Tugas Metode Penelitian
Tugas Metode Penelitian
Tugas Metode Penelitian
Disusun Oleh :
Meydi pandemera
2367201003
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "SOSIAL DAN BUDAYA" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Statistika Soaial. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Handri selaku dosen Mata kuliah Pengantar
Statistika Soaial. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Transformasi budaya di era digital merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji,
terutama dalam konteks generasi milenial yang tumbuh dan berkembang bersama dengan
kemajuan teknologi informasi. Generasi milenial, yang umumnya didefinisikan sebagai
mereka yang lahir antara awal 1980-an hingga pertengahan 1990-an atau awal 2000-an,
dikenal sebagai generasi yang sangat akrab dengan internet, media sosial, dan perangkat
teknologi lainnya. Perubahan yang cepat dalam teknologi digital telah membawa dampak
signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk cara mereka berinteraksi,
bekerja, belajar, dan bahkan berpikir.
Di era digital, media sosial telah menjadi platform utama bagi generasi milenial
untuk berkomunikasi dan berbagi informasi. Ini tidak hanya mengubah cara mereka
berinteraksi satu sama lain, tetapi juga mempengaruhi identitas dan nilai-nilai budaya
mereka. Misalnya, konsep identitas diri yang dulu lebih statis kini menjadi lebih dinamis dan
dapat berubah-ubah tergantung pada konten yang dibagikan di media sosial. Budaya populer,
tren fashion, musik, dan gaya hidup dengan cepat menyebar dan mempengaruhi satu sama
lain lintas batas geografis, menciptakan fenomena globalisasi budaya.
Selain itu, era digital juga mempengaruhi pola konsumsi informasi generasi milenial.
Mereka cenderung lebih memilih platform digital seperti blog, vlog, dan podcast
dibandingkan dengan media tradisional seperti koran dan televisi. Hal ini mempengaruhi
perspektif mereka terhadap isu-isu sosial dan politik, yang sering kali dibentuk oleh algoritma
dan filter bubble di media sosial.
Namun, transformasi budaya ini tidak selalu positif. Ada kekhawatiran bahwa
ketergantungan pada teknologi dapat mengurangi kualitas interaksi tatap muka dan
menyebabkan isolasi sosial. Selain itu, adanya fenomena cyberbullying dan penyebaran
informasi palsu (hoax) menjadi tantangan tersendiri dalam era digital.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam bagaimana transformasi budaya
di era digital mempengaruhi kehidupan generasi milenial di Indonesia. Melalui studi kasus,
penelitian ini akan mengeksplorasi bagaimana media sosial dan teknologi digital membentuk
identitas, nilai-nilai, dan perilaku budaya generasi ini. Dengan demikian, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika budaya di era
digital serta implikasinya bagi masyarakat Indonesia.
RUMUSAN MASALAH
Teori Budaya
Budaya dapat didefinisikan sebagai kumpulan nilai, norma, kebiasaan, tradisi, dan
cara hidup yang dianut oleh sekelompok orang. Menurut Clifford Geertz, budaya adalah “a
system of inherited conceptions expressed in symbolic forms by means of which men
communicate, perpetuate, and develop their knowledge about and attitudes toward life.”
Budaya tidak statis, melainkan dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perubahan sosial
dan teknologi.
Transformasi Budaya
Transformasi budaya merujuk pada perubahan yang terjadi dalam budaya suatu
masyarakat akibat berbagai faktor, termasuk teknologi. Alvin Toffler dalam bukunya "Future
Shock" menyebutkan bahwa perubahan teknologi yang cepat dapat menyebabkan 'shock'
budaya, di mana masyarakat mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut. Teori ini relevan dalam konteks generasi milenial yang tumbuh di tengah
revolusi digital.
Dampak Negatif
Namun, ada juga dampak negatif yang perlu diperhatikan, seperti cyberbullying,
kecanduan media sosial, dan gangguan kesehatan mental. Menurut Jean Twenge dalam
bukunya "iGen," generasi yang tumbuh dengan smartphone menunjukkan tingkat kecemasan
dan depresi yang lebih tinggi. Fenomena seperti Fear of Missing Out (FOMO) dan tekanan
untuk selalu terhubung dapat mempengaruhi kesejahteraan mental generasi milenial.
KESIMPULAN
Pelestarian budaya adalah upaya untuk menjaga dan mempertahankan warisan budaya dari
generasi ke generasi. Ini termasuk menjaga bahasa, seni, adat istiadat, dan pengetahuan
tradisional. Pelestarian ini penting untuk memastikan bahwa kekayaan budaya tidak hilang di
tengah perubahan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Smith, M. K., & Doyle, M. (2002). Social Capital. The Encyclopedia of
Informal Education. Retrieved from
http://www.infed.org/biblio/social_capital.htm
Hofstede, G. (2001). Culture's Consequences: Comparing Values, Behaviors,
Institutions, and Organizations Across Nations. SAGE Publications.
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
(2002). Universal Declaration on Cultural Diversity. Retrieved from
http://unesdoc.unesco.org/images/0012/001271/127160m.pdf