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum
muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan
menuntut balas kekalahan tersebut. Pada tahun
ke-3 Hijrah, mereka berangkat ke Madinah
dengan membawa 3.000 pasukan berunta, 200
pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka
memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh
Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy
Kebudayaan.
ini disambut Nabi Muhammad SAW dengan
sekitar 1.000 pasukan.17
Ketika pasukan Nabi Muhammad SAW
melewati batas kota, Abdullah bin Ubay menarik
300 pasukan yang terdiri atas orang Yahudi dan
kembali ke Madinah. Dengan pasukan yang
masih tersisa 700 orang, Nabi Muhammad SAW
melanjutkan perjalanan. Pasukan Nabi
Muhammad SAW dan pasukan Quraisy bertemu
di Bukit Uhud. Perang besar pun berkobar. Mula-
mula pasukan berkuda Khalid bin Walid gagal
menembus dan menaklukkan pasukan pemanah
Nabi. Pasukan Quraisy kocar-kacir. Namun,
kemenangan yang sudah di ambang pintu gagal
diraih karena pasukan Nabi Muhammad SAW,
termasuk pasukan pemanah, tergoda oleh harta
peninggalan musuh.
Pasukan Khalid bin Walid berbalik
menyerang; pasukan pemanah dapat
dilumpuhkan dan satu per satu pasukan Nabi
berguguran di medan pertempuran. Dalam
pertempuran ini, sekitar 70 orang pasukan Nabi
gugur sebagai syuhada’. Setelah peperangan ini,
Nabi Muhammad SAW menindak tegas Abdullah
bin Ubay dan pasukannya. Bani Nadir, satu dari
17
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
dua suku Yahudi Madinah yang berkomplot
dengan Abdullah bin Ubay, diusir dari Madinah.
Kebanyakan mereka pergi dan menetap di
Khaibar.
c. Perang Ahzab/Khandaq
Bani Nadir yang menetap di Khaibar
berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk
menyerang Madinah. 18Pasukan gabungan
mereka berkekuatan 24.000 pasukan. Pasukan ini
berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah.
Atas usul Salman al-Farisi, umat Islam menggali
parit untuk pertahanan. Oleh karena itu, perang
ini disebut dengan Perang Khandaq (Parit).
Selain itu, peperangan ini disebut dengan Perang
Ahzab (sekutu beberapa suku) karena Bani Nadir
(orang Yahudi yang terusir dari Madinah),
musyrikin Quraisy, dan beberapa suku Arab yang
masih musyrik berkomplot melawan pasukan
Islam.
Pasukan musuh yang hendak masuk ke
Madinah tertahan oleh parit. Karena itu, mereka
mengepung Madinah dengan membangun
kemah-kemah di luar parit. Pengepungan ini
berlangsung selama satu bulan dan berakhir
setelah badai kencang menerpa dan memorak-
18
Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
porandakan kemah-kemah mereka. Kenyataan ini
memaksa pasukan Ahzab menghentikan
pengepungan dan kembali ke negeri masing-
masing tanpa mendapat hasil apa pun.19
Dalam suasana kritis, orang-orang Yahudi
dan Bani Quraizah di bawah pimpinan Ka’ab bin
Asad melakukan pengkhianatan. Setelah musuh
menghentikan pengepungan dan meninggalkan
Madinah, para pengkhianat itu dihukum mati.
d. Perang Hunain
Meskipun Mekah telah ditaklukkan, tidak
semua suku Arab bersedia tunduk kepada Nabi
Muhammad SAW. Ada dua suku yang masih
melakukan perlawanan terhadap Nabi
Muhammad SAW, yaitu Bani Ţaqif di Ţaif dan
Bani Hawazin di antara Mekah dan Ţaif. Kedua
suku ini berkomplot melawan Nabi Muhammad
SAW dengan alasan menuntut balas atas berhala-
berhala mereka (yang ada di Ka’bah) yang
dihancurkan oleh tentara Islam ketika penaklukan
Mekah.
Dengan kekuatan 12.000 pasukan di
bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW, tentara
Islam berangkat menuju Hunain. Dalam waktu
singkat Nabi Muhammad SAW dan pasukannya
19
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
dapat menumpas pasukan musuh. Dengan
takluknya Bani Ţaqif dan Bani Hawazin, seluruh
jazirah Arab di bawah kekuasaan Nabi
Muhammad SAW.
e. Perang Tabuk
Perang Tabuk merupakan perang terakhir
yang diikuti oleh Nabi Muhammad SAW. Perang
ini terjadi karena kecemburuan dan kekhawatiran
Heraklius atas keberhasilan Nabi Muhammad
SAW menguasai seluruh jazirah Arab. Untuk itu,
Heraklius menyusun kekuatan yang sangat besar
di utara Jazirah Arab dan Syria yang merupakan
daerah taklukan Romawi. Dalam pasukan besar
ini bergabung Bani Gassan dan Bani Lachmides.
Menghadapi peperangan ini, banyak
sekali kaum muslimin yang “mendaftar” untuk
turut berperang. Oleh karena itu, terhimpun
pasukan yang sangat besar.20 Melihat besarnya
jumlah tentara Islam, pasukan Romawi menjadi
ciut nyalinya dan kemudian menarik diri,
kembali ke negerinya. Nabi Muhammad SAW
tidak melakukan pengejaran, tetapi berkemah di
Tabuk. Dalam kesempatan ini, Nabi membuat
perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan
20
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
demikian, wilayah perbatasan itu dapat dikuasai
dan dirangkul masuk dalam barisan Islam.
21
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
pasukan. Peperangan terjadi di Mu’tah, sebelah
utara Jazirah Arab. Pasukan Islam kesulitan
menghadapi tentara Raja Gassan yang dibantu
oleh Romawi. Beberapa orang pasukan muslim
gugur sebagai syuhada’ dalam pertempuran itu.
Melihat kenyataan ini, komandan pasukan,
Khalid bin Walid menarik pasukannya dan
kembali ke Madinah.
3. Penaklukan Mekah
Pada tahun ke-6 Hijrah, ketika haji telah
disyariatkan, Nabi Muhammad SAW dengan
1.000 orang kaum muslimin berangkat ke Mekah
untuk melaksanakan ibadah haji. Karena itu,
Nabi Muhammad SAW beserta kaum muslimin
berangkat dengan pakaian ihram dan tanpa
senjata.22 Sebelum sampai di Mekah, tepatnya di
Hudaibiyah, Nabi Muhammad SAW dan kaum
muslimin tertahan dan tidak boleh masuk ke
Mekah. Sambil menunggu izin untuk masuk ke
Mekah, Nabi SAW dan kaum muslimin
berkemah di sana. Nabi Muhammad SAW dan
kaum muslimin tidak mendapat izin memasuki
Mekah dan akhirnya dibuatlah Perjanjian
Hudaibiyah.
22
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
4. Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan,
yaitu :
a. kaum muslimin tidak boleh mengunjungi
Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan
sampai tahun depan,
b. lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari
saja,
c. kaum muslimin wajib mengembalikan orang-
orang Mekah yang melarikan diri ke
Madinah. 23Sebaliknya, pihak Quraisy
menolak untuk mengembalikan orang-orang
Madinah yang kembali ke Mekah,
d. selama sepuluh tahun dilakukan gencatan
senjata antara masyarakat Madinah dan
Mekah, dan
e. tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam
persekutuan kaum Quraisy atau kaum
muslimin, bebas melakukannya tanpa
mendapat rintangan.
Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk
mengambil alih Ka’bah dan menguasai Mekah kembali
terbuka. Ada dua faktor yang mendorong Nabi
Muhammad SAW untuk menguasai Mekah.
23
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
1. Pertama, Mekah adalah pusat keagamaan bangsa
Arab. Apabila Mekah dapat dikuasai, penyebaran
Islam ke seluruh Jazirah Arab akan dapat
dilakukan.
2. Kedua, orang-orang Quraisy adalah orang-orang
yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang
besar. Dengan dikuasainya Mekah, kemungkinan
besar orang-orang Quraisy, yang merupakan suku
Nabi Muhammad SAW sendiri, akan memeluk
Islam. Dengan Islamnya orang-orang Quraisy,
Islam akan mendapat dukungan yang besar.
Setahun kemudian, Nabi Muhammad SAW
bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah
haji sesuai dengan perjanjian. Dalam kesempatan
ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam
karena melihat kemajuan yang diperoleh oleh
penduduk Madinah.24
Dua tahun Perjanjian Hudaibiyah berlangsung,
dakwah Islam telah menjangkau seluruh Jazirah Arab
dan mendapat tanggapan positif. Prestasi ini, menurut
orang Quraisy, dikarenakan adanya Perjanjian
Hudaibiyah. Oleh karena itu, secara sepihak mereka
membatalkan perjanjian tersebut. Nabi Muhammad SAW
segera berangkat ke Mekah dengan 10.000 orang tentara.
Tanpa kesulitan, Nabi Muhammad SAW dan pasukannya
24
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
memasuki Mekah dan berhala-berhala di semua sudut
negeri dihancurkan. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW
berkhotbah memberikan pengampunan bagi orang-orang
Quraisy. Dalam khotbah itu Nabi Muhammad SAW
menyatakan “siapa yang menyarungkan pedangnya ia
akan aman, siapa yang masuk ke Masjidil Haram ia akan
aman, dan siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia
juga akan aman.” Setelah khotbah itu, penduduk Mekah
datang berbondong-bondong dan menyatakan diri
sebagai muslim. Sejak peristiwa itu, Mekah berada di
bawah kekuasaan Nabi Muhammad SAW.25
Keislaman penduduk Mekah memberikan pengaruh
yang sangat besar kepada suku-suku di berbagai pelosok
Arab. Oleh karena itu, pada tahun ke-9 dan ke-10 Hijrah
(630–631 M) Nabi Muhammad SAW menerima berbagai
delegasi suku-suku Arab sehingga tahun itu disebut
dengan tahun perutusan. Sejak itu, peperangan antarsuku
telah berubah menjadi saudara seagama dan persatuan
Arab pun terwujud. Nabi Muhammad SAW kembali ke
Madinah. Ia mengatur organisasi masyarakat Arab yang
telah memeluk Islam. Petugas keamanan dan para dai
dikirim ke daerah-daerah untuk mengajarkan Islam,
mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan
kemudian, Nabi Muhammad SAW jatuh sakit, dan pada
25
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
12 Rabiul Awwal 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M
ia wafat di rumah istrinya, Aisyah.
C. KENDALA DAKWAH RASULULLAH SAW
DIMADINAH
26
Kementerian Agama RI. 2012. Tafsir al-Qur’ān Tematik. Jakarta:
Kementerian Agama RI.
oleh masyarakat Madinah ketimbang masyarakat
Mekkah.
Namun, bukan berarti perjuangan
Rasulullah mulus-mulus saja. Ada sejumlah
hambatan yang ditemuinya saat berdakwah.
Salah satunya adalah Madinah dihuni berbagai
komunitas dan agama (kebanyakan Nasrani dan
Yahudi) yang telah memiliki tradisi
27
keagamaannya masing-masing.
Tidak jarang di antara kelompok tersebut
terjadi perseteruan yang disebabkan oleh
kepercayaan, masalah politik, hingga ekonomi.
27
Kementerian Agama RI. 2012. Tafsir al-Qur’ān Tematik. Jakarta:
Kementerian Agama RI.
Dakwah Rasulallah SAWdimulai dari wilayah
Makkah di jazirah Arab, walaupun pada akhirnya
ajaran beliau adalah untuk seluruh umat
manusia. Rasulallah saw.
sebagai rasul tidak henti-hentinya
berusaha memperbaiki akhlak masyarakat yang
sudah rusak tersebut.28 Untuk memperbaiki
akhlak, maka Allah SWT telah mengutus rasul
yang memang semenjak kecil dikenal oleh
masyarakat sebagai orang yang sangat mulia
akhlaknya. Mulia disini termasuk sabar,
istiqomah dan tabah menjalani rintangan yang di
berikan. Sejak masih kecil, remaja, sampai
dewasa Rasulallah saw. sudah dikenal oleh
masayarakat Makkah sebagai orang yang
mempunyai kepribadian baik, jujur, sabar,
berbeda dengan kebanyakan orang saat itu.
Rasulallah saw. berdakwah di kota
Makkah selama 13 tahun, memperbaiki
kerusakan aqidah dan moral. Beliau berfikir
bagaimana caranya menyiarkan islam dikalangan
umatnya yang keras kepala dan masih
menyembah berhala. Dengan keuletan dan
keberanian serta kesabaran beliau menghadapi
segala tantangan dan risiko, serta pengorbanan
28
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
yang tidak terhitung, akhirnya beberapa orang
dengan hidayah dari Allah SWT masuk ke dalam
agama yang dibawanya. Di antaranya adalah istri
beliau Khadijah, anak paman beliau ‘Ali bin Abi
Thalib, Zaid bin Haritsah,dan teman dekat beliau,
Abu Bakar. Mereka masuk Islam di awal
permulaan dakwah.
29
Prof. DR. Muhammad Amahzun, “ Manhaj Dakwah Rasulallah” :
Qisthi Press:jakarta Timur: 2002
Tentang kesabaran Rasulallah dalam
berdakwah, Sayyid Quthub dalam zilal
menjelaskan, kesabaran merupakan bekal dan
senjata untuk mengahadapi beratnya berbagai
macam cobaan dan beban berat dalam berdakwah
serta memudahkan seseorang untuk melewati
jalan dakwah yang terjal sampai terwujudnya
perintah allah SWT untuk menegakkan agama
islam dimuka bumi ini.
Hal itu, karena allah SWT mengetahui
betapa besarnya kekuatan(tenaga) yang
dibutuhkan untuk dapat konsisten (istiqomah)
melintasi jalan dakwah yang penuh dengan
pertentangan dan pengingkaran. Demikian halnya
menjalankan dakwah kepada allah dimuka bumi
ini. Sebab bagaimanapun ditengah-tengah jalan
dakwah terdapat hambatan dan rintangan yang
membutuhkan kesabaran dan kekuatan besar
untuk menghadapinya. 30
Dengan kondisi itulah diperlukan
kesabaran untuk menjalankan ketaatan, kesabaran
untuk menjalankan ketaatan, kesabaran dalam
menjahui kemaksiatan, kesabaran dalam
melawan para pengingkar allah, kesabaran dalam
menghadapi berbagai bentuk tipu daya musuh,
kesabaran menanti kemenangan yang tertunda,
30
Dr. Ali Mufrodi, “islam di kawasan Kebudayaan Arab”. Logos
wacana Ilmu:jakarta:1997
kesabaran dalam menaungi segala macam
kesulitan, kesabaran dalam menyikapi semakin
banyaknya pembela kebathilan, kesabaran atas
sedikitnya pembela dan pendukung perjuangan,
serta kesabaran terhadap orang yang berpaling.31
Itulah gambaran kerasnya perjuanagan
dakwah Rasulallah saw., Sebagaimana Allah
(SWT) nyatakan dalam Al Qur'an, beberapa
orang tidak memiliki sikap dan perilaku yang
baik seperti uraian diatas dan orang-orang seperti
itu suka menyerang maupun menghina
Rasulallah saw. yang memiliki moral lebih baik.
Rasulallah saw.menunjukkan sifat kesabaran
dalam kondisi tersebut, memohon kepada Allah
dan meminta pertolongan-Nya dalam segala
keadaan dan mendorong orang-orang yang
beriman untuk sabar dan patuh terhadap perintah-
Nya.Sebagaimana tercantum dalam banyak ayat
di Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan
Rasulallah saw.untuk banyak bersabar dalam
menanggapi perkataan dari orang - orang kafir :
“Maka bersabarlah kamu terhadap apa
yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil
memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan
sebelum terbenam”. (Surah Qaaf: 39)
31
Dr. Ali Mufrodi, “islam di kawasan Kebudayaan Arab”. Logos
wacana Ilmu:jakarta:1997
Selama Rasulallah saw.menyebarkan
ajaran agama Islam,beliau mengalami berbagai
macam kesulitan.Para pendusta dan musyrikin
dari kaumnya sendiri menghina Rasulallah SAW,
bahkan menyebutnya sebagai penyihir atau orang
gila. Sedangkan kaum yang lain ingin membunuh
beliau bahkan bersekongkol membuat rencana
pembunuhan. Meskipun demikian Rasulallah
saw.tetap tidak berhenti berupaya mengajarkan
Al-Qur’an kepada semua masyarakat dari
berbagai macam latar belakang dan budaya,
beliau telah mengajarkan moralitas dan perilaku
yang benar sebagai tugas pokok nabi dalam
menyampaikan ajaran Islam yang dibawanya
(berdakwah).32
Kesabaran Rasulallah saw. juga ada pada
disaat beliau memaafkan, mendo’akan musuhnya
dan bermusyawarah dengan mereka. Sebagai da’i
sejati, Nabi membuka pintu maaf bagi orang
yang masih memungkinkan kembali ke jalan
yang benar dari kalangan musuh-musuhnya,
mendo’akan mereka agar diampuni dan
mengikutkan mereka dalam kehidupan
bermasyarakat berupa musyawarah dalam
urusan-urusan mereka. Reaksi rasulallah tidak
marah, beliau tetap sabar. Beliau tidak pernah
32
Abu fajar Al-Qalami & Abdul wahid Al-Banjary, “Terjemah
Riyadush Shalihin” Gita Media Press;2004
mengajarkan kemarahan, justru mengajarkan
kepada kaumnya untuk tetap kuat dan tabah
dalam menghadapi cobaan dan rintangan.
Sebagaimana yang diterangkan rasulalah.
Rasulallah bersabda:
34
muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :1469 &
Muslim no hadist: 1053
35
Q.S. Al Anam 34
tekanan-tekanan batin, seperti menuduh
Rasulallah saw.
sebagai tukang sihir, penenung atau penyair dan juga
memperolok-olok kaum muslimin, maka al-Qur’an
menggambarkan bagaimana kehidupan para nabi dahulu
yang juga pernah mengalami dan apa yang kemudian
menimpa para pencemooh tersebut. Dan pada tahap
tersebut al-Qur’an langsung mengajak Rasulallah serta
kaum muslimin untu bersabar menerima cemoohan
tersebut dari kaum kafir itu.
“Dan sungguh telah diperolok olokkan beberapa
beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada
orang-orang yang mencemoohkan diantara mereka
balasan (azab) olok-olokan mereka”.(Q.S. al anam 10)
Cara ini yaitu bersabar disaat menegakkan ajaran
islam merupakan cara yang jitu dilakukan oleh Nabi saw
dengan meniupkan sesuatu harapan kedalam jiwa kaum
kafir supaya ia menegerti makna kehidupan agama islam
yang menciptakan kedamaian dan memberikan citra
bahwa islam itu bukan agama kekerasan yang jika
tertimpa suatu masalah, mereka akan sabar dan bukan
justru sebaiknya mereka emosi ataupun saling adu.36
Salah satu contoh cerita pada diri rasulallah
bahwa dengan sabar, dakwah beliau berhasil walaupun
keberhasilan dakwah itu berhasil tidak dengan begitu
36
Asy syami, Shaleh Ahmad, op cit.hal.48.
cepat namun yang pasti akan menghasilkan apa yang
diinginkan yaitu mengajak kaum jahiliyah untuk
memeluk ajaran Islam.
“Di sudut pasar Madinah, ada seorang pengemis
Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada
setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku,
jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu
pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian
mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya".
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulallah saw.
mendatanginya dengan membawakan makanan, dan
tanpa berucap sepatah kata pun Rasulallah saw.
menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis
itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahawa
yang menyuapinya itu adalah Rasulallah saw. Beliau
melakukan hal ini setiap hari sampai baginda wafat.37
Setelah wafatnya Rasulallah saw., tidak ada lagi
orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada
pengemis Yahudi buta itu.
Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau
adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu
kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu
saja". "Apakah itu?", tanya Abu Bakar RA.
37
Abu fajar al-Qalami,Abd. Wahid Al-Banjari “Terjemah Riyadush
Shalihin”hlm. 33.
"Setiap pagi Rasulallah saw. selalu pergi ke
hujung pasar dengan membawakan makanan untuk
seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana ", kata
Aisyah RA.
Keesokan harinya Abu Bakar RA pergi ke pasar
dengan membawa makanan untuk diberikan kepada
pengemis itu. Abu Bakar RA mendatangi pengemis itu
lalu memberikan makanan itu kepadanya.
Ketika Abu Bakar RA mulai menyuapinya, si
pengemis marah sambil mengherdik, "Siapakah kamu?".
Abu Bakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa
(mendatangi engkau)." "Bukan! Engkau bukan orang
yang biasa mendatangiku," bantah si pengemis buta itu.
"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan
ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku,
tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut,
setelah itu ia berikan padaku", pengemis itu melanjutkan
perkataannya.38
Abu Bakar RA tidak dapat menahan air matanya,
ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku
memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku
adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia
itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulallah saw.".
38
Manhaj Dakwah Rasulallah hlm.83
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis
mendengar penjelasan Abu Bakar RA, dan kemudian
berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu
menghinanya, memfitnahnya, dia tidak pernah
memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan
membawa makanan setiap pagi, dia begitu mulia, "
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya
bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA saat itu juga dan
sejak hari itu menjadi seorang muslim.39
dapat diambil hikmahnya bahwa meskipun
rasulallah diolok olok namun beliau tetap bersabar dan
bahkan tetap istiqomah setiap pagi ia selalu memberikan
makanan bahhkan menyuapinya. Kebajikan yang
dilakukan Rasulallah sungguh luar biasa dan patut
dijadikan suri tauladan. Dan pada akhirnya hasilnya pun
dengan akhlak rasulallah yang mulia tersebut, pengemis
itu masuk agama Islam. Disini juga kesabaran dakwah
rasulallah termasuk kedalam media non fisik yaitu
berdakwah dengan melihat dari segi akhlak Rasulallah
SAW. Sebagaimana yang telah dijelaskan pemateri
minggu sebelumnya.
39
Manhaj Dakwah rasulallah hlm.82-85
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Agama RI. 2011. Islam Rahmatan
Lil’alamin. Jakarta: Kementerian Agama RI.
Badri Yatim, dalam bukunya Sejarah Peradaban
Islam, Dirasah Islamiyah II,
Michael H. Hart, dalam bukunya The 100.inc
1978,p.33
Kementerian Agama RI. 2012. Tafsir al-Qur’ān
Tematik. Jakarta: Kementerian Agama RI.
Prof. DR. Muhammad Amahzun, “ Manhaj Dakwah
Rasulallah” : Qisthi Press:jakarta Timur: 2002
Dr. Ali Mufrodi, “islam di kawasan Kebudayaan
Arab”. Logos wacana Ilmu:jakarta:1997
Abu fajar Al-Qalami & Abdul wahid Al-Banjary,
“Terjemah Riyadush Shalihin” Gita Media Press;2004
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
DR. Ali Mufrodi “Islam di kawasan Kebudayaan”
Manhaj Dakwah Rasulallah, Manhaj Dakwah
Rasulallah.
Asy syami, Shaleh Ahmad, op cit. Manhaj
Dakwah Rasulallah. Manhaj Dakwah rasulallah.
Abu fajar al-Qalami,Abd. Wahid Al-Banjari
“Terjemah Riyadush Shalihin”
Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.