Filsafat Perilaku Organisasi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

FILSAFAT PERILAKU ORGANISASI

OLEH

ERNAWATI(1901010103025)
Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan . Institut Agama islam
Negeri Kendari Tahun ajaran 2020/2021

ABSTRAK

Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi menyelidiki dampak


perorangan,kelompok,dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud
menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki ke efektifan organisasi, filsafat
manusia yang menghimpun diri dalam organisasi, dengan hakekat kemanusiaannya,
menjalani kehidupan bersama berdasarkan filsafat yang sama, sehingga memunkinkan
terwujudnya kerja sama. Dengan dasar ini mereka mengemukakan adanya tiga
tingkatan analisis yang dipergunakan dalam perilaku organisasi, yaitu proses
individual, kelompok dan organisasional
James D.Mooney berpendapat bahwa: ”organization is the form of efery human
association for the attainment of common purpose” (organisasi adalah setiap bentuk
kerja sama untuk pencapaian tujuan bersama.)
Di dalam penelitian ini Bertujuan untuk mengetahui (1)Filsafat dan Landasan ilmu
perilaku Organisasi,(2)Mengetahui model perilaku organisasi, dan(3) Mengetahui
Kontribusi ilmu pada organisasi.

Kata kunci: Filsafat perilaku organisasi, model kontribusi llmu pada organisasi.

I. PENDAHULUAN

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya
terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku
organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah
bidang telah akademik khusus yang mempelajari organisasi,dengan memanfaatkan
metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya
manusia dan psikologi industri.Organisasi dalam pandangan beberapa pakar seolah-
olah menjadi suatu “bintang” yang berwujud banyak, namun tetap memiliki kesamaan
konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan mengenai organisasi sangat tergantung
kepada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan tersebut.
(Mukaffan, 2020)
Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena
pengaruh pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan
sama dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan
hidupnya. Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan
suatu aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat modern bekerja
merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan
berupa uang atau jasa, ataupun dalam rangka mengembangkan dirinya.

II. Metode penelitian

Metode penilitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, metode deskriptif


merupakan metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi pada masa sekarang. Hal ini, sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan metode deskriptif. mengemukakan metode deskriptif bahwa:Metode
Penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan masalah atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah pengumpulan klasifikasi, dan analisis atau pengolahan
data. Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat
penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi
situsi.Dengan demikian penilitian deskriptif adalah suatu cara dalam penelitian yang
berusaha menggambarkan dan berusaha memecahkan permasalahan mengenai
berbagai peristiwa yang sedang terjadi sekarang. Dalam penggunaan metode
deskriptif ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan filsafat organisasi (Muhammad
Ali (1992, hlm. 120)

III. Hasil dan Pembahasan

1. Pengertian Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam semua
jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi
informasi, dilindungi dan dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah
bagaimana orang berperilaku di dalam suatu organisasi. Beberapa penulis memberikan
pengertian tentang organisasi secara berbeda, namun bersifat saling melengkapi. Organisasi
adalah unit sosial yang saling sadar dikoordinasikan, terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih yang
berfungsi secara relatif berkelanjutan untuk mencapai tujuan. (Stephen P Robbins, 2006)

Mempelajari perilaku organisasi sering kali menghasilkan atau menemui prinsip-


prinsip yang kompleks dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional,
pengertian perilaku organisasi untuk multi disiplin dapat di gambarkan dalam
beberapa hal yaitu:

 Pertama : Perilaku organisasi adalah cara berpikir, perilaku adalah aktivitas yang ada
pada diri individu, kelompok, dan tingkat organisasi

 Kedua : Perilaku organisasi adalah multi disiplin yang mencangkup teori, metode dan
prinsip- prinsip dari berbagai disiplin ilmu.

 Ketiga : Dalam organisasi terdapat suatu orientasi kemanusiaan, dimana terdapat


perilaku, persepsi, perasaan, dan kapasitas pembelajar.

 Keempat : Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja, tujuan organisasi adalah


meningkatkan produktivitas, bagaimana perilaku organisasi ini dapat mencapai tujuan
itersebut.

 Kelima : Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap perilaku


organisasi

 Keenam : Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu menggunakan metode


ilmiah, karena perilaku organisasi ini sangat tergantung dari disiplin ilmu yang
meliputinya.Lingkup ilmu mengenai perilaku organisasi meliputi psikologi, sosiologi
dan antropologi budaya di mana ilmu-ilmu tersebut telah memberikan kerangka dasar
dan prinsip-prinsip pada bidang perilaku organisasi. Namun masing-masing ilmu
pengetahuan memiliki tinjauan yang berbeda. Dalam mempelajari perilaku organisasi
dapat dilakukan dengan tiga tingkat analisis, yaitu tingkat individu, kelompok, dan
organisasi. (Sinuor, 2010)

2. Perilaku Individu dalam Organisasi

untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik, terlebih dahulu kita harus
memahami karakteristik yang melekat pada indvidu. Adapun karakteristik yang dimaksud
adalah ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap. manusia merupakan salah satu
dimensi dalam organisasi yang amat penting, merupakan salah satu faktor dan pndukung
organisasi. Perilaku organisasi pada hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara
individu-individu dalam organisasinya. Oleh karena itu untuk memahami perilku
organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung
organisasi tersebut. Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara
person atau individu dengan lingkungannya. Individu membawa ke dalam tatanan
organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman
masa lalunya. Ini semua merupakan karakteristik yang dipunya individu, dan karakteristik
ini akan dibawa olehnya manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni
organisasi atau lainnya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu
mempunyai karakteristik pula. Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi antara lain:
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugastugas,
wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian dan lain
sebagainya. Thoha (2000: 29)

Hal ini disebabkan oleh setiap orang memiliki cara yang berbeda- beda dalam
menghadapi rangsangan- rangsangan yang mereka hadapi. Dalam teori ini bahwa dalam
diri manusia ibarat ada pertempuran antar the id dan superego yang dimoderasi oleh ego.
Teori- teori humanistik menekankan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan tumbuh
dan beraktualisasi diri. Rogers meyakini bahwa dorongan atau rangsangan yang paling
pokok dalam diri manusia adalah aktualisasi diri yaitu upaya secara terus-menerus untuk
merealisasikan potensi yang inheren pada diri individu menjadi terwujud. Dari ketiga
penjelasan teori diatas bahwa semua orang mempunyai kepribadian. Tidak ada orang
yang mempunyai keperibadian lebih banyak atau lebih besar dibandingkan orang lain.
Yang ada adalah masing-masing mempunyai keperibadian yang berbeda.Badeni (2013:
20)

2. Perilaku Kelompok dalam Organisasi

Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam
aktivitas kelompok. Masingmasing dari kita telah menjadi dan masih menjadi anggota
kelompok- kelompok yang berbeda. Ada kelompok sekolah, kelompok kerja, kelompok
keluarga, kelompok sosial, kelompok kegamaan, kelompok formal, dan kelompok informal
(Ivancevichdkk, 2006: 5).
Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam
organisasi akan banyak dijumpai kelompok- kelompok ini. Hampir pada
umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil
adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-
kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang
dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barang kali adanya
kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain.
Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu. Herman Sofyandi (2007:
19)

manusia berkelompok untuk alasan:

a. Rasa Aman

Rasa aman merupakan kebutuhan dasar manusia. Perasaan aman dapat berupa
sesuatu yang bersifat material atau non material. Dengan berkelompok dan
berorganisasi kebutuhan tersebut akan terpenuhi. Dapat dibayangkan bagaimana
seseorang yang hidup sendiri, tidak bersosialisasi.

b. Harga Diri

Dengan berkelompok dan masuk dalam organisasi akan memunculkan harga diri
seseorang. Perasaan itu muncul karena dalam interaksi dengan kelompok terdapat
kesalingtergantungan.

c. Afiliasi

Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk berafiliasi. Afiliasi itu dapat terjadi
karena memiliki kesamaan latar belakang, kepribadian, kecenderungan, hobi, dan
kesenangan.

d. Status

Manusia memiliki sifat dasar ingin dipuji, diperhatikan, dan diakui


keberadaannya. Dengan berkelompok dan berorganisasi kebutuhan tersebut akan
diperolehnya.
e. Kekuatan

Manusia memiliki kemampuan yang terbatas. Kekurangan dan kelemahan yang


dimiliki dapat ditutupi jika mendapat dukungan dari orang lain.

f. Pencapaian Tujuan

Melalui organisasi, tujuan akan mudah dicapai. Sebagai sasaran dan alat,
organisasi dapat digunakan untuk mempercepat proses tujuan bersama. Robbins
dan Judge (2008: 258)

4. Mengapa Perlu Perilaku Organisasi

Terdapat sejumlah alasan di antara para pakar, mengapa perlu perilaku organisasi.
Namun, dari semua pendapat yang ada menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
perhatian pada kepentingan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam organisasi.
Apabila sumber daya manusia diperhatikan pada gilirannya akan memberikan kontribusi
lebih tinggi bagi organisasi. Antara lain dikemukakan adanya tiga alasan mengapa perlu
mempelajari perilaku organisasi seperti yang dikemukakan oleh Vecchio yaitu:

a. Practical Application

Dalam kenyataan riil organisasi, ada beberapa manfaat memahami perilaku organisasi,
antara lain berkenaan dengan pengembangan gaya kepemimpinan, pemilihan strategi
dalam mengatasi persoalan, seleksi pekerjan yang tepat, peningkatan kinerja dan
sebagainya.

b. Personal Growth

Dengan memahami perilaku organisasi dapat lebih memahami orang lain. Memahami
orang lain akan memeberikan pengetahuan diri dan wawasan diri lebih besar. Dengan
memahami orang lain, atasan dapat menilai apa yang diperlukan bawahan untuk
mengembangkan diri sehingga pada gilirannya meningkatkan kontribusi pada organisasi.

c. Increased knowledge

Dengan perilaku organisasi dapat menggabungkan pengetahuan tentang manusia dalam


pekerjakan. Studi perilaku organisasi dapat membantu orang untuk berfikir tentang
masalah yang berhubungan dengan pengalaman kerja. Kemampuan berpikir kritis dapat
bermanfaat dalam menganalisis baik masalah pekerjaan maupun personal. Winardi (2003:
27-28)

Edgar H. Schein, seorang psikolog keorganisasian terkenal berpendapat bahwa semua


organisasi memiliki empat macam ciri atau karakteristik sebagai berikut:

1) Koordinasi upaya

Para individu yang bekerja sama dan mengoordinasi upaya mental atau fisikal mereka
dapat mencapai banyak hal yang hebat dan yang menakjubkan. Contohnya piramida di
Mesir, tembok besar di RRC. Koordinasi upaya memperbesar kontribusi – kontribusi
individual.

2) Tujuan umum bersama

Koordinasi upaya tidak mungkin terjadi, kecuali apabila pihak yang telah bersatu,
mencapai persetujuan untuk berupaya mencapai sesuatu yang merupakan kepentingan
bersama. Sebuah tujuan umum bersama memberikan anggota organisasi sebuah
rangsangan untuk bertindak.

3) Pembagian kerja

Dengan jalan membagi-bagi tugas kompleks menjadi pekerjan-pekerjaan yang


terspesialisasi, maka suatu organisasi dapat memanfaatkan sumber-sumber daya
manusianya secara efisien. Pembagian kerja memungkinkan para anggota-anggota
organisasi menjadi lebih terampil dan mampu karena tugas-tugas terspesialisasi
dilaksanakan berulang-ulang.

4) Hierarki otoritas

Menurut teori organisasi tradisional, apabila ingin dicapai sesuatu hasil melalui upaya
kolektif formal, harus ada orang yang diberi otoritas untuk melaksanakan kegiatan. Hal
itu agar tujuan-tujuan yang diinginkan dilaksanakan secara efektif dan efisien.Kotze
(2006: 13)

melihat pentingnya mempelajari perilaku karena berkaitan dengan kinerja sumber daya
manusia. Kinerja sumber daya manusia akan dapat meningkat apabila perilakunya sesuai
dengan tuntutan pekerjaan. Oleh karenanya Kotze mendukung perlunya Behaviour
Kinetics yang merupakan pendekatan saintifik pada perubahan perilaku karena dapat
menunjukkan empat fungsi penting sain: (a) mendeskripsikan, (b) menjelaskan, (c)
memprediksi, dan (d) mengontrol. Selain itu perhatian organisasi pada sumber daya
manusia menunjukkan kecenderungan semakin meningkat. Pekerja mendapatkan
kepercayaan, diberdayakan dan didengar pendapatnya. Wibowo (2013: 3)

Organisasi yang demikian ini dinamakan sebagai people-centerd organization, yang


ditunjukkan oleh adanya ciri-ciri sebagai berikut:

a. Terjaminnya keamanan kerja sehingga menghilangkan rasa ketakutan akan tejadinya


pemecatan.

b. Penerimaan sumber daya manusia dilakukan secara berhatihati, dengan menekankan


pada kecocokan dengan budaya organisasi.

c. Kekuasaan semakin didorong kepada orang di tingkat bawah, melalui desentralisasi


dan self-managed teams.

d. Pembayaran berdasar kinerja, bukan sekadar pada senioritas.

e. Banyak memberikan kesempatan pelatihan.

Perilaku manusia itu sebenarnya bisa ditelusuri dari awal periode sejarah. Spekulasi
tentang fisik manusia ini misalnya, dapat dijumpai lewat buah karya filosof Yunani
Plato (Thoha, 2011: 11).

Filosof ini acap kali membicarakan mengenai jiwa manusia dibagi atas tiga bagian
yaitu: Philosophic, yang merupakan suatu alat untuk mencapai ilmu pengetahuan dan
pengertian.Spireted, yaitu suatu aspek dari jiwa manusia ini yang berusahauntuk
mencari kekuasaan dan ambisi. Dan Appetitie, yaitu keinginan untuk memenuhi selera
seperti misalnya makan, minum, dan uang.Thoha, (2000: 11)

pada sekitar awal abad ke- 20, perhatian mengenai penataan organisasi mencapai titik
momentumnya. Oleh sebab perhatian ini timbul dalam berbagai perkaka, maka amat
sulit untuk menerangkan secara menyeluruh kekuatan- kekuatan mana yang
membentuk ilmu perilaku organisasi. Suatu unsur yang mengendalikan suatu
organisasi dan yang mayakinkan bahwa suatu prosedur dipatuhi adalah otoritas dan
rasa tanggung jawab yang dipunyai oleh para pejabatnya. Dalam hal ini Waber sangat
tertarik mengenai bagaimana para pejabat tersebut memperoleh otoritas mereka, dan ia
mengidentifikasikan sumber otoritas sebagi berikut:

a. Otoritas yang rasional dan sah, hal ini diciptakan oleh tingkat dan posisi yang
dipegang oleh seseorang pejabat didalam suatu hierarki.

b. Otoritas yang tradisional, ini diciptakan oleh kelas- kelas dalam masyarakat dan juga
oleh adat kebiasaan.

c. Otoritas yang kharismatik, ini ditimbulkan oleh potensi kepribadian dari pejabat.

d. Konstribusi Disiplin Ilmu Pada Organisasi

Perilaku organisasi merupakan suatu ilmu perilaku organisasi terapan yang dibangun atas
sumbangan- sumbangan dari sejumlah disiplin ilmu (Rivai dan Mulyadi, 2012: 186- 188).

Bidang disiplin ilmu yang menonjol tersebut adalah Psikologi, Sosiologi, Antropologi,
dan Ilmu Politik. Menurut Robbins ikhtisar sumbangan disiplin- disiplin ilmu tersebut
adalah:

a. Psikologi

Ilmu psikologi memberikan sumbangan terhadap perilaku organisasi terutama dalam hal
pemahaman tentang perilaku individu dalam organisasi, terutama psikologi organisasi
yang mencoba untuk memahami dan mengendalikan perilaku seseorang dalam organisasi.
Kemudian ilmu psikologi juga digunakan dalam seleksi karyawan dimana proses seleksi
danpenempatan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan membantu
terwujudnya tujuan organisasi.

b. Sosiologi

Ilmu sosiologi membahas tentang sistem sosial dan interaksi manusia dalam suatu sistem
sosial. Sumbangan ilmu sosiologi terhadap perilaku keorganisasian terutama pemahaman
tentang perilaku kelompok di dalam organisasi. Masukan yang berharga dari para
sosiolog adalah dinamika kelompok, disain tim kerja budaya organisasi, birokrasi,
komunikasi perilaku antar kelompok dalam organisasi dan teknologi organisasional.
Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi ysng baik akan
membantu terwujudnya tujuan organisasi.
c. Antropologi

Ilmu antropologi mempelajari tentang interaksi antara manusia dan lingkungannya.


Manusia hidup dalam kelompok dan memiliki kebiasaan- kebiasaan yang disebut kultur
atau budaya. Sumbangannya dalam perilaku organisasi adalah membantu untuk
memahami perbedaan- perbedaan sikap dan perilaku individu dalam organisasi.

d. Ilmu politik

Selain tiga bidang ilmu di atas, bidang- bidang ilmu lain seperti politik, sejarah, dan ilmu
ekonomi juga turut memberikan andil. Ilmu politik mempelajari tentang perilaku individu
dan kelompok di dalam suatu lingkungan politik. Sumbangan dari ilmu politik terhadap
perilaku keorganisasian terutama dalam proses mempengaruh, pengalokasian wewenang
dan pengelolaan konflik. Sedangkan ilmu sejarah terutama tentang sejarah dari pimpinan-
pimpinan besar dimasa lampau atau keberhasilan dan kegagalannya dapat dipelajari untuk
dijadikan contoh. Yang terakhir dari ilmu ekonomi mencoba menjelaskan perilaku
individu ketika mereka dihadapkan pada suatu pilihan. Badeni (2013: 7)

6. Keterkaitan Beberapa Disiplin Ilmu Terhadap Perilaku

Organisasi Umam Perilaku organisasi merupakan ilmu perilaku terapan yang dibangun
dengan dukungan sejumlah disiplin perilaku. Bidang-bidang yang menonjol adalah
psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik. Adapun keterkaitan
beberapa disiplin ilmu dengan ilmu perilaku organisasi, yaitu sebagai berikut:

a. Psikologi

Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan


kadang-kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog memfokuskan diri dalam
mempelajari dan berupaya memahami perilaku individual. Mereka yang telah
menyumbangkan dan terus menambah pengetahuan tentang OB adalah teoritikus
pembelajaran, teoritikus kepribadia, psikolog konseling, dan yang terpenting adalah
psikolog industri dan organisasi. Para psikolog industri dan organisasi awal memfokuskan
diri untuk mempelajari masalah kelemahan, kebosanan, dan faktor-faktor lain yang
relevan dengan kondisi kerja yang dapat menghalangi efisiensi kinerja kerja. Sumbangan
mereka telah meluas, mencakup pembelajaran, persepsi, kepribadian, emosi, pelatihan,
efektifitas kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan- kekuatan motivator, kepuasan kerja,
proses pengambilan keputusan, penilaian kerja, pengukuran sikap, teknik seleksi
karyawan, desain pekerjaan, dan stres kerja.

b. Sosiologi

Bila psikolog memfokuskan perhatiannya pada individu, para sosiolog mempelajari


sistem sosial tempat individu-individu mengisi peran-peran mereka. Oleh karena itu,
sosiologi mempelajari hubungan manusia dengan sesamanya. Secara khusus, sosiologi
telah memberi sumbangan terbesar kepada OB melalui penelitian mereka terhadap
perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi formal dan rumit. Sebagian
bidang dalam OB yang menerima masukan berharga dari para sosiologi adalah dinamika
kelompok, desain tim kerja, budaya organisasi, teori dan struktur organisasi
formal,teknologi organisasi, komunikasi, kekuasaan, dan konflik.

c. Antropologi

Antropologi adalah studi tentang masyarakat untuk mempelajari manusia dan


kegiatannya. Misalnya, karya antropologi tentang budaya dan lingkungan telah membantu
memahami perbedaan-perbedaan nilai fundamental, sikap, dan perilaku di antara orang-
orang di negara- negara berbeda serta dalam organisasi- organisasi, lingkungan
organisasi, dan perbedaan- perbedaan antara budaya budaya nasional merupakan hasil
karya seorang antropolog atau mereka yang menggunakan metode- metode antropologi.

d. Ilmu politik

Meskipun sering diabaikan, kontribusi para ilmuwan politik signifikan dalam memahami
perilaku dalam organisasi. Ilmu

politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam lingkungan politik. Topik-
topik penelitian spesifik di sini, antara lain strukturisasi konflik, alokasi kekuasaan, dan
bagaimana orang memanipulasi kekuasaan, dan kepentingan individu.
7. Model Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi Menurut Grenberg dan Baron (2003:5) merupakan bidang yang
bersifat multi disiplin yang membahas perilaku organisasi sebagai proses individu
kelompok dan organisasional. Pengetahuan ini dipergunakan ilmuan yang tertarik
memahami perilaku manusia dan praktisi yang tertarik dalam meningkatkan efektivitas
organisasional dan kesejahteraan individu. Dengan dasar ini mereka mengemukakan
adanya tiga tingkatan analisis yang dipergunakan dalam perilaku organisasi, yaitu proses
individual, kelompok dan organisasional. Disamping itu, pendapat lain cenderung
membagi perilaku organisasi dalam tiga tingkatan, yaitu perilaku individu, perilaku
kelompok dan perilaku klasifikasi. Wibowo (2013:10)

Motivation atau motivasi mencerminkan kekuatan dalam diri orang yang


memengaruhi direction (arah), intensity (intensitas) dan persistence (kekuatan) orang
tersebut dalam perilaku sukarela. Direction menunjukkan jalan yang diikuti orang
yang terikat pada usahanya. Sebenarnya, orang mempunyai pilihan kemana
menempatkan usaha. Dengan demikian motivasi diarahkan oleh tujuan, atau goal
directed. Sedangkan intensity adalah tentang seberapa besar orang mendorong dirinya
untuk menyelesaikan tugas. Sementara itu, persistence menunjukan usaha
berkelanjutan selama waktu tertentu. Ability atau kemampuan merupakan natural
aptitude, kecerdasan alamiah dan learned capabilities, kapabilitas yang dipelajari yang
diperlukan untuk berhasil menyelesaikan suatu tugas. Aptitudes adalah bakat alamiah
yang membantu pekerja mempelajari tugas spesifik lebih cepat dan mengerjakannya
dengan lebih baik. Terdapat banyak kecerdasan fisik dan mental dan kemampuan kita
memperoleh keterampilan dipengaruhi oleh kecerdasan ini sedangkan learned
capabilities adalah keterampilan dan pengetahuan yang telah kita peroleh. Kapabilitas
ini termasuk keterampilan dan pengetahuan fisik dan mental yang telah diperoleh.
Learned capabilities cenderung berkurang selama berjalannya waktu apabila tidak
dipergunakan. Role perception atau persepsi terhadap peran diperlukan untuk
mewujudkan pekerjaan dengan baik. Persepsi peran merupakan tingkatan dimana
orang memahami tugas pekerjaan atau peran yang ditugas kan kepada mereka atau
diharapkan darimereka. Persepsi ini sangat penting karena mereka membimbing arah
usaha pekerja dan memperbaiki koordinasi dengan teman sekerja, pemasok dan
stakeholder atau pemangku kepentingaan. Situational Factors atau faktor situasi
merupakan kondisi diluar kontrol langsung pekerja yang membatasi atau
memfasilitasi perilaku dan kinerja. Beberapa karakteristik situasional, preferensi
konsumen dan kondisi ekonomi, bermula dari lingkungan eksternal dan
konsekuensinya, berada diluar kontrol pekerja dan organisasi. Tetapi faktor
situasional lain seperti waktu, orang, anggaran dan fasilitas kerja fisik, dikendalikan
oleh orang didalam organisasi. Karenanya, pemimpin korporasi perlu secara berhati-
hati mengatur kondisi ini, sehingga pekerja dapat mencapai potensi kinerjanya.
Keempat elemen model MARS, motivation, ability, role perceptions dan situational
factors memengaruhi secara sukarela semua perilaku ditempat pekerjaan dan hasil
kinerja mereka. Elemen ini dengan sendirinya dipengaruhi oleh perbedaan individual
lainnya. Ilmu perilaku telah banyak mengembangkan cara-cara untuk memhami sifat-
sifat manusia, konsep tentang manusia itu sendiri telah banyak pula di kembangkan
oleh para peneliti organisasi. Dan walaupun konsep-konsep tersebut terdapat
perbedaan satu sama lain, namun usaha pengembangan pemahaman mengenai sifat
manusia pada umumnya telah banyak di lakukan. Slah satu cara untuk memahami
sifat-sifat manusia ini ialah dengan menganalisis kembali prinsip-prinsip dasar yang
merupakan salah satu bagian dari padanya. (Siagian, 1989)

IV. KESIMPULAN

Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi dalam
semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan
dilatih, diberi informasi, dilindungi daan dikembangkan. Dengan kata lain, maka
perilaku organisasi adalah bagaiman orang berperilaku di dalam suatu organisasi.
Perilaku organisasi merupakan suatu ilmu perilaku organisasi terapan yang dibangun
atas sumbangansumbangan dari sejumlah disiplin ilmu. Bidang disiplin ilmu yang
menonjol tersebut adalah Psikologi, Sosiologi, Antropologi, dan Ilmu Politik

DAFTAR PUSTAKA

Dr.H. Candra Wijaya, M. (2017). Perilaku Organisasi. medan: Lembaga Peduli


Pengembangan Pendidikan Indonesia.
R, S. P. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Stephen P Robbins, T. A. (2006). Perilaku Organisasi.

Anda mungkin juga menyukai