133-Article Text-246-1-10-20211224
133-Article Text-246-1-10-20211224
133-Article Text-246-1-10-20211224
Abstract
This research was conducted at SDN Pondok Bahar 06 with the aim to identify and know
the application of curriculum, learning mechanisms., as well as the difficulties of students
learning to read (dyslexia) and the difficulties of students learning to write (dysgraphia). The
methods used in this study use this type of qualitative research with descriptive methods.
Children with learning problems are children who have difficulty in academic tasks, caused by
the presence of minimal dysfunction of the brain, or in basic psychological, so that their
learning achievement is not in accordance with their actual potential. Children who have
learning difficulties, either in general or specifically such as dyslexia and dysgraphia need
special educational services in the learning process in school. The results of this study show that
the school still uses the 2013 curriculum and still lacks handling for children with special
needs dyslexia and dysgraphy. In the learning mechanism in dyslexic and disgrafia children get
special services in the form of additional learning outside of general lesson hours. Children
with special needs dyslexia and dysgraphia are required.
Keywords: Children with Special Needs, Learning Difficulties, Dyslexia, Dysgraphia
Abstrak : Penelitian ini dilakukan di SDN Pondok Bahar 06 dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan mengetahui penerapan kurikulum, mekanisme pembelajaran, serta
kesulitan siswa belajar membaca (disleksia) dan kesulitan siswa belajar menulis
(disgrafia). Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
dengan metode deskriptif. Anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalami
kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya disfungsi
minimal otak, atau dalam psikologis dasar, sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai
dengan potensi yang sebenarnya. Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, baik
secara umum ataupun khusus seperti disleksia dan disgrafia memerlukan layanan
pendidikan khusus dalam proses pembelajarannya di sekolah. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa sekolah ini masih menggunakan kurikulum 2013 dan masih minim
penanganan untuk anak berkebutuan khusus disleksia dan disgrafia. Pada mekanisme
pembelajaran pada anak disleksia dan disgrafia mendapatkan pelayanan khusus berupa
embelajaran tambahan di luar jam pelajaran umum. Anak berkebutuhan khusus
disleksia dan disgrafia diperlukan.
Kata Kunci: Anak Berkebutuhan Khusus, Kesulitan Belajar, Disleksia, Disgrafia
PENDAHULUAN
Learning disability adalah suatu istilah yang sangat luas artinya yang sering
digunakan oleh banyak pihak untuk menjelaskan anak-anak yang tidak mampu
memenuhi tuntutan normal atau tidak dapat mencapai standar normal disekolah
dengan cara-cara umum yang dapat dipenuhi oleh anak-anak yang lain. Kesulitan
belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu
pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran (Abdurrahman,2003). Kesulitan
belajar ini biasanya baru diketahui ketika anak sudah masuk ke dunia pendidikan
dalam beberapa waktu (Hamalik, 1983). Anak yang memiliki kesulitan belajar
seharusnya tetap mendapatkan hak yang sama seperti anak normal lainnya. Anak
dengan ketidakmampuan tersebut tetap mendapatkan pelajaran seperti anak normal,
akan tetapi tidak dituntut untuk mengerjakan tugas seperti anak normal lainnya,
karena kondisi yang berbeda dan perlu diketahui bahwa perkembangan kognitif dan
psikomotorik masih dapat berkembang dengan melakukan stimulasi yang baik dan
benar. Selain itu lingkungan di mana anak itu berada akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangannya.
di sisi lain, sistem yang terkait dengan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
menghadapi berbagai kendala yang muncul seiring dengan proses pembelajaran yang
berlangsung. Beraneka ragam gangguan yang terjadi kepada anak tersebut, semisal anak
yang sedang mengalami gangguan autisme. Autisme merupakan suatu gangguan yang
kompleks di mana anak tersebut pada umumnya memiliki tiga kesulitan yang utama,
yaitu, komunikasi, sosialisasi, imajinasi. Karena pada hakekatnya yang membuat hidup
kita benar-benar berarti adalah dengan adanya komunikasi dengan orang lain,
memahami prilaku antara orang satu dengan orang lain dan orang lain yang ada di
sekitar kita.
Disleksia berasal dari kata Yunani yaitu “dys” yang berarti kesulitan dan “leksia”
yang berarti kata-kata. Dengan kata lain, disleksia berarti kesulitan mengolah kata-kata.
Menurut ketua Asosiasi Disleksia Indonesia dr. Kristiantini Dewi, Sp.A., menjelaskan
bahwa disleksia merupakan kelainan dengan dasar kelainan neurobiologis dan ditandai
dengan kesulitan dalam mengenali kata dengan tepat atau Pendidikan Inklusi dan Anak
Berkebutuhan Khusus akurat dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengode
simbol.
METODE PENELITIAN
Bagian ini merupakan bagian utama artikel yang disajikan mulai dari hasil
utama sampai hasil pendukung dan dilengkapi dengan pembahasan. Proses
analisis data seperti perhitungan statistik dan proses pengujian hipotesis tidak
perlu disajikan. Hanya hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis saja yang
perlu disajikan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan subyek yang kita teliti salah satu siswa kelas
3A SDN Pondok Bahar 06 Kota Tangerang ditemukan bahwa salah satu siswa
diketahui beberapa perilaku siswa ketika belajar di Sekolah yang mengalami
kesulitan dalam belajar membaca dan menulis, dengan baik dan benar, seperti
ketika membaca buku-buku cerita dan buku-buku bacaan yang tulisannya
masih sederhana masih banyak siswa yang belum bisa menulisnya dengan baik
dan rapih, tulisan yang ditulis oleh beberapa anak di SDN Pondok Bahar 06
Kota tangerang masih belum rapih, dan masih menulis semaunya, belum bias
menempatkan dimana harus menggunakan huruf kapital dan menggunakan
tanda baca yang benar serta sesuai.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSAKA