Tugas Metode Penelitian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UTS

SOSIAL DAN BUDAYA

Disusun Oleh :
Meydi pandemera
2367201003

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "SOSIAL DAN BUDAYA" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Statistika Soaial. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Handri selaku dosen Mata kuliah Pengantar
Statistika Soaial. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, 15 Mey 2024

Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang

Transformasi budaya di era digital merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji,
terutama dalam konteks generasi milenial yang tumbuh dan berkembang bersama dengan
kemajuan teknologi informasi. Generasi milenial, yang umumnya didefinisikan sebagai
mereka yang lahir antara awal 1980-an hingga pertengahan 1990-an atau awal 2000-an,
dikenal sebagai generasi yang sangat akrab dengan internet, media sosial, dan perangkat
teknologi lainnya. Perubahan yang cepat dalam teknologi digital telah membawa dampak
signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk cara mereka berinteraksi,
bekerja, belajar, dan bahkan berpikir.

Di era digital, media sosial telah menjadi platform utama bagi generasi milenial
untuk berkomunikasi dan berbagi informasi. Ini tidak hanya mengubah cara mereka
berinteraksi satu sama lain, tetapi juga mempengaruhi identitas dan nilai-nilai budaya
mereka. Misalnya, konsep identitas diri yang dulu lebih statis kini menjadi lebih dinamis dan
dapat berubah-ubah tergantung pada konten yang dibagikan di media sosial. Budaya populer,
tren fashion, musik, dan gaya hidup dengan cepat menyebar dan mempengaruhi satu sama
lain lintas batas geografis, menciptakan fenomena globalisasi budaya.

Selain itu, era digital juga mempengaruhi pola konsumsi informasi generasi milenial.
Mereka cenderung lebih memilih platform digital seperti blog, vlog, dan podcast
dibandingkan dengan media tradisional seperti koran dan televisi. Hal ini mempengaruhi
perspektif mereka terhadap isu-isu sosial dan politik, yang sering kali dibentuk oleh algoritma
dan filter bubble di media sosial.

Namun, transformasi budaya ini tidak selalu positif. Ada kekhawatiran bahwa
ketergantungan pada teknologi dapat mengurangi kualitas interaksi tatap muka dan
menyebabkan isolasi sosial. Selain itu, adanya fenomena cyberbullying dan penyebaran
informasi palsu (hoax) menjadi tantangan tersendiri dalam era digital.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam bagaimana transformasi budaya
di era digital mempengaruhi kehidupan generasi milenial di Indonesia. Melalui studi kasus,
penelitian ini akan mengeksplorasi bagaimana media sosial dan teknologi digital membentuk
identitas, nilai-nilai, dan perilaku budaya generasi ini. Dengan demikian, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika budaya di era
digital serta implikasinya bagi masyarakat Indonesia.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana teknologi digital mempengaruhi perubahan budaya pada generasi


milenial di Indonesia?
 Apa saja aspek budaya yang paling terpengaruh oleh teknologi digital?
 Bagaimana teknologi digital mempengaruhi cara berinteraksi, bekerja, dan
berkomunikasi generasi milenial?
2. Bagaimana media sosial membentuk identitas dan nilai-nilai budaya generasi
milenial?
 Bagaimana penggunaan media sosial mempengaruhi konsep identitas diri pada
generasi milenial?
 Apa peran media sosial dalam penyebaran dan pembentukan nilai-nilai budaya
baru di kalangan generasi milenial?
3. Apa dampak positif dan negatif dari transformasi budaya digital terhadap
interaksi sosial dan kesejahteraan generasi milenial?
 Apa saja dampak positif dari penggunaan teknologi digital dan media sosial
terhadap hubungan sosial dan kesejahteraan generasi milenial?
 Apa saja dampak negatif dari penggunaan teknologi digital dan media sosial
terhadap kualitas interaksi sosial dan kesehatan mental generasi milenial?
4. Bagaimana generasi milenial di Indonesia menyikapi perubahan budaya akibat
teknologi digital?
 Bagaimana generasi milenial mengintegrasikan teknologi digital dalam
kehidupan sehari-hari mereka?
 Apa strategi yang digunakan oleh generasi milenial untuk mengatasi tantangan
yang muncul akibat transformasi budaya digital?
5. Apa rekomendasi untuk memanfaatkan teknologi digital secara bijak dalam
menjaga dan mengembangkan budaya yang sehat dan produktif?
 Bagaimana peran pendidikan dalam membantu generasi milenial mengelola
penggunaan teknologi digital?
 Apa kebijakan atau program yang dapat diimplementasikan untuk mendukung
kesejahteraan dan perkembangan budaya generasi milenial di era digital?
BAB II PEMBAHASAN
KAJIAN TEORI

Teori Budaya
Budaya dapat didefinisikan sebagai kumpulan nilai, norma, kebiasaan, tradisi, dan
cara hidup yang dianut oleh sekelompok orang. Menurut Clifford Geertz, budaya adalah “a
system of inherited conceptions expressed in symbolic forms by means of which men
communicate, perpetuate, and develop their knowledge about and attitudes toward life.”
Budaya tidak statis, melainkan dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perubahan sosial
dan teknologi.

Transformasi Budaya
Transformasi budaya merujuk pada perubahan yang terjadi dalam budaya suatu
masyarakat akibat berbagai faktor, termasuk teknologi. Alvin Toffler dalam bukunya "Future
Shock" menyebutkan bahwa perubahan teknologi yang cepat dapat menyebabkan 'shock'
budaya, di mana masyarakat mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut. Teori ini relevan dalam konteks generasi milenial yang tumbuh di tengah
revolusi digital.

Teori Generasi dan Karakteristik Generasi Milenial Teori Generasi


Teori generasi, yang diperkenalkan oleh Karl Mannheim, menyatakan bahwa setiap
generasi memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi oleh peristiwa sejarah dan kondisi
sosial-ekonomi pada masa tumbuh kembang mereka. Generasi milenial, atau Generasi Y,
adalah kelompok yang lahir antara awal 1980-an hingga awal 2000-an, yang sering kali
diasosiasikan dengan karakteristik seperti adaptabilitas tinggi terhadap teknologi, nilai
kebebasan dan fleksibilitas, serta kecenderungan untuk mencari makna dalam pekerjaan dan
kehidupan.

Karakteristik Generasi Milenial


Generasi milenial dikenal dengan kecenderungan mereka untuk mengintegrasikan
teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka lebih memilih media digital sebagai sumber
informasi dan hiburan, lebih aktif di media sosial, dan memiliki pola interaksi yang berbeda
dibandingkan generasi sebelumnya. Penelitian menunjukkan bahwa mereka lebih
mengutamakan pengalaman dibandingkan kepemilikan materi, serta lebih peduli terhadap
isu-isu sosial dan lingkungan.
Teori Komunikasi dan Media Sosial
Teori KomunikasiTeori komunikasi seperti Teori Difusi Inovasi dari Everett Rogers
menjelaskan bagaimana, mengapa, dan pada tingkat apa ide dan teknologi baru menyebar
dalam budaya. Media sosial dapat dianggap sebagai inovasi yang telah diadopsi secara luas
oleh generasi milenial, mengubah cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi.

Media Sosial dan Identitas


Teori Presentasi Diri dari Erving Goffman menyatakan bahwa individu berusaha untuk
mengontrol cara mereka dilihat oleh orang lain, yang relevan dalam konteks media sosial di
mana individu dapat mengkurasi dan membagikan aspek tertentu dari kehidupan mereka
untuk membentuk identitas online. Media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter
memungkinkan generasi milenial untuk mempresentasikan identitas mereka secara digital
dan membentuk persepsi diri melalui interaksi online.
.
Dampak Sosial dan Psikologis dari Teknologi Digital Dampak Positif
Penelitian menunjukkan bahwa teknologi digital dan media sosial dapat meningkatkan
konektivitas sosial dan akses informasi. Generasi milenial menggunakan teknologi ini untuk
membangun jaringan sosial, menemukan peluang karir, dan mendapatkan pengetahuan baru.

Dampak Negatif
Namun, ada juga dampak negatif yang perlu diperhatikan, seperti cyberbullying,
kecanduan media sosial, dan gangguan kesehatan mental. Menurut Jean Twenge dalam
bukunya "iGen," generasi yang tumbuh dengan smartphone menunjukkan tingkat kecemasan
dan depresi yang lebih tinggi. Fenomena seperti Fear of Missing Out (FOMO) dan tekanan
untuk selalu terhubung dapat mempengaruhi kesejahteraan mental generasi milenial.

Teori Sosialisasi dan Pembentukan Nilai Teori Sosialisasi


Teori Sosialisasi menjelaskan bagaimana individu mempelajari dan menginternalisasi
nilai, norma, dan keterampilan yang diperlukan untuk berfungsi dalam masyarakat. Dalam
era digital, media sosial dan teknologi menjadi agen sosialisasi utama yang membentuk nilai
dan perilaku generasi milenial.
Pembentukan Nilai Budaya
Nilai budaya adalah prinsip yang dianggap penting oleh suatu kelompok masyarakat.
Generasi milenial, melalui interaksi di dunia digital, mengembangkan nilai-nilai baru yang
mungkin berbeda dari generasi sebelumnya, seperti inklusivitas, toleransi, dan keberlanjutan
lingkungan.
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Pelestarian budaya adalah upaya untuk menjaga dan mempertahankan warisan budaya dari
generasi ke generasi. Ini termasuk menjaga bahasa, seni, adat istiadat, dan pengetahuan
tradisional. Pelestarian ini penting untuk memastikan bahwa kekayaan budaya tidak hilang di
tengah perubahan zaman.
DAFTAR PUSTAKA

1.
 Smith, M. K., & Doyle, M. (2002). Social Capital. The Encyclopedia of
Informal Education. Retrieved from
http://www.infed.org/biblio/social_capital.htm
 Hofstede, G. (2001). Culture's Consequences: Comparing Values, Behaviors,
Institutions, and Organizations Across Nations. SAGE Publications.
 United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
(2002). Universal Declaration on Cultural Diversity. Retrieved from
http://unesdoc.unesco.org/images/0012/001271/127160m.pdf

Anda mungkin juga menyukai