Kep Maternitas Praktikum
Kep Maternitas Praktikum
Kep Maternitas Praktikum
MODUL PRAKTIKUM
MATA KULIAH : KEPERAWATAN
MATERNITAS I
SKS : 4
(0451) 4016803
[email protected]
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga Modul ini dapat tersusun. Modul ini
diperuntukkan bagi mahasiswa Program Studi Ners STIKes Widya Nusnatara Pau
Diharapkan mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dapat mengikuti
semua kegiatan dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
modul ini tentunya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis bersedia
menerima saran dan kritik dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan modul ini di
kemudian hari. Semoga dengan adanya modul ini dapat membantu proses belajar mengajar
dengan lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
Topik 1:
A. Manuver Leopold
Uraian Materi
Dasar tindakan
Palpasi Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu hamil untuk menentukan
posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen pada ibu hamil.
Persiapan:
Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan Leopold pada ibu hamil Anda harus
menyiapkan
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Manuver leopold anda dapat
lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan
1 1) Ruang yang nyaman dan tertutup
2) Tempat tidur pasien dan selimut
3) Metlin/pita meter Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
2 Buku KIA, Kartu ibu atau status ibu hamil
3 Alat tulis
b. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan.
5 Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan.
6 Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan teknik yang benar
7 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
8 Menjaga privacy pasien.
9 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing
10 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal
sampai di bahu atas.
11 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
12 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah perut dari baju
(membuka baju atau baju dikeataskan).
13 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap perut ibu
14 Mengatur kaki ibu sedikit ditekuk (30 - 450).
15 Mengupayakan suhu tangan pemeriksa sesuai dengan suhu kulit ibu (misalnya
dengan menggosok secara ringan kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu)
Palpasi Leopold I
16 Mengetengahkan rahim dengan kedua tangan
17 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri dengan tangan kiri
18 Mengukur TFU dengan jari-jari tangan kanan
19 Meraba bagian fundus untuk menentukan bagian yang teraba di fundus
kepala/bokong/kosong.
Palpasi Leopold II
20 Menggeser tangan kesisi samping perut ibu (tangan kanan Bidan di perut ibu
sebelah kiri, tangan kiri Bidan diperut ibu sebelah kanan).
21 Menahan perut ibu sebelah kiri dengan tangan kanan, dan meraba perut sebelah
kanan ibu dengan tangan kiri Bidan.
22 Meraba dan merasakan bagian-bagian janin, punggung akan teraba datar dengan
tahanan kuat, sedang bagian kecil janin akan teraba bagian yang berbenjol-benjol.
23 Melakukan pemeriksaan yang sama pada sisi sebaliknya.
Palpasi Leopold III
24 Menggeser tangan kanan diatas simpisis untuk menangkap bagian terbawah janin.
25 Menahan fundus uteri dengan tangan kiri.
26 Meraba bagian terbawah janin untuk menentukan bentuk dan kekerasannya.
27 Menggoyangkan dengan lembut bagian terbawah janin dengan tangan kanan (bila
melenting berarti kepala).
Leopold IV
28 Posisi Bidan berdiri menghadap kaki ibu.
29 Kedua tangan Bidan diletakkan di sisi bagian bawah rahim (menangkap presentasi
janin).
30 Meraba dan mengidentifikasi (memastikan presentasi janin masuk panggul) :
a. Kedua tangan bertemu (konvergen) berarti presentasi belum masuk panggul
b. Kedua tangan tidak bertemu (divergen) berarti presentasi sudah masuk panggul
31 Membereskan alat.
32 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
33 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
c. Evaluasi
34 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
35 Melaksanakan tindakan dengan baik
Sekarang saudara sudah berada pada topic 1 yang pertama. Adakah bagian yang
saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Pemeriksaan leopold terdiri dari 4 langkah yaitu leopold I, II, III, dan Leopold IV.
Langkah-langkah yang dilakukan meliputi persipan alat dan pasien serta pelaksanaan
pemeriksaan leopold.
Tugas
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
No Kegiatan Penilaian
1 2 3
a. Persiapan
1 1) Ruang yang nyaman dan tertutup
2) Tempat tidur pasien dan selimut
3) Metlin/pita meter Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
2 Buku KIA, Kartu ibu atau status ibu hamil
3 Alat tulis
b. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan.
5 Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan.
6 Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan teknik yang
benar
7 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
8 Menjaga privacy pasien.
c. Isi Pelaksanaan
9 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing
10 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak
ditinggikan, bantal sampai di bahu atas.
11 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
12 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah perut
dari baju (membuka baju atau baju dikeataskan).
13 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap perut ibu
14 Mengatur kaki ibu sedikit ditekuk (30 - 450).
15 Mengupayakan suhu tangan pemeriksa sesuai dengan suhu kulit ibu
(misalnya dengan menggosok secara ringan kedua tangan agar
hangat dan sesuai suhu ibu)
Palpasi Leopold I
16 Mengetengahkan rahim dengan kedua tangan
17 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri dengan tangan
kiri
18 Mengukur TFU dengan jari-jari tangan kanan
Palpasi Leopold II
20 Menggeser tangan kesisi samping perut ibu (tangan kanan Bidan di
perut ibu sebelah kiri, tangan kiri Bidan diperut ibu sebelah kanan).
21 Menahan perut ibu sebelah kiri dengan tangan kanan, dan meraba
perut sebelah kanan ibu dengan tangan kiri Bidan.
22 Meraba dan merasakan bagian-bagian janin, punggung akan teraba
datar dengan tahanan kuat, sedang bagian kecil janin akan teraba
bagian yang berbenjol-benjol.
Leopold IV
28 Posisi Bidan berdiri menghadap kaki ibu.
29 Kedua tangan Bidan diletakkan di sisi bagian bawah rahim
(menangkap presentasi janin).
30 Meraba dan mengidentifikasi (memastikan presentasi janin masuk
panggul) :
c. Kedua tangan bertemu (konvergen) berarti presentasi belum
masuk panggul
d. Kedua tangan tidak bertemu (divergen) berarti presentasi sudah
masuk panggul
31 Membereskan alat.
32 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
33 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
d. Evaluasi
34 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
35 Melaksanakan tindakan dengan baik
Rentang Nilai:
Pemeriksaan DJJ secara sederhana dilakukan dengan cara auskultasi menggunakan alat
fetoskop. Namun perkembangan teknologi semakin meningkatkan akurasi pemeriksaan DJJ
dengan menggunakan alat elektronik, misalnya doppler, kardiotokografi. Alat pemantau DJJ
elektronik menggabungkan DJJ dengan beberapa variabel misalnya; gerakan janin, irama
jantung dan saturasi oksigen.
Pemeriksaan DJJ dengan auskultasi fetoskop maupun dengan doppler akan jelas terdengar
apabila menempatkan fetoskop atau transduser dari doppler pada area punctum maksimum
janin. Lokasi punctum maksimum adalah pada area punggung atas di bawah sub oksiput
janin. Maka ketika mencari lokasi punggung janin, sangat terpandu dengan ketepatan
pemeriksaan Leopold 2, yaitu penentuan letak punggu janin, di sebelah kanan atau kiri ibu.
Persiapan:
Pelaksanaan
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan Topik 1. Adakah bagian yang
saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Pemeriksaan DJJ dengan auskultasi fetoskop maupun dengan doppler akan jelas terdengar
apabila menempatkan fetoskop atau transduser dari doppler pada area punctum maksimum
janin. Lokasi punctum maksimum adalah pada area punggung atas di bawah sub oksiput
janin. Maka ketika mencari lokasi punggung janin, sangat terpandu dengan ketepatan
pemeriksaan Leopold 2, yaitu penentuan letak punggu janin, di sebelah kanan atau kiri ibu.
Tugas
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
No Kegiatan Penilaian
1 2 3
A. Persiapan
1 a. Stetoskop laenec/monoscop
b. Timer/Jam
c. Tempat tidur pasien dan selimut
d. Buku KIA, kartu ibu atau status ibu hamil
B. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan teknik yang
benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
C. Isi Pelaksanaan
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak
ditinggikan, bantal sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah
perut dari baju (membuka baju atau baju dikeataskan).
11 Mengatur kaki ibu lurus.
12 Menentukan punctum maksimum (yaitu lokasi pada area punggung
janin bagian atas)
13 Meletakkan stetoskop laenec di punctum maksimum.
14 Menempelkan stetoskop laenec pada telinga dan posisi pemeriksa
menghadap ke arah muka ibu (untuk diingat tangan pemeriksa tidak
memegang stetoskop, agar tidak mempengaruhi perhitungan denyut
jantung)
15 Memegang denyut nadi ibu pada pergelangan tangan dengan
tangan yang lain.
16 Membedakan antara bunyi DJJ dengan nadi ibu (apabila beda,
berarti stetoskop tepat pada DJJ).
17 Menghitung DJJ menggunakan jam selama 1 menit penuh.
18 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
D. Evaluasi
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik
Rentang Nilai:
TOPIK 2:
Mengukur Tinggi Fundus Uteri Kehamilan (TFU) dan
Uraian Materi
Dasar tindakan
Pengukuran TFU yang akan kita pelajari pada Kegiatan Topik 2 ini adalah
pengukuran TFU dengan cara Mc. Donald, karena pengukuran TFU dengan perhitungan
rabaan jari beserta interpretasinya, merupakan bagian dari keterampilan klinis pada
pemeriksaan Leopold 1 yang telah kita pelajari pada Kegiatan Praktikum Topik 1.
Menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dapat menggunakan 2 jenis rumus sebagai
berikut:
1. Rumus Bartholomew; Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang
sama, maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat
di simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus xifoideus
dibagi menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus
uteri pada umur kehamilan 40 minggu (bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur
kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).
2. Rumus Mc Donald; Tinggi Fundus uteri diukur dengan metlin. Tinggi fundus uteri
dikalikan 2 dan dibagi 7 diperoleh umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila Tinggi
Fundus Uteri dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu. Hal
ini dapat dilihat pada gambaran rumus sebagai berikut:
a. TFU (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = umur kehamilan dalam bulan
b. TFU (cm) x 8/7 = umur kehamilan dalam minggu
Hasil pengukuran TFU dalam cm juga dipergunakan untuk menghitung taksiran berat janin.
Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala. Rumusnya perhitungan
taksiran berat janin menurut Rumus Johson adalah sebagai berikut: Tinggi fundus uteri
(dalam cm-n) x 155 = berat (gram). Bila kepala belum masuk panggul maka n = 12, jika
kepala sudah masuk panggul maka n = 11.
Cara mengukur tinggi fundus uteri dalam cm:
1. Menggunakan Alat Ukur Caliper Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada
tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan
pada garis tengah abdominal, melewati garis tengah abdomen. Ukuran kemudian dibaca
pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran
diperkirakan sama dengan minggu kehamilan atau ± 2 cm dari umur kehamilan dalam
minggu, setelah umur kehamilan 20-24 minggu.
2. Menggunakan Pita Ukur Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran
TFU setelah 20-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas
simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak.
Hasil dibaca dalam skala cm, estimasi ukuran yang terukur diperkirakan sama dengan
jumlah minggu kehamilan atau ± 2 cm dari umur kehamilan, setelah umur kehamilan 20-
24 minggu kehamilan. Pelaksanaan
Persiapan:
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka TFU dan menentukan usia
kehamilan anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
15 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri dengan tangan kiri.
16 Meletakkan titik nol metlin pada pinggir atas simfisis. *disarankan untuk menghindari
bias atau subyektif pemeriksa, maka penempatan metlin dalam keadaan terbalik
dengan satuan inchi.
17 Pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak fundus uteri.
18 Tentukan TFU, fiksasi titik tertinggi yang menunjukkan puncak fundus uteri,
kemudian metlin dibalik sehingga hasil pengukuran dibaca dalam skala cm dan
Hitung umur kehamilan ibu
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar Topik 2. Adakah
bagian yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi.
Jika masih tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Rumus Mc Donald; Tinggi Fundus uteri diukur dengan metlin. Tinggi fundus uteri dikalikan 2
dan dibagi 7 diperoleh umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila Tinggi Fundus Uteri
dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu. Hal ini dapat dilihat
pada gambaran rumus sebagai berikut:
c. TFU (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = umur kehamilan dalam bulan
d. TFU (cm) x 8/7 = umur kehamilan dalam minggu
Hasil pengukuran TFU dalam cm juga dipergunakan untuk menghitung taksiran berat janin.
Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala. Rumusnya perhitungan
taksiran berat janin menurut Rumus Lohson adalah sebagai berikut: Tinggi fundus uteri
(dalam cm-n) x 155 = berat (gram). Bila kepala belum masuk panggul maka n = 12, jika
kepala sudah masuk panggul maka n = 11.
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur TFU. Sekarang coba saudara praktekan dengan
menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah saudara laksanakan
berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
No Kegiatan Penilaian
1 2 3
A. Persiapan
1 a. Ruang yang nyaman dan tertutup
b. Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
c. Tempat tidur pasien dan selimut.
d. Metlin/pita meter
e. Form/buku untuk pendokumentasian hasil
pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu ibu atau
status ibu hamil.
B. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan
tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan
teknik yang benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara
ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
C. Isi Pelaksanaan
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung
kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan
bantal agak ditinggikan, bantal sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia
dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk
membebaskan daerah perut dari baju (membuka baju
atau baju dikeataskan).
11 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap
perut ibu
12 Mengatur kaki ibu sedikit ditekuk (30 - 450).
13 Mengupayakan suhu tangan pemeriksa sesuai dengan
suhu kulit ibu (misalnya dengan menggosok secara
ringan kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu)
14 Mengetengahkan rahim dengan kedua tangan.
Rentang Nilai:
3. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition.
Malloy.Inc
6. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol
set). Edisi Bahasa Indonesia 8.Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
8. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child
Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Kegiatan Belajar 2, 3, 4:
Kegiatan Belajar 2:
Uraian Materi
Dasar tindakan
Mengetahui usia kehamilan memang penting bagi ibu hamil, salah satunya untuk
memprediksi perkiraan kapan lahirnya sang buah hati. Taksiran Persalinan juga
diperlukan cara hitung ataupun alat untuk mengetahuinya.
Persiapan:
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Menghitung Taksiran Partus
anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. HPHT
Taksiran persalinan anak dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Naegele.
Berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan menentukan hari
pertama haid terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (LMP =
Last Menstruasi Periode).
Rumus Hukum Naegele: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9/-3), (tahun + 0/1)
2. Parikh’s Formula (2007)
Perhitungan dengan cara ini ditujukan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin
terjadi pada rumus Naegele. Caranya dengan menghitung kapan saat terjadinya ovulasi
pada siklus tertentu, yaitu lama siklus haid – 14 hari.
Rumus: HPL = HPHT +9 bulan -7 hari + (lama siklus haid – 14 hari)
disederhanakan menjadi HPL = HPHT +9bulan + (lama siklus haid – 21 hari)
Sekarang saudara sudah berada pada akhir Topik 1. Adakah bagian yang saudara
anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih tetap belum
jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
1. HPHT
Taksiran persalinan anak dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Naegele.
Berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan menentukan hari
pertama haid terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (LMP =
Last Menstruasi Periode).
Rumus Hukum Naegele: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9/-3), (tahun + 0/1)
2. Parikh’s Formula (2007)
Perhitungan dengan cara ini ditujukan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin
terjadi pada rumus Naegele. Caranya dengan menghitung kapan saat terjadinya ovulasi
pada siklus tertentu, yaitu lama siklus haid – 14 hari.
Tugas
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
No Kegiatan Penilaian
1 2 3
E. Persiapan
1 e. Pulpen
f. Kertas
F. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
G. Isi Pelaksanaan
4 Tanyakan ke ibu HPHT
5 Hitung HPHT menggunakan Rumus Hukum Naegele
6 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
7 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
H. Evaluasi
8 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
9 Melaksanakan tindakan dengan baik
Rentang Nilai:
Perhitungan terhadap tafsiran berat janin bisa dilakukan dengan USG, HPHT (Hari Pertama
Haid Terakhir) hingga pengukuran TFU. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) menjadi salah
satu yang membantu dalam memperkirakan taksiran berat janin (TBJ).
Fundus uteri merupakan nama latin dari puncak rahim. Pengukuran puncak tertinggi rahim
atau tinggi fundus uteri (TFU) perlu digunakan dalam menghitung berat janin.
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dengan rumus MC Donald perlu dilakukan untuk
memastikan perkiraan usia kehamilan yaitu TFU x 8/7
Hasil perhitungan dalam rumus MC Donald ini memang membantu untuk memastikan
perkiraan usia kehamilan. Namun, perhitungan ini belum selalu tepat sesuai dengan usia
prediksi kehamilan. Perlu disadari kalau USG harus tetap harus dilakukan.
Persiapan:
Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan Menghitung Taksiran Berat Janin Anda harus
menyiapkan
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Menghitung Taksiran Berat
Janin anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
15 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri dengan tangan kiri.
16 Meletakkan titik nol metlin pada pinggir atas simfisis. *disarankan untuk menghindari
bias atau subyektif pemeriksa, maka penempatan metlin dalam keadaan terbalik
dengan satuan inchi.
17 Pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak fundus uteri.
18 Tentukan TFU, fiksasi titik tertinggi yang menunjukkan puncak fundus uteri,
kemudian metlin dibalik sehingga hasil pengukuran dibaca dalam skala cm dan
Hitung tafsiran berat janin menggunakan Rumus Johson adalah sebagai berikut:
Tinggi fundus uteri (dalam cm-n) x 155 = berat (gram). Bila kepala belum masuk
panggul maka n = 12, jika kepala sudah masuk panggul maka n = 11.
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik
Sekarang saudara sudah berada pada akhir Topik 2. Adakah bagian yang saudara
anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih tetap belum
jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Hasil perhitungan dalam rumus MC Donald ini memang membantu untuk memastikan
perkiraan usia kehamilan. Namun, perhitungan ini belum selalu tepat sesuai dengan usia
prediksi kehamilan. Perlu disadari kalau USG harus tetap harus dilakukan.
Selain rumus dari MC Donald, memperkirakan taksiran berat janin juga bisa dilakukan
melalui rumus Johnson.
TBJ (taksiran berat janin dalam gram) = (TFU (dalam cm) - n) x 155
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur Menghitung Taksiran Berat Janin. Sekarang coba
saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang
telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
No Kegiatan Penilaian
1 2 3
E. Persiapan
1 f. Ruang yang nyaman dan tertutup
g. Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
h. Tempat tidur pasien dan selimut.
i. Metlin/pita meter
j. Form/buku untuk pendokumentasian hasil
pemeriksaan ibu hamil: buku KIA, kartu ibu atau
status ibu hamil.
F. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan
tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan
teknik yang benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara
ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
G. Isi Pelaksanaan
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung
kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan
bantal agak ditinggikan, bantal sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia
dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk
membebaskan daerah perut dari baju (membuka baju
atau baju dikeataskan).
11 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap
perut ibu
12 Mengatur kaki ibu sedikit ditekuk (30 - 450).
13 Mengupayakan suhu tangan pemeriksa sesuai dengan
suhu kulit ibu (misalnya dengan menggosok secara
ringan kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu)
14 Mengetengahkan rahim dengan kedua tangan.
15 Melakukan fiksasi dengan cara menahan fundus uteri
dengan tangan kiri.
16 Meletakkan titik nol metlin pada pinggir atas simfisis.
*disarankan untuk menghindari bias atau subyektif
pemeriksa, maka penempatan metlin dalam keadaan
terbalik dengan satuan inchi.
17 Pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen
sampai puncak fundus uteri.
Rentang Nilai:
Kegiatan Belajar 4
Topik 1: Melakukan Periksa Dalam
Uraian Materi
Dasar tindakan
Persiapan:
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Melakukan Periksa Dalam
anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan minta ibu untuk berkemih
dan mencuci area genetalia degan sabun dan air
2. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan
3. Pastikan privasi ibu terjaga selama pemriksaan dilakukan
4. Tutupi badan ibu dengan selimut
5. Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha membentang
6. Gunakan sarung tangan DTT saat untuk melakukan pemeriksjikaaan
7. Gunakan kassa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT. Basuh labia
secara hati-hati, seka dari bagian depan ke belakang untuk menghindari
kontaminasi feses
8. Periksa genetalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa termasuk
kondiloma, varikositas vulva atau rektum atau luka parut diperinium
9. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan pervagina
atau mekonium
10. Jika ada perdarahan pervaginam jangan lakukan pemeriksaan dalam
11. Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika terlihat pewarnaan
mekonium, nilai apakah kental atau encer dan periksa DJJ
12. Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ dengan seksama
menurut petunjuk partograf, jika ada tanda-tanda akan terjadi gawat janin lakukan
rujukan segera
13. Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk segera
14. Jika tercium bau busuk, mungkin telah terjadi infeksi
15. Dengan hati-hati pisahkan labium mayus dengan jari manis dan ibu jari (gunakan
sarung tangan periksa). Masukkan (hati-hati) jari telunjuk yang di ikuti oleh jari
tengah. Jangan mengeluarkan kedua jari tersebut sampai pemeriksaan selesai
dilakukan. Jika selaput ketuban sampai pemeriksaan selesai dilakukan. Jika selaput
ketuban belum pecah, jangan melakukan amniotomi karena amniotomi sebelum
waktuya dapat meningkatkan resiko infeksi terhadap ibu dan gawat janin.
16. Nilai vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat robekan
prenium atau tindakan episiotomi sebelumnya.
17. Nilai pembukaan dan penipisan serviks
18. Pastikan tali pusat dan bagian kecil dari janin tidak teraba pada saat melakukan
pemeriksaan dalam. Jika teraba lakukan langkah-langkah gawat darurat dan
melakukan rujukan
19. Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah
masuk ke dalam rongga panggul
20. Jika bagian terbawah adalah kepala. Pastikan penunjuknya (ubun-ubun kecil, ubun-
ubun besar atau fontanela magna) dan celah (sutura) sagitalis untuk menilai derajat
penyusupan atau tumpang tindih kepala
21. Jika pemeriksaan dalam sudah lengkap keluarkan kedua jari pemeriksaan celupkan
sarung tangan kedalam larutan untuk dekontaminasi, lepaskan kedua sarung tangan
dengan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0.5%
22. Cuci kedua tangan dan keringkan
23. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman
24. Jelaskan pada tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Sekarang saudara sudah berada pada akhir Topik 3. Adakah bagian yang saudara
anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih tetap belum
jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara
bimanual untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia, berkaitan
dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada bagian
tersebut.
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur Melakukan Periksa Dalam. Sekarang coba saudara
praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah
saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Penilaian
Kegiatan
1 2 3
1) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan minta ibu
untuk berkemih dan mencuci area genetalia degan sabun dan air
11) Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika
terlihat pewarnaan mekonium, nilai apakah kental atau encer dan
periksa DJJ
12) Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ
dengan seksama menurut petunjuk partograf, jika ada tanda-tanda akan
terjadi gawat janin lakukan rujukan segera
18) Pastikan tali pusat dan bagian kecil dari janin tidak teraba pada saat
melakukan pemeriksaan dalam. Jika teraba lakukan langkah-langkah
gawat darurat dan melakukan rujukan
19) Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian
tersebut telah masuk ke dalam rongga panggul
24) Jelaskan pada tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Rentang Nilai:
Pemeriksaan DJJ secara sederhana dilakukan dengan cara auskultasi menggunakan alat
fetoskop. Namun perkembangan teknologi semakin meningkatkan akurasi pemeriksaan DJJ
dengan menggunakan alat elektronik, misalnya doppler, kardiotokografi. Alat pemantau DJJ
elektronik menggabungkan DJJ dengan beberapa variabel misalnya; gerakan janin, irama
jantung dan saturasi oksigen.
Pemeriksaan DJJ dengan auskultasi fetoskop maupun dengan doppler akan jelas terdengar
apabila menempatkan fetoskop atau transduser dari doppler pada area punctum maksimum
janin. Lokasi punctum maksimum adalah pada area punggung atas di bawah sub oksiput
janin. Maka ketika mencari lokasi punggung janin, sangat terpandu dengan ketepatan
pemeriksaan Leopold 2, yaitu penentuan letak punggu janin, di sebelah kanan atau kiri ibu.
Persiapan:
Pelaksanaan
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan Topik 1. Adakah bagian yang
saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Pemeriksaan DJJ dengan auskultasi fetoskop maupun dengan doppler akan jelas terdengar
apabila menempatkan fetoskop atau transduser dari doppler pada area punctum maksimum
janin. Lokasi punctum maksimum adalah pada area punggung atas di bawah sub oksiput
janin. Maka ketika mencari lokasi punggung janin, sangat terpandu dengan ketepatan
pemeriksaan Leopold 2, yaitu penentuan letak punggu janin, di sebelah kanan atau kiri ibu.
Tugas
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
No Kegiatan Penilaian
1 2 3
A. Persiapan
1 g. Stetoskop laenec/monoscop
h. Timer/Jam
i. Tempat tidur pasien dan selimut
j. Buku KIA, kartu ibu atau status ibu hamil
B. Pelaksanaan
Sikap dan Perilaku
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakukan tindakan
4 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan teknik yang
benar
5 Menempatkan alat, bahan serta posisi pemeriksa secara ergonomis.
6 Menjaga privacy pasien
C. Isi Pelaksanaan
7 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kencing.
8 Mengatur posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak
ditinggikan, bantal sampai di bahu atas.
9 Mengatur selimut (selimut menutupi daerah genetalia dan kaki)
10 Mempersilahkan dan membantu ibu untuk membebaskan daerah
perut dari baju (membuka baju atau baju dikeataskan).
11 Mengatur kaki ibu lurus.
12 Menentukan punctum maksimum (yaitu lokasi pada area punggung
janin bagian atas)
13 Meletakkan stetoskop laenec di punctum maksimum.
14 Menempelkan stetoskop laenec pada telinga dan posisi pemeriksa
menghadap ke arah muka ibu (untuk diingat tangan pemeriksa tidak
memegang stetoskop, agar tidak mempengaruhi perhitungan denyut
jantung)
15 Memegang denyut nadi ibu pada pergelangan tangan dengan
tangan yang lain.
16 Membedakan antara bunyi DJJ dengan nadi ibu (apabila beda,
berarti stetoskop tepat pada DJJ).
17 Menghitung DJJ menggunakan jam selama 1 menit penuh.
18 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
19 Membereskan alat.
20 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien.
21 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan .
D. Evaluasi
22 Melaksanakan tindakan dengan sistematis, efektif & efisien
23 Melaksanakan tindakan dengan baik
Rentang Nilai:
Kegiatan Belajar 5, 6, 7:
MENOLONG PARTUS NORMAL
Uraian Materi
Dasar tindakan
Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persiapan:
II. BAHAN
A. Saf I
1) Partus set :
2) Arteri klem kocher 2
3) ½ kocher
4) Gunting tali pusat
5) Doek steril
6) Handscoen 2 pasang
7) Benang tali pusat
8) Kassa secukupnya
9) Monoral
10) Kom obat berisi oksitosin 6 ampul, lidokain, ergometrin, salep mata tetrasiklin, vit
K, Hepatitis B
11) Spuit 3 cc 3 buah
12) Kom kapas kering
13) Kom air DTT
14) Betadine
15) Clorin spray
16) Nierbekken : 2 buah
17) Lampu sorot / head light
18) Kapas alkohol dalam tempatnya
B. Saf 2
1) Bak instrumen berisi hecting set
2) Emergency set
3) Jarum dan catgut Chromic
4) DeeLee/ Penghisap lendir
5) Piring plasenta
6) Larutan klorin untuk sarung tangan
7) Tempat spuit bekas
8) Tempat ampul bekas
9) Tensi meter
10) Stetoscope
11) Termometer
C. Saf 3
1) Cairan infus (RL )
2) Abocath No 16 G – 18 G
3) Wascom berisi air DTT
4) Wascom berisi larutan chlorin 0,5%
5) Torniket
6) Infus set makro
7) Gunting verband
8) Washlap 2 buah
9) Handscoon
10) Plastik Merah (Tempat Sampah Basah)
11) Plastik Kuning (Tempat Sampah Kering)
12) Ember berisi larutan detergen
13) Barier Protection
14) APD (topi pelindung, kacamata, masker, celemek)
15) Handuk 2 buah
16) Under pad
17) Sarung / selimut
18) Pembalut ibu
19) Perlengkapan ibu
20) Perlengkapan bayi
21) Sepatu boot
22) Resusitasi set
6. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya mengatur
posisi ibu berbaring di tempat tidur dengan bantal agak ditinggikan, bantal sampai di
bahu atas.
Pelaksanaan
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 2. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur Menolong Partus Normal. Sekarang coba saudara
praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah
saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Penilaian
No Langkah Gambar
1 2 3
1 Mengamati tanda dan gejala kala II.
Ibu mempunyai keinginan
untuk meneran.
Ibu merasakan tekanan yang
semakin meningkat pada rektum
dan vaginanya.
Perineum menonjol.
Vulva dan vagina sphingter
anal membuka.
2 Memastikan perlengkapan, bahan
dan
obat-obatan esensial siap digunakan.
Mematahkan ampul oksitosin 10 U
dan menempatkan spuit steril sekali
pakai kedalam partus set.
Gunakan standar mencuci tangan (7
langkah)
Keringkan dengan handuk yang
bersih.
3 Menggunakan.alat pelindung diri
(topi,
kacamata,masker, celemek, sepatu).
4 Menyiapkan Pertolongan
Persalinan
Melepaskan semua perhiasan
yang dipakai dibawah siku.
Mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan
tangan dengan handuk satu kali
pakai / pribadi yang bersih.
5 Memakai sarung tangan desinfeksi
tingkat tinggi atau steril untuk
pemeriksaan dalam.
Rentang Nilai:
MEMASANG CTG
Uraian Materi
Dasar tindakan
CTG (cardiotocography) atau juga disebut Fetal Monitor merupakan salah satu alat
elektronik yang digunakan untuk melakukan pemantauan kesejahteraan dan kondisi
kesehatan janin.
Tujuan:
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka memasang CTG anda dapat
lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 8. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil pada usia kehamilan 28
minggu untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam keadaan:
1. Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi
kronis, dll)
2. Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)
3. Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)
4. Polihidramnion (air ketuban berlebih)
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur memasang CTG. Sekarang coba saudara praktekan
dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah saudara
laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
DAFTAR TILIK MEMASANG CTG
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Penilaian
No Kegiatan
1 2 3
Rentang Nilai:
Kegiatan Belajar 9:
Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.
Masa nifas adalah waktu yang dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas (puerperium)
adalah masa sesudahnya persalinan terhitung darisaat selesai persalinan sampai pulihnya
kembali alat-alat kandungan.
Persiapan:
Pelaksanaan
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 9. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur pemeriksaan umum nifas. Sekarang coba saudara
praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah
saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak
tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Penilaian
No. Kegiatan
1 2 3
a) Varises vena.
b) Kemerahan pada betis.
c) Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema
maka perhatikan tingkat edema, pitting jika ada.
9 Mengenakan handscoon.
Rentang Nilai:
Uraian Materi
Dasar tindakan
Teknik menyusu Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar. Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan
bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara
10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu
lagi memberi makan di malam hari
5. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang
air besar berwarna kuning 2 kali sehari
6. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan
dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.
Persiapan:
Sebelum melakukan praktikum Teknik menyusu dengan benar Anda harus menyiapkan
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka Teknik menyusu dengan
benar anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Persiapan alat
Catatan perawatan
1.
Alat peraga: phantom bayi
B. Tahap pre-interaksi
4. Cuci tangan
C. Tahap orientasi
D. Tahap kerja
Anjurkan klien untuk mengendong bayinya kemudian duduk bersandar dengan kaki
9.
tertopang (tidak menggantung)
Posisikan bayi sejajar dengan payudara (kepala dan badan bayi bersentuhan
11.
dengan badan klien)
Tekan perlahan dagu bayi dan arahkan ke puting susu klien hingga klien mencari
12.
puting susu
13. Masukkan seluruh puting susu hingga areola mamae ke mulut bayi (di atas lidah)
14. Gunakan ibu jari untuk menekan bagian atas payudara, sedangkan jari lainnya
menopang payudara bagian bawah
Masukkan jari kelingking ke salah satu mulut bayi apabila akan menghentikan
16.
pemberian ASI
Keringkan payudara ibu dengan menggunakan handuk dan rapikan kembali pakaian
17.
ibu
E. Tahap terminasi
F. Dokumentasi
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 10. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Teknik menyusu Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar. Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat
kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI
setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi
akan ASI setiap 4 jam sekali.
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur Teknik menyusu dengan benar. Sekarang coba
saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang
telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
A. Persiapan alat
Catatan perawatan
1.
Alat peraga: phantom bayi
B. Tahap pre-interaksi
2. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
3. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
4. Cuci tangan
C. Tahap orientasi
5. Berikan salam, panggil nama klien
6. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga
D. Tahap kerja
7. Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8. Pastikan privasi klien terjaga
Anjurkan klien untuk mengendong bayinya kemudian duduk
9.
bersandar dengan kaki tertopang (tidak menggantung)
10. Anjurkan klien untuk membuka payudaranya
Posisikan bayi sejajar dengan payudara (kepala dan badan bayi
11.
bersentuhan dengan badan klien)
Tekan perlahan dagu bayi dan arahkan ke puting susu klien
12.
hingga klien mencari puting susu
Masukkan seluruh puting susu hingga areola mamae ke mulut
13.
bayi (di atas lidah)
Gunakan ibu jari untuk menekan bagian atas payudara,
14.
sedangkan jari lainnya menopang payudara bagian bawah
15. Pertahankan kontak mata selama proses menyusui
Masukkan jari kelingking ke salah satu mulut bayi apabila akan
16.
menghentikan pemberian ASI
Keringkan payudara ibu dengan menggunakan handuk dan
17.
rapikan kembali pakaian ibu
Sendawakan bayi (bayi diposisikan pronasi lalu ditepuk-tepuk
18.
perlahan bagian punggungnya)
E. Tahap terminasi
18. Evaluasi perasaan klien
19. Simpulkan hasil kegiatan
20. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
21. Bereskan alat-alat
22. Cuci tangan
F. Dokumentasi
23. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
TOTAL NILAI
Rentang Nilai:
Angk Lamban Mutu
80 –100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B
Uraian Materi
Dasar tindakan
1. Rupture, adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara
alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan.
Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan
penjahitan.
2. Episotomi, adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara
vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang
dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek
teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali
bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah
atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak
pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki
1. Saat mandi, Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada
pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada
perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2. Setelah buang air kecil, Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan
besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan
bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar, Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa
kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke
perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan
perineum secara keseluruhan.
Tujuan:
Persiapan:
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka perawatan perineal anda
dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Rangkuman
Tugas
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Rentang Nilai:
Uraian Materi
Dasar tindakan
1. Pengertian
Memandikan bayi adalah salah satu tindakan perawatan bayi sehari-hari yang
dilakukan oleh seorang bidan. Memandikan bayi baru lahir dilakukan pada saat
0 0
suhu tubuh bayi stabil yaitu 36,5 C - 37,5 C atau menunggu 6 jam setelah bayi
lahir. Memandikan bayi adalah kegiatan penting yang harus dilakukan secara benar.
Persiapan:
Sebelum melakukan praktikum memandikan bayi baru lahir Anda harus menyiapkan
12. Pasien, klien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan. Selanjutnya Lepaskan
pakaian bayi Buka satu persatu dan tutup kembali dengan handuk agar bayi tidak
kedinginan kecuali kepala
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka memandikan bayi baru lahir
anda dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan : Sebutkan alat dan bahan, lalu letakkan di tempat yang
mudah dijangkau saat memandikan bayi
0
2. Pastikan suhu ruangan normal : Suhu harus 20-25 C, AC dan kipas angin tidak boleh
dihidupkan
3. Tuangkan air ke dalam bak mandi bayi dan cek temperature Air dingin dituang
secukupnya ditambah air panas secukupnya, banyak air jangan melebihi setengah
dari bak bayi, dan gunakan siku atau pergelangan tangan bagian dalam
4. Cuci tangan dan keringkan
5. Lepaskan pakaian bayi Buka satu persatu dan tutup kembali dengan handuk agar bayi
tidak kedinginan kecuali kepala.
6. Bersihkan kemaluan/genitalia bayi Dengan menggunakan kapas yang dibasahi terlebih
dahulu, buka kain penutup. Bila perempuan, bersihkan daerah pubis, labia mayora dan
minora serta anus dan jika laki- laki, tarik preputium ke belakang kemudian
bersihkan, lalu bagian buah zakar (skrotum) dan anus. Bersihkan area tersebut dari
arah depan ke belakang. Ganti kapas setelah sekali pakai. Dianjurkan memakai
sarung tangan pada saat kontak dengan secret bayi.
7. Bersihkan muka dan keramasi kepala bayi. Bersihkan muka dengan washlap basah
dan gosokkan sampo ke tangan, lalu usapkan ke kepala bayi
8. Basahi badan dan sabuni seluruh tubuh. Menggunakan waslap I, lap leher, dada perut,
ketiak, tangan, punggung (miringkan badan dan kepala terlebih dahulu), paha. Kaki
dibersihkan menggunakan waslap dengan terlebih dahulu membuka handuk yang
menutupu tubuh lalu, apabila selesai tutup kembali. Sabuni dengan cara yang sama
munggunakan waslap II.
9. Pindahkan bayi ke dalam bak mandi bayi Pegang bayi dengan tangan kiri secara aman
yaitu dengan jari-jari kiri di bawah ketiak bayi dan ibu jari di sekeliling bahu, tangan
yang lain menahan bokong dan tungkai kaki.
10. Bersihkan kepala dan badan bagian depan bayi. Sampo dibersihkan dengan
mengusapkan air ke kepala secara hati-hati, jangan terkena mata dan masuk telinga,
lalu basuh tubuh bagian depan berturut-turut leher, dada, ketiak, lengan, perut,
kemaluan, paha dan kaki dengan usapan lembut sampai bersih.
11. Balikkan badan dan bersihkan punggung bayi Posisi lengan diubah, posisi lengan
kanan petugas berada di depan dada bayi dan jari- jari tangan kanan memegang ketiak
kiri bayi, lalu basuh punggung, bokong dan anus bayi secara lembut sampai bersih.
12. Angkat bayi : Sama dengan cara memindahkan bayi
13. Keringkan bayi dan rapikan bayi : Letakkan di atas handuk mandi yang sudah
disiapkan, lalu segera keringkan tubuh bayi sampai benar-benar kering.
14. Bersihkan alat
15. Cuci tangan dan keringkan
Catatan : Ketika membersihkan secret, sarung tangan bersih harus digunakan.
Rangkuman
Memandikan bayi adalah salah satu tindakan perawatan bayi sehari-hari yang
dilakukan oleh seorang bidan. Memandikan bayi baru lahir dilakukan pada saat suhu tubuh
0 0
bayi stabil yaitu 36,5 C - 37,5 C atau menunggu 6 jam setelah bayi lahir. Memandikan
bayi adalah kegiatan penting yang harus dilakukan secara benar.
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur Memandikan bayi baru lahir. Sekarang coba
saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang
telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Nilai
1 2 3
1 Menyiapkan alat dan bahan
2 Memastikan suhu ruangan normal
3 Menuangkan air ke dalam bak mandi bayi dan cek temperatur
4 Mencuci tangan dan mengeringkannya
5 Melepaskan pakaian bayi
6 Membersihkan kemaluan/genetalia bayi
7 Membersihkan muka dan keramasi kepala bayi
8 Membasahi badan dan menyabuni seluruh tubuh
9 Memindahkan ke dalam bak mandi bayi
10 Membersihkan kepala dan badan bagian depan bayi
11 Membalikkan badan dan membersihkan punggung bayi
12 Mengangkat bayi
13 Mengeringkan bayi dan merapikan bayi
14 Membereskan alat
15 Mencuci tangan dan mengeringkannya
16 Mendokumentasikan tindakan memandikan bayi
Jumlah skor melaksanakan prosedur = Perolehan skore x 100
Rentang Nilai:
Uraian Materi
Dasar tindakan
Pengertian
1. Perawatan tali pusat adalah perawatan yang dilakukan pada tali pusat bayi selama tali
pusat bayi belum lepas.
2. Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak
dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput atau kering dengan tujuan untuk
mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka bekas
pemotongan tali pusat.
3. Perawatan tali pusat adalah suatu aktivitas pemeliharaan tali pusat sampai tali pusat
mengering dan lepas dengan spontan untuk menjaga kebersihan tali pusat dan
mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali pusat yang tersisa pada bayi
1. Mencegah terjadinya infeksi. Bila tali pusat basah, berbau dan menunjukkan tanda-tanda
infeksi, harus waspada terhadap infeksi tali pusat. Infeksi ini harus segera diobati untuk
menghindari infeksi yang lebih berat. Di mana infeksi tali pusat pada bayi dapat
menyebabkan sepsis, meningitis dan tetanus. Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat
dicegah dengan melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan
prinsip perawatan kering dan bersih.
4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat
steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun- daunan yang ditaburkan ke tali pusat
sehingga dapat mengakibatkan infeksi.
2. Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing atau kotoran bayi.
4. Kejang.
2. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan bersih,
3. Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena akan
menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
4. Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat.
Persiapan:
Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan merawat tali pusat Anda harus menyiapkan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka merawat tali pusat anda
dapat lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2 Cuci tangan dan keringkan dengan handuk : Mencuci tangan sesuai standar
pencegahan infeksi
Pastikan tali pusat telah diikat dengan hati-hati dan tidak terlalu ketat
6 Kenakan pakaian pada bayi, lalu rapikan. Usahakan bayi merasa nyaman dan rapi
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 12. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat
steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun- daunan yang ditaburkan ke tali pusat
sehingga dapat mengakibatkan infeksi.
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur merawat tali pusat. Sekarang coba saudara
praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah
saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
No. Nilai
1 2 3
1 Menyiapkan alat dan bahan bahan yang diperlukan
2 Mencuci tangan
3 Membersihkan tali pusat dengan kapas DTT
4 Membungkus tali pusat dengan tidak terlalu kencang
5 Merapikan bayi dan alat
6 Mencuci tangan
7 Membereskan alat
8 Mendokumentasikan hasil perawatan tali pusat
Jumlah skor melaksanakan prosedur = Perolehan skore x 100
Rentang Nilai:
Pemberian tablet vitamin A dengan dosis 200.000 unit dimaksudkan agar ibu
dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
4. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan konseling dan informed consent
b. Siapkan peralatan, bahan dan perlengkapan yang akan digunakan serta
susun/letakan secara ergomestric
c. Siapkan lingkungan untuk menjaga privacy klien
d. Beritahu pasien tentang tindakan yang dilaku
Uraian Materi
Dasar tindakan
Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara
fisikmaupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.Senam
hamil biasanya dimulai sejak usia dini, namun biasanya di lakukan saat kehamilan
memasuki trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan. Selain
untukmenjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik
dan mental calon ibu selama proses persalinan.
Persiapan:
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka senam hamil anda dapat
lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Prosedur Pelaksanaan :
2. Gerakan 2:
Duduk luruskan kaki, tangan dibelakang tubuh, gerakkan telapan kaki ke depan dan
belakang. Gerakan ini untuk membantu mencegah kaki bengkak dan kram
3. Gerakan 3:
Duduk luruskan kaki, tangan dibelakang tubuh, gerakkan telapak kaki memutar ke arah
dalam, lalu ulagi dengan memutar kaki kearah keluar
4. Gerakan 4:
Duduk seperti bersila tapi kaki kanan ke arah luar, susah banget jelasinnya, intinya
kayak posisi ibu2 lagi pengajian sambil ambil nafas panjang lewat hidung, keluarkan
nafas lewat mulut
5. Gerakan 5:
Posisi duduk dimana betis dan telapak kaki dibawah pantat, tarik nafas dengan
mengempiskan perut dan buang melalui mulut
6. Gerakan 6:
Berdiri tegak, tangan di pinggang, ambil nafas panjang lewat hidung, keluarkan nafas
lewat mulut
7. Gerakan 7 :
Berdiri tegak menghadap tembok, lalu jongkok dengan posisi kaki disebelah kanan/kiri
[tidak menyangga perut], lalu berdiri lagi
8. Gerakan 8:
Berdiri tegak tekuk jari² kaki & jari² tangan lalu lepaskan, ulangi Gerakan tersebut
dengan jalan ke depan dan belakang
9. Gerakan 9 :
Sikap merangkak, kepala diantara dua tangan menghadap kanan/ kiri, turunkan dada
sampai menyentuh matras. ubah posisi kepala biar ga pegel
13. Gerakan 13 :
Posisi tidur seperti memeluk guling menghadap kiri, tangan kiri diletakkan dibelakang
punggung, tarik nafas lewat hidung, tahan dengan kempiskan perut, mata terpejam,
kerutkan dahi, tangan menggenggam, jari kaki ditekuk, lalu lepaskan nafas lewat mulut
14. Setelah itu tidur selama 5 menit. mungkin ini pendinginan kali ye. owyah, ada beberapa
gambar senam hamil bisa diliat
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 14. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara
fisikmaupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.Senam
hamil biasanya dimulai sejak usia dini, namun biasanya di lakukan saat kehamilan memasuki
trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan.
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur senam hamil. Sekarang coba saudara praktekan
dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah saudara
laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Penilaian
NO Kegiatan
1 2 3
Senam Hamil :
1. Persiapan Pasien :
1. Informend consent
2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
2. Prosedur Pelaksanaan :
1. Gerakan 1[sikap sempurna] :
Duduk bersila, tegakkan punggung, ambil nafas
panjang lewat hidung, keluarkan nafas lewat mulut
2. Gerakan 2:
Duduk luruskan kaki, tangan dibelakang tubuh,
gerakkan telapan kaki ke depan dan belakang.
Gerakan ini untuk membantu mencegah kaki
bengkak dan kram
3. Gerakan 3:
Duduk luruskan kaki, tangan dibelakang tubuh,
gerakkan telapak kaki memutar ke arah dalam,
lalu ulagi dengan memutar kaki kearah keluar
4. Gerakan 4:
Duduk seperti bersila tapi kaki kanan ke arah luar,
susah banget jelasinnya, intinya kayak posisi ibu2
lagi pengajian sambil ambil nafas panjang lewat
hidung, keluarkan nafas lewat mulut
5. Gerakan 5:
Posisi duduk dimana betis dan telapak kaki
dibawah pantat, tarik nafas dengan
mengempiskan perut dan buang melalui mulut
6. Gerakan 6:
Berdiri tegak, tangan di pinggang, ambil nafas
panjang lewat hidung, keluarkan nafas lewat mulut
7. Gerakan 7 :
Berdiri tegak menghadap tembok, lalu jongkok
dengan posisi kaki disebelah kanan/kiri [tidak
menyangga perut], lalu berdiri lagi
8. Gerakan 8:
Berdiri tegak tekuk jari² kaki & jari² tangan lalu
lepaskan, ulangi Gerakan tersebut dengan jalan
ke depan dan belakang
9. Gerakan 9 :
Sikap merangkak, kepala diantara dua tangan
menghadap kanan/ kiri, turunkan dada sampai
menyentuh matras. ubah posisi kepala biar ga
pegel
10. Gerakan 10:
Sikap merangkak, ambil nafas dengan
menempiskan perut , buang nafas lewat mulut
11. Gerakan 11:
Tidur terlentang, posisi sempurna, ambil nafas
panjang lewat hidung, keluarkan nafas lewat mulut
12. Gerakan 12:
Tidur terlentang, posisi sempurna, ambil nafas
panjang lewat hidung,tahan, keluarkan nafas
lewat mulut
13. Gerakan 13 :
Posisi tidur seperti memeluk guling menghadap
kiri, tangan kiri diletakkan dibelakang punggung,
tarik nafas lewat hidung, tahan dengan kempiskan
perut, mata terpejam, kerutkan dahi, tangan
menggenggam, jari kaki ditekuk, lalu lepaskan
nafas lewat mulut
14. Setelah itu tidur selama 5 menit. mungkin ini
pendinginan kali
Rentang Nilai:
Uraian Materi
Dasar tindakan
senam nifas adalah serangkaian gerakan senam yang dilakukan oleh ibu setelah
bersalin, atau selama masa nifas berlangsung. Masa nifas terhitung sejak ibu melahirkan
bayi sampai 6 minggu sesudahnya.
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari
sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk
mempercepat pemulihan keadaan ibu. Senam nifas ini dilakukan pada saat ibu benar-benar
pulih dan tidak ada komplikasi obstetrik atau penyakit masa nifas, misalnya hipertensi,
pasca kejang, atau demam selama dan setelah melahirkan. Tujuan dari senam nifas:
1) Meredakan stres dan memperbaiki suasana hati (mood). Olahraga meningkatkan
produksi hormon endorfin atau hormon bahagia di dalam tubuh.
2) Membuat tubuh lebih fleksibel sehingga Anda merasa lebih nyaman untuk beraktivitas.
3) Membantu mempercepat penurunan berat badan, khususnya bila dikombinasikan
dengan pengaturan pola makan yang tepat.
4) Meredakan nyeri dan mempercepat pemulihan proses persalinan.
5) Memperkuat dan mengencangkan otot-otot di sekitar perut.
6) Meningkatkan stamina dan energi tubuh.
7) Membuat tidur lebih nyenyak.
Persiapan:
Pelaksanaan
Setelah saudara mempersiapkan peralatan dan pasien, maka senam nifas anda dapat
lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Hari ke-1, sikap tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali
dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan 3 detik kemudian buang melalui
mulut. Lakukan 5-10 kali.
Tujuan: Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal.
Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan pernafasan.
Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik sehingga hal ini juga akan
membantu proses pemullihan tubuh.
2. Hari ke-2, sikap tubuh terlentang. Kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan
bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10
kali.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk memulihkan dan menguatkan kembali otot-otot
lengan.
3. Hari Ke-3, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua
telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ketiga
lalu turunkan pantat ke posisi semula. Ulangi 5-20 kali.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk menguatkan kembali otot-otot dasar panggul yang
sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan persalinan.
4. Hari ke-4, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45 derajat, kemudian salah satu tangan
memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45 derajat dan tahan hingga hitungan
ketiga.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk memulihkan dan menguatkan kembali otot-otot
punggung.
5. Hari ke-5, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45 derajat, kemudian angkat tubuh dan
tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh
lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian hingga 5 kali.
Tujuan: Untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot-otot punggung, otot-
otot bagian perut, dan otot-otot paha.
6. Hari ke-6, sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk 90
derajat, lakukan secara bergantuan hingga 5 kali.
Tujuan: Untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan menyangga beban
yang berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi
resiko edema kaki. Posisi kaki kiri dipanjangkan, kaki kanan ditekuk lalu dipangkan lagi,
lakukan secara bergantian dengan kaki kiri dan kanan.
7. Hari ke-7, posisi kaki dipanjangkan keduanya, kemudian kaki kiri berjauhan dengan
kaki kanan dan dirapatkan lagi, dilakukan secara bergantian dengan kaki kanan
8. Hari ke-8, posisi kaki diangkat keduanya secara tegap lurus lalu ditahan sebentar
lalu diturunkan lagi
9. Hari ke-9, merangkak dengan tangan tepat di bawah bahu dan lutut tepat di bawah
panggul.
10. Hari ke-10, posisi badan terlentang kemudian badan dan tangan di bawah kepala
lalu diangkat kaki lurus ke depan dilakukan sampai beberapa kali.
Sekarang saudara sudah berada pada akhir kegiatan belajar 14. Adakah bagian
yang saudara anggap sulit? Jika ada, coba saudara baca dan pahami lagi. Jika masih
tetap belum jelas, saudara bisa menanyakan pada fasilitator.
Rangkuman
Dengan dilakukanya senam nifas, ibu post partum akan cepat memperoleh
pengembalian bentuk tubuh, penyembuhan persalinan akan lebih cepat, dan juga dapat
memperlancar pengeluaran ASI. Dengan demikian bagi ibu-ibu setelah melahirkan
diharapkan melakukan senam nifas sesuai dengan hari sesudah post partum, di mulai dari
hari ke 1 post partum hingga ke 10 dan hari selanjutnya, agar memperoleh kesehatan dan
tampil lebih bugar.
Senam pada hari 11 dan seterusnya, dapat dilakukan gerakan senam nifas
kombinasi, yaitu misalnya melakukan gerakan senam nifas hari ke 1-3. Walaupun senam ini
seolah sangat sederhana tetapi memiliki manfaat yang banyak, maka dari itu lakukan
gerakan senam sesuai dengan yang dianjurkan.
Tugas
Saudara sudah mempelajari prosedur senam nifas. Sekarang coba saudara praktekan
dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah- langkah yang telah saudara
laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Penilaian
Kegiatan
1 2 3
1. Hari ke-1, sikap tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan
pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung
dan tahan 3 detik kemudian buang melalui mulut. Lakukan 5-10 kali.
Tujuan: Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum
kembali normal. Latihan pernafasan ini ditujukan untuk
memperlancar peredaran darah dan pernafasan. Seluruh organ-
organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik sehingga hal ini juga
akan membantu proses pemullihan tubuh.
2. Hari ke-2, sikap tubuh terlentang. Kedua tangan dibuka lebar
hingga sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan
tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10 kali.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk memulihkan dan menguatkan
kembali otot-otot lengan.
3. Hari Ke-3, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan
sehingga kedua telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat
ibu dan tahan hingga hitungan ketiga lalu turunkan pantat ke posisi
semula. Ulangi 5-20 kali.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk menguatkan kembali otot-otot
dasar panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras
selama kehamilan dan persalinan.
4. Hari ke-4, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45 derajat, kemudian
salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ±
45 derajat dan tahan hingga hitungan ketiga.
Tujuan: Latihan ini ditujukan untuk memulihkan dan menguatkan
kembali otot-otot punggung.
5. Hari ke-5, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45 derajat, kemudian
angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang
ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan
secara bergantian hingga 5 kali.
Tujuan: Untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot-
otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha.
6. Hari ke-6, sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha
membentuk 90 derajat, lakukan secara bergantuan hingga 5 kali.
Tujuan: Untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan
menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar
sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki.
Posisi kaki kiri dipanjangkan, kaki kanan ditekuk lalu dipangkan lagi,
lakukan secara bergantian dengan kaki kiri dan kanan.
7. Hari ke-7, posisi kaki dipanjangkan keduanya, kemudian kaki kiri
berjauhan dengan kaki kanan dan dirapatkan lagi, dilakukan secara
bergantian dengan kaki kanan
8. Hari ke-8, posisi kaki diangkat keduanya secara tegap lurus lalu
ditahan sebentar lalu diturunkan lagi
9. Hari ke-9, merangkak dengan tangan tepat di bawah bahu dan lutut
tepat di bawah panggul.
10. Hari ke-10, posisi badan terlentang kemudian badan dan tangan di
bawah kepala lalu diangkat kaki lurus ke depan dilakukan sampai
beberapa kali.
Rentang Nilai: