Kliping Pai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KLIPING

MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1442 H

Disusun oleh :
Dimas Rhaditya
VII Ibnu Batutah

YAYASAN PERGURUAN PONDOK DUTA


SMP IT PONDOK DUTA

Jl. Duta Plaza 1, Kel.Tugu, Kec. Cimanggis,, Kota Depok


Tlp. 021-29378301 www.smpipd.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Kliping ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam
penyusunan kliping ini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan kliping ini di
masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bantuan semua pihak sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
PEMBAHASAN

Pengertian Maulid Nabi

Maulid Nabi Muhammad adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad yang perayaannya
jatuh pada 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi
merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat.
Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi
Muhammad.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu tradisi yang berkembang di
masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Perayaan ini menjadi ekspresi
penghormatan kepada baginda Rasulullah. Di Indonesia sendiri, perayaan Maulid Nabi
Muhammad SAW rutin dilaksanakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan
Hijriyah. Dalam perayaan tersebut, tradisi nan beragam hampir dilakukan oleh masyarakat
muslim di Indonesia.

Hukum Merayakan Maulid Nabi


Setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam Tahun Hijriah, umat Islam akan memperingati
peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Kelahiran Rasulullah SAW diperingati sebagai Maulid Nabi. Tahun 2020 ini atau 1442
Hijriah, Maulid Nabi jatuh Kamis 29 Oktober 2020.
Lalu bagaimana hukum memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW?
Dilansir dari laman mui.or.id hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah
boleh dan tidak termasuk bid’ah dhalalah (mengada-ada yang buruk) tetapi bid’ah hasanah
(sesuatu yang baik). Karena tidak ada dalil-dalil yang mengharamkan peringatan maulid Nabi
Muhammad SAW, bahkan jika diteliti malah terdapat dalil-dalil yang membolehkannya.
Sejarah Maulid Nabi

Beginilah sejarah peringatan Hari Raya Maulid Nabi Muhammad SAW, arti dan maknanya
sangat dalam.

Arti makna dan hikmah maulid nabi besar Muhammad saw menjadi penting untuk dikaji,
ditelaah dan diselami agar perayaan dan tradisi untuk memperingati kelahiran baginda Nabi
Muhammad tidak sebatas pada seremonial belaka, tetapi mengandung makna yang filosofis-
substantif.

Kata maulid sama artinya dengan milad yang diambil dari bahasa Arab dengan arti: “hari
lahir”. Peringatan terhadap kelahiran baginda Nabi Muhammad ternyata bukanlah tradisi yang
ada ketika rasul hidup

Perayaan ini menjadi tradisi dan berkembang luas dalam masyarakat dan kehidupan umat
Islam dari berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, jauh sesudah Rasulullah Muhammad
saw wafat.Jadi, selama rasul hidup ternyata tidak ada namanya tradisi maulid nabi, bahkan pada
zaman sahabat sekalipun. Lantas, bagaimana sejarah dan asal usul adanya tradisi maulid nabi
besar Muhammad saw?
Peringatan itu kali pertama dilakukan Raja Irbil yang saat ini berada di wilayah Irak, yakni
Muzhaffaruddin al kaukabri pada sekitar abad ke-7 hijriah.

Perayaan itu dilakukan pada bulan Rabi’ul Awal dan dirayakan secara besar-besaran. Tradisi
ini kemudian berkembang pesat dan luas di seluruh dunia hingga Indonesia. Bisa dibayangkan,
pada zaman rasul, sahabat dan sesudahnya ternyata peringatan maulid nabi tidak ada. Setelah
selang waktu sekitar 600 hingga 700 tahun kemudian, tradisi itu muncul.

Karena itu, jika tidak mengerti arti, makna dan hikmah maulid besar nabi Muhammad saw
justru menimbulkan “hura-hura” seremonial saja tanpa ada makna yang substantif.
Oleh karena itu, redaksi Islamcendekia.com mencoba untuk menyelami apa sih arti makna dan
hikmah maulid besar nabi Muhammad saw sesungguhnya
Makna Maulid Nabi

Peringatan tersebut bagi umat muslim adalah penghormatan dan pengingatan kebesaran dan
keteladanan Nabi Muhammad dengan berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual dan keagaamaan.

Meski begitu sampai saat ini masih ada kontroversi tentang peringatan tersebut di antara
beberapa ulama yang memandang sebagai Bid'ah atau bukan Bid'ah.

Momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad juga menjadi penyemangat untuk


menyatukan semangat dan gairah keislaman.

Dikutip dari laman NU Online, perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad
SAW di bangsa Arab, menurut catatan Ahmad Tsauri dalam Sejarah Maulid Nabi (2015),
perayaan Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat Muslim sejak tahun kedua hijriah.

Kala itu seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul
Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk
mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.

Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan melakukan perintah yang sama
kepada penduduk Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad.

Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk Makkah


untuk merayakan Maulid di rumah-rumah mereka.

Khaizuran merupakan sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti
Abbasiyah, yaitu pada masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), Khalifah al-Hadi
dan Khalifah al-Rasyid (putra).
Karena pengaruh besarnya tersebut, Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat Muslim di
Arab. Hal ini dilakukan agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa
terus menginspirasi warga Arab dan umat Islam pada umumnya.

Hikmah Maulid Nabi


1.Peringatan Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk membaca shalawat, dan shalawat
itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah
salam sejahtera kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56).

2.Peringatan Maulid Nabi SAW adalah ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan
beliau. Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan kegembiraan itu (Ketika
Tsuwaibah, budak perempuan Abu Lahab, paman Nabi, menyampaikan berita gembira tentang
kelahiran sang Cahaya Alam Semesta itu, Abu Lahab pun memerdekakannya. Sebagai tanda
suka cita. Dan karena kegembiraannya, kelak di alam baqa’ siksa atas dirinya diringankan setiap
hari Senin tiba).

Demikianlah rahmat Allah terhadap siapa pun yang bergembira atas kelahiran Nabi,
termasuk juga terhadap orang kafir sekalipun. Maka jika kepada seorang yang kafir pun Allah
merahmatikarena kegembiraannya atas kelahiran sang Nabi, apalagi anugerah Allah bagi
umatnya yang beriman dan bertakwa.

3.Meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin, kecintaan
terhadap Rasulullah SAW. adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan.
Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak
dan isteri, kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya
sendiri. Rasulullah bersabda,

“Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada
orangtua dan anaknya. (HR. Bukhari).”
4.Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW. dalam setiap gerak kehidupan
kita. Allah SWT. bersabda :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)”

Kita tanamkan keteladanan Rasul ini dalam keseharian kita, mulai hal terkecil, hingga paling
besar, mulai kehidupan duniawi, hingga urusan akhirat. Tanamkan pula keteladanan terhadap
Rasul ini pada putra-putri kita, melalui kisah-kisah sebelum tidur misalnya. Sehingga mereka
tidak menjadi pemuja dan pengidola figur publik berakhlak rusak yang mereka tonton melalui
acara televisi.

5.Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah, dan juga para Nabi. Sesaat sebelum
menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan pada umat yang amat dicintainya ini.
Beliau bersabda :

“Aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni Kitabullah
dan sunnah Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam” (HR. Malik)

Keutamaan Maulid Nabi


Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki keutamaan tersendiri.
Banyak keutamaan yang dapat diperoleh umat Muslim tatkala mengagungkan baginda Nabi
Muhammad SAW.
1. Ungkapan Kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi ungkapan kecintaan dan kegembiraan
umat Muslim kepada beliau.

‫لى‬GG‫طفى ص‬GG‫والدة المص‬GG‫فقد جاء في البخاري أنه يخفف عن أبي لهب كل يوم اإلثنين بسبب عتقه لثويبة جاريته لما بّش رته ب‬
‫هللا عليه‬
‫د‬G‫ام عب‬G‫ ورواه اإلم‬.‫ر في الفتح‬G‫ظ ابن حج‬G‫ه الحاف‬G‫ا ونقل‬G‫اح معلق‬G‫ وهذا الخبر رواه البخاري في الصحيح في كتاب النك‬.‫وسلم‬
٤٧٨ ‫ ص‬٧ ‫الرزاق الصنعانيفي المصنف ج‬
Dalam hadits di atas yang diriwayatkan Imam al-Bukhori. dikisahkan ketika Tsuwaibah, budak
perempuan Abu lahab, paman nabi , menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang
jabang bayi yang sangat mulia , Abu Lahab pun memerdekan Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan
kasih.

Dan karena kegembiraannya, kelak di hari kiamat siksa atas dirinya diringankan setiap hari senin
tiba

2. Meneguhkan Kecintaan pada Nabi Muhammad SAW

Sebagai seorang muslim, kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW adalah sebuah keharusan.

Kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.

).‫ال يؤمن أحدكم حتى أكون أحّب إليه من ولده ووالده والناس أجمعين‬.

Artinya

“Tidak sempurna iman salah satu diantara kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada
anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhori Muslim)

.3. Memperoleh Rahmat Allah SWT

Memuliakan Rasulullah SAW menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan rahmat Allah berupa
taman surga.

Juga memberikan kesempatan kepada umat Muslim untuk dibangkitkan bersama golongan-
golongan orang yang jujur, orang yang mati syahid, dan juga orang sholeh.

Imam Sirri Saqathi Rahimahullah berkata:

‫ع إال‬G‫ك الموض‬G‫د ذل‬G‫ا قص‬G‫ه م‬G‫ة ألن‬G‫اض الجن‬G‫ة من ري‬G‫د روض‬G‫من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى هللا عليه وسلم فقد قص‬
‫ من أحبني كان معي في الجنة‬:‫ وقد قال صلى هللا عليه وسلم‬: ‫لمحبة النبي صلى هللا عليه وسلم‬.

Artinya:

“Barang siapa menyengaja (pergi) ke suatu tempat yang dalamnya terdapat pembacaan maulid
nabi, maka sungguh ia telah menyengaja (pergi) ke sebuah taman dari taman-taman surga,
karena ia menuju tempat tersebut melainkan kecintaannya kepada baginda rasul. Rosulullah
bersabda: barang siapa mencintaku, maka ia akan bersamaku di syurga.

Sedangkan Imam Syafi’i Rohimahullah berkata:

‫ة‬GG‫من جمع لمولد النبي صلى هللا عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه هللا يوم القيام‬
‫ ويكون في جنات النعيم‬، ‫مع الصادقين والشهداء والصالحين‬.

Artinya :

“Barang siapa yang mengumpulkan saudara-saudara untuk memperingati Maulid nabi, kemudian
menyediakan makanan, tempat, dan berbuat kebaikan untuk mereka serta ia menjadi sebab untuk
atas dibacakannya maulid nabi, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama orang yang
jujur, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh. Dan dia akan dimasukkan dalam
syurga na’im.

Awal Mula Maulid Nabi

. Profesor M. Quraish Shihab menjelaskan awal mula terjadinya peringatan kelahiran Rasulullah
SAW yang biasa dikenal dengan maulid nabi. Seperti diketahui nabi lahir di Makkah pada 12
Rabi'ul Awal tahun 570 M.

Menurut Quraish ada dua jawaban yang dapat mencerirltakan awal mula maulid nabi. Pertama
ketika nabi bersyukur atas kelahirannya kepada Allah SWT. Rasa syukur itu dilakukannya
dengan cara berpuasa pada hari Senin.

Dalam (riwayat hadist) shahih muslim di tanya nabi (oleh sahabat) 'kenapa nabi berpuasa pada
hari senin'.

Kedua, merujuk ke zaman Rasulullah jauh sebelum diangkat menjadi rasul dimana saat hari
kelahirannya, ada orang yang bergemberia menyambutnya yakni Abu Lahab.

Bahkan dikisahkan kata Quraish, saat itu Abu Lahab setelah mendengar kabar kelahiran nabi dari
seseorang ia langsung memerdekakannya dari budak.

"Abu Lahab oleh Al-Abbas paman nabi. Bahwa beliau bermimpi melihat Abu Lahab dikatakan
bagaimana keadaannya mu 'saya seperti yang engkau lihat tersiksa tetapi setiap hari Senin Allah
meringankan siksanya kepadaku karena aku bergembira kelahiran Nabi Muhammad," ujarnya.
Namun demikian Quraish mengatakan, awal mula perayaan maulid nabi dengan aneka hiasan
baru dimulai pada zaman Dinasti Abbasiah di zaman Khalifah Al-Hakim Bilah, yang merayakan
maulid bersama permaisuri, lengkap dengan pakaian yang indah.

"Dari sini kemudian sampai sekarang di Mesir hal itu diperingati dalam bentuk membuat
boneka-boneka dari manisan. Disitu digambarkan permaisuri dengan pakaian putihnya, ada
khalifah dengan naik kuda sebagai bentuk kesyukuran, peringatan mendidik anak-anak mencintai
rasul ini kemudian berkembang di mana-mana," tandasnya

Tradisi Maulid Nabi

Tradisi Gerebeg Keres di Mojokerto

Setiap tahunnya, Maulid Nabi Muhammad SAW di Mojokerto kerap diramaikan dengan tradisi
Gerebeg Keres, di mana para warga berkumpul dengan pohon keres yang digantungi berbagai
barang hingga bahan makanan

Tradisi gerebeg pohon kersen atau yang biasa disebut pohon keres oleh sebagian orang Jawa ini
memilik makna dan filosofi tersendiri. Dalam satu pohon keres terdapat akar dan ranting yang
banyak, hal itu menggambarkan tentang umat Nabi Muhammad yang selalu berpegang teguh
pada ajaran-Nya.

"Tradisi ini sejak zaman orang-orang tua terdahulu, sekitar 1971-an. Sebelum itu, dulu pakai lidi
yang ujungnya dikasih berbagai jenis makanan kemudian ditaruh di dalam masjid. Tapi sejak
1971 diganti dengan pohon keres," tutur Sonhaji, Takmir Masjid Darussalam Dusun Mengelo,
2017 silam.

Menurut Sonhaji, pohon keres memiliki akar yang kuat dan dapat tumbuh dengan cepat.

"Akar yang kuat membawa nilai semoga warga selalu bersatu dalam satu ukhuwah," ujarnya.

Tradisi Mauripee di Aceh


Masyarakat Banda Aceh memilih merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan memasak
bersama. Kuah semacam kari dengan bahan baku daging sapi kerap menjadi menu utama dalam
tradisi ini.

Seluruh warga biasanya menyiapkan perayaan ini secara urunan atau dalam bahasa Aceh disebut
Mauripee. Uang hasil urunan itu digunakan untuk membeli berbagai bahan masakan serta
kebutuhan lainnya.

Tradisi Sebar Udikan Madiun

Warga Madiun meramaikan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan cara menyebarkan
uang koin yang diwariskan nenek moyang atau biasa disebut Sebar Udikan.

Tradisi ini diramaikan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Untuk menghindari bentrokan, arena penyebaran uang koin untuk anak-anak dan orang dewasa
biasanya dipisah.

Tradisi Endhog-endhogan di Banyuwangi

Masyarakat Banyuwangi memiliki cara unik untuk mewujudkan semangat gotong-royong dalam
peringatan Maulid Nabi.

Hal itu diwujudkan lewat tradisi Endhog-endhogan, yakni mengarak ratusan telur yang
ditancapkan pada jodang pohon pisang dan ancak (wadah berisi nasi dan lauk pauk).
Setelah diarak, jodang dan ancak langsung dibawa ke masjid untuk dibacakan salawat dan doa.
Acara diakhiri dengan pembagian telur, dan masyarakat makan bersama.
Tradisi tersebut juga memiliki filosofi tentang kepedulian sesama dengan berbagi.

Tradisi Grebeg Maulid di Yogyakarta


Tak jauh berbeda dengan masyarakat Mojokerto, tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di
Yogyakarta juga mengutamakan kegiatan berkumpul dan mengambil sejumlah barang atau
makanan yang disediakan.

Nama tradisinya pun mirip, yakni Grebeg Maulid. Dalam acara tersebut, masyarakat berkumpul
dan berusaha mengambil makanan yang ditata atau disebut gunungan

Gunungan tersebut biasanya dikeluarkan oleh Keraton di halaman Masjid Besar Kauman.
PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah bahwa mengadakan peringatan maulid Nabi r dengan tujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah ta’ala, dan pengagungan terhadap Rasulullah r termasuk dari
ibadah. Jika ia termasuk ibadah maka kita tidak diperbolehkan untuk mengadakan perkara baru
pada agama Allah (bid’ah) yang bukan syari’at-Nya. Oleh karena itu peringatan maulid Nabi r
termasuk bid’ah dalam agama dan termasuk yang diharamkan.
Kemudian kita mendengar informasi bahwasannya pada acara peringatan maulid Nabi r
terdapat kemunkaran-kemunkaran yang besar, yang tidak dibenarkan syar’i, indera maupun
akal. Dimana mereka mensenandungkan qashidah yang didalamnya mengandung pengkultusan
terhadap Nabi r, hingga terjadi pengagungan yang melebihi pengagungannya kepada
Allah ta’ala –kita berlindung kepada Allah dari hal ini-.
Dan juga kita mendengar informasi tentang kebodohan sebagian orang yang mengikuti acara
peringatan maulid Nabi tersebut , dimana ketika dibacakan kisah maulid (kelahiran) beliau, lalu
ketika sampai pada perkataan (dan lahirlah Musthafa r), maka mereka semua serentak berdiri.
Mereka mengatakan bahwa ruh Rasulullah r telah datang, maka kami berdiri sebagai
penghormatan terhadap kedatangan ruhnya. Dan ini jelas suatu kebodohan.
Dan bukan merupakan adab bila mereka berdiri untuk menghormati kedatangan ruh Nabi r,
karena Rasulullah r merasa enggan (tidak senang) apabila ada sahabat yang berdiri untuk
menghormatinya. Padahal kecintaan dan pengagungan para sahabat terhadap Rasulullah r
melebihi yang lainnya, akan tetapi mereka tidak berdiri untuk memuliakan dan
mengagungkannya, ketika mereka melihat keengganan Rasulullah r dengan perbuatan tersebut.
Jika hal ini tidak mereka lakukan pada saat Rasulullah r masih hidup, lalu bagaimana hal tersebut
bisa dilakukan oleh manusia setelah beliau meninggal dunia?.
Bid’ah ini, maksudnya adalah bid’ah maulid, terjadi setelah berlalunya 3 (tiga) kurun waktu
yang terbaik (masa sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in). sesungguhnya Peringatan maulid Nabi r
telah menodai kesucian aqidah dan juga mengundang terjadinya ikhtilath (bercampur-baurnya
antara laki-laki dan wanita) serta menimbulkan perkara-perkara munkar yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai