Kep Maternitas Praktikum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 100

PRODI NERS

MODUL PRAKTIKUM
MATA KULIAH : KEPERAWATAN
MATERNITAS I

KODE MATA KULIAH : KMT-1 304

SKS : 4

SKS :WIDYA NUSANTARA PALU


STIKes

Jl. Untad I Kelurahan Tondo, Kec. Mantikulore – Palu, Sulawesi Tengah

(0451) 4016803

[email protected]
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga Modul ini dapat tersusun. Modul ini
diperuntukkan bagi mahasiswa Program Studi Ners STIKes Widya Nusnatara Pau
Diharapkan mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dapat mengikuti
semua kegiatan dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
modul ini tentunya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis bersedia
menerima saran dan kritik dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan modul ini di
kemudian hari. Semoga dengan adanya modul ini dapat membantu proses belajar mengajar
dengan lebih baik lagi.

Palu, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Cover Daftar Isi


Pendahuluan
Rasional dan deskripsi singkat
Relevansi
Petunjuk Belajar

Kegiatan Belajar 1: Manuver leopold dan penghitungan denyut jantung janin;


Mengukur tinggi fundus uteri kehamilan dan usia kehamilan;
Menentukan usia kehamilan 1
Kegiatan Belajar 2: Menghitung taksiran partus; Menghitung taksiran berat janin 19
Kegiatan Belajar 3: Melakukan periksa dalam 22
Kegiatan Belajar 4: Pengkajian janin 27
Kegiatan Belajar 5, 6, 7: MENOLONG PARTUS 37
Kegiatan Belajar 8: Memasang CTG (Cardiotocography) 54
Kegiatan Belajar 9: Pemeriksaan umum nifas 59
Kegiatan Belajar 10: Teknik menyusu; Perawatan perineal 63
Kegiatan Belajar 11: Manajemen laktasi 68
Kegiatan Belajar 12: Memandikan bayi baru lahir dan merawat tali; Perawatan
bayi seharihari 74
Kegiatan Belajar 13: Konseling keluarga 81
Kegiatan Belajar 14: Senam hamil dan nifas 84
PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan kepada TYME atas segala kemudahan yang diberikan
sehingga modul praktikum keperawatan maternitas I ini dapat kami susun guna membantu
mahasiswa Program studi Ners dalam meningkatkan ketrampilan praktik keperawatan
maternitas I. Pedoman modul praktikum ini disusun sebagai realisasi dari
pembelajaran praktikum berdasarkan kurikulum inti, dengan praktikum sejumlah 1 sks.
Modul ini disusun untuk memberikan mahasiswa berbagai gambaran tentang upaya
meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan, usia subur, ibu hamil, melahirkan, nifas,
diantara dua masa kehamilan dan bayi baru lahir dan fisiologis dengan penekanan pada
upaya preventif dan promotif yang menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan
memperhatikan aspek legal dan etis ditatanan klinik maupun komunitas.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi mahasiswa untuk melakukan
praktik dalam rangka pencapaian kompetensi melakukan Asuhan Keperawatan Maternitas.
Untuk mempermudah mempelajari modul ini, beberapa langkah yang perlu saudara ikuti
adalah:
1. Bacalah dengan seksama setiap kalimat. Jika ada kalimat yang menurut saudara tidak
jelas atau membingungkan, catatlah kemudian tanyakan pada dosen atau fasilitator.
Jika ada istilah atau kata yang belum dimengerti, saudara bisa mencari dalam kamus
kedokteran atau ditanyakan pada dosen/fasilitator.
2. Pelajari satu kegiatan belajar secara tuntas, sebelum mempelajari kegiatan belajar
lainnya. Hal ini dimaksudkan agar saudara mendapatkan pemahaman secara utuh.
3. Kerjakan semua test atau tugas pada setiap kegiatan belajar. Test dan tugas yang
saudara kerjakan merupakan bentuk self evaluasi (evaluasi diri) saudara.
4. Untuk menambah wawasan, saudara dapat melengkapi modul ini dengan
membaca referensi lain dengan tema yang sejenis.
Pada akhirnya semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi saudara. Selamat
belajar dan sukses selalu.
Kegiatan Belajar 1:

TOPIK 1: Manuver leopold dan penghitungan denyut jantung janin

TOPIK 2: Mengukur tinggi fundus uteri kehamilan dan menentukan usia


kehamilan

Topik 1:

A. Manuver Leopold
Uraian Materi
Dasar tindakan

Palpasi Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu hamil untuk menentukan
posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen pada ibu hamil.

Palpasi Leopold terdiri dari 4 langkah yaitu:


1. Leopold I Leoploold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian janin
yang terdapat pada bagian fundus uteri
2. Leopold II Leopold II bertujuan untuk menentukan bagian janin yang berada pada sisi
lateral maternal
3. Leopold III Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian presentasi dari janin dan
memastikan apakah bagian terendah janin masuk panggul
4. Leopold IV Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah
masuk panggul

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan Leopold pada ibu hamil Anda harus
menyiapkan

1. Alat yang dibutuhkan:


1) Ruang yang nyaman dan tertutup.
2) Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
3) Tempat tidur pasien dan selimut
4) Metlin/pita meter
5) Form/buku untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu
ibu atau status ibu hamil
2. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal sampai di
bahu atas.

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Manuver leopold anda dapat
lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan
1 1) Ruang yang nyaman dan tertutup
2) Tempat tidur pasien dan selimut
3) Metlin/pita meter Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
2 Buku KIA, Kartu ibu atau status ibu hamil
3 Alat tulis

b. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan.
5 Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan.
6 Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan teknik yang benar
7 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
8 Menjaga privacy pasien.
9 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing
10 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal
sampai di bahu atas.
11 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
12 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah perut dari baju
(membuka baju atau baju dikeataskan).
13 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap perut ibu
14 Mengatur kaki ibu sedikit ditekuk (30 - 450).
15 Mengupayakan suhu tangan pemeriksa sesuai dengan suhu kulit ibu (misalnya
dengan menggosok secara ringan kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu)
Palpasi Leopold I
16 Mengetengahkan rahim dengan kedua tangan
17 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri dengan tangan kiri
18 Mengukur TFU dengan jari-jari tangan kanan
19 Meraba bagian fundus untuk menentukan bagian yang teraba di fundus
kepala/bokong/kosong.
Palpasi Leopold II
20 Menggeser tangan kesisi samping perut ibu (tangan kanan Bidan di perut ibu
sebelah kiri, tangan kiri Bidan diperut ibu sebelah kanan).
21 Menahan perut ibu sebelah kiri dengan tangan kanan, dan meraba perut sebelah
kanan ibu dengan tangan kiri Bidan.
22 Meraba dan merasakan bagian-bagian janin, punggung akan teraba datar dengan
tahanan kuat, sedang bagian kecil janin akan teraba bagian yang berbenjol-benjol.
23 Melakukan pemeriksaan yang sama pada sisi sebaliknya.
Palpasi Leopold III
24 Menggeser tangan kanan diatas simpisis untuk menangkap bagian terbawah janin.
25 Menahan fundus uteri dengan tangan kiri.
26 Meraba bagian terbawah janin untuk menentukan bentuk dan kekerasannya.
27 Menggoyangkan dengan lembut bagian terbawah janin dengan tangan kanan (bila
melenting berarti kepala).
Leopold IV
28 Posisi Bidan berdiri menghadap kaki ibu.
29 Kedua tangan Bidan diletakkan di sisi bagian bawah rahim (menangkap presentasi
janin).
30 Meraba dan mengidentifikasi (memastikan presentasi janin masuk panggul) :
a. Kedua tangan bertemu (konvergen) berarti presentasi belum masuk panggul
b. Kedua tangan tidak bertemu (divergen) berarti presentasi sudah masuk panggul
31 Membereskan alat.
32 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
33 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
c. Evaluasi
34 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
35 Melaksanakan tindakan dengan baik

Sekarang saudara sudah berada pada topic 1 yang pertama. Adakah bagian yang
saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Pemeriksaan leopold terdiri dari 4 langkah yaitu leopold I, II, III, dan Leopold IV.

Langkah-langkah yang dilakukan meliputi persipan alat dan pasien serta pelaksanaan
pemeriksaan leopold.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur Pemeriksaan leopold. Sekarang coba saudara


praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah
saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Daftar Tilik Pemeriksaan leopold

Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

No Kegiatan Penilaian
1 2 3
a. Persiapan
1 1) Ruang yang nyaman dan tertutup
2) Tempat tidur pasien dan selimut
3) Metlin/pita meter Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
2 Buku KIA, Kartu ibu atau status ibu hamil
3 Alat tulis
b. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan.
5 Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan.
6 Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan teknik yang
benar
7 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
8 Menjaga privacy pasien.
c. Isi Pelaksanaan
9 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing
10 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak
ditinggikan, bantal sampai di bahu atas.
11 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
12 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah perut
dari baju (membuka baju atau baju dikeataskan).
13 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap perut ibu
14 Mengatur kaki ibu sedikit ditekuk (30 - 450).
15 Mengupayakan suhu tangan pemeriksa sesuai dengan suhu kulit ibu
(misalnya dengan menggosok secara ringan kedua tangan agar
hangat dan sesuai suhu ibu)
Palpasi Leopold I
16 Mengetengahkan rahim dengan kedua tangan
17 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri dengan tangan
kiri
18 Mengukur TFU dengan jari-jari tangan kanan

19 Meraba bagian fundus untuk menentukan bagian yang teraba di


fundus kepala/bokong/kosong.

Palpasi Leopold II
20 Menggeser tangan kesisi samping perut ibu (tangan kanan Bidan di
perut ibu sebelah kiri, tangan kiri Bidan diperut ibu sebelah kanan).
21 Menahan perut ibu sebelah kiri dengan tangan kanan, dan meraba
perut sebelah kanan ibu dengan tangan kiri Bidan.
22 Meraba dan merasakan bagian-bagian janin, punggung akan teraba
datar dengan tahanan kuat, sedang bagian kecil janin akan teraba
bagian yang berbenjol-benjol.

23 Melakukan pemeriksaan yang sama pada sisi sebaliknya.


Palpasi Leopold III
24 Menggeser tangan kanan diatas simpisis untuk menangkap bagian
terbawah janin.
25 Menahan fundus uteri dengan tangan kiri.
26 Meraba bagian terbawah janin untuk menentukan bentuk dan
kekerasannya.
27 Menggoyangkan dengan lembut bagian terbawah janin dengan tangan
kanan (bila melenting berarti kepala).

Leopold IV
28 Posisi Bidan berdiri menghadap kaki ibu.
29 Kedua tangan Bidan diletakkan di sisi bagian bawah rahim
(menangkap presentasi janin).
30 Meraba dan mengidentifikasi (memastikan presentasi janin masuk
panggul) :
c. Kedua tangan bertemu (konvergen) berarti presentasi belum
masuk panggul
d. Kedua tangan tidak bertemu (divergen) berarti presentasi sudah
masuk panggul
31 Membereskan alat.
32 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
33 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
d. Evaluasi
34 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
35 Melaksanakan tindakan dengan baik

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 – A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

B. Penghitungan Denyut Jantung Janin


Uraian Materi
Dasar tindakan

Pemeriksaan DJJ secara sederhana dilakukan dengan cara auskultasi menggunakan alat
fetoskop. Namun perkembangan teknologi semakin meningkatkan akurasi pemeriksaan DJJ
dengan menggunakan alat elektronik, misalnya doppler, kardiotokografi. Alat pemantau DJJ
elektronik menggabungkan DJJ dengan beberapa variabel misalnya; gerakan janin, irama
jantung dan saturasi oksigen.

Pemeriksaan DJJ dengan auskultasi fetoskop maupun dengan doppler akan jelas terdengar
apabila menempatkan fetoskop atau transduser dari doppler pada area punctum maksimum
janin. Lokasi punctum maksimum adalah pada area punggung atas di bawah sub oksiput
janin. Maka ketika mencari lokasi punggung janin, sangat terpandu dengan ketepatan
pemeriksaan Leopold 2, yaitu penentuan letak punggu janin, di sebelah kanan atau kiri ibu.

Persiapan:

C. Sebelum melakukan praktikum Penghitungan Denyut Jantung Janin


Anda harus menyiapkan

1. Alat yang dibutuhkan:


1) Ruang yang nyaman dan tertutup
2) Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
3) Tempat tidur pasien dan selimut
4) Stetoskop laenec/monoscop
5) Doppler
6) Timer/Jam
7) Form/buku untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu
ibu atau status ibu hamil.
2. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal sampai di
bahu atas.

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Penghitungan Denyut


Jantung Janin anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 a. Stetoskop laenec/monoscop
b. Timer/Jam
c. Tempat tidur pasien dan selimut
d. Buku KIA, kartu ibu atau status ibu hamil
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan teknik yang benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal
sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah perut dari baju
(membuka baju atau baju dikeataskan).
11 Mengatur kaki ibu lurus.
12 Menentukan punctum maksimum (yaitu lokasi pada area punggung janin bagian atas)
13 Meletakkan stetoskop laenec di punctum maksimum.
14 Menempelkan stetoskop laenec pada telinga dan posisi pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu (untuk diingat tangan pemeriksa tidak memegang stetoskop, agar tidak
mempengaruhi perhitungan denyut jantung)
15 Memegang denyut nadi ibu pada pergelangan tangan dengan tangan yang lain.
16 Membedakan antara bunyi DJJ dengan nadi ibu (apabila beda, berarti stetoskop tepat
pada DJJ).
17 Menghitung DJJ menggunakan jam selama 1 menit penuh.
18 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik

Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan Topik 1. Adakah bagian yang
saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Pemeriksaan DJJ dengan auskultasi fetoskop maupun dengan doppler akan jelas terdengar
apabila menempatkan fetoskop atau transduser dari doppler pada area punctum maksimum
janin. Lokasi punctum maksimum adalah pada area punggung atas di bawah sub oksiput
janin. Maka ketika mencari lokasi punggung janin, sangat terpandu dengan ketepatan
pemeriksaan Leopold 2, yaitu penentuan letak punggu janin, di sebelah kanan atau kiri ibu.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur Penghitungan Denyut Jantung Janin. Sekarang


coba saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah
yang telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

Daftar Tilik Penghitungan Denyut Jantung Janin


Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

No Kegiatan Penilaian
1 2 3
A. Persiapan
1 a. Stetoskop laenec/monoscop
b. Timer/Jam
c. Tempat tidur pasien dan selimut
d. Buku KIA, kartu ibu atau status ibu hamil
B. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan teknik yang
benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
C. Isi Pelaksanaan
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak
ditinggikan, bantal sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah
perut dari baju (membuka baju atau baju dikeataskan).
11 Mengatur kaki ibu lurus.
12 Menentukan punctum maksimum (yaitu lokasi pada area punggung
janin bagian atas)
13 Meletakkan stetoskop laenec di punctum maksimum.
14 Menempelkan stetoskop laenec pada telinga dan posisi pemeriksa
menghadap ke arah muka ibu (untuk diingat tangan pemeriksa tidak
memegang stetoskop, agar tidak mempengaruhi perhitungan denyut
jantung)
15 Memegang denyut nadi ibu pada pergelangan tangan dengan
tangan yang lain.
16 Membedakan antara bunyi DJJ dengan nadi ibu (apabila beda,
berarti stetoskop tepat pada DJJ).
17 Menghitung DJJ menggunakan jam selama 1 menit penuh.
18 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
D. Evaluasi
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

TOPIK 2:
Mengukur Tinggi Fundus Uteri Kehamilan (TFU) dan

Menentukan Usia Kehamilan

Uraian Materi
Dasar tindakan

Pengukuran TFU yang akan kita pelajari pada Kegiatan Topik 2 ini adalah
pengukuran TFU dengan cara Mc. Donald, karena pengukuran TFU dengan perhitungan
rabaan jari beserta interpretasinya, merupakan bagian dari keterampilan klinis pada
pemeriksaan Leopold 1 yang telah kita pelajari pada Kegiatan Praktikum Topik 1.

Menurut Mc. Donald untuk menilai umur kehamilan dapat diperhitungkan


dengan melakukan pengukuran jarak simfisis pubis ke fundus uteri. Kemungkinan akurasi
penentuan umur kehamilan dengan menggunakan pengukuran TFU dalam centimeter/teknik
Mc. Donald adalah 56% (Rosenberg et all), 86% (Belizan et all). Teknik pengukuran yang
paling tepat adalah dengan cara menempatkan titik nol pada pinggir atas simfisis dan titik
tertinggi pada fundus uteri, dengan meminimalkan menekan fundus terlalu kuat, tetapi
mengupayakan memfiksasi titik tertinggi fundus. Upaya meminimalisir bias dan memastikan
obyektifitas dapat dilakukan dengan cara ketika melakukan pengukuran menggunakan
metlin, maka metlin dibalik tidak pada ukuran satuan cm tetapi pada ukuran inchi. Supaya
menghindari subyekif dari sisi pengukur, karena pengukur mengetahui indikator normal TFU
dalam cm berdasarkan usia kehamilan.

Menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dapat menggunakan 2 jenis rumus sebagai
berikut:
1. Rumus Bartholomew; Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang
sama, maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat
di simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus xifoideus
dibagi menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus
uteri pada umur kehamilan 40 minggu (bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur
kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).
2. Rumus Mc Donald; Tinggi Fundus uteri diukur dengan metlin. Tinggi fundus uteri
dikalikan 2 dan dibagi 7 diperoleh umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila Tinggi
Fundus Uteri dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu. Hal
ini dapat dilihat pada gambaran rumus sebagai berikut:
a. TFU (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = umur kehamilan dalam bulan
b. TFU (cm) x 8/7 = umur kehamilan dalam minggu
Hasil pengukuran TFU dalam cm juga dipergunakan untuk menghitung taksiran berat janin.
Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala. Rumusnya perhitungan
taksiran berat janin menurut Rumus Johson adalah sebagai berikut: Tinggi fundus uteri
(dalam cm-n) x 155 = berat (gram). Bila kepala belum masuk panggul maka n = 12, jika
kepala sudah masuk panggul maka n = 11.
Cara mengukur tinggi fundus uteri dalam cm:
1. Menggunakan Alat Ukur Caliper Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada
tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan
pada garis tengah abdominal, melewati garis tengah abdomen. Ukuran kemudian dibaca
pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran
diperkirakan sama dengan minggu kehamilan atau ± 2 cm dari umur kehamilan dalam
minggu, setelah umur kehamilan 20-24 minggu.
2. Menggunakan Pita Ukur Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran
TFU setelah 20-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas
simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak.
Hasil dibaca dalam skala cm, estimasi ukuran yang terukur diperkirakan sama dengan
jumlah minggu kehamilan atau ± 2 cm dari umur kehamilan, setelah umur kehamilan 20-
24 minggu kehamilan. Pelaksanaan

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan TFU Anda harus menyiapkan

1. Alat yang dibutuhkan:

1) Ruang yang nyaman dan tertutup


2) Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
3) Tempat tidur pasien dan selimut.
4) Metlin/pita meter
5) Form/buku untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu
ibu atau status ibu hamil.
2. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal sampai di
bahu atas.

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka TFU dan menentukan usia
kehamilan anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1 a.Ruang yang nyaman dan tertutup


b.Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
c.Tempat tidur pasien dan selimut.
d.Metlin/pita meter
e.Form/buku untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan ibu hamil: buku KIA,
kartu ibu atau status ibu hamil.
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan teknik yang benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal
sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah perut dari baju
(membuka baju atau baju dikeataskan).
11 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap perut ibu
12 Mengatur kaki ibu sedikit ditekuk (30 - 450).
13 Mengupayakan suhu tangan pemeriksa sesuai dengan suhu kulit ibu (misalnya
dengan menggosok secara ringan kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu)
14 Mengetengahkan rahim dengan kedua tangan.

15 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri dengan tangan kiri.
16 Meletakkan titik nol metlin pada pinggir atas simfisis. *disarankan untuk menghindari
bias atau subyektif pemeriksa, maka penempatan metlin dalam keadaan terbalik
dengan satuan inchi.
17 Pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak fundus uteri.

18 Tentukan TFU, fiksasi titik tertinggi yang menunjukkan puncak fundus uteri,
kemudian metlin dibalik sehingga hasil pengukuran dibaca dalam skala cm dan
Hitung umur kehamilan ibu
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik

Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar Topik 2. Adakah
bagian yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi.
Jika masih tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Rumus Mc Donald; Tinggi Fundus uteri diukur dengan metlin. Tinggi fundus uteri dikalikan 2
dan dibagi 7 diperoleh umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila Tinggi Fundus Uteri
dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu. Hal ini dapat dilihat
pada gambaran rumus sebagai berikut:
c. TFU (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = umur kehamilan dalam bulan
d. TFU (cm) x 8/7 = umur kehamilan dalam minggu
Hasil pengukuran TFU dalam cm juga dipergunakan untuk menghitung taksiran berat janin.
Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala. Rumusnya perhitungan
taksiran berat janin menurut Rumus Lohson adalah sebagai berikut: Tinggi fundus uteri
(dalam cm-n) x 155 = berat (gram). Bila kepala belum masuk panggul maka n = 12, jika
kepala sudah masuk panggul maka n = 11.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur TFU. Sekarang coba saudara praktekan dengan
menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah saudara laksanakan
berdasarkan daftar tilik dibawah ini

Daftar Tilik TFU

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

No Kegiatan Penilaian
1 2 3
A. Persiapan
1 a. Ruang yang nyaman dan tertutup
b. Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
c. Tempat tidur pasien dan selimut.
d. Metlin/pita meter
e. Form/buku untuk pendokumentasian hasil
pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu ibu atau
status ibu hamil.
B. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan
tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan
teknik yang benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara
ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
C. Isi Pelaksanaan
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung
kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan
bantal agak ditinggikan, bantal sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia
dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk
membebaskan daerah perut dari baju (membuka baju
atau baju dikeataskan).
11 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap
perut ibu
12 Mengatur kaki ibu sedikit ditekuk (30 - 450).
13 Mengupayakan suhu tangan pemeriksa sesuai dengan
suhu kulit ibu (misalnya dengan menggosok secara
ringan kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu)
14 Mengetengahkan rahim dengan kedua tangan.

15 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri


dengan tangan kiri.
16 Meletakkan titik nol metlin pada pinggir atas simfisis.
*disarankan untuk menghindari bias atau subyektif
pemeriksa, maka penempatan metlin dalam keadaan
terbalik dengan satuan inchi.
17 Pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen
sampai puncak fundus uteri.

18 Tentukan TFU, fiksasi titik tertinggi yang menunjukkan


puncak fundus uteri, kemudian metlin dibalik sehingga
hasil pengukuran dibaca dalam skala cm dan Hitung
umur kehamilan ibu.
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
D. Evaluasi
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif &
efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Daftar pustaka (Bahan bacaan pembelajaran)

1. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC

2. Fatmawati, S., Purwaningsih, W., 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha


Medika. Yogyakarta.

3. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition.
Malloy.Inc

4. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi


Bahasa Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.

5. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins

6. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol
set). Edisi Bahasa Indonesia 8.Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

7. NANDA International Inc. (2015). Nanda-I Diagnosis Keperawatan: Definisi &


Klasifikasi 2015-2018. Edisi 11. Jakarta: EGC.

8. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child
Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.

9. Prawiroharjo, Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Kegiatan Belajar 2, 3, 4:
Kegiatan Belajar 2:

Menghitung Taksiran Partus

Uraian Materi
Dasar tindakan

Mengetahui usia kehamilan memang penting bagi ibu hamil, salah satunya untuk
memprediksi perkiraan kapan lahirnya sang buah hati. Taksiran Persalinan juga
diperlukan cara hitung ataupun alat untuk mengetahuinya.

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan Menghitung Taksiran Partus Anda harus


menyiapkan

3. Alat yang dibutuhkan:


1) Pulpen
2) Kertas
4. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya anjurkan
ibu duduk.

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Menghitung Taksiran Partus
anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. HPHT
Taksiran persalinan anak dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Naegele.
Berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan menentukan hari
pertama haid terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (LMP =
Last Menstruasi Periode).
Rumus Hukum Naegele: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9/-3), (tahun + 0/1)
2. Parikh’s Formula (2007)
Perhitungan dengan cara ini ditujukan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin
terjadi pada rumus Naegele. Caranya dengan menghitung kapan saat terjadinya ovulasi
pada siklus tertentu, yaitu lama siklus haid – 14 hari.
Rumus: HPL = HPHT +9 bulan -7 hari + (lama siklus haid – 14 hari)
disederhanakan menjadi HPL = HPHT +9bulan + (lama siklus haid – 21 hari)

Sekarang saudara sudah berada pada akhir Topik 1. Adakah bagian yang saudara
anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih tetap belum
jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

1. HPHT
Taksiran persalinan anak dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Naegele.
Berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan menentukan hari
pertama haid terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (LMP =
Last Menstruasi Periode).
Rumus Hukum Naegele: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9/-3), (tahun + 0/1)
2. Parikh’s Formula (2007)
Perhitungan dengan cara ini ditujukan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin
terjadi pada rumus Naegele. Caranya dengan menghitung kapan saat terjadinya ovulasi
pada siklus tertentu, yaitu lama siklus haid – 14 hari.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur Menghitung Taksiran Partus. Sekarang coba


saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang
telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

Daftar Tilik Menghitung Taksiran Partus

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

No Kegiatan Penilaian
1 2 3
E. Persiapan
1 e. Pulpen
f. Kertas
F. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
G. Isi Pelaksanaan
4 Tanyakan ke ibu HPHT
5 Hitung HPHT menggunakan Rumus Hukum Naegele
6 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
7 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
H. Evaluasi
8 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
9 Melaksanakan tindakan dengan baik

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Kegiatan Belajar 3: Menghitung Taksiran Berat Janin


Uraian Materi
Dasar tindakan

Perhitungan terhadap tafsiran berat janin bisa dilakukan dengan USG, HPHT (Hari Pertama
Haid Terakhir) hingga pengukuran TFU. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) menjadi salah
satu yang membantu dalam memperkirakan taksiran berat janin (TBJ).

Fundus uteri merupakan nama latin dari puncak rahim. Pengukuran puncak tertinggi rahim
atau tinggi fundus uteri (TFU) perlu digunakan dalam menghitung berat janin.

Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dengan rumus MC Donald perlu dilakukan untuk
memastikan perkiraan usia kehamilan yaitu TFU x 8/7

Hasil perhitungan dalam rumus MC Donald ini memang membantu untuk memastikan
perkiraan usia kehamilan. Namun, perhitungan ini belum selalu tepat sesuai dengan usia
prediksi kehamilan. Perlu disadari kalau USG harus tetap harus dilakukan.

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan Menghitung Taksiran Berat Janin Anda harus
menyiapkan

1. Alat yang dibutuhkan:


1) Ruang yang nyaman dan tertutup.
2) Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
3) Tempat tidur pasien dan selimut
4) Metlin/pita meter
5) Form/buku untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu
ibu atau status ibu hamil
2. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal sampai di
bahu atas.

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Menghitung Taksiran Berat
Janin anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1 f.Ruang yang nyaman dan tertutup


g.Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
h.Tempat tidur pasien dan selimut.
i.Metlin/pita meter
j.Form/buku untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan ibu hamil: buku KIA,
kartu ibu atau status ibu hamil.
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan teknik yang benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal
sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah perut dari baju
(membuka baju atau baju dikeataskan).
11 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap perut ibu
12 Mengatur kaki ibu sedikit ditekuk (30 - 450).
13 Mengupayakan suhu tangan pemeriksa sesuai dengan suhu kulit ibu (misalnya
dengan menggosok secara ringan kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu)
14 Mengetengahkan rahim dengan kedua tangan.

15 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri dengan tangan kiri.
16 Meletakkan titik nol metlin pada pinggir atas simfisis. *disarankan untuk menghindari
bias atau subyektif pemeriksa, maka penempatan metlin dalam keadaan terbalik
dengan satuan inchi.
17 Pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak fundus uteri.

18 Tentukan TFU, fiksasi titik tertinggi yang menunjukkan puncak fundus uteri,
kemudian metlin dibalik sehingga hasil pengukuran dibaca dalam skala cm dan
Hitung tafsiran berat janin menggunakan Rumus Johson adalah sebagai berikut:
Tinggi fundus uteri (dalam cm-n) x 155 = berat (gram). Bila kepala belum masuk
panggul maka n = 12, jika kepala sudah masuk panggul maka n = 11.
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik

Sekarang saudara sudah berada pada akhir Topik 2. Adakah bagian yang saudara
anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih tetap belum
jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman
Hasil perhitungan dalam rumus MC Donald ini memang membantu untuk memastikan
perkiraan usia kehamilan. Namun, perhitungan ini belum selalu tepat sesuai dengan usia
prediksi kehamilan. Perlu disadari kalau USG harus tetap harus dilakukan.

TBJ (taksiran berat janin dalam gram) = (TFU-12) x 155 gram

Selain rumus dari MC Donald, memperkirakan taksiran berat janin juga bisa dilakukan
melalui rumus Johnson.

TBJ (taksiran berat janin dalam gram) = (TFU (dalam cm) - n) x 155

n = 11 jika kepala bayi belum masuk pintu atas panggul


n = 12 jika kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur Menghitung Taksiran Berat Janin. Sekarang coba
saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang
telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

Daftar Tilik Menghitung Taksiran Berat Janin

Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

No Kegiatan Penilaian
1 2 3
E. Persiapan
1 f. Ruang yang nyaman dan tertutup
g. Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
h. Tempat tidur pasien dan selimut.
i. Metlin/pita meter
j. Form/buku untuk pendokumentasian hasil
pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu ibu atau
status ibu hamil.
F. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan
tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan
teknik yang benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara
ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
G. Isi Pelaksanaan
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung
kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan
bantal agak ditinggikan, bantal sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia
dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk
membebaskan daerah perut dari baju (membuka baju
atau baju dikeataskan).
11 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap
perut ibu
12 Mengatur kaki ibu sedikit ditekuk (30 - 450).
13 Mengupayakan suhu tangan pemeriksa sesuai dengan
suhu kulit ibu (misalnya dengan menggosok secara
ringan kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu)
14 Mengetengahkan rahim dengan kedua tangan.
15 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri
dengan tangan kiri.
16 Meletakkan titik nol metlin pada pinggir atas simfisis.
*disarankan untuk menghindari bias atau subyektif
pemeriksa, maka penempatan metlin dalam keadaan
terbalik dengan satuan inchi.
17 Pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen
sampai puncak fundus uteri.

18 Tentukan TFU, fiksasi titik tertinggi yang menunjukkan


puncak fundus uteri, kemudian metlin dibalik sehingga
hasil pengukuran dibaca dalam skala cm dan Hitung
tafsiran berat janin menggunakan Rumus Johson
adalah sebagai berikut: Tinggi fundus uteri (dalam cm-
n) x 155 = berat (gram). Bila kepala belum masuk
panggul maka n = 12, jika kepala sudah masuk panggul
maka n = 11.
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
H. Evaluasi
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif &
efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Kegiatan Belajar 4
Topik 1: Melakukan Periksa Dalam

Uraian Materi
Dasar tindakan

Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara


bimanual untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia, berkaitan dengan
upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada bagian tersebut.
Memasukkan tangan ke dalam jalan lahir ibu bersalin untuk memantau perkembangan proses
persalinan atau lazim disebut VT (vaginal toucher atau vaginal tousse atau periksa dalam dan
sejenisnya) bukanlah sesuatu yang mudah. Selain perlu pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
tetapi juga butuh perasaan. Karena jari pemeriksa masuk, maka jari itu tidak boleh dikeluarkan
sebelum pemeriksaan dalam selesai.
Tujuan:
1. Untuk menentukan apakah pasien sudah sungguh-sungguh in partu atau belum
2. Untuk menentukan keadaan yang menjadi tolak ukur dari rencana pimpinan
persalinan.
3. Untuk menentukan ramalan persalinan dengan lebih tepat.
4. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan sesuai
dengan yang diharapkan.
5. Sebagai bagian dalam menegakkan diagnosa kehamilan muda.

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan Melakukan Periksa Dalam Anda harus


menyiapkan

1. Alat yang dibutuhkan:


1) Ruang yang nyaman dan tertutup
2) Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
3) Tempat tidur pasien dan selimut.
4) Handscoon
5) Air DTT
2. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya Minta ibu
berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha membentang

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Melakukan Periksa Dalam
anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan minta ibu untuk berkemih
dan mencuci area genetalia degan sabun dan air
2. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan
3. Pastikan privasi ibu terjaga selama pemriksaan dilakukan
4. Tutupi badan ibu dengan selimut
5. Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha membentang
6. Gunakan sarung tangan DTT saat untuk melakukan pemeriksjikaaan
7. Gunakan kassa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT. Basuh labia
secara hati-hati, seka dari bagian depan ke belakang untuk menghindari
kontaminasi feses
8. Periksa genetalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa termasuk
kondiloma, varikositas vulva atau rektum atau luka parut diperinium
9. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan pervagina
atau mekonium
10. Jika ada perdarahan pervaginam jangan lakukan pemeriksaan dalam

11. Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika terlihat pewarnaan
mekonium, nilai apakah kental atau encer dan periksa DJJ
12. Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ dengan seksama
menurut petunjuk partograf, jika ada tanda-tanda akan terjadi gawat janin lakukan
rujukan segera
13. Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk segera
14. Jika tercium bau busuk, mungkin telah terjadi infeksi
15. Dengan hati-hati pisahkan labium mayus dengan jari manis dan ibu jari (gunakan
sarung tangan periksa). Masukkan (hati-hati) jari telunjuk yang di ikuti oleh jari
tengah. Jangan mengeluarkan kedua jari tersebut sampai pemeriksaan selesai
dilakukan. Jika selaput ketuban sampai pemeriksaan selesai dilakukan. Jika selaput
ketuban belum pecah, jangan melakukan amniotomi karena amniotomi sebelum
waktuya dapat meningkatkan resiko infeksi terhadap ibu dan gawat janin.
16. Nilai vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat robekan
prenium atau tindakan episiotomi sebelumnya.
17. Nilai pembukaan dan penipisan serviks
18. Pastikan tali pusat dan bagian kecil dari janin tidak teraba pada saat melakukan
pemeriksaan dalam. Jika teraba lakukan langkah-langkah gawat darurat dan
melakukan rujukan
19. Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah
masuk ke dalam rongga panggul
20. Jika bagian terbawah adalah kepala. Pastikan penunjuknya (ubun-ubun kecil, ubun-
ubun besar atau fontanela magna) dan celah (sutura) sagitalis untuk menilai derajat
penyusupan atau tumpang tindih kepala
21. Jika pemeriksaan dalam sudah lengkap keluarkan kedua jari pemeriksaan celupkan
sarung tangan kedalam larutan untuk dekontaminasi, lepaskan kedua sarung tangan
dengan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0.5%
22. Cuci kedua tangan dan keringkan
23. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman
24. Jelaskan pada tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

Sekarang saudara sudah berada pada akhir Topik 3. Adakah bagian yang saudara
anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih tetap belum
jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara
bimanual untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia, berkaitan
dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada bagian
tersebut.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur Melakukan Periksa Dalam. Sekarang coba saudara
praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah
saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

Daftar Tilik Melakukan Periksa Dalam


Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

Penilaian
Kegiatan
1 2 3

1) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan minta ibu
untuk berkemih dan mencuci area genetalia degan sabun dan air

2) Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama


pemeriksaan

3) Pastikan privasi ibu terjaga selama pemriksaan dilakukan

4) Tutupi badan ibu dengan selimut

5) Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha


membentang

6) Gunakan sarung tangan DTT saat untuk melakukan pemeriksjikaaan

7) Gunakan kassa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air


DTT. Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan ke belakang
untuk menghindari kontaminasi feses

8) Periksa genetalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa


termasuk kondiloma, varikositas vulva atau rektum atau luka parut
diperinium

9) Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah,


perdarahan pervagina atau mekonium

10) Jika ada perdarahan pervaginam jangan lakukan pemeriksaan dalam

11) Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika
terlihat pewarnaan mekonium, nilai apakah kental atau encer dan
periksa DJJ

12) Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ
dengan seksama menurut petunjuk partograf, jika ada tanda-tanda akan
terjadi gawat janin lakukan rujukan segera

13) Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk segera

14) Jika tercium bau busuk, mungkin telah terjadi infeksi

15) Dengan hati-hati pisahkan labium mayus dengan jari manis


dan ibu jari (gunakan sarung tangan periksa). Masukkan (hati-
hati) jari telunjuk yang di ikuti oleh jari tengah. Jangan
mengeluarkan kedua jari tersebut sampai pemeriksaan selesai
dilakukan. Jika selaput ketuban sampai pemeriksaan selesai
dilakukan. Jika selaput ketuban belum pecah, jangan melakukan
amniotomi karena amniotomi sebelum waktuya dapat
meningkatkan resiko infeksi terhadap ibu dan gawat janin.

16) Nilai vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat


robekan prenium atau tindakan episiotomi sebelumnya.

17) Nilai pembukaan dan penipisan serviks

18) Pastikan tali pusat dan bagian kecil dari janin tidak teraba pada saat
melakukan pemeriksaan dalam. Jika teraba lakukan langkah-langkah
gawat darurat dan melakukan rujukan

19) Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian
tersebut telah masuk ke dalam rongga panggul

20) Jika bagian terbawah adalah kepala. Pastikan penunjuknya (ubun-


ubun kecil, ubun-ubun besar atau fontanela magna) dan celah (sutura)
sagitalis untuk menilai derajat penyusupan atau tumpang tindih kepala

21) Jika pemeriksaan dalam sudah lengkap keluarkan kedua jari


pemeriksaan celupkan sarung tangan kedalam larutan untuk
dekontaminasi, lepaskan kedua sarung tangan dengan terbalik dan
rendam dalam larutan klorin 0.5%

22) Cuci kedua tangan dan keringkan

23) Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman

24) Jelaskan pada tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Topik 2: Pengkajian Janin


Uraian Materi
Dasar tindakan

Pemeriksaan DJJ secara sederhana dilakukan dengan cara auskultasi menggunakan alat
fetoskop. Namun perkembangan teknologi semakin meningkatkan akurasi pemeriksaan DJJ
dengan menggunakan alat elektronik, misalnya doppler, kardiotokografi. Alat pemantau DJJ
elektronik menggabungkan DJJ dengan beberapa variabel misalnya; gerakan janin, irama
jantung dan saturasi oksigen.

Pemeriksaan DJJ dengan auskultasi fetoskop maupun dengan doppler akan jelas terdengar
apabila menempatkan fetoskop atau transduser dari doppler pada area punctum maksimum
janin. Lokasi punctum maksimum adalah pada area punggung atas di bawah sub oksiput
janin. Maka ketika mencari lokasi punggung janin, sangat terpandu dengan ketepatan
pemeriksaan Leopold 2, yaitu penentuan letak punggu janin, di sebelah kanan atau kiri ibu.

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum Penghitungan Denyut Jantung Janin


Anda harus menyiapkan

3. Alat yang dibutuhkan:


8) Ruang yang nyaman dan tertutup
9) Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
10) Tempat tidur pasien dan selimut
11) Stetoskop laenec/monoscop
12) Doppler
13) Timer/Jam
14) Form/buku untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu
ibu atau status ibu hamil.
4. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal sampai di
bahu atas.

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Penghitungan Denyut


Jantung Janin anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 e. Stetoskop laenec/monoscop
f. Timer/Jam
g. Tempat tidur pasien dan selimut
h. Buku KIA, kartu ibu atau status ibu hamil
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan teknik yang benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal
sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah perut dari baju
(membuka baju atau baju dikeataskan).
11 Mengatur kaki ibu lurus.
12 Menentukan punctum maksimum (yaitu lokasi pada area punggung janin bagian atas)
13 Meletakkan stetoskop laenec di punctum maksimum.
14 Menempelkan stetoskop laenec pada telinga dan posisi pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu (untuk diingat tangan pemeriksa tidak memegang stetoskop, agar tidak
mempengaruhi perhitungan denyut jantung)
15 Memegang denyut nadi ibu pada pergelangan tangan dengan tangan yang lain.
16 Membedakan antara bunyi DJJ dengan nadi ibu (apabila beda, berarti stetoskop tepat
pada DJJ).
17 Menghitung DJJ menggunakan jam selama 1 menit penuh.
18 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik

Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan Topik 1. Adakah bagian yang
saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Pemeriksaan DJJ dengan auskultasi fetoskop maupun dengan doppler akan jelas terdengar
apabila menempatkan fetoskop atau transduser dari doppler pada area punctum maksimum
janin. Lokasi punctum maksimum adalah pada area punggung atas di bawah sub oksiput
janin. Maka ketika mencari lokasi punggung janin, sangat terpandu dengan ketepatan
pemeriksaan Leopold 2, yaitu penentuan letak punggu janin, di sebelah kanan atau kiri ibu.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur Penghitungan Denyut Jantung Janin. Sekarang


coba saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah
yang telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

Daftar Tilik Penghitungan Denyut Jantung Janin

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

No Kegiatan Penilaian
1 2 3
A. Persiapan
1 g. Stetoskop laenec/monoscop
h. Timer/Jam
i. Tempat tidur pasien dan selimut
j. Buku KIA, kartu ibu atau status ibu hamil
B. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan teknik yang
benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
C. Isi Pelaksanaan
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak
ditinggikan, bantal sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah
perut dari baju (membuka baju atau baju dikeataskan).
11 Mengatur kaki ibu lurus.
12 Menentukan punctum maksimum (yaitu lokasi pada area punggung
janin bagian atas)
13 Meletakkan stetoskop laenec di punctum maksimum.
14 Menempelkan stetoskop laenec pada telinga dan posisi pemeriksa
menghadap ke arah muka ibu (untuk diingat tangan pemeriksa tidak
memegang stetoskop, agar tidak mempengaruhi perhitungan denyut
jantung)
15 Memegang denyut nadi ibu pada pergelangan tangan dengan
tangan yang lain.
16 Membedakan antara bunyi DJJ dengan nadi ibu (apabila beda,
berarti stetoskop tepat pada DJJ).
17 Menghitung DJJ menggunakan jam selama 1 menit penuh.
18 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
D. Evaluasi
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Daftar pustaka (Bahan bacaan pembelajaran)

10. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC


11. Fatmawati, S., Purwaningsih, W., 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.
Yogyakarta.
12. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
13. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa
Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
14. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
15. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol set).
Edisi Bahasa Indonesia 8.Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
16. NANDA International Inc. (2015). Nanda-I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2018. Edisi 11. Jakarta: EGC.
17. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child
Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
18. Prawiroharjo, Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Kegiatan Belajar 5, 6, 7:
MENOLONG PARTUS NORMAL

Uraian Materi
Dasar tindakan

Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.

Persiapan:

Sebelum Melakukan Praktikum Pemeriksaan Menolong Partus Normal Anda Harus


Menyiapkan:

5. Alat yang dibutuhkan:


1) Alat pelindung diri (masker, skor, sepatu boot)
2) Spuit 3cc : 2 buah
3) Aboket ukuran 16/18 : 2 buah
4) Gunting : 1 buah
5) Neirbeken : 1 buah
6) Plaster
7) Kom larutan klorin 0.5% : 1 buah
8) Tempat sampah basah
9) Tempat spuit bekas
10) Handuk pribadi : 1 buah
11) Wastafel

II. BAHAN
A. Saf I
1) Partus set :
2) Arteri klem kocher 2
3) ½ kocher
4) Gunting tali pusat
5) Doek steril
6) Handscoen 2 pasang
7) Benang tali pusat
8) Kassa secukupnya
9) Monoral
10) Kom obat berisi oksitosin 6 ampul, lidokain, ergometrin, salep mata tetrasiklin, vit
K, Hepatitis B
11) Spuit 3 cc 3 buah
12) Kom kapas kering
13) Kom air DTT
14) Betadine
15) Clorin spray
16) Nierbekken : 2 buah
17) Lampu sorot / head light
18) Kapas alkohol dalam tempatnya
B. Saf 2
1) Bak instrumen berisi hecting set
2) Emergency set
3) Jarum dan catgut Chromic
4) DeeLee/ Penghisap lendir
5) Piring plasenta
6) Larutan klorin untuk sarung tangan
7) Tempat spuit bekas
8) Tempat ampul bekas
9) Tensi meter
10) Stetoscope
11) Termometer

C. Saf 3
1) Cairan infus (RL )
2) Abocath No 16 G – 18 G
3) Wascom berisi air DTT
4) Wascom berisi larutan chlorin 0,5%
5) Torniket
6) Infus set makro
7) Gunting verband
8) Washlap 2 buah
9) Handscoon
10) Plastik Merah (Tempat Sampah Basah)
11) Plastik Kuning (Tempat Sampah Kering)
12) Ember berisi larutan detergen
13) Barier Protection
14) APD (topi pelindung, kacamata, masker, celemek)
15) Handuk 2 buah
16) Under pad
17) Sarung / selimut
18) Pembalut ibu
19) Perlengkapan ibu
20) Perlengkapan bayi
21) Sepatu boot
22) Resusitasi set
6. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal sampai di
bahu atas.

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Pemeriksaan Menolong


Partus Normal anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1 Mengamati tanda dan gejala kala II.


Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya.
Perineum menonjol.
Vulva dan vagina sphingter anal membuka.
2 Memastikan perlengkapan, bahan dan
obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 U
dan menempatkan spuit steril sekali pakai kedalam partus set.
Gunakan standar mencuci tangan (7 langkah)
Keringkan dengan handuk yang bersih.
3 Menggunakan.alat pelindung diri (topi, kacamata,masker, celemek, sepatu).
4 Menyiapkan Pertolongan Persalinan
Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku.
Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai / pribadi yang bersih.
5 Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk pemeriksaan
dalam.
6 Menghisap oksitosin 10 unit kedalam spuit (dengan memakai sarung tangan steril)
dan meletakkan partus set steril tanpa terkontaminasi tabung suntik. Meletakan
setengah kocher di tepi partus set dan mendekatkan alat- alat vulva hygiene dan
pakai handscoen yang kiri.
7 Memastikan Pembukaan lengkap dan keadaan janin baik Membersihkan vulva dan
perineum, menyeka dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan
kapas yang sudah dibasahi air DTT.
a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan
seksama dari arah depan kebelakang.
b. Buang kapas (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia.
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi, lepas dan rendam dalam larutan klorin
0,5%
8 Dengan menggunakan tehnik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput belum pecah,
sedangkan pembukaan sudahlengkap, lakukan amniotomi
9 Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang kotor
serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5 %, kemudian lepaskan secara
terbalik .
10 Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam
batas normal (120-160 x/i).
Mengambil tindakan yang
sesuai jika DJJ tidak normal.
Mendokumentasikan hasilhasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil
penilaian serta asuhan yang diberikan.
11 Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan.meneran
Memberitahu kepada ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan
pemantauan keadaan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman
persalinan aktif dan mendokumentasian temuan yang didapat.
Menjelaskan kepada semua anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
12 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat
his, bantu ibu dalam posisi setenga duduk dan pastikan ia merasa nyaman ).
13 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran
Bimbing ibu agar dapat meneran secara efektif.
Dukung dan beri semangat pada saat meneran apabila caranya tidak sesuai.
Membantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya
(tidak meminta ibu untuk berbaring telentang dalam waktu yanglama).
Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantarakontraksi.
Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.
Menganjurkan asupan cairan peroral.
Menilai DJJ setiap 5 menit Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit ( 2 jam ) meneran untuk primipara atau 60 menit
( 1 jam ) untuk multipara , merujuk segera
14 Persiapan Pertolongan kelahiran Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi)
diperut jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
15 Meletakkan alas bokong di bawah bokong ibu
16 Membuka partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
17 Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
18 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Lahirnya
kepala
Setelah tampak di vulva lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain segitiga dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan
atau bernafas cepat dan dangkal, bersihkan mulut dan muka janin dari lendir dan
darah.
20 Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi
dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar , lepaskan bagian atas kepala
bayi.
Jika tali pusat melilit leher janin dengan erat, klem didua tempat dan
memotongnya.
21 Menunggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan.
22 Setelah kepala melakukan putar paksi luar, tempatkan tangan dikedua sisi muka
bayi(biparietal). Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan
lembut menariknya kearah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan kearah
luar untuk melahirkan bahu posterior
23 Lahirnya badan dan tungkai
Setelah kedua bahu lahir, geser kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas. Setelah tubuh dan lengan lahir,
penelusuran atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua
mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki
dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
25 Penanganan bayi baru lahir
Lakukan penilaian Bugar bayi:
Apakah bayi menangis kuat /dan atau bernafas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif? Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau
megapmegap, lakukanlah langkah resusitasi (lanju kelangkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir).
26 Keringkan tubuh bayi.Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Biarkan bayi diatas
perut ibu
27 Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal).
28 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM, di 1/3 paha
bagian atas distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari tali
pusat bayi. Mengurut tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. Pemotongan dan Pengikatan
tali pusat
Dengan 1 tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan
lakukan pengguntingan tali pusat diantara kedua klem tersebut.
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada 1 sisi, kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disiapkan
32 Mengganti handuk dengan handuk kedua lalu meletakkan bayi agar ada kontak ibu
dan bayi. Letakkan bayi terungkap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel didada / perut ibu. Usahakan kepala bayi, berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.
33 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.
34 Penatalaksanaan Manajemen
Aktif Kala III
Pindahkan klem pada tali pusat
hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva.
35 Letakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu
ditepi atas simfisis, untuk mendeteksi dan tangan lain meregangkan tali pusat.
36 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang
lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversion uteri ).
Jika plasenta tidak lahir setelah 30 - 40 detik, hentikan peregangan tali pusat
dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas:
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga
lain untuk melakukan stimulasi putting susu.
37 Lakukan peregangan dan dorongan dorso kranial hinggga plasenta terlepas, minta
ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas mengikuti proses jalan lahir (tetap melakukan tindakan
dorso kranial).
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10
cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit meregangkan tali pusat
Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.
Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.
Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
Ulangi peregangan tali pusat 15 menit berikutnya.
Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan, segera lakukan manual plasenta.
Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadahyang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem
DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
39 Rangsangan Taktil (masase)
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan
telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15
detik masase.
40 Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat
khusus ( piring plasenta ), cuci tangan di air larutan klorin 0,5% dan air DTT
41 Evaluasi kemudian laserasi pada vagina dan perineum . Lakukan penjahitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ad robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
42 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43 Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit didada ibu paling sedikit 1 jam
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu
30 - 60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi
akan menyusui dari satu payudara.
Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu
44 Evaluasi menggunakan prosedur pasca persalinan
Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit ada 1 jam pertama pasca persalinan. Setiap 20-30 menit pada
jam kedua pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan yang sesuai untuk
penatalaksanaan atonia uteri.
45 Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus
46 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
47 Memeriksa denyut nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama
1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan
Memeriksa temperatur tubuh sekali setiap 1 jam selama 2 jam pertama pasaca
persalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
48 Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40 – 60 x/i )
serta suhu tubuh normal ( 36,5 – 37,5 )
49 Kebersihan dan keamanan. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT . Bersihkan
sisa cairan air ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih
kering
50 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %.
51 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkannya.
52 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi.
53 Buang bahan-bahan yang telah terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai.
54 Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5 % balikkan bagian dalam
keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.
55 Cuci kedua telapak tangan dengan sabun dan air mengalir.
56 Setelah 1 jam, lakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik
profilaksis dan Vit K 1 mg intra muskular dipaha kiri anterolateral.
57 Setelah 1 jam pemberian vitamin k , Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha
kanan anterolateral :
Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi berhasil menyusui didalam 1 jam
pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusui.Periksa tanda vital dan
asuhan kala IV.
58 Lengkapi partograf (halaman depan dan halaman belakang)

Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 2. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur Menolong Partus Normal. Sekarang coba saudara
praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah
saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

Daftar Tilik MENOLONG PARTUS NORMAL


Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

Penilaian
No Langkah Gambar
1 2 3
1 Mengamati tanda dan gejala kala II.
Ibu mempunyai keinginan
untuk meneran.
Ibu merasakan tekanan yang
semakin meningkat pada rektum
dan vaginanya.
Perineum menonjol.
Vulva dan vagina sphingter
anal membuka.
2 Memastikan perlengkapan, bahan
dan
obat-obatan esensial siap digunakan.
Mematahkan ampul oksitosin 10 U
dan menempatkan spuit steril sekali
pakai kedalam partus set.
Gunakan standar mencuci tangan (7
langkah)
Keringkan dengan handuk yang
bersih.
3 Menggunakan.alat pelindung diri
(topi,
kacamata,masker, celemek, sepatu).
4 Menyiapkan Pertolongan
Persalinan
Melepaskan semua perhiasan
yang dipakai dibawah siku.
Mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan
tangan dengan handuk satu kali
pakai / pribadi yang bersih.
5 Memakai sarung tangan desinfeksi
tingkat tinggi atau steril untuk
pemeriksaan dalam.

6 Menghisap oksitosin 10 unit kedalam


spuit (dengan memakai sarung
tangan
steril) dan meletakkan partus set steril
tanpa terkontaminasi tabung suntik.
Meletakan setengah kocher di tepi
partus set dan mendekatkan alat- alat
vulva hygiene dan pakai handscoen
yang kiri.
7 Memastikan Pembukaan lengkap dan
keadaan janin baik
Membersihkan vulva dan perineum,
menyeka dengan hati-hati dari depan
kebelakang dengan menggunakan
kapas yang sudah dibasahi air DTT.
d. Jika introitus vagina, perineum
atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari
arah depan kebelakang.
e. Buang kapas (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia.
f. Ganti sarung tangan jika
terkontaminasi, lepas dan rendam
dalam larutan klorin 0,5%
8 Dengan menggunakan tehnik aseptik,
melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan
serviks sudah lengkap.
Bila selaput belum pecah, sedangkan
pembukaan sudahlengkap, lakukan
amniotomi

9 Mendekontaminasi sarung tangan


dengan cara mencelupkan tangan
yang kotor serta merendamnya di
dalam larutan klorin 0,5 %, kemudian
lepaskan secara terbalik .
10 Memeriksa DJJ setelah kontraksi
berakhir untuk memastikan bahwa
DJJ dalam batas normal (120-160
x/i).
Mengambil tindakan yang
sesuai jika DJJ tidak normal.
Mendokumentasikan hasilhasil
pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil-hasil penilaian serta
asuhan yang diberikan.
11 Menyiapkan ibu dan keluarga
untuk membantu proses
pimpinan.meneran Memberitahu
kepada ibu
pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik. Membantu ibu
dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan keinginannya.
Menunggu hingga ibu mempunyai
keinginan untuk meneran.
Melanjutkan pemantauan keadaan
dan kenyamanan ibu serta janin
sesuai dengan pedoman
persalinan aktif dan
mendokumentasian temuan yang
didapat.
Menjelaskan kepada semua
anggota keluarga bagaimana
mereka dapat mendukung dan
memberi semangat kepada ibu
saat ibu mulai meneran.
12 Meminta bantuan keluarga untuk
menyiapkan posisi ibu untuk meneran
(Pada saat his, bantu ibu
dalam posisi setenga duduk dan
pastikan ia merasa nyaman ).

13 Melakukan pimpinan meneran saat


ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran
Bimbing ibu agar dapat meneran
secara efektif.
Dukung dan beri semangat pada
saat meneran apabila caranya
tidak sesuai.
Membantu ibu untuk mengambil
posisi yang nyaman sesuai
dengan pilihannya (tidak meminta
ibu untuk berbaring telentang
dalam waktu yanglama).
Menganjurkan ibu untuk
beristirahat diantarakontraksi.
Menganjurkan keluarga untuk
mendukung dan memberi
semangat pada ibu.
Menganjurkan asupan cairan
peroral.
Menilai DJJ setiap 5 menit Jika
bayi belum lahir atau kelahiran
bayi akan terjadi segera dalam
waktu 120 menit ( 2 jam ) meneran
untuk primipara atau 60 menit ( 1
jam ) untuk multipara , merujuk
segera
14 Persiapan Pertolongan kelahiran
Letakkan handuk bersih (untuk
mengeringkan bayi) diperut jika
kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm.
15 Meletakkan alas bokong di bawah
bokong ibu
16 Membuka partus set dan perhatikan
kembali kelengkapan alat dan bahan
17 Memakai sarung tangan DTT atau
steril pada kedua tangan
18 Letakkan kain bersih yang dilipat
1/3 bagian dibawah bokong ibu.
Lahirnya kepala
Setelah tampak di vulva lindungi
perineum dengan satu tangan yang
dilapisi dengan kain segitiga dan
kering. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas cepat dan
dangkal, bersihkan mulut dan muka
janin dari lendir dan darah.
20 Memeriksa lilitan tali pusat dan
mengambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi dan kemudian
meneruskan segera proses
kelahiran bayi :
Jika tali pusat melilit leher janin
dengan longgar , lepaskan bagian
atas kepala bayi.
Jika tali pusat melilit leher janin
dengan erat, klem didua tempat
dan memotongnya.
21 Menunggu hingga kepala bayi
melakukan putar paksi luar secara
spontan.
22 Setelah kepala melakukan putar
paksi luar, tempatkan tangan
dikedua sisi muka bayi(biparietal).
Menganjurkan ibu untuk meneran
saat kontraksi berikutnya. Dengan
lembut menariknya kearah bawah
dan kearah luar hingga bahu
anterior muncul dibawah arkus pubis
dan kemudian dengan lembut
menarik kearah atas dan kearah luar
untuk melahirkan bahu posterior
23 Lahirnya badan dan tungkai
Setelah kedua bahu lahir, geser
kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan
siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah
atas. Setelah tubuh dan lengan lahir,
penelusuran atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki.
Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantara kaki dan pegang
masing-masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari-jari lainnya).
25 Penanganan bayi baru lahir
Lakukan penilaian Bugar bayi:
Apakah bayi menangis kuat /dan
atau bernafas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan
aktif? Jika bayi tidak menangis,
tidak bernafas atau megapmegap,
lakukanlah langkah resusitasi
(lanju kelangkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir).
26 Keringkan tubuh bayi.Keringkan bayi
mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Biarkan
bayi diatas perut ibu
27 Periksa kembali uterus untuk
memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal).
28 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik
oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi
lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM, di
1/3 paha bagian atas distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin).
30 Setelah 2 menit pasca persalinan,
jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari tali pusat bayi. Mengurut
tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal
dari klem pertama.
Pemotongan dan Pengikatan tali
pusat
Dengan 1 tangan, pegang tali
pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara
kedua klem tersebut.
Ikat tali pusat dengan benang DTT
atau steril pada 1 sisi, kemudian
melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
Lepaskan klem dan masukkan
dalam wadah yang telah disiapkan
32 Mengganti handuk dengan handuk
kedua lalu meletakkan bayi agar ada
kontak ibu dan bayi. Letakkan bayi
terungkap di dada ibu. Luruskan bahu
bayi sehingga bayi menempel
didada / perut ibu. Usahakan kepala
bayi, berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari
putting payudara ibu.
33 Selimuti ibu dan bayi dengan kain
hangat dan pasang topi dikepala
bayi.
34 Penatalaksanaan Manajemen
Aktif Kala III
Pindahkan klem pada tali pusat
hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva.
35 Letakkan 1 tangan diatas kain pada
perut ibu
ditepi atas simfisis, untuk mendeteksi
dan tangan lain
meregangkan tali pusat.
36 Setelah uterus berkontraksi,
tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong
uterus kearah belakang atas (dorso
kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversion uteri ).
Jika plasenta tidak lahir setelah
30 - 40 detik, hentikan
peregangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur
diatas:
Jika uterus tidak segera
berkontraksi, minta ibu, suami
atau anggota keluarga lain untuk
melakukan stimulasi putting
susu.
37 Lakukan peregangan dan dorongan
dorso kranial hinggga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian
kearah atas mengikuti proses jalan
lahir (tetap melakukan tindakan
dorso kranial).
Jika tali pusat bertambah
panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva dan lahirkan plasenta.
Jika plasenta tidak lepas setelah
15 menit meregangkan tali pusat
Beri dosis ulangan oksitosin 10
unit IM.
Lakukan kateterisasi (aseptik) jika
kandung kemih penuh.
Minta keluarga untuk
menyiapkan rujukan.
Ulangi peregangan tali pusat 15
menit berikutnya.
Jika plasenta tidak lahir dalam 30
menit setelah bayi lahir atau bila
terjadi perdarahan, segera
lakukan manual plasenta.
Saat plasenta muncul di introitus
vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada
wadahyang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai
sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa
selaput kemudian gunakan jari-
jari tangan atau klem DTT atau
steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal.
39 Rangsangan Taktil (masase)
Segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir, lakukan masase uterus,
letakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba
keras)
Lakukan tindakan yang
diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik
masase.
40 Periksa kedua sisi plasenta baik
bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap
dan utuh. Masukkan plasenta ke
dalam kantung plastik atau tempat
khusus ( piring plasenta ), cuci
tangan di air larutan klorin 0,5% dan
air DTT
41 Evaluasi kemudian laserasi pada
vagina dan perineum . Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan
perdarahan. Bila ad robekan yang
menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan
penjahitan.
42 Pastikan uterus berkontraksi dengan
baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43 Biarkan bayi tetap melakukan
kontak kulit didada ibu paling
sedikit 1 jam
Sebagian besar bayi akan berhasil
melakukan inisiasi menyusui dini
dalam waktu 30 - 60 menit.
Menyusu pertama biasanya
berlangsung sekitar 10-15 menit.
Bayi akan menyusui dari satu
payudara.
Biarkan bayi berada didada ibu
selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu
44 Evaluasi menggunakan prosedur
pasca persalinan
Lanjutkan pemantauan kontraksi
dan mencegah perdarahan
pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama
pasca persalinan.
Setiap 15 menit ada 1 jam pertama
pasca persalinan. Setiap 20-30
menit pada jam kedua pasca
persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi
dengan baik, lakukan yang sesuai
untuk penatalaksanaan atonia
uteri.
45 Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan
masase uterus
46 Evaluasi dan estimasi jumlah
kehilangan darah.
47 Memeriksa denyut nadi ibu dan
keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca
persalinan
Memeriksa temperatur tubuh
sekali setiap 1 jam selama 2 jam
pertama pasaca persalinan
Melakukan tindakan yang sesuai
untuk temuan yang tidak normal
48 Periksa kembali bayi untuk pastikan
bahwa bayi bernafas dengan baik (40
– 60 x/i ) serta suhu tubuh normal
( 36,5 – 37,5 )
49 Kebersihan dan keamanan
Bersihkan ibu dengan menggunakan
air DTT . Bersihkan sisa cairan air
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih kering
50 Dekontaminasi tempat bersalin
dengan larutan klorin 0,5 %.
51 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu
ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman
ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan
yang diinginkannya.
52 Tempatkan semua peralatan bekas
pakai dalam larutan klorin 0,5 %
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci
dan bilas peralatan setelah
dekontaminasi.
53 Buang bahan-bahan yang telah
terkontaminasi ketempat sampah
yang sesuai.
54 Celupkan sarung tangan kotor
kedalam larutan klorin 0,5 % balikkan
bagian dalam keluar dan rendam
dalam larutan klorin 0,5 %
selama 10 menit.
55 Cuci kedua telapak tangan dengan
sabun dan air mengalir.
56 Setelah 1 jam, lakukan
penimbangan / pengukuran bayi,
beri tetes mata antibiotik profilaksis
dan Vit K 1 mg intra muskular dipaha
kiri anterolateral.
57 Setelah 1 jam pemberian
vitamin k , Berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha
kanan anterolateral :
Letakkan bayi didalam jangkauan
ibu agar sewaktu-waktu bisa
disusukan
Letakkan kembali bayi pada dada
ibu bila bayi berhasil menyusui
didalam 1 jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil
menyusui.Periksa tanda vital dan
asuhan kala IV.
58 Lengkapi partograf (halaman depan
dan halaman belakang)

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Daftar pustaka (Bahan bacaan pembelajaran)

19. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC


20. Fatmawati, S., Purwaningsih, W., 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.
Yogyakarta.
21. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
22. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa
Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
23. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
24. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol set).
Edisi Bahasa Indonesia 8.Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
25. NANDA International Inc. (2015). Nanda-I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2018. Edisi 11. Jakarta: EGC.
26. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child
Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
27. Prawiroharjo, Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Kegiatan Belajar 8:

MEMASANG CTG

Uraian Materi
Dasar tindakan

CTG (cardiotocography) atau juga disebut Fetal Monitor merupakan salah satu alat
elektronik yang digunakan untuk melakukan pemantauan kesejahteraan dan kondisi
kesehatan janin.

Tujuan:

1. Mendeteksi stress pada janin


2. Mendeteksi kegawatan pada janin
Syarat:

1. Usia kehamilan mulai 28 minggu


2. Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)
3. Punktum maksimun denyut jantung janin (DJJ) diketahui
4. Prsedur pemasangan alat sesuai dengan petunjuk penggunaan
Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil pada usia kehamilan 28
minggu untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam keadaan:
1. Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi
kronis, dll)
2. Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)
3. Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)
4. Polihidramnion (air ketuban berlebih)
Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan memasang CTG Anda harus menyiapkan

7. Alat yang dibutuhkan:


1) Stetoskop Laennec / Doppler
2) Kertas CTG dan Mesin CTG
3) Belt
4) Transduser
a. Cardiometer (harus diberi jelly)
b. Tokometer (tidak boleh diberi jelly)
5) Handscoon
6) Jelly
7) Tissue/Kain lap
8) Formulir CTG
8. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya
m e n g a n j u r k a n Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter
atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka memasang CTG anda dapat
lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 8. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil pada usia kehamilan 28
minggu untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam keadaan:
1. Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi
kronis, dll)
2. Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)
3. Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)
4. Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur memasang CTG. Sekarang coba saudara praktekan
dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah saudara
laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
DAFTAR TILIK MEMASANG CTG

Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

Penilaian
No Kegiatan
1 2 3

Persetujuan tindak medik (Informed Consent) :


1 a. Menjelaskan indikasi
b. Cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan
didapat.
c. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan).

2 Kosongkan kandung kencing.


3 Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.

4 Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi


utero-plasenter atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri
dan diberi oksigen 4 liter / menit.

5 Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak,


presentasi dan punktum maksimum DJJ

6 Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung


sebelum dan segera setelah kontraksi berakhir.

7 Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus


uteri dan DJJ di daerah punktum maksimum.

9 Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila


janin terasa bergerak, pencet bel yang telah disediakan
dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu
selama perekaman CTG.

10 Hidupkan komputer dan Cardiotocography.

11 Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan


janin dan hasil yang ingin dicapai).

12 Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data


untuk rumah sakit).

13 Matikan komputer dan mesin Cardiotocography.


Bersihkan dan rapikan kembali

14 Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.

Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung


jawab atau paramedik membantu membacakan hasil
interpretasi komputer secara lengkap kepada dokter.

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Daftar pustaka (Bahan bacaan pembelajaran)

1. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC


2. Fatmawati, S., Purwaningsih, W., 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.
Yogyakarta.
3. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
4. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa
Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
6. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol set).
Edisi Bahasa Indonesia 8.Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
7. NANDA International Inc. (2015). Nanda-I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2018. Edisi 11. Jakarta: EGC.
8. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child
Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Prawiroharjo, Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Kegiatan Belajar 9:

PEMERIKSAAN UMUM NIFAS


Uraian Materi
Dasar tindakan

Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.
Masa nifas adalah waktu yang dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas (puerperium)
adalah masa sesudahnya persalinan terhitung darisaat selesai persalinan sampai pulihnya
kembali alat-alat kandungan.

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan pemeriksaan umum nifas Anda harus


menyiapkan

1. Alat yang dibutuhkan:


Alat Bahan Perlengkapan
1. Tensi meter 1. Kapas DTT 1. Washtafel
2. Thermometer 2. Kassa steril 2. Sampiran
3. Stetoskop 3. Tissue 3. Phantom ibu
4. Jam tangan 4. Larutan klorin 0,5 % 4. Kursi
5. Kom bereiisi air DTT 5. Betadin 5. Kain ibu
6. Sarung tangan 6. Sabun cuci tangan 6. Pembalut
7. Bak instrument 7. Pakaian ibu
8. Pinset 8. Troli
9. Kateter 9. Tempat tidur
10. Senter 10. Kotak sampah infeksi
11. Reflek patella 11. Kotak sampah kering
12. Bengkok 12. Handuk kering dan bersih
2. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berbaring di tempat tidur.

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka pemeriksaan pemeriksaan


umum nifas anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencuci tangan secara efektif dan memakai handscoon.


2) Melakukan infrome consent
3) Memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan pernafasan)
4) Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata conjungtiva pucat/tidak, sclera
ikterus/tidak, muka udema/tidak.
5) Melakukan pemeriksaan payudara:
a) Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala, kemudian palpasI
payudara kiri secara sistematis sampai ke ketiak, raba adanya masa, benjolan
yang membesar, pembengkakkan ata abses.
b) Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan hingga ketiak.
6) Melakukan pemeriksaan abdomen:
a) Periksa bekas luka jika operasi baru.
b) Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diatas pubis (involusi uteri).
c) Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan (konsistensi uterus)
7) Memeriksa kaki untuk:
a) Varises vena.
b) Kemerahan pada betis.
c) Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka perhatikan tingkat
edema, pitting jika ada.
8) Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda human positif/tanda-tanda
tromboflebitis).
9) Mengenakan handscoon.
10) Membantu pasien pada posisi untuk pemeriksaan genetalia dan perineum (dengan
menggunakan handscoon dan memasang perlak):
a) Memposisikan pasien litotomi.
b) Melakukan vulva hygine.
c) Perhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi).
d) Perhatikan perineum (bekas jahitan).
11) Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.
12) Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin 0,5%.
13) Pasien dirapikan dan membereskan alat.
14) Mencuci tangan dengan sabun dang mengeringkan dengan handuk yang bersih.
15) Mendokumentasikan hasil tindakan.

Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 9. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur pemeriksaan umum nifas. Sekarang coba saudara
praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah
saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

Daftar Tilik pemeriksaan umum nifas

Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak
tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

Penilaian
No. Kegiatan
1 2 3

1 Mencuci tangan secara efektif dan memakai handscoon.

2 Melakukan infrome consent

3 Memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan


pernafasan)

4 Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata


conjungtiva pucat/tidak, sclera ikterus/tidak, muka
udema/tidak.

5 Melakukan pemeriksaan payudara:


a) Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas
kepala, kemudian palpasI payudara kiri secara
sistematis sampai ke ketiak, raba adanya masa,
benjolan yang membesar, pembengkakkan ata abses.
b) Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi
payudara kanan hingga ketiak.

6 Melakukan pemeriksaan abdomen:

a) Periksa bekas luka jika operasi baru.


b) Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus
diatas pubis (involusi uteri).
c) Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau
kelembekan (konsistensi uterus)

7 Memeriksa kaki untuk:

a) Varises vena.
b) Kemerahan pada betis.
c) Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema
maka perhatikan tingkat edema, pitting jika ada.

8 Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda


human positif/tanda-tanda tromboflebitis).

9 Mengenakan handscoon.

10 Membantu pasien pada posisi untuk pemeriksaan


genetalia dan perineum (dengan menggunakan
handscoon dan memasang perlak):

a) Memposisikan pasien litotomi.


b) Melakukan vulva hygine.
c) Perhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi).
d) Perhatikan perineum (bekas jahitan).

11 Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.

12 Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin


0,5%.

13 Pasien dirapikan dan membereskan alat.

14 Mencuci tangan dengan sabun dang mengeringkan


dengan handuk yang bersih.

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B
Kegiatan Belajar 10:
TEKNIK MENYUSU/MANAJEMEN LAKTASI

Uraian Materi
Dasar tindakan

Teknik menyusu Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar. Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan
bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara
10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu
lagi memberi makan di malam hari

Fungsi Teknik menyusu dengan benar:


1. Puting susu tidak lecet
2. Perlekatan menyusu pada bayi kuat
3. Bayi menjadi tenang
4. Tidak terjadi gumoh

Akibat tidak menyusui dengan benar

1. Puting susu menjadi lecet


2. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
3. Bayi enggan menyusu
4. Bayi menjadi kembung

Tanda bayi menyusu dengan benar

1. Bayi tampak tenang


2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak
6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7. Puting susu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Kepala bayi agak menengadah

Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup

1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu

2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu

3. pertama (100-200 gr setiap minggu)

4. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri

5. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang
air besar berwarna kuning 2 kali sehari

6. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan
dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum Teknik menyusu dengan benar Anda harus menyiapkan

9. Alat yang dibutuhkan:


Alat peraga: phantom bayi
10. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya Anjurkan
klien untuk mengendong bayinya kemudian duduk bersandar dengan kaki tertopang
(tidak menggantung)

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Teknik menyusu dengan
benar anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

A. Persiapan alat

 Catatan perawatan
1.
 Alat peraga: phantom bayi

B. Tahap pre-interaksi

2. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

3. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan

4. Cuci tangan

C. Tahap orientasi

5. Berikan salam, panggil nama klien

6. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga

D. Tahap kerja

7. Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakukan

8. Pastikan privasi klien terjaga

Anjurkan klien untuk mengendong bayinya kemudian duduk bersandar dengan kaki
9.
tertopang (tidak menggantung)

10. Anjurkan klien untuk membuka payudaranya

Posisikan bayi sejajar dengan payudara (kepala dan badan bayi bersentuhan
11.
dengan badan klien)

Tekan perlahan dagu bayi dan arahkan ke puting susu klien hingga klien mencari
12.
puting susu

13. Masukkan seluruh puting susu hingga areola mamae ke mulut bayi (di atas lidah)

14. Gunakan ibu jari untuk menekan bagian atas payudara, sedangkan jari lainnya
menopang payudara bagian bawah

15. Pertahankan kontak mata selama proses menyusui

Masukkan jari kelingking ke salah satu mulut bayi apabila akan menghentikan
16.
pemberian ASI

Keringkan payudara ibu dengan menggunakan handuk dan rapikan kembali pakaian
17.
ibu

Sendawakan bayi (bayi diposisikan pronasi lalu ditepuk-tepuk perlahan bagian


18.
punggungnya)

E. Tahap terminasi

18. Evaluasi perasaan klien

19. Simpulkan hasil kegiatan

20. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

21. Bereskan alat-alat

22. Cuci tangan

F. Dokumentasi

23. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 10. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Teknik menyusu Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar. Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat
kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI
setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi
akan ASI setiap 4 jam sekali.

Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur Teknik menyusu dengan benar. Sekarang coba
saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang
telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

DAFTAR TILIK TEKNIK MENYUSU DENGAN BENAR

Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
A. Persiapan alat

 Catatan perawatan
1.
 Alat peraga: phantom bayi
B. Tahap pre-interaksi
2. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
3. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
4. Cuci tangan
C. Tahap orientasi
5. Berikan salam, panggil nama klien
6. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga
D. Tahap kerja
7. Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8. Pastikan privasi klien terjaga
Anjurkan klien untuk mengendong bayinya kemudian duduk
9.
bersandar dengan kaki tertopang (tidak menggantung)
10. Anjurkan klien untuk membuka payudaranya
Posisikan bayi sejajar dengan payudara (kepala dan badan bayi
11.
bersentuhan dengan badan klien)
Tekan perlahan dagu bayi dan arahkan ke puting susu klien
12.
hingga klien mencari puting susu
Masukkan seluruh puting susu hingga areola mamae ke mulut
13.
bayi (di atas lidah)
Gunakan ibu jari untuk menekan bagian atas payudara,
14.
sedangkan jari lainnya menopang payudara bagian bawah
15. Pertahankan kontak mata selama proses menyusui
Masukkan jari kelingking ke salah satu mulut bayi apabila akan
16.
menghentikan pemberian ASI
Keringkan payudara ibu dengan menggunakan handuk dan
17.
rapikan kembali pakaian ibu
Sendawakan bayi (bayi diposisikan pronasi lalu ditepuk-tepuk
18.
perlahan bagian punggungnya)
E. Tahap terminasi
18. Evaluasi perasaan klien
19. Simpulkan hasil kegiatan
20. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
21. Bereskan alat-alat
22. Cuci tangan
F. Dokumentasi
23. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
TOTAL NILAI
Rentang Nilai:
Angk Lamban Mutu
80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Kegiatan Belajar 11:


PERAWATAN PERINEAL

Uraian Materi
Dasar tindakan

Perawatan perineum adalah Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga


kebersihannya. Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan
daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara
kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum
hamil.

Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :

1. Rupture, adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara
alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan.
Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan
penjahitan.
2. Episotomi, adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara
vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.

Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang
dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek
teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali
bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah
atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak
pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki

Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi


yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka
atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut).
Lingkup perawatan perineum lain adalah

1. Mencegah kontaminasi dari rektum

2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma

3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

Waktu perawatan perineum adalah

1. Saat mandi, Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada
pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada
perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

2. Setelah buang air kecil, Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan
besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan
bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

3. Setelah buang air besar, Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa
kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke
perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan
perineum secara keseluruhan.

Tujuan:

1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun uterus


2. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
3. Untuk kebersihan perineum dan vulva
4. Memberikan rasa nyaman pasien

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan perawatan perineal Anda harus menyiapkan


1. Alat yang dibutuhkan:
1) Bak instrument berisi: Kassa dan pinset anatomis
2) Perlak dan pengalas
3) Selimut mandi
4) Hand schoen 1 pasang
5) Bengkok 2 buah
6) Tas plastic 2 buah
7) Kom berisi kapas basah (air dan kapas direbus bersama)
8) Celana dalam dan pembalut wanita
9) Pispot
10) Botol cebok berisi air hangat
11) Obat luka perineum
2. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan Mengatur posisi pasien dorsal recumbent

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka perawatan perineal anda
dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tahap Pra Interaksi


a) Melakukan verifikasi program pengobatan klien
b) Mencuci tangan
c) Menyiapkan alat
2) Tahap Orientasi
a) Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3) Tahap Kerja
a) Memasang sampiran/menjaga privacy
b) Memasang selimut mandi
c) Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
d) Memasang alas dan perlak dibawah pantat
e) Melepas celana dan pembalut kemudian memasang pispot, sambil memperhatikan
lochea. Celana dan pembalut dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda
f) Mempersilahkan pasien untuk BAK/BAB bila ingin
g) Perawat memakai sarung tangan kiri
h) Mengguyur vulva dengan air matang
i) Mengambil pispot
j) Meletakkan bengkok ke dekat vulva
k) Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas basah.
l) Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
m) Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora kanan, labia minora
kiri, labia minora kanan, vestibulum, perineum. Arah dari atas ke bawah dengan kapas
basah (1 kapas, 1 kali usap)
n) Mengobati luka dan menutup luka dengan kassa steril
o) Memasang celana dalam dan pembalut wanita
p) Mengambil alas, perlak dan bengkok
q) Merapikan pasien, mengambil selimut mandi
4) Tahap Terminasi
a) Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
b) Berpamitan dengan pasien
c) Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
d) Mencuci tangan
e) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 11. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Perawatan perineum adalah Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga


kebersihannya. Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan
daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara
kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum
hamil.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur perawatan perineal. Sekarang coba saudara


praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah
saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

DAFTAR TILIK PERAWATAN PERINEAL


Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

No ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI


0 1 2
A ALAT
1 Bak instrument berisi: Kassa dan pinset anatomis
2 Perlak dan pengalas
3 Selimut mandi
4 Hand schoen 1 pasang
5 Bengkok 2 buah
6 Tas plastic 2 buah
7 Kom berisi kapas basah (air dan kapas direbus bersama)
8 Celana dalam dan pembalut wanita
9 Pispot
10 Botol cebok berisi air hangat
11 Obat luka perineum
B Tahap Pra Interaksi
1 Cek program terapi
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
C Tahap Orientasi
1 Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3 Menayakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
tindakan dilakukan
D Tahap Kerja
1 Memasang sampiran/menjaga privacy
2 Memasang selimut mandi
3 Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4 Memasang alas dan perlak dibawah pantat
5 Melepas celana dan pembalut kemudian memasang
pispot, sambil memperhatikan lochea. Celana dan
pembalut dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda
6 Mempersilahkan pasien untuk BAK/BAB bila ingin
7 Perawat memakai sarung tangan kiri
8 Mengguyur vulva dengan air matang
9 Mengambil pispot
10 Meletakkan bengkok ke dekat vulva
11 Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil
kapas basah.
12 Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
13 Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia
mayora kanan, labia minora kiri, labia minora kanan,
vestibulum, perineum. Arah dari atas ke bawah dengan
kapas basah (1 kapas, 1 kali usap)
14 Mengobati luka dan menutup luka dengan kassa steril
15 Memasang celana dalam dan pembalut wanita
16 Mengambil alas, perlak dan bengkok
17 Merapikan pasien, mengambil selimut mandi
E Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil tindakan
2 Berpamitan dengan pasien
3 Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4 Mencuci tangan
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
TOTAL

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Daftar pustaka (Bahan bacaan pembelajaran)

1. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC


2. Fatmawati, S., Purwaningsih, W., 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.
Yogyakarta.
3. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
4. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa
Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
6. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol set).
Edisi Bahasa Indonesia 8.Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
7. NANDA International Inc. (2015). Nanda-I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2018. Edisi 11. Jakarta: EGC.
8. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child
Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Prawiroharjo, Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Kegiatan Belajar 12:

TOPIK 1: MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR

Uraian Materi
Dasar tindakan

1. Pengertian

Memandikan bayi adalah salah satu tindakan perawatan bayi sehari-hari yang
dilakukan oleh seorang bidan. Memandikan bayi baru lahir dilakukan pada saat
0 0
suhu tubuh bayi stabil yaitu 36,5 C - 37,5 C atau menunggu 6 jam setelah bayi
lahir. Memandikan bayi adalah kegiatan penting yang harus dilakukan secara benar.

2. Tujuan memandikan bayi:

a. Membersihkan badan bayi.


b. Memberi rasa nyaman pada bayi.
c. Membuat bayi tetap wangi dan bersih.
d. Mengurangi risiko terjadinya infeksi.
e. Mandi sebelum tidur akan membantu relaksasi.
f. Merupakan bentuk perhatian ibu untuk menunjukan rasa sayangnya.
g. Merangsang saraf sensorik dan motorik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memandikan bayi

1) Hindari mandi tepat sesudah atau sebelum makan.


2) Jangan meninggalkan bayi sendirian ketika sedang mandi.
0 0
3) Suhu air 37 - 38 C.
4) Hindari bayi dari kedinginan.

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum memandikan bayi baru lahir Anda harus menyiapkan

11. Alat yang dibutuhkan:


1) Phantoon bayi
0
2) Bak mandi diisi air hangat suhu 37,8 C
3) Pakaian bayi (baju bayi, popok, planel, tutup kepala)
4) Handuk
5) Tempat pakaian kotor
6) Sabun mandi
7) Shampoo bayi
8) Bengkok
9) Kapas cebok
10) Waslap 2 buah
11) Celemek plastik
12) Sarung tangan bersih

12. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya Lepaskan
pakaian bayi Buka satu persatu dan tutup kembali dengan handuk agar bayi tidak
kedinginan kecuali kepala

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka memandikan bayi baru lahir
anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Siapkan alat dan bahan : Sebutkan alat dan bahan, lalu letakkan di tempat yang
mudah dijangkau saat memandikan bayi
0
2. Pastikan suhu ruangan normal : Suhu harus 20-25 C, AC dan kipas angin tidak boleh
dihidupkan
3. Tuangkan air ke dalam bak mandi bayi dan cek temperature Air dingin dituang
secukupnya ditambah air panas secukupnya, banyak air jangan melebihi setengah
dari bak bayi, dan gunakan siku atau pergelangan tangan bagian dalam
4. Cuci tangan dan keringkan
5. Lepaskan pakaian bayi Buka satu persatu dan tutup kembali dengan handuk agar bayi
tidak kedinginan kecuali kepala.
6. Bersihkan kemaluan/genitalia bayi Dengan menggunakan kapas yang dibasahi terlebih
dahulu, buka kain penutup. Bila perempuan, bersihkan daerah pubis, labia mayora dan
minora serta anus dan jika laki- laki, tarik preputium ke belakang kemudian
bersihkan, lalu bagian buah zakar (skrotum) dan anus. Bersihkan area tersebut dari
arah depan ke belakang. Ganti kapas setelah sekali pakai. Dianjurkan memakai
sarung tangan pada saat kontak dengan secret bayi.
7. Bersihkan muka dan keramasi kepala bayi. Bersihkan muka dengan washlap basah
dan gosokkan sampo ke tangan, lalu usapkan ke kepala bayi
8. Basahi badan dan sabuni seluruh tubuh. Menggunakan waslap I, lap leher, dada perut,
ketiak, tangan, punggung (miringkan badan dan kepala terlebih dahulu), paha. Kaki
dibersihkan menggunakan waslap dengan terlebih dahulu membuka handuk yang
menutupu tubuh lalu, apabila selesai tutup kembali. Sabuni dengan cara yang sama
munggunakan waslap II.
9. Pindahkan bayi ke dalam bak mandi bayi Pegang bayi dengan tangan kiri secara aman
yaitu dengan jari-jari kiri di bawah ketiak bayi dan ibu jari di sekeliling bahu, tangan
yang lain menahan bokong dan tungkai kaki.
10. Bersihkan kepala dan badan bagian depan bayi. Sampo dibersihkan dengan
mengusapkan air ke kepala secara hati-hati, jangan terkena mata dan masuk telinga,
lalu basuh tubuh bagian depan berturut-turut leher, dada, ketiak, lengan, perut,
kemaluan, paha dan kaki dengan usapan lembut sampai bersih.
11. Balikkan badan dan bersihkan punggung bayi Posisi lengan diubah, posisi lengan
kanan petugas berada di depan dada bayi dan jari- jari tangan kanan memegang ketiak
kiri bayi, lalu basuh punggung, bokong dan anus bayi secara lembut sampai bersih.
12. Angkat bayi : Sama dengan cara memindahkan bayi
13. Keringkan bayi dan rapikan bayi : Letakkan di atas handuk mandi yang sudah
disiapkan, lalu segera keringkan tubuh bayi sampai benar-benar kering.
14. Bersihkan alat
15. Cuci tangan dan keringkan
Catatan : Ketika membersihkan secret, sarung tangan bersih harus digunakan.

Rangkuman

Memandikan bayi adalah salah satu tindakan perawatan bayi sehari-hari yang
dilakukan oleh seorang bidan. Memandikan bayi baru lahir dilakukan pada saat suhu tubuh
0 0
bayi stabil yaitu 36,5 C - 37,5 C atau menunggu 6 jam setelah bayi lahir. Memandikan
bayi adalah kegiatan penting yang harus dilakukan secara benar.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur Memandikan bayi baru lahir. Sekarang coba
saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang
telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

Daftar Tilik Memandikan bayi baru lahir

Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

Nilai
1 2 3
1 Menyiapkan alat dan bahan
2 Memastikan suhu ruangan normal
3 Menuangkan air ke dalam bak mandi bayi dan cek temperatur
4 Mencuci tangan dan mengeringkannya
5 Melepaskan pakaian bayi
6 Membersihkan kemaluan/genetalia bayi
7 Membersihkan muka dan keramasi kepala bayi
8 Membasahi badan dan menyabuni seluruh tubuh
9 Memindahkan ke dalam bak mandi bayi
10 Membersihkan kepala dan badan bagian depan bayi
11 Membalikkan badan dan membersihkan punggung bayi
12 Mengangkat bayi
13 Mengeringkan bayi dan merapikan bayi
14 Membereskan alat
15 Mencuci tangan dan mengeringkannya
16 Mendokumentasikan tindakan memandikan bayi
Jumlah skor melaksanakan prosedur = Perolehan skore x 100

Nilai = skore melakukan prosedur

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

TOPIK 2: MERAWAT TALI PUSAT

Uraian Materi
Dasar tindakan

Pengertian

1. Perawatan tali pusat adalah perawatan yang dilakukan pada tali pusat bayi selama tali
pusat bayi belum lepas.
2. Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak
dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput atau kering dengan tujuan untuk
mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka bekas
pemotongan tali pusat.

3. Perawatan tali pusat adalah suatu aktivitas pemeliharaan tali pusat sampai tali pusat

mengering dan lepas dengan spontan untuk menjaga kebersihan tali pusat dan
mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali pusat yang tersisa pada bayi

Tujuan dari perawatan tali pusat ada empat, yaitu:

1. Mencegah terjadinya infeksi. Bila tali pusat basah, berbau dan menunjukkan tanda-tanda
infeksi, harus waspada terhadap infeksi tali pusat. Infeksi ini harus segera diobati untuk
menghindari infeksi yang lebih berat. Di mana infeksi tali pusat pada bayi dapat
menyebabkan sepsis, meningitis dan tetanus. Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat
dicegah dengan melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan
prinsip perawatan kering dan bersih.

2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat.

3. Mempercepat terlepasnya tali pusat.

4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat
steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun- daunan yang ditaburkan ke tali pusat
sehingga dapat mengakibatkan infeksi.

Waktu Perawatan Tali Pusat

1. Sehabis mandi pagi atau sore.

2. Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing atau kotoran bayi.

3. Lakukan sampai tali pusat puput atau kering.

Tanda-tanda Infeksi Tali Pusat

1. Pangkal tali pusat atau sekitarnya berwarna merah atau bengkak.

2. Keluar cairan yang berbau dan bernanah.

3. Ada darah yang keluar terus menerus.

4. Kejang.

5. Bayi mengalami demam.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat:

1. Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena


dapat menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.

2. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan bersih,

3. Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena akan
menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
4. Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat.

5. Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan


atau mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi petugas
kesehatan.

6. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke


puntung tali pusat.

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan merawat tali pusat Anda harus menyiapkan

1. Alat yang dibutuhkan:


1) Korentang dalam tempatnya.
2) Handuk lap tangan.
3) Kasa dan kapas pada tempatnya.
4) Phantoom bayi.
2. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal sampai di
bahu atas.
Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka merawat tali pusat anda
dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1 Siapkan alat-alat dan bahan (alat disusun secara ergonomis)

2 Cuci tangan dan keringkan dengan handuk : Mencuci tangan sesuai standar
pencegahan infeksi

3 Ambil kapas dan bersihkan sisa tali pusat

4 Ambil kasa, kemudian bungkus sisa tali pusat

Usahakan dibungkus dengan baik

5 Ikat tali pusat dengan kasa

Pastikan tali pusat telah diikat dengan hati-hati dan tidak terlalu ketat

6 Kenakan pakaian pada bayi, lalu rapikan. Usahakan bayi merasa nyaman dan rapi

Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 12. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Tujuan dari perawatan tali pusat ada empat, yaitu:


1. Mencegah terjadinya infeksi. Bila tali pusat basah, berbau dan menunjukkan tanda-tanda
infeksi, harus waspada terhadap infeksi tali pusat. Infeksi ini harus segera diobati untuk
menghindari infeksi yang lebih berat. Di mana infeksi tali pusat pada bayi dapat
menyebabkan sepsis, meningitis dan tetanus. Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat
dicegah dengan melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan
prinsip perawatan kering dan bersih.

2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat.

3. Mempercepat terlepasnya tali pusat.

4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat
steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun- daunan yang ditaburkan ke tali pusat
sehingga dapat mengakibatkan infeksi.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur merawat tali pusat. Sekarang coba saudara
praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah
saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

Daftar Tilik MERAWAT TALI PUSAT

Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

No. Nilai
1 2 3
1 Menyiapkan alat dan bahan bahan yang diperlukan
2 Mencuci tangan
3 Membersihkan tali pusat dengan kapas DTT
4 Membungkus tali pusat dengan tidak terlalu kencang
5 Merapikan bayi dan alat
6 Mencuci tangan
7 Membereskan alat
8 Mendokumentasikan hasil perawatan tali pusat
Jumlah skor melaksanakan prosedur = Perolehan skore x 100

Nilai = skore melakukan prosedur

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Daftar pustaka (Bahan bacaan pembelajaran)

1. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC


2. Fatmawati, S., Purwaningsih, W., 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.
Yogyakarta.
3. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
4. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa
Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
6. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol set).
Edisi Bahasa Indonesia 8.Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
7. NANDA International Inc. (2015). Nanda-I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2018. Edisi 11. Jakarta: EGC.
8. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child
Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Prawiroharjo, Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Kegiatan Belajar 13:
EDUKASI KESEHATAN dan KONSELING KELUARGA
Uraian Materi
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan Memberikan asuhan ibu nifas normal
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus dapat melaksanakan pendidikan kesehatan
meliputi;
1. Gizi ibu nifas 5. Konsumsi tablet besi dan vitamin A
2. Personal hygien 6. Latihan/ senam nifas
3. Pola BAK dan BAB 7. Tanda bahaya nifas
4. Pemberian ASI eksklusif 8. Keluarga berencana
1. Pendahuluan
Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.
Masa nifas adalah waktu yang dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.(Prawirohardjo,
2002). Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudahnya persalinan terhitung darisaat
selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan.(Depkes RI, 2004).
Kebutuhan khusus ibu selama masa nifas ini harus terpenuhi dengan memberikan
asuhan nifas. Asuhan nifas sangat diperlukan karena masa nifas ini merupakan masa
kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa sekitar 60 % kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama. Begitu juga dengan bayi, masa neonates pun merukan masa
yang kritis bagi kehidupan bayi. Adanya pemantauan dan asuhan yang berkelanjutan
pada ibu dan bayi saat masa nifas ini, dapat mencegah beberapa kematian ini.Oleh
karena itu, para bidan wajib mengetahui, memahami, apa yang dimaksud dengan masa
nifas, dan kompeten dalam penatalaksanaan masa nifas ini.
Pentingnya melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu nifas yaitu bertujuan
untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan.
Keterampilan melaksanakan pendidikan kesehatan ibu nifas dalam Praktik Klinik
Kebidanan sangat membantu mahasiswa untuk dapat memberikan asuhan kepada ibu
nifas normal secara komprehensif.
2. Materi
1) Gizi Ibu Nifas
Kebutuhan gizi ibu nifas dan menyusui meningkat 3x dari kondisi sebelum
hamil. Makanan yang dikonsumsi berguna untuk aktifitas, proses metabolism,
cadangan makanan dalam tubuh dan proses produksi ASI. Ibu perlu mengkonsumsi
makanan seimbang dengan porsi cukup dan teratur, yang mengandung sumber
energy (karbohidrat), sumber pembangun (protein) dan sumber pengatur dan
pelindung (mineral, vitamin dan air). Ibu menyusui membutuhkan air 3 liter perhari.
Anjurkan pada ibu untuk selalu minum setelah menyusui.
2) Personal Hygine
Pada masa nifas, seorang ibu rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu
kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur dan lingkungan sangat penting untuk dijaga
sebagai usaha pencegahan infeksi. Berikut ini hal yang perlu dilakukan untuk
menjaga kebersihan diri ibu :
1. Perawatan daerah genetalia eksterna
a. Daerah kewanitaan dibersihkan setiap kali ibu mandi dan setelah buang air.
Daerah tersebut dibersihan dengan menggunakan sabun dan air bersih
dengan cara pembersihan daerah vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
b. Penggantian pembalut dilakukan maksimal setiap 6 jam sekali.
2. Perawatan payudara
a. Payudara dirawat agar tetap bersih dan kering terutama pada bagian putting
susu dengan menggunakan bra yang menyokong payudara.
b. Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum/ ASI pada daerah putting susu
dan areola setiap selesai menyusui. Pemberian ASI dimulai dari putting susu
yang tidak lecet. Apabila putting susu ibu lecet parah, dapat diistirahatkan
selama 24 jam.
3) Pemberian ASI Eksklusif
ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia bayi 6 bulan
tanpa diberi tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai
usia 2 tahun. Menurut penelitian, pemberian AI Ekslusif dapat menurunkan resiko
kematian akibat infeksi saluran pernafasan akut dan diare. WHO dan UNICEF
merekomendasikan bahwa pemberian ASI eksklusif diterapkan dengan
memperhatikan hal berikut :
a. IMD selama 1 jam setelah melahirkan
b. ASI eksklusif diberikan tanpa memberikan makanan/ minuman tambahan
sampai usia bayi 6 bulan
c. ASI diberika secara on-demand atau sesuai kebutuhan bayi
d. ASI diberika tidak menggunakan botol, sendok, cangkir.
4) Manfaat pemberian ASI bagi bayi
a. ASI mengandung zat gizi yang diperlukan oleh bayi
b. ASI mengandung zat protektif sehingga menjaga bayi dari penyakit
c. Menimbulkan efek psikologis yang menguntungkan bayi
d. Tumbuh kembang yang baik
e. Mengurangi kejadian karies dentis
f. Megurangi kejadian maloklusi.
5) Konsumsi Tablet Fe dan Vitamin A
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan
untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah (HB)
sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi antara lain
kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang – kacangan dan sayuran hijau.

Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu


hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat.
Pemberian tablet Fe dimulai dengan pemberian satu tablet sehari dengan segera
mungkin, setelah rasa mual hilang, tiap tablet mengandung Fe So4 320 mg (zat besi
60 mg) dan asam folat 500 mg, minimal masing-masing 90 tablet sebaiknya tidak
diminum bersama-sama teh/kopi karena akan mengganggu penyerapan.

Pemberian tablet vitamin A dengan dosis 200.000 unit dimaksudkan agar ibu
dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

6) Latihan/ Senam Nifas


Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya latihan masa
nifas dilakukan seawall mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan normal dan
tidak ada penyulit post partum. Senam nifas sebaiknya dilakukan secara perlahan,
semakin lama semakin kuat. Senam nifas yang dilakukan secara teratur setiap hari
dapat membantu mengencangkan otot perut dan mengurangi keluhan sakit
punggung pada ibu nifas.
7) Tanda Bahaya Nifas
a. Perdarahan vagina yang luar biasa dan tiba-tiba bertambah banyak atau lebih
dari darah haid biasa atau hingga ganti pembalut 2x selama ½ jam.
b. Pengeluaran vagina yang berbau busuk
c. Rasa sakit di bagian abdomen atau punggung
d. Sakit kepala yang terus menerus, sakit ulu hati dan masalah penglihatan
e. Pembengkakan di tangan, wajah dan kaki
f. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit
g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
h. Merasa sangat letih, sedih dan tidak mampu mengasuh bayi dan dirinya sendiri
3. Rangkuman
Pendidikan kesehatan yang disampaikan meliputi, Gizi ibu nifas, Personal
hygien, Pola BAK dan BAB, Pemberian ASI eksklusif, Konsumsi tablet besi dan vitamin
A, Latihan/ senam nifas, Tanda bahaya nifas, Keluarga berencana

4. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan konseling dan informed consent
b. Siapkan peralatan, bahan dan perlengkapan yang akan digunakan serta
susun/letakan secara ergomestric
c. Siapkan lingkungan untuk menjaga privacy klien
d. Beritahu pasien tentang tindakan yang dilaku

Daftar pustaka (Bahan bacaan pembelajaran)

1. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC


2. Fatmawati, S., Purwaningsih, W., 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.
Yogyakarta.
3. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
4. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa
Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
6. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol set).
Edisi Bahasa Indonesia 8.Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
7. NANDA International Inc. (2015). Nanda-I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2018. Edisi 11. Jakarta: EGC.
8. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child
Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Prawiroharjo, Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Kegiatan Belajar 14:

TOPIK 1: SENAM HAMIL

Uraian Materi
Dasar tindakan

Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara
fisikmaupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.Senam
hamil biasanya dimulai sejak usia dini, namun biasanya di lakukan saat kehamilan
memasuki trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan. Selain
untukmenjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik
dan mental calon ibu selama proses persalinan.

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum senam hamil Anda harus menyiapkan

13. Alat yang dibutuhkan: Matras


14. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berdiri diposisi masing-masing dekat dengan matras.

Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka senam hamil anda dapat
lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Prosedur Pelaksanaan :

1. Gerakan 1[sikap sempurna] :


Duduk bersila, tegakkan punggung, ambil nafas panjang lewat hidung, keluarkan nafas
lewat mulut

2. Gerakan 2:
Duduk luruskan kaki, tangan dibelakang tubuh, gerakkan telapan kaki ke depan dan
belakang. Gerakan ini untuk membantu mencegah kaki bengkak dan kram

3. Gerakan 3:
Duduk luruskan kaki, tangan dibelakang tubuh, gerakkan telapak kaki memutar ke arah
dalam, lalu ulagi dengan memutar kaki kearah keluar

4. Gerakan 4:
Duduk seperti bersila tapi kaki kanan ke arah luar, susah banget jelasinnya, intinya
kayak posisi ibu2 lagi pengajian sambil ambil nafas panjang lewat hidung, keluarkan
nafas lewat mulut

5. Gerakan 5:
Posisi duduk dimana betis dan telapak kaki dibawah pantat, tarik nafas dengan
mengempiskan perut dan buang melalui mulut

6. Gerakan 6:
Berdiri tegak, tangan di pinggang, ambil nafas panjang lewat hidung, keluarkan nafas
lewat mulut

7. Gerakan 7 :
Berdiri tegak menghadap tembok, lalu jongkok dengan posisi kaki disebelah kanan/kiri
[tidak menyangga perut], lalu berdiri lagi

8. Gerakan 8:
Berdiri tegak tekuk jari² kaki & jari² tangan lalu lepaskan, ulangi Gerakan tersebut
dengan jalan ke depan dan belakang

9. Gerakan 9 :
Sikap merangkak, kepala diantara dua tangan menghadap kanan/ kiri, turunkan dada
sampai menyentuh matras. ubah posisi kepala biar ga pegel

10. Gerakan 10:


Sikap merangkak, ambil nafas dengan menempiskan perut , buang nafas lewat mulut

11. Gerakan 11:


Tidur terlentang, posisi sempurna, ambil nafas panjang lewat hidung, keluarkan nafas
lewat mulut

12. Gerakan 12:


Tidur terlentang, posisi sempurna, ambil nafas panjang lewat hidung,tahan, keluarkan
nafas lewat mulut

13. Gerakan 13 :
Posisi tidur seperti memeluk guling menghadap kiri, tangan kiri diletakkan dibelakang
punggung, tarik nafas lewat hidung, tahan dengan kempiskan perut, mata terpejam,
kerutkan dahi, tangan menggenggam, jari kaki ditekuk, lalu lepaskan nafas lewat mulut

14. Setelah itu tidur selama 5 menit. mungkin ini pendinginan kali ye. owyah, ada beberapa
gambar senam hamil bisa diliat

Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 14. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara
fisikmaupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.Senam
hamil biasanya dimulai sejak usia dini, namun biasanya di lakukan saat kehamilan memasuki
trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur senam hamil. Sekarang coba saudara praktekan
dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah saudara
laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

DAFTAR TILIK SENAM HAMIL

Tanggal Penilaian :

Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

Penilaian
NO Kegiatan
1 2 3
Senam Hamil :
1. Persiapan Pasien :
1. Informend consent
2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
2. Prosedur Pelaksanaan :
1. Gerakan 1[sikap sempurna] :
Duduk bersila, tegakkan punggung, ambil nafas
panjang lewat hidung, keluarkan nafas lewat mulut
2. Gerakan 2:
Duduk luruskan kaki, tangan dibelakang tubuh,
gerakkan telapan kaki ke depan dan belakang.
Gerakan ini untuk membantu mencegah kaki
bengkak dan kram
3. Gerakan 3:
Duduk luruskan kaki, tangan dibelakang tubuh,
gerakkan telapak kaki memutar ke arah dalam,
lalu ulagi dengan memutar kaki kearah keluar
4. Gerakan 4:
Duduk seperti bersila tapi kaki kanan ke arah luar,
susah banget jelasinnya, intinya kayak posisi ibu2
lagi pengajian sambil ambil nafas panjang lewat
hidung, keluarkan nafas lewat mulut
5. Gerakan 5:
Posisi duduk dimana betis dan telapak kaki
dibawah pantat, tarik nafas dengan
mengempiskan perut dan buang melalui mulut
6. Gerakan 6:
Berdiri tegak, tangan di pinggang, ambil nafas
panjang lewat hidung, keluarkan nafas lewat mulut
7. Gerakan 7 :
Berdiri tegak menghadap tembok, lalu jongkok
dengan posisi kaki disebelah kanan/kiri [tidak
menyangga perut], lalu berdiri lagi
8. Gerakan 8:
Berdiri tegak tekuk jari² kaki & jari² tangan lalu
lepaskan, ulangi Gerakan tersebut dengan jalan
ke depan dan belakang
9. Gerakan 9 :
Sikap merangkak, kepala diantara dua tangan
menghadap kanan/ kiri, turunkan dada sampai
menyentuh matras. ubah posisi kepala biar ga
pegel
10. Gerakan 10:
Sikap merangkak, ambil nafas dengan
menempiskan perut , buang nafas lewat mulut
11. Gerakan 11:
Tidur terlentang, posisi sempurna, ambil nafas
panjang lewat hidung, keluarkan nafas lewat mulut
12. Gerakan 12:
Tidur terlentang, posisi sempurna, ambil nafas
panjang lewat hidung,tahan, keluarkan nafas
lewat mulut
13. Gerakan 13 :
Posisi tidur seperti memeluk guling menghadap
kiri, tangan kiri diletakkan dibelakang punggung,
tarik nafas lewat hidung, tahan dengan kempiskan
perut, mata terpejam, kerutkan dahi, tangan
menggenggam, jari kaki ditekuk, lalu lepaskan
nafas lewat mulut
14. Setelah itu tidur selama 5 menit. mungkin ini
pendinginan kali

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

TOPIK 2: SENAM NIFAS

Uraian Materi
Dasar tindakan

senam nifas adalah serangkaian gerakan senam yang dilakukan oleh ibu setelah
bersalin, atau selama masa nifas berlangsung. Masa nifas terhitung sejak ibu melahirkan
bayi sampai 6 minggu sesudahnya.
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari
sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk
mempercepat pemulihan keadaan ibu. Senam nifas ini dilakukan pada saat ibu benar-benar
pulih dan tidak ada komplikasi obstetrik atau penyakit masa nifas, misalnya hipertensi,
pasca kejang, atau demam selama dan setelah melahirkan. Tujuan dari senam nifas:
1) Meredakan stres dan memperbaiki suasana hati (mood). Olahraga meningkatkan
produksi hormon endorfin atau hormon bahagia di dalam tubuh.
2) Membuat tubuh lebih fleksibel sehingga Anda merasa lebih nyaman untuk beraktivitas.
3) Membantu mempercepat penurunan berat badan, khususnya bila dikombinasikan
dengan pengaturan pola makan yang tepat.
4) Meredakan nyeri dan mempercepat pemulihan proses persalinan.
5) Memperkuat dan mengencangkan otot-otot di sekitar perut.
6) Meningkatkan stamina dan energi tubuh.
7) Membuat tidur lebih nyenyak.

Persiapan:

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan senam nifas Anda harus menyiapkan

1. Alat yang dibutuhkan:


1) Matras atau kasur
2) Bantal
3) Sampiran
4) Radio tape, jika menginginkan sambil mendengar musik
2. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu sikap tubuh terlentang dan rileks.

Pelaksanaan

Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka senam nifas anda dapat
lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Hari ke-1, sikap tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali
dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan 3 detik kemudian buang melalui
mulut. Lakukan 5-10 kali.
Tujuan: Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal.
Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan pernafasan.
Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik sehingga hal ini juga akan
membantu proses pemullihan tubuh.

2. Hari ke-2, sikap tubuh terlentang. Kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan
bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10
kali.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk memulihkan dan menguatkan kembali otot-otot
lengan.
3. Hari Ke-3, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua
telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ketiga
lalu turunkan pantat ke posisi semula. Ulangi 5-20 kali.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk menguatkan kembali otot-otot dasar panggul yang
sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan persalinan.

4. Hari ke-4, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45 derajat, kemudian salah satu tangan
memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45 derajat dan tahan hingga hitungan
ketiga.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk memulihkan dan menguatkan kembali otot-otot
punggung.

5. Hari ke-5, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45 derajat, kemudian angkat tubuh dan
tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh
lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian hingga 5 kali.
Tujuan: Untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot-otot punggung, otot-
otot bagian perut, dan otot-otot paha.
6. Hari ke-6, sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk 90
derajat, lakukan secara bergantuan hingga 5 kali.
Tujuan: Untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan menyangga beban
yang berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi
resiko edema kaki. Posisi kaki kiri dipanjangkan, kaki kanan ditekuk lalu dipangkan lagi,
lakukan secara bergantian dengan kaki kiri dan kanan.

7. Hari ke-7, posisi kaki dipanjangkan keduanya, kemudian kaki kiri berjauhan dengan
kaki kanan dan dirapatkan lagi, dilakukan secara bergantian dengan kaki kanan

8. Hari ke-8, posisi kaki diangkat keduanya secara tegap lurus lalu ditahan sebentar
lalu diturunkan lagi

9. Hari ke-9, merangkak dengan tangan tepat di bawah bahu dan lutut tepat di bawah
panggul.
10. Hari ke-10, posisi badan terlentang kemudian badan dan tangan di bawah kepala
lalu diangkat kaki lurus ke depan dilakukan sampai beberapa kali.

Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 14. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.

Rangkuman

Dengan dilakukanya senam nifas, ibu post partum akan cepat memperoleh
pengembalian bentuk tubuh, penyembuhan persalinan akan lebih cepat, dan juga dapat
memperlancar pengeluaran ASI. Dengan demikian bagi ibu-ibu setelah melahirkan
diharapkan melakukan senam nifas sesuai dengan hari sesudah post partum, di mulai dari
hari ke 1 post partum hingga ke 10 dan hari selanjutnya, agar memperoleh kesehatan dan
tampil lebih bugar.

Senam pada hari 11 dan seterusnya, dapat dilakukan gerakan senam nifas
kombinasi, yaitu misalnya melakukan gerakan senam nifas hari ke 1-3. Walaupun senam ini
seolah sangat sederhana tetapi memiliki manfaat yang banyak, maka dari itu lakukan
gerakan senam sesuai dengan yang dianjurkan.

Tugas

Saudara sudah mempelajari prosedur senam nifas. Sekarang coba saudara praktekan
dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah saudara
laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini

DAFTAR TILIK SENAM NIFAS

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :

Kategori Skore :

Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak


tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna

Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

Penilaian
Kegiatan
1 2 3
1. Hari ke-1, sikap tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan
pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung
dan tahan 3 detik kemudian buang melalui mulut. Lakukan 5-10 kali.
Tujuan: Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum
kembali normal. Latihan pernafasan ini ditujukan untuk
memperlancar peredaran darah dan pernafasan. Seluruh organ-
organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik sehingga hal ini juga
akan membantu proses pemullihan tubuh.
2. Hari ke-2, sikap tubuh terlentang. Kedua tangan dibuka lebar
hingga sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan
tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10 kali.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk memulihkan dan menguatkan
kembali otot-otot lengan.
3. Hari Ke-3, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan
sehingga kedua telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat
ibu dan tahan hingga hitungan ketiga lalu turunkan pantat ke posisi
semula. Ulangi 5-20 kali.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk menguatkan kembali otot-otot
dasar panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras
selama kehamilan dan persalinan.
4. Hari ke-4, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45 derajat, kemudian
salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ±
45 derajat dan tahan hingga hitungan ketiga.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk memulihkan dan menguatkan
kembali otot-otot punggung.
5. Hari ke-5, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45 derajat, kemudian
angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang
ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan
secara bergantian hingga 5 kali.
Tujuan: Untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot-
otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha.
6. Hari ke-6, sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha
membentuk 90 derajat, lakukan secara bergantuan hingga 5 kali.
Tujuan: Untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan
menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar
sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki.
Posisi kaki kiri dipanjangkan, kaki kanan ditekuk lalu dipangkan lagi,
lakukan secara bergantian dengan kaki kiri dan kanan.
7. Hari ke-7, posisi kaki dipanjangkan keduanya, kemudian kaki kiri
berjauhan dengan kaki kanan dan dirapatkan lagi, dilakukan secara
bergantian dengan kaki kanan
8. Hari ke-8, posisi kaki diangkat keduanya secara tegap lurus lalu
ditahan sebentar lalu diturunkan lagi
9. Hari ke-9, merangkak dengan tangan tepat di bawah bahu dan lutut
tepat di bawah panggul.
10. Hari ke-10, posisi badan terlentang kemudian badan dan tangan di
bawah kepala lalu diangkat kaki lurus ke depan dilakukan sampai
beberapa kali.

Rentang Nilai:

Angk Lamban Mutu


80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B

Daftar pustaka (Bahan bacaan pembelajaran)

1. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC


2. Fatmawati, S., Purwaningsih, W., 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.
Yogyakarta.
3. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
4. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa
Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
6. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol set).
Edisi Bahasa Indonesia 8.Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
7. NANDA International Inc. (2015). Nanda-I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2018. Edisi 11. Jakarta: EGC.
8. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child
Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Prawiroharjo, Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai